Uji Antibiotik 2 - Copy

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antibiotik merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dalam dosis kecil dapat menghambat pertumbuhan bakteri sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Adapun mekanisme Antibiotik yaitu Antimetabolit yang memblok tahap metabolit, menghambat sintesis dinding sel sehingga sel bakteri rusak (penisilin dan sefalosforin), menghambat fungsi permeabilitas membran dengan keluarnya senyawa intraseluler bakteri (kelompok polimiksin), menghambat sintesis protein (ribosom), dan menghambat Asam Nukleat (DNA & RNA). Tetapi mekanisme kerja yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasikli. Adapun faktor yang

Transcript of Uji Antibiotik 2 - Copy

Page 1: Uji Antibiotik 2 - Copy

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Antibiotik merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh

mikroorganisme yang dalam dosis kecil dapat menghambat pertumbuhan

bakteri sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Adapun

mekanisme Antibiotik yaitu Antimetabolit yang memblok tahap metabolit,

menghambat sintesis dinding sel sehingga sel bakteri rusak (penisilin dan

sefalosforin), menghambat fungsi permeabilitas membran dengan keluarnya

senyawa intraseluler bakteri (kelompok polimiksin), menghambat sintesis

protein (ribosom), dan menghambat Asam Nukleat (DNA & RNA). Tetapi

mekanisme kerja yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme

protein bakteri sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman musnah

atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasikli. Adapun

faktor yang mempengaruhi antibiotik yaitu pH, suhu, sumber nutrisi, dan

ketersediaan oksigen..(2)

Kunyit (Kaemferia rotundus. L) termasuk salah satu tanaman rempah

dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia

Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Malaysia,

Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India

serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik

sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan

kecantikan. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata pengairannya baik,

Page 2: Uji Antibiotik 2 - Copy

curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di tempat yang

sedikit terlindung. Tapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar

diperlukan tempat yang lebih terbuka. Rimpang kunyit berwarna kuning

sampai kuning jingga.(4)

1.1 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud percobaan

Untuk mengetahui bahwa amoxilin dan simplisia kunyit putih

termasuk antibiotik

1.2.2 Tujuan percobaan

Untuk mengidentifikasi zona hambat dari amoxilin dan

simplisia kunyit putih.

Page 3: Uji Antibiotik 2 - Copy

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taksonomi Tumbuhan(3)

Klasifikasi kunyit putih

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Monocotyledone (berkeping satu / monokotil)

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Genus : Kaemferia

Spesies : Kaemferia rotundus. L

2.2 Morfologi Tumbuhan

kunyit putih (Kaemferia rotundus .L) memiliki perawakan berupa  herba

setahun, dapat lebih dari 2 meter. Batang berupa rimpang yang bercabang di

bawah tanah, berwarna coklat muda-coklat tua, di dalamnya putih atau putih

kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatik.  Daun  tunggal, pelepah daun

pembentuk batang semu berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk

memanjang lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing meruncing,

berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak coklat ungu di tulang

daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Daun pelindung berjumlah banyak. Bunga

majemuk, susunan bulir, di ketiak rimpang primer tangkai berambut. Kelopak

berjumlah tiga daun, berwarna putih atau kekuningan, bagian tengah

berwarna merah atau coklat kemerahan, 3-4 cm. Mahkota tiga daun, putih

Page 4: Uji Antibiotik 2 - Copy

kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm. Benangsari  satu buah tidak sempurna,

bulat telur terbalik, kuning terang, 12-16×10- 11,5 mm, tungkai 3-5 x 2-4

kepala sari, 6 mm. Serta memiliki Buah yang berambut rata-rata 2 cm.(4)

2.3 Dasar Teori

Kunyit putih (Kaemferia rotundus. L) mengandung zat warna curcumin

(diarilheptanoid), minyak atsiri, selain itu juga mengandung flavonoid, sulfur,

gum, resin, tepung, dan sedikit lemak. Kunyit putih (Kaemferia rotundus. L)

memiliki rasa yang pedas, hangat, dan memiliki bau yang aromatik. Rimpang

kunyit putih (Kaemferia rhizoma) memiliki beberapa peran penting dalam

pengobatan beberapa penyakit, antara lain: antikanker, antiradang

(antiflogistik), melancarkan aliran darah, tonik pada saluran cerna, peluruh

haid (emenagog) dan peluruh kentut. Selain itu berkhasiat untuk mengatasi

memar, luka, keseleo, terantuk, terpukul, bisul (furunculus), bengkak,

rematik, pegal linu, sengatan kalajengking atau ular (penawar racun/bisa),

memulihkan tenaga sehabis melahirkan, menambah nafsu

makan,menghilangkan nafas bau, cacingan, ambeien (hemorrhoids), demam,

sakit gigi, jantung koroner, TBC,  asma, radang saluran nafas (bronchitis),

mencegah pembengkakan limpa dan mencegah kanker servik . Khasiat

lainnya yaitu sebagai antiinflamasi, analgesik, antimikroba dan antikanker.

Rimpang kunyit putih (Kaemferia rotundus. L) dapat berkhasiat sebagai anti

kanker, hal ini dapat diperoleh dari ekstrak etanol zat warna kuning kurkumin

(demetoxycurcumin) pada rimpang kunyit putih.

Page 5: Uji Antibiotik 2 - Copy

Faktor yang mempengaruh pertumbuhan bakteri adalah :

a. Media harus mengandung banyak protein yang diperlukan untuk

pertumbuhan bakteri atau mikroba.

b. Media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan ph

yang sesuai dibutuhkan bakteri atau mikroba.

c. Media harus dalam keadaan steril yaitu sebelum ditanami mikroba yang

dimaksud, tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.

(Surawiri, U. 1985)

Berdasarkan mekanisme kerjanya dapat dibagi ke dalam empat kelompok

yaitu :

(1) Menghambat sintesis dinding sel mikroba, yaitu perusakan terhadap

dinding sel mikroba sehingga perkembangan bakteri dapat terhambat.

termasuk di sini adalah basitrasin, sefalosporin, sikloserin, penisilin,

ristosetin dan lain-lain.

(2) Menghambat fungsi membran sel atau mekanisme transport aktif sel

mikroba yaitu perkembangan membran sel dari bakteri dihambat

sehingga perkembangannya terganggu. Yang termasuk di sini adalah

amfoterisin, kolistin, imidazol, nistatin dan polimiksin

(3) Menghambat sintesis protein sel mikroba, yaitu hambatan translasi dan

transkripsi bahan genetik. Contohnya kloramfenikol, eritromisin

(makrolida), linkomisin, tetrasiklin dan aminogliosida

(4) Menghambat sintesis atau yang merusak asam nukleat mikroba yaitu

perusakan terhadap asam nukleat dari bakteri sehingga perkembangan

Page 6: Uji Antibiotik 2 - Copy

mikroba dapat terhambat contohnya yakni asam nalidiksat, novobiosin,

pirimetamin, rifampisin, sulfanomida dan trimetoprim

(5) Menghambat metabolisme sel kuman atau bakteri, yaitu menghambat

proses perombakan pada sel kuman atau bakteri sehingga perkembangan

bakteri dapat terhambat. Contoh : Sulfonamid

Adapun faktor-faktor penyebab resistensi adalah :

1. Peresepan antibiotik yang salah dengan dosis yang tidak tepat, yaitu

terdapatnya beberapa kalangan medis yang meresepkan antibiotic

berspektrum luas untuk membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi

sehingga bakteri target lebih tahan terhadap antibiotik tersebut yang tidak

spesifik untuk dirinya.

2. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat adalah tersedianya antibiotic

secara bebas dipasaran tanpa resep dokter.

3. Penggunaan antibiotik yang tidak dipahami pasien juga menjadi salah satu

penyebab resistensi, sebagian besar pasien yang mendapatkan antibiotic

sering menghentikan pengobatan saat dirinya merasa lebih baik.

Page 7: Uji Antibiotik 2 - Copy

BAB III

METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat yang digunakan

1. Autoklaf

2. Alumuniun foil

3. Batang pengaduk

4. Benang godam

5. Cawan petri

6. Erlenmeyer

7. Gelas kimia

8. Gelas ukur

9. Inkubator

10. Kapas

11. Kertas koran

12. Kertas saring

13. Kompor

14. Lumpang dan Alu

15. Oven

16. Pinset

17. Penangas air

Page 8: Uji Antibiotik 2 - Copy

3.1.2 Bahan yang digunakan

1. Amoxicilin

2. Aquadest

3. Nutrien agar (Na)

4. Kunyit putih

3.2 Cara Kerja

Cara kerja pembuatan NA

1. Menimbang Nutrient Agar (NA) sebanyak 15 gram

2. Dilarutkan dalam air sebanyak 75 ml kemudian masukkan kedalam

erlenmeyer ditutup dengan kapas dan alumunium foil lalu diikan dengan

benang godam

3. Dipanaskan di autoklaf selama 15 menit pada suhu 121° C dengan tekanan

2 atm.

Cara kerja pembuatan infus simplisia

1. Menimbang simplisia kunyit putih sebanyak 25 gram

2. Dimasukkan dalam gelas kimia dan ditambahkan air sebanyak 50 ml

3. Dipanaskan sampai air menyerap pada kunyit putih kemudian di peras

Cara kerja pembuatan suspensi amoxicilin

1. Menggerus 1 tablet amoxicillin

2. Meninmbang serbuk sebanyak 0.5 gram

3. Memasukkan serbuk ke dalam gelas kimia

4. Menambahkan 2 ml aquadest, kemudian mengocok hingga homogen.

Page 9: Uji Antibiotik 2 - Copy

Cara kerja uji antibiotik

1. Menyiapkan media untuk pertumbuhan bakteri dan jamur (larutan NA)

2. Lalu memasukkan kedalam cawan petri dan dibiarkan terbuka selama 10

menit agar bakteri udara masuk

3. Kertas saring dibuat dalam bentuk bundar dan dicelupkan dalam suspensi

kunyit putih dan amoxilin, lalu diletakkan dalam cawan petri yang berisi

media pertumbuhan jamur dan bakteri,

4. diinkubasi selama 24 jam.

5. Setelah 24 jam mengamati zona hambatan yang terbentuk.

3.3 Perlakuan

Perlakuan terhadap amokxilin yaitu memasukkan larutan NA kedalam

cawan petri lalu biarkan selama 10 menit agar bakteri dapat masuk, kemudian

mencelupkan kertas saring bundar kedalam larutan amoxilin lalu

memasukkannya ke dalam cawan petri, kemudian diinkubasi selama 24 jam

setelah itu mengamati zona hambatan yang terbentuk.

Perlakuan terhadap kunyit putih yaitu memasukkan larutan NA kedalam

cawan petri lalu biarkan selama 10 menit agar bakteri dapat masuk, kemudian

mencelupkan kertas saring bundar kedalam larutan kunyit putih lalu

memasukkannya ke dalam cawan petri, kemudian diinkubasi selama 24 jam

setelah itu mengamati zona hambatan yang terbentuk.

Page 10: Uji Antibiotik 2 - Copy

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Hasil Pengamatan

NO Perlakuan Daya hambat

1 Amoxilin 0,5 cm

2 Kunyit putih 0,1 cm

a. Amoxicilin dengan zona hambat 0,5 cm

b. Simplisia kunyit putih dengan zona hambat 0.1 cm

Page 11: Uji Antibiotik 2 - Copy

BAB V

PEMBAHASAN

Antibiotik merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh

mikroorganisme yang dalam dosis kecil dapat menghambat pertumbuhan bakteri

sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Beberapa antibiotika bekerja

terhadap dinding sel ( penisilin dan sefalosforin ) atau membran sel ( kleompok

polimiksin), tetapi mekanisme kerja yang terpenting adalah perintangan selektif

metabolisme protein bakteri, sehingga sintesis protein dapat terhambat dan kuman

musnah atau tidak berkembang lagi misalnya kloramfenikol dan tetrasiklin.

Bakterisid adalah substansi kimia yg mampu membunuh atau menghancurkan

bakteri, Sedangkan bakteriostatik adalah substansi kimia atau konsentrasi rendah

bakterisida yg mampu menahan pertumbuhan bakteri, tetapi tidak mematikannya

seperti bakterisida.(2)

Adapun cara kerja pada percobaan ini yaitu pertama-tama menyiapkan

media pertumbuhan bakteri yang sudah dipanaskan lalu menuang kedalam cawam

petri, lalu menyiapkan suspensi amoxicilin, kemudian memasukkan kertas saring

bundar kedalam media pertumbuhan bakteri. Sedangkan untuk simplisia kunyit

putih menyiapkan media pertumbuhan bakteri yang sudah dipanaskan lalu taung

kedalam cawan petri, kemudian membuat larutan infus sebagai suspensi kunyit

putih lalu memasukkan kertas saring bundar kedalam media pertumbuhan bakteri

tersebut, kemudian menginkubasi selama 24 jam untuk melihat zona hambatan

yang terjadi.

Page 12: Uji Antibiotik 2 - Copy

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada media amoxicilin yaitu

0,5 cm. Sedangkan pada media kunyit putih yaitu 0,1 cm. Hal ini sesuai dengan

literatur yang menyatakan bahwa daya hambat amoxicilin lebih besar sebagai

antibiotik kontrol positif, dibandingkan dengan kunyit putih sebagai kontrol

pembanding. Akan tetapi daya hambat kunyit putih tidak maksimal dikarenakan

pengerjaan tidak dilakukan dalam enkas, hanya menggunakan bakteri udara dan

pada saat pembuatan media praktikan kurang cermat pada pembuatan suspensi

kunyit putih

Adapun senyawa yang terkandung dalam kunyit putih yaitu curcumin

yang berkhasiat sebagai antibiotik yang bersifat bakterisid yaitu membunuh

bakteri secara langsung serta bersifat bioaktif sebagai antimikroba. Amoxicilin

juga bersifat bakterisid karena mengandung subtansi kimia yang dapat

membunuh bakteri.(4)

Page 13: Uji Antibiotik 2 - Copy

BAB V1

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Antibiotik merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh

mikroorganisme yang dalam dosis kecil dapat menghambat pertumbuhan

bakteri sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Adapun

senyawa kurkumin pada kunyit putih hingga dapat berkhasiat sebagai

antibiotik yaitu senyawa kurkumin yang terdapat dari beberapa tumbuhan

yang bersifat bioaktif sebagai antimikroba.

2. Amoxilin berkhasiat sebagai antibiotik yang bersifat bakterisid karena

mengandung subtansi kimia yang dapat membunuh bakteri sedangkan

simplisia kunyit putih juga bersifat bakterisid karena memiliki senyawa

kurkumin sebagai antimikroba.

3. Daya hambat amoxilin yaitu 0,5 cm, sedangkan simplisia kunyit putih

yaitu 0,1 cm. Hal ini sesuai literatur yang menyatakan bahwa daya hambat

amoxicilin sebagai antibiotik kontrol positif lebih besar dibandingkan

dengan daya hambat kunyit putih sebagai antibiotik kontrol pembanding.

5.2 Saran

1. Di harapkan kepada praktikan agar tidak keluar masuk saat praktek sedang

berlangsung dan lebih serius dalam melakukan praktikum.

2. Di harapkan kepada asisten agar dapat membimbing praktikan dengan

lebih baik.

Page 14: Uji Antibiotik 2 - Copy

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku penuntun praktikum farmakognosi 2, Ibu Widya Astuti Lolo S.

Farm,. M. Si,. Apt. Palu 2012

2. http//wikipedia-antibiotika.html diakses tanggal 21 mei 2012

3. http://www.plantamor.com/index.php?plant=424 diakses tanggal 22 mei

2012

4. http://www.roasehat.com/Tanaman-Obat/Tanaman-Obat-K/Kunyit-

Putih.html diakses tanggal 20 mei 2012

5. mediacerebri.wordpress.com/2010/05/02/penggolongan-antibiotika/

diakses tanggal 22 mei 2012

6. http://biomedikamataram.wordpress.com/2009/05/08/pemakaian-

antibiotik-rasional/ diakses tanggal 21 mei 2012

Page 15: Uji Antibiotik 2 - Copy

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI DAN PENGETAHUAN ALAM

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI II

PERCOBAAN III

UJI ANTIDIARE

DISUSUN OLEH

NAMA : MIERTON MALLISA

STAMBUK : 11 13 128

KEL/GEL : 6 (GELOMBANG 1I)

ASISTEN : MONITA RANTESALU

JURUSAN FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI DAN PENGETAHUAN ALAM

STIFA PM PALU

2012