UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri...

57

Transcript of UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri...

Page 1: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

1

Page 2: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

Tuhan Yang Maha Esa karena atas Asung Kertha Wara Nugraha-Nya disertasi ini

dapat diselesaikan dengan baik. Disertasi ini berjudul “Peran Bank Devisa

Persero pada Ekspor Non Migas di Indonesia”. Tuntasnya disertasi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik dalam bentuk material dan non-material

yang diberikan secara langsung ataupun tidak langsung. Bantuan tersebut yang

memungkinkan disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis

dengan penuh syukur dan ketulusan hati menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya.

Kepada Rektor Universitas Udayana, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-

KEMD. beserta para Pembantu Rektor, penulis ucapkan terima kasih atas

kesempatan yang diberikan dan fasilitas yang disediakan untuk dapat

menyelesaikan studi dan disertasi ini.

Kepada Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Dr. I

Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan arahan, bimbingan, semangat dan berbagai bantuan kepada penulis

dalam menyelesaikan disertasi ini.

Page 3: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

vi

Ucapan terima kasih kepada Ketua Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi

Univesitas Udayana sekaligus sebagai Promotor dan Dosen Pengampu Matakuliah

Penunjang Disertasi (MKPD), Prof. Dr. Drs. Made Kembar Sri Budhi, M.P.,

seorang Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Denpasar

yang dengan kesabarannya telah memberikan bimbingan dan berbagai literatur

yang sangat menunjang dalam penulisan disertasi ini, serta selalu

memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan

Program S3 ini.

Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, S.E., M.S., Guru Besar Fakultas

Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar sebagai Ko-Promotor I sekaligus

sebagai Dosen Pengampu Matakuliah Penunjang Disertasi (MKPD) yang dengan

kecerdasan, keluasan wawasan dan ketegasan beliau sebagai ilmuan senior, telah

memberikan bimbingan, mengarahkan dan tantangan bagi penulis untuk

menyelesaikan studi disertasi ini dengan penuh ketekunan tersendiri.

Dr. Ida Ayu Nyoman Saskara, SE., M.Si., selaku Ko Promotor II dan

sekaligus sebagai Dosen Pengampu Matakuliah Penunjang Disertasi (MKPD)

yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan disertasi

ini, sehingga penulisan lebih bermakna, penulis ucapkan terima kasih dengan

tulus dan penghargaan.

Para dosen pengajar Program Doktor Ilmu Ekonomi Pascasarjana

Universitas Udayana yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu, ucapan

terima kasih ini penulis sampaikan dengan tulus atas semua perannya dalam

memberikan pengetahuan ataupun meletakkan dasar keilmuan secara kritis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini dengan baik.

Page 4: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

vii

Kepada staf Program Doktor Ilmu Ekonomi, Program Pascasarjana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Ni Komang Sri Mariatini,

S.E., Ni Putu Sri Suarningsih, S.E., dan I Nyoman Suwendra, S.E., terima kasih

atas bantuan dan fasilitasinya kepada penulis selama masa perkuliahan dan

penyelesaian disertasi ini. Terima kasih penulis juga sampaikan kepada rekan-

rekan di IDEYANA terutama kepada Dr. Paulus dan Dr. Nina beserta staf

Komang Arsini, atas dukungan dan bantuannya yang tulus.

Dengan rasa hormat dan bakti serta terima kasih disampaikan kepada

Ayah tercinta Dr. Ir. Paulus Kurniawan, MBA, Ibu tercinta Dr. dr. Yustina Anie

Indriastuti, MSc, SpGK dan Mertua yang dengan penuh rasa kasih sayang telah

mendoakan dan menanamkan makna berbagi kasih dan ilmu dalam arti hidup

yang mandiri. Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta

Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan studi ini dan anak tercinta Karl

Wilhelm Wikatama.

Kepada rekan-rekan Angkatan VI (September 2014) Program Doktor Ilmu

Ekonomi, yang selalu memberikan masukan dan saling memberikan semangat

untuk dapat secepatnya menyelesaikan studi.

Penulis mengucapkan terimakasih yang tulus mulia kepada semua pihak

yang telah memberi bantuan yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan dan amal perbuatan Bapak, Ibu dan Saudara sekalian

mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Page 5: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

viii

Pada akhirnya, penulis bersyukur dapat menyelesaikan disertasi ini dengan

kesadaran penuh bahwasanya disertasi ini belum sempurna dan tidak luput dari

kekurangan. Semoga karya ilmiah ini dapat memberi secercah manfaat kepada

para sidang pembaca dan perkembangan ilmu.

Denpasar, Mei 2017

Penulis

Yoseph Wikatama

Page 6: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

ix

ABSTRAK

Dengan masih melemahnya perekonomian global yang berlangsung hingga

saat ini memberi dampak langsung terhadap ekspor non migas di Indonesia. Studi

ini menganalisis peran Bank Devisa Persero pada ekspor non migas di Indonesia.

Analisis dalam studi ini melibatkan variabel independen yang terdiri dari variabel-

variabel risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas Bank Devisa Persero,

variabel intervening dari nilai kredit ekspor Bank Devisa Persero di Indonesia,

variabel dependen dari ekspor non migas di Indonesia dan variabel moderasi dari

inflasidan kurs mata uang. Teori yang mendukung dalam studi ini mencakup teori

perdagangan internasional, konsep ekspor, perbankan di Indonesia dan teori

inflasi serta kurs mata uang. Data panel dari tahun 2005 sampai tahun 2015

digunakan pada analisis dalam penelitian ini dengan menggunakan alat

ekonomotrika dari regresi berganda dan analisis jalur dengan menggunakan

perangkat lunak Eviews versi 9. Temuan dalam studi ini sebagai berikut. a) Secara

bersama-sama, variabel risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas mempunyai

pengaruh signifikan terhadap nilai kredit ekspor Bank Devisa Persero di

Indonesia.b) Secara parsial variabel nilai kredit ekspor Bank Devisa Persero

berpengaruh positifdan signifikan terhadap ekspor non migas di Indonesia. c)

Nilai kredit ekspor Bank Devisa Perserodi Indonesia memediasi pengaruh risiko

kredit, risiko pasardan risiko likuiditasBank Devisa Persero terhadap ekspor non

migas di Indonesia. d) Variabel interaksi inflasi tidak memoderasi

hubunganvariabelnilai kredit ekspor Bank Devisa Perseroterhadap ekspor non

migas di Indonesia. e) Variabel interaksi kurs USDmemperlemah hubungan antara

nilai kredit ekspor Bank Devisa Persero denganekspor non migas di

Indonesia.Hasil penelitian ini merekomendasikan: a) Agar dapat selalu dipantau

dan ditekanrisiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM) dan risiko likuiditas (LDR)

1Bank Devisa Persero untuk mendukung peran Bank Devisa guna mendukung

kegiatan ekspor non migas di Indonesia dan b) Agar Kurs USD hendaknya selalu

dimonitor dan dijaga, agar kegiatan ekspor di Indonesia tetap dapat ditingkatkan.

Kata kunci: Nilai kredit Bank Devisa Persero, ekspor non migas di Indonesia

Page 7: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

x

ABSTRACT

Due to the weakening of the global economy that occur until present time,

delivers a direct impact on exports of non-oil&gas commodities in Indonesia. This

study analyzes the role of exchange state banks on non-oil&gas exports in

Indonesia. Analysis in this study involve independent variables which consist of

variables of credit risk, market risk, and liquidity risk; an intervening variable of

the credit loan for exportgiven by exchange state banks in Indonesia, a dependent

variable of non-oil&gas exports amount in Indonesia and variable moderation of

inflation and currency exchange rate of Indonesian Rupiah toward USD. The

theory behind this study include international trade theory, several concepts of

export, theories of banking in Indonesia and theories of inflation and currency

exchange rates. All datas from 2005 to 2015 are analyzed in this study by using

econometrics tool which are multiple regression and path analysis using Eviews

software version 9. The findings in this research are as follows: a) simultaneously,

variable of credit risk, market risk and liquidity risk have a significant influence

on values of credit loan for export given by exchange state banks in Indonesia, b)

partially, credit loan values for export given by state banks in Indonesia gives a

significant influence toward non-oil&gas exports in Indonesia, c) credit loan

values for export given by state banks in Indonesiamediate the effect of credit

risk, market risk and liquidity risk of exchange state banks toward non-oil&gas

exports in Indonesia, d) partially, a moderating variable Inflation does not mediate

variable ofloan credit value for exporttp non-oil&gas exportsin Indonesia and e)

partially, a moderating variable exchange rate Rupiah to USD provides a

weakening effect to variable ofloan credit value for export and non-oil&gas

exports in Indonesia. The results of this research recommend: a) maintain and

supress credit risk (NPL), market risk (NIM) and liquidity risk (LDR) of exchange

state banks, in order to support its role to encourage the activities of non-oil&gas

exports in Indonesia, and b) inflation and exchange rate of USD against Rupiah

should be kept constantly monitored and well maintained hence supports export

activities in Indonesia.

Keywords: Credits value of exchange State Banks, non-oil&gas exports in

Indonesia

Page 8: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

xi

RINGKASAN

Dengan masih melemahnya perekonomian global yang berlangsung

hingga saat ini memberi dampak langsung dengan ditandai menurunnya kinerja

ekspor, khususnya ekspor non migas di Indonesia.

Studi ini bertujuan untuk: a) menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh

risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas Bank Devisa Persero terhadap

besarnya nilai kredit Bank Devisa Persero Indonesia, b) menganalisis dan

mendeskripsikan pengaruh nilai kredit Bank Devisa Persero Indonesia terhadap

ekspor non migas di Indonesia, c) menganalisis dan mendeskripsikan nilai kredit

Bank Devisa Persero Indonesia dalam memediasi pengaruh risiko kredit, risiko

pasar dan risiko likuiditas Bank Devisa Persero terhadap ekspor non migas di

Indonesia dan d) menganalisis dan mendeskripsikan inflasi serta kurs USD yang

memoderasi hubungan antara besarnya nilai kredit Bank Devisa Persero Indonesia

dengan ekspor non migas di Indonesia.

Teori yang mendukung dalam studi ini adalah teori perdagangan

internasional, konsep ekspor, perbankan di Indonesia dan teori inflasi serta kurs

mata uang. Konsep dari studi ini menggunakan variabel independen yang terdiri

dari risiko kredit, risiko pasardan risiko likuiditas, variabel antara yang dibangun

dari nilai kredit Bank Devisa Persero Indonesia, variabel dependen dari nilai

ekspor non migas di Indonesiadan variabel moderasi dari inflasi dan kurs mata

uang Rupiah terhadap USD.

Data yang digunakan dalam studi ini menggunakan data sekunder dan

waktu yang dianalisis merupakan data crosssectional dan runtun waktu atau data

panel dari periode tahun 2005 sampai tahun 2015. Alat ekonometrika yang

dipergunakan dalam analisis ini yaitu regresi berganda dan analisis jalur dengan

perangkat lunak Eviews versi 9.

Hasil temuan studi dari analisis dan pengujian statistik dari data sekunder

diperoleh: a) Secara bersama-sama, variabel risiko kredit, risiko pasar dan risiko

likuiditas mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai kredit ekspor di

Indonesia, b) Secara parsial variabel nilaikredit ekspor berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ekspor non migas di Indonesia, c) Nilai kredit Bank Devisa

Perserodi Indonesia memediasi pengaruh risiko kredit, risiko pasar dan risiko

likuiditas Bank Devisa Persero terhadap ekspor non migas di Indonesia, d) Secara

parsial variabel interaksi inflasi tidak memoderasi hubungan nilai kredit ekspor

Bank Devisa Persero terhadap ekspor non migas Indonesia; dan e) Secara parsial

variabel interaksi kurs USD melemahkan hubungan nilai kredit ekspor Bank

Devisa Persero terhadap ekspor non migas Indonesia.

Rekomendasi dari hasil penelitian yaitu: a) Agar dapat selalu dijaga dan

ditekan risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM) dan risiko likuiditas (LDR) Bank

Devisa Persero untuk mendukung peran Bank Devisa guna mendukung kegiatan

ekspor non migas di Indonesia dan b) Inflasi dan kurs USD hendaknya selalu

dimonitor dan selalu dijaga kestabilannya untuk mendukung kegiatan ekspor di

Indonesia.

Page 9: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ...................................................................................... i

PRASYARAT GELAR ................................................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.............................................. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................ v

ABSTRAK .................................................................................................... ix

ABSTRACT .................................................................................................... x

RINGKASAN .............................................................................................. xi

DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xx

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 35

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 36

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 36

1.4.1 Manfaat Teoritis ...................................................... 36

1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................... 37

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................. 38

2.1 Kajian Teori ....................................................................... 38

2.1.1 Teori Perdagangan Internasional ............................. 38

2.1.2 Impor ....................................................................... 48

2.1.3 Ekspor ..................................................................... 52

2.1.4 Perbankan ............................................................... 55

2.1.5 Risiko Kredit .......................................................... 91

2.1.6 Risiko Likuiditas ..................................................... 97

2.1.7 Risiko Pasar ............................................................. 101

2.1.8 Inflasi ....................................................................... 104

2.1.9 Kurs ......................................................................... 110

2.1.10 Teori Crowding Out ................................................ 113

2.2 Penelitian Empiris di Indonesia .......................................... 115

2.3 Penelitian Empiris di Negara Lain ...................................... 117

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS .......... 132

3.1 Kerangka Berpikir ............................................................. 132

3.2 Kerangka Konsep ............................................................... 133

3.3 Hipotesis ............................................................................. 136

Page 10: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

xiii

BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................... 138

4.1 Desain Penelitian ................................................................ 138

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 139

4.3 Jenis dan Sumber Data ...................................................... 139

4.3.1 Jenis Data ............................................................... 139

4.3.2 Sumber Data ........................................................... 140

4.4 Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 140

4.5 Variabel Penelitian ............................................................. 141

4.5.1 Pengertian Variabel ................................................. 141

4.5.2 Klasifikasi Variabel ................................................. 141

4.6 Teknik Analisis Data .......................................................... 144

4.6.1 Data Panel .............................................................. 144

4.6.2 Model Regresi Data Panel ....................................... 145

4.6.3 Estimasi Regresi Data Panel ................................... 145

4.6.4 Uji Stasioneritas Data Panel .................................... 156

4.7 Pengujian Hipotesis ........................................................... 160

4.7.1 Pengujian Hipotesis, H1, H2 dan H3 dengan

Variabel Mediasi ...................................................... 160

4.7.2 Pengujian Hipotesis H4 dan H5 dengan Variabel

Moderasi .................................................................. 163

BAB V HASIL DAN ANALISIS STUDI .............................................. 165

5.1 Gambaran Umum Lokasi Studi .......................................... 165

5.2 Gambaran Umum Sampel Penelitian ................................. 165

5.3 Data Studi ........................................................................... 166

5.3.1 X1: Risiko Kredit (NPL) ......................................... 166

5.3.2 X2: Risiko Pasar (NIM) ........................................... 168

5.3.3 X3: Risiko Likuiditas (LDR) ................................... 170

5.3.4 X4: Inflasi ................................................................ 173

5.3.5 X5: Kurs USD ......................................................... 174

5.3.6 Y1: Nilai Kredit Ekspor ........................................... 175

5.3.7 Y2 : Ekspor Non Migas Indonesia .......................... 177

5.4 Uji Stasioneritas Data ......................................................... 178

5.4.1 Uji Stasioneritas Data X1: NPL .............................. 180

5.4.2 Uji Stasioneritas Data X2: NIM .............................. 181

5.4.3 Uji Stasioneritas Data X3: LDR .............................. 181

5.4.4 Uji Stasioneritas Data X4: Inflasi ............................ 182

5.4.5 Uji Stasioneritas Data X5: Kurs USD ..................... 183

5.4.6 Uji Stasioneritas Data Y1: Nilai Kredit Ekspor

Bank Devisa Persero ............................................... 183

5.4.7 Uji Stasioneritas Data Y2: Ekspor Non Migas ........ 184

Page 11: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

xiv

5.5 Analisis Regresi Sub Struktur-1(Pengaruh X1, X2 dan X3

terhadap Y1) ....................................................................... 185

5.5.1 Regresi Substruktur-1 Model Common Effect ........ 186

5.5.2 Regresi Substruktur-1 Model Fixed Effect .............. 187

5.5.3 Regresi Substruktur-1 Model Random Effect .......... 188

5.5.4 Uji Ketepatan Model Substruktur-1 ........................ 189

5.6 Analisis Regresi Sub Struktur-2 Pengaruh Y1,

Moderating X4 dan Moderating X5 terhadap Y2. ............. 191

5.6.1 Regresi Substruktur-2 Model Common Effect ........ 192

5.6.2 Regresi Substruktur-2 Model Fixed Effect ............. 193

5.6.3 Regresi Substruktur-2 Model Random Effect .......... 194

5.6.4 Uji Ketepatan Model Substruktur-2 ....................... 195

5.7 Analisis Jalur .................................................................... 196

5.7.1 Analisis Jalur Substruktur-1 .................................... 197

5.7.2 Analisis jalur Substruktur-2 .................................... 198

5.7.3 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total ..... 199

5.8 Pengujian Hipotesis ............................................................ 200

5.8.1 Pengujian Hipotesis H1 ........................................... 201

5.8.2 Pengujian Hipotesis H2, H3, H4 dan H5 ................ 204

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN................................... 207

6.1 Pembahasan Hasil Analisis ................................................ 207

6.2 Analisis Regresi Sub Struktur-1 ......................................... 208

6.2.1 Pengaruh NPL, NIM dan LDR Terhadap Nilai

Kredit Ekspor .......................................................... 208

6.2.2 Pengaruh Risiko Kredit (NPL) Terhadap Nilai

Kredit Ekspor .......................................................... 209

6.2.3 Pengaruh Risiko Pasar (NIM) Terhadap Nilai

Kredit Ekspor .......................................................... 210

6.2.4 Pengaruh Risiko Likuiditas (LDR) Terhadap Nilai

Kredit Ekspor .......................................................... 211

6.3 Analisis Regresi Sub Struktur-2 ......................................... 212

6.3.1 Pengaruh Nilai Kredit Ekspor terhadap Ekspor Non

Migas ....................................................................... 212

6.3.2 Nilai Kredit Ekspor Sebagai Intervening (Mediasi)

Pengaruh Variabel Risiko Kredit, Risiko Pasar dan

Risiko Likuiditas Terhadap Ekspor Non Migas ...... 213

6.3.3 Pengaruh Inflasi sebagai Pemoderasi ...................... 217

6.3.4 Pengaruh Kurs USD sebagai Pemoderasi ............... 220

BAB VII PENUTUP ................................................................................. 225

7.1 Simpulan ............................................................................ 225

7.2 Temuan Studi ..................................................................... 229

Page 12: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

xv

7.3 Implikasi Teoritis dan Implikasi Praktis ............................ 234

7.3.1 Implikasi Teoritis .................................................... 234

7.3.2 Implikasi Praktis ...................................................... 240

7.4 Limitasi Studi ..................................................................... 248

7.5 Saran Studi Mendatang ...................................................... 248

7.6 Rekomendasi ...................................................................... 249

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 252

LAMPIRAN .................................................................................................. 266

Page 13: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 1993 – 1998 ................................ 8

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2001 – 2010 ................................ 9

1.3 Perkembangan Ekspor Indonesia 2011 – 2015 ................................ 12

1.4 Indikator Ekonomi Indonesia ........................................................... 18

1.5 Kondisi Umum Perbankan ................................................................ 25

2.1 Sepuluh Jenis Komoditas Ekspor Utama di Indonesia ...................... 54

4.1 Definisi Operasional Penelitian ......................................................... 143

5.1 Sampel Penelitian .............................................................................. 165

5.2 Deskripsi Data NPL Triwulanan Periode 2005 – 2015 ..................... 167

5.3 Deskripsi Data NIM Triwulanan Periode 2005 – 2015 .................... 169

5.4 Deskripsi Data LDR Triwulanan Periode 2005 – 2015 .................... 171

5.5 Deskripsi Data Inflasi Triwulanan Periode 2005 – 2015 .................. 174

5.6 Deskripsi Data Kurs USD Triwulanan Periode 2005 – 2015 ............ 175

5.7 Deskripsi Data Nilai Kredit Ekspor Triwulanan Periode 2005-

2015 ................................................................................................... 176

5.8 Deskripsi Data Nilai Kredit Ekspor Triwulanan Periode 2005-

2015 ................................................................................................... 177

5.9 Unit Root Test Data NPL .................................................................. 180

5.10 Unit Root Test Data NIM .................................................................. 181

5.11 Unit Root Test Data LDR .................................................................. 181

5.12 Unit Root Test Data Inflasi ................................................................ 182

5.13 Unit Root Test Data Kurs USD ......................................................... 183

5.14 Unit Root Test Data Nilai Kredit Ekspor .......................................... 183

5.15 Unit Root Test Data Ekspor Non Migas ............................................ 184

5.16 Regresi Common Effect Substruktur-1 .............................................. 186

5.17 Regresi Fixed Effect Substruktur-1 ................................................... 187

5.18 Regresi Random Effect Substruktur-1 ............................................... 188

5.19 Uji F-statistik (Chow test) Regresi Sub Struktur-1 ........................... 189

5.20 Uji LM Regresi Sub Struktur-1 ......................................................... 190

5.21 Regresi Common Effect Substruktur-2 .............................................. 193

5.22 Regresi Fixed Effect Substruktur-2 ................................................... 194

5.23 Uji F-statistik (Chow test) Regresi Sub Struktur-2 ........................... 195

5.24 Regresi Random Effect Substruktur-1 .............................................. 197

5.25 Analisis hubungan kausal terhadap Y1 ............................................. 197

5.26 Regresi Random Effect Substruktur-2 ............................................... 198

5.27 Analisis Hubungan Kausal terhadap Y2 ......................................... 198

Page 14: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

xvii

5.28 Pengaruh ke Ekspor Non Migas ........................................................ 199

5.29 Regresi Random Effect Sub Struktur-1 ........................................... 200

5.30 Uji Multikolinearitas Sub Struktur-1 ................................................. 202

5.31 Regresi Common Effect Substruktur-2 ............................................ 204

Page 15: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Pertumbuhan Ekspor Indonesia ......................................................... 4

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010 – 2015 ................................ 10

1.3 Perdagangan Migas dan Non Migas Indonesia ................................. 22

1.4 Perkembangan Inflasi ........................................................................ 23

1.5 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah ......................................................... 24

2.1 Model Stabilitas Perekonomian BI ................................................... 87

3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 132

3.2 Kerangka Konseptual Penelitian ...................................................... 133

Page 16: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Deskripsi Statistik Data Penelitian .................................................... 266

2 Data Penelitian .................................................................................. 267

3 Uji Stationeritas Data X1: NPL ......................................................... 270

4 Uji Stationeritas Data X2: NIM ........................................................ 271

5 Uji Stationeritas Data X3: LDR ........................................................ 272

6 Uji Stationeritas Data X4: Inflasi ...................................................... 273

7 Uji Stationeritas Data X5: KURS USD ............................................. 274

8 Uji Stationeritas Data Y1: NILAI KREDIT EKSPOR ..................... 275

9 Uji Stationeritas Data Y2: EKSPOR NON MIGAS ......................... 276

10 Regresi Ganda Y1_X1-X2-X3 (CE_MODEL) ................................. 277

Regresi Ganda Y1_X1-X2-X3 (FE_MODEL).................................. 278

Regresi Ganda Y1_X1-X2-X3 (RE_MODEL) ................................. 279

Regresi Ganda Y1_X1-X2-X3 (UJI_CHOW) .................................. 280

Regresi Ganda Y1_X1-X2-X3 (UJI_LM) ......................................... 281

11 Regresi Substruktur-2 (CE) ............................................................... 282

Regresi Substruktur-2 (FEM) ............................................................ 283

Regresi Substruktur-2 (UJI CHOW) ................................................. 283

12 Tabel Statistik F ................................................................................ 284

13 Tabel Statistik t .................................................................................. 285

14 Tabel Chi-square ............................................................................... 286

Page 17: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

xx

DAFTAR SINGKATAN

ADF : Augmented Dickey-Fuller

ALCO : Asset & Liability Committee

ALMA : Assets and liabilities management

AP : Administered Prices

Apindo : Asosiasi Pengusaha Indonesia

AS : Amerika Serikat

ASEAN : Association of Southeast Asian Nations

ATM : Automatic Teller Machine

Bapepam-LK : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

BBM : Bahan Bakar Minyak

BCBS : Basel Committee on Banking Supervision

BEI : Bursa Efek Indonesia

BI : Bank Indonesia

BIS : Bank for International Settlements

BLUE : Best Linear Unbiased Estimator

BNI : Bank Negara Indonesia

BOPO : Biaya Operasional dibandingkan dengan Pendapatan

Operasional

BPS : Badan Pusat Statistik

BRI : Bank Rakyat Indonesia

BTN : Bank Tabungan Negara

Camels : Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity

CAR : Capital Adequacy Ratio

CEM : Common Effect Model

CPI : Consumer Price Index

CPO : Crude Palm Oil

DHE : Devisa Hasil Ekspor

DPK : Dana Pihak Ketiga

DSU : Defisit Spending Unit

Page 18: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

xxi

ECB : European Central Bank

ECM : Error Component Model

ECM : Error Correction Model

EM : Emerging Market

ER : Exchange Rate

FEM : Fixed EffectModel

FFR : Fed Fund Rate

GDP : Gross Domestic Product

GFC : Global Financial Crisis

GLS : Generalized Least Squares

GNP : Gross National Product

H-O : Teori Heckscher-Ohlin

IHK : Indeks Harga Konsumen

IHKEI : Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia

IMF : International Monetary Fund

IPS : Im, Pesaran and Shin

IRB : The Internal Rating Based

ITPC : Indonesia Trade Promotion Centre

Kemendag : Kementrian Perdagangan

KI : Kredit Investasi

KK : Kredit Konsumsi

KMK : Kredit Modal Kerja

KPMM : Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

KPN : Koalisi Promosi Nasional

KTA : Kredit Tanpa Agunan

LCC : Levin, Lin and Chu

LDR : Loan to Deposit Ratio

LKNB : Lembaga Keuangan Non Bank

LM : Langrange Multiplier

LPG : Liquid Petroleum Gas

LPI : Laporan Perekonomian Indonesia

Page 19: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

xxii

LUE : Linier Unbiased Estimator

Minerba : Mineral dan Batu bara

ML : Marshal-Lerner

MoM : Month on Month

MPM : Marginal Propencity to Import

MRA : Multiple Regression Analysis

NIM : Net Interest Margin

NPI : Neraca Pembayaran Indonesia

NPL : Non Perfomance Loan

OJK : Otoritas Jasa Keuangan

OLS : Ordinary Least Square

OPEC : Organization of the Petroleum Exporting Countries

PBI : Peraturan Bank Indonesia

PDB : Produk Domestik Bruto

PEB : Pemberitahuan Ekspor Barang

PK : Peringkat Komposit

PK : Pertumbuhan Kredit

PK : Prinsip Kehati-hatian

PLO : Pertumbuhan Laba Operasi

PP : Phillips Perron

PPAP : Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

PT : Perseroan Terbatas

ptp : point-to-point

QE : Quantitative Easing

REM : Random Effect Model

ROA : Return on Assets

ROE : Return on Equity

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

RRC : Republik Rakyat Cina

RRT : Republik Rakyat Tiongkok

RSS : Residual Sum of Square

Page 20: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

xxiii

RTE : Rincian Transaksi Ekspor

SBI : Surat Berharga Indonesia

SBN : Surat Berharga Negara

SDA : Sumber Daya Alam

SE : Surat Edaran

SEKI : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia

SPPUR : Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

SSK : Stabilitas Sistem Keuangan

SSU : Surplus Spending Unit

Tbk. : Terbuka

TPI : Tim Pengendalian Inflasi

TPID : Tim Pengendalian Inflasi Daerah

TTL : Tarif Tenaga Listrik

UKM : Usaha Kecil Menengah

ULN : Utang Luar Negeri

UMKM : Usaha Mikro Kecil dan Menengah

US : United State

USD : United State Dollar

UU : Undang-Undang

UUD : Undang-undang Dasar

VAR : Vector Auto Regression

VECM : Vektor Error Correction Model

VF : Volatile Food

WDI : World Development Indicators

WTO : World Trade Organization

yoy : year of year

Page 21: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekonomi merupakan salah satu sektor yang berperan penting dan

merupakan indikator penentu kemajuan suatu negara. Peningkatan pembangunan

ekonomi dan kemajuan suatu negara tergantung dari pertumbuhan ekonomi

negara tersebut atau dengan kata lain peningkatan pembangunan dan kemajuan

suatu bangsa mengindikasikan ekonomi negara tersebut mengalami pertumbuhan

ekonomi secara signifikan. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan produksi

dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu sistem perekonomian dari waktu

ke waktu. Keadaan tersebut secara konvensional diukur sebagai tingkat persentase

peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) riil atau Gross Domestic Product

(GDP) riil. Tujuan yang lebih utama adalah pertumbuhan rasio GDP penduduk

(PDB perkapita) yang disebut pendapatan per kapita. Peningkatan pendapatan

perkapita tersebut ditunjukkan oleh pertumbuhan PDB yang lebih besar jika

dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk (Bishop et al., 2014).

Sumberdaya sebuah negara dapat mengalami pertumbuhan di antaranya

angkatan kerja meningkat karena pertumbuhan penduduk atau kapital stok fisik

bertumbuh melalui net investasi. Faktor pertumbuhan ini menyebabkan kapasitas

negara untuk berproduksi sedang naik. Pertumbuhan yang terjadi akan

berinteraksi dengan kondisi permintaan dalam negeri dan luar negeri untuk dapat

menentukan efek akhir pada output, termasuk kegiatan perdagangan yaitu ekspor

dan impor dan term of trade (Dun dkk., 2004; Zhang, 2008; Kurniawan dan

Page 22: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

2

Budhi, 2015). Meskipun ekspor penting bagi pertumbuhan dan perkembangan

untuk alasan makroekonomi dan mikroekonomi, karenanya negara berkembang

berupaya dengan segala tantangan untuk memperluas dan melakukan diversifikasi

ekspor untuk jangka waktu yang lama. Ketika ekspor terkonsentrasi di beberapa

komoditas primer, dapat berisiko pada ekonomi dan politik yang cukup serius.

Diversifikasi ekspor bertujuan mengurangi risiko ekonomi dan risiko politik.

Risiko ekonomi yang akan dikurangi, antara lain: 1) dalam jangka pendek,

volatilitas dan ketidakstabilan nilai pertukaran dengan luar negeri yang memiliki

efek merugikan ekonomi makro (pertumbuhan, tenaga kerja, perencanaan

investasi, impor dan kapasitas ekspor, valuta asing, arus kas, inflasi, pelarian

modal dengan investasi rendah oleh investor, pembayaran utang), 2) dalam

jangka panjang, tren sirkuler dan tidak terduga menyebabkan perdagangan

menurun dan memperburuk efek jangka pendek.

Ekspor non-migas telah diakui sebagai dasar untuk mempromosikan

transformasi ekonomi yang cepat dari suatu bangsa. Beberapa studi empiris telah

dilakukan untuk menjalin hubungan yang kuat antara pertumbuhan ekspor dan

laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Studi Krueger (1985) dan Bank

Dunia (1987) dikutip dalam Obada (1994) yang meneliti tentang hubungan antara

pertumbuhan ekspor dan pertumbuhan PDB untuk sekelompok sepuluh negara

berkembang serta menemukan bahwa peningkatan tingkat pertumbuhan

pendapatan ekspor dari 1 persen point setiap tahun setara dengan peningkatan laju

pertumbuhan 0,1 persen point dari PDB. Sektor pertanian memberikan

kesempatan untuk ratusan juta penduduk pedesaan untuk berjuang melawan

kemiskinan dan kelaparan. Sektor pertanian saja tidak dapat mencapai tingkat

Page 23: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

3

perkembangan ekonomi namun peran dalam proses pembangunan ekonomi adalah

sangat unik dan dapat bekerja dengan sektor lain untuk mencapai tingkat yang

lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi dan pembangunan (Bank Dunia, 2013).

Negara-negara berkembang termasuk negara-negara ASEAN,

pertumbuhan ekspor dan impor memegang peranan strategis bagi pertumbuhan

ekonomi. Net export akan menambah devisa yang dibutuhkan untuk membayar

hutang luar negeri serta mengimpor bahan baku dan barang modal yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan industri dalam negeri. Ketergantungan negara-

negara ASEAN pada perdagangan luar negeri menunjukkan bahwa andalan

ekspor, terutama ekspor non migas bertujuan untuk meningkatkan permintaan

agregat. Peningkatan permintaan agregat selanjutnya akan meningkatkan

pendapatan nasional, konsumsi, tabungan, investasi dan kesempatan kerja

(Soejoto dan Kaluge, 2005).

Tahun 2013 diwarnai dengan perubahan lanskap ekonomi global yang

ditandai oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara maju dan menurunnya

pertumbuhan ekonomi negara Emerging Market (EM) yang sebelumnya menjadi

penopang utama ekonomi dunia. Meskipun belum mencapai lintasan normalnya,

pertumbuhan ekonomi di kelompok negara maju menunjukan tren perbaikan.

Akselerasi pertumbuhan di kelompok negara maju terutama didorong oleh

perbaikan perekonomian di Amerika Serikat (AS) yang terus berlanjut sejak 2013.

Sebaliknya, kelompok negara-negara EM mengalami perlambatan ekonomi.

Terdeselerasinya pertumbuhan ekonomi negara-negara EM tersebut dipengaruhi

oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi China. Perubahan lanskap ekonomi

Page 24: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

4

global tersebut memberikan dampak lanjutan (spillover effect) terhadap

perekonomian melalui jalur perdagangan (trade channel). Dengan semakin

terintegrasinya perekonomian global, dinamika yang terjadi di suatu negara akan

berdampak terhadap negara lain, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Dengan demikian, dinamika perekonomian global, terutama AS dan China akan

memberikan dampak lanjutan (spillover effect) terhadap perekonomian domestik,

salah satunya melalui jalur perdagangan (trade channel). Spillover effect terhadap

perdagangan suatu negara tergantung dari karakteristik komoditas utama yang

diperdagangkan. Sementara itu, tren pertumbuhan kelompok negara-negara EM

yang dimotori China akan mempengaruhi kinerja ekspor negara-negara yang

masih mengandalkan ekspor komoditasnya, seperti Indonesia (Gambar 1.1).

30.000

25.000

20.000

15.000

10.000

5.000

0

2010

I II III IV

2011

I II III IV

2012

I II III IV

2013*

I II III IV

2014**

I* II* III* IV*

Tiongkok

Malaysia

Eropa

* angka sementara** angka sangat sementara

Amerika Serikat

Jepang

India

Singapura

Juta dolar AS

Gambar 1.1

Pertumbuhan Ekspor Indonesia (Sumber: Bank Indonesia, Laporan Perekonomian Indonesia/LPI, 2013)

Lembaga perbankan dalam melakukan kegiatannya menghadapi berbagai

kemungkinan, dimana kegiatan yang dilakukan tersebut dapat berdampak negatif

Page 25: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

5

atau tidak seperti yang diharapkan. Dengan kata lain, perbankan harus siap

menghadapi berbagai risiko sehubungan dengan kegiatan yang dilakukannya,

dimana risiko-risiko tersebut digolongkan sesuai dengan hakekatnya masing-

masing. Basel Accord mengklasifikasikan risiko, sebagai berikut 1) Risiko pasar,

2) Risiko kredit, 3) Risiko operasional, 4) Risiko lainnya, risiko usaha, risiko

strategis dan risiko reputasi. Menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat (2), bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Kredit merupakan media perbankan yang akan berpengaruh terhadap

perkembangan aktifitas perekonomian. Dari sisi produksi perkembangan

pembiayaan dalam bentuk kredit perbankan akan berpengaruh terhadap

kemampuan produksi dunia usaha sehingga akan menentukan output riil dari

berbagai sektor ekonomi (Meydianawati, 2007). Makin banyak kredit berarti

adanya kucuran dana dalam rangka meningkatkan usaha. Bagi pemerintah sendiri,

kredit merupakan keuntungan apabila kredit yang disalurkan untuk keperluan

ekspor, karena dengan itu para eksportir dapat berproduksi secara maksimal

sehingga volume ekspor meningkat yang pada muaranya bertambah pula

cadangan devisa negara.

Tujuan dan fungsi kredit adalah membantu nasabah dan pemerintah.

Membantu nasabah di siniyakni membantu nasabah yang memerlukan dana, baik

dana untuk investasi dan modal kerja. Dengan dana tersebut maka pihak debitur

Page 26: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

6

akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. Sedangkan membantu

pemerintah yakni membantu pemerintah di berbagai bidang, dimana bagi

pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka

akan semakin baik dan mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran

dana dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor, terutama di

sektor riil (Kasmir, 2007).

Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya

bank sangat terekspos dengan risiko kredit, dimana pada kondisi perbankan di

Indonesia saat ini komponen pinjaman yang diberikan merupakan pos aktiva yang

terbesar pada neraca bank. Dengan semakin meningkatnya risiko kredit yang

dihadapi, maka bank harus memiliki sarana yang memadai untuk

mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko kredit serta

menentukan bahwa semua risiko yang ada telah diperhitungkan dengan baik. Pada

akhirnya mengalokasikan modal yang memadai untuk menutup risiko ini. Risiko

kredit merupakan risiko terbesar yang dihadapi perbankan, karena sebagian besar

struktur aset yang dimiliki perbankan dalam neracanya adalah berbentuk kredit.

Dengan demikian menjadi hal yang penting untuk mengukur seberapa besar nilai

risiko yang terkandung dalam suatu eksposure kredit. Seberapa besar tingkat

akurasi risiko kredit sangat tergantung pada pemilihan metodologi yang paling

sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas kredit yang disalurkan bank.

Sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang mengemban fungsi intermediasi,

perbankan dihadapkan pada berbagai risiko usaha yang harus dikelola sehingga

dapat meminimalisir potensi kerugian.

Page 27: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

7

Salah satu risiko yang krusial adalah risiko likuiditas. Untuk itu bank harus

memiliki suatu kebijakan dan praktek manajemen risiko likuiditas yang bertujuan

untuk mengidentifikasi, mengukur, memonitor serta mengendalikan risiko

likuiditas sehingga dapat meminimalisir dampaknya pada tingkat yang dapat

ditoleransi (risk tolerance). Di samping itu, konsentrasi likuiditas pada produk-

produk terstruktur (structured product) tertentu dan pasar antar bank, serta

meningkatnya probabilitas komitmen pada off balance sheet menjadi pos-pos

pada neraca telah memicu masalah likuditas pendanaan dan intervensi oleh bank

sentral. Lebih jauh, permasalahan likuiditas suatu bank dapat memiliki dampak

terhadap industri perbankan dan keuangan secara keseluruhan (contagion effect).

Untuk melindungi bank dari risiko terjadinya kerugian maka bank harus

mengalokasi modal dalam risiko pasar. Setiap jenis risiko yang melekat pada

setiap transaksi yang mengandung risiko pasar harus dapat diidentifikasikan

sebagai dasar untuk memastikan bahwa pengukuran risiko pasar dapat dilakukan

secara akurat. Setiap jenis transaksi harus dianalisis dan dicermati, karena satu

transaksi bisa memiliki lebih dari satu jenis risiko yang akan mempengaruhi

besarnya risiko yang dihadapi. Jenis risiko pasar secara umum dapat

dikelompokkan atas: risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko posisi ekuitas

dan risiko komoditas.

Tujuan utama dari kebijakan ekonomi di setiap negara adalah untuk

mendapatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan stabilitas harga.

Oleh karena itu, kebijakan fiskal dengan tujuan pertumbuhan produktivitas dan

Page 28: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

8

kebijakan moneter dengan tujuan stabilitas harga harus dikoordinasikan dan

dilaksanakan secara efektif. Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan dan stabilitas harga secara bersamaan, bagi para pembuat kebijakan

akan sulit untuk mencapainya. Beberapa konsep ekonomi menekankan bahwa

inflasi yang moderat adalah stimulus bagi pertumbuhan ekonomi (Mubarak,

2005). Namun, karena ekspektasi rasional dan inflasi, secara bertahap akan

meningkatkan tingkat harga menjadi tingkat harga yang tinggi dan terjadinya

ketidakpastian ekonomi makro yang berbahaya bagi pertumbuhan ekonomi

(Feldstein, 1982; Khan dan Senhadji, 2001; Ocran, 2007). Pada saat dimana

tingkat waktu nol inflasi terjadi atau disinflasi juga akan berdampak negatif

terhadap pertumbuhan ekonomi karena menurunnya motivasi produsen (Hasanov,

2011).

Tabel 1.1

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 1993-1998

Year GDP growth

(annual)

GDP per capita

growth (annual %)

1993 7,3 5,5

1994 7,5 5,8

1995 8,4 6,7

1996 7,6 6,0

1997 4,7 3,2

1998 -13,1 -14,4

(Sumber: World Development Indicators/WDI, December 2014)

Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan

perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta

dalam perdagangan internasional berupaya agar kegiatan tersebut dapat

memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Indonesia merupakan

Page 29: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

9

negara small open economy sehingga imbas dari krisis finansial global sangat

mempengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri. Salah satu dampak dari krisis

finansial global adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada

tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama periode tahun 1993–1996

(Tabel 1.1) adalah cukup tinggi, dengan rata-rata pertumbuhan 7,5 persen per

tahun. Namun semenjak krisis tahun 1997 hingga masa krisis tahun 2000,

pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dengan rata-rata negatif 0,9 persen,

bahkan pada tahun 1998 pertumbuhan ekonomi negatif sebesar 13,1 persen.

Tabel 1.2

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2001 – 2010

Year GDP growth

(annual %)

GDP per capita

growth (annual %)

2001 3,6 2,2

2002 4,5 3,0

2003 4,8 3,3

2004 5,0 3,5

2005 5,7 4,2

2006 5,5 4,0

2007 6,3 4,8

2008 6,1 4,5

2009 4,6 3,2

2010 6,2 4,8

(Sumber: World Development Indicators/WDI, 2014)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan tumbuh mencapai 6,1

persen pada tahun 2008 atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2007

sebesar 6,3 persen. Pada periode tahun 2001-2010 (Tabel 1.2) masa pemulihan

ekonomi, pertumbuhan ekonomi mulai membaik dengan pertumbuhan rata-rata

5,2 persen.

Page 30: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

10

Gambar 1.2

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2010 - 2015

(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/02/07/182803626/Pertumbuhan.Ekonomi.2

015. Terendah.dalam.Enam.Tahun.Terakhir

http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/04/160411_majalah_ekonomi_indonesia_ba

nk dunia)

Berbeda dengan proyeksi awal, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan

ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik akan mencapai 6,3 persen pada 2016

dan 6,2 persen pada 2017. Padahal, pada Oktober 2015 lalu, lembaga di

Washington DC tersebut memprediksi pertumbuhan ekonomi di kawasan yang

sama bakal mencapai 6,4 persen pada 2016 dan 6,3 persen pada 2017. Penurunan

proyeksi ini, sebagaimana dipaparkan Bank Dunia dalam laporan terbaru,

disebabkan pertumbuhan ekonomi Cina yang melamban dari 6,9 persen pada 2015

menjadi 6,7 persen pada 2016 dan 6,5 persen pada 2017. Pertumbuhan ekonomi

Indonesia secara kuartalan memang cenderung meningkat, dari 4,73 persen pada

triwulan III 2015 menjadi 5,04 persen pada triwulan IV 2015. Artinya terjadi

percepatan geliat ekonomi pada triwulan IV 2015 dibandingkan triwulan-triwulan

sebelumnya. Namun, jika dilihat secara tahunan, pertumbuhan ekonomi

Page 31: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

11

Indonesia terus melambat. Mengacu catatan Badan Pusat Statistik (BPS),

pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 sebesar 4,79 persen merupakan yang

terendah enam tahun terakhir (Gambar 1.2). Keadaan ini dipengaruhi pula

beberapa faktor lain yang mencakup volatilitas pasar keuangan dan turunnya

harga beragam komoditas, berdampak ke sejumlah negara. Indonesia misalnya,

diprediksi mengalami pertumbuhan ekonomi sebanyak 5,1 persen pada 2016 dan

5,3 persen pada 2017. Walau angka itu merupakan perbaikan dari 4,8 persen pada

2015, Bank Dunia menyatakan pertumbuhan di Indonesia bergantung dari

serangkaian kebijakan ekonomi pemerintah.

Peranan bank devisa bagi importir dan eksportir, bank devisa merupakan

lembaga dengan siapa bank devisa dapat menjual-belikan surat wesel luar negeri

dan menggunakannya sebagai perantara dalam mengadakan penagihan kepada

debitur di luar negeri. Pada umumnya, para eksportir dan juga pemerintah dari

negara pengekspor hampir senantiasa menghendaki untuk menggunakan hard

currenccy atau mata uang kuat dalam mengadakan perjanjian jual-beli dengan

para pembeli di luar negeri dan bukannya soft currency atau mata uang lemah.

Oleh karena bank-bank devisa menjual-belikan surat wesel luar negeri, karenanya

bank-bank devisa tersebut pada umumnya mempunyai rekening pada bank-bank

di berbagai negara. Ekspor Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

Data nilai ekspor bisa merepresentasikan masuknya devisa ke Indonesia. Dengan

catatan belum adanya kewajiban penerimaan devisa hasil ekspor pada bank dalam

negeri, maka belum tentu nilai ekspor tersebut merepresentasikan nilai devisa

masuk yang sesungguhnya. Hal ini diperkuat dengan adanya defisit Neraca

Page 32: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

12

Pembayaran Indonesia (NPI) yang angkanya semakin membesar, dimana salah

satu penyebabnya adalah hasil ekspor yang tidak terserap di dalam negeri

(nilainya mencapai 29,5 miliar USD US) dan selisih antara pencatatan nilai

Devisa Hasil Ekspor (DHE), Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) serta Rincian

Transaksaksi Ekspor (RTE).

Tabel 1.3

Perkembangan Ekspor Indonesia 2011 – 2015

TAHUN

EKSPOR (Juta US$)

TOTAL MIGAS NON-

MIGAS

SEKTOR

PERTANIAN INDUSTR

I PERTAM BANGAN

LAIN-NYA

2011 203.496 41.477 162.019

5.165 122.187 34.652 13

2012 190.031 36.977 153.043

5.569 116.123 31.329 18

2013 182.551 32.633 149.918

5.712 113.029 31.159 16

2014 176.292 30.331 145.961

5.770 117.329 22.850 10

2015 150.282 18.552 131.730

5.629 106.662 19.405 32

(Sumber: Kemendag, 2015, Indikator Ekonomi Indonesia)

Ekspor non-migas Indonesia dalam periode Januari-Nopember 2010

mengalami peningkatan, yang didominasi oleh beberapa komoditas utama, seperti

TPT, alas kaki, otomotif, kertas serta beberapa produk perkebunan seperti Crude

Palm Oil /CPO, Kakao dan Kopi. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Menteri

Perdagangan Mahendra Siregar di Jakarta beberapa waktu yang lalu mengatakan

bahwa tren ekspor non-migas Indonesia 2010 telah menunjukkan pembalikan ke

arah positif, yang diperlihatkan dari membaiknya kinerja ekspor non-migas pada

triwulan IV 2009. Kinerja ekspor non-migas triwulan ke-4 tahun 2009 sebesar 1,3

Page 33: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

13

persen atau US$ 331 juta lebih tinggi dibandingkan kinerja triwulan ke-4 tahun

2008. Perbaikan kinerja ekspor non-migas tersebut sejalan dengan membaiknya

kondisi perekonomian dunia. Kontraksi ekonomi negara-negara maju tidak

seburuk perkiraan sebelumnya akibat kebijakan moneter dan stimulus fiskal yang

dilakukan.

Pemulihan ekonomi RRC dan India yang kian kuat dan cepat yang

berdampak bertambahnya produk di Indonesia, dimana ekspor non-migas tahun

2010 akan mencapai sasaran sesuai target RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional), yaitu meningkat antara 7-8,5 persen. Sasaran tersebut

didasarkan atas adanya perbaikan ekonomi dunia yang mendorong peningkatan

permintaan serta memicu sentimen positif yang mampu mendorong penguatan

beberapa harga komoditi. Memasuki akhir tahun 2014 (Tabel 1.3), kinerja ekspor

terus menguat. Hingga Agustus 2014, kinerja ekspor mencapai USD 14,5 milyar,

naik sebesar 2,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya (Month on Month/MoM).

Penguatan kinerja ekspor pada Agustus diperkirakan akan terus berlanjut

mengarah ke pertumbuhan positif di akhir tahun ini. Ekspor non migas hasil

industri pengolahan pada periode Januari-September 2014 mengalami kenaikan

sebesar 5,45 persen dibanding periode yang sama tahun 2013 lalu. Ekspor hasil

pertanian juga mengalami kenaikan 1,60 persen. Sementara, ekspor hasil tambang

dan lainnya mengalami penurunan sebesar 24,20 persen. Tahun 2014, kinerja

ekspor dari berbagai daerah juga diperkirakan terus meningkat seiring dengan

menguat tanda-tanda pemulihan ekonomi global disertai harga komoditas di pasar

global yang cenderung membaik. Peningkatan ekspor nonmigas dipicu oleh

Page 34: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

14

meningkatnya ekspor seluruh sektor. Meskipun hanya meningkat 0,4 persen

(MoM/Month on Month), sektor industri masih mendominasi ekspor pada Agustus

2014, yakni mencapai 65,2 persen atau setara 9,4 milyar USD AS. Ekspor

Indonesia bulan September 2014 kembali meningkat 5,48 persen dibandingkan

capaian pada bulan sebelumnya. Pada September 2014, ekspor Indonesia

mencapai 15,28 milyar USD AS, sedangkan ekspor pada bulan Agustus mencapai

14,48 milyar USD AS. Sementara itu, jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada

periode yang sama tahun lalu, nilai ekspor pada September tahun ini juga naik

3,87 persen. Berdasarkan keterangan resmi Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Senin (3/11), pada September 2014 ekspor non migas mencapai 12,65 milyar

USD AS. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 6,48 persen dibandingkan

dengan ekspor non migas pada Agustus 2014. Demikian halnya jika dibandingkan

dengan nilai ekspor pada periode yang sama tahun 2013, meningkat 2,94 persen.

Sementara itu, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia pada Januari-

September 2014 mencapai 132,71 milyar USD AS atau menurun 0,93 persen

dibanding periode yang sama tahun lalu. Hal yang sama juga terjadi pada ekspor

non migas yang mencapai 109,30 milyar USD AS, turun 0,81 persen dibanding

capaian pada periode yang sama tahun lalu. Peningkatan terbesar ekspor non

migas di bulan September 2014 terhadap Agustus 2014 terjadi pada bahan bakar

mineral, yaitu sebesar 92,5 juta USD AS atau sekitar 5,73 persen. Sementara,

penurunan terbesar terjadi pada bahan kimia organik, yaitu sebesar 60,2 juta USD

AS atau 21,46 persen. Jika dilihat dari negara tujuannya, ekspor non migas ke

Amerika Serikat pada September 2014 merupakan yang terbesar, yaitu mencapai

Page 35: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

15

1,39 milyar USD AS, disusul kemudian Tiongkok dengan 1,29 milyar USD AS

dan Jepang sebesar 1,29 milyar USD AS. Kontribusi ketiganya mencapai 31,35

persen. Sementara itu, ekspor ke 27 negara Uni Eropa mencapai 1,37 milyar USD

AS. Menurut sektornya, ekspor non migas hasil industri pengolahan periode

Januari-September 2014 naik 5,45 persen dibanding periode yang sama tahun

2013 lalu. Ekspor hasil pertanian juga mengalami kenaikan sebesar 1,60 persen.

Sementara, ekspor hasil tambang dan lainnya turun sebesar 24,20 persen

(http://www.kemenkeu.go.id, tanggal 4 November 2014).

Tahun 2014, kinerja ekspor dari berbagai daerah juga diperkirakan terus

meningkat seiring dengan menguatnya tanda-tanda pemulihan ekonomi global

disertai harga komoditas di pasar global yang cenderung membaik. Dalam rangka

peningkatan kinerja ekspor Indonesia, neraca perdagangan dan stabilitas pasokan

komoditas strategis di dalam negeri, Kementerian Perdagangan mempersiapkan 3

(tiga) langkah strategis, yakni menjaga stabilitas harga, menyeimbangkan neraca

perdagangan dan membangun atau membentuk Koalisi Promosi Nasional. Ketiga

masalah itu menjadi fokus kerja Kementerian Perdagangan untuk secepatnya

dilakukan. Pemerintah selalu bertujuan untuk mengutamakan pengamanan pasar

dan menjaga stabilitas harga. Dengan itu, pemerintah akan terus memantau

keseimbangan antara supply dan demand agar ketersediaan barang terjaga dan

harga terjangkau oleh masyarakat, sehingga inflasi tetap dalam batas yang aman.

Selain itu, Kementerian Perdagangan akan meminimalisir permasalahan logistik

dan distribusi, serta mengefektifkan war room sebagai sistem monitoring untuk

harga harian. Koalisi Promosi Nasional (KPN) untuk tingkatkan ekspor guna

Page 36: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

16

mengatasi defisit neraca perdagangan. Karena itu, Kementerian Perdagangan akan

mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk mendorong peningkatan kinerja

ekspor. Pembentukan Koalisi Promosi Nasional adalah untuk menyatukan visi-

misi promosi yang selama ini terpecah di berbagai lembaga. Tujuannya sebagai

forum kordinasi antar instansi kementerian terkait yang dapat menciptakan produk

Indonesia yang unggul di pasar global.

Berdasarkan data BPS (Biro Pusat Statistik), selama periode Januari-

Agustus 2014, neraca perdagangan Indonesia dengan ASEAN, khususnya untuk

non migas masih defisit USD 0,26 milyar. Total ekspor non migas nasional ke

negara-negara anggota ASEAN mencapai USD 20,27 milyar, sedangkan impor

non migas sedikit lebih tinggi, yaitu sebesar USD 20,53 milyar. Untuk

mengamankan pasar dalam negeri dari serangan produk impor, terutama barang

konsumsi akan dioptimalkan seluruh perangkat yang ada seperti kebijakan anti

dumping, anti subsidi, pengamanan perdagangan (safeguard), tata niaga dan

perangkat lain termasuk bea masuk. Atase Perdagangan dan Indonesia Trade

Promotion Center (ITPC) yang berada di luar negeri akan terus bekerja keras

membantu pengusaha mendapatkan pasar ekspor dengan menjadi sales bagi

produk-produk Indonesia, melakukan promosi perdagangan yang tepat di negara-

negara yang membutuhkan produk Indonesia yang memiliki daya saing tinggi, di

samping membuka peluang-peluang pasar baru (Warta Ekspor, KEMENDAG RI,

Ditjen PEN/MJL/005/12/2014 Desember).

Total ekspor Indonesia pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar

14,7 persen dibanding tahun 2014 yaitu dari US$150.282 juta menjadi

Page 37: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

17

US$176.292 juta. Bila dibandingkan dengan tahun 2011, ekspor tahun 2015

mengalami penurunan sebesar 26,15 persen. Penurunan total ekspor tahun 2015

dibanding tahun 2014 disebabkan oleh menurunnya ekspor non migas sebesar

9,75 persen yaitu dari US$131.730 juta menjadi US$145.961 juta. Penurunan

ekspor non migas tersebut disebabkan oleh menurunnya ekspor di semua sektor

seperti pertanian, industri, pertambangan dan lainnya. Sementara itu, ekspor migas

juga mengalami penurunan sebesar 38,8 persen dari US$30,331 juta menjadi

US$18,552 juta. Penurunan nilai ekspor yang signifikan pada 2 (dua) tahun

terakhir ini disebabkan oleh menurunnya harga komoditas andalan ekspor non

migas seperti sawit, karet dan batubara. Penurunan harga ini akibat dari

menurunnya permintaan dari pasar ekspor negara tujuan seperti Tiongkok, India

dan Eropa. Meskipun nilai tukar Rupiah terhadap USD AS seharusnya mampu

mendongkrak kinerja ekspor, namun harga komoditas yang anjlok serta

melambatnya laju ekonomi domestik tidak mampu mendorong industri untuk

memanfaatkan momen tersebut.

Pada 2015, pertumbuhan ekspor non migas minus 9,8 persen. Untuk tahun

ini pemerintah menargetkan pertumbuhan 5,3 persen, sedangkan pada tahun depan

pertumbuhan ekspor non migas diharapkan mencapai 10,4 persen. Dari sisi

eksternal, volume perdagangan dunia diperkirakan akan lebih baik. Selain itu,

walaupun harga minyak dunia diperkirakan akan tetap rendah, harga produk

manufaktur (manufacturing unit value) diperkirakan akan meningkat.

Di dalam negeri sendiri, pemerintah akan melakukan intervensi kebijakan untuk

mendorong peningkatan pertumbuhan ekspor non migas. Salah satunya dengan

Page 38: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

18

penetapan target ekspor masing-masing provinsi, sebagai indikator kinerja

gubernur. Namun, Bappenas masih menghitung berapa peran kontribusi daerah

terhadap ekspor non migas nasional. Hal ini bukan berarti daerah mendapatkan

beban tetapi diharapkan bahwa daerah ikut berkontribusi secara bersama-sama,

karena komoditas berasal dari daerah.

Tabel 1.4

Indikator Ekonomi Indonesia

(Sumber: Bank Indonesia, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia/SEKI, 2013)

Pemerintah juga mendorong peningkatan kualitas produk Indonesia dan

ekspor yang bernilai tambah lebih tinggi serta peningkatan kemudahan ekspor dan

fasilitasi perdagangan yang lebih baik. Di samping itu, pemerintah akan

meningkatkan pemanfaatan skema kerja sama perdagangan internasional dan

mendorong para pengusaha untuk ekspor serta mencetak para eksportir baru.

Terakhir, pemerintah akan meningkatkan partisipasi pengusaha Indonesia

(terutama Usaha Kecil Menengah/UKM) dalam jaringan produksi global. Di

Page 39: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

19

sektor keuangan, permasalahan struktural ditandai oleh pasar keuangan Indonesia

yang masih tipis dengan peran pemain asing yang sangat dominan. Secara siklikal,

kerentanan di sektor keuangan muncul ketika terjadi aliran masuk likuiditas global

dengan deras ke dalam perekonomian domestik, sejalan dengan kebijakan

stimulus moneter di negara maju. Seperti yang terlihat dari Tabel 1.4, penurunan

perekonomian global akibat krisis ekenomi yang terjadi di akhir tahun 2000an

berdampak kecil bagi perekonomian Indonesia jika dibandingkan dengan dampak

yang dialami negara lain. Tahun 2009 PDB Indonesia turun ke 4.6 persen. Hal ini

berarti Indonesia adalah salah satu negara dengan performa pertumbuhan PDB

tertinggi di seluruh dunia pada tahun itu (dan berada di posisi tiga di antara

kelompok negara-negara G-20). Meskipun harga-harga komoditas menurun

drastis, bursa saham pun nilainya turun, imbal hasil obligasi domestik dan

internasional cukup tinggi serta nilai tukar valuta yang melemah, dimana

Indonesia masih mampu tumbuh secara signifikan. Keberhasilan ini terutama

dikarenakan oleh ekspor Indonesia yang kepentingannya relatif terbatas terhadap

perekonomian nasional, kepercayaan pasar yang terus tinggi dan konsumsi

domestik yang berkelanjutan menguat.

Konsumsi domestik di Indonesia (khususnya konsumsi swasta)

berkontribusi sekitar dua pertiga bagian dari pertumbuhan perekonomian nasional.

Lambannya pertumbuhan ekonomi tahun 2013 (5,78 persen) terjadi karena

kombinasi ketidakpastian global yang berkelanjutan yang disebabkan oleh

perancangan ulang program pembelian aset per bulan Federal Reserve sebesar

USD $85 milyar (pelonggaran kuantitatif) yang mengakibatkan arus keluar modal

Page 40: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

20

secara signifikan dari negara-negara berkembang dan kelemahan isu finansial

internal. Hal ini ditandai dengan defisit transaksi berjalan dengan rekor tertinggi,

inflasi tinggi (setelah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi pada bulan

Juni 2013) dan nilai tukar rupiah yang terdepresiasi tajam. Untuk menanggulangi

masalah-masalah ini dan untuk menjaga stabilitas keuangan negara, Bank

Indonesia menaikkan suku bunga acuan secara signifikan, yang berisiko dimana

pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dikorbankan. Di tengah tantangan

eksternal yang meningkat dari sisi domestik, kenaikan inflasi menambah tekanan

yang ada. Peningkatan tekanan inflasi pada 2013 terutama dipengaruhi dampak

kenaikan harga pangan dan harga BBM bersubsidi pada 2013 (Tabel 1.4).

Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara

kestabilan nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang

rendah dan stabil. Untuk mencapai tujuan itu Bank Indonesia menetapkan suku

bunga kebijakan BI Rate sebagai instrumen kebijakan utama untuk mempengaruhi

aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian inflasi. Namun

jalur atau transmisi dari keputusan BI Rate sampai dengan pencapaian sasaran

inflasi tersebut sangat kompleks dan memerlukan waktu (time lag). Mekanisme

bekerjanya perubahan BI Rate sampai mempengaruhi inflasi tersebut sering

disebut sebagai mekanisme transmisi kebijakan moneter. Mekanisme ini

menggambarkan tindakan Bank Indonesia melalui perubahan-perubahan

instrumen moneter dan target operasionalnya mempengaruhi berbagai variabel

ekonomi dan keuangan yang pada akhirnya berpengaruh ke tujuan akhir inflasi.

Mekanisme tersebut terjadi melalui interaksi antara Bank Sentral, perbankan dan

Page 41: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

21

sektor keuangan serta sektor riil. Perubahan BI Rate mempengaruhi inflasi melalui

berbagai jalur, di antaranya jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur

harga aset dan jalur ekspektasi. Pada jalur suku bunga, perubahan BI Rate

mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan. Apabila

perekonomian sedang mengalami kelesuan, Bank Indonesia dapat menggunakan

kebijakan moneter yang ekspansif melalui penurunan suku bunga untuk

mendorong aktifitas ekonomi. Penurunan suku bunga BI Rate menurunkan suku

bunga kredit sehingga permintaan akan kredit dari perusahaan dan rumah tangga

akan meningkat. Penurunan suku bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal

perusahaan untuk melakukan investasi. Ini semua akan meningkatkan aktifitas

konsumsi dan investasi sehingga aktifitas perekonomian semakin bergairah.

Sebaliknya, apabila tekanan inflasi mengalami kenaikan, Bank Indonesia

merespon dengan menaikkan suku bunga BI Rate untuk mengerem aktifitas

perekonomian yang terlalu cepat sehingga mengurangi tekanan inflasi.

Perubahan suku bunga BI Rate juga dapat mempengaruhi nilai tukar.

Mekanisme ini sering disebut jalur nilai tukar. Kenaikan BI Rate, sebagai contoh,

akan mendorong kenaikan selisih antara suku bunga di Indonesia dengan suku

bunga luar negeri. Dengan melebarnya selisih suku bunga tersebut mendorong

investor asing untuk menanamkan modal ke dalam instrumen-instrumen keuangan

di Indonesia seperti SBI (Surat Berharga Indonesia) karena mereka akan

mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Aliran modal masuk asing

ini pada gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar Rupiah. Apresiasi Rupiah

mengakibatkan harga barang impor lebih murah dan barang ekspor Indonesia di

luar negeri menjadi lebih mahal atau kurang kompetitif sehingga akan mendorong

Page 42: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

22

impor dan mengurangi ekspor. Turunnya net ekspor ini akan berdampak pada

menurunnya pertumbuhan ekonomi dan kegiatan perekonomian. Perubahan suku

bunga BI Rate mempengaruhi perekonomian makro melalui perubahan harga aset.

Kenaikan suku bunga akan menurunkan harga aset seperti saham dan obligasi

sehingga mengurangi kekayaan individu dan perusahaan yang pada gilirannya

mengurangi kemampuan untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti konsumsi

dan investasi.

Gambar 1.3

Perdagangan Migas dan Non Migas Indonesia (Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013, Berita Resmi Statistik, No 17/03/Tahun

XVI)

Pemulihan keseimbangan eksternal terus berlanjut yang tercermin dari

kinerja neraca perdagangan yang membaik pada Oktober 2014. Neraca

perdagangan Indonesia mencatat surplus 0,02 miliar USD AS pada Oktober 2014

setelah pada bulan sebelumnya mengalami defisit sebesar 0,26 miliar USD AS.

Kinerja positif tersebut terutama didukung oleh surplus neraca perdagangan non

migas yang meningkat dari 0,77 miliar USD AS pada September menjadi 1,13

miliar pada Oktober. Tekanan kepada Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada

Page 43: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

23

2013 juga menurun dan diikuti oleh meredanya pelemahan nilai tukar rupiah.

Perbaikan NPI dipengaruhi defisit transaksi berjalan yang menurun signifikan

menjadi 2,0 persen dari PDB (Gambar 1.3). Secara teoritis hubungan antara

inflasi dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan hal menarik untuk dicermati.

Inflasi yang terlalu rendah, bahkan berada di level deflasi akan menekan

pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terlalu tinggi juga akan membuat daya beli

masyarakat turun mengakibatkan roda perekonomian tidak berjalan. Oleh

karenanya menjaga angka inflasi perlu memperhatikan dua faktor sekaligus, yaitu

level inflasi yang membuat kontraksi perekonomian dapat optimum dan sekaligus

tidak membuat daya beli masyarakat turun.

Gambar 1.4

Perkembangan Inflasi (Sumber: Bank Indonesia, 2014, Tinjauan Kebijakan Moneter)

Kebijakan baik moneter dan fiskal dibutuhkan agar inflasi yang

ditargetkan dapat tercapai dalam rentan yang dapat ditoleransi. Terlalu rendah

angka inflasi tentu tidak baik bagi perekonomian, namun terlalu tinggi juga akan

membahayakan. Hal inilah yang saat ini menjadi tantangan setiap otoritas di

banyak negara (Gambar 1.4). Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan

Page 44: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

24

dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi

ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran

produknya, sehingga harga‐harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang

terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing

power of money). Di samping itu, inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi tingkat

pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya.

Gambar 1.5

Pergerakan Nilai Tukar Rupiah (Sumber: Bank Indonesia, 2015, Tinjauan Kebijakan Moneter)

Depresiasi mata uang domestik akan meningkatkan volume ekspor. Jika

peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat

dinikmati oleh perusahaan maka laba perusahaan akan turun. Kuatnya apresiasi

mata uang USD AS sejalan dengan normalisasi kebijakan Fed memberikan

tekanan pelemahan terhadap hampir semua mata uang dunia, termasuk Rupiah.

Pada akhir Desember 2013, rupiah secara rata-rata melemah sebesar 26 persen

persen ke level Rp 12.189 per USD AS, sejalan dengan melemahnya hampir

Page 45: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

25

semua mata uang dunia jika dibandingkan dengan penutupan di akhir Desember

2012 yakni di level Rp 9,670 per USD AS rata-rata (Gambar 1.5).

Perbaikan neraca perdagangan dan terkendalinya inflasi pada tahun 2014

kurang mampu mengimbangi kuatnya tekanan terhadap Rupiah dari apresiasi

USD AS tersebut. Pergerakan rupiah sejalan dengan pergerakan mata uang lain di

kawasan. Namun, dibandingkan dengan mata uang negara-negara lain, tingkat

depresiasi Rupiah termasuk yang relatif rendah. Pelemahan rupiah lebih terbatas

dibandingkan dengan Brasil, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, India dan

Filipina. Kurs rupiah terhadap US$ mengalami tren yang mengalami penurunan

pada akhir desember tahun 2015 yaitu di level Rp 13,795 per USD AS yang mana

merupakan tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya di penutupan akhir tahun.

Tabel 1.5

Kondisi Umum Perbankan

(Sumber: Bank Indonesia, 2014; Tinjauan Kebijakan Moneter, Desember 2014)

http://www.bi.go.id/id/publikasi/kebijakan-

moneter/tinjauan/Documents/Tinjauan%20

Kebijakan%20Moneter%20Oktober%202014.pdf)

Di tengah tren moderasi permintaan domestik, ketahanan perbankan yang

tercermin dari unsur permodalan bank tetap terjaga, diiringi risiko kredit yang

relatif terkendali. Pada Oktober 2014, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy

Page 46: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

26

Ratio/CAR) masih tinggi, yaitu sebesar 19,6 persen, jauh di atas ketentuan

minimum 8 persen. Angka ini sedikit meningkat dibandingkan dengan CAR pada

akhir bulan sebelumnya yang sebesar 19,4 persen. Kondisi ini mencerminkan

daya tahan perbankan yang masih kuat untuk mengatasi tekanan dan gejolak

termasuk berlanjutnya tren kenaikan suku bunga perbankan. Sementara itu, rasio

kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap rendah dan stabil di kisaran

2,00 persen (Tabel 1.5).

Laporan Perekonomian Indonesia (BI, 2014) menyebutkan bahwa di

tengah dinamika perekonomian global yang kurang menguntungkan, Neraca

Pembayaran Indonesia (NPI) 2014 membaik seiring dengan implementasi

kebijakan stabilisasi. Defisit transaksi berjalan turun menjadi 3,0 persen dari PDB

dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 3,2 persen dari PDB. Pemulihan ekonomi

global yang berjalan lambat serta harga komoditas global yang masih rendah

memberikan tekanan terhadap kinerja ekspor Indonesia yang masih didominasi

oleh komoditas berbasis sumber daya alam (SDA). Namun, perbaikan ekspor

manufaktur yang didorong oleh kenaikan pertumbuhan ekonomi negara maju,

khususnya Amerika Serikat (AS) dan nilai tukar rupiah yang sesuai fundamental,

serta tertahannya laju pertumbuhan impor sejalan dengan moderasi permintaan

domestik telah membawa defisit transaksi berjalan menuju tingkat yang

lebih sehat.

Nilai tukar rupiah pada 2014 mengalami depresiasi terhadap dolar

Amerika Serikat (AS), namun mencatat apresiasi terhadap mata uang mitra

dagang utama lainnya. Depresiasi rupiah terhadap dolar AS terjadi pada triwulan

Page 47: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

27

IV 2014 dikarenakan kuatnya apresiasi dolar AS terhadap hampir seluruh mata

uang utama dunia. Hal ini sejalan dengan rilis data perbaikan ekonomi AS dan

rencana kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR). Terhadap dolar AS, rupiah

secara point-to-point (ptp) melemah 1,7 persen (yoy) selama tahun 2014 ke level

Rp 12.385 per dolar AS. Pelemahan terhadap dolar AS tersebut lebih rendah dari

pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada tahun sebelumnya yang sebesar 20,8

persen. Sementara itu, terhadap mata uang lainnya termasuk yen Jepang dan euro,

rupiah mengalami apresiasi yang cukup tinggi, walaupun masih cukup kompetitif

dibandingkan dengan negara mitra dagang.

Inflasi pada tahun 2014 tetap terkendali di tengah tekanan yang tinggi dari

Administered Prices (AP) dan Volatile Food (VF). Inflasi, yang hingga Oktober

2014 masih berada dalam kisaran sasarannya yaitu 4,19 persen (ytd), pada akhir

2014 tercatat sebesar 8,36 persen (yoy). Kenaikan inflasi terutama disebabkan

pengaruh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan dampak

gejolak harga pangan domestik pada akhir 2014. Kenaikan harga BBM bersubsidi

telah mendorong kenaikan harga-harga, baik oleh dampak langsung ataupun

dampak lanjutan (second round effect). Selain BBM, penyesuaian harga barang

administered lainnya juga terjadi sepanjang 2014, seperti Tarif Tenaga Listrik

(TTL) dan Liquid Petroleum Gas (LPG) 12 kg. Namun, inflasi inti tetap

terkendali pada level 4,93 persen (yoy). Hal ini tidak terlepas dari peran kebijakan

BI dalam mengelola permintaan domestik, menjaga stabilitas nilai tukar dan

mengarahkan ekspektasi inflasi, serta semakin baiknya koordinasi kebijakan

pengendalian inflasi antara BI dan Pemerintah. Sedangkan dari sisi domestik,

Page 48: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

28

tantangan terutama bersumber dari risiko meningkatnya defisit ganda (twin

deficits), yaitu defisit transaksi berjalan dan defisit fiskal. Tantangan ini

bersumber dari permasalahan struktural yang sudah berlangsung dalam beberapa

tahun terakhir. Pertama, struktur ekspor nasional sampai tahun 2014 masih

didominasi oleh komoditas primer seperti batubara, Crude Palm Oil (CPO) dan

tembaga. Ekspor komoditas primer tersebut memiliki nilai tambah yang rendah,

rentan terhadap pergerakan harga komoditas global dan cenderung terkonsentrasi

pada negara berkembang seperti Tiongkok dan India.

Melambatnya perekonomian Tiongkok dan anjloknya harga komoditas

menyebabkan ekspor komoditas terus tertekan. Kedua, besarnya subsidi energi

menyebabkan meningkatnya risiko fiskal terutama ketika penerimaan fiskal turun

sejalan dengan menurunnya harga komoditas. Di samping itu, besarnya subsidi

semakin membatasi kemampuan sumber pembiayaan pemerintah untuk

pembangunan berbagai proyek infrastruktur yang sangat diperlukan dalam

meningkatkan kapasitas ekonomi dan daya saing dalam negeri. Ketiga, rendahnya

ketahanan energi di dalam negeri semakin mengemuka dalam tiga tahun terakhir.

Defisit neraca perdagangan migas tercatat terus tinggi. Di tengah produksi minyak

Indonesia yang terus menurun dan kemajuan program diversifikasi energi yang

belum signifikan, kebutuhan energi tidak dapat dipenuhi dari dalam negeri, yang

pada akhirnya terus membebani transaksi berjalan.

Kombinasi dinamika ekonomi global yang kurang kondusif dan sejumlah

permasalahan domestik telah meningkatkan risiko kestabilan makroekonomi pada

Page 49: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

29

tahun 2014. Pertama, penyesuaian defisit neraca transaksi berjalan masih berjalan

lambat akibat tetap tingginya defisit perdagangan migas di tengah mulai

membaiknya defisit neraca pedagangan non migas. Kedua, meningkatnya risiko

fiskal akibat rendahnya penerimaan dan masih tingginya beban subsidi

mengharuskan pemerintah untuk melakukan penghematan yang memperlambat

pertumbuhan permintaan domestik di tengah permintaan global yang juga masih

terbatas. Ketiga, tingginya kepemilikan asing pada pasar keuangan nasional yang

masih dangkal dan meningkatnya Utang Luar Negeri (ULN) swasta di tengah

kondisi keuangan global yang masih penuh ketidakpastian menimbulkan risiko

terhadap keberlangsungan pembiayaan eksternal.

Tingginya kepemilikan asing pada pasar keuangan nasional yang masih

dangkal dapat meningkatkan risiko tekanan nilai tukar ketika terjadi pembalikan

arus modal, terutama terkait rencana normalisasi kebijakan moneter the Fed.

Keempat, tahun 2014 sebagai tahun transisi pemerintahan juga menambah

ketidakpastian dan terhambatnya pengambilan keputusan yang strategis seperti

reformasi subsidi yang seyogyanya dapat dilakukan lebih cepat, yang berdampak

pada masih tingginya ekspektasi inflasi. Hal ini menyebabkan bauran kebijakan

moneter dan fiskal serta reformasi struktural tidak dapat secara optimal dilakukan

dalam merespon tantangan global dan mencapai tujuan pembangunan ekonomi

nasional. Dari sisi BI, bauran kebijakan diarahkan pada upaya untuk mencapai

sasaran inflasi, menurunkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat

dan mendukung terperliharanya Stabilitas Sistem Keuangan (SSK). Dalam hal ini,

BI memperkuat bauran kebijakan melalui kebijakan suku bunga, nilai tukar, lalu

Page 50: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

30

lintas devisa, operasi moneter, makroprudensial dan Sistem Pembayaran dan

Pengelolaan Uang Rupiah (SPPUR), serta berkoordinasi dengan pemerintah dan

institusi lain guna meningkatkan efektivitas kebijakan dalam mengatasi

permasalahan siklikal perekonomian. Di samping itu, bauran kebijakan BI juga

diperkuat dengan kebijakan struktural, antara lain berupa pendalaman pasar

keuangan dan peningkatan keuangan inklusif. Dalam pelaksanaannya, BI

senantiasa memonitor ketepatan takaran bauran kebijakan yang sesuai dengan

dinamika perkembangan ekonomi global dan domestik dari waktu ke waktu.

Sementara itu, kebijakan nilai tukar rupiah tetap diarahkan untuk menjaga

stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya guna mendukung upaya

perbaikan defisit transaksi berjalan. Upaya mengarahkan nilai tukar agar bergerak

sesuai dengan fundamentalnya dilakukan dengan mempertimbangkan perlunya

ruang fleksibilitas nilai tukar yang cukup agar nilai tukar yang tercipta

merefleksikan kondisi permintaan dan penawaran valas dan konsisten dengan

upaya untuk menjaga stabilitas perekonomian makro. Di samping itu, mengingat

struktur pasar valas domestik yang belum dalam, fleksibilitas nilai tukar ini tetap

disertai dengan upaya pengendalian volatilitas agar tidak menimbulkan ekspektasi

depresiasi yang berlebihan. Langkah stabilisasi nilai tukar tersebut dilaksanakan

melalui intervensi di pasar valas domestik secara terukur. Dalam pelaksanaan

intervensi valas, BI juga memperhatikan sumber tekanan dari nilai tukar. Terkait

dengan hal tersebut, salah satu strategi yang ditempuh BI adalah melakukan dual

intervention ketika tekanan stabilitas nilai tukar bersumber dari arus modal keluar

dari pasar Surat Berharga Negara (SBN). Strategi dual intervention tersebut

Page 51: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

31

dilaksanakan melalui intervensi jual di pasar valas untuk menjaga kestabilan nilai

tukar rupiah yang dibarengi dengan pembelian SBN di pasar sekunder guna

menjaga kecukupan likuiditas rupiah dan stabilitas pasar SBN.

Perekonomian Indonesia pada tahun 2014 mengalami moderasi

pertumbuhan. Hal tersebut merupakan imbas dari dinamika ekonomi global yang

tidak sesuai perkiraan dan kebijakan stabilisasi yang diterapkan oleh Bank

Indonesia dan Pemerintah. Meskipun termoderasi, pertumbuhan ekonomi

Indonesia sebesar 5,0 persen pada tahun 2014, masih lebih tinggi dibandingkan

dengan pertumbuhan ekonomi ASEAN 5 yang rata-rata sebesar 4,7 persen.

Sejalan dengan termoderasinya pertumbuhan ekonomi, angka pengangguran

sedikit meningkat. Namun, kondisi kemiskinan dapat membaik sebagai dampak

dari inflasi yang terkendali. Dinamika ekonomi global yang tidak sesuai perkiraan

memberikan tekanan pada perekonomian Indonesia pada tahun 2014.

Perbaikan kondisi ekonomi global yang tidak sesuai perkiraan terlihat dari

pemulihan ekonomi negara maju yang terbatas dan pertumbuhan ekonomi negara

berkembang yang melambat. Kondisi ini diperburuk oleh penurunan harga

komoditas dunia, termasuk harga minyak pada paruh kedua 2014. Permintaan

ekonomi global yang masih lemah dan harga komoditas global yang rendah

berdampak pada kinerja ekspor Indonesia yang melambat. Hal ini terkait dengan

struktur ekspor Indonesia masih bertumpu pada komoditas berbasis Sumber Daya

Alam (SDA) dengan negara tujuan utama ekspor adalah negara-negara

berkembang. Di sisi domestik, struktur ekonomi Indonesia masih rentan terkait

reformasi struktural yang belum berjalan sesuai dengan harapan. Menghadapi

Page 52: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

32

struktur ekspor Indonesia yang masih bertumpu pada komoditas berbasis SDA,

Pemerintah menempuh langkah reformasi di sektor pertambangan. Reformasi ini

bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pertambangan, meskipun

dalam pelaksanaannya masih mengalami kendala. Sementara di sisi fiskal,

reformasi subsidi sektor energi berjalan lambat sehingga berdampak pada beban

subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tinggi. Hal ini menyebabkan ruang

fiskal yang tersedia untuk belanja produktif menjadi terbatas.

Kondisi ekonomi global yang kurang menguntungkan dan struktur

ekonomi Indonesia yang masih rentan berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia pada tahun 2014. Ekonomi Indonesia pada 2014 tumbuh 5,0

persen lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 5,6 persen

ataupun dengan prakiraan Bank Indonesia pada awal tahun sebesar 5,5-5,9 persen.

Tidak kondusifnya perkembangan ekonomi global yang mengakibatkan

pelemahan kinerja ekspor merupakan sumber utama rendahnya realisasi

pertumbuhan ekonomi pada 2014. Meskipun tumbuh lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan ekonomi 2013, pertumbuhan ekonomi 2014 mampu

dipertahankan sekitar 5 persen, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan negara

ASEAN 5 sebesar 4,7 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014

yang termoderasi didorong oleh dinamika ekonomi global yang kurang

menguntungkan dan kebijakan stabilisasi, di tengah belum optimalnya reformasi

struktural.

Dinamika ekonomi global yang tidak sesuai perkiraan berdampak pada

menurunnya kinerja ekspor. Selain itu, penerapan UU Minerba (Mineral dan

Page 53: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

33

Batubara) turut memengaruhi penurunan ekspor di lapangan usaha pertambangan.

Menghadapi kinerja ekspor yang menurun, ditempuh kebijakan stabilitasi melalui

pengendalian permintaan domestik dan nilai tukar yang sesuai dengan

fundamentalnya, guna menghindari pemburukan pada neraca transaksi berjalan.

Sebagai hasilnya, impor tumbuh rendah pada tahun 2014. Konsumsi rumah tangga

tumbuh melambat meskipun terdapat dorongan aktivitas Pemilu pada paruh

pertama 2014. Sementara, konsumsi pemerintah tumbuh melambat terkait

program penghematan belanja. Sebagai respon atas berlanjutnya pelemahan

ekspor serta melambatnya konsumsi rumah tangga, investasi tumbuh melambat.

Berbagai kondisi tersebut berdampak pada ekonomi Indonesia pada 2014 yang

tumbuh 5,0 persen, lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 5,6

persen.

Perlambatan kinerja ekspor pada tahun 2014 dipengaruhi oleh permintaan

dari negara berkembang yang menurun dan permintaan dari negara maju yang

masih terbatas. Kondisi ini berdampak pada kinerja ekspor yang melambat karena

struktur ekspor Indonesia masih bertumpu pada komoditas berbasis SDA dengan

negara tujuan utama ekspor adalah negara berkembang. Selain itu, penerapan UU

Minerba pada awal tahun berdampak pada ekspor komoditas mineral yang

terhenti sampai dengan paruh pertama 2014. Ekspor komoditas berbasis SDA,

terutama pertambangan mengalami penurunan pada tahun 2014. Ekspor batubara

turun signifikan dipengaruhi oleh permintaan dari Tiongkok yang lebih rendah

dan harga batubara yang menurun. Selain itu, ekspor komoditas pertambangan

juga dipengaruhi oleh penerapan UU Minerba pada awal tahun 2014. Kebijakan

Page 54: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

34

ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pertambangan melalui

pembatasan ekspor mineral tambang mentah. Namun, penerapan kebijakan

tersebut belum berjalan sesuai harapan, sehingga berdampak pada terhentinya

ekspor komoditas mineral tambang hingga paruh pertama 2014. Ekspor mineral

tambang baru dapat terealisasi pada triwulan III 2014, setelah tercapainya

kesepakatan antara pemerintah dan pelaku usaha terkait pembangunan pabrik

pengolahan mineral tambang dan penurunan bea ekspor. Ekspor manufaktur

mengalami peningkatan sejalan dengan permintaan dari negara maju, khususnya

AS yang mulai pulih.

Komoditas manufaktur yang meningkat antara lain minyak kelapa sawit,

makanan olahan dan produk kimia, sedangkan komoditas utama lainnya yaitu

tekstil tumbuh melambat. Untuk minyak kelapa sawit, peningkatan kinerja ekspor

didukung oleh serapan dari India, Pakistan dan Eropa yang masih kuat. Ekspor

manufaktur yang meningkat juga didukung oleh prospek ekspor otomotif yang

membaik. Pada tahun 2014, ekspor industri otomotif meningkat dengan pasar

yang cukup terdiversifikasi. Hal ini berdampak pada membaiknya neraca

perdagangan otomotif meskipun secara keseluruhan masih defisit. Defisit neraca

perdagangan industri otomotif terutama bersumber dari impor suku cadang

kendaraan bermotor, sementara untuk mobil utuh mengalami surplus. Selain itu,

menurunnya defisit neraca perdagangan industri otomotif di dukung oleh

membaiknya struktur input industri otomotif yaitu menurunnya kandungan impor.

Berdasarkan uraian pada Latar Belakang sebelumnya dan beberapa tahun

terakhir ini Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan, ekspor menurun,

Page 55: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

35

import menaik, khususnya di sektor non migas, maka yang menjadi pertanyaan

dalam studi ini, adalah sebagai berikut.

Apakah risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas bank devisa di

Indonesia berpengaruh terhadap besarnya nilai kredit bank untuk

meningkatkan ekspor non migas di Indonesia serta apakah tingkat inflasi

dan Nilai kurs USD mempengaruhi hubungan besarnya nilai kredit bank

dengan peningkatkan ekspor non migas di Indonesia?

1.2 Rumusan Masalah

Berdasar uraian sebelumnya masalah dalam studi ini dapat dirumuskan

sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas Bank

Devisa Persero terhadap besarnya nilai kredit Bank Devisa Persero di

Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh besarnya nilai kredit Bank Devisa Persero Indonesia

terhadap ekspor non migas di Indonesia?

3. Apakah besarnya nilai kredit Bank Devisa Persero memediasi pengaruh risiko

kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas Bank Devisa Persero terhadap ekspor

non migas di Indonesia?

4. Bagaimana Inflasi memoderasi hubungan antara besarnya nilai kredit Bank

Devisa Persero dengan ekspor non migas di Indonesia?

5. Bagaimana Kurs USD memoderasi hubungan antara besarnya nilai kredit

Bank Devisa Persero dengan ekspor non migas di Indonesia?

Page 56: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

36

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk menunjukkan dan memberikan bukti

empiris sebagai berikut.

1. Pengaruh risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas Bank Devisa Persero

terhadap besarnya nilai kredit Bank Devisa Persero di Indonesia.

2. Pengaruh besarnya nilai kredit Bank Devisa Persero terhadap ekspor non

migas di Indonesia.

3. Peran besarnya nilai kredit Bank Devisa Persero dalam memediasi pengaruh

risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas Bank Devisa Persero terhadap

ekspor non migas di Indonesia.

4. Inflasi dan Kurs USD memoderasi hubungan antara besarnya nilai kredit

Bank Devisa Persero dengan ekspor non migas di Indonesia.

1.4 Manfaat Studi

Dengan tercapainya tujuan penelitian, maka diharapkan hasil penelitian ini

dapat memberikan manfaat dan kontribusi, sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Manfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan yaitu sebagai temuan

permasalahan peran utama Bank Devisa Persero Indonesia untuk

ekspor non migas di Indonesia.

Page 57: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · Terima kasih penulis sampaikan secara khusus kepada istri tercinta Laurencia Lolita, S.Kom. yang dengan sabar memberikan izin, semangat,

37

2. Sebagai alat mediasi untuk penelitian selanjutnya khususnya yang

menyangkut perubahan kinerja bank devisa, perusahaan atau lembaga

lain yang disesuaikan dengan kebutuhannya untuk peningkatan ekspor

di Indonesia.

3. Dapat dipergunakan sebagai bahan penelitian lanjutan untuk

optimalisasi bantuan keuangan dari lembaga keuangan pemberian

kredit modal untuk pelaku usaha dalam mengembangkan usaha baik

ekspor maupun domestik.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Sebagai referensi dalam menyusun rencana bisnis Bank Devisa

Persero secara tahunan, khususnya dalam menentukan pemberian

kredit perbankan untuk kegiatan ekspor di Indonesia.

2. Sebagai langkah identifikasi terhadap faktor-faktor keuangan apa saja

yang sekiranya dapat mempengaruhi kinerja perbankan, dengan

demikian faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan kinerja

perbankan dapat dijadikan acuan untuk menyusun rencana bisnis bank

secara tepat dengan risiko kecil.

3. Bagi pemerintah daerah ataupun pusat, hasil penelitian dapat

dimanfaatkan sebagai rujukan perumusan kebijakan masalah ekspor

non migas dan moneter di Indonesia.