tugas ujian
-
Upload
dahlia-ardhyagarini-p -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of tugas ujian
TUGAS UJIAN
DISUSUN OLEH
MUHAMMAD ARFAN
110.2008.159
PEMBIMBING
Dr.BAMBANG SUHARTO,Sp.A, MH.KES.
KepaniteraanKlinikMahasiswa
FakultasKedokteranUniversitas YARSI
BagianIlmuKesehatanAnak
BRSUD Arjawinangun
Mei 2014
1. Faktorpredisposisipadabayiprematur ?
- Faktoribu
a. Penyakit
Seperti malaria, anaemia, sipilis, infeksi TORCH, dan lain-lain
b. Komplikasipadakehamilan.
Komplikasi yang tejadipadakehamilanibusepertiperdarahanantepartum,
pre-eklamsiaberat, eklamsia, dankelahiran preterm.
c. UsiaIbudanparitas
Angkakejadian BBLR tertinggiditemukanpadabayi yang dilahirkanolehibu-
ibudenganusia<>
d. Faktorkebiasaanibu
Faktorkebiasaanibujugaberpengaruhsepertiibuperokok,
ibupecandualkoholdanibupenggunanarkotika.
- FaktorJanin
Prematur, hidramion, kehamilankembar/ganda (gemeli), kelainankromosom.
- FaktorLingkungan
Yang dapatberpengaruhantara lain; tempattinggaldidaratantinggi, radiasi, sosio-
ekonomidanpaparanzat-zatracun
(IkatanDokterAnak Indonesia (IDAI).BayiBeratLahirRendah.
Dalam :StandarPelayananMedisKesehatanAnak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.)
2. FungsipenilaianApgarscore ?
Tujuannyaadalah:
a. menilairesponresusitasi
b. Menilai kondisi bayi yang baru lahir
c. Mengevaluasikeadaanfisikbayibarulahirdansekaligusmengenaliadanyatanda-
tandadarurat yangmemerlukandilakukannyatindakansegeraterhadapbayibarulahir
d. menentukan prognosis
e. menilaikemampuanbayimentoleransiproseskelahiran
f. untukmenentukandengancepatapakahbayi yang
barulahirtersebutmembutuhkanpenangananmedissegera
g. menilaikemampuanbayiberadaptasiterhadaplingkungandiluar uterus.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003402.html
3. Apa tujuandilakukan pemeriksaanbayibarulahir
Tujuanpemeriksaanbayibarulahir:
a. Menilaigangguanadaptasibayibarulahirdarikehidupanintrauterinkeekstrauterin
yang memerlukanresusitasi.
b. Untukmenemukankelainanseperticacatbawaan yang perlutindakansegera.
c. Menentukanapakahbayibarulahirtersebutdapatdirawatbersamaibu (rawatgabung)
atauditempatperawatankhususuntukdiawasi, ataudiruangintensif,
atausegeradioperasi.
Suradi R. PemeriksaanFisisPadaBayiBaruLahirdalamBuku Ajar
Neonatologi.BadanPenerbit IDAI, Jakarta. 2010
4. PerbedaanDubowitz score dengan Ballard Score ?
Skor Ballard merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini penggunaan
kriteria neurologis tidka tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan beristirahat
sehingga dapat dianlakan beberapa jam pertama kehidupan. Penilaian menurut ballard
adalah dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuskuler dan maturitas
fisik. kriteria pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi skor, demikian pula kriteria
pemeriksaan fisik maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan maturitas
neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan, kemudian dnegan menggunakan tabel
nilai kematangan di cari masa gestasi
Setelah didapat kan jumlah skor dari pemeriksaan neuromukuler dan maturasi fisik,
maka kedua skor itu dijumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut di cocokkan dengan
tabel nilai kematangan , sehingga didapatkan usia kehamilan dalam minggu, kemudian
dengan menggunakan grafik dicari titik perpotongan antara umur kehamilan yang kita
dpatkan dengan berat badan lahir bayi , sehingga didapatkan interpretasi apakah bayi
tersebut besar masa kehamilan , susuai masa kehamilan atau kecil masa kehamilan.
Cara menilai aktivitas neuromuskuler :
Posture : dinilai bila bayi dalam posisi terlentang
Squere window : tangan bayi difleksikan diantara ibu jari dan telunjuk pemeriksa
lalu diukur sudut antara hyphotenar emirence dengan forearm
Arm recoil : lakukan fleksi lengan bawah selma 5 detik kemudain lengan tersebut di
ekstensikan dan dilepas nilaia lah derajat kemabalinya ke posisi fleksi.
Poplitela angle : bayi tidur terlentang, paha dipegang sedemikian rupa sehingga
terdpat posisi lutut datar steelh itu dilakukan ekstensi tungkai bawah, ukurlah sudut
dibawah lutut tersebut.
Scarf sign : posisi terlentang , peganglah salah satu lengan bayi dan usahakan tangan
tersebut mencapai leher posterior dari bahu sisi lainnya , angkat dan geserlah siku
bayi diatas dadanya dan lihat sampai dimana siku tersebut digeser, makin muda bayi
makin mudah menggeser sikunya melewati garis tengah kesisi lain.
Heal to hear : posisi terlentang , gerakkan bayi ketelinga dar sisi yang sama ,
perhatikan jarak yang tidak mencapai telinga dan ekstensi lutut.
Penilaian menurut Dubowitz adalah dengan menggabungkan hasil penilaian fisik
eksternal dan neurologis. Setiap penilaian ada skornya tertentu, jumlah skor fisik
dan neurologis dipadukan, kemudian dengan menggunakan grafik regresi linier dicari
masa gestasinya. Oc, berikut grafiknya :
Kalau yang dibawah ini penilaian criteria neurologis menurut Dubworitz
(http://ukhtinurse.blogspot.com/2011/05/pengkajian-perkembangan-dan-nutrisi.html)
5. Sebutkanpembagianbayiberatlahirrendah (BBLR)?
Berdasarkan berat lahirnya, bayi BBLR dibagi menjadi sebagai berikut (Euser et.al, 2008):
Bayi berat lahir rendah (BBLR), yaitu berat lahir kurang dari 2500 gram.
Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), yaitu berat lahir antara 1000-1500
gram.
Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR), yaitu berat lahir < 1000 gram.
(Euser AM et.al 2008. Growth of Preterm Born Children. Hormone Research. 70, 319-328)
6. Tatacarapenangananasfiksiasedangdenganbayi prematurberatbadankurangdari 2000
gram ?
Bayi - bayi dengan berat badan lahir rendah mengalami asfiksia berat,
memerlukan ventilasi segera, dan mungkin memerlukan pemijatan jantung serta
bantuan sirkulasi. Jika ventilasi menggunakan sungkup serta kantong tidak segera
berhasil, lakukan intubasi trakea dan kembangkan serta ventilasikan paru
dengan oksigen yang cukup (biasanya 80 - 100%) untuk mempertahankan tekanan
oksigen atau saturasi oksigenyang normal (87-92% untuk bayi premature dan 92-
97% untuk neonates cukup bulan).Pengembangan yang sama diantara kedua apeks
dada saat inspirasi menunjukkan ventilasi kedua paru ini merupakan tanda yang lebih
baik daripada auskultasi. Bunyi napas bilateral tidak memastikan bahwa kedua paru
mendapat ventilasi karena bunyi napas dihantarkan dengan baik pada dada kecil,
bahkan bila ada skelektasis atau pneumothoraks. Bila ventilasi adekuat, frekuensi
denyut jantung meningkat dan sianosis menghilang, kecuali terdapat asidosis yang
berat.
Pengukuran pH arteri, tekanan karbondioksida, dan tekanan oksigen adalah
satu-satunya carahandal dalam menilai ventilasi yang adekuat. Untuk mulai
mengembangkan paru, mungkindiperlukan tekanan 30-40 cm H2O, tetapi tekanan sebesar 20-30
cm H2O biasanya sudah mencukupi. Begitu paru mengembang venilasi yang adekuat
biasanya dapat dicapai dengan tekanan kurang dari 20 cm H2O. Pada 2 menit pertama
resusitasi, tekanan inflasi (pengembangan) harus dipertahankan selam 1-2 detik pada
setiap napas kesepuluh untuk mengembangkan alveoli serta mendistribusi ventilasi
dari segmen paru yang berventilasi baik ke segmen yang berventilasi buruk.Tekanan
akhir-ekspirasi positif (PEEP, positive end-expiratory pressure) sebesar 3-5 cm H2O
mungkin perlu dipertahankan untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
Ventilasi kantong-sungkup tidak seefektif ventilasi melalui pipa
endotrakea, khususnya bila terdapat penyakit paru bermakna.Ventilasi kantong-
sungkup sering mendistensi lambung dengan udara, yang mengangkat diagframa dan
membatasi ventilasi. Oleh karena itu, lambung harus dikompresi menggunakan
pipa nasogastrik selam ventilasi kantong dan sungkup. Keputusan untuk melanjutkan
dengan intubasi trakea didasarkan pada temuan klinis serta ketrampilan orang yang
melakukan intubasi.
(http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/ )
7. IbuuntukmendapatkekebalanToxoid Tetanus diperlukanimunisasiberapakali ?
Imunisasi TT pada ibu hamil disuntikan sebanyak enam kali. Konsep imunisasi TT adalah life long imunization yaitu pemberian imunisasi imunisasi TT 1 sampai dengan TT 5. Skema life long immunization adalah sebagai berikut:
1. TT 0, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.2. TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.3. TT 2, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.4. TT 3, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas satu.5. TT 4, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas dua.6. TT 5, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas tiga.
Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dulu di tentukan status kekebalan / imunisasinya. Bumil yang belum pernah mendapatkan imunisasi maka statusnya T0, jika telah mendapatkan 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu atau pada masa balitanya telah memperoleh imunisasi DPT sampai 3 kali maka statusnya adalah T2, bila telah mendapat dosis TT yang ketiga (interval minimal 6 bulan dari dosis ke-2) maka statusnnya T3, status T4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis (interval min 1 tahun dari dosis ke-3) dan status T5 didapatkan bila 5 dosis telah didapat (interval min 1 tahun dari dosis ke 4). Selama hamil bila ibu hamil statusnya T0 maka hendaknya mendapatkan minimal 2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya). Ibu hamil dengan status T1 diharapkan mendapatkan suntukan TT2 dan bila memungkinkan juga diberikan TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4 minggu/1 bulan). Bagi bumil dengan status T2 maka bisa diberikan satu kali suntikan bila interval suntikan sebelumnya lebih dari 6 bulan. bila statusnya T3 maka suntikan selama hamil cukup sekali dengan jarak minimal 1 tahun dari suntikan sebelumnya. Ibu hamil dengan status T4 pun dapat diberikan sekali suntikan (TT5) bila suntikan terakhir telah lebih dari setahun dan bagi ibu hamil dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena telah mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun).Walaupun tidak hamil maka bila wanita usia subur belum mencapai status T5 diharapkan mendapatkan dosis TT hinggga tercapai status T5 dengan interval yang ditentukan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang akan dilahirkan dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap tetanus.
(http://idai.or.id/wp-content/uploads/2013/02/Jadwal_Imunisasi_IDAI2011.pdf
8. Kenapapadabayidananakpengukuransuhupadaaksilatidakakurat ?
Pengukuran suhu aksila relative mudah bagi pemeriksa, nyaman bagi pasien, dan
mempunyai risiko yang paling kecil untuk penyebaran penyakit. Kelemahan
pengukuran suhu aksila terletak pada sensitivitasnya yang rendah dan mempunyai
variasi suhu yan tinggi dan sangat sipengaruhi suhu lingkungan. Selain itu, pada anak
dan bayi, bentuk termometer yang membulat tidak sesuai dengan bentuk aksila bayi
dan anak yang berbeda dari bentuk aksila orang dewasa sehingga sering kali
termometer yang ditempelkan tidak benar benar dikepitkan pada aksila.
(Bickley LN. Bate’s Guides to Physical Examination and History Taking. 9th ed.
Lippincot Williams and Wilkins : 2005. p. 79)
9. Trauma lahir yang bisaterjadipadabayidenganletakbokong ?
a. Sufokasi : aspirasi darah, lendir,mekonium, air ketuban masuk ke jalan nafas
b. Prolaps uteri
c. Asfiksia
d. Fraktur pada tulang bayi
e. Hematoma otot – otot.
http://www.scribd.com/doc/94778049/Persalinan-Pervaginam-pada-Janin-Letak-Sungsang-
Laporan-Kasus
10. Fase – fasepenurunan testis ?
Proses desensus testis terdiri atas dua tahap. Pada tahap pertama terjadi proses desensus transabdominal, yaitu penurunan tetis dari abdomen ke inguinal. Pada tahap kedua terjadi desensus testis dari region inguinal ke skrotum.Fasepertamadaripenurunan testis, ligamentumsuspensoris cranial beregresidibawahpengaruh androgen.Ujung kaudaldarigubernakulum yang melekatpadadindingperut anterior mengalamipenebalan.Prosesinimengakibatkandilatasikanalisinguinalisdanmembuatjalanuntukpenurunan testis. Fasepertamainiberlangsunghinggamingguke - 15 usiakehamilan.Padasekitarmingguke - 25 usiakehamilan, prosesusvaginalismemanjangdidalamgubernakulumdanmembuatdivertikulum
peritoneal yang memungkinkan testis untukturun. Ujung distal darigubernakulumlalumenonjolkeluardarimuskulaturperutdanmulaimemanjangmenujuskrotum.Antaramingguke - 30 sampaimingguke - 35, ujung distal darigubernakuluminisampaidiskrotum.Testis bergerakturundidalamprosesusvaginalis, yang tetapterbukahinggapenurunan testis selesai, danlalumengalamiobliterasi proximal.
Faseke - 2 daripenurunan testis inidiaturoleh testosterone yang melepassuatu neurotransmitter, yaitucalcitonin gene related peptide (CGRP), yang menyebabkanperpindahangubernakulumkeskrotum. Penurunan testis didalamprosesusvaginalisdibantuolehadanyatekanan intra abdomen.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/viewFile/5636/4280
11. Kelainankongenitaldinding abdomenpada neonates ?
Gastroskizis dan Omfalokel
Omfalokel (disebut juga Exomfalos) merupakan defek dinding abdomen pada
garis tengah dengan berbagai derajat ukuran, disertai hernia visera yang ditutupi oleh
membran yang di terdiri atas peritoneum di lapisan dalam dan amnion di lapisan luar
serta Wharton’s Jelly di antara lapisan tersebut. Pembuluh darah berada di dalam
membran, bukan pada dinding tubuh. Isi dari hernia antara lain berbagai jenis dan dan
jumlah usus, sering sebagian dari hati dan kadang-kadang organ lainnya. Sedangkan
tali pusat terdapat pada puncak kantong ini. Defek ini mungkin terletak di pusat atas,
tengah atau bawah abdomen dan ukuran serta lokasi memiliki implikasi yang penting
dalam penanganannya.
Gastroskisis adalah defek pada dinding abdomen yang biasanya tepat di
sebeah kanan dari masuknya korda umbilikus ke dalam tubuh. Ada juga yang terletak
di sebelah kiri, namun kasusnya jarang. Sejumlah usus dan kadang-kadang bagian
dari organ abdomen lain ikut mengalami herniasi keluar dinding abdomen dengan
tanpa adanya membran yang menutupi ataupun kantung
Perbedaannya, omfalokel atau disebut juga exomfalos adalah kelainan dinding
anterior abdomen pada garis tengah dengan ukuran yang bervariasi, yang berupa
herniasi organ visera abdomen yang terbungkus suatu kantong tipis, melalui sebuah
cicin umbilicus sedangkan gastroskisis adalah kelainan dimana dinding anterior
abdomen tidak berkembang secara sempurna (terdapat defek) sehingga organ intra
abdomen, terutama usus berada diluar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan
amnion
Gastroskisis diperkirakan sebagai hasil dari iskemik terhadap perkembangan
dinding abdomen. Daerah paraumbilikal kanan merupakan daerah dengan resiko
tinggi karena disuplai oleh vena umbilikal kanan dan arteri omfalomesenterika kanan
hingga mengalami involusi. Jika perkembagan dan involusi ini terganggu pada derajat
dan waktu tertentu, kemudian defek dinding tubuh akan menghasilkan iskemia
dinding abdomen. Hipotesis lain menyatakan bahwa gastroskisis terjadi karena defek
dari ruptur awal hernia korda umbilikalis.2
Pada omfalokel, isi abdomen tidak kembali ke dalam rongga abdomen tetapi
tetap berada di luar abdomen namun berada di dalam korda umbililukus. Berbagai
variasi dan jumlah dari midgust dan organ intra abdomen mengalami herniasi keluar
pada defek tersebut tergantung dari ukuran dan lokasi relatif dinding abdomen. Defisit
pelipatan kranial terutama menghasilkan omfalokel epigastrik yang mungkin
berhubungan dengan kelainan pelipatan kranial tambahan seperti hernia diafragma
anterior, celah sternal, defek perikardial dan defek kardaik.
(Ledbetter DJ. 2006. Gastroschisis and Omphalocele. Surg Clin N Am;86:249–260)
12. Apadefinisidaritortikolis ?
Totikolis merupakan kelainan kongenital dimana otot Sternocleidomastoideus
mengalami fibrosis dan gagal memanjang sehingga timbul kontraktur yang
mengakibatkan kepala berputar dan miring ke depan, ke belakang atau ke samping.
(http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-804-BAB1.pdf)
13. Apanamaprosespemanjangantulangkepalapadasaatpersalinansehinggabisamelewatipro
sespersalinan ?
Molding adalahpemanjanganbentukkepalabayikarenakelahiranmelaluijalanlahir.
http://kamuskesehatan.com/arti/molding/
14. Padausiaberapadimulaipenutupanubunubunbesar ?
Ubun-ubunbesartertutuppadaumursekitar 1,5tahunsampai 2 tahun.
GedeManuaba, Ida Bagus. 1998. FisiologiKehamilan. IlmuKebidanan,
PenyakitKandungandanKeluargaBerencanaUntukPendidikanBidan. Jakarta : EGC.
hal. 122
15. Apasajabentukkepala yang tidaknormal ?
- Makrosefaliadalahistilah yangumumdigunakanuntukmenunjukkanukurankepala
yang berlebihan, dankonvensiinikitaikutiLebihtepat.
- Makrokraniaadalahistilah yang
lebihumumuntukkelainanpertambahanukurantengkorak.
- Makrosefalibiasanyadibatasisebagailingkarankepalayang
melebihiduadeviasistandardiatas rata-rata.
- Mikrosefalibilalingkarankepalalebihdariduadeviasistandardibawah rata-rata.
(http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Kepala.html)
16. Kenapapadaskleramudahterjadiperlekatanbilirubin ?
Sklera merupakan jaringan yang avaskular. Sehingga, perlu untuk kita ketahui
bahwa sebenarnya yang mengalami ikterik adalah konjungtiva yang tipis yang
menutupi sklera. Karena konjungtiva tersebut menutupi seluruh bagian depan sklera
dan pada dasarnya terlihat transparan, sehingga ketika ikterik terjadi, terlihat warna
kekuningan tersebut menutupi sklera dan yang dianggap kekuningan tersebut berasal
dari sklera.
(http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-ikterus.html)
17. Sebutkanrefleksprimitifpadaneonatus ?
- Refleksmenghisap (sucking reflex)
- Refleksmenggenggam (palmar grasp reflex)
- Refleksleher (tonic neck reflex)
- Refleksmencari (rooting reflex)
- Refleks Moro (moro reflex)
- BabinskiReflex.
- Swallowing Reflex
- Breathing Reflex
- Eyeblink Reflex
- Pupillary Reflex
- Refleks tonic neck
- Refleks tonic Labyrinthine / labirin
- Refleksmerangkak (crawling)
- Refleksberjalandanmelangkah (stepping)
- Refleks Yawning
- Reflek Plantar
- Reflek Swimming
(http://www.puribunda.com/puribunda_content/infokesehatan.php?id=52)
18. Namaregioantara anus dan scrotum
Perineum adalahdaerahantara anus dan vulva padawanitadanantara anus
danskrotumpadalaki – laki.
http://kamuskesehatan.com/arti/perineum/
19. Nilai normal hemoglobin padaneonatus ?
Nilai normal 12 – 24 gr/dl
(http://www.farmasiku.com/index.php?target=pages&page_id=Makna_Hasil_Lab_Anda)
20. Penangananpada BBLR agar tidakterjadihipotermia.? Jelaskan !
Kebutuhan yang paling krusial pada BBLR setelah tercapainya respirasi adalah
pemberian kehangatan eksternal. Pencegahan kehilangan panas pada bayi distress sangat
dibutuhkan karena produksi panas merupakan proses kompleks yang melibatkan sistem
kardiovaskular, neurologis, dan metabolik. Bayi harus dirawat dalam suhu lingkungan
yang netral yaitu suhu yang diperlukan untuk konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori
minimal. Menurut Thomas (1994) suhu aksilar optimal bagi bayi dalam kisaran 36,5°C –
37,5°C, sedangkan menurut Sauer dan Visser (1984) suhu netral bagi bayi adalah 36,7°C
– 37,3°C.
Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat dilakukan melalui
beberapa cara, yaitu (Kosim Sholeh, 2005) :
1) Kangaroo Mother Care atau kontak kulit dengan kulit antara bayi dengan ibunya. Jika
ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang lain sebagai penggantinya.
2) Pemancar pemanas
3) Ruangan yang hangat
4) Inkubator
Tabel 2.1 Suhu inkubator yang direkomendasikan menurut umur dan berat
Berat bayi Suhu inkubator (°C) menurut umur35°C 34°C 33°C 32°C
>1500 gram 1-10 hari 11 hari – 3 minggu 3-5 Minggu >5 minggu
1500-2000 gram 1-10 hari 11 hari-4 minggu >4 minggu
2100-2500 gram 1-2 hari 3 hari-3 minggu >3 minggu
>2500 gram 1-2 hari >2 hari
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-nuniekwula-6520-3-babii%28-%29.pdf)