Tulang Rawan

10
Tulang Rawan Filed under: Kedokteran — 2 Komentar Februari 20, 2012 Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu : (1) tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian; (2) tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva; dan (3)tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis pubis dan insersio tendo-tulang. Tulang rawan terdiri dari tiga tipe yaitu: 1. Tulang rawan hialin Tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita temukan pada laring, trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping hidung dan rangka janin. Gambar stuktur tulang rawan hialin 2. Tulang rawan elastis Tulang yang mengandung serabut-serabut elastis. Tulang rawan elastis dapat kita temukan pada daun telinga, tuba eustachii (pada telinga) dan laring. Gambar struktur tulang rawan elastis 3.Tulang rawan fibrosa Tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku. Tulang ini dapat kita temukan pada discus diantara tulang vertebrae dan pada simfisis pubis diantara 2 tulang pubis. Gambar struktur tulang rawan elastis

description

tulang rawan

Transcript of Tulang Rawan

Page 1: Tulang Rawan

Tulang Rawan

Filed under: Kedokteran — 2 Komentar Februari 20, 2012

Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan matriks. Matrriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Berdasarkan atas komposisi matriksnya ada 3 macam tulang rawan, yaitu :

(1) tulang rawan hialin, yang terdapat terutama pada dinding saluran pernafasan dan ujung-ujung persendian;

(2) tulang rawan elastis misalnya pada epiglotis, aurikulam dan tuba auditiva; dan

(3)tulang rawan fibrosa yang terdapat pada anulus fibrosus, diskus intervertebralis, simfisis pubis dan insersio tendo-tulang.

Tulang rawan terdiri dari tiga tipe yaitu:

1. Tulang rawan hialin

Tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat kolagen dan chondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita temukan pada laring, trakea, bronkus, ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk bagian depan, cuping hidung dan rangka janin.

Gambar stuktur tulang rawan hialin

2. Tulang rawan elastis

Tulang yang mengandung serabut-serabut elastis. Tulang rawan elastis dapat kita temukan pada daun telinga, tuba eustachii (pada telinga) dan laring.

Gambar struktur tulang rawan elastis

3.Tulang rawan fibrosa

Tulang yang mengandung banyak sekali bundel-bundel serat kolagen sehingga tulang rawan fibrosa sangat kuat dan lebih kaku. Tulang ini dapat kita temukan pada discus diantara tulang vertebrae dan pada simfisis pubis diantara 2 tulang pubis.

Gambar struktur tulang rawan elastis

Pada orang dewasa tulang rawan jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan anak-anak. Pada orang dewasa tulang rawan hanya ditemukan beberapa tempat, yaitu cuping hidung, cuping telinga, antar tulang rusuk (costal cartilage) dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antarruas tulang belakang dan pada cakra epifisis.

Penyakit Tulang Rawan

Ada beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi tulang rawan. Chondrodystrophies adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan osifikasi tulang rawan

Page 2: Tulang Rawan

berikutnya. Beberapa penyakit umum yang mempengaruhi / melibatkan tulang rawan tercantum di bawah ini.

Osteoartritis: Tulang rawan menutupi tulang (tulang rawan artikular) adalah menipis, akhirnya benar-benar usang, menghasilkan “tulang terhadap tulang” gerak sendi, mengurangi dan nyeri. Ost, mempengaruhi sendi terkena stres yang tinggi dan karena itu dianggap hasil dari “keausan” daripada penyakit yang benar. Hal ini diperlakukan oleh artroplasti, penggantian sendi dengan sendi sintetik sering dibuat dari paduan Stainless Steel (kobalt chromoly) dan High Polyethylene Berat Molekul (HMWPE). Kondroitin sulfat, suatu monomer dari bagian polisakarida dari proteoglikan, telah terbukti mengurangi gejala osteoartritis, mungkin dengan meningkatkan sintesis matriks ekstraseluler.

Trauma pecah atau detasemen: Tulang rawan di lutut sering rusak, dan sebagian dapat diperbaiki melalui terapi penggantian tulang rawan lutut

Achondroplasia: proliferasi kondrosit Mengurangi di piring epifisis tulang panjang selama masa bayi dan kanak-kanak, sehingga dwarfisme.

Costochondritis: Radang tulang rawan di tulang rusuk, menyebabkan nyeri dada.

Spinal disc herniasi: kompresi asimetris dari diskus intervertebralis pecah disc kantung-seperti, menyebabkan herniasi dari isi yang lembut. Hernia sering menekan saraf yang berdekatan dan menyebabkan nyeri punggung.

Kambuh polychondritis: penghancuran, mungkin autoimun, tulang rawan, terutama dari hidung dan telinga, menyebabkan pengrusakan. Kematian terjadi dengan sesak napas sebagai laring kehilangan kekakuan dan runtuh.

Tumor terdiri dari jaringan tulang rawan, baik jinak atau ganas, bisa terjadi. Mereka biasanya muncul di tulang, jarang di pra-ada tulang rawan. Tumor jinak disebut chondroma, yang chondrosarcoma yang ganas. Tumor yang timbul dari jaringan lain juga dapat menghasilkan tulang rawan seperti matriks, yang dikenal terbaik yang pleomorfik adenoma kelenjar ludah.

Matriks tulang rawan bertindak sebagai penghalang, mencegah masuknya limfosit atau difusi imunoglobulin. Properti ini memungkinkan untuk transplantasi tulang rawan dari satu orang ke orang lain tanpa takut penolakan jaringan.

Perbaikan

Tulang rawan memiliki kemampuan perbaikan terbatas, karena kondrosit terikat dalam kekosongan, mereka tidak dapat bermigrasi ke daerah yang rusak. Oleh karena itu jika rusak, sulit untuk menyembuhkan. Juga, karena tulang rawan hialin tidak memiliki suplai darah, pengendapan matriks baru lambat. Rusak kartilago hialin biasanya digantikan oleh jaringan parut fibrocartilage. Selama tahun terakhir, ahli bedah dan ilmuwan telah megembangkan suatu serangkaian prosedur perbaikan tulang rawan yang membantu untuk menunda kebutuhan untuk penggantian sendi.

Teknik bioteknologi sedang dikembangkan untuk menghasilkan tulang rawan baru, menggunakan “perancah” selular material dan sel tulang rawan untuk tumbuh berbudaya buatan

https://rahmatnani.wordpress.com/2012/02/20/tulang-rawan/

Page 3: Tulang Rawan

II.1.1 TRANSPLANTASI TULANG

1. Definisi

Transplantasi tulang adalah suatu prosedur penambahan tulang dari donor ke tulang pasien (penerima). Hal ini adalah suatu prosedur operasi yang minor. Penerima tulang akan dibius, gusi akan dibuka secara perlahan dan bahan materi cangkok tulang akan diletakkan di bawah.

2. Manfaat

Transplantasi tulang diperlukan ketika ada kerusakan pada tulang yang terjadi setelah kehilangan gigi dalam jangka waktu yang lama atau kehilangan gigi karena alasan traumatis. Transplantasi tulang biasanya melakukan untuk mempersiapkan tulang rahang supaya dapat menerima implan gigi atau untuk meningkatkan daya pendukung di sekitar gigi yang rusak. Transplantasi tulang mungkin dilakukan setelah pencabutan gigi yang terinfeksi untuk menjaga tempat tersebut untuk penempatan implan di waktu yang akan datang. Ada kalanya, tulang dicangkokkan untuk memberikan dukungan yang lebih kuat pada gigi palsu.

3. Bahan Materi Cangkok Tulang

Bahan materi cangkok tulang dapat diperoleh dari berbagai macam area:

• Dari mulut, khususnya dari bagian belakang mulut

• Dari pinggul

• Dari bahan materi tulang steril yang diproses dan diproduksi oleh laboratorium

4. Waktu Pengerjaan

Kebanyakan prosedur transplantasi tulang dilakukan dalam beberapa menit. Kadang-kadang, prosedur tersebut dapat memakan waktu selama hampir satu jam. Pada umumnya, lamanya waktu prosedur kira-kira setara dengan ukuran dari area pencangkokan.

5. Evaluasi

Pada umumnya, tidak ada rasa sakit selama menjalani prosedur. Dalam pengerjaan transplantasi tulang, prosedurnya amat jarang menggunakan bius total.

Pada situasi dimana pasien khawatir akan prosedur ini, mereka dapat disarankan untuk diberikan obat-obat sedasi. Obat ini dapat menenangkan pasien selama prosedur berlangsung dan setelah prosedur selesai orang tersebut tidak akan ingat apapun.

Untuk mengurangi ketidaknyamanan setelah menjalani prosedur perwatan dan menjamin agar proses penyembuhan berjalan dengan cepat, pasien meminum obat yang dianjurkan oleh dokter gigi.

6. Efektifitas Perawatan

Transplantasi tulang sangat terprediksi dalam jangka waktu yang panjang di tangan para ahli bedah yang berpengalaman. Mengulang prosedur ini sangatlah jarang dilakukan.

http://nitnotpinky.blogspot.com/2011/12/transplantasi.html

Page 4: Tulang Rawan

Pengertian

Pencangkokan (Transplantasi) adalah pemindahan sel, jaringan maupun organ hidup dari seseorang (donor) kepada orang lain resipien atau dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya (misalnya pencangkokan kulit), dengan tujuan mengembalikan fungsi yang telah hilang.

Transplantasi bisa memberikan keuntungan yang sangat besar bagi orang-orang yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Transfusi darah merupakan jenis transplantasi yang paling sering dilakukan.

Transplantasi organ tubuh biasanya melibatkan :

- pencarian donor yang sesuai

- kemungkinan timbulnya resiko akibat pembedahan

- pemakaian obat-obat immunosupresan yang poten

- kemungkinan terjadinya penolakan oleh tubuh resipien

- kemungkinan terjadinya komplikasi atau kematian.

Untuk orang-orang yang organ vitalnya (misalnya jantung, paru-paru, hati, ginjal atau sumsum tulang) sudah tidak bekerja sebagaimana mestinya dan fungsinya tidak dapat kembali normal, maka transplantasi organ bisa merupakan satu-satunya peluang untuk bertahan hidup.

Jaringan atau organ yang didonorkan bisa berasal dari orang lain yang masih hidup maupun yang belum lama ini sudah meninggal. Yang lebih disukai adalah jaringan yang berasal dari orang yang masih hidup karena angka keberhasilannya tinggi. Tetapi jantung, hati, paru-paru dan komponen mata (kornea dan lensa) hanya bisa didapatkan dari seseorang yang baru saja meninggal dan biasanya akibat kecelakaan bukan karena sakit.

Donor yang masih hidup biasanya merupakan anggota keluarga. Organ yang paling sering didonorkan oleh orang yang masih hidup adalah sumsum tulang dan ginjal. Tubuh memiliki 2 buah ginjal dan fungsinya bisa berjalan baik meskipun hanya terdapat 1 buah ginjal, karena itu transplantasi ginjal sifatnya aman bagi donor.

Bagian dari jaringan hati dan paru-paru juga telah ditransplantasikan dari beberapa donor yang masih hidup. Pencangkokan organ dari donor hidup dilakukan dalam waktu beberapa menit setelah organ diangkat.

Beberapa organ hanya bertahan selama beberapa jam diluar tubuh, sedangkan organ lainnya dapat disimpan dalam lemari pendingin selama beberapa hari.

Pencangkokan Jantung

Beberapa puluh tahun yang lalu tidak mungkin dilakukan, tetapi saat ini transplantasi jantung telah menjadi kenyataan. 95% resipien bisa lebih baik dalam melakukan olah raga dan kegiatan sehari-hari: lebih dari 70% resipien yang kembali bekerja.

Page 5: Tulang Rawan

Transplantasi jantung dilakukan pada penderita penyakit jantung yang paling serius dan tidak dapat diatasi dengan obat-obatan atau pembedahan lainnya. Setelah pembedahan, kepada resipien perlu diberikan obat immunosupresan.

Reaksi penolakan terhadap jantung biasanya berupa demam, lemah dan denyut jantung yang cepat atau abnormal. Jantung yang tidak berfungsi dengan baik bis amenyebabkan tekanan darah rendah, pembengkakan dan penimbunan cairan di dalam paru-paru. Penolakan yang sifatnya sangat ringan mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali tetapi bisa terlihat adanya perubahan pada EKG.

Jika diduga telah terjadi penolakan, biasanya dilakukan biopsi. Jika ternyata terbukti telah terjadi penolakan, maka dilakukan penyesuaian dosis obat immunosupresan. Hampir separuh kematian pada resipien jantung disebabkan oleh infeksi. Komplikasi lainnya adalah aterosklerosis yang timbul pada arteri koroner dari 25% resipien.

Transplantasi jantung adalah prosedur mengganti jantung yang gagal berfungsi dengan jantung lain dari donor yang memenuhi persyaratan. Prosedur ini dilakukan pada pasien dengan gagal jantung stadium akhir yang diperkirakan mempunyai usia hidup kurang dari satu tahun apabila tidak dilakukan transplantasi dan bukan calon ataupun belum pernah ditangani dengan terapi medis konvensional. Sebagian besar calon pasien yang ditransplantasi tidak dilakukan prosedur bedah lain karena kondisi jantung yang sudah buruk.

Komponen penting dalam tahapan proses transplantasi jantung adalah menentukan calon pasien yang akan ditransplantasi, pemeriksaan, tindak lanjut setelah operasi, dan supresi imun. Pelaksanaan yang tepat dari langkah-langkah tersebut dapat berujung pada hasil yang sangat menggembirakan baik bagi dokter maupun pasien.

Calon pasien untuk transplantasi jantung secara umum adalah pasien dengan gejala NYHA kelas III (moderat) atau kelas IV (berat). Pada pemeriksaan biasanya didapatkan ejeksi fraksi kurang dari 25%. Pada saat pemeriksaan, beberapa penyesuaian dilakukan untuk menstabilkan kondisi jantung.

Terapi tambahan berupa agen oral biasanya diberikan, misalnya obat-obat inotropik. Bantuan mekanik dengan pompa balon intraaortik (IABP) atau perangkat pembantu lain yang diimplan membantu bagi beberapa pasien sebagai terapi tambahan sebelum transplantasi.

Transplantasi jantung dilakukan sekitar 1% per tahun. Semakin baiknya penanganan medis pada pasien gagal jantung telah menurunkan populasi calon pasien yang ditransplantasi. Selain itu, ketersediaan organ juga masih menjadi masalah.

Harapan Hidup

Pertanyaan yang sering sekali muncul adalah berapa besar harapan hidup pasien transplantasi jantung dan tingkat keberhasilannya? Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi harapan hidup setelah transplantasi jantung. Beberapa faktor tersebut adalah usia, jenis kelamin, kepatuhan pasien dan kecocokan donor organ.

Page 6: Tulang Rawan

Para ahli di America Heart Association mengindikasikan, tingkat kelangsungan hidup satu tahun pasien (pascatransplantasi jantung) adalah 88 % untuk pria dan 77,2 % untuk wanita. Tingkat kelangsungan hidup tiga tahun adalah sekitar 79,3 % untuk pria dan 77,2 untuk wanita. Sedangkan tingkat kelangsungan hidup lima tahun, 73,1 % untuk pria dan 67,4 % untuk wanita.

Bahkan, surat kabar di Inggris The Independent pernah mengangkat kisah seorang pasien transplantasi jantung dari Michigan Amerika Serikat yang pernah hidup selama 24 tahun setelah menjalani operasi. Dengan demikian, dalam situasi yang terbaik, harapan hidup pasien dengan transplantasi jantung bisa bertahan lama.

Tingkat Keberhasilan

Tingkat keberhasilan operasi transplantasi jantung pada manusia sangat bergantung dengan faktor resiko sebelum transplantasi. Namun, rata-rata, tingkat keberhasilan bisa mencapai hampir 95 %.

Resiko kegagalan transplantasi akan semakin tinggi apabila pasien berusia lebihi dari 60 tahun, memiliki tingkat reaktif panel antibodi yang tinggi, pernah menjalani transplantasi jantung sebelumnya dan memiliki tekanan pembuluh darah paru yang tinggi.

Tiga puluh hari pertama pasca operasi adalah masa yang sangat krusial. Tapi jika pasien bisa melaluinya, maka hampir 90 % mereka akan hidup hingga satu tahun pertama.

Resiko Transplantasi Jantung

Masalah terbesar dalam proses transplantasi jantung berasal dari tubuh pasien sendiri. Mengapa? Karena, system kekebalan tubuh pasien akan melindungi dia dari zat-zat yang berpotensi membahayakan.

Perlu diketahui bahwa sebuah “organ asing” dan jaringan yang masuk ke dalam tubuh akan hampir pasti memicu respon kekebalan tubuh, yang justru akan mengakibatkan kehancuran buat jaringan asing tersebut. Untuk mencegah hal ini terjadi, pasien biasanya diberikan obat imunosupresif.

Untuk mengetahui ada atau tidaknya penolakan dari tubuh terhadap orang yang di donor, maka setiap 3 sampai 4 bulan setelah transplantasi, dokter akan mengambil sampel (biopsi) dari jaringan jantung untuk diuji dan menjalani pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) atau tes darah.

Sementara pemberian obat immuno-suppresan diperlukan untuk menekan sistem kekebalan tubuh Anda. Sehingga tidak menolak donor jantung, obat ini mungkin memiliki efek samping, termasuk peningkatan resiko infeksi dan kanker. Pemberian steroid diberikan dapat menyebabkan efek samping seperti infeksi, borok atau keropos tulang.

Transplantasi jantung biasanya hanya dipertimbangkan bila sudah tidak ada cara lain. Meskipun bukan pilihan pengobatan yang utama, orang sering enggan memepertimbangkannya karena biayanya yang teramat mahal dan jarangnya pendonor. Namun, metode ini juga menjadi satu-satunya pilihan yang menawarkan harapan hidup. Setelah transplantasi jantung, harapan hidup pasien akan bertambah panjang dan biasanya kualitas hidup yang lebih baik juga akan dicapai.

http://nug-hoho.blogspot.com/2012/11/pencangkokan-atau-transplantasi.html

Page 7: Tulang Rawan

Beberapa metode terbaru adalah dengan cangkok tulang (INFUSE Bone Graft) yang penggunaannya telah disetujui Food and Drug Administration (semacam Badan POM milik Amerika Serikat) untuk penangangan patah tulang kering (Tibia) yang terbuka. Sebelumnya INFUSE Bone Graft hanya digunakan dalam operasi tulang belakang. Patah tulang kering yang terbuka cukup susah sembuh karena risiko infeksi dan kerusakan otot sekitar yang cukup tinggi. Namun dengan cangkok tulang ini, peluang pulih pun meningkat. Bahkan tidak perlu operasi kedua untuk memperbaiki patah tulang, yang biasa dilakukan berkali-kali pada metode lama. INFUSE Bone Graft menggunakan protein rhBMP-2 yang merupakan hasil rekayasa genetika dari protein manusia yang memacu pertumbuhan tulang. Untuk penanganan patah tulang paha (femur) yang sering terjadi pada anak-anak umur 6-14 tahun, kini digunakan paku elastis dari titanium. Rumah sakit khusus anak di AS rata-rata menerima 40-50 kasus ini tiap tahunnya. Dimulai dari tahun 1996 untuk kemudian menjadi ramai digunakan tahun 2000, paku elastis dari titanium ini menggantikan metode lama dengan traksi, dengan biaya yang relatif sama namun anak dapat bergerak lebih cepat. Metode baru ini membuat anak bisa bangun dari tempat tidur 2 hari setelah operasi, keluar dari RS setelah 4 hari dan berjalan dengan tongkat penyangga dalam bebrapa minggu setelahnya. Hal ini membuat anak bisa kembali bersekolah setengah kali lebih cepat dibanding anak dengan metode lama yang butuh 3 minggu traksi dan 3-5 minggu tambahan dengan pembalut tubuh (body cast). Paku elastis ini fleksibel sehingga bisa ditempatkan di antara tulang yang patah untuk menyangga selama masa penyembuhan. Paku ini mempunyai panjang 15-20 inchi dengan lebar hanya seukuran antena radio. Kadang diperlukan dua paku untuk kemudian diambil 6-9 bulan setelah operasi pertama. Referensi: Sjamsuhidajat R dan de Jong, Wim (Editor). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.2005 www.news-medical.net

Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/tekno/pilih-mana-untuk-patah-tulang