Tugas UAS ASP__Isi Artikel

30
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pemerintah sebagai organisasi sektor publik mempunyai tugas utama untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus mendapatkan pelayanan dari pemerintah. Pelayanan pemerintah kepada masyarakat akan menimbulkan hubungan pertanggungjawaban, sehingga pemerintah harus mempertanggungjawabkan semua aktivitas dan kinerjanya kepada masyarakat, disisi lain masyarakat sendiri mempunyai peran sebagai pemberi dana (publik fund) kepada pemerintah. Keberhasilan pemerintah sebagai organisasi sektor publik akan dinilai dari kemampuan pemerintah dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat diharapkan dapat mewujudkan akuntabilitas pemerintah. Pemerintah Kota Mataram merupakan salah satu Pemerintah Daerah yang selalu berusaha untuk 1

description

Tugas UAS ASP__Isi Artikel

Transcript of Tugas UAS ASP__Isi Artikel

PENDAHULUAN

1. Latar BelakangPemerintah sebagai organisasi sektor publik mempunyai tugas utama untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus mendapatkan pelayanan dari pemerintah. Pelayanan pemerintah kepada masyarakat akan menimbulkan hubungan pertanggungjawaban, sehingga pemerintah harus mempertanggungjawabkan semua aktivitas dan kinerjanya kepada masyarakat, disisi lain masyarakat sendiri mempunyai peran sebagai pemberi dana (publik fund) kepada pemerintah. Keberhasilan pemerintah sebagai organisasi sektor publik akan dinilai dari kemampuan pemerintah dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Pertanggungjawaban pemerintah kepada masyarakat diharapkan dapat mewujudkan akuntabilitas pemerintah. Pemerintah Kota Mataram merupakan salah satu Pemerintah Daerah yang selalu berusaha untuk meningkatkan akuntabilitas. Setiap tahun, Pemerintah Kota Mataram rutin menyusun Laporan Keuangan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab penggunaan sumber daya publik. Terkait kualitas Laporan Keuangan sendiri, selama 3 (tiga) tahun terakhir Pemerintah Kota Mataram mendapatkan predikat Wajar Dengan Pengecualian/WDP dari BPK. Fakta ini menunjukkan bahwa usaha Pemerintah Kota Mataram dalam meningkatkan akuntabilitas melalui penyusunan Laporan Keuangan belum maksimal sehingga sangat perlu untuk dilakukan langkah-langkah pengendalian internal secara serius. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja pemerintah adalah dengan melakukan analisis laporan keuangan terhadap anggaran yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Beberapa teknik dalam analisis laporan keuangan, yaitu antara lain: analisis aset, analisis kewajiban dan ekuitas dana, analisis pendapatan, analisis belanja, analisis pembiayaan, dan analisis laporan arus kas. Selain teknik diatas, ada beberapa jenis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dan menggambarkan kinerja laporan keuangan, diantaranya Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio Efektifitas, Rasio Efisiensi, Rasio Keserasian, Rasio Pertumbuhan dan Rasio Kemampuan Membayar Kembali Pinjaman (Debt Service Coverage Ratio). Hasil analisis rasio keuangan selanjutnya dipergunakan sebagai tolak ukur dalam menilai:1.Kemandirian keuangan daerah dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan; 2. Efisiensi dan efektivitas dalam merealisasikan pendapatan daerah; 3. Sejauh mana aktivitas Pemerintah Daerah (PEMDA) dalam membelanjakan pendapatan daerahnya; 4. Kontribusi masing-masing sumber pendapatan dalam pembentukan pendapatan daerah. 5. Pertumbuhan/perkembangan perolehan pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan selama periode waktu tertentu (Abdul Halim, 2007:230).Dalam tulisan ini, akan dibahas tentang Penggunaaan Analisis Rasio Keuangan Untuk Menganalisis Laporan Keuangan Pemerintah Kota Mataram Tahun 2012 dan 2013. Pemilihan Pemerintah Kota Mataram sebagai obyek analisis didasarkan pada aspek manfaat karena disamping untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah akutansi sektor publik, juga dapat digunakan untuk self assessment berupa rekomendasi bagi Pemerintah Kota Mataram selaku instansi asal penulis.

2. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam tulisan ini yaitu Bagaimanakah Hasil Penggunaan Analisis Rasio Keuangan Untuk Menganalisis Laporan Keuangan Pemerintah Kota Mataram Tahun 2012 dan 2013?

3. Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap Komponen Laporan Keuangan (Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas) Pemerintah Kota Mataram Tahun 2012-2013 menggunakan Analisis Rasio Keuangan guna mempermudah proses pengambilan keputusan.

4. Kontribusi/ManfaatKontribusi atau manfaat tulisan ini dapat dilihat dari 2 (dua) segi yaitu segi teoritis dan praktis. Tulisan ini secara teoritis diharapkan mampu menambah referensi contoh kasus yang terjadi pada pemerintah daerah terkait penggunaan analisis rasio keuangan dalam menganalisis laporan keuangan sedangkan secara praktis, hasil tulisan ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi Pemerintah Kota Mataram dalam perbaikan kualitas perencaaan dan pelaksanaan program dan kegiatan di masa mendatang.

PEMBAHASAN

1.Pengertian Analisis Laporan KeuanganMenurut Soemarso (2002:21), analisis laporan keuangan (financial statement analysis) pada hakikatnya adalah menghubungkan angka-angka yang terdapat dalam laporan keuangan dengan angka lain atau menjelaskan arah perubahan (trend) nya. Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsurunsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri (Prastowo dan Juliati, 2002:52). Analisis laporan keuangan berarti melakukan penelaahan atau mempelajari hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan (Falikhatun dan Nugrahaningsih, 2007:6). Menurut Mahmudi (2009:9), analisis dimaksudkan untuk membantu bagaimana cara memahami laporan keuangan, bagaimana mengevaluasi laporan keuangan, dan bagaimana menggunakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Kesimpulan dari pengertian analisis laporan keuangan adalah suatu proses analisis/penelaahan/mempelajari laporan keuangan untuk memperoleh pemahaman dan pengertian yang baik dan tepat untuk pengambilan keputusan pada organisasi sektor publik atau organisasi sektor swasta.

2. Tujuan Analisis Laporan KeuanganMenurut Prastowo dan Juliati (2002:53), analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan, diantaranya: Screening, yaitu untuk mengetahui situasi dan kondisi Pemerintah daerah dari laporan keuangan tanpa harus menemui langsung obyek yang dituju; Understanding, yaitu untuk memahami kondisi suatu pemerintah daerah, kondisi keuangannya dan apa yang dihasilkan; Forcasting, yaitu untuk meramalkan kondisi keuangan suatu daerah di masa yang akan datang; Diagnosis, yaitu untuk melihat kemungkinan masalah yang terjadi, baik dalam manajemen, operasi, keuangan, atau masalah lain dalam suatu daerah; Evaluation, yaitu untuk menilai prestasi pihak eksekutif dalam pengelolaan keuangan daerah maupun dalam mengelola suatu daerah.

3.Pihak-Pihak yang berkepentingan terhadap Analisis Laporan KeuanganAdapun pihak yang berkepentingan dengan analisis laporan keuangan daerah menurut Widodo dalam Halim (2007:232), antara lain:a. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai wakil dari pemilik daerah (masyarakat).b. Pihak eksekutif sebagai landasan dalam menyusun APBD berikutnya.c. Pemerintah pusat/provinsi sebagai bahan masukan dalam membina pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah.d. Masyarakat dan kreditur, sebagai pihak yang akan turut memiliki saham pemerintah daerah, bersedia memberi pinjaman ataupun membeli obligasi.

4.Tehnik Analisis Laporan KeuanganMenurut Mahmudi (2009), teknik analisis laporan keuangan organisasi sektor publik adalah sebagai berikut:a. Analisis Varians (Selisih)Analisis varians pada umumnya digunakan untuk menganalisis laporan realisasi anggaran, yaitu dengan cara mengevaluasi selisih yang terjadi antara anggaran dengan realisasinya. Aspek yang penting dalam analisis varians ini, yaitu: Menentukan tingkat signifikansi selisih anggaran. Menentukan tingkat varians anggaran yang bisa ditoleransi. Mencari penyebab terjadinya selish varians.b. Analisis Rasio KeuanganAnalisis rasio keuangan merupakan perbandingan antara dua angka yang datanya diambil dari elemen laporan keuangan. Analisis ini dapat digunakan untuk mengintepretasikan perkembangan kinerja dari tahun ke tahun dan membandingkanya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis. Terdapat berbagai macam analisis rasio keuangan, antara lain: Analisis Aset Analalisis Likuiditas, meliputi:

Rasio Lancar Rasio Kas Rasio Cepat Rasio Modal Kerja terhadap Total Aset Analisis Solvabilitas Analisis Kewajiban Rasio Total Utang terhadap Equitas Rasio Total Utang terhadap Aset Modal Rasio Total Utang terhadap Pendapatan Analisis Ekuitas Analisis Profitibilitas Profit Margin Return on Asset (ROA) Return on Invesment (ROI) Return on Equity (ROE) Return on Capital Employed (ROCE) Net Income Analisis AktivitasSelain analisis keuangan diatas, ada beberapa jenis ratio yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan daerah, diantaranya: Rasio Kemandirian Daerah; Rasio Efektivitas PAD; Rasio efisiensi PAD; Rasio Keserasian; Rasio Pertumbuhan; Rasio Kemampuan Mengembalikan Pinjaman (Debt Service Coverage Ratio);c. Analisis Pertumbuhan (Trend)Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan baik berupa kenaikan atau penurunan kinerja selama kurun waktu tertentu. Analisis ini dapat diaplikasikan misalnya untuk menilai pertumbuhan asset, pendapatan, utang, surplus/defisit, dan sebagainya.d. Analisis Regresi Analisis ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependent. Analisis ini sangat bermanfaat untuk riset kebijakan publik yang hasilnya dapat diaplikasikan oleh pemerintah daerah. Contohnya: Menguji pengaruh tingkat serapan APBD terhadap petumbuhan ekonomi daerah; Menguji pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, Dan lain-lain.e. Analisis PrediksiAnalisis ini digunakan untuk memprediksi pendapatan tahun depan dengan menggunakan data tahun ini dan tahun sebelumnya sebagai dasar prediksi.

5. Analisis dan Pembahasan Hasil5.1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Kemandirian keuangan daerah mengindikasikan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan daerah (Abdul Halim,2012). Kemandirian daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya Rasio kemandirian yang digambarkan sebagai ketergantungan daerah terhadap sumber dana eksternal, terutama dari pemerintah pusat dan provinsi. Semakin tinggi rasio kemandirian daerah, tingkat ketergantungan terhadap bantuan pihak eksternal (terutama pemerintah pusat dan provinsi) semakin rendah, dan sebaliknya. Untuk menilai tinggi rendahnya rasio kemandirian pemerintah daerah, dapat mengacu pada Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996, sebagai berikut:Tabel 1 Tingkat Kemandirian dan Kemampuan Keuangan DaerahKemampuan KeuanganKemandirian (%)

12

Rendah Sekali0 25

Rendah25 50

Sedang50 75

Tinggi75 100

Sumber : Kepmendagri No. 690.900.327 /1996

Rasio Kemandirian Daerah = X 100%Rasio Kemandirian Pemerintah Kota Mataram dapat dihitung sebagai berikut:

Hasil perhitungan rasio kemandirian keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut (berdasarkan lampiran): Tabel 2Perhitungan Rasio Kemandirian Pemerintah Kota Mataram URAIANTAHUN

20122013

123

Pendapatan Asli Daerah95,877,364,968.29139,877,149,931.54

Transfer Pusat608,661,106,529.00678,181,969,432.00

Propinsi35,655,984,060.0037,042,319,448.09

Pinjaman--

Total (3 + 4 + 5)644,317,090,589.00715,224,288,880.09

Rasio Kemandirian14.88 19.56

Sumber: Data Sekunder DiolahBerdasarkan tabel 2 diatas, nampak bahwa Pemerintah kota Mataram tingkat kemandiriannya mengalami peningkatan hal ini bisa di lihat dari adanya peningkatan rasio kemandirian dari 14,88% menjadi 19,56%. Tetapi jika hasil rasio kemandirian dibandingkan dengan pedoman tingkat kemandirian dan kemampuan keuangan dari Kepmendagri tahun 1996, maka Pemerintah Kota Mataram untuk tahun 2012 dan 2013 tingkat kemampuan keuangannya masih rendah sekali.

5.2. Rasio Efektifitas

Rasio Efektivitas = X 100%Rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam merealisasikan pendapatan asli daerah yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah.

PEMDA dikatakan mampu menjalankan tugasnya bila rasio yang dicapai minimal sebesar 1 atau 100 persen. tetapi semakin tinggi rasio efektivitas berarti kemampuan daerah semakin baik. Guna memperoleh ukuran yang lebih baik, rasio ini perlu didampingi dengan rasio efisiensi. Pemerintah telah menyusun pedoman penilaian tingkat efektivitas keuangan daerah, melalui Kepmendagri No.690.900.327 tahun 1996 berikut iniTabel 3Kriteria efektivitas Kinerja Keuangan

Kriteria EfektivitasPersentase Efektivitas (%)

12

Sangat Efektif>100

Efektif>90 - 100

Cukup Efektif>80 - 90

Kurang Efektif>60 - 80

Tidak Efektif