uji fisik
-
Upload
nur-wahid-alfarizi -
Category
Documents
-
view
60 -
download
3
Transcript of uji fisik
Laporan Praktikum Pengolahan Limbah Industri
ANALISA UJI FISIK, TSS, TDS DAN COD AIR LIMBAH
Laporan
Diajukan untuk Memenuhi Nilai Tugas Individu Mata Kuliah
Pengolahan Limbah Industri
Disusun Oleh :
Abu Zar
108101000006
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 2008
SEMESTER VI PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
14322010
PRAKTIKUM 1
SAMPLING AIR DAN UJI FISIK
I. Tujuan
Mahasiswa memahami dan dapat melakukan pengambilan sampel air
limbah untuk pengujian kualitas air limbah
Mahasiswa mengerti dan dapat melakukan uji fisik kualitas air (warna,
bau, rasa, temperature, oksigen terlarut, kekeruhan, konduktivitas, dan
salinitas) serta uji pH.
Mahasiswa dapat mengeperasikan instrument pHmeter, dan Water
Quality Checker
II. Pendahuluan
Pengambilan sampel/ sampel adalah pengambilan bagian yang
mewakili parameter dalam air yang akan diambil sampelnya. Pengambilan
sampel air dilakukan sesuai dengan ketentuan dan tujuan penggunaannya.
Sampel-sampel harus menggambarkan kondisi yang sebenarnya pada titik
pengambilan sampel. Volume dan frekuensi pengambilan sampel harus
cukup. Setiap sampel ditempatkan pada tempat tertutup, dan tidak
mempengaruhi parameter dalam air dan diberi label.
Pengambilan sampel berbeda-beda untuk setiap jenis sampel; ada
sampel sesaat, sampel gabungan waktu, dan sampel gabungan tempat (Ram
Sample) adalah sampel yang mewakili keadaan air pada suatu saat dari
suatu lokasi. Sampel Gabungan Waktu (Composite Sample) adalah
campuran sampel-sampel sesaat yang diambil pada lokasi yang sama
dengan waktu yang berbeda. Sampel Gabungan Tempat (Integrated Sample)
adalah campuran sampel-sampel sesaat yang diambil dari lokasi yang
berbeda pada waktu yang sama.
Cara kerja pengambilan sampel sesaat dapat dilakukan untuk
pengambilan sampel aior dari sumur, danau, parit, sungai, laut, saluran pipa,
bak penampungan generator uap, kolam, menara, dan saringan air yang
bertekanan. Sampel digunakan untuk analisa kimia, fisika, bakteriologis, dan
radioaktivitas. Bubuhkan bahan-bahan kimia sebagai pengawet pada sampel
air untuk analisa kimia, fisika, radioaktivitas sesuai dengan unsure-unsur
yang akan diperiksa dan cara ujinya. Batasan waktu antara pengambilan dan
analisa sampel, harus sesingkat mungkin. Beri label atau penandaan pada
masing-masing sampel seperti: 1) Nomor sampel; 2) Tanggal dan waktu
pengambilan sampel; 3) Sumber sampel; 4) Titik lokasi; 5) Suhu dan
kecepatan aliran; 6) Tipe dan jumlah sampel; 7) Hasil analisa lapangan; dan
8) Tanda tangan pengambilan sampel.
Cara kerja pengambilan sampel gabungan waktu dapat digunakan
untuk pengambilan sampel dari suatu persediaan aliran air atau sumber air
yang bertekanan. Sampel digunakan untuk analisa kimia dan fisika. Bahan-
bahan, pereaksi dan volume pengambilan sampel sesuai denagn sampel
pengambilan sesaat.
Cara kerja pengambilan sampel gabungan tempat dapat dipergunakan
untuk pengambilan sampel air dari sungai, danau, laut, dan bak penampung.
Sampel digunakan untuk analisa kimia, fisika, dan radioaktivitas. Bahan-
bahan, pereaksi dan volume pengambilan sampel sesuai dengan
pengambilan sampel.
III. Alat
Water Quality Checker
pH Meter
IV. Bahan
Wadah/botol sampel PE
Aquadest
Sampel air
V. Hasil dan Pembahasan
Hasil
Kelompok 1
INLET OUTLET
Ph 10,8 10,6
Suhu 26,7 26,5
DO 7,4 7,5
Turbidity 460 380
Conductivity 52 51
Salinity 0 0
TDS 0,33 0,32
Ion 1 ( nitrat) 0,34 0,35
Ion 2 (klorida) 31 38
Ion 3 (amoniak) 3,5 4,3
KELOMPOK 2
Ph 11,48 7,85
Suhu 25 25
DO 6,6 6,5
Turbidity 0 0
Conductivity 0,458 0,621
Salinity 0,2 0,3
TDS 2,9 3,9
Ion 1 1,4 2,3
ion 2 21 15
Ion 3 9,2 3,2
DO setelah diberi nutrient 6,7 6,5
KELOMPOK 3
PH 7,46 7,8
Suhu 26,2 26
DO 6,3 6,4
Turbidity 76 61
Conductivity 4 0,12
Salinity 0 0,1
TDS 0,28 0,8
Ion 1 34 0,15
Ion 2 1,9 13
Ion 3 5,9 18
DO setelah diberi nutrien 6,6 6,7
KELOMPOK 4
Ph 7,7 7,97
Suhu 25,3 25,5
DO 7,8 7,7
Turbidity 29 12
Conductivity 0 0
Salinity 0 0
TDS 0,48 0,45
Ion 1 4,2 1,8
Ion 2 7,5 1,1
Ion 3 58 6,2
DO setelah diberi nutrient 7,7 7,6
Pembahasan
Tabel. Standar dari setiap parameter yang diuji
No Parameter Standar
1. pH 6,5 – 8,2
2. Suhu 24 – 30
3. Nitrat 50
4. Klorida 250
5. Amoniak 1,5
Untuk parameter pH, kelompok 2, 3 dan 4 masih berada di bawah
nilai ambang batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tetapi untuk
kelompok 1, yaitu pabrik semen pH yang dihasilkan dari proses industri
tersebut masih sangat basa, sebenarnya masih tidak layak untuk dibuang
ke lingkungan.
Untuk parameter suhu, parameter klorida dan parameter nitrat,
semua kelompok masih berada di bawah nilai ambang batas yang telah
ditetapkan oleh kementrian kesehatan.
Sedangkan untuk parameter amoniak, seluruh kelompok masih
belum sesuai standar yang berlaku, atau masih berada diatas nilai
ambang batas yang diperbolehkan oleh pemerintah.
PRAKTIKUM 2
PENENTUAN TOTAL PADATAN TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED
SOLID = TSS)
I. Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan analisa TSS dalam sampel air limbah
II. Pendahuluan
Total padatan diartikan sebagai residu zat/ materi yang ditinggalkan
dalam bejana setelah penguapan sampel dan kemudian residu tersebut
dipanaskan dalam oven pada suhu tertentu. Total padatan meliputi total
padatan tersuspensi dan total padatan terlarut. Total padatan tersuspensi
adalah bagian yang ditahan pada penyaring. Air yang memiliki kandungan
padatan tersuspensi tinggi, secara estetika tidak memuaskan/tidak
disukai. Analisis padatan penting dalam control proses pengolahan air
limbah secara biologi dan fisika. Untuk menetapkan kandungan padatan
tersuspensi dalam air dapat dilakukan dengan metode pemanasan pada
suhu 105 0C. Sampel disaring dengan penyaring fiber glass standard an
residu yang ditahan pada penyaring dipanaskan dalam oven 105 0C
sampai bobot tetap.
III. Alat
Filter apparatus (dilengkapi vaccum bila perlu)
Alumunium pan
Oven yang dapat diatur pada suhu 103 - 105 0C
Desikator
Neraca analitik
IV. Bahan
Kertas saring berpori 0,4 µm
Sampel air limbah
V. Hasil dan Pembahasan
Hasil
No Sampel Bobot awal
pan +
kertas
saring (mg)
= a
Bobot akhir
pan +
kertas
saring (mg)
= b
Volume
sampel
(mL)
TSS (mg/L)
1 Inlet (B1) 1.90 2.01 25 4.4
Outlet (B7) 1.88 2.08 25 8
2 Inlet (B2) 1.93 2.13 25 8
Outlet (B5) 1.81 1.91 25 4
3 Inlet (B4) 1.90 1.97 25 2.8
Outlet (B8) 1.87 1.93 25 2.4
4 Inlet (B3) 1.79 1.88 25 3.6
Outlet (B6) 1.86 2.00 25 5.6
Pembahasan
Menurut keputusan menteri kesehatan, standar yang diperbolehkan
untuk TSS adalah 50 mg/L dan seluruh sample tidak melebihi dari standar
tersebut.
PRAKTIKUM 3
PENENTUAN TOTAL PADATAN TERLARUT (TOTAL DISSOLVED SOLID =
TDS)
I. Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan analisa TDS dalam sampel air
II. Pendahuluan
Total padatan diartikan sebagai residu zat/ materi yang ditinggalkan
dalam bejana setelah penguapan sampel dan kemudian residu tersebut
dipanaskan dalam oven pada suhu tertentu. Total padatan meliputi total
padatan tersuspensi, bagian dari total padatan yang ditahan oleh suatu
penyaring dan total padatan terlarut, bagian yang dilewatkan melalui
penyaring. Padatan terlarut adalah bagian dari padatan yang larut
melewati penyaring yang memiliki pori-pori berukuran 2.0 µm. untuk
menetapkan padatan terlarut dalam suatu sampel dapat dilakukan dengan
metode pengeringan sampel dalam oven. Sampel yang berupa campuran
disaring melalui suatu saringan standar fiber glass dan hasil saringan
diuapkan sampai kering dalam pinggan penguap dan dikeringkan sampai
bobot tetap pada suhu 180 0C. prosedur ini dapat digunakan untuk
pengeringan pada temperature lainnya. Filtrate dari penetapan total
padatan tersuspensi dapat digunakan untuk penetapan total padatan
terlarut.
III. Alat
Cawan penguap
Tanur untuk pemanasan pada suhu 550 ± 50 0C
Penangas air
Oven untuk pemanasan pada suhu 180 0C
Desikator
Neraca analitik dengan kapasitas 200 gram dan ketelitian 0,1 mg
Cawan Goch atau alat penyaring lain yang dilengkapi pengisap atau
penekan
Tempat khusus untuk meletakkan kertas saring terbuat dari baja nir
karat atau aluminium
Penjepit cawan
IV. Bahan
Kertas saring berpori 0,45 µm
V. Hasil dan Pembahasan
Hasil
No Sampel Bobot
cawan
kosong(mg)
= A
Bobot
cawan +
residu (mg)
= B
Volume
sampel
(mL)
TDS (mg/L)
1 Inlet (A1) 49.84 49.85 25 0.4
Outlet (A7) 51.28 51.29 25 0.4
2 Inlet (A2) 54.41 54.46 25 2
Outlet (A5) 45.82 45.90 25 3.2
3 Inlet (A4) 49.11 49.12 25 0.4
Outlet (A8) 51.90 51.90 25 0
4 Inlet (A3) 49.81 49.82 25 0.4
Outlet (A6) 45.00 45.70 25 28
Pembahasan
Menurut peraturan menteri kesehatan no 416 tahun 1990, standar
yang diperbolehkan untuk TDS adalah 1000 mg/L dan seluruh sample
tidak melebihi dari standar tersebut.
PRAKTIKUM 4
PENENTUAN COD SAMPEL AIR LIMBAH
I. Tujuan
Mahasiswa dapat menetukan kadar COD dalam sampel air limbah
II. Pendahuluan
Ammonia dan hypochlorite dengan katalis sodium nitroprusside
akan menghasilkan intensitas senyawa biru dari indofenol yang diukur
dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 640 nm. Cara uji
ini digunakan untuk penentuan kadar ammonia (NH3-N) dalam sampel air
dengan metode Phenat yaitu dengan menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang 640 nm dan dengan konsentrasi NH3-N antara
0,1 mg/L sampai 0,6 mg/L.
III. Alat
UV-Vis Spektrofotometer
COD Thermoreactor
Timbangan analitik
Labu ukur 50 mL
Gelas ukur 10 mL, 50 mL
Gelas piala 50 mL
Pipet volumetric 1.0 mL
Pipet tetes
IV. Bahan
Digestion solution
Timbang 1.0216 g K2Cr2O7, tambahkan 16.7 mL H2SO4 dan 3.33 g
HgSO4 tambahkan air suling sampai 100 mL dengan labu ukur 100 mL.
Larutan asam sulfat
Larutan ini dibuat dengan campuran 5.5 g AgSO4: 1 Kg H2SO4.
Larutan baku 500 µg/mL
Timbang 0.0425 g Kalium Hidrogen Ptalat, tera dalam 100 mL labu
ukur dengan air suling.
V. Hasil dan pembahasan
Hasil
No Sampel COD (mg/L)
1 Kelompok 1 inlet 86.9731
Kelompok 1 outlet -267.0473 ( < 10)
2 Kelompok 2 inlet 38.7489
Kelompok 2 outlet 27.3290
3 Kelompok 3 inlet 94.0123
Kelompok 3 outlet 20.7848
4 Kelompok 4 inlet 389.7879
Kelompok 4 outlet -788.8783 ( < 10)
Pembahasan
Menurut keputusan menteri kesehatan no 907 tahun 2002, standar
yang diperbolehkan untuk COD adalah 20 mg/L dan terdapat 2 kelompok
yang melebihi nilai ambang batas dari COD tersebut, yaitu kelompok 2
dan kelompok 3.
SIMPULAN
Pabrik semen pH yang dihasilkan dari proses industri tersebut masih
sangat basa, sebenarnya masih tidak layak untuk dibuang ke lingkungan.
Nilai TSS dari seluruh sample limbah tidak melebihi dari standar yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.
Nilai TDS dari seluruh sample limbah tidak melebihi dari standar yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.
Terdapat 2 kelompok yang melebihi nilai ambang batas dari COD
tersebut, yaitu kelompok 2 dan kelompok 3.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas air
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907 Tahun 2002 tentang Syarat-syarat Pengawasan
Kualitas Air Minum