UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA BUAH TALOK...
-
Upload
truongkiet -
Category
Documents
-
view
219 -
download
1
Transcript of UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA BUAH TALOK...
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009 1
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA BUAH TALOK (Muntingia calabura L.) DENGAN METODE DPPH DAN RANCIMAT
Yunahara Farida1), Setyorini Sugiastuti 1), Witha Lingga Sari1) 1 Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta
Abstract
Talok (Muntingia calabura L.) is one of fruit used for medication and has antioxidant activity. The phytochemical screening and antioxiidan activity test of raw and matured talok fruit, either fresh or dried, have been conducted using DPPH method and Rancimat. The result of phytochemical screening shows that talok fruit contains flavonoid, tanin, and steroid/triterpenoid. Flavonoid indicated the existence of antioksidan activity. By using DPPH method, antioxidant activity of matured fresh fruit
(IC50 = 41,10 g/mL ) is bigger than raw fresh fruit (IC50 = 169,67 g/mL ). The result of Rancimat method is shown by value protection factor shows that antioxidant activity of etanol extract matured fruit fresh (83,66 %) and raw fresh (52,28 %) bigger than matured fruit run dry (44,11 %) and raw run dry (33,13 %). At matured extract of fruit water run dry (27,28 %) and raw run dry (26,51 %) bigger than matured fruit fresh (19,38 %) and raw fresh (17,17 %). From research result indicated
that the biggest antioxidant activity was fruit fresh matured talok (IC50 = 41,10 g/mL ) but rather small in comparison with
vitamin C (IC50 7,84 g/mL ) and Trolox (IC50 11,70 g/mL).
Keywords : Muntingia calabura L , antioxidant, DPPH, Rancimat
1. PENDAHULUAN
Antioksidan dari bahan alam saat ini banyak diteliti oleh para ahli kimia dan kesehatan karena mempunyai kemampuan untuk menetralkan dan melawan bahan toksik (radikal bebas) dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel tubuh sehingga mengurangi terjadinya kerusakan jaringan. Radikal bebas merupakan molekul yang relatif tidak stabil, mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di orbital terluar. Molekul tersebut bersifat aktif dalam mencari pasangan elektronnya. Jika sudah terbentuk dalam tubuh maka akan terjadi reaksi berantai dan menghasilkan radikal bebas baru yang akhirnya jumlahnya terus bertambah. Senyawa antioksidan alami yang telah terbukti memiliki potensi tinggi sebagai antioksidan adalah vitamin C, vitamin E, karotenoid dan senyawa polifenol seperti asam fenolat, flavonoid, tanin dan lignan. Senyawa polifenol adalah senyawa fenolik yang memiliki lebih dari satu gugus hidroksil (OH). Diantara senyawa polifenol golongan flavonoid yang meliputi flavon, flavonol, isoflavon dan khalkon merupakan senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan. Salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan aktivitas
antioksidan adalah buah talok (Muntingia calabura L.) yang sering kita jumpai di jalan ataupun pekarangan rumah yang didalamnya terdapat kandungan vitamin C. Untuk mengetahui kandungan aktivitas antioksidannya digunakan metode DPPH (uji peredaman radikal bebas) yang memberikan hasil dengan perubahan warna dari ungu menjadi kuning yang dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibition concentration 50). Dan juga digunakan metode Rancimat yang memberikan hasil periode induksi yang dinyatakan dengan nilai Protection Factor (%).
2. BAHAN DAN METODE BAHAN Buah talok mentah dan matang baik yang segar dan kering, etanol, DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), metanol, natrium hidrogen karbonat, minyak kedelai, tween 80, BHT, ammonia 30%, kloroform, HCl, pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer, magnesium, amilalkohol, feri(III) klorida 1%, formaldehid 30%,
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009 2
natrium asetat, NaOH 1N, eter, asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. ALAT Spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak (Shimadzu UV mini 1240), Rancimat (Methrom model 743), oven (Binder), neraca analitik (Kern ALS 220-4), vortex (Geniez), mikropipet, mortir, stamper, spatula, alumunium foil dan alat-alat gelas (Pyrex Iwaki Glass). METODE 2.1. Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia dilakukan terhadap serbuk dan ekstrak buah talok mentah dan matang untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung didalamnya. Metode yang digunakan adalah metode Farnsworth. 2.2. Uji aktivitas antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas DPPH Terhadap buah talok mentah dan matang yang segar dan kering dilakukan uji aktivitas antioksidan dengan DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dengan prinsip reaksi penangkapan hidrogen dari antioksidan (AH) oleh radikal bebas DPPH (ungu) dan diubah menjadi 1,1-2-difenil-2-pikrilhidrazin (kuning). Perubahan warna ungu menjadi kuning (setelah diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37oC) dapat diukur dengan spektrofotometer UV-VIS pada panjang gelombang 515 nm sebagai perubahan serapan cahaya. Penurunan serapan atau intensitas warna ungu sebanding dengan peningkatan konsentrasi antioksidan. Dari nilai hambatan aktivitas radikal bebas (%) dan konsentrasi dibuat persamaan garis regresi dan diperoleh nilai IC50. Sebagai kontrol positif digunakan vitamin C dan Trolox (6- Hydroxy- 2,5,7,8- tetramethylchroman-2- carboxylic acid). Trolox adalah Vit. E yang larut dalam air. 2.3. Uji aktivitas antioksidan dengan metode Rancimat Terhadap buah talok mentah dan matang dalam air atau etanol, dilakukan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode Rancimat. Pada metode Rancimat ini digunakan minyak kedelai murni sebagai media oksidasi karena memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi, sehingga mudah dioksidasi. Sebagai kontrol
positif digunakan BHT (Butylated Hidroxy Toluen) karena dapat bercampur dengan minyak dan tahan terhadap pemanasan. Dan sebagai kontrol negatif adalah minyak kedelai. Besarnya aktivitas antioksidan dapat diketahui dari besarnya penghambatan terhadap pembentukan senyawa oksidan yang disebabkan oleh panas pada minyak kedelai murni. Besarnya penghambatan dapat diketahui dengan membandingkan antara periode induksi (PI) sampel dengan periode induksi (PI) kontrol yang dinyatakan dengan nilai protection factor (%). Periode induksi adalah waktu pada saat terjadinya peningkatan konduktivitas listrik dan dinyatakan dalam satuan jam. Semakin lama waktu induksi maka semakin tinggi aktivitas antioksidan tersebut. Adapun cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
P1 = Periode induksi larutan uji P2 = Periode induksi kontrol negatif P3 = Periode induksi kontrol positif 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penapisan fitokimia pada buah talok mentah dan matang menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid. Hal ini ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah (flavonoid), busa yang stabil (saponin), warna hijau kehitaman (tanin), hijau merah (steroid/triterpenoid). Hasil uji penapisan fitokimia disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil penapisan fitokimia buah talok mentah dan matang baik yang segar dan kering
Golongan senyawa metabolit sekunder
Buah talok mentah
Buah talok matang
Segar Kering Segar Kering
Alkaloid - - - - Saponin + - + - Flavonoid + + + + Kuinon - - - - Tanin + + + + Steroid/triterpenoid + + + + Terdapatnya flavonoid pada buah talok merupakan indikasi adanya aktivitas antioksidan.
P1 – P2 Protection factor (%) = x 100% P3 – P2
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009 3
Uji aktivitas antioksidan dari buah talok mentah dan matang dengan metode DPPH dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Hasil uji Aktivitas Antioksidan dengan DPPH
terhadap buah talok
Sampel Buah talok
Konsentrasi
( g/mL))
Peredaman Radikal Bebas (%)
IC50
( g/mL)
Mentah segar 50 26,45
169,67 100 43,44 200 59,71 400 85,65 800 88,89
Mentah kering 50 22,74
379,70 100 25,36 200 36,82 400 47,54 800 87,58
Matang segar 50 26,45
41,10 100 43,44 200 59,71 400 85,65 800 88,89
Matang kering 50 7,14
444,35 100 30,36 200 45,50 400 58,81 800 65,06
Tabel 3. Nilai IC50 dari vitamin C, Trolox dan buah talok
Nilai IC50 ( g/mL) Vit.C Trolox Talok mentah Talok matang
7,84
11,70
segar kering segar kering 169,67 379,70 41,10 444,35
Dari Tabel 2 dan tabel 3 dapat dilihat bahwa aktivitas antioksidan berturut-turut dari yang paling tinggi adalah pada buah talok matang yang segar (IC50
41,10 g/mL), buah talok mentah yang segar (IC50
169,67 g/mL, buah talok mentah kering (IC50 379,70
g/mL) dan buah talok matang yang kering (IC50
444,35 g/mL. Namun apabila semua nilai ini dibandingkan dengan vitamin C yang memiliki nilai
IC50 sebesar 7,84 g/mL dan Trolox yang memiliki
nilai IC50 sebesar 11,70 g/mL, maka aktivitas antioksidan dari vitamin C dan Trolox jauh lebih tinggi. Hasil uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode Rancimat dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 2 berikut
Tabel 4. Nilai protection factor (%) pada buah talok Sampel waktu
induksi sampel (jam)
Waktu Induksi minyak
kedelai (jam)
Protection
factor (%)
BHT 18,67
5,51
100 Ekstrak air Talok mentah segar
7,77 17,17
Ekstrak air Talok mentah kering
8,88 25,61
Ekstrak air talok matang segar
8,06 19,38
Ekstrak air talok matang kering
9,10 27,28
Ekstrak etanol talok mentah segar
12,39 52,28
Ekstrak etanol talok mentah kering
9,87 33,13
Ekstrak etanol talok matang segar
16,52 83,66
Ekstrak etanol talok matang kering
11,32 44,15
100
17.1725.61
19.3827.28
52.28
33.13
83.66
44.11
0
20
40
60
80
100
120
A B C D E F G H ISampel
Pro
te
ctio
n F
ac
to
r (
%)
Nilai
Protection
Factor (%)
Gambar 1. Nilai Protection factor (%) dari
BHT dan ekstrak buah talok
Dari Tabel 4 terlihat bahwa aktivitas antioksidan
yang paling aktif terdapat pada ekstrak etanol
buah talok matang yang segar dengan nilai
protection factor 83.66%, diikuti dengan ekstrak
etanol talok mentah segar 52,28%, ekstrak etanol
talok matang kering 44,11% dan yang mentah
33,13%. Sedangkan pada ekstrak air diperoleh
hasil bahwa nilai protection factor dari ekstrak
air talok matang kering 27,28% dan yang mentah
26,51%, dan ekstrak air talok matang segar
19,38% dan mentah 17,17%. Namun
dibandingkan dengan BHT yang nilainya 100 %
maka aktivitas antioksidan BHT jauh lebih
tinggi.
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009 4
Dari metode DPPH dan Rancimat diperoleh
hasil bahwa aktivitas antioksidan yang paling
besar terdapat pada buah talok segar yang
matang
4. KESIMPULAN
Dari hasil penapisan fitokimia pada buah talok mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid yang merupakan indikasi adanya aktivitas antioksidan. Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode :
a. DPPH yaitu sampel yang paling aktif terdapat pada buah talok matang yang segar dengan
nilai IC50 41,10 g/mL. b. Rancimat yaitu sampel yang paling aktif
terdapat pada ekstrak etanol buah talok matang yang segar dengan nilai Protection Factor 83.66 %.
Dari kedua metode tersebut didapat bahwa aktifitas antioksidan yang paling besar terdapat pada buah talok matang yang segar
DAFTAR PUSTAKA 1. Hutapea RJ, dkk. Inventaris Tanaman Obat
Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan; 1999 hal 153-4.
2. Loliger j. Natural antioxidant. Dalam: Allen JC,
Hamilton RJ, editor. Rancidity in foods. London: Apllied science published:1990. hal. 65-98.
3. Molyneux Philip. The use of the stable free radical
diphenylpicrylhydrazil (DPPH) for estimating antioksidant activity. Journal of science and technology. Songklanakrin; 2004. Vol. 26. no.2. Hal. 211 - 19.
4. Xing Zao, Song KB, Kim MR. Antioksidant Activity
of Salad vegetables grown in Korea. Journal of food Science and Nutrition. Korea : 2004. Vol.9. hal.289-94.
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009 5
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009 6
1. PENDAHULUAN Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menetralkan dan melawan bahan toksik (radikal bebas) dan menghambat terjadinya kerusakan jaringan. Salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan aktivitas antioksidan adalah buah talok (Muntingia calabura L.) yang sering kita jumpai di jalan ataupun pekarangan rumah yang didalamnya terdapat kandungan vitamin C. Untuk mengetahui kandungan aktivitas antioksidannya digunakan metode DPPH (uji peredaman radikal bebas) yang memberikan hasil dengan perubahan warna dari ungu menjadi kuning yang dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibition concentration 50). Dan juga digunakan metode Rancimat yang memberikan hasil periode induksi yang dinyatakan dengan nilai Protection Factor (%).
2. BAHAN, ALAT DAN METODE
Buah talok mentah dan matang baik yang segar dan kering, etanol, DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), metanol, natrium hidrogen karbonat, minyak kedelai, tween 80, BHT, ammonia 30%, kloroform, HCl, pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer, magnesium, amilalkohol, feri(III) klorida 1%, formaldehid 30%, natrium asetat, NaOH 1N, eter, asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. Spektrofotometer ultraviolet-cahaya tampak (Shimadzu UV mini 1240), Rancimat (Methrom model 743), oven (Binder), neraca analitik (Kern ALS 220-4), vortex (Geniez), mikropipet, mortir, stamper, spatula, alumunium foil dan alat-alat gelas (Pyrex Iwaki Glass).
Metode peredaman radikal bebas
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penapisan fitokimia pada buah talok mentah dan matang yang segar terdapat senyawa metabolit sekunder flavonoid, saponin, tanin dan steroid/triterpenoid. Kemudian pada buah talok mentah dan matang yang kering terdapat flavonoid, tanin dan steroid/triterpenoid. Terdapatnya flavonoid
merupakan indikasi adanya aktivitas antioksidan. 1. Uji Aktivitas antioksidan dengan metode DPPH Tabel 1. Nilai IC50 dari vitamin C, Trolox dan buah talok
Nilai IC50 ( g/mL) Vit.C Trolox Talok mentah Talok matang
7,84
11,70
segar kering segar kering
169,67 379,70 41,10 444,35
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa aktivitas antioksidan yang paling aktif terdapat pada buah talok matang
yang segar dengan nilai IC50 41,10 g/mL, diikuti dengan buah talok mentah yang segar dengan nilai
IC50 169,67 g/mL, kemudian buah talok mentah
kering 379,70 g/mL dan yang terakhir buah talok
matang yang kering 444,35 g/mL. Apabila semua nilai ini dibandingkan dengan vitamin C yang
memiliki nilai IC50 sebesar 7,84 g/mL dan Trolox
yang memiliki nilai IC50 sebesar 11,70 g/mL, maka aktivitas antioksidan dari vitamin C dan Trolox jauh lebih. 2. Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode
Rancimat
Tabel 2. Nilai Protection factor (%) pada BHT dan ekstrak buah talok
B H T
Nilai Protection factor (%)
Ekstrak air Ekstrak etanol Buah talok
mentah Buah talok
matang Buah talok
mentah Buah Talok
matang segar kering segar kering segar kering segar kering
100 17,17 25,61 19,38 27,28 52,28 33,13 83,66 44,11
Dari Tabel 2 terlihat bahwa aktivitas antioksidan yang paling aktif terdapat pada ekstrak etanol buah talok matang yang segar dengan nilai Protection Factor 83.66 %, diikuti dengan ekstrak etanol buah talok mentah yang segar 52,28 %, kemudian ekstrak etanol buah talok matang yang kering 44,11 % dan yang mentah 33,13 %. Sedangkan pada ekstrak air diperoleh hasil bahwa nilai protection factor dari ekstrak air buah talok matang yang kering 27,28 % dan yang mentah 26,51 %, kemudian yang terakhir yaitu ekstrak air buah talok matang yang segar 19,38 % dan yang mentah 17,17 %. Apabila semua nilai ini dibandingkan dengan BHT yang nilainya 100 % maka aktivitas antioksidan BHT jauh lebih tinggi. Dimana BHT merupakan kontrol positif. Dari metode DPPH dan Rancimat diperoleh hasil bahwa aktivitas antioksidan yang paling besar terdapat pada buah talok segar yang matang
Disampaikan pada Seminar Nasional Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI), di Jakarta, 3-4 November 2009 7
4. KESIMPULAN
Dari hasil penapisan fitokimia pada buah talok mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid yang merupakan indikasi adanya aktivitas antioksidan. Berdasarkan hasil uji aktivitas antioksidan dengan metode :
a. DPPH yaitu sampel yang paling aktif terdapat pada buah talok matang yang
segar dengan nilai IC50 41,10 g/mL. b. Rancimat yaitu sampel yang paling
terdapat pada ekstrak etanol buah talok matang yang segar dengan nilai Protection Factor 83.66 %.
Dari kedua metode tersebut didapat bahwa as aktifitas antioksidan yang paling besar terdapat tok pada buah talok matang yang segar DAFTAR PUSTAKA 5. Hutapea RJ, dkk. Inventaris Tanaman Obat
Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan; 1999 hal 153-4.
6. Loliger j. Natural antioxidant. Dalam: Allen JC, Hamilton RJ, editor. Rancidity in foods. London: Apllied science published:1990. hal. 65-98.
7. Molyneux Philip. The use of the stable free radical diphenylpicrylhydrazil (DPPH) for estimating antioksidant activity. Journal of science and technology. Songklanakrin; 2004. Vol. 26. no.2. Hal. 211 - 19.
8. Xing Zao, Song KB, Kim MR. Antioksidant Activity of Salad vegetables grown in Korea. Journal of food Science and Nutrition. Korea : 2004. Vol.9. hal.289-94.