Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

25
TEKNOLOGI PANGAN FUNGSIONAL PAPER AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN SUJI (Pleomeleangustifolia Brown ) Disusun oleh: Kelompok 3 THP B Dessy Putri Sona 131710101020 Bagus Ananda 131710101038 Ikhwan Samsul Hadi S. 131710101078 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

description

Peran antioksidan daun suji

Transcript of Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

Page 1: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

TEKNOLOGI PANGAN FUNGSIONAL

PAPER AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN SUJI (Pleomeleangustifolia

Brown )

Disusun oleh:

Kelompok 3 THP B

Dessy Putri Sona 131710101020

Bagus Ananda 131710101038

Ikhwan Samsul Hadi S. 131710101078

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengkonsumsi fitokimia terbukti dapat menekan penyakit degeneratif

seperti aterosklerosis,kanker, dan diabetes militus, hal ini dikarenakan

kandungan fitokimia terbukti dapat menekan aktifitas antioksidan. Berbeda

dengan senyawa fitokimia lain, seperti komponen fenolik, klorofil terdapat

dalam jumlah banyak dalam tanaman yaitu rata-rata 1 % berat kering,

sehingga sangat berpotensi dikembangkan sebagai suplemen pangan atau

pangan fungsional. Klorofil adalah zat hijau dan pada tanaman yang

memfasilitasi penyerapan cahaya matahari.struktur dari molekul klorofil ini

mirp dengn hemogoblin pada darah manusia. Klorofil merupakan makanan

yang lengkap dengan berbgai nutrisi yang kuat, adalah sumber yang baik

vitamin seperti vitamin a, vitamin c, vitamin e, vitamin k dan beta karoten.

Klorofil kaya akan antioksidan dan asam lemak esensial. Klorofil alami

( seperti klorofil-a dan klorofil-b ) bersifat lipofilik karena keberadaan gugus

fitolnya ( C20H39OH).hidrolisis erhadap gugus ersebut akan mengubah

klorofil menajdi turunan yang larut air. Seperti klorofilid dan klorofilin.

Klorofil dan beberapa turunanya menunjukkan kemampuan antioksidatif

secara in vitro dan in vivo. Endo et all ( 1985 ) menyebutkan bahwa jika

klorofil dioksidasi dalam sistem metil linoleat akan dihasilkan radikal ח-kation

dari klorofil yang dapat membentuk kompleks dengan radikal peroksi,

kemudian dihasilkan produk yang stabil.

Klorofil efektif melawan kanker seperti kanker usus besar, dan dapat

merangsang induksi apoptosis. Ini akan memberikan perlindungan terhadap

berbagai karsinogen yang terdapat dalam udara, daging dan biji-bijian yang

dimasak. Studi telah menjelaskan bahwa klorofil dapat membantu untuk

menahan penyerapan  racun berbahaya oleh pencernaan, atau juga dikenal

sebagai aflatoksin dalam tubuh. Klorofil dan turunannya klorofilin berguna

Page 3: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

menghambat metabolisme prokarsinogen yang dapat merusak DNA dan juga

yang dapat menyebabkan kanker hati dan hepatitis. Penelitian lebih lanjut

yang dilakukan dalam hal ini telah menganjurkan efek pencegahan

kemoterapi klorofil, yang dikaitkan dengan sifat antimutagenik nya.

Penelitian lain telah menunjukkan kemanjuran klorofil sebagai senyawa

fitokimia dalam pengurangan tumorigenesis. Sebelum Egner er al ( 2000 )

melaporkan tentang klorofil. Klorofil sebelumnya dianggap tidak diserao oleh

tubuh. Mereka adalah yang pertama menemukan adanay turunan klorofil

dalam serum manusia yang berwarna hijau setelah pemberian klorofilin

dengan dosis 3 x 100 mghari selama 4 bulan. Pengujian ini dilakuakn secara

in vitro menggunakan sel Caco-2 ( human intestinal cell line ), menunjukkan

bahwa penyerapan klorofil yang lipofil sebesar 5-10 % ( feruzzi et all, 2001 ),

sedangkan klorofil sebesar 45-60 % ( ferruzi et al, 2002a). Klorofilid maupun

klorofilin memiliki akivitas menagkap radikal bebas yang lebih tinggi

dibandingkan klorofil yang masih mengandung gugus fitol ( Ferruzi, et all,

2002b ). Oleh karena itu upaya hidrolissi gugus fitol klorofil agar diperoleh

klorofil bagi kesehatan tubuh. Hidrolisis apat dilakukan menggunakan asam,

alkali atau enzim klorofilase.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan ekstrak cair daun suji

kaya klorofil dan emnguji aktivitas antioksidannya secara in vivo.

1.3 Manfaat

-Kita dapat mengetahui aktvitas antioksidan dalam tubuh secara in vivo.

-kita dapat mengetahui kandungan antioksidan daun suji secara spesifik.

-kita dapat mengethui keefektifan daun suji dalam penignkatan status

antioksidatif pada tubuh.

Page 4: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

BAB 2

METODELOGI

Bahan

- 7-10 helai Daun suji (pleomele angustifolia N.E. Brown)

- Tween 80

- Trinatrium sitrat dihidrat

- NahCO3

- Klorofilin (sodium Copper Chlorophylin/SCC

- Tikus jenis sparague dawley jantan umur 2 bulan

- Pepsin (p-7000)

- Pankreatin

Analisis

Analisis yang digunakan antara lain 1,1-diphenyl 2 pycryl hydrazil

(DPPH)Xantin oksidase, xantin, nitrobluetetrazolium, phosphat buffer saline

(PBS), tetraetoksiproprapana, asam tiobarbiturat, asam trikloroasetat, H2O2,

aseton, petroleum eter.

Page 5: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

Daun Suji

Pencucian

Pemotongan

Penghancuran dengan larutan pengekstrak (1:10) .

Inkubasi T : 70-750C, t : 60 menit

Penyaringan

Sentrifugasi , t: 10 menit

Supernatan

Blansing (t : 1 menit)

Penentuan Konsentrasi tween 80 (0,25; 0,5; 0,75;1,0 %), penentuan proses inkubasi selama ( 0, 30, dan 60 menit,

T: 70-75 0C).

2.1 Penentuan Prosedur Ekstraksi Daun Suji

Terdapat 6 jenis larutan pengekstrak yang digunakan yaitu NaHCO3 (0,5%),

Na sitrat (12 mm dan aquades) , masing-masing dengan maupun tanpa

penambahan tween 80 (1%).

Page 6: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

1 ml buffer , 1,87 ml metanol, 0,1 ml DPPHasetat

Pemasukkan dalam tabung reaksi0,03 ml laru.tan sampel

Inkubasi T : 25 0C t : 20 menit

Pencampuran

8,5 ml aseton

Pemasukkan Refrigerator selama 1 malam

Sentrifus t : 10 menit

Ekstrak (1,5)

2.2 Pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak

2.3 Analisis kadar kliklorofil ekstrak

Ekstrak (1,5)

Page 7: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

Supernatan (3 ml)

Pencampuran 6 ml petroleum eter, 0,2 ml deionisasi

Vortex dan sentrifuse

Pengukuran absorbansi

Fase lambung

Inkubasi dengan larutan uji dengan pepsin (1,6 mg/ml) , t : 1 jam dalam

penangas air 370C

Inkubasi fase usus halus(t : 2 jam)

0,5 m NaHCO3 setelah tercapai pH 7

+ campuran pankreatin (0,2 mg/ml), ekstrak empedu (1,25 mg/ml), lipase (0,1 mg/ml)

Pengukuran kadar klorofil terlarut

Perhitungan dosis pengujian secara in vivo

2.4 Pengukuran Kadar klorofil larut air

2.5 Estimasi tingkat penyerapan klorofil menggunakan sistem pencernaan in

vitro

Page 8: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

2.6 Pengujian Aktivitas Antioksidan Menggunakan Percobaan Tikus

Tikus yang digunakan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok yang

diberi :

- Ekstrak daun suji

- Larutan klorofilin

- Akuades (kontrol)

1. Preparasi sampel hati

Preparasi sampel mengikuti metode Singh Et al (2002), yaitu 1,25 g hati

dilakukan pencacahan dalam kondisi dingin dalam 5 ml larutan PBS (phospat

buffer saline) yang mengandung 11,15 g/L KCl. Homogenat yang dihasilkan

kemudian disentrifuse hingga memperoleh supernatan yang jernih, supernatan

selanjutnya digunakan untuk pengukuran aktivitas SOD dan katalase.

2. Pengukuran Aktivitas SOD

Metode ini digunakan untuk mengukur aktivitas menangkap radikal

anion superoksida. Anion superoksida dihasilkan secara enzimatis oleh sistem

xantin-xantin oksidase.

3. Pengukuran Aktivitas Katalase

Aktivitas katalase diukur berdasarkan besarnya reduksi hidrogen peroksida.

Aktivitas katalase dihitung dengan menggunakan data kemiringan (slope)

kurva absorbansi larutan sampel maupun blanko mengikuti rumus berikut ini :

Aktivitas katalase (U/ml) = (SL-SLb )/0,0436 x 2,5/0,5;

Page 9: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Penentuan prosedur ekstraksi daun suji

Ekstrak daun suji yang diignkn adalah ekstrak cair yang emmiliki aktivitas

antioksidan, kadar total klorofil dan kadar klorofil larut air yang tinggi.

Skrinning terdahulu terhadap bebrapa larutan pengekstrak, yaitu Na2CO3

( 0.1-0.5 % ), Na-sitrat 12 mM menghasilkan ekstrak dengan aktivitas

antioksidan, kadar klorofil da kadar klorofil larut air yang baik ( prangdimurti

et al,2005 ). Oleh karena itu untuk selanjutnya dicobakan 6 jenis larutan yaitu

NaHCO3 0.5 %, Na-Sitrat 12 mM dan akuades, amsing-masing dengan

maupun tanpa penmabahan Tween 80 1 % (b/v). Hasil yang diperoleh dapat

dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh jenis larutan pengekstrak terhadap nilai rata-rata aktivitas

antioksidan, kadar total klorofil larut air dari ekstrak daun suji yang

dihasilkan.

Larutan Pengekstrak Aktivitas

Antioksidan

(%)

Kadar Total

Klorofil

(mg/10 ml)

Kadar

Klorofil

Larut Air

(mg/10 ml )

Aquades 1.74 a 1.487 a 0.091 a

aquades + Tween 80,1 %. 8.74 b 2.540 b 0.509 bc

Na-sitrat 12 mM 8.07 b 2.478 b 0.129 ab

Na-sitrat 12 mM + Tween 80,1 % 14.13 c 2.586 b 0.670 c

NaHCO3 0,5 % 12.11 bc 2.575 b 0.258 ab

NaHCO3 0,5 % + Tween 80,1 % 11.94 bc 2.606 b 0.770 c

Ket : nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang berbeda dalam kolom yang sama

menunjukkan berbeda nyata ( p<0.05 ).

Tabel 1 menunjukkan bahwa penambahan Tween 80 1 % ke dalam larutan

pengekstrak meningkatkan aktivitas antioksidan ( aktivitas menangkap radikal

Page 10: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

DPPH ) dari ekstrak akuades dan ekstrak Na-sitrat, meningkatkan kadar total

klorofil dari ekstrak akuades. Penggunaan larutan pengekstrak Tween 80 1 %

dalam Na-sitrat mM menghasilkan aktivitas antioksidan ekstrak yang paling

tinggi, serta Ph ekstrak yang mendektai netral ( sekitar 6.6 ), sehingga terpilih

untuk digunakan pada tahap berikutnya. Tween 80 ( polioksietilen sorbitan

monoleat) merupakan surfakat atau deterjen non ionik dan termsuk dalam

bahan tambahan pangan kelas polisorbat. Penggunaan Tween 80 dalam

eksraksi klorofil dapat menekan pembentukan feolifilin dalam air dan

mempermudah kontak dengan enzim klorofilase. Klorofilase bekerja

menghidrolisis gugus fitol klorofil sehingga mengubahnya menajdi klorofilid

yang larut air.

Na-sitrat 12 mM dilaporkan dapat emnignkatkan aktivitas klorofilase

( Lopes et al, 1992 ). Larutan pengekstratan Tween 80 1 % dalam Na-sitrat 12

mM memiliki pH 7.65, yaitu mendekati pH optimum klorofilase daun suji ( pH

) ( Sibarani, 1994 ). Kondisi tersebut menyebabkan lebih banyak klorofil larut

air yang terbentuk. Penggunaan suhu inkubasi sebesar 70 C adalah berdasarkan

pertimbangan bahwa suhu optimal klorofilase dalam pelarut air berkisar antara

67-75 C ( Clydesdale dan Francis, 1976 ). Perlakuan blansir terhadap ekstrak

dilakukan selama 1 meni, karena waktu yang lebih lama dapat merangsang

terjadinya reaksi oksidasi non enzimatis ( Eskin, 1976 ).

Tahap selanjutnya ditunjukkan untuk menentukan konsentrasi Tween 80

dan lama inkubasi, dengan menggunakan larutan pengekstrak Tween 80 1 %

dalama Na-sitrat 12 mM. Hasil dari tahap ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Pengujian sidik ragam menunjukkan bahwa adanya tahapan inkubasi

meningkatka aktivitas antioksidan dan kadar klorofil larut air, peningkatan

konsentrasi Tween menignkatkan konsentrasi Tween dari 0.75 % menjadi 1 %

tidak menghasilkan perbedaan kadar klorofil larut air ( p>0.05 ). Dari tahap ini

disimpulkan bahwa prosedur ekstraksi yang terbaik adalah dengan

menggunakan larutan pengekstrat Tween 80 0.75 % dalam Na-sitrat 12 mM

dan Pemberian inkubasi selama 30 menit pada suhu 70-75 C sebelum tahapan

pemisahan padatan. Menurut Sibarani ( 1994 ) waktu ikubasi optimum unutk

Page 11: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

klorofilese daun suji adalah 30 menit. Suatu komponen pangan dapat dengan

mudah diserap oleh usus apabila berada dalam konsisi berada dalam kondisi

terlarut atau tidak tiriket oleh komponen lain yang berukuran besar, oleh karena

itu besarnya klorofil dapat diserap berkolerasi positif dengan kadar klorofil

terlarut.

Berdasarkan kurva standart SCC, kadar klorofil ekstrak daun suji( 0.1 g/ml)

setara dengan larutan SCC 2,3 mM. Selama pencernaan terjadi penurunan

kadar klorofil terlarut, baik klorofil suji maupun SCC ( Gambar 2). SCC, suatu

klorofilin, umum digunakan sebgai bahan utama suplemen pangan kaya akan

klorofilin atau minuman klorofilin. Sebanyak 45 % klorofilin suji tergradesi di

lambung ( Gambar 2a), diperkirakan berubah menajdi sebanayk 75-77 %

klorofilin pure bayam berubaha menjadi feofitin di lambung. Adanya senyawa

antioksidan lain dalam ekstrak daun suji diduga turut berperan dalam

mencegah degradasi klorofil suji. Analisis yang telah dilakukan terpisah

terhadap ekstrat daun suji menunjukkan bahwa ekstrak mengandung hal yang

sama.

3.2 Pengujian aktivitas antioksidatif enggunakan tikus percobaan

Tikus selama percobaan dalam keadaan sehat yang ditunjukkan oleh adanya

kenaikan berat badan sebesar 1,7 -1,8 g/hari dan konsumsi ransum rata-rata

sebanyak 15 g/hari. Hasil pengukuran terhadap terhadap berat organ dan

parameter antioksidatif dapat dilihat pada tabel 2.

Page 12: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

Gambar 1. Pengaruh tingkat konsentrasi Tween 80 yang ditambahkan ke dalam larutan pengekstrak Na-sitrat 12 mM dan lama inkubasi terhadap : (a) Kadar klorofil larut air . (b) Aktivitas antioksidan

Page 13: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

Pemberian ekstrak daun suji maupun SCC tidak mengakibatkan

perbedaan berat organ hati, limpa dan ginjal (p >0.05). Berdasarkan laporan

JECFA (Anonim, 1969) . tembaga (Cu) dalam senyawa Cu-klorofil/klorofilin

Gambar 2. (a) Kadar klorofil terlarut ada masing-masing fraksi selama pencernaan in vitro(b) Estimasi jumlah klorofil yang terserap

Page 14: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

terikat kuat dan tidak ada efek toksikologis yang berarti jika diberikan melalui

jalur oral, bahkan pada pengujian jangka panjang menggunakan tikus

percobaan. Pemberian Cu-klorofil dalam ransum sebanyak 1500 mg/kg berat

badan. Sedangkan untuk sktak daun suji belum dilakukan analisis hispatologis

maupun uji toksisitas.

Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan mengukur kadar MDA

(malondialdehida), aktivitas SOD dan aktivitas katalase hati. MDA adalah

produk peroksidasi lipid, dan kadarnya dapat tekan oleh keberadaan senyawa-

senyawa antioksidan. Kadar MDA yang rendah menunjukkan adanya

penghambatan terhadap oksidasi lipid oleh suatu antioksidan.

Tabel 2. Menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun suji maupun SCC

menurunkan kadar MDA sebesar 70 % dan 47 % diduga karena sifat

mengemukakan bahwa klorofil merupakan antioksidan pemutusan rantai yang

bekerja dengan cara mendonorkan elektronnya kepada radikal bebas. Dalam

menghambat oksidasi lipid, klorofil bekerja pada tahap inisiasi. Dikatakannya

pula bahwa yang berperan dalam sifat antioksidatif klorofil adalah sutruktur

porifinnya.

Enzim katalase dan SOD termasuk enxim-enzim utama yang berperan

dalam melindungi oksidasi jaringan. Katalase dan SOD adalah enzim-enzim

yang bekerjasama menetralisir radikal superoksida. Radikal superoksida

didismutasi oleh SOD menjadi H2O2yang masih bersifat toksik. Kemudian

H2O2 didegradasi oleh katalase menjadi produk yagn tdak toksik .

Analisis yang dilakukan , katalase yang ditambahkan ke dalam campuran

reaksi dalam jumlah yang sama, kemudian dihitung kecepatan penguraian dari

H2O2 ditambahkan.

Page 15: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

Hasil pengujian terhadap ekstrak hati kelompok suji menunjukkan adanya

peningkatan aktivitas katalse sebesar 40 % lebih tinggi dibandingkan kelompok

kontrol (p< 0,05).

Kecepatan penguraian H2O2 disebabkan oleh :

a. Peningkatan aktivitas katalase hati

b. Kemampuan klorofil menangkap (scavenge) H2O2

Efek klorofil terhadap katalase telah dibuktikan secara in vitro antara lain

oleh Hsu et al. (2005) menyatakan bahwa klorofil larut air, dalam hal ini

feoforbid a dan feoforbid b, memperkuat ketahanan limfosit manusia terhadap

kerusakan oksidatif yang diinduksi oleh H2O2 .

Kemampuan klorofil menangkap H2O2 diteliti oleh Kumar et al., (2001)

yang menyebutkan bahwa konstanta kecepatan reaksi antara klorofilin dengan

H2O2 adalah sebesar 2,7 x 10 6 M -1. s -1 Katalase maupun klorofil memiliki

kerangka porofin dalam strukturnya , sehingga diduga klorofil berkontribusi

dalam sintesis katalase. Keberadaan antioksidan lain dalam ektrak daun suji,

seperti karotenoid dan komponen fenolik berkontribusi dalam peningkatan

status antioksidatif kelompok suji.

SOD merupakan enzim antioksidan yang berperan dalam dismutasi radikal

superoksida dimana dihasilkan dari dari reaksi xantin dan xantin oksidase.

Semakin tinggi aktivitas SOD berarti semakin banyak radikal superoksida yang

dinetralisir dan hal ini menunjukkan oleh semakin rendahnya formazan yang

terbentuk.

Kelompok Suji dan SCC memiliki aktivitas menangkap radikal

superoksida yang lebih besar, yaitu masing - masing 25 % dan 66 % lebih

besar dibandingkan kelompok kontrol .

Page 16: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

BAB 4

KESIMPULAN

Ekstraksi daun suji dilakukan dengan menggunakan larutan pengekstrak

Tween 80 0.75 % dalam Na-sitrat 12 Mm diikuti dengan inkubasi selama 30

menit pada 70-75 C. Metode ini mampu menghasilkan ekstrak daun suji yang

Page 17: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

lebih baik, yaitu memiliki kadar total klorofil larut air dan aktivitas antioksidan

yang signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak yang dihasilkan

denagh hanya menggunakan air ( aquades ) seperti yang biasa dilakukan di

tingkat rumah tangga. Pengujian dengan menggunakn kanung dialisis

menunjukkan bahwa klorofil ( SCC ) diserap lebih banyak dibandingkan

klorofil ekstrak daun suji, yaitu berutur-turut sekitar 22 % dan 7 %.

Pemberian ekstrak daun suji maupun SCC secara oral selama 2 bulan tidak

menagkibatkan perbedaan berat organ hati, limpah dan ginjal tikus Sprague

Dawley jantan pemberian ekstrak daun suji dapat meningkatkan status

antioksidan tubuh, yang antara lain ditunjukkan oelh adanya penurunan kadar

MDA hati sebesar 70 % dan peningkatan aktivitas katalase hati sebesar 40 %

dibandingkan kelompok kontrol, bahkan kondisi ini lebih baik dibandingkan

kelompok SCC. Pemberian ekstrak daun suji maupun SCC mengingkatkan

aktivita SOD hati, yaitu masing-masing 25 % dan 66 % lebih besar

dibandingkan kelompok kontrol. Penignkatan status antioksidatif tikus

percobaan diduga disebabkan oleh aktivitas antioksidan klorofil yang

terkandung dalam ekstrak daun suji maupun SCC.

Page 18: Paper Antioksidan Peran Aktivitas Antioksidan Daun Suji

MATA KULIAH TEKNOLOGI PANGAN

FUNGSIONAL

PAPER

“AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAUN SUJI”

disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah teknologi pangan fungsional

disusun oleh :

Bagus Ananda (131710101038)

Dessi Putri S ( 131710101030)

Ikwan Samsul H ( 131710101038 )

Kelas: THP B (2013)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015