Tumor Mammae hjgjhghj hjg gjg jhgj hjhg gh

50
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Karsinoma mammae merupakan salah satu tumor ganas paling sering ditemukan pada wanita. Kebanyakan pada usia setengah baya dan lansia. Jarang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun, sedangkan yang kurang dari 20 tahun sangat jarang. Belakangan ini insiden karsinoma mammae cenderung meningkat, sedangkan mortalitas cenderung menurun. Penyebab pasti meningkatnya insiden belum jelas, ada yang berpendapat berkaitan dengan meningkatnya taraf hidup dan perubahan pola hidup. Penyebab utama menurunnya mortalitas karsinoma mammae mencakup intervensi terhadap faktor risiko karsinoma mammae, meluasnya penapisan masal dengan foto mammae serta kemajuan terapi karsinoma mammae. 1

description

yutuy uytuyt ytuyt yty yut urtyr hj mvn nbmnmjk jlkj lkj kjkj hbhjghjg m nbnbhg hkjhkjhjghg jh jk jkh hkjh kjh j

Transcript of Tumor Mammae hjgjhghj hjg gjg jhgj hjhg gh

PENDAHULUANLATAR BELAKANGKarsinoma mammae merupakan salah satu tumor ganas paling sering ditemukan pada wanita. Kebanyakan pada usia setengah baya dan lansia. Jarang terjadi pada usia kurang dari 30 tahun, sedangkan yang kurang dari 20 tahun sangat jarang. Belakangan ini insiden karsinoma mammae cenderung meningkat, sedangkan mortalitas cenderung menurun.

Penyebab pasti meningkatnya insiden belum jelas, ada yang berpendapat berkaitan dengan meningkatnya taraf hidup dan perubahan pola hidup. Penyebab utama menurunnya mortalitas karsinoma mammae mencakup intervensi terhadap faktor risiko karsinoma mammae, meluasnya penapisan masal dengan foto mammae serta kemajuan terapi karsinoma mammae.1TINJAUAN PUSTAKADEFINISIKanker adalah suatu kondisi dimanaseltelah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudaraadalahkankerpada jaringanpayudara. Kanker ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaumwanita. Kaumpriajuga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh WHO (Word Health Organization) dimasukkan ke dalam ICD (International Classification of Diseases)dengan kode nomor 17.2FREKUENSIKarsinoma payudara pada wanita menduduki tempat nomor dua setelah karsinoma serviks uterus. Di Amerika Serikat, karsinoma payudara merupakan 28% kanker pada wanita kulit putih, dan 25% pada wanita kulit hitam. Kurva insidens usia bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia di bawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun. Insidens karsinoma mammae pada lelaki hanya 1% dari kejadian pada perempuan.3KLASIFIKASIBerdasarkan WHOHistological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut:I. Non-invasif karsinomaNon-invasif karsinoma adalah kanker yang masih berada pada tempatnya, merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya. Non-invasif karsinoma dibedakan menjadi menjadi dua, yaitu : Non-invasif duktal karsinoma Lobular karsinoma in situII. Invasif karsinomaInvasif karsinoma adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler. Invasif karsinoma terdapat beberapa jenis, antara lain : Invasif duktal karsinoma Papilobular karsinoma Solid-tubular karsinoma Scirrhous karsinoma Special types Mucinous karsinoma Medulare karsinoma Invasif lobular karsinoma Adenoid cystic karsinoma karsinoma sel squamos karsinoma sel spindel Apocrin karsinoma Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia Tubular karsinoma Sekretori karsinoma LainnyaIII. Paget's DiseasePagets disease adalah suatu kanker kulit yang jarang terjadi yang menyerupai dermatitis (peradangan kulit berupa bercak kemerahan dan berasal dari kelenjar di dalam atau di bawah kulit). Biasanya berasal dari kanker pada saluran susu di payudara, sehingga kanker ini biasanya ditemukan di sekitar puting susu.2PATOFISIOLOGISel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi danpromosi.1. Fase inisiasi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahangenetiksel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahankimia,virus,radiasi(penyinaran) atausinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguanfisikmenahun pun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.2. Fase promosi. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).2FAKTOR RISIKOPenyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara antara lain:1. Faktor reproduksi. Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnyaumur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakanwindow of initiationperkembangan kanker payudara. Secaraanatomidan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopausesehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.2. Penggunaan hormon. Hormonestrogenberhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapiestrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsioral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.3. Penyakitfibrokistik. Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.4. Obesitas. Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita obes. 5. Konsumsilemak. Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.6. Radiasi. Eksposur dengan radiasiionisasiselama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengandosisdan umur saat terjadinya eksposur.7. Riwayatkeluargadan faktor genetik. Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengangen tertentu. Apabila terdapatBRCA 1, yaitu suatugenkerentanan terhadap kanker payudara,probabilitasuntuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.2GAMBARAN KLINISUmumnya berupa benjolan yang tidaknyeripada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat padakulitatau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada putingsusu. Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarnamerahmuda atau kecoklat-coklatansampai menjadioedemahingga kulit kelihatan seperti kulitjeruk(peau d'orange), mengkerut, atau timbulborok(ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain: Pendarahan pada puting susu. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ketulang-tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening diketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh. Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut: Terdapatedemaluas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara) Adanya nodul satelit pada kulit payudara Kanker payudara jenismastitis karsinimatosa Terdapatmodel parasternal Terdapatnodul supraklavikula Adanyaedemalengan Adanya metastase jauh Serta terdapat dua dari tanda-tandalocally advanced, yaitu ulserasi kulit,edemakulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain.2STADIUMStadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian doktersaat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik keorganatau jaringansekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaituhistopatologiatau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan denganCT scan,scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against CancerdariWorld Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On canceryang disponsori olehAmerican Cancer SocietydanAmerican College of Surgeons). TNM merupakan singkatan dari "T" yaitutumor sizeatau ukurantumor, "N" yaitunodeatau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitumetastasisatau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA).1 Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:T (tumor size), ukuran tumor: T 0: tidak ditemukan tumor primer T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utamaN (node), kelenjar getah bening regional: N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb dimammary internadi dekat tulangsternumM (metastasis), penyebaran jauh: M x: metastasis jauh belum dapat dinilai M 0: tidak terdapat metastasis jauh M 1: terdapat metastasis jauhSetelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut: Stadium 0: Tis N0 M0 Stadium 1: T1 N0 M0 Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0 Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0 Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0 Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0 Stadium III C: Tiap T N3 M0 Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1STADIUM 0Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Non-invasive Cancer, yaitu kanker tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules) susu pada payudara.4STADIUM ITumor masih sangat kecil, diameter tumor terbesar kurang dari atau sama dengan 2 cm dan tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional.4

STADIUM II A Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tetapi terdapat metastasis kelenjar limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral. Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan metastasis kelenjar limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan tidak ada metastasis ke kelenjar limfe regional.1

STADIUM II B Diameter tumor lebih dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan terdapat metastasis kelenjar limfe mobil di fosa aksilar ipsilateral. Diameter tumor lebih dari 5 cm, tetapi tidak terdapat metastasis kelenjar limfe regional.1

STADIUM III A Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan terdapat metastasis kelenjar limfe di fosa aksilar ipsilateral yang terfiksasi dengan jaringan lain. Diameter tumor lebih dari 5 cm dan terdapat metastasis kelenjar limfe di fosa aksilar ipsilateral yang terfiksasi dengan jaringan lain.1

STADIUM III BTumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.1

STADIUM III CUkuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral.1

STADIUM IVUkuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.4

PEMERIKSAAN DAN PENEGAKAN DIAGNOSIS AnamnesisAnamnesis harus mencakup status haid, perkawinan, partus, laktasi, dan riwayat kelainan mammae sebelumnya, riwayat keluarga yang menderita kanker, fungsi kelenjar tiroid, penyakit ginekologik, dan lain-lain. Dalam riwayat penyakit sekarang terutama harus perhatikan waktu timbulnya massa, kecepatan pertumbuhan, dan hubungan dengan haid. Pemeriksaan fisikMencakup pemeriksaan fisik menyeluruh (sesuai pemeriksaan rutin) dan pemeriksaan kelenjar mammae. Dari inspeksi, amati ukuran, simetri kedua mammae, perhatikan apakah ada benjolan tumor atau perubahan patologik kulit (misal cekungan, kemerahan, udem,erosi, nodul satelit, dll). Perhatikan kedua papila mammae apakah simetri, ada retraksi, distorsi, erosi, an kelainan lain. Palpasi umumnya dalam posisi berbaring, juga dapat kombinasi duduk dan baring. Waktu periksa rapatkan keempat jari, gunakan ujung dan perut jari berlawanan arah jarum jam atau searah jarum jam. Kemudian dengan lembut pijat areola mammae. Papila mamae, lihat apakah keluar sekret. Jika terdapat tumor, harus secara rinci periksa dan catat lokasi, ukuran, konsistensi, kondisi batas, permukaan mobilitas, nyeri tekan. Ketika memeriksa apakah tumor melekat ke dasarnya, harus meminta lengan pasien sisi lesi bertolak pinggang, agar m. Pektoralis mayor berkerut. Jika tumor dan kulit atau dasar melekat, mobilitas terkekang, kemungkinan kanker sangat besar. Jika terdapat sekret papila mammae, harus buat sediaan apus untuk pemeriksaan sitologi. Pemeriksaan kelenjar limfe regional paling baik posisi duduk. Ketika memeriksa aksila kanan, dengan tangan kiri topang siku kanan pasien, dengan ujung jari kiri palpasi seluruh fosa aksila secara berurutan. Waktu memeriksa fosa aksila kiri sebaliknya, dan terakhir periksa kelenjar supraklavikular.1 Pemeriksaan penunjang1. MammografiKelebihan mamografi adalah dapat menampilkan nodul yang sulit dipalpasi atau terpalpasi atipikal menjadi gambar, dapat menemukan lesi mammae yang tanpa nodul namun terdapat bercak mikrokalsifikasi, dapat digunakan untuk analisis diagnostik dan rujukan tindak lanjut. Ketepatan diagnostik sekitar 80%.52. USGTransduser frekuensi tinggi dan pemeriksaan dopler tidak hanya dapat membedakan dengan sangat baik tumor kistik atau padat, tapi juga dapat mengetahui pasokan darahnya serta kondisi jaringan sekitarnya, menjadi dasar diagnosis yang sangat baik.5 3. MRI mammaeKarena tumor mammae mengandung densitas mikrovaskular abnormal, MRI mammae dengan kontras memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi dalam diagnosis karsinoma mammae stadium dini.5 4. Pemeriksaan biopsiCara biopsi dapat berupa biopsi eksisi atau insisi, tapi umumnya dengan biopsi eksisi. Di RS yang menyediakan dapat dilakukan pemeriksaan potong beku saat operasi. Bila tak ada perlengkapan itu, untuk karsinoma mammae yang dapat dioperasi tidak sesuai dilakukan insisi tumor, untuk menghindari penyebaran iatrogenik tumor.1PENATALAKSANAANTerapi bedahPasien yang pada awal terapi termasuk stadium 0, I, II dan sebagian stadium III disebut kanker mammae operabel. Pola operasi yang sering dipakai adalah :1. Mastektomi radikal : Tahun 1890 Halsted pertama kali merancang dan mempopulerkan operasi radikal kanker mammae, lingkup reseksinya mencakup kulit berjarak minimal 3 cm dari tumor, seluruh kelenjar mammae, m. Pektoralis mayor, m. Pektoralis minor dan jaringan limfatik dan lemak subskapular, aksilar secara kontinu enblok direseksi. Namun sekitar 20 tahun belakangan ini, dengan pemahaman lebih dalam atas tabiat biologis karsinoma mammae, ditambah makin banyaknya kasus stadium sedang dan dini serta kemajuan terapi kombinasi, maka penggunaan mastektomi radikal konvensional telah makin berkurang.2. Mastektomi radikal modifikasi : Lingkup reseksi sama dengan teknik radikal, tapi mempertahankan m. Pektoralis mayor dan minor (model Auchincloss) atau mempertahankan m. Pektoralis mayor, mereseksi m. Pektoralis minor (model Patey). Pola operasi ini mempunyai kelebihan antara lain memacu pemulihan fungsi pasca operasi, tapi sulit membersihkan kelenjar limfe aksilar superior. Dewasa ini, mastektomi radikal modifikasi disebut sebagai mastektomi radikal standar, luas digunakan secara klinis. 3. Mastektomi total : Hanya membuang seluruh kelenjar mammae tanpa membersihkan kelenjar limfe. Model operasi ini terutama untuk karsinoma in situ atau pasien lanjut usia.1RadioterapiRadioterapi terutama mempunyai 3 tujuan :1. Radioterapi murni kuratif : Radioterapi murni terhadap kanker mammae hasilnya kurang ideal, survival 5 tahun 10-37%. Terutama digunakan untuk pasien dengan kontraindikasi atau menolak operasi. 2. Radioterapi adjuvan :Menjadi bagian integral penting dari terapi kombinasi. Menurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi radioterapi pra-operasi terutama untuk pasien stadium lanjut lokalisasi, dapat membuat sebagian kanker mammae non-operabel menjadi kanker mammae yang operabel. Radioterapi pasca operasi adalah radioterapi seluruh mammae (bila perlu ditambah radioterapi kelenjar limfe regional). Indikasi radioterapi pasca mastektomi adalah : diameter tumor primer 5 cm, fasia pektoralis terinvasi, jumlah kelenjar limfe aksilar metastatik lebih dari 4 buah dan tepi irisan positif. Area target iradiasi harus mencakup dinding toraks dan regio supraklavikular. Regio mamaria interna jarang terjadi rekurensi klinik, sehingga perlu tidaknya radioterapi rutin masih kontroversial.3. Radioterapi paliatif : Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi, metastasis. Dalam hal meredakan nyeri efeknya sangat baik.1KemoterapiKemoterapi adalah proses pemberianobat-obatananti kanker dalam bentuk pil cair ataukapsulatau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.2Terapi hormonalTerapi hormonal terutama mencakup bedah dan terapi hormon. Terapi hormonal bedah terutama adalah ooforektomi (disebut juga kastrasi) terhadap wanita pramenopause, sedangkan adrenalektomi dan hipofisektomi sudah ditinggalkan. Terapi hormonal medikamentosa yang digunakan di klinis yang terutama adalah obat antiestrogen. Tamoksifen merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya adalah berikatan dengan reseptor estrogen secara kompetitif, menyekat transmisi informasi ke dalam sel tumor sehingga berefek terapi. Tamoksifen juga memiliki efek mirip estrogen, berefek samping trombosis vena dalam, karsinoma endometrium dan lain-lain. Sehingga perlu diperhatikan dan diperiksa secara berkala.1PROGNOSISBanyak faktor yang mempengaruhi prognosis, tapi yang jelas berpengaruh adalah kondisi kelenjar limfe dan stadium. Survival 5 tahun pasca operasi pada kasus kelenjar limfe negatif dan positif adalah masing-masing 80% dan 59%, survival 5 tahun untuk stadium 0-I, II, dan III adalah masing-masing 92%, 73%, dan 47%. Sedangkan pada yang non-operabel, survival 5 tahun kebanyakan dilaporkan dalam batas 20%. Oleh karena itu dalam kondisi dewasa ini untuk meningkatkan angka kesembuhan kanker mammae kuncinya adalah penemuan dini, diagnosis dini, terapi dini dan tepat.1PENCEGAHANHampir setiap epidemiologi sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:Pencegahan primerPencegahanprimerpada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencegahan sekunderPencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklushaidnormal merupakan populasiat riskdari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melaluimammografidiklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain: Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukancancer risk assessement survey. Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukanmammografisetiap tahun. Wanita normal mendapat rujukanmammografisetiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun.Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan denganmammografimaka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.Pencegahan tertierPencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahananhiduppenderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.2

KESIMPULAN1. Kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma.2. Kurva insidens karsinoma payudara berdasar usia angka tertinggi terdapat pada usia 45-66 tahun atau bergerak naik terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia di bawah 20 tahun. 3. Untuk meningkatkan angka kesembuhan kanker mammae kuncinya adalah penemuan dini, diagnosis dini, terapi dini dan tepat.DEFINISI DAN KLASIFIKASI NEOPLASMAOleh : Nita Sahara,S.Ked(Referat Stase Bedah RSUD Pandan Arang Boyolali) Definisi Neoplasma diartikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal, khususnya suatu pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkontrol dan bersifat progresif. (Dorland, 2002). Klasifikasi :Ditinjau darisegi klinis, neoplasma dibedakan menjadi:a. Malignant Neoplasm (Tumor Ganas)Malignansi di sini dapat berarti: Resisten terhadap perawatan; terjadi dalam wujud yang parah danbiasanya fatal; cenderung semakin parah dan mengarah ke kematian. Dalam kaitannya dengan neoplasma, memiliki pertumbuhan danmetastasis yang bersifat invasif dan merusak.b. Benign Neoplasm (Tumor Jinak)Jinak di sini dapat menunjukkan sifat yang ringan dari suatu penyakit atau sifat non-melignan dari neoplasma.Ditinjau darisegi histologi, neoplasma dibedakan menjadi:a. Epithelial Neoplasm (Carcinoma)Merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epithelial yang cenderung berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis.b. Mesenchimal Neoplasm (Sarcoma)Tumor yang terbentuk dari bahan yang mirip jaringan penyambungembrional; jaringan yang tersusun atas sel-sel yang terkumpul mampatdan diikat oleh jaringan fibrilar atau homogen.(Robbins and Cotran, 2005).ANATOMI DAN FISIOLOGI PAYUDARAStruktur khas kelenjar atau lobus pada wanita dewasa berkembang pada ujung duktus terkecil. Jaringan kelenjar mebentuk 15 sampai 20 lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus lainnya. Sebuah lobus terdiri atas sejumlah duktus yang bermuara ke dalam satu duktus terminal. Dekat dengan muara papilla mammae, duktus laktiferus menjadi lebar dan membentuk sinus laktiferus. Struktur histologi kelenjar ini mengalami sedikit perubahan selama siklus menstruasi, misalnya proliferasi sel duktus di sekitarmasa ovulasi. Perubahan ini bertepatan dengan saat kadar estrogen yang beredar mencapai puncaknya. Bertambahnya cairan jaringan ikat pada fase pramenstruasi menambah besar payudara. Fungsi utama payudara adalah mensekresi susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini langsung dan diperantarai oleh hormon-hormon yang sama.TUMOR JINAK PADA PAYUDARA1. Fibroadenoma MammaeDefinisiFibroadenoma mammae adalah tumor neoplasma jinak payudara yang terdiri dari campuran elemen kelenjar (glandular) dan elemen stroma (mesenkhimal), yang terbanyak adalah komponen jaringan fibrous.

Neoplasma jinak ini paling sering terjadi pada wanita muda, umumnya 20 tahun pertama setelah pubertas. Tumor ini ternyata lebih sering terjadi pada wanita kulit hitam dan terjadi pada umur yang lebih muda. Tumor multiple ditemukan pada 10-15% pasien.

Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang memperlihatkan adanya proses hyperplasia atau proliferatif pada satu unit ductus terminalis. perkambangannya dianggap suatu kelainan dari perkembangan normal. Penyebab tumor ini tidak diketahui. Sekitar 10% fibroadenoma menghilang mendadak tiap tahunnya dan kebanyakan berhenti bertumbuh setelah mencapai ukuran 2-3 cm.

Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, relative mobile, dan tidak nyeri.Massaberukuran diameter 1-5cm. Biasanya ditemukan secara tidak sengaja. Diagnosis klinis pada pasien muda biasanya tidak sulit ditegakkan. Pada wanita diatas umur 30 tahun, tumor fibrocystic dan karsinoma payudara perlu dipertimbangkan. Kista dapat diidentifikasi dengan aspirasi atau ultrasonography. Fibroadenoma tidak normal terjadi setelah menopause namun mungkin dapat muncul setelah pemberian terapi sulih hormone.

Gejala Klinis: Usia biasanya muda decade II-III atau bahkan lebih muda

Benjolan yang lambat membesar

Lebih sering tidak disertai rasa nyeri, hubungan dengan siklus menstruasi sangat variatif

Benjolan padat-kenyal, sangat mobile dan batas tegas

Dapat single atau multiple, pada satu payudara atau kedua payudara

Pemeriksaan Dan DiagnosisAnamnesis: Merasa ada benjolan di payudara yang sudah cukup lama diketahui

Benjolan sering tidak disertai rasa nyeri dan sering tak ada hubungan dengan menstruasi, benjolan di payudara terasa mobile (dapat lari-lari)

Usia muda (aqil baliq-30 tahun)

Pemeriksaan Fisik: Biasanya benjolan tidak terlalu besar

Dapat tunggal atau multiple

Pada palpasi: teraba tumor padat-kenyal, berbatas tegas, permukaan halus meskipun kadang-kadang berdungkul-dungkul, sangat mobile, tidak nyeri tekan, dapat tunggal atau multiple dan tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening aksila ipsilateral.

Pencitraan: Pada USG payudara akan terlihat massa yang homogen, berbatas tegas dengan halo sign, dengan internal echo yang normo atau hiper. Pada pemeriksaan mammogram, fibroadenoma dapat tersamarkan dan mungkin terlihat seperti suatu massa bundar atau oval dengan batas yang kurang tegas dengan ukuran 4 hingga 100 mm. Biasanya tumor mengandung kalsifikasi yang kasar yang menandakan adanya infark atau involusi. Kalsifikasi berguna untuk mendiagnosismassaini, namun biasanya, kalsifikasi ini menyerupai suatu keganasan mikrokalsifikasi.Diagnosis Cukup dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pencitraan (USG) diperlukan pada keadaan kecurigaan pada tumor kistik atau pada keadaan jumlah lebih dari 1 (multiple).

Penatalaksanaan TerapiEksisi dan pemeriksaan histopatologis atas specimen operasi. Tindak Lanjut (Follow Up) Penting untuk mengetahui diagnosis patologis dan kemungkinan terjadinya kekambuhan atau tumbuhnya tumor baru.

Tidak ada penatalaksanaan yang penting jika diagnosis telah ditegakkan melalui biopsy jarum halus atau pemeriksaan sitologik. Eksisi atau membuang tumor denganvacuum-assisted core needledapat dilakukan jika diagnosis belum pasti. Pada suatu penelitian di tahun 2005, cryoablasi, atau pembekuan fibroadenoma, sepertinya merupakan prosedur yang aman jika lesi dipastikan merupakan fibroadenoma dari hasil gambaran histology sebelum cryoablasi dilakukan. Cryoablasi tidak cocok untuk semua fibroadenoma karena beberapa tumor sangat besar untuk dibekukan atau diagnosisnya belum pasti. Setelah pengamatan, keuntungan cryoablasi masih belum jelas. Biasanya tidak dapat dibedakan antara fibroadenoma yang besar dengan suatu tumor phyllodes dari hasil biopsy.

2. Tumor PhyllodesPendahuluan Tumor Phyllodes merupakan tumor mirip dengan fibroadenoma dengan stroma seluler yang bertumbuh dengan cepat. Dapat mencapai ukuran yang besar dan jika tidak dieksisi total dapat terjadi rekurensi. Lesi dapat jinak atau ganas. Jika jinak, tumor phylloides dapat diatasi dengan eksisi lokal dengan batas jaringan payudara sekitar. Penanganan tumor phyllode ganas masih controversial, namun pembuangan tumor sempurna dengan sedikit area normal disekitar tumor dapat mencegah rekurensi. Karena tumor ini dapat membesar, mastektomi biasanya penting dilakukan. Diseksi limfe nodus tidak dilakukan, karena bagian sarcomatos dari tumor bermetastasi ke paru-paru dan bukan ke limfe nodus. BatasanTumorPhylllodesmerupakan tipe tumor payudara yang sangat jarang terjadi. Tumor ini dapat bersifat jinak (harmless), namun juga bisa ganas (cancerous). Tipe tumor ini disebutsarcomakarena lebih sering muncul pada jaringan konektif (stroma) dibandingkan jaringanepilithial(saluran dan kantong susu) payudara. Nama lain tumorphyllodesantara lain: phylloides tumor, cystosarcoma phyllodes, cystosarcoma phylloideskadang juga disebutgiant fibroadenomas. Nama dahulu yang sering dipakai adalah Cystosarcoma phyllodes, suatu tumor fibroepitelial yang jarang dan hanya didapatkan pada pyudara.

Secara histologis dan perjalanan klinis dibagi dalam 3: jinak, borderline, ganas. Diperkirakan tipe yang ganas kira-kira 25% dari kasus dengan kejadian metastase sekitar 15%. Aspek histologis untuk membedakan ketiga tipe adalah: Cellular atypia,mitotic activity, tumor margin, stromal overgrowth, ditambah keadaan-keadaan: vaskularitas, analisa flositometri, pleomorphism, karakteristik secara mikroskopik electron.

PatofisiologiKebanyakan penulis beranggapan bahwa tumor phuyllodes denove berasal dari parenkim payudara, hanya sedikit yang percaya bahwa berasal dari suatu fibriadenoma yang telah ada bertahun-tahun.

Reseptor hormone terhadap estrogen dan progesterone ternyata sangat bervariasi dan hanya terdapat pada komponen epitelialnya, sehingga pengobatan hormonal pada kasus metastase tidak banyak gunanya, karena yang bermetastase hanyalah komponen stromalnya.

Gejala Klinis Merupakan 2-4% dari angka kejadian FAM

Biasanya timbul pada usia yang lebih tua dari fibroadenoma mamma (decade III atau lebih)

Benjolan dapat tumbuh lambat tetapi akhirnya tumbuh lebih cepat

Benjolan dapat sangat besar (5 cm 40 cm), kejadian bilateral hanya sekitar kurang dari 30% baik tipe jinak maupun ganas.

Benjolan biasanya tidak nyeri, dapat disertai dengan ulkus

Tidak ditemukan pembesaran KGB (Kelenjar Getah Bening) aksila ipsilateral walau tumor sudah sngat besar disertai ulkus.

Pemeriksaan Dan DiagnosisAnamnesis: Usia 30 tahun atau lebih

Benjolan sudah diderita lama dan dapat sangat besar tanpa disertai nyeri, kadang kadang ada anamnesis cepat membesar terakhir ini, dan disertai ulkus.

Pemeriksaan Fisik Benjolan besar atau sangat besar (5 cm-40 cm)

Kulit di atas tumor mengkilat, ada phleboectasi kadang-kadang didapatkan ulkus.

Benjolan berdungkul-dungkul dengan konsistensi heterogen, ada bagian yang padat dan banyak bagian yang kistik.

Meskipun besar benjolan masih mobile (mudah digerakkan) dari jaringan sekitar atau dengan kulit dan dasar/dinding torak

Tidak didapatkan pembesaran KGB aksila ipsilateral walaupun benjolan sudah sangat besar dan terdapat ulkus.

Pencitraan Tidak khas dengan USG atau mammografi, sukar dibedakan dengan fibroadenoma mammae.

Stadium Tumor Phyllodes:Hampir semua kasus kanker payudara diklasifikasikan dari stadium1 sampai 4, namun untuk tumor Phyllodes ini berbeda. Setelah operasibiopsydilakukan, ahli patologi akan menguji sel sample di laboratorium. Dua karakteristik yang diperhatikan adalah:1. kecepatan perkembangbiakan/pembelahan sel2. jumlah sel yang bentuknya tidak normal (irregularly shaped cells) dalam jaringan sample.Berdasar dua kriteria di atas, maka akan dapat ditentukan, apakah tumor tersebut masuk klasifikasi jinak atau ganas. Hampir semua tumorphylodesmasuk kategori jinak.Diagnosis Dengan gambaran klasik dari tumor phyllodes, diagnosis dapat ditegakkan secara klinis.

Bila masih ragu dilakukan pemeriksaan histopatologis dengan biopsy

Diagnosis Banding Untuk tumor yang kecil harus dibedakan dengan FAM

Pada keadaan tertentu harus dibedakan dengan Ca-mammae

Penatalaksanaan Terapi Prinsip adalah eksisi luas, karena bila dilakukan eksisi seperti FAM maka angka kekambuhan akan sangat besar

Mastektomi sederhana dikerjakan pada keadaan:

a) Benjolan yang sudah menempati hamper seluruh payudara sehingga hanya tersisa sedikit jaringan payudara yang sehat

b) Benjolan residif dan terbukti histopatologis barupa lesi yang maligna

c) Benjolan residif pada usia tua

Pada tumor phyllodes yang maligna prinsip terapi juga sama dengan yang benigna kecuali pada yang residif, langsung dikerjakan mastektomi sederhana. Pembersihan KGB aksila hanya bila didapatkan metastase pada KGB aksila.

Radioterapi dan kemoterapi kurang berperanan.

Prognosis TumorPhyllodes:

Tingkat kesembuhan penderita tumor Phyllodes setelah operasi pengangkatan sangat bagus. Jika anda berusia 45 tahun atau lebih ada kemungkinan tumor muncul kembali, meskipun sangat kecil. Untuk pasien yang terdiagnosis dengan tumor ganas, tingkat kesembuhannya sangat bervariasi.Tumor ganas memiliki peluang untuk menjadi kanker, bahkan setelah menjalani operasi. Jika ada sel yang tertinggal, akan menjadi ganas dan menyebar. Tumor ganas berpeluang muncul kembali, meski telah diobati dan dapat menyebar ke paru, tulang, hati, dan dinding dada. Pada beberapa kasus, kelenjar limfe ikut berperan dalam penyebaran sel tumor.3. Fibrocystic DiseasePenyakit fibrokistik merupakan kelainan yang paling sering ditemukan pada wanita dan biasanya didapatkan pada wanita pada usia dekade 3-4. Penyakit fibrokistik lebih tepat disebut kelainan fibrokistik. Pasien biasanya datang dengan keluhan pembesaran multipel dan sering kali rasa nyeri payudara bilateral terutama menjelang menstruasi. Ukuran dapat berubah yaitu menjelang menstruasi terasa lebih besar dan penuh serta rasa sakit bertambah, bila setelah menstruasi maka sakit hilang/berkurang dan tumorpun mengecil.1,2,3) Kelainan fibrokistik ini disebut juga mastitis kronis kistik, hiperplasia kistik, mastopatia kistik, displasia payudara dan banyak nama lainnya. Istilah yang bermacam-macam ini menunjukkan proses epitelial jinak yang terjadi amat beragam dengan gambaran histopatologis maupun klinis yang bermacam- macam pula.(1,2,3) Pada tahun 1981, Scanlon mendefinisikan penyakit fibrokistik sebagai Suatu keadaan dimana ditemukan adanya benjolan yang teraba di payudara yang umumnya behubungandengan rasa nyeri yang berubah-ubah karena pengaruh siklus menstruasi dan memburuk sampai saat menopause.(4) Kelompok penyakit ini sering mengganggu ketentraman penderita karena cemas akan nyerinya. Pada pasien akan menyebabkan perasaan tidak enak serta rasa cemas yang menyertainya sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien.(4) Beberapa bentuk kelainan fibrokistik mengandung risiko untuk berkembang menjadi karsinoma payudara, tetapi umumnya tidak.(3,4) Bila ada keraguan terutama bila konsistensinya berbeda, perlu dilakukan biopsi. Nyeri yang hebat dan berulang atau pasien yang khawatir dapat pula menjadi indikasi eksisi.(3) Tumor jenis kelainan fibrokistik ini umumnya tidak berbatas tegas, kecuali kista soliter. Konsistensi padat kenyal dan dapat pula kistik. Jenis yang padat, kadang-kadang sukar dibedakan dengan kanker payudara dini. Kelainan ini dapat juga dijumpai pada massa tumor yang nyata, hingga jaringan payudara teraba padat, permukaan granular. Kelainan ini dipengaruhi oleh gangguan keseimbangan hormonal.(5) Love, Gelmen dan Silen menyatakan bahwa atau nyeri payudara bukanlah manifestasi penyakit tetapi lebih mungkin merupakan suatu respon fisiologi terhadap variasi hormonal yang sesuai dengan gambaran histopatologis suatu kelainan fibrokistik.(5) Empat tahun kemudian Vorherr menyatakan Teori Estrogen Predominan yang menyarankan terapi medik untuk penyakit fibrokistik melalui supresi sekresi estrogen ovarial dengan pemberian oral kontrasepsi rendah estrogen dan pemakaian siklis progesterone atau medroksiprogesteron.(5)

Penyakit fibrokistik payudara biasanya mengenai wanita pada usia reproduktif dan merupakan penyakit yang tersering pada wanita. Biasanya lesi ini bersifat multipel dan bilateral, tetapi sangat jarang sekali yang berukuran sangat besar dan memberikan penderitaan rasa sakit yang sangat hebat.(1,2,3)Penatalaksanaan pada kelainan fibrokistik ada 2 macam yakni: (1,2,4,5)1. MedisPemberian obat anti nyeri untuk mengurangi nyeri yang ringan sampai sedang. Pemberian diuretik serta pembatasan pemberian cairan dan garam. Di Perancis dicoba pemberian progesteron untuk kelainan fibrokistik karena dianggap terdapat ketidakmampuan fungsi corpus luteum sebagai penyebab nyeri dan timbulnya nodul, tetapi hal ini disangkal dari penelitian double blind yang menggunakan plasebo dimana tidak didapatkan perbedaan yang bermakna.

Teori hyperprolaktinemia dan estrogen overstimulasi menyarankan pemberian bromokriptin dan danazol. Tetapi penelitian tidak memperlihatkan hasil yang impresif dan fakta yang ada menunjukkan bahwa lama pengobatan serta mekanisme kerjanya tidak diketahui.

2. Bedah (mammoplasti)(4)Penatalaksanaan secara pembedahan dilakukan bila :

Pengobatan medis tidak memberikan perbaikan.

Ditemukan pada usia pertengahan sampai tua.

Nyeri hebat dan berulang.

Kecemasan yang berlebihan dari pasien.

Reduksi mammoplasti dilakukan pada keadaan:

1. Mammary hipertrophy

Gejala antara lain nyeri punggung dan leher serta spasme otot. Pasien umumnya tidak mengetahui bahwa reduksi mammoplasti dapat mengurangi gejala. Beratnya payudara dapat menyebabkan kifosis tulang belakang.

2. Makromastia

Pasien dengan makromastia akan datang dengan keluhan ulnar parestesia sebagai akibat terperangkapnya bagian terbawah pleksus brakialis; sulit melakukan aktifitas olah raga dan latihan. Pada kebanyakan wanita akan menyebabkan gangguan penampilan serta kurang rasa percaya diri. Bilateral makromastia merupakan akibat akhir sensitivitas organ terhadap estrogen.

3. Gigantomastia

Pembesaran masif payudara selama kehamilan dan selama masa adolesen. Payudara membesar sangat cepat dan secara tidak proporsional. Komplikasi setelah reduksi mammoplasti adalah:(4,6)1. Hematom

2. Infeksi

3. Nekrosis flap kulit dan kompleks nipple areola

4. Inversi Nipple

5. Asimetri

6. Timbul Keloid

4. MastitisSelama menyusui, kadang bisa terjadi suatu infeksi yang disebut mastitis. Ini terjadi apabila saluran air susu tersumbat. Akan terlihat memerah, ada benjolan pembengkakan, terasa hangat dan agak kenyal. Biasanya diobati dengan antibiotic dan kadang air susu perlu dikeluarkan dari salurannya, apabila dengan pengobatan biasa belum berhasil.

BatasanMastitis adalah peradangan pada payudara. Peradangan ini dapat terjadi secara akut ataupun kronik (biaasanya disebabkan oleh kausa spesifik). Mastitis dapat terjadi pada masa laktasi atau puerperium (terbanyak) atau tidak ada hubungannya dengan masa puerperium.

PatofisiologiMastitis yang paling sering adalah jenis puerperium (lactasional) mastitis bisa didahului oleh stasis air susu atau tanpa disertai stasis air susu. Biasanya disebabkan oleh kuman Staphilococccus aureus dengan strain tahan penisilin yang ditransmisi melalui isapan bayi. Pada jenis non puerpueralis port dentry adalah sistemik atau lewat kerusakan apitel sekitar niplareola complex

Mastitis Tuberculosa, dahulu diyakini sekitar 60% merupakan kelainan primer namun saat ini harus benar benar dibuktikan bahwa benar tidak ada hubungannya dengan kelainan tuberkulosa setempat (TB paru-TB kelenjar getah bening leher dan axilla).

Gejala Klinis1. Payudara (terutama pada saat menyusui ) terasa nyeri spontan dan nyeri tekan.

2. Kadang disertai panas badan atau malaise.

3. Usia produktif-muda.

Pemeriksaan dan Diagnosis Anamnesis Rasa nyeri pada payudara (yang sedang menyusui), teraba adanya benjolan yang kemerahan. Kadang-kadang disertai panas badan dan rasa tidak enak. Keluar nanah bila terjadi abses yang telah pecah.

Pemeriksaan Fisik Adanya massa dengan batas tak tegas, kemerahan disertai rasa nyeri spontan dan nyeri tekan. Kadang-kadang sudah didapatkan massa yang fluktuatif.

Tidak didapatkan pembesaran KGB aksila ipsilateral, atau bila ada pembesaran juga waktu diraba terasa nyeri.

Pencitraan Pada USG atau mammografi akan tampak massa yang sedikit hiperdense dengan batas yang undefined, tidak jarang di diagnosis banding dengan proses keganasan.

DiagnosisDiagnosis biasanya dengan mudah, yaitu nyeri pada payudara yang sedang menyusui. Benjolan di payudara yang tak terlalu padat disertai nyeri tekan, kadang-kadang dapat dirasakan adanya fluktuasi, ada kemerahan.

Bila belum jelas dapat dilakukan pemeriksaan sitologi dengan FNA.

Penatalaksanaan TerapiBila belum jelas adanya fluktuasi (abses), diberi antibiotic golongan amoxycilline 5-7 hari, analgetik dan antipiretik.

Bila telah terbentuk abses, maka dilakukan insisi, yang jika sering terjadi kekambuhan maka tindakan yang dikerjakan adalah eksisi.

Pada mastitis tuberkulosa maka tindakan wedge eksisi atau biopsy eksisional dilanjutkan dengan pengobatan anti tuberkulosa kombinasi, pada beberapa keadaan bahkan memerlukan mastektomi.

5. Gynecomastia

BatasanGinekomastia adalah munculnya payudara seperti wanita (female-type mammary gland) pada laki laki. Keadaan ini sering terjadi dan sering dianggap biasa.

Ginekomastia fisiologis didapatkan paling sering pads tiga masa kehidupan yaitu: masa perinatal, remaja dan masa tua. Keadaan ini disebabkan karena berlebihnya estrogen disbanding dengan testosterone yang beredar dalam tubuh.

PatofisiologiPatofisiologi dari ginekomastia adalah sebagai berikut:

1. Keadaan dimana kelebihan estrogen, misalnya pada True hermaphrodism - Germ cell tumor - Non testicular tumor kelainan-kelainan endokrin penyakit liver kelainan-kelainan gizi.

2. Keadaan dimana ada defisiensi androgen Klinefelter syndrome, Renal failure dll.

3. Pengaruh obat obat.

4. Idiopatik.

Gejala klinisBiasanya berupa benjolan lunak pada subareolar pada laki sering asimetri kecuali pada ginekomastia yang terjadi pada masa lansia tidak jarang dijumpai keaadan bilateral.

Pemeriksaan dan DiagnosisCukup dengan pemeriksaan klinis. Adanya tumpukan jaringan lunak yang lebih dari biasanya subareolar. (normal sekitar 2cm3 dibawah sub areolar).

Penatalaksanaan TerapiTerapi obat obat sering tidak banyak gunanya kecuali bila telah jelas penyebabnya karena defisiensi testosteron. Obat obat yang pernah digunakan antara lain Danazol (etil testosterone sintetik) dan Tamoxifen. Terapi terbanyak yang diberikan terutama untuk ginekomastia yang besar adalah dengan transareolar mastektomi.