Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku? fileP agi itu tepat pukul 09:00 WIB terdengar kuman-dang azan dari...
Transcript of Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku? fileP agi itu tepat pukul 09:00 WIB terdengar kuman-dang azan dari...
TUHAN, MUKMIN MUTTAQINKAH AKU?
I
Tuhan,Mukmin
Muttaqinkah Aku?
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku_Alt03_Oke_HALDEP_R02_Kirim.indd 1 9/19/2018 1:33:49 PM
TUHAN, MUKMIN MUTTAQINKAH AKU?
II
Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi
Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi
Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku_Alt03_Oke_HALDEP_R02_Kirim.indd 2 9/19/2018 1:33:49 PM
TUHAN, MUKMIN MUTTAQINKAH AKU?
III
Penerbit PT Elex Media Komputindo
IMAM MUHTAR
Tuhan,Mukmin
Muttaqinkah Aku?
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku_Alt03_Oke_HALDEP_R02_Kirim.indd 3 9/19/2018 1:33:49 PM
TUHAN, MUKMIN MUTTAQINKAH AKU?
IV
Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku?
Imam Muhtar© 2018 Imam Muhtar
Hak Cipta dilindungi Undang-UndangDiterbitkan pertama kali oleh
Penerbit PT Elex Media KomputindoKelompok Gramedia
Anggota IKAPI, Jakarta
718101327ISBN: 978-602-04-7919-4
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, JakartaIsi di luar tanggung jawab Percetakan
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku_Alt03_Oke_HALDEP_R02_Kirim.indd 4 9/19/2018 1:33:49 PM
Kata Pengantar .......................................................................... v
Panggilan Kesuksesan ........................................................... 1
Salatlah! Tuhan akan Menjadikan Rezekimu
Berkah ........................................................................................... 8
Standar Suksesku .................................................................... 17
Sekolah, untuk Apa? ................................................................ 24
Mengoptimalkan Anugerah Allah .................................... 31
Pendidikan yang Utuh ............................................................ 38
Lho, Ternyata Ini Keuntungan dan Itu Kerugian ......... 43
Sudah Takwa Kok Tak Juga Kaya ..................................... 50
Aku Sudah Beriman Kok Masalah Terus
Berdatangan?! ............................................................................ 57
Ya Allah Kenapa Tidak Engkau Kabulkan Doaku? ...... 62
Menyikapi Kritikan dan Sanjungan .................................. 68
Jangan Hanya Ingin! ................................................................ 75
Mengajak Itu Bukan Mengejek Lho Tadz!!! .................. 81
Berilah Solusi Jangan Malah Mencaci .............................. 89
Daftar Isi
XI
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku_Alt03_Oke_HALDEP_R02_Kirim.indd 11 9/19/2018 1:33:49 PM
Pagi itu tepat pukul 09:00 WIB terdengar kuman-
dang azan dari Masjid Al-Huda. Sontak suara azan
yang tidak pada waktunya itu membuat gaduh
masyarakat. Gemparlah masyarakat dusun Amarta.
“Siapa orang gila yang azan jam segini?”
“Orang tidak punya aturan! Azan kok sak enak udelnya
sendiri! Tidak tahu waktu!”
Tidak cukup mengomel dan melaknat. Masyarakat Amarta
pun beramai-ramai menuju masjid untuk mengetahui siapa
orang yang mengumandangkan azan dari Masjid Al-Huda.
Sementara itu di dalam masjid....
Mbah Semar baru saja menyelesaikan azan dan duduk
santai dengan kaki bersila. Beranda masjid menjadi
PANGGILAN KESUKSESAN“Barangsiapa suka bertemu
dengan Tuhan, maka Tuhan pun suka bertemu dengannya.”
(Rasulullah Muhammad saw.)
1
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku.indd 1 9/19/2018 2:13:52 PM
tempat favoritnya. Melihat masyarakat berbondong-
bondong ke masjid, wajah Mbah Semar seketika terlihat
semakin sumringah, berseri-seri. Dia segera berdiri untuk
menyambut kedatangan masyarakat.
“Alhamdulillah… ahlan…. ahlan… ahlan. Kalian sudah men-
dapatkan hidayah Allah.”
“Mbah Semar!” Suara Lek Dursasana terdengar garang,
segarang wajahnya. “Sampean itu sudah gila atau ke-
rasukan setan?”
“Lho, memangnya kenapa Dur?” Tanya Mbah Semar
“Hanya orang gila dan stres yang mengumandangkan
azan jam segini! Ini jam sembilan Mbah! Mau salat apa
jam sembilan? Duha? Ya tak perlu azan kalau salat Duha!
Betul apa tidak saudara-saudara?”
Masyarakat pun menjerit bersepakat paham dengan Lek
Dursasana. Suara mereka cetar membahana bagaikan
suara buruh yang demo minta kenaikan gaji. Melihat
adegan di depan matanya, Mbah Semar malah tersenyum
geli.
“Sebenarnya yang gila itu siapa? Saya atau kalian semua?”
“Jelas sampean! Hanya orang gila saja yang azan tidak
pada waktunya!” Kali ini yang membentak Pakde Sengkuni.
TUHAN, MUKMIN MUTTAQINKAH AKU?
2
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku.indd 2 9/19/2018 2:13:52 PM
“Kalau saya gila. Berarti kalian lebih gila,” jawab Mbah
Semar dengan santai.
“Sampean jangan memutarbalikkan fakta Mbah! Ingat
usiamu sudah bau tanah,” jawab Kang Arjuno.
Mbah Semar pun tertawa terbahak-bahak. “Tak usah bawa
umur Jun. Apa kamu lupa bahwa takdir kematian tidak
diukur dengan umur?” Sorot mata Mbah Semar seketika
terlihat tajam dan suaranya terasa berat.
“Wahai masyarakat yang merasa waras! Sekarang saya
tanya. Kalau kalian dapat ulem atau undangan jam dela-
pan malam. Terus kalian datangnya jam dua belas malam.
Itu bener apa salah?”
“Jelas salah!” jawab masyarakat serempak.
“Nah... Demikian pula dengan azan. Hanya orang-orang
gila yang mendatangi suara azan tidak pada waktunya!
Sekarang saya tanya, ke mana saja kalian saat saya
mengumandangkan azan Subuh, Zuhur, Asar, Magrib,
dan Isya? Kenapa ketika azan berkumandang pada
waktunya kalian justru tak tergerak untuk mendatangi
undangan Tuhan? Ketika Tuhan mengundang kalian me-
nuju kemerdekaan dan kembali pada keluhuran derajat
ahsani taqwiim, kalian justru menjajahkan jiwa dan raga
di lembah asfalassafilin. Ketika Tuhan memanggil kalian
untuk menaiki tangga-tangga kesuksesan, membersihkan
TUHAN, MUKMIN MUTTAQINKAH AKU?
3
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku.indd 3 9/19/2018 2:13:52 PM
diri dari najis dan kotoran, kalian malah menceburkan
diri dalam kubangan kerugian jiwa sekaligus kerendahan
tata nilai dan bermain-main di comberan yang kotor dan
bernajis.”
Seketika wajah masyarakat menjadi pucat pasi. Satu demi
satu masyarakat mulai undur diri dan beranjak pergi. Api
kemarahan mereka seketika padam, seperti tersiram air
malu.
“Ayo yang gila siapa!?” Teriak Mbah Semar.
Tak ada pendemo yang mau menjawab.
*****
Tak kurang dari lima kali dalam sehari semalam masjid-
masjid dan musala-musala mengumandangkan azan.
Azan yang kita dengar bukanlah ‘sekadar’ adu kemerduan
suara yang apalah-apalah, (meminjam istilah Iis Dahlia)
cengkok, kesesuaian panjang pendek kata, keindahan
langgam. Azan juga bukanlah pula kegiatan seremonial
belaka. Azan adalah panggilan Allah bagi hamba-hamba
yang dicintai-Nya. Azan adalah tangga dan eskalator yang
akan mengantarkan manusia pada kesuksesan!
Semua manusia pasti ingin sukses dalam segala hal!
Bahkan iblis wa furu’ihi (dan anak turunnya) pun ingin
sukses. Kalau tak percaya, silakan tanya kepada mereka.
TUHAN, MUKMIN MUTTAQINKAH AKU?
4
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku.indd 4 9/19/2018 2:13:52 PM
Lantas apakah semua manusia bisa meraih kesuksesan
seperti yang diharapkan?
Tentu saja. Tuhan menjanjikan kesuksesan bagi hamba-
hamba-Nya yang sungguh-sungguh mewujudkan impian.
Selalu ada jalan untuk menggapai cita-cita dan harapan.
Tuhan telah menyediakan “tangga” sebagai medium
meraih kesuksesan. Tinggal bagaimana manusia meng-
atur strategi dan mengumpulkan stamina sebagai bekal
mewujudkan cita-citanya.
Ada dua rumus pasti untuk meraih kesuksesan. Pertama,
adalah doa. Kedua adalah kesungguhan dalam berusaha.
Doa dan usaha bagaikan sepasang kaki yang harus selalu
berjalan harmonis. Tidak ada kesuksesan yang bisa diraih
tanpa usaha dan doa. Impian tak bisa diwujudkan secara
instan. Kesuksesan meraih cita-cita tidaklah lahir dari
mantra sulapan simsalabim. Semuanya bermuara pada
kerja kerjas dan kerja cerdas serta melawan godaan ke-
malasan. “Tuhan pun tidak akan menurunkan emas dan
perak dari langit.” Demikian nasihat Sayidina Umar bin
Khaththab.
Dalam Al-Quran surah Ghafir ayat 60 Allah menjanjikan
“Berdoalah kepada-Ku, maka akan Aku penuhi semua doa-
doamu.” Terkait dengan kesungguhan sebagai pembu-
ka jalan kesuksesan, Allah pun memberikan jaminan.
TUHAN, MUKMIN MUTTAQINKAH AKU?
5
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku.indd 5 9/19/2018 2:13:52 PM
Sebagaimana termaktub dalam Al-Quran surah Al-
Ankabut ayat 69 “Barangsiapa bersungguh-sungguh dalam
berusaha maka akan Kami tunjukkan jalan Kami.”
Bagi orang Islam, parameter kesuksesan tidak hanya
dari sudut lahir saja. Kadar sukses bukanlah terletak pa-
da seberapa banyak harta kekayaan. Bukan pula tinggi
pangkat dan jabatan. Kesuksesan yang hakiki terletak
pada kedamaian hati. Kesuksesan yang sesungguhnya
adalah munculnya kebahagiaan dalam jiwa.
Saya menukil kalimat Mario Teguh dalam rangka meng-
amalkan nasihat Sayidina Ali, unzhur ma qala wala tandhur
man qala, (lihat yang disampaikan jangan melihat siapa
yang menyampaikan). Mario Teguh mengatakan, “Orang
sukses adalah orang yang selalu berusaha menjadi orang baik;
mencari uang dengan cara yang baik, menghidupi keluarga
dengan uang yang baik, dan selalu ingin berbuat kebajikan!”
Sejatinya Tuhan telah memberikan formula yang sempur-
na untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan yang nyata.
Segala yang tertulis dalam Al-Quran adalah keniscayaan.
Ketika Dia berjanji pastilah Dia menepatinya.
Satu-satunya cara untuk meraih kesuksesan yang nyata
dan kemerdekaan yang utuh adalah dengan memenuhi
panggilan cinta-Nya. Sekali-kali hayati dan gunakan akal
untuk merenungi kalimat-kalimat muazin. Ternyata azan
TUHAN, MUKMIN MUTTAQINKAH AKU?
6
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku.indd 6 9/19/2018 2:13:52 PM
bukan hanya panggilan salat. Lebih dari itu, azan adalah
ajakan menuju pada kemenangan dan kesuksesan, Hayya
‘alal falah!
Suara azan yang setiap hari berkumandang dari menara
masjid seakan-akan berisi pesan nasihat, “Jangan lupa; bila
kau merasa lemah dan butuh pertolongan, di dekatmu ada
Sang Mahakuat dan Maha Penolong. Mohonlah kepada-Nya.”
Sebagai manusia biasa, kita sering frustrasi dengan jutaan
masalah yang menghampiri. Kita sering lupa bahwa se-
besar apa pun masalah yang kita hadapi, Tuhan memiliki
banyak solusi. Kita lupa serumit apa pun masalah yang
menjerat, Allah punya kuasa menyelesaikan secepat kilat.
So, bergantung pada kita, ingin mendekat atau menjauh.
Sukses atau gagal? Pilihan ada di tangan kita!
TUHAN, MUKMIN MUTTAQINKAH AKU?
7
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku.indd 7 9/19/2018 2:13:52 PM
Seorang pengusaha sukses, sebut saja namanya
Mukidi, mendatangi Mbah Kiai Jogo. Wajah
pengusaha itu terlihat kusut masai. Rambutnya
acak-acakan. Kedua matanya sayu. Hampir tak terlihat
senyum cerah dari wajahnya yang tampan. Lantas, apa
yang membuatnya terlihat “gegana” alias, gelisah, galau,
dan merana?
Rupanya kesuksesannya dalam mengumpulkan pundi-
pundi materi tak diiringi dengan kesuksesan mendidik
anak dan istri. Bahkan anak-anaknya terlibat tindak kri-
minal. Mulai dari main perempuan sampai judi. Mulai dari
mabuk-mabukan akibat menenggak minuman vodka dan
wiski sampai aneka ragam ekstasi. Sudah berbagai macam
cara ditempuh untuk mengakhiri kenakalan sang buah
SALATLAH! TUHAN AKAN MENJADIKAN
REZEKIMU BERKAH“Mintalah pertolongan kepada Tuhanmu
dengan sabar dan salat.”
(QS. Al-Baqarah: 45)
8
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku.indd 8 9/19/2018 2:13:52 PM
hati. Jeruji besi dan dinginnya dinding penjara tak mem-
buatnya jera.
Lantas bagaimana dengan istrinya? Istri yang berparas
jelita bak Melati yang dulu berjanji menjadi istri salihah
rupanya tak tahan dengan godaan gelimang harta. Arisan,
shopping, jalan-jalan, dan berbagai kegiatan tanpa makna
menjadi rutinitasnya. Di tengah keterpurukan dan rasa
putus asa, salah seorang sahabat karib Mukidi menyaran-
kan untuk meminta nasihat dan doa kepada Kiai Jogo.
“Apakah Subuhmu selalu kesiangan? Zuhurmu kauabai-
kan? Asarmu sering kautinggalkan? Magribmu tak kau-
pedulikan? Sedang Isya tak pernah kaudirikan? Intinya,
apakah kewajiban mendirikan salat tak pernah kaulak-
sanakan?” Tanya Kiai Jogo.
Mukidi merasa tercekat. “Ya kadang-kadang saya masih
salat Kiai. Meskipun tak lima kali sehari, ya minimal lima
hari sekali. Lha bagaimana lagi, wong saya juga sedang
berusaha membahagiakan keluarga. Bukankah berusaha
membahagiakan keluarga merupakan ibadah?”
“Kalau kau datang untuk berdebat, maaf, aku tak bisa
melayani,” bentak Kiai Jogo. Pengusaha itu pun diam. Dia
menyadari kesalahannya. Wajahnya tercekat pucat.
“Lantas. Apakah keluargamu bahagia?” Suara Kiai Jogo
memecah gelas keheningan.
TUHAN, MUKMIN MUTTAQINKAH AKU?
9
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku.indd 9 9/19/2018 2:13:52 PM
Imam Muhtar adalah
putra asli Pacitan. Lahir
menjelang hari Idulfitri,
20 Juni 1985. Riwayat pen-
didikan di mulai TK Tunas
Harapan Sedayu 2. Setelah
dinyatakan lulus TK, pen-
didikannya formalnya ber-
lanjut ke SDN Sedayu 2.
Enam tahun di SD membu-
atnya bimbang untuk melanjutkan pendidikan formal-
nya. Meski awalnya terpaksa, akhirnya dia melanjutkan
pendidikannya ke Perguruan Islam Pondok Tremas.
Pada awalnya, dia tidak berpikir akan nyantri di pesan-
tren Tremas. Waktu itu dia dalam dilema, melanjutkan
ke ponpes Al-Fattah Kikil ataukah ke SMPN Arjosari.
Sampai suatu ketika, Pakliknya (tanpa sepengetahu-
annya) mendaftarkannya di Perguruan Islam Pondok
Tremas. Itulah jalan takdir pendidikannya, menjadi
santri.
Tentang penulis
303
Isi_Tuhan, Mukmin Muttaqinkah Aku.indd 303 9/19/2018 2:14:01 PM