Tugas Unit Nht
description
Transcript of Tugas Unit Nht
Tugas Proses Industri Kimia 2
Kelompok III
Feronika (101424012)
Miman Munandar (101324022)
Nita Apriliyani G. (101424023)
Widya Yuliarti (101424029)
UNIT NHT (NAPHTHA HYDROTREATER)
1) Tujuan Proses
Tujuan proses dari unit ini adalah untuk menghilangkan sulfur, logam berat, dan komponen
nitrogen serta senyawa oksigen agar heavy naphtha yang dihasilkan memenuhi syarat sebagai umpan
dari Unit Platformer.
2) Konsep Proses
Unit ini berfungsi untuk menghilangkan sulfur, logam berat, dan komponen nitrogen serta
senyawa oksigen. Unit Naphtha Hydrotreater untuk kilang baru Cilacap telah dirancang untuk
mengolah 2.441 ton/hari. Fraksi naphtha pada selang titik didih 80-149oC dari Unit Crude Distillate
untuk dipersiapkan sebagai umpan untuk Unit Platformer dengan kandungan belerang kurang dari
0,2-0,4 ppm agar tidak meracuni atau merusak katalis R-134 di reaktor Platformer. Proses yang
dipakai adalah proses Naphtha Hydrotreating dari Universal Oil Product (UOP). Katalis yang
digunakan adalah extrudate alumina (Al2O3) yang mengndung nikel dan molybdenum.
Tujuan utama penggunaan unit ini adalah untuk membersihkan atau mempersiapkan fraksi
naphtha dari kontaminan yang terlarut agar dapat digunakan sebagai umpan untuk Unit Platformer.
Ada 6 macam dasar reaksi yang terjadi dalam proses hydrotreating, yaitu :
Desulfurisasi
Denitrifikasi
Pemisahan oksigen
Penjenuhan olefin
Pemisahan halide
Pemisahan logam
3) Mekanisme Proses
Langkah proses yang terjadi dalam keseluruhan di Unit NHT (Naphtha Hydrotreater) adalah sebagai
berikut :
a. Feed dan Preheater
Naphtha yang diolah di unit ini ada beberapa jenis, yaitu naphtha yang langsung
diambil dari splitter coloumn yang ada dalam unit CDU II (Crude Distillation Unit II),
naphtha yang berasal dari CDU I (Crude Distillation Unit I) serta naphtha yang berasal dari
storage seperti heavy naphtha dari 36T-106 dan sweet naphtha dari 31T-4/6. Naphtha
tersebut masuk ke unit ini pada Feed Surge Drum 012V-101. Pada Feed Surge Drum 012V-
101 agar tidak terjadi overflow, maka aliran naphtha yang masuk dalam vessel ini dikontrol
berdasarkan level cairan yang ada di vessel tersebut. Sementara untuk mengatur tekanan juga
dilengkapi pressure control dengan melibatkan aliran fuel gas dan flare. Suhu vessel 55oC
dengan tekanan dijaga pada 2,5 kg/cm2. Selanjutnya oleh pompa 012P-101A/B naphtha
dipompakan bersama aliran gas yang kaya hidrogen ke Combine Feed Exchanger (CFX)
012E-101(1-8) untuk dipanaskan menggunakan reaktor effluent secara countercurrent
sehingga suhu campuran menjadi 329oC. Setelah keluar dari CFX, campuran tersebut akan
berubah fase menjadi uap yang selanjutnya dilewatkan ke dapur 012F-101 agar suhunya
sesuai dengan kondisi input reaktor NHT (Naphtha Hydrotreater), yaitu 370-371oC. Suhu
campuran keluar dikontrol dengan cara mengatur pemakaian bahan bakar.
b. Reaktor Naphtha Hydrotreater
Keluar dari dapur campuran kemudian dialirkan kedalam reaktor NHT (Naphtha
Hydrotreater) 012R-101. Reaktor ini adalah reaktor fixed bed katalitis yang didesain untuk aliran feed
secara downflow guna menghilangkan impuritas-impuritas yang ada pada naphtha, terutama sulfur,
nitrogen, oksigen, senyawa halida, dan logam, serta untuk penjenuhan olefin. Beda suhu yang terjadi
di reaktor akan sangat tergantung pada kadar olefin dan sulfur yang ada dalam feed. Produk keluaran
reaktor selanjutnya dialirkan ke Combined Feed Exchanger 012E-101(1-8) di bagian tubenya,
kemudian dibawa menuju product condenser 012E-102. Fasilitas air pencuci tersedia di pipa reaktor
effluen dari CFX yang menuju kondenser untuk menghilangkan timbunan garam yang mungkin ada
pada perpipaan. Aliran keluar dari kondenser akan mempunyai suhu yang cukup rendah yaitu 54 oC,
memungkinkan untuk memasukkan seluruh naphtha ke dalam product separator 012V-102. Vessel ini
dilengkapi dengan blanket coalescer untuk memisahkan gas, cairan hidrokarbon, dan air. Didalamnya
juga terdapat bootleg untuk menampung dan memisahkan air yang diinjeksi pada pencucian garam.
Air dari bootleg ini akan dialirkan ke Unit Sour Water Stripper (017V-101) sebelum dibuang ke
lingkungan. Untuk mensuplai gas H2 ke reaktor, biasanya dilakukan dengan menggunakan recycle gas
compressor (012K-101A/B) yang menghisap gas H2 dari top separator 012V-102 dan
mengalirkannya ke hulu CFX. Sementara aliran gas sebagai make up didapatkan dari Unit Platformer
014V-103 yang juga dialirkan ke hulu CFX.
c. Stripper
Cairan hidrokarbon di separator 012V-102 berdasarkan level kontrol yang ada, dialirkan
menuju stripper 012C-101 setelah dipanaskan di stripper feed/bottom exchanger 012E-103(1/2).
Stripper ini dilengkapi dengan stripper reboiler 012F-102 yang berfungsi untuk memberikan panas
bagi penguapan yang terjadi di stripper yang akan memisahkan H2S, air, dan hidrokarbon ringan,
serta gas H2 yang terlarut dalam feed stripper, hasil dari top stripper akan mengalir ke stripper
overhead condenser (012E-105) dan cairan yang terbentuk akan ditampung di stripper receiver
(012V-104). Reflux dipompakan oleh 012P-104 ke stripper berdasarkan receiver level kontrol, jadi
untuk menambah jumlah reflux, maka panas yang diberikan oleh stripper reboiler 012F-102 harus
ditambah untuk memperoleh kondensat yang banyak. Gas yang meninggalkan receiver dikontrol
dengan pressure control kemudian dialirkan ke fuel gas system. Stripper overhead dilengkapi dengan
sarana penambahan aditif untuk mencegah karat dengan adanya gas H2S di alirannya. Injeksi ini
langsung dilakukan pada aliran uap dari puncak stripper.
Minyak dari bottom stripper dipompakan oleh 012P-103 melalui Stripper Feed/Bottom
Exchanger (012E-103(1/2)) dan aliran inilah yang selanjutnya dibawa ke Unit Platformer untuk
diolah lebih lanjut. Kadang kala juga sebagian dari stripper bottom ini didinginkan lebih lanjut di trim
cooler (012E-104) dan disimpan di storage tank sebagai sweet naphtha.
4) Variabel Proses
Variabel-variabel proses yang mempengaruhi proses di NHT (Naphtha Hydrotreater)
adalah sebagai berikut :
(1) Tekanan
Tekanan reaktor dipilih berdasarkan umur katalis dan pertimbangan kualitas produk. Pada
tekanan tinggi, katalis akan sangat efekitf untuk jangka waktu lama dan reaksi dapat berjalan
sempurna.
Pada tekanan sistem untuk tahap tertentu dipengaruhi oleh perbandingan hidrogen dengan
feed menurut desainnya karena kedua parameter ini menentukan tekanan parsial terhadap katalis.
Kebanyakan unit-unit NHT (Naphtha Hydrotreater) telah dirancang sedemikian rupa
sehingga reaksi desulfurisasi dan denitrifikasi berjalan dengan sempurna pada suhu desain dan untuk
bahan tertentu. Variasi normal dalam tekanan dan jumlah aliran hidrogen tidak akan menyebabkan
perubahan kualitas produk yang mencolok.
(2) Suhu
Suhu mempunyai pengaruh besar untuk reaksi hydrotreating. Pada suhu dibawah 315oC
penghilangan kontaminan akan sulit dan diatas suhu ini penghilangan akan berlangsung baik. Suhu
inlet reactor minimum yang disarankan adalah 300oC. Ada dua faktor yang menentukan suhu
minimum ini :
Di bawah suhu minimum keceptan reaksi untuk penghilangan kontaminan ini sangat
lambat.
Suhu harus ditahan cukup tinggi agar sewaktu feed gabungan (recycle gas dan naphtha)
masuk dapur dalam keadaan uap.
Suhu desain reaktor normal untuk mengolah Straight Run Naphtha adalah pada selang 340oC-
385oC. Untuk bahan ini (SRN) akan terjadi sedikit. Bahan-bahan hasil cracking akan diolah pada suhu
agak tinggi 385oC-420oC untuk mencegah coking di katalis dan mencegah cracking yang akan terjadi
di atas suhu ini.
Suhu reaktor maksimal dengan katalis baru harus dijaga 14oC-40oC dibawah suhu maksimal
desain untuk mengimbangi akibat penurunan aktivitas katalis. Dengan bertambahnya umur katalis
kualitas produk akan menurun secara berangsur-angsur, dengan demikian perlu menaikkan suhu
reactor inlet secara berangsur-angsur pula utuk mengimbangi kecenderungan di atas.
(3) Kualitas Feed
Untuk operasi normal, tidak perlu merubah suhu inlet untuk menghadapi perubahan kualitas
feed. Tetapi bila akan diolah feed jenis baru yang sama sekali berbeda dengan feed yang biasanya
karena perbedaan kadar naphtha, maka perlu dilakukan penyesuaian suhu inlet reactor. Pemilihan
suhu reaktor didasarkan pada kualitas produk.
(4) Perbandingan H 2 dan Hydrokarbon
Perbandingan minimum H2 terhadap hydrocarbon yang dinyatakan dalam Nm3/m3 atau SCFB
(Standart Cubic Feet/Barrel) didasarkan pada konsumsi H2. Kecenderungan coking dari feed dan
tingkat kualitas produk yang dikendaki.
Penggunaan hidrogen berkadar rendah dibatasi dari segi ekonomis pemakaian kompresornya.
Rasio hidrogen yang rendah dapat diimbangi dengan menaikkan inlet temperature dari reaktor. Tetapi
sebaiknya dilihat kualitas produk untuk menetapkan suhu reaktor yang lebih sesuai.
(5) Kecepatan Ruang ( Space Velocity )
Jumlah katalis per satuan feed berubah sesuai dengan tingkat dan tipe reaksi yang ingin
dicapai. LHSV (Liquid Hourly Space Velocity) adalah perbandingan volume feed per jam dengan
volume katalis. LHSV (Liquid Hourly Space Velocity) awal ditetapkan berdasarkan feed, produk, dan
reaksi penghilangan sulfur serta nitrogen. Kemudian dikembangkan sesuai dengan pertimbangan
besarnya atau kapasitas unit, perubahan kadar logam pada feed, dan kebutuhan proses.
(6) Perlindungan pada Katalis dan Racun Katalis
Variabel katalis akan mempengaruhi umur katalis dalam bentuk kecepatan pengendapan
karbon pada katalis. Pada pengoperasian awal, karbon akan diendapkan secara cukup atau sedang
pada katalis kemudian makin lama makin menurun pada kondisi operasi normal. Pengontrolan bentuk
karbon ini akan dapat dicapai dengan menjaga rasio H2/HC dan menahan suhu katalis pada suhu yang
sesuai.
Suhu merupakan faktor yang kurang kritis dibandingkan dengan umur katalis. Kenaikan suhu
katalis akan meningkatkan reaksi pembentukan karbon karena itu harus diingat bahwa dengan
kombinasi suhu yang tinggi dan karbon yang kurang akan merusak katalis. Penurunan akitivitas
katalis (deaktivasi) diukur dengan penurunan efektivitasnya pada kondisi proses yang sama setelah
beberapa waktu pemakaian. Sebab-sebab utama deaktivasi katalis adalah :
Penimbunan katalis pada permukaan aktifnya.
Adanya reaksi kombinasi dari kontaminan feed stock dan komponen katalis.
(Operating Manual NHT II (Unit 012), 1997)
5) Diagram Alir Proses
Diagram alir proses Unit NHT (Naphtha Hydrotreater) dapat dilihat di bawah ini:
Diagram Alir Proses Unit Naphtha Hydrotreater