uji ffa.docx

6
4.3.5Uji/ Analisis Minyak Berikut uji minyak yang telah dilakukan di Laboratorium PT. Jasindo Testing Service: a. FFA ( Free Fatty Acid) Prinsip : Banyaknya jumlah mL NaOH yang dibutuhkan dalam gr sampel untuk menentukan asam lemak bebas (ALB) atau FFA yang ada dalam contoh minyak atau lemak. Alat-alat : Gelas Erlenmeyer 250 mL Buret digital 25mL Gelas Ukur 100mL Watter Bath Neraca Analitis Bahan : Semua minyak dan lemak Referensi : AOCS (American Oil Chemist Society) Ca 5a-40 Reagensia : 1. Ethanol 95% (v/v) Pelarut ini sebelum ditambahkan ke dalam contoh, harus dinetralkan dahulu dengan NaOH memakai indikator phenolptalein sampai titik akhir titrasi menunjukkan warna merah muda (lembayung) yang tetap. 2. Indikator Phenolpthalein 1% dalam 95% (v/v) 3. Larutan standar NaOH yang telah distandarisasi dengan Kalium Hydrogenphtalat Prosedur : 1. Timbang dengan teliti minyak ke dalam gelas erlenmeyer 2. Contoh minyak harus dalam keadaan cair

Transcript of uji ffa.docx

4.3.5 Uji/ Analisis Minyak

Berikut uji minyak yang telah dilakukan di Laboratorium PT. Jasindo Testing Service:

a. FFA ( Free Fatty Acid)

Prinsip : Banyaknya jumlah mL NaOH yang dibutuhkan dalam gr sampel untuk

menentukan asam lemak bebas (ALB) atau FFA yang ada dalam contoh

minyak atau lemak.

Alat-alat :

Gelas Erlenmeyer 250 mL

Buret digital 25mL

Gelas Ukur 100mL

Watter Bath

Neraca Analitis

Bahan : Semua minyak dan lemak

Referensi : AOCS (American Oil Chemist Society) Ca 5a-40

Reagensia :

1. Ethanol 95% (v/v)

Pelarut ini sebelum ditambahkan ke dalam contoh, harus dinetralkan dahulu

dengan NaOH memakai indikator phenolptalein sampai titik akhir titrasi

menunjukkan warna merah muda (lembayung) yang tetap.

2. Indikator Phenolpthalein 1% dalam 95% (v/v)

3. Larutan standar NaOH yang telah distandarisasi dengan Kalium Hydrogenphtalat

Prosedur :

1. Timbang dengan teliti minyak ke dalam gelas erlenmeyer

2. Contoh minyak harus dalam keadaan cair

3. Tambahkan 50 mL pelarut ethanol 95% (yang sudah dinetralkan dengan NaOH

dan dipanaskan hingga 70 0C, kemudian teteskan indikator phenolpthalein 3-5

tetes)

4. Titrasi dengan larutan standar NaOH 0.1 mol /L sampai tercapai titik akhir titrasi

berwarna merah muda (lembayung) tidak berubah selama ± 15 menit

Perhitungan:

Kadar FFA dalam minyak dinyatakan dalam % berat sebagai berikut :

% FFA = S x N x Mr AsamLemak

Berat Sampel

Karena asam lemak minyak berbeda-beda maka % FFA untuk :

Asam Palmitat

% FFA = S x N x25,6Berat Sampel

maka Acid Value = % FFA x 2.19

Asam Laurat

% FFA = S x N x20,0Berat Sampel

maka Acid Value = % FFA x 2.81

Asam Oleat

% FFA = S x N x28,62Berat Sampel

maka Acid Value = % FFA x 1.99

Keterangan :

S = mL NaOH ; N= Normalitas NaOH

Mr Asam Lemak di kali 100 dan dibagi 1000 karena volume NaOH masih dalam mL

sehingga diperoleh nilai 25.6 ; 20.0 ; 28.62

Spesifikasi FFA berdasarkan jenis minyak terlampir.

Tabel Spesifikasi FFA

FFA Range (%) Berat Sampel (g) Volume Alkohol Normalitas (N)

0.02 – 0.2 56.4 ± 0.2 50 0.1

0.2 – 1 28.2 ± 0.2 50 0.1

1.0 – 30.0 7.05 ± 0.05 75 0.25

30.0 – 50.0 7.05 ± 0.05 100 0.25 atau 0.1

50.0 – 100.0 3.525 ± 0.001 100 1.0

Sumber : Dokumen Jasindo Testing Service Kode. 1.K01.Maret 2004

b. Iodine Value dengan Metode Wijs

Prinsip : Menentukan nilai IV yaitu sebuah ukuran ketidakjenuhan suatu minyak/

lemak yang dihitung atau digambarkan dalam jumlah miliekivalen iodin

yang diserap atau diabsorpsi pergram contoh. Dimana Iodine berlebih akan

ditritasi dengan tiosulfat.

Alat-alat :

Gelas Erlenmeyer 300 mL bertutup gelas

Gelas Ukur 100mL

Pipet gondok 25mL

Dua Buret digital 20 mL

Buret digital 50mL

Magnetik stirer

Pipet tetes

Neraca analitis

Bahan : Semua minyak dan lemak

Referensi : AOCS (American Oil Chemist Society) Cd 1d- 87

Reagensia :

1. Laruatn KI 15% dalam aquadest

150 g kristal KI dilarutkan dengan aquadest sampai 1000mL

2. Larutan Indikator Starch 1 %

10 g amilum di dalam 1000mL

3. Larutan Na2S2O3 0.1 mol/ L yang telah distandarisasi dengan teliti

4. Larutan Wijs Reagent

5. Pelarut cyclo heksan

Prosedur :

1. Gunakan berat dan timbang contoh sampel sesuai dengan pada tabel spesifikasi

Uji Iodine Value

2. Tambahkan 20 mL siklo heksan pada contoh dan aduk untuk memastikan sampel

telah bercampur secara sempurna

3. Campurkan 25 mL Wijs pada erlenmeyer yang berisi contoh diatas dan ditutup,

lalu didiamkan selama 1 jam di tempat gelap, setelah 1 jam tambahkan 20 mL KI

15 % dan 100 mL aquadest secara perlahan.

4. Letakkan diatas magnetik stirer lalu titrasi dengan Na2S2O3 0.1 N yang sudah

distandarisasi sampai berubah menjadi warna kuning muda yang hampir hilang,

kemudian ditambahkan 1 – 2 mL amilum dan di titrasi kembali sampai warna

biru yang dihasilkan dari penambahan amilum hilang.

5. Lakukan hal yang sama terhadap blanko (tanpa sampel)

Perhitungan :

Iodine Value = B – S x N x 12,69Berat Sampel

Keterangan: B = Volume titrasi blanko (mL)

S = Volume titrasi sampel (mL)

N = Normalitas Na2S2O3

Tabel Spesifikasi Uji Iodine Value (IV)

Iodine

Value

Berat Contoh (g) Pelarut

(mL)

Iodine

Value

Berat Contoh

(g)

Pelarut

(mL)

< 3 10 ± 0.001 20 80 0.3966 ± 0.0001 20

3 10.576 ± 0.005 20 100 0.3173 ± 0.0001 20

5 6.343 ± 0.0005 20 120 0.2644 ± 0.0001 20

10 3.1730 ± 0.0002 20 140 0.2266 ± 0.0001 20

20 1.5865 ± 0.0002 20 160 0.1983 ± 0.0001 20

40 0.7935 ± 0.0002 20 180 0.1762 ± 0.0001 20

60 0.5288 ± 0.0002 20 200 0.1568 ± 0.0001 20

Sumber : AOCS Cd 1b – 87