tujuan makalah

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. Dental lamina adalah suatu pita pipih yang terjadi karena penebalan jaringan epitel mulut (ektodermal) yang meluas sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila pada 10 tempat mana gigi-gigi akan muncul kemudian. Dental lamina tumbuh dari permukaan sampai dasar mesenhim (Hashanur, 1995). Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang harus diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi permanen anak. Pada tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi, tidak sedikit ditemukan kasus pada anak yang mengalami gangguan erupsi gigi, hal ini dapat menyebabkan kelainan-kelainan pada pertumbuhan gigi. Secara umum erupsi gigi di definisikan sebagai suatu keadaan di mana tonjol gigi atau tepi insisal dari gigi telah muncul menembus gingiva atau muncul di rongga mulut. Proses erupsi gigi yang merupakan proses pergerakan gigi secara fisiologis di mulai dari tempat pemmbentukannya didalam tulang alveolar pada masa pembentukan benih gigi oleh lamina dentis. Pergerakan ini kemudian berlanjut hingga gigi menembus gusi dan akhirnya mencapai dataran oklusal(Thomaz, dkk., 2010). 1

description

gigi

Transcript of tujuan makalah

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. Dental lamina adalah suatu pita pipih yang terjadi karena penebalan jaringan epitel mulut (ektodermal) yang meluas sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila pada 10 tempat mana gigi-gigi akan muncul kemudian. Dental lamina tumbuh dari permukaan sampai dasar mesenhim (Hashanur, 1995).Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang harus diperhatikan, khususnya pada pertumbuhan gigi permanen anak. Pada tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi, tidak sedikit ditemukan kasus pada anak yang mengalami gangguan erupsi gigi, hal ini dapat menyebabkan kelainan-kelainan pada pertumbuhan gigi. Secara umum erupsi gigi di definisikan sebagai suatu keadaan di mana tonjol gigi atau tepi insisal dari gigi telah muncul menembus gingiva atau muncul di rongga mulut. Proses erupsi gigi yang merupakan proses pergerakan gigi secara fisiologis di mulai dari tempat pemmbentukannya didalam tulang alveolar pada masa pembentukan benih gigi oleh lamina dentis. Pergerakan ini kemudian berlanjut hingga gigi menembus gusi dan akhirnya mencapai dataran oklusal(Thomaz, dkk., 2010).Erupsi normal gigi permanen dalam rongga mulut terjadi selama rentang waktu usia kronologis yang berbagai macam dan dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi faktor lokal dan faktor umum, yaitu genetik, jenis kelamin, nutrisi, faktor sosial-ekonomi, tinggi badan dan berat badan, serta hormone (Thomaz, dkk., 2010).Akar gigi susu yang akan diganti oleh gigi tetap secara alamiah akan mengalami resorbsi dan gigi akan kehilangan akarnya yang berfungsi sebagai penyangga, sehingga gigi akan goyang sejalan dengan adanya erupsi gigi permanen. Adakalanya gigi permanen muncul di depan atau di belakang gigi susu sementara gigi susu masih ada dan tidak goyang sama sekali. Hal ini merupakan salah satu kelainan erupsi gigi yang dinamakan persistensi gigi susu (Maulani, 2005)Melihat besarnya pengaruh erupsi gigi dirongga mulut dan banyaknya kelainan yang mungkin ditimbulkan oleh gangguan erupsi gigi di rongga mulut, sudah selayaknya menjadi alasan bagi dokter gigi untuk mempelajari erupsi gigi secara benar. Dengan mengetahui erupsi gigi secara benar, seorang dokter gigi juga akan dapat meramalkan kapan gigi akan erupsi dan kapan erupsi gigi dikatakan menyimpang sehingga tindakan pencegahan dapat segera di lakukan untuk meminimalisir kelainan kelainan yang mungkin muncul akbat erupsi gigi yang menyimpang ini, disamping itu pengetahuan erupsi gigi akan banyak membantu dokter gigi dalam merencanakan tindakan perawatan pada gigi terutama pada pada perawatan ortodonti.

1.2 Rumusan MasalahApakah ada hubungan antara sistem orofasial dengan kelainan presistensi dan apa saja saraf serta otot yang berperan pada sistem orofasial?

1.3 TujuanUntuk mengetahui hubungan antara sistem orofasial dengan kelainan gigi presistensi dan untuk mengetahui saraf serta otot-otot yang berperan pada sistem orofasial.

1