Tujuan Dan Fungsi Dokumentasi Sarana Komunikasi
-
Upload
tamrin-tbn -
Category
Documents
-
view
256 -
download
0
description
Transcript of Tujuan Dan Fungsi Dokumentasi Sarana Komunikasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam memberikan asuhan kebidanan, banyak sekali hal-hal yang perlu
diperhatikan trutama dalam berkomunikasi dengan pasien.
Sebagaiman diketahui dokumentasi merupakan faktor pendukung dalam
pelayanan kebidanan karena kemampuan berkomunikasi akan mendasari upaya
pencegahan masalah klien, mempermudah pemberian bantuan kepada klien, baik
pelayanan medik maupun pelayanan psikologi yang diberikan dengan pendekatan
konsling.
Dalam makalah ini akan dibahas tujuan dan fungsi dokumentasi sarana
komunikasi untuk dapat mengembangkan pelayanan dasar kesehatan trutama
pelayanan kebidanan terhadap masyarakat.
Mudah-mudahan makalah yang singkat ini memberi manfaat kepada
pembaca, agar kita mengerti dan memahami betapa perlunya dokumentasi dalam
pelayanan asuhan kebidanan.
1
1.2. Tujuan
1. Agar tenaga kesehatan mampu berkomunikasi dengan baik pada klien yang
berbeda-beda.
2. Untuk membangun kebersamaan antar petugas kesehatan dalam
melaksanakan kegiatannya sebagai tenaga kesehatan.
3. Memberikan pengetahuan dari tenaga kesehatan yang terdahulu untuk tenaga
kesehatan yang baru dalam berkomunikasi yang baik.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas tentang tujuan dari dokumentasi
kebidanan sebagai metode pengumpulan data.
2
BAB II
TUJUAN DAN FUNGSI DOKUMENTASI
SARANA KOMUNIKASI
Agar memberikan asuhan kebidanan yang merupakan metode pemberi asuhan
yang baik dengan model perawatan medis.
2.1. Definisi
Metode sarana komunikasi adalah cara memudahkan, melancarkan,
melaksanakan kegiatan tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Artinya dalam
proses komunikasi terjadi suatu pengertian yang diinginkan bersama sehingga
tujuan lebih mudah tercapai, misalnya: “Seorang bidan memberikan informasi
tentang kebutuhan gizi kepada kelompok ibu hamil dan pengunaan serta manfaat
zat besi, klien menuruti apa yang disampaikan oleh bidan merasakan
manfaatnya”.
Kita dapat memahami bahwa kelahiran anak merupakan satu proses
alami dan psikologis, mengunakan cara yang sederhana. Manjaga pribadi serta
kerahasiaan ibu. Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung secara
emosional, memastikan bahwa kaum ibu mendapatkan informasi penjelasan dan
konseling yang cukup. Agar dapat membarikan asuhan sayang ibu.
- Menawarkan suatu akses kepada semua ibu yang sedang melahirkan untuk
mendapankan dukungan emosional secara berkesimanbungan.
3
- Memberi informasi kepada publik mengenai praktek-praktek termasuk
inervensi dan hasil asuhannya.
- Memberi asuhan yang sifatnya peka dan sespensip bertalian dengan
kepercayaan dan adat istiadat.
- Memberi kebebasan bagi ibu yang akan bersalin untuk berjalan-jalan sesuai
dengan posisi yang diinginkannya.
- Merumuskan kebijakan prosedur yang jelas untuk memberikan asuhan yang
berkesinambungan, misi-misi memberikan konsling pemberian ASI atau KB.
- Tidak rutin mengunakan praktek-praktek dan prosedur yang tidak didukung
oleh penelitian ilmiah tentang manfaatnya.
Agar dapat menganjurkan gizi dalam kesehatan reproduksi untuk
mencapai, memperbaiki dan mempertahankan kesehatan melalui konsumsi
makanan, agar dapat memberikan konseling pelayanan kontrasepsi:
- Agar calon peserta KB memahami manfaat KB bagi dirinya maupun
kluarganya.
- Calon peserta KB mempunyai pengetahuan yang baik tentang alasan
mengunakan KB, cara mengunakan dan segala hal yang berkaitan dengan
kontarasepsi.
Untuk dapat mengembangkan pelayanan dasar kesehatan trutama
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
diwilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/klien.
4
- Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebidanan
terutama yang berhubungan dengan kesehatan itu dan anak untuk
meningkatkan dan mengembangkan program pelayanan kesehatan wilayah
kerja.
- Menyusun wilayah kerjanya sesuai dengan hasil pengkajian dengan
masyarakat.
- Mengelola kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya
kesehatan ibu dan anak serta KB dengan terencana
- Mengkordinir, mengawasi dan membimbing kader, dukun atau petugas
kesehatan lain dalam melaksanakan program/kegiatan pelayanan kesehatan
ibu dan anak serta KB.
- Mengerakkan, mempertahankan serta mendokumentasikan seluruh kegiatan
yang telah dilaksanakan.
Berpartisifasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan
sektor lain wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader
Penjelasan: Bekerjasama dengan puskesmas, insitusi lain sebagai angota
dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan
tindak anjut.
5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam metode sarana komunikasi kita dapat mengkaji masalah dan dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat khususnya dalam
kebidanan, yaitu:
a. Agar dapat memberikan asuhan kebidanan yang merupakan metode
pemberian asuhan yang baik dengan model perawat medis.
b. Agar dapat memberikan asuhan sayang ibu.
c. Agar dapat menganjurkan gizi dalam kesehatan reproduksi.
d. Agar dapat memberikan konseling pelayanan kesehatan.
e. Untuk dapat mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan
kebudayaan untuk idividu, keluaga dan kelompok masyarakat.
f. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor
lain diwilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun, bayi, kader.
6
3.2. Saran
1. Bagi tenaga kesehatan disarankan mempelajari komunikasi yang baik untuk
kelancaran komunikasi dengan klien yang pasti berbeda-beda.
2. Disarankan mempelajari komunikasi dari dokumentasi yang telah ada karena
itu merupakan acuan dalam praktek dilapangan.
3. Gunakan komunikasi yang fleksibel dan bersahaja pada setiap klien.
4. Komunikasi bagi sesama tenaga kesehatan perlu diterapkan pula di lapangan
kerja.
7