Tugas Trauma Neonatus
-
Upload
herlinda-dwi-ningrum -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
description
Transcript of Tugas Trauma Neonatus
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 1/32
TRAUMA NEONATUS
A. Definisi
Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam ataukarena proses kelahiran.
Istilah jejas lahir atau trauma kepala digunakan untuk menunjukkan
trauma mekanik yang dapat dihindari dan tidak dapat dihindari, serta trauma
anoksik yang dialami bayi selama kelahiran dan persalinan.Jejas ini dapat
merupakan akibat dari keterampilan atau perhatian medis yang tidak tepat
atau kurang, atau jejas dapat terjadi walaupun terdapat keterampilan dan
kemampuan melakukan obstetric, tidak berganting pada suatu tindakan atau
kelalaian.(Nelson, 2000.
Insiden jejas lahir diperkirakan 2!"#$.000 kelahiran hidup.%aktor!&aktor
predisposisinya meliputi makrosomia, prematuritas, disproporsi kepala
terhadap panggul, distosia, kelahiran yang lama dan presentasi
bokong.'ecara keseluruhan, !)#$00.000 bayi meninggal karena trauma
lahir, dan 2#$00.000 meninggal karena jejas anoksik* jejas demikian
mewakili 2!+ kematian bayi.(Nelson, 2000.
Trauma kepala dan kulit kepala dapat terjadi selama proses
persalinan yang biasanya ringan namun kadang!kadang bisa mengakibatkan
cedera yang lebih serius, seperti perdarahan intrakranial dan hematoma
subdural. Tiga jenis cedera perdarahan ekstrakranial yang paling sering
adalah kaput suksedaneum, perdarahan subgaleal, dan se&alhematoma.
(-ong, 200
B. Jenis-Jenis Trauma Kepala
$. Kaput suksedaneum
/esi kulit yang paling sering ditemukan adalah kaput suksedaneum,
suatu daerah jaringan edema dengan batas tidak jelas yang terletak di
daerah kulit kepala yang merupakan bagian terbawah pada kelahiran puncak
kepala. (-ong, 200
aput suksedaneum adalah pembengkakan di&us jaringan lunak
kepala yang dapat melampaui sutura garis tengah.1elainan ini sebagai akibat
sekunder dari tekanan uterus atau dinding agina pada kepala bayi sebatas
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 2/32
caput.1eadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya
menghilang dalam 2!3 hari setelah lahir.
2. Sefalemat!ma
ephal 4aematome adalah perdarahan sub periosteal akibat
kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir, dan
tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah.
ephal haematom merupakan kumpulan darah di bawah
periosteum bisa singular atau bilateral, darah tidak melewati garis sutura
dari kepala bayi sehingga kepala bayi lembut atau empuk.5eberapa cephal
haematom terjadi pada garis linear tulang kepala dimana sebagian besar
sembuh dengan baik.Tanda yang jelas dari &raktur kepala adalah daerah
yang tertekan dari kepala bayi, terutama sekali melebihi tulang parietal.Tipe
perlukan terjadi pada presentasi erteks ketika disporposi cephalopeliks
menyebabkan kesulitan dalam persalinan dan biasanya berpengaruh
terhadap tulang parietal sebagai presentasi, tetapi juga bisa berpengaruh
pada kedua tulang parietal (biparietal cephal haematom dan kadang terjadi
pada tulang oksipital.6aerah dari kepala yang tertekan meningkatkan
kemungkinan memotong dari tulang kepala yang mengalami perembesan
sampai menutupi dura otak.4al ini berhubungan dengan benturan yang
berlebihan dari kepala bayi dengan lingkar tulang panggul selama
persalinan, jaringan yang lunak dan keras dari kepala mengalami
kerusakan, periosteum mulai terkoyak dari tulang cranial dan disana
pengeluaran daerah merambat di bawah periosteum, akhirnya
menyebabkan bengkak yang besar. 5engkak tidak ada saat lahir tapi hanya
berkembang kira!kira 23 jam dan tidak melewati sutura. 1elainan ini muncul
beberapa jam setelah lahir, bisa bertambah besar dan agak lama
menghilang ($!+ bulan. 7ada gangguan yang luas dapat menimbulkan
anemia dan hiperbilirubinemia.1adang hematom tetap ada seperti
gumpalan yang keras di atas kepala seperti kalsium yang diletakkan.
". #erdaraan Su$%aleal
7erdarahan subgaleal adalah perdarahan ke dalam kompartemen
subgaleal.1ompartemen subgaleal adalah ruang potensial yang berisi
jaringan ikat tersusun longgar, terletak di bawah galea aponerosis, suatu
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 3/32
selubung tendo yang menghubungkan otot &rontal dan oksipital dan
membentuk permukaan dalam kulit kepala. edera yang terjadi karena
gaya yang menekan, kemudian menarik kepala melalui pelic outlet.
&. Eti!l!%i
Jejas dapat merupakan akibat dari ketrampilan atau perhatian
medis yang tidak tepat atau kurang, atau jejas dapat terjadi walaupun
terdapat ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan perawatan
obstetrik, tidak bergantung pada suatu tindakan atau kelalaian.
%aktor predisposisi 8
a. %aktor Ibu 89 7rimigraida9 6isproporsi 1epala terhadap 7anggul
9 6istosia9 1elahiran yang lama9 7resentasi bokong9 :ligohidramnionb. %aktor 5ayi 89 7resentasi muka atau bokong9 55/'; atau sangat premature9 5ayi besar (<acrosomia9 5ayi dengan kepala yang besar 9 5ayi dengan kelainan bawaanc. Tindakan persalinan9 %orseps atau acuum ekstraksi9 =ersi dan ekstraksi
D. #at!fisi!l!%i
Tekanan yang terjadi pada proses persalinan normal adalah pada
bagian sim&isis pubis, promontorium sakaralis, atau spina iskhiadikus ibu.
Tekanan tersebut akan membuat trauma pada kepala bayi dari yang
paling ringan yaitu kaput suksedaneum sampai pada &raktur kepala, dan
bisa diperberat dengan adanya proses persalinan dengan bantuan
mekanik (misalnya &orceps.
E. Tanda Dan 'e(ala
Tanda dan gejala pada trauma kepala#jejas kranium berdasarkan jenis
jejas yang terjadi pada kepala bayi.<enurut Nelson, 2000, jenis jejas kranium
terdiri dari 8
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 4/32
$. 1aput suksedaneum adalah pembengkakan yang edematosa, kadang
ekimotik, dan di&us dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian
yang telah dilahirkan.
Tanda dan gejala 8
a. >danya oedema di kepalab. 7ada perabaan teraba lembut dan lunak.c. :edem melampaui sela!sela tulang tengkorakd. 5atas tidak jelas.e. 5iasanya menghilang dalam waktu 2!3 hari tanpa pengobatan
2. ?ritema, luka lecet, ekimosis pada jaringan lunak atau kulit kepala.
+. 7erdarahan subkonjungtia atau retina dan ptekie pada kulit kepala.
3. 'e&alhematoma adalah perdarahan subperiosteum, karena terbatas pasa $
permukaan tulang kranium. Tidak ada perubahan warna pada kulit kepalayang menutupi dan pembengkakan biasa tidak terlihat sampai beberapa jam
sesudah lahir, keran prosesnya lambat.
Tanda dan gejala 8
a. 1epala bengkak dan merah
b. 5atasnya jelas
c. 7ada perabaan mula!mula keras lambat laun lunak
d. <enghilang pada waktu beberapa minggu.
. %raktur tengkorak.
%raktur dapat terjadi akibat tekanan mekanis yang kuat misal pada
&orseps atau pada beberapa tulang ibu yang menonjol yaitu promontorium
atau spina iskhiadika saat persalinan bokong.%raktur linier adalah yang
paling sering terjadi.'ering &raktur tidak menimbulkan gejala kecuali disertai
jejas yang jelas pada intrakranium.
). K!mplikasi
1omplikasi yang mungkin terjadi (Nelson, 2000 8
$. 'yok
2. 7erdarahan intrakranium
+. 4iperbilirubinemia
3. 7rotuberansia tulang (pelebaran celah diploik
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 5/32
. 1alsi&ikasi tulang
'. #enatalaksanaan
'ebagian besar jejas kranium tidak diperlukan pengobatan khusus dan dapat
menghilang pada $ minggu!+ bulan tergantung lokasi dan beratnya kondisi.
7ada beberapa keadaan dapat diberikan &ototerapi yaitu bila terjadi
hiperbilirubinemia atau trans&usi bila ada perdarahan, atau penanganan
peningkatan TI1 sesuai prosedur yang ada.
**. Asuan Kepera+atan
A. #en%ka(ian
$. Identitas 8 lengkap, termasuk orang tua bayi
2. ;iwayat kesehatan 8
a. 1eluhan utama8 terutama pada jejas yang tampak dan sistem perna&asan 8
cyanosis, grunting , ;;, cuping hidung
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 6/32
b. ;iwayat kesehatan 8 terutama umur kehamilan dan proses persalinan
+. 7emeriksaan %isik 8
a. 1eadaan umum 8 kesadaran, ital sign
b. 7emeriksaan &isik 8 terutama bagian kepala yang terdapat jejas atau bagian
lainnya yang mungkin terjadi.
c. 7emeriksaan persistem 8 terutama pada sistem yang terlibat langsung
• 'istem perna&asan 8 kesulitan dalam respirasi normal. ;e&raksi
strenum dan interkosta, na&as cuping hidung, cyanosis pada udara
kamar, grunting, respirasi cepat atau lambat
• 'istem kardioaskulaer 8 takikardia, nadi lemah#cepat, akral
dingin#hangat, cyanosis peri&er
•
'istem gastrointestinal 8 muntah, kembung, peristaltikmenurun#meningkat
• 'istem perkemihan 8 keluaran urine, warna
B. Dia%n!sa kepera+atan
$. 7er&usi jaringan tidak e&ekti& (spesi&ik serebral berhubungan dengan aliran
arteri dan atau ena terputus.2. 718 peningkatan TI1 dengan proses desak ruang akibat penumpukan cairan#
darah di dalam otak.+. 1ebersihan jalan na&as tak e&ekti& berhubungan dengan &isiologis (dis&ungsi
neuromuskuler.3. 71 8 >nemia. ;esiko aspirasi, &aktor resiko8 penurunan tingkat kesadaran, penurunan
&ungsi otot!otot perna&asan@. 4ipotermia berhubungan dengan berada di lingkungan yang dingin". ;esiko in&eksi
&. Ren,ana Kepera+atan
N!
Dia%n!sa
Kepera+atan NO& N*&
$ 7er&usi jaringan tak
e&ekti& (spesi&ik sere!
bral b.d aliran arteri
dan atau ena
NO&
$. 'tatus sirkulasi
2. 7er&usi jaringan
serebral
M!nit!r Tekanan *ntra
Kranial
$. atat perubahan
respon klien terhadap
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 7/32
terputus, dengan
batasan karak
teristik8
! 7erubahan
respon motorik
! 7erubahan
respon pupil
+. 'etelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama A.B 23
jam, klien mampu
men!capai 8
'tatus sirkulasi
dengan indikator8
Tekanan darah
sis!tolik dan
diastolik dalam
rentang yang
diharapkan
Tidak ada
ortostatik
hipotensi
Tidak ada
tanda!tanda 7TI1
7er&usi jaringan
serebral, dengan
indikator 8
Tingkat
kesadaran klien
membaik
stimu!lus # rangsangan
2. <onitor TI1 klien dan
respon neurologis
terhadap aktiitas
+. <onitor intake dan
output
3. 7asang restrain, jika
perlu
. <onitor suhu dan
angka leukosit
@. 1aji adanya kaku kuduk
". 1elola pemberian
antibiotik
). 5erikan posisi dengan
kepala eleasi +0!
30:dengan leher dalam
posisi netral
. <inimalkan stimulus
dari lingkungan
$0. 5eri jarak antar
tindakan keperawatan
untuk meminimalkan
peningkatan TI1
$$. 1elola obat obat
untuk mempertahankan
TI1 dalam batas spesi&ik
M!nit!rin% Neur!l!%is
2/201
$. <onitor ukuran,
kesimetrisan, reaksi dan
bentuk pupil
2. <onitor tingkat
kesadaran klien
+. <onitor tanda!tanda
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 8/32
ital
3. <onitor muntah
. <onitor respon klien
terhadap pengobatan
@. 4indari aktiitas jika
TI1 meningkat
". :bserasi kondisi &isik
klien
Terapi Oksi%en ""201
$. 5ersihkan jalan na&as
dari secret
2. 7ertahankan jalan
na&as tetap e&ekti&
+. 5erikan oksigen sesuai
instruksi
3. <onitor aliran oksigen,
kanul oksigen, dan
humidi&ier
. :bserasi tanda!tanda
hipoentilasi
@. <onitor respon klien
terhadap pemberian
oksigen
2 718 peningkatan
tekan!an intrakranial
b.d pro!ses desak
ruang akibat
penumpukan cairan #
darah di dalam otak
(arpenito, $
Batasan
karakteristik
7enurunan
'etelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama ....B 23
jam dapat
mencegah atau
meminimalkan
komplikasi dari
peningkatan TI1,
dengan kriteria 8
9 1esadaran stabil
$. 7antau tanda dan
gejala peningkatan TI1
C 1aji perubahan tanda!
tanda ital
C 1aji respon pupil
C atat gejala dan tanda!
tanda8 muntah, lethargi,
gelisah, na&as keras,
gerakan tak bertujuan.
2. Tinggikan kepala +0!
30: jika tidak ada kontra
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 9/32
kesadar!an (gelisah
7erubahan
motorik dan persepsi
sensasi
7erubahan tanda
i!tal (T6 meningkat,
nadi kuat dan
lambat
7upil melebar, re!
&lek pupil menurun
<untah
(orien!asi baik
9 7upil isokor,
diameter $mm
9 ;e&lek baik
9 Tidak muntah
indikasi
+. 4indarkan situasi atau
manuer sebagai berikut8
C <asase karotis
C %leksi dan rotasi leher
berlebihan
3. 7ertahankan
lingkungan yang tenang
. 4indarkan pelaksanaan
urutan aktiitas yang
dapat meningkatkan TI1
(misal8 batuk,
penghisapan,
pengubahan posisi,
meman!dikan
@. 5atasi waktu
penghisapan pada tiap
waktu hingga $0 detik
". 4iperoksigenasi dan
hiperentilasi klien se!
belum dan sesudah
penghisapan
). 7ertahankan entilasi
optimal melalui posisi
yang sesuai dan
penghisapan yang
teratur
. Jika diindikasikan,
lakukan protokol atau
kolaborasi dengan dokter
untuk terapi obat yang
mungkin termasuk
sebagai berikut8
9 'edasi, barbiturat
(menurunkan laju meta!
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 10/32
bolisme serebral
9 >ntikonulsan
(mencegah kejang
9 6iuretik osmotik
(menurunkan edema
serebral
9 6iuretik non osmotik
(mengurangi edema
serebral
9 'teroid (menurunkan
permeabilitas kapiler,
membatasi edema
serebral
9 7antau status hidrasi,
ealuasi cairan masuk
dan keluar
+ 1ebersihan jalan
na&as tak e&ekti&
berhubungan
dengan &isiologis
(dis&ungsi
neuromuskuler,
dengan batasan
karakteristik8
D6yspnea, penurunan
suara na&as
D1elainan suara na&as
(ronchi
D7roduksi sputum
banyak
D7erubahan &rekuensi
dan irama na&as
'etelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
....E23jam,
diharapkan klien
menunjukkan
jalan na&as yang
paten.
N:8 respiratory
status8 airway
patency (03$0
Indikator8
D%rekuensi na&as
30!@0B#menit
DIrama na&as teratur
D'putum dapat
dikeluarkan dari
$. <anajemen jalan na&as
D5uka jalan na&as,
gunakan teknik chin li&t
atau jaw trust bila perlu
D7osisikan klien untuk
memaksimalkan entilasi
DIdenti&ikasi klien perlunya
pemasangan alat jalan
na&as buatan
D7asang mayo bila perlu
D/akukan &isioterapi dada
bila perlu
D1eluarkan sekret dengan
suction
D>uskultasi suara na&as,
catat adanya suara
berlebihan
D/akukan suction pada
mayo
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 11/32
jalan na&as
DTak ada suara
na&as tambahan
D5erikan bronchodilator
bila perlu
D5erikan pelembab udara
D>tur intake cairan utuk
mengoptimalkan
keseimbangan
D<onitor respirasi dan
status oksigen
2. 'uction jalan na&as
(+$@0
D7astikan kebutuhan oral
suctioning
D>uskultasi suara na&as
sebelum dan sesudah
suctioning
DIn&ormasikan pada klien
dan keluarga tentang
suctioning
D5erikan oksigen dengan
menggunakan hood
untuk mem&asilitasi
suction nasotrakheal
DFunakan alat yang steril
setiap melakukan
tindakan
D4entikan suction dan
berikan :2 apabila klien
menunjukkan bradikardia
dan peningkatan saturasi
:2
3 ;esiko aspirasi,
&aktor resiko8
Dpenurunan tingkat
kesadaran
'etelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama ....B23jam
$. 'uction jalan na&as
(+$@0
/ihat diagnosa $
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 12/32
Dpenurunan &ungsi
otot!otot perna&asan
klien mampu
mencapai8
$. ;espiratori
status8 entilasi
(pertukaran gas
dalam paru
030+, indikator8
DIrama na&as teratur
D;;8 30!@0 B#mnt
D?kspansi dada
simetris
D5erna&as spontan#
mudah
D'uara na&as bersih
DTak ada retraksi
dada
DTak ada suara
na&as tambahan
2. ;espiratori
status8 gas
eBchange
(pertukaran gas
:2 dan :2 di
aleoli (0302
indikator8
D5erna&as mudah
DTak ada dyspnea
DTak ada cyanosis
D'aturasi :2 )!
$00
D7a:2 "0!$00
mm4g dan
7a:2 +!3
mm4g, jika klien
memakai
2. 7encegahan aspirasi
(+200
D<onitor tingkat
kesadaran, re&lek
menelan, gangguan
re&lek, dan kemampuan
menelan
D<onitor status paru paru
D7ertahankan jalan na&as
DJaga suction selalu siap
pakai
Dek posisi NFT sebelum
memberikan makanan
Dek residu NFT sebelum
memberikan makanan
D4indari memasukkan
makanan jika residu
masih banyak
D7osisikan kepala#
tinggikan bed +0!30
menit setelah pemberian
makanan
+. <onitoring ;espirasi
(++0
D<onitor rata rata,
kedalaman, irama, dan
usaha respirasi
Datat pergerakan dada,
amati kesimetrisan,
penggunaan otot otot
tambahan, retraksi otot
supra klaikula, dan
intercostals
D<onitor suara na&as
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 13/32
entilator seperti dengkur# ngorok
D<onitor pola na&as,
bradipnea, takipnea,
kusmaul, hiperentilasi,
cheyne stokes, biot.
D7alpasi kesamaan
ekspansi paru
D7erkusi thorak anterior
dan posterior dari apeks
sampai basis bilateral
Datat lokasi trachea
D<onitor kelelahan otot
dia&ragma (gerakan
paradoksi
D>uskultasi suara na&as,
catat area penurunan
atau tak adanya entilasi
dan suara tambahan
DTentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi cracles
dan ronchi pada jalan
na&as utama
D>uskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
D<onitor hasil entilasi
mekanik, catat
peningkatan tekanan
inspirasi dan penurunan
tidal olume (jika klien
memakai entilator
Datat perkembangan
'a:2, dan tidal :2,
perubahan >F6 (jika
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 14/32
klien memakai entilator
D<onitor kemampuan klien
untuk batuk e&ekti&
D<onitor sekret respirasi
klien
Datat onset, karakteristik,
dan durasi batuk
D<onitor dyspnea dan
kejadian yang
meningkatkan atau
memperburuk respirasi
D5uka jalan na&as dengan
chin li&t atau jaw trust k#p
D7osisikan klien pada satu
sisi untuk mencegah
aspirasi
D/akukan resusitasi k#p
D/akukan tindakan terapi
respiratori
3. 7osisioning# mengatur
posisi (0)30
D>tur posisi klien semi
&owler, ekstensi kepala
D<iringkan kepala bila
muntah
4ipotermia
berhubungan
dengan berada di
lingkungan yang
dingin
5atasan karakteristik
8
! 7enurunan suhu
tubuh di bawah
'etelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama A..B 23
jam hipotermia
tidak terjadi
dengan kriteria 8
! suhu aksila
+@,!+"
4ipotermia Treatment
! 7indahkan bayi dari
lingkungan yang dingin
ke dalam
lingkungan#tempat yang
hangat (didalam
inkubator atau lampu
sorot
! segera ganti pakaian
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 15/32
rentang normal
! pucat
! menggigil
! kulit dingin
! dasar kuku sianosis
! pengisian kapiler
lamabat
! ;; 30!@0
kali#menit
! warna kulit
merah muda
! pasien tidak
gelisah
! pasien tidak
letargi
pasien yang dingin dan
basah dengan pakaian
yang hangat dan kering,
berikan selimut
! monitor gejala dari
hopotermia 8 &atigue,
lemah, apatis,
perubahan warna kulit
! monitor status
perna&asan
! monitor intake dan
output
#ENAN'ANAN 'AAT DARURAT #ADA BA3*TA
6unia international sudah menetapkan rumusan dalam menangani
7enderita Fawat 6arurat, yaitu 8 >56? (>ir -ay, 5reathing and =entilation,
irculation, 6isability, ?Bposure. >irway ditempatkan pada urutan pertama
karena masalah airway akan mematikan paling cepat.
A. A*RA4
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 16/32
Fangguan airway dapat timbul secara total G mendadak tetapi
sebaliknya bisa secara bertahap dan pelan!pelan. Takhipnea merupakan
tanda awal yang samar!samar akan adanya gangguan terhadap airway.
>danya ketakutan G gelisah merupakan tanda hipoksia oleh karena itu harus
selalu secara berulang!ulang kita nilai airway ini terutama pada penderita
yang tidak sadar. 7enderita dengan gangguan kesadaran oleh karena cidera
kepala obat!obatan atau alkohol, cedera toraks, aspirasi material muntah
atau tersedak mungkin sekali terjadi gangguan airway. 6isini diperlukan
intubasi endotrakheal yang bertujuan 83
$. <embuka airway
2. <emberikan tambahan oksigen
+. <enunjang entilasi
3. <encegah aspirasi
7enanganan sumbatan airway karena pangkal lidah pada penderita
dengan kemungkinan patah tulang leher dapat dilakukan secara manual
dengan tindakan chin li&t dan jaw thrust.
Tanda-tanda Obyektif Sumbata Airway
$. /ook
Terlihat pasien gelisah dan perubahan kesadaran. Ini merupakan gejala
adanya hipoksia dan hipercarbia. 7asien terlihat cyanosis terutama pada kulit
sekitar mulut, ujung jari kuku. Juga terlihat adanya kontraksi dari otot
perna&asan tambahan.
2. /isten
6isini kita dengarkan apakah ada suara seperti orang ngorok, kumur!kumur,
bersiul, yang mungkin berhubungan dengan adanya sumbatan partial pada
&arink#larink. $,2,3
+. %eel
1ita bisa rasakan bila ada sumbatan udara terutama pada saat ekspirasi bila
kedudukan trackhea di linea media. $,2,3
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 17/32
Fambar $. ara ealuasi obyekti& sumbata airway
7engenalan adanya gangguan jalan na&as G entilasi harus bisa
dilakukan secara cepat G tepat. 5ila memang ada harus secepatnya gangguan
jalan na&as dan entilasi ini untuk segera diatasi. 4al penting ini untuk menjamin
oksigenasi ke jaringan. 4aruslah diingat setiap tindakan untuk menjamin airway
yang baik harus selalu dengan penekanan untuk selalu menjaga cerical spine
terutama pada penderita dengan trauma dan cedera di atas claikula. 7ada
setiap penderita dengan gangguan saluran na&as, harus selalu secara cepatdiketahui apakah ada benda asing, cairan isi lambung, darah di saluran na&as
bagian atas. 1alau ada harus segera dicoba untuk dikeluarkan bisa dengan jari,
suction. 'uatu saat bila dilapangan ada penderita dengan sumbatan jalan na&as
misal tersedak makanan abdominal trust akan sangat berguna. $,2,3
Teknik-teknik Mempertahankan Airway :
7ada penderita dengan kehilangan kesadaran mungkin sekali lidah akan
jatuh ke belakang dan menutupi hipo&arink dan menimbulkan sumbatan jalan
na&as. Ini bisa ditolong dengan jalan 8
a. hin li&t
Tindakan chin li&t dilakukan dengan cara jari jemari salah satu tangan
diletakan dibawah rahang, kemudian secara hati!hati diangkat keatas
arah depan. Ibu jari tangan yang sama, dengan ringan menekan bibir
bawah untuk membuka mulut. Ibu jari dapat juga diletakan dibelakang gigi
seri bawah dan secara bersamaan mengangkat dagu dengan hati!hati.
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 18/32
<anuer chin li&t tidak boleh menyebabkan hiperekstensi leher, terutama
pada penderita trauma dengan kemungkinan mengalami patah tulang
leher yang ditandai dengan8 $. >danya jejas atau perlukaan diatas
klaikula. 2.>danya trauma kepala disertai penurunan kesadaran.
+.<ultiple trauma. 3.5iomekanik mendukung.
Fambar 2. hin /i&t pada bayi dan anak
b. Jaw thrust
Tindakan jaw thrust (mendorong rahang dilakukan dengan cara
memegang sudut rahang bawah (angulus mandibulae dan mendorong
rahang bawah kedepan. keuntungan melakukan tindakan ini adalah dapat
sekaligus melakukan &iksasi kepala agar selalu pada posisi segaris (in
line, selain itu bila cara ini dilakukan sambil baging atau memegang bag-
valve dapat dicapai kerapatan yang baik dan entilasi yang adekuat.@
Jika ada dugaan trauma leher dan tulang belakang stabilisasi leher dan
gunakan Jaw thrust tanpa 4ead tilt. /etakkan jari ke 3 dan di belakang
angulus mandibula dan gerakkan ke atas sehingga rahang terangkat ke
atas membentuk sudut 0o
terhadap badan (lihat gambar di bawah. /ihatrongga mulut dan keluarkan benda asing bila ada dan bersihkan sekret
dari rongga mulut. ?aluasi jalan napas dengan melihat pergerakan
dinding dada, dengarkan suara napas dan rasakan udara napas.
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 19/32
Fambar +. Jaw Thrust
Airway Definitif
6isini ada pipa dalam trakhea dengan balon yang dikembangkan,
dimana pipa ini dihubungkan dengan alat bantu perna&asan yang diperkaya
dengan oksigen. ara 8 oratracheal, nasotracheal G surgical (krikotiroidotomi
atau trakheotomi. Indikasi pemasangan airway de&initi& bila ditemukan
adanya temuan klinis 8
a. >pnueb. 1etidakmampuan mempertahankan airway yang bebas dengan cara yang
lainc. Hntuk melindungi airway bagian bawah dari aspirasi darah atau
muntahand. >danya ancaman segera sumbatan airway oleh karena cidera inhalasi
patah tulang wajah hematoma retropharingeal.
idera kepala tertutup yang memrlukan bantuan na&as (F' ). 6ari
ketiga cara ini yang terbanyak dipakai adalah endotrakheal
(naso#orotrakheal. 7emilihan naso#orotrakheal intubation tergantung
pengalaman dokter. 1edua teknik ini aman dan e&ekti& bila dilakukan dengan
tepat. 4aruslah diingat pada pemasangan endotrakheal tube ini harus selalu
dijaga aligment dari columna ertebralis dengan cerikal.3,
Airway Definitif Surgical
Ini dikerjakan bila ada kesukaran atau kegagalan didalam memasang
endotrakheal intubasi. 7ada keadaan yang membutuhkan kecepatan lebih
dipilih krikotireodektomi dari pada tracheostomi.3,
a. Needle cricothyroidoktomi
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 20/32
ara dengan menusukkan jarum lewat membran krikotiroid, ini hanya
bisa memberikan oksigen dalam waktu yang pendek (+0!3 menit. 6isini
dipakai jarum no $2!$3 (anak $@!$) tahun
b. 'urgical cricothyroidoktomi
7enderita tidur posisi supinasi sesudah dilakukan anestesi lokal buat
irisan kulit tranersal sampai membran cricothyroid lubang ini bisa
dilebarkan dengan gagang pisau dengan cara memutar 0 derajad. 6isini
bisa dipakai tracheostomi tube atau endotracheal tube. 4ati!hati dengan
cartilago cricoid terutama pada anak!anak (teknik ini tidak dianjurkan
pada anak dibawah $2 tahun, hal ini dikarenakan cartilago cricoid
merupakan penyangga trachea bagian atas.
1etidakmampuan untuk memberikan oksigenasi ke jaringan tubuh
terutama ke otak dan organ ital yang lain merupakan pembunuh tercepat
pada pasien. :leh karena itu airway yang baik merupakan prioritas
pertama pada setiap penderita gawat darurat.
1ematian!kematian dini karena masalah airway 8
$. 1egagalan mengetahui adanya kebutuhan airway
2. 1etidakmampuan untuk membuka airway
+. 1egagalan mengetahui adanya airway yang dipasang secara keliru
3. 7erubahan letak airway yang sebelumnya telah dipasang
. 1egagalan mengetahui adanya kebutuhan entilasi
@. >spirasi isi lambung, darah
B. BREAT5*N'
Jenis!jenis suara na&as tambahan karena hambatan sebagian
jalan na&as8 a.'noring8 suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan
adanya kebuntuan jalan napas bagian atas olehbenda padat, jika
terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara
cross!&inger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan
jari telunjuk tangan yang digunakan untukchin li&t tadi, ibu jari mendorong
rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah. /ihatlah
apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg8 gigi
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 21/32
palsu dll. 7indahkan benda tersebut. b. Fargling 8 suara seperti
berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan
olehcairan (eg8 darah, maka lakukanlah cross!&inger(seperti di atas, lalu
lakukanlah &inger!sweep (sesuainamanya, menggunakan 2 jari yang
sudah dibalut dengan kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan!
cairan. c.rowing 8 suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan
karena pembengkakan (edema pada trakea,untuk pertolongan pertama
tetap lakukan maneuer head tilt and chin li&t atau jaw thrust saja.3,
7ada anak!anak, masalah airway yang sering muncul adalah
obstruksi yang diakibatkan oleh aspirasi benda asing yang di makan.
Sekitar 70% kejadian aspirasi benda asing terjadi pada anak berumur kurang dari 3 tahun. Hal ini terjadi karena anak seumur itu sering tidak
terawasi, lebih aktif, dan cenderung memasukkan benda apapun ke
dalam mulutna.
>spirasi benda asing ke dalam saluran napas akan menimbulkan
gejala sumbatan jalan napas. Fejala klinik yang timbul tergantung pada
jenis benda asing, ukuran, si&at iritasinya terhadap mukosa, lokasi, lama
benda asing di saluran napas, dan ada atau tidaknya komplikasi.
7enderita umumnya datang ke rumah sakit pada &ase asimptomatik. 7ada
&ase ini keadaan umum penderita masih baik dan &oto toraks belum
memperlihatkan kelainan. 7ada &ase pulmonum, benda asing di bronkus
utama atau cabang!cabangnya akan menimbulkan gejala batuk, sesak
napas yang makin lama semakin bertambah berat, pada auskultasi
terdengar ekspirasi memanjang dengan mengi, dan dapat disertai
demam.+,3
%aktor predisposisi yang dapat menyebabkan terjadinya aspirasi
benda asing adalah8 usia yaitu pada anak!anak, dimana mereka sering
memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut, gigi geligi yang belum
lengkap dan re&leks menelan yang belum sempurna. 1edua, jenis
kelamin, lebih sering pada laki!laki. 1etiga, lingkungan dan kondisi sosial.
?mpat, kegagalan mekanisme proteksi, misalnya penurunan kesadaran,
keadaan umum buruk, penyakit serebroaskuler, dan kelainan neurologik.
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 22/32
1elima, &aktor kecerobohan, misalnya kebiasaan menaruh benda di
mulut, makan dan minum tergesa!gesa.3,
%aktor &isiologik dan sosiologik lain yang juga merupakan &aktor predisposisi antara lain8 pertumbuhan gigi belum lengkap, belum
terbentuk gigi molar, belum dapat menelan makanan padat secara baik,
kemampuan anak membedakan makanan yang dapat dimakan dan tidak
dapat dimakan belum sempurna. 5enda tersangkut pada saat makan
sambil tertawa, bicara menangis, dan berlari. 7ada orang tua, terutama
yang mempunyai gangguan neurologis dan berkurangnya re&leks
menelan dapat disebabkan oleh pengaruh alkohol, stroke, parkinson,
trauma, dementia juga mempunyai risiko yang besar untuk terjadinyaaspirasi.3,
7ada anak adanya riwayat teraspirasi benda asing sangat
membantu dalam menegakkan diagnosis pada banyak kasus. 1ecurigaan
adanya aspirasi benda asing muncul bila terdapat gejala batuk yang
paroksisimal ( par!"smal c!ughing yang timbul tiba!tiba, rasa tercekik
(ch!king pada waktu makan atau choking#coughing yang timbul bila
diketahui adanya objek yang kecil atau partikel makanan terutama kacangdi dalam jangkauan si anak. >nak yang telah mendapat terapi sebagai
asma, bronkitis atau pneumonia dan tidak respon dengan pengobatan
medik yang sesuai atau adanya gangguan napas yang tidak dapat
dijelaskan penyebabnya, kemungkinan akan adanya aspirasi benda asing
musti dipertimbangkan terutama dengan mengi unilateral walaupun tidak
ada riwayat aspirasi.3,
Fejala awal aspirasi akut dapat ditandai dengan episode yangkhas yaitu ch!king K (rasa tercekik, gagging K (tersumbat, sputtering K
(gagap, whee#ing K (napas berbunyi, par!"smal c!ughing , serak,
dis&onia sampai a&onia dan sesak napas tergantung dari derajat
sumbatan. $h!king atau c!ughing timbul pada hampir anak dengan
aspirasi benda asing dan 0 diantaranya mempunyai gejala stridor
inspirasi atau whee#ing ekspirasi, dengan pemanjangan ekspirasi dan
ronki.3,,@
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 23/32
5enda asing yang tersangkut di trakea akan menyebabkan stridor,
dapat ditemukan dengan auskultasi (audible strid!r dan palpasi di daerah
leher ( palpat!r thud . Jika benda asing menyumbat total trakea akan
timbul sumbatan jalan napas akut yang memerlukan tindakan segera
untuk membebaskan jalan napas. Fejala pada dewasa umumnya sama
dengan gejala pada anak tetapi gejala paru termasuk edema paru banyak
ditemukan.@
5ila anak batuk atau dengan whee#ing yang dicurigai terjadi
aspirasi benda asing di saluran napas tetapi dengan saluran napas yang
masih bebas, jangan melakukan interensi apapun, segera kirim ke
rumah sakit terdekat yang diperkirakan mempunyai &asilitas yang cukupuntuk melakukan tindakan ekstraksi benda asing. 5ronkoskop kaku
dengan kontrol pernapasan merupakan pilihan utama untuk kasus benda
asing di traktus trakeobronkial. 1ebanyakan pasien yang datang ke
pelayanan tertier telah melewati &ase darurat akut. 5ila terdapat gangguan
jalan napas berat atau adanya obstruksi total dan benda asing tidak tajam
lakukanlah back bl!ws, abd!minal thrusts atau Heimlich. <etode ini
tergantung umur penderita.@
7ada bayi yang berumur kurang dari $ tahun8 /etakkan bayi pada
lengan atau paha dengan posisi kepala lebih rendah. 5erikan pukulan
dengan mengunakan tumit dari telapak tangan pada bagian belakang
bayi (interskapula. Tindakan ini disebut 5ack blows. 5ila obstruksi masih
tetap, balikkan bayi menjadi terlentang dan berikan pijatan dada dengan
menggunakan 2 jari, satu jari di bawah garis yang menghubungkan kedua
papila mamae (sama seperti melakukan pijat jantung. Tindakan ini
disebut hest thrusts. 5ila obstruksi masih tetap, ealuasi mulut bayi
apakah ada bahan obstruksi yang bisa dikeluarkan. 5ila diperlukan, bisa
diulang dengan kembali melakukan pukulan pada bagian belakang
bayi.@
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 24/32
Fambar 3. 7enanganan pada obstruksi benda padat pada bayi
7ada anak yang berumur lebih dari $ tahun, maka
penanganannya adalah8 /etakkan anak dengan posisi tengkurap dengan
kepala lebih rendah. 5erikan pukulan dengan menggunakan tumit dari
telapak tangan pada bagian belakang anak (interskapula 5ila obstruksi
masih tetap, berbaliklah ke belakang anak dan lingkarkan kedua lengan
mengelilingi badan anak. 7ertemukan kedua tangan dengan salah satu
mengepal dan letakkan pada perut bagian atas (di bawah sternum anak,
kemudian lakukan hentakan ke arah belakang atas (lihat gambar.
/akukan perasat 4eimlich tersebut sebanyak kali. 5ila obstruksi masih
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 25/32
tetap, ealuasi mulut anak apakah ada bahan obstruksi yang bisa
dikeluarkan. 5ila diperlukan bisa diulang dengan kembali melakukan
pukulan pada bagian belakang anak.@
Fambar . 7enanganan obstruksi benda padat pada anak
7ersiapan ekstraksi benda asing harus dilakukan sebaik!baiknya
dengan tenaga medis#operator, kesiapan alat yang lengkap. 5esar dan
bentuk benda asing harus diketahui dan mengusahakan duplikat benda
asing serta cunam yang sesuai benda asing yang akan dikeluarkan.
5enda asing yang tajam harus dilindungi dengan memasukkan benda
tersebut ke dalam lumen bronkoskop. 5ila benda asing tidak dapat masuk
ke lumen alat maka benda asing kita tarik secara bersamaan dengan
bronkoskop.@
6i Instalasi Fawat 6arurat, terapi suporti& awal termasuk
pemberian oksigen, monitor jantung dan pulse !"metri dan pemasangan
I= dapat dilakukan. 5ronkoskopi merupakan terapi pilihan untuk kasus
aspirasi. 7emberian steroid dan antibiotik preoperati& dapat mengurangi
komplikasi seperti edema saluran napas dan in&eksi. <etilprednisolon 2
mg#kg I= dan antibiotik spektrum luas yang cukup mencakup
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 26/32
Strept!k!kus hem!litik dan Staphl!c!ccus aureus dapat
dipertimbangkan sebelum tindakan bronkoskopi. @,"
;iwayat, pemeriksaan &isik dan radiologi sering menunjukkandugaan benda asing saluran napas tanpa diagnosis pasti. 7ada keadaan
ini harus dibuktikan adanya benda asing secara endoskopi untuk
menyingkirkan dari diagnosis di&erensial. 1eterlambatan mengeluarkan
benda asing akan menambah tingkat kesulitan terutama pada anak, tetapi
ahli endoskopi menyatakan walaupun bronkoskopi harus dilakukan pada
waktu yang tepat dan cepat untuk mengurangi risiko komplikasi terapi
tidak harus dilakukan terburu!buru tanpa persiapan yang baik dan hati!
hati. 7enatalaksanaan dan teknik ekstraksi benda asing harus dinilaikasus per kasus sebelum tindakan ekstraksi.@,"
&. Sirkulasi
7enyebab terbesar pasien yang mengalami shook dan berakhir
dengan kematian adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak.
:leh karenanya pasien dengan trauma dan hipotensi, harus segera
ditangani sebagai pasien hipoolemi sampai bisa dibuktikan bahwa
hipotensinya disebabkan oleh sebab yang lain. 'eperti diketahui, olume
darah manusia dewasa adalah " dari berat badan, anak )! dari 55.
Terapi resusitasi cairan yang agresi& harus segera dimulai begitu ada
tanda dan gejala klinis adanya kehilangan darah muncul. 'angatlah
berbahaya bila menunggu sampai tekanan darah menurun.+,3,
7eriksa tanda kegawatdaruratan dalam 2 tahap83
• Tahap $8 7eriksa jalan napas dan pernapasan, bila terdapat masalah,
segera berikan tindakan untuk memperbaiki jalan napas dan berikan
napas bantuan.• Tahap 28 'egera tentukan apakah anak dalam keadaan syok, tidak
sadar, kejang, atau diare dengan dehidrasi berat.
5ila didapatkan tanda kegawatdaruratan8
7anggil tenaga kesehatan pro&esional terlatih bila memungkinkan,
tetapi jangan menunda penanganan. Tetap tenang dan kerjakan dengan
tenaga kesehatan lain yang mungkin diperlukan untuk membantu
memberikan pertolongan, karena pada anak yang sakit berat seringkali
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 27/32
memerlukan beberapa tindakan pada waktu yang bersamaan. Tenaga
kesehatan pro&esional yang berpengalaman harus melanjutkan penilaian
untuk menentukan masalah yang mendasarinya dan membuat rencana
penatalaksanaannya. /akukan pemeriksaan laboratorium
kegawatdaruratan (darah lengkap, gula darah, malaria. 1irimkan sampel
darah untuk pemeriksaan golongan darah dan cross!match bila anak
mengalami syok, anemia berat, atau perdarahan yang cukup banyak.
'etelah memberikan pertolongan kegawatdaruratan, lanjutkan segera
dengan penilaian, diagnosis dan penatalaksanaan terhadap masalah
yang mendasarinya.
>nak dengan tanda prioritas harus didahulukan untuk
mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut dengan segera
(tanpa menunggu giliran. 7indahkan anak ke depan antrean. 5ila ada
trauma atau masalah bedah yang lain, segera cari pertolongan bedah.
D. D*SAB*3*T4
?aluasi secara cepat dilakukan dan dikerjakan pada tahap akhir
dan primary surey dengan menilai kesadaran dan pupil penderita.
> 8 >lert
= 8 ;espon to okal stimulation
7 8 respon only to pain&ul stimulation
H 8 Hnresponsie
Flasgow coma scale merupakan penilaian yang lebih rinci, bila ini
tidak dikerjakan di primary surey bisa dikerjakan di secondary surey.
E. E6#OSURE
6isini semua pakaian pasien dibuka. 4al ini akan sangat membantu
pemeriksaan lebih lanjut. 4arus diingat disini pasien dijaga agar tidak jatuh ke
hipotermia dengan jalan diberikan selimut.
). SE&ONDAR4 SUR7E4
6ikerjakan bila primary surey dan resusitasi selesai dilakukan.
6isini dilakukan ealuasi yang lebih teliti mulai dari kepala sampai ujung
kaki penderita, juga F' bisa dikerjakan lebih teliti bila pada primary
surey belum sempat dikerjakan.
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 28/32
Ke(an%
'ebelum kejang biasanya anak akan menderita demam yang
tinggi sekitar +) ! 30 derajat elcius. 7ada saat demam ini, kekejangan
yang terjadi, tergantung kekuatan tubuh si anak. 5anyak anak demam
tinggi dan kejang setelah melakukan imunisasi. 5iasanya setelah
imunisasi, dokter memberi resep obat penurun panas untuk segera
diminumkan ke si kecil.
%aktor resiko pertama yang penting pada kejang demam adalah
demam. 'elain itu juga terdapat &aktor riwayat kejang demam pada orang
tua atau saudara kandung, perkembangan terlambat, problem pada masaneonatus, anak dalam pengawasan khusus, dan kadar natrium rendah.
'etelah kejang demam pertama, kira!kira ++ anak akan mengalami satu
kali rekurensi atau lebih, dan kira!kira anak mengalami + kali
rekurensi atau lebih. ;esiko rekurensi meningkat pada usia dini, cepatnya
anak mendapat kejang setelah demam timbul, temperature yang sangat
rendah saat kejang, riwayat keluarga kejang demam, dan riwayat
keluarga epilepsi.
6ua puluh sampai 2 penderita kejang demam mempunyai
keluarga dekat (orang!tua dan saudara kandung yang juga pernah
menderita kejang demam. Tsuboi mendapatkan bahwa insiden kejang
demam pada orang tua penderita kejang demam ialah $" dan pada
saudara kandungnya 22. 6elapan!puluh persen dari kembar monosigot
dengan kejang demam adalah konkordans untuk kejang demam.
1ebanyakan peneliti mendapat kesan bahwa kejang demam diturunkan
secara dominan dengan penetrasi yang mengurang dan ekspresi yang
berariasi, atau melalui modus poligenik.
7ada penderita kejang demam risiko saudara kandung berikutnya
untuk mendapat kejang demam ialah $0. Namun bila satu dari orang!
tuanya dan satu saudara pernah pula mengalami 16, kemungkinan ini
meningkat menjadi 0.
1ejang yang sering terjadi pada anak adalah kejang kontraksi otot
yang berlebihan di luar kehendak. 1ejang semacam itu terjadi saat suhu
tubuh meningkat. 1ejang ini disebut kejang demam atau mengejangnya
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 29/32
otot!otot pangkal tenggorok sebagai akibat menyempitnya jalan napas
yang disebut kejang laring. 7enyakit yang di mani&estasikan kejang yaitu
penyakit kejang demam, epilepsi atau tuberkolusis intrakranial atau orang
awam menyebutnya T5 otak.
1ejang demam dapat berjalan singkat dan tidak berbahaya. Tapi
bila kejang mencapai $ menit dapat membahayakan si kecil, karena bisa
menyebabkan kerusakan otak sehingga dapat menyebabkan epilepsi,
kelumpuhan bahkan bisa menyebabkan retardasi atau keterbelakangan
mental. 1ejang demam dialami 2!+ persen anak!anak.
1ejang demam terbagi dua, yaitu kejang demam yang sederhana
dan kejang demam yang akibat penyakit lain atau gangguan dalam
tengkorak kepala. 1ejang sederhana dengan ciri!ciri menyerang anak
usia 3 bulan sampai 3 tahun, kejang berlangsung tidak lebih dari $
menit, kejang timbul dalam $@ jam demam pertama, &rekuensi demam
kurang dari 3 kali dalam setahun.
1ejang dapat timbul pula ketika si kecil menderita muntah dan
diare. 1ejang bisa pula timbul tanpa demam, yaitu disebabkan gangguan
elektrolit darah akibat muntah dan diare, sakit lama yang menyebabkan
gula darah rendah, asupan makan yang kurang, atau menderita kejang
yang sudah lama dialami akibat epilepsi. 1ejang akibat kelainan
neurologis atau gangguan perkembangan, berlangsung lebih dari $
menit.
7enanganan kejang demam yang bisa dilakukan di rumah yaitu
menangani demam sebelum anak menjadi kejang. 'egera beri obat
penurun panas begitu suhu tubuh anak melewati angka +", . 1ompres
dengan lap hangat (yang suhunya kurang lebih sama dengan suhu badan
si kecil. Jangan kompres dengan air dingin, karena dapat menyebabkan
bangkitan kuat di otak antara suhu panas tubuh si kecil dengan kompres
dingin tadi. >gar si kecil tidak cedera, pindahkan benda!benda keras atau
tajam yang berada dekat anak. . Tak perlu menahan mulut si kecil agar
tetap terbuka dengan mengganjal#menggigitkan sesuatu di antara giginya.
. <iringkan posisi tubuh si kecil agar penderita tidak menelan
cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu pernapasannya.
Jangan memberi minuman#makanan segera setelah berhenti kejang
karena hanya akan berpeluang membuat anak tersedak.
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 30/32
'aat menghadapi si kecil yang sedang kejang demam, sedapat
mungkin cobalah bersikap tenang. 'ikap panik hanya akan membuat kita
tak tahu harus berbuat apa yang mungkin saja akan membuat
penderitaan anak tambah parah.
Jangan gunakan alkohol atau air dingin untuk menurunkan suhu
tubuh anak yang sedang demam. 7enggunaan alkohol amat berpeluang
menyebabkan iritasi pada mata dan intoksikasi#keracunan. /ebih aman
gunakan kompres air biasa yang diletakkan di dahi, ketiak, dan lipatan
paha. 1ompres ini bertujuan menurunkan suhu di permukaan tubuh.
Turunnya suhu ini diharapkan terjadi karena panas tubuh digunakan
untuk menguapkan air pada kain kompres. 7enurunan suhu yang drastis
justru tidak disarankan.
Jangan coba!coba memberikan aspirin atau jenis obat lainnya
yang mengandung salisilat karena diduga dapat memicu sindroma ;eye,
sejenis penyakit yang tergolong langka dan mempengaruhi kerja leer,
darah, dan otak. 'etelah anak benar!benar sadar, bujuklah ia untuk
banyak minum dan makan makanan berkuah atau buah!buahan yang
banyak mengandung air. 5isa berupa jus, susu, teh, dan minuman
lainnya. 6engan demikian, cairan tubuh yang menguap akibat suhu tinggi
bisa cepat tergantikan.
Jangan selimuti si kecil dengan selimut tebal. 'elimut dan pakaian
tebal dan tertutup justru akan meningkatkan suhu tubuh dan menghalangi
penguapan. 7akaian ketat atau yang mengikat terlalu kencang sebaiknya
ditanggalkan saja.
:rang tua harus waspada bila anak sering kejang tanpa demam,
terutama di bawah usia @ bulan, 1arena kemungkinannya untuk
menderita epilepsi besar. <asalahnya, kejang pada anak di bawah @
bulan, terutama pada masa neonatal itu bersi&at khas. 5ukan hanya
seperti toniklonik yang selama ini dikenal, tapi juga dalam bentuk
gerakan!gerakan lain. <isal, matanya juling ke atas lalu bergerak!gerak,
bibirnya kedutan atau tangannya seperti tremor.
'aat menolong anak yang mengalami kejang jangan panik,
segera longgarkan pakaiannya dan lepas atau buang semua yang
menghambat saluran pernapasannya. Jika saat sedang makan tiba!tiba
anak kejang, atau ada sesuatu di mulutnya saat kejang, segera
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 31/32
keluarkan. <iringkan tubuh anak karena umumnya anak yang sedang
kejang mengeluarkan cairan!cairan dari mulutnya. Funa memiringkan
tubuh adalah supaya cairan!cairan ini langsung keluar, tidak menetap di
mulut yang berisiko menyumbat saluran napas dan memperparah
keadaan. Jangan mudah percaya bahwa meminumkan kopi pada anak
yang sedang kejang bisa langsung menghentikan kejang tersebut. 'ecara
medis, kopi tak berguna untuk mengatasi kejang. 1opi justru dapat
menyebabkan tersumbatnya pernapasan bila diberikan saat anak
mengalami kejang, yang bisa menyebabkan kematian. 'egera bawa anak
ke rumah sakit terdekat, jangan sampai otak kelamaan tak mendapat
oksigen. Hsahakan lama kejang tak lebih dari tiga menit. 'iapkan obat
antikejang yang disarankan dokter bila anak memang pernah kejang atau
punya riwayat kejang.
<ereka yang berisiko menderita epilepsi adalah anak!anak yang
lahir dari keluarga yang mempunyai riwayat epilepsi. 'elain juga anak!
anak dengan kelainan neurologis sebelum kejang pertama datang, baik
dengan atau tanpa demam. >nak yang sering kejang memang berpotensi
menderita epilepsi. Tapi jangan khawatir, anak yang menderita epilepsi,
kecuali yang lahir dengan kelainan atau gangguan pertumbuhan, bisa
tumbuh dan berkembang seperti anak!anak lainnya. 7restasi belajar
mereka tidak kalah dengan anak yang normal.
1ejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh ( suhu rectal diatas +)L yang disebabkan oleh
suatu proses ekstrakranium. 1ejang demam merupakan kelainan
neurologis yang paling sering dijumpai pada anak!anak, terutama pada
golongan umur + bulan sampai tahun. <enurut $!nsensus statement
!n febrile sei#ures &'(0), kejang demam adalah kejadian pada bayi atau
anak yang berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti
adanya in&eksi intrakranial atau penyebab tertentu. >nak yang pernah
kejang tanpa demam dan bayi berumur kurang dari 3 minggu tidak
termasuk dalam kejang demam. 1ejang demam harus dibedakan dengan
epilepsi,yaitu yang ditandai denagn kejang berulang tanpa demam.
6e&inisi ini menyingkirkan kejang yang disebabkan penyakit sara&
seperti meningitis, ense&atitis atau ense&alopati. 1ejang pada keadaan ini
mempunyai prognosis berbeda dengan kejang demam karena keadaan
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 32/32
yang mendasarinya mengenai sistem susunan sara& pusat. 6ahulu
/iingston membagi kejang demam menjadi 2 golongan, yaitu kejang
demam sederhana simple febrile c!nvulsi!n) dan epilepsi yang
diprookasi oleh demam epilepsi triggered !f b fever).
4ampir + daripada anak yang berumur di bawah tahun pernah
menderitanya (<illichap, $@). -egman ($+ dan <illichap ($ dari
percobaan binatang berkesimpulan bahwa suhu yang tinggi dapat
menyebabkan terjadinya bangkitan kejang.
Terjadinya bangkitan kejang demam bergantung kepada umur,
tinggi serta cepatnya suhu meningkat (-egman, $+* 7richard dan
<cFreal, $). %aktor hereditas juga mempunyai peranan. /ennoB!
5uchthal ($"$ berpendapat bahwa kepekaan terhadap bangkitan
kejang demam diturunkan oleh sebuah gen dominan dengan penetrasi
yang tidak sempurna. /ennoB ($3 berpendapat bahwa 3$,2 anggota
keluarga penderita mempunyai riwayat kejang sedangkan pada anak
normal hanya +.