Uji Identifikasi Lipid Leo

16
UJI IDENTIFIKASI LIPID I. Tujuan Percobaan Praktikan diharapkan dapat memahami metode-metode untuk mengidentifikasi lipid. II. Teori Dasar Komponen utama pembangun struktur lipid adalah asam lemak, yaitu asam organik rantai panjang yang memiliki jumlah atom karbon 4 -24; memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar panjang, yang menyebabkan kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Lipid terdapat dalam semua bagian tubuh manusia, terutam otak dan memiliki peranan sangat penting dalam proses metabolisme secara umum. Sebagian besar lipid terdapat ebagai komponen utama membran sel dan berperan mengatur jalannya metabolisme didalam sel. Berdasarkan komponen dasarnya, lipid dikelompokkan menjadi lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (derived lipid). Lipid sederhana mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya dan tidak dapat disabunkan, sedangkan lipid majemuk atau campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang berbeda dan dapat disabunkan. 1

Transcript of Uji Identifikasi Lipid Leo

Page 1: Uji Identifikasi Lipid Leo

UJI IDENTIFIKASI LIPID

I. Tujuan Percobaan

Praktikan diharapkan dapat memahami metode-metode untuk mengidentifikasi lipid.

II. Teori Dasar

Komponen utama pembangun struktur lipid adalah asam lemak, yaitu asam

organik rantai panjang yang memiliki jumlah atom karbon 4 -24; memiliki gugus

karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon non polar panjang, yang menyebabkan

kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak.

Lipid terdapat dalam semua bagian tubuh manusia, terutam otak dan memiliki

peranan sangat penting dalam proses metabolisme secara umum. Sebagian besar lipid

terdapat ebagai komponen utama membran sel dan berperan mengatur jalannya

metabolisme didalam sel.

Berdasarkan komponen dasarnya, lipid dikelompokkan menjadi lipid sederhana

(simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (derived lipid).

Lipid sederhana mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya dan

tidak dapat disabunkan, sedangkan lipid majemuk atau campuran mengandung dua

atau tiga jenis asam lemak yang berbeda dan dapat disabunkan.

Beberapa peranan biologi yang penting dari lipid adalah sbb:

komponen struktur membran

lapisan pada beberapa jasad

bentuk energi cadangan

komponen permukaan sel yang berperan dalam interaksi antar sel dengan

senyawa kimia di luar sel

komponen dalam proses pengangkutan melalui membran (transpor

membran)

1

Page 2: Uji Identifikasi Lipid Leo

Untuk mengekstrksi lemak dari dari suatu jaringan diperlukan kombinasi beberapa

perlakuan, hal ini disebabkan adanya beberapa kesulitan, antara lain:

1.                  Lemak biasanya berkaitan komplek dengan molekul protein dan polisakarida

pada jaringan. Oleh karena itu, untuk memecahkan ikatan komplek ntersebut maka

digunakan metode ekstraksi yang dapat merusak ikatan protein atau polisakarida.

Struktur yang mengandung ikatan kompleks lipid biasanya lebih stabil daripada

struktur yang berasal dari lemak sederhana yang disebabkan oleh ikatan ion dan

ikatan polarnya.

2.                  Dikarenakan sifat interaksi ionnya, senyawa campuran lemak memiliki

kemampuan yang sangat baik untuk membawa senyawa-senyawa nonlipid ke dalam

pelarut organik.

3.                  Kemampuan pelarut untuk mengekstraksi lemak dengan jenis yang berbda,

sangat bervariasi dan seringkali memerlukan sejumlah pelarut agar ekstraksi menjadi

sempurna.

            Dengan adanya kesulitan-kesulitan seperti diatas, maka ekstraksi harus

dikondisikan sesuai dengan kondisi jaringan yang digunakan dan disesuaikan dengan

jumlah serta sifat jenis lemak yang dituju. 

            Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut

dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti

kloroform dan eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir

semua lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai

atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan

ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat

tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. (Lehninger 1982).

            Lipid secara umum dapat dibagi ke dalam dua kelas besar, yaitu lipid

sederhana dan lipid kompleks. Yang termasuk lipid sederhana antara lain adalah:

1.                  Trigliserida dari lemak atau minyak seperti ester asam lemak dan gliserol,

contohnya adalah lemak babi, minyak jagung, minyak biji kapas, dan butter,

2.                  Lilin yang merupakan ester asam lemak dari rantai panjang alkohol,

contohnya adalah beeswax, spermaceti, dan carnauba wax, dan

2

Page 3: Uji Identifikasi Lipid Leo

3.                  Sterol yang didapat dari hidrogenasi parsial atau menyeluruh fenantrena,

contohnya adalah kolesterol dan ergosterol. (Scy Tech Encyclopedia 2008).

            Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak

sebagai unit penyusunnya adalah triasilgliserol, juga sering disebut lemak, lemak

netral, atau trigliserida. Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang paling sering

dijumpai baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Triasilgliserol adalah komponen

utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel tumbuhan dan hewan, tetapi

umumnya tidak dijumpai pada membran. Triasilgliserol adalah molekul hidrofobik

nonpolar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listrik atau gugus fungsional

dengan polaritas tinggi. (Lehninger 1982).

            Triasilgliserol terakumulasi di dalam beberapa area, seperti jaringan adiposa,

dalam tubuh manusia dan biji tanaman, dan triasilgliserol ini mewakili bentuk

penyimpanan energi. Lipid yang lebih kompleks berada dekat dan berhubungan

dengan protein dalam membran sel dan partikel subselular. Jaringan yang lebih aktif

mengandung lipid kompleks yang lebih banyak, contohnya adalah dalam otak, ginjal,

paru-paru, dan darah yang mengandung konsentrasi fosfatida dalam jumlah tinggi

pada mamalia

Hidrogenasi pada lipid akan terjadi jika minyak yang mengandung asam-

asam lemak tidak jenuh dengan katalis serbuk Ni dapat mengadisi hidrogen sehingga

berubah menjadi lemak padat. Proses ini digunakan untuk membuat mentega tiruan

atau margarin. Lipid dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh dapat diubah

secara kimia menjadi lemak padat oleh proses hidrogenasi sebagian ikatan gandanya.

Jika terkena udara bebas, lipid yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung

mengalami autooksidasi. Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam

lemak, sehingga memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal. Hal ini

menyebabkan minyak mengalami ketengikan.

3

Page 4: Uji Identifikasi Lipid Leo

III. Alat dan Bahan

Alat :

1) Erlenmeyer

2) Pipet ukur

3) Pipet tetes

4) Tabung reaksi

Bahan :

1) Minyak kelapa

2) Alkohol 96%

3) Kloroform

4) Eter

5) Aquadest

6) Larutan Na2HCO3 0,5%

7) Margarin

8) Lemak padat

9) NaOH

4

Page 5: Uji Identifikasi Lipid Leo

IV. Prosedur kerja dan Data pengamatan

No. Prosedur kerja Data pengamatan

1. Uji kelarutan

Tabung 5 buah :

1. Aquadest 1ml

2. Alkohol 96%

3. Eter 1ml

4. Kloroform 1ml

5. Larutan Na2CO3 0,5% 1ml

Masukkan 2 tetes minyak kedalam tiap tabung

Kocok, biarkan beberapa saat

Amati sifat kelarutannya

Tidak larut

Tidak larut

Larut

Larut

Terbentuk emulsi

2. Uji penyabunan minyak (saponifikasi)

5ml minyak kelapa

Erlenmeyer

+ 1,5 g NaOH + 2ml alkohol 96%

Panaskan sampai mendidih (±15 menit)

Ambil 3tetes larutan dengan pipet

Larutkan dalam air

Uapkan alkohol yang tersisa sampai habis

Dinginkan + 75ml aquadest

Panaskan sampai sabun larut

Bening, minyak terpisah serta padatan NaOH

Larutan Menjadi Padat

Menimbulkan busa

Tidak larut

Larut, warna larutan kuning bening

5

Page 6: Uji Identifikasi Lipid Leo

3. Uji akrolein

3 tabung reaksi bersih dan kering

10 tetes olive oil, gliserol, asam palmitat

(masing – masing)

KHSO4 (masing- masing)

Panaskan pelan- pelan diatas api

Perhatikan bau akrolein

Olive oil+KHSO4→tidak larut (kuning bening)

Bau belerang

Gliserol+ KHSO4→larut bening

Bau menyengat

As. Palmitat+ KHSO4→tidak larut

Tidak bau

4. Uji Liebermann-Burchard

Kolesterol

Larutkan dalam kloroform

+10 tetes CH3COOH

+2 tetes H2SO4 pekat

Kocok, perhatikan warna

Larut

Bening agak larut

Berubah menjadi pink muda

Hasilnya tidak positif

6

Page 7: Uji Identifikasi Lipid Leo

V. Pembahasan

1. Uji kelarutan

Pada uji kelarutan lipid, minyak mampu melarut sempurna dalam kloroform dan

sama sekali tidak terlarut dalam air. Kelarutan minyak tersebut dipengaruhi oleh

perbedaan sifat kepolaran pada masing-masing senyawanya. Dalam aquadest dan

alkohol minyak tidak larut karena aquadest bersifat polar dan alkohol bersifat semi

polar. Minyak dalam larutan Na2HCO3 0,5% terbentuk emulsi.

Ada 4 tipe emulsi :

1. Creaming

2. Breaking

3. Flokulating

4. Koalesen

Natrium bikarbonat bisa jadi emulgator dalam larutan minyak dan air. Emulgator

ditambahkan untuk menurunkan tegangan permukaan. Secara umum, lipid tidak

dapat larut dalam air yang bersifat polar, melainkan dapat terdispersi membentuk

misel. Selain bergantung pada kepolaran pelarut, kelarutan lipid juga bergantung

pada panjang rantai hidrokarbon yang dikandungnya. Semakin panjang rantai,

kelarutannya akan semakin berkurang

2. Uji saponifikasi

Saponifikasi pada dasarnya adalah proses pembuatan sabun yang berlangsung

dengan mereaksikan asam lemak khususnya trigliserida dengan alkali yang

menghasilkan gliserol dan garam karboksilat (sejenis sabun). Sabun merupakan

garam (natrium) yang mempunyai rangkaian karbon yang panjang. Reaksi dibawah

ini merupakan reaksi saponifikasi tripalmitin / trigliserida.Minyak dapa larut didalam

air dengan bantuan sabun karena gaya tarik antara dua molekul polar ( gaya tarik

dipol-dipol) menyebabkan larutan polar larut dalam larutan polar. Molekul polar

mempunyai dipol yang permanen sehingga menginduksi awan elektron non polar

sehingga terbentuk dipol terinduksi, maka larutan nonpolar dapat larut dalam non

polar. Hal tersebut dapat menjelaskan proses yang terjadi saat kita mencuci tangan.

7

Page 8: Uji Identifikasi Lipid Leo

Saat pencucian tangan, air yang merupakan senyawa polar menginduksi awan

elektron sabun sehingga dapat membantu larutnya asam lemak yang juga merupakan

senyawa non polar. Maka dari itu, bila kita mencuci tangan dengan menggunkan

sabun, lemak yang menempel pada tangan akan melarut bersama sabun dengan

bantuan air.

3. Uji akrolein

 Pengujian akrolein pada gliserol mampu menghasilkan gas berbau, sedang pada

olive oil tidak. Hal ini terjadi karena struktur gliserol tidak memiliki ekor, sehingga

ekornya yang kosong itu terisi oleh gugus SO4 dari KHSO4 dan membentuk senyawa

dalam bentuk gas. Sedang pada olive oil, strukturnya sudah memiliki gugus tertentu

di bagian ekor, sehingga ditambahkan KHSO4tidak ada ruas bagian yang terisi oleh

gugus SO4. gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak/minyak akan

mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Senyawa pendehidrasi

dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari gliserol. Hasil uji akrolein

menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji memberikan bau yang tajam yang

diidentifikasi oleh praktikan sebagai bau akrolein. Pada teorinya, hanya gliserol

dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk

akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak.

4. Uji Lieberman burchard

 Kloroform pada uji lieberman burchard berfungsi untuk melarutkan sampel

kolesterol. Ketika penambahan asam sulfat pekat, terbentuk dua fasa cair yang

terpisah, pada tepi garis pemisah antara kedua fasa cair tersebut terbentuk cincin

berwarna merah kecoklatan gelap, cincin ini terbentuk akibat reaksi antasa asam

sulfat pekat dengan kolesterol yang terlarut dalam kloroform. Setelah ditambahkan

asam asetat dan dilakukan pengocokan, salah satu bagian dari fasa cair kemudian

berubah warna menjadi merah pink. Hal ini menandakan bahwa kolesterol yang

terlarut dalam kloroform sudah bereaksi dengan asam asetat dan asam sulfat pekat

yang ditambahkan. Kolesterol merupakan lipid amfipatik dan merupakan komponen

8

Page 9: Uji Identifikasi Lipid Leo

penting struktural yang membentuk membran sel serta lapisan eksternal lipoprotein

plasma. Kolesterol masuk ke dalam membran bilayer (membran sel) dengan gugus

hidroksilnya mengarah ke fase air dan cincin hidrofobiknya berdekatan dengan gugus

lemak dan fosfolipid. Gugus hidroksil dari kolesterol membentuk ikatan hydrogen

dengan gugus polar fosfolipid.

9

Page 10: Uji Identifikasi Lipid Leo

VI. Kesimpulan

1. Lipid terlarut dengan baik pada pelarut-pelarut organik seperti kloroform dan

alkohol. Kemampuan kelarutan ini didasarkan pada kesamaan sifat kepolaran antara

solute dan solvent nya.

2. Kandungan lipid pada sampel tertentu bisa diidentifikasi melalui penambahan

KHSO4 dan menghasilkan senyawa berbentuk gas, akrolein yang berbau. Seperti

gliserol yang menghasilkan gas tersebut setelah penambahan KHSO4.

3. Lipid bisa juga diidentifikasi melalui uji Lieberman-Burchard dengan pembentukan

senyawa berwarna merah/merah muda sebagai detektor terjadinya reaksi antara lipid

dengan asam pekat.

4. Kolesterol dapat diuji dengan reaksi Liebermann-Burchard karena kolesterol

mempunyai gugus kromofor yang memberikan warna dan mempunyai serapan pada

panjang gelombang tertentu.

5. Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan

membersihkan. Setiap sabun dibuat melalui reaksi antara lemak dengan bahan yang

disebut alkali --basa yang sangat kuat (basa adalah lawan dari asam). Karena dibuat

melalui pencampuran sebuah senyawa organik (asam lemak) dengan sebuah senyawa

anorganik (alkali), molekul sabun mempertahankan beberapa ciri keduanya. Molekul

sabun mempunyai sebuah kaki organik yang senang bergandengan dengan bahan-

bahan organik berminyak, dan sebuah kaki anorganik yang senang bergandengan

dengan air. Itulah sebabnya sabun memiliki kemampuan tiada banding dalam

menarik kotoran berminyak dari tubuh atau pakaian ke dalam air.

6. Dalam proses saponifikasi, lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol

dan sabun mentah.

7. Bahan baku pembuatan sabun dapat berupa senyawa tripalmitin, asam oksalat,

maupun asam stearat.

10

Page 11: Uji Identifikasi Lipid Leo

8. Hasil percobaan yang diperoleh yaitu terbentuk campuran berwarna coklat tua dan

berbusa. Hal ini berarti telah terjadi perpisahan antara garam alkali (sabun) dengan

gliserol. Pada dasarnya gliserol tetap digunakan dalam campuran sabun (tidak

dipisahkan) agar kandungan gliserol dapat membantu sabun dalam mengangkat

benda asing yang akan dibersihkan.

VII. Daftar pustaka

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, halaman 57-58.

Murray, Robert K. et al. 2003. Biokimia Harper Edisi ke-25. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC, halaman 156, 277, 564

Winarno F. 1973. Teknologi Pangan. Bogor: IPB Press.

11