Tugas Trauma Neonatus

32
7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 1/32 TRAUMA NEONATUS A. Definisi Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau karena proses kelahiran. Istilah jejas lahir atau trauma kepala digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik yang dapat dihindari dan tidak dapat dihindari, serta trauma anoksik yang dialami bayi selama kelahiran dan persalinan.Jejas ini dapat merupakan akibat dari keterampilan atau perhatian medis yang tidak tepat atau kurang, atau jejas dapat terjadi walaupun terdapat keterampilan dan kemampuan melakukan obstetric, tidak berganting pada suatu tindakan atau kelalaian.(Nelson, 2000. Insiden jejas lahir diperkirakan 2!"#$.000 kelahiran hidup.%aktor!&aktor predisposisinya meliputi makrosomia, prematuritas, disproporsi kepala terhadap panggul, distosia, kelahiran yang lama dan presentasi bokong.'ecara keseluruhan, !)#$00.000 bayi meninggal karena trauma lahir, dan 2#$00.000 meninggal karena jejas anoksik* jejas demikian mewakili 2!+ kematian bayi.(Nelson, 2000. Trauma kepala dan kulit kepala dapat terjadi selama proses persalinan yang biasanya ringan namun kadang!kadang bisa mengakibatkan cedera yang lebih serius, seperti perdarahan intrakranial dan hematoma subdural. Tiga jenis cedera perdarahan ekstrakranial yang paling sering adalah kaput suksedaneum, perdarahan subgaleal, dan se&alhematoma. (-ong, 200 B. Jenis-Jenis Trauma Kepala $. Kaput suksedaneum /esi kulit yang paling sering ditemukan adalah kaput suksedaneum, suatu daerah jaringan edema dengan batas tidak jelas yang terletak di daerah kulit kepala yang merupakan bagian terbawah pada kelahiran puncak kepala. (-ong, 200 aput suksedaneum adalah pembengkakan di&us jaringan lunak kepala yang dapat melampaui sutura garis tengah.1elainan ini sebagai akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding agina pada kepala bayi sebatas

description

ajka

Transcript of Tugas Trauma Neonatus

Page 1: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 1/32

TRAUMA NEONATUS

A.  Definisi

Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam ataukarena proses kelahiran.

Istilah jejas lahir atau trauma kepala digunakan untuk menunjukkan

trauma mekanik yang dapat dihindari dan tidak dapat dihindari, serta trauma

anoksik yang dialami bayi selama kelahiran dan persalinan.Jejas ini dapat

merupakan akibat dari keterampilan atau perhatian medis yang tidak tepat

atau kurang, atau jejas dapat terjadi walaupun terdapat keterampilan dan

kemampuan melakukan obstetric, tidak berganting pada suatu tindakan atau

kelalaian.(Nelson, 2000.

Insiden jejas lahir diperkirakan 2!"#$.000 kelahiran hidup.%aktor!&aktor 

predisposisinya meliputi makrosomia, prematuritas, disproporsi kepala

terhadap panggul, distosia, kelahiran yang lama dan presentasi

bokong.'ecara keseluruhan, !)#$00.000 bayi meninggal karena trauma

lahir, dan 2#$00.000 meninggal karena jejas anoksik* jejas demikian

mewakili 2!+ kematian bayi.(Nelson, 2000.

Trauma kepala dan kulit kepala dapat terjadi selama proses

persalinan yang biasanya ringan namun kadang!kadang bisa mengakibatkan

cedera yang lebih serius, seperti perdarahan intrakranial dan hematoma

subdural. Tiga jenis cedera perdarahan ekstrakranial yang paling sering

adalah kaput suksedaneum, perdarahan subgaleal, dan se&alhematoma.

(-ong, 200

B.  Jenis-Jenis Trauma Kepala

$. Kaput suksedaneum

/esi kulit yang paling sering ditemukan adalah kaput suksedaneum,

suatu daerah jaringan edema dengan batas tidak jelas yang terletak di

daerah kulit kepala yang merupakan bagian terbawah pada kelahiran puncak

kepala. (-ong, 200

aput suksedaneum adalah pembengkakan di&us jaringan lunak

kepala yang dapat melampaui sutura garis tengah.1elainan ini sebagai akibat

sekunder dari tekanan uterus atau dinding agina pada kepala bayi sebatas

Page 2: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 2/32

caput.1eadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya

menghilang dalam 2!3 hari setelah lahir.

2.  Sefalemat!ma

ephal 4aematome adalah perdarahan sub periosteal akibat

kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir, dan

tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah.

ephal haematom merupakan kumpulan darah di bawah

periosteum bisa singular atau bilateral, darah tidak melewati garis sutura

dari kepala bayi sehingga kepala bayi lembut atau empuk.5eberapa cephal

haematom terjadi pada garis linear tulang kepala dimana sebagian besar 

sembuh dengan baik.Tanda yang jelas dari &raktur kepala adalah daerah

yang tertekan dari kepala bayi, terutama sekali melebihi tulang parietal.Tipe

perlukan terjadi pada presentasi erteks ketika disporposi cephalopeliks

menyebabkan kesulitan dalam persalinan dan biasanya berpengaruh

terhadap tulang parietal sebagai presentasi, tetapi juga bisa berpengaruh

pada kedua tulang parietal (biparietal cephal haematom dan kadang terjadi

pada tulang oksipital.6aerah dari kepala yang tertekan meningkatkan

kemungkinan memotong dari tulang kepala yang mengalami perembesan

sampai menutupi dura otak.4al ini berhubungan dengan benturan yang

berlebihan dari kepala bayi dengan lingkar tulang panggul selama

persalinan, jaringan yang lunak dan keras dari kepala mengalami

kerusakan, periosteum mulai terkoyak dari tulang cranial dan disana

pengeluaran daerah merambat di bawah periosteum, akhirnya

menyebabkan bengkak yang besar. 5engkak tidak ada saat lahir tapi hanya

berkembang kira!kira 23 jam dan tidak melewati sutura. 1elainan ini muncul

beberapa jam setelah lahir, bisa bertambah besar dan agak lama

menghilang ($!+ bulan. 7ada gangguan yang luas dapat menimbulkan

anemia dan hiperbilirubinemia.1adang hematom tetap ada seperti

gumpalan yang keras di atas kepala seperti kalsium yang diletakkan.

".  #erdaraan Su$%aleal

7erdarahan subgaleal adalah perdarahan ke dalam kompartemen

subgaleal.1ompartemen subgaleal adalah ruang potensial yang berisi

 jaringan ikat tersusun longgar, terletak di bawah galea aponerosis, suatu

Page 3: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 3/32

selubung tendo yang menghubungkan otot &rontal dan oksipital dan

membentuk permukaan dalam kulit kepala. edera yang terjadi karena

gaya yang menekan, kemudian menarik kepala melalui pelic outlet.

&.  Eti!l!%i

Jejas dapat merupakan akibat dari ketrampilan atau perhatian

medis yang tidak tepat atau kurang, atau jejas dapat terjadi walaupun

terdapat ketrampilan dan kemampuan untuk melakukan perawatan

obstetrik, tidak bergantung pada suatu tindakan atau kelalaian.

%aktor predisposisi 8

a. %aktor Ibu 89 7rimigraida9 6isproporsi 1epala terhadap 7anggul

9 6istosia9 1elahiran yang lama9 7resentasi bokong9 :ligohidramnionb. %aktor 5ayi 89 7resentasi muka atau bokong9 55/'; atau sangat premature9 5ayi besar (<acrosomia9 5ayi dengan kepala yang besar 9 5ayi dengan kelainan bawaanc. Tindakan persalinan9 %orseps atau acuum ekstraksi9 =ersi dan ekstraksi

D.  #at!fisi!l!%i

Tekanan yang terjadi pada proses persalinan normal adalah pada

bagian sim&isis pubis, promontorium sakaralis, atau spina iskhiadikus ibu.

Tekanan tersebut akan membuat trauma pada kepala bayi dari yang

paling ringan yaitu kaput suksedaneum sampai pada &raktur kepala, dan

bisa diperberat dengan adanya proses persalinan dengan bantuan

mekanik (misalnya &orceps.

E.  Tanda Dan 'e(ala

Tanda dan gejala pada trauma kepala#jejas kranium berdasarkan jenis

 jejas yang terjadi pada kepala bayi.<enurut Nelson, 2000, jenis jejas kranium

terdiri dari 8

Page 4: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 4/32

$. 1aput suksedaneum adalah pembengkakan yang edematosa, kadang

ekimotik, dan di&us dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian

yang telah dilahirkan.

Tanda dan gejala 8

a. >danya oedema di kepalab. 7ada perabaan teraba lembut dan lunak.c. :edem melampaui sela!sela tulang tengkorakd. 5atas tidak jelas.e. 5iasanya menghilang dalam waktu 2!3 hari tanpa pengobatan

2. ?ritema, luka lecet, ekimosis pada jaringan lunak atau kulit kepala.

+. 7erdarahan subkonjungtia atau retina dan ptekie pada kulit kepala.

3. 'e&alhematoma adalah perdarahan subperiosteum, karena terbatas pasa $

permukaan tulang kranium. Tidak ada perubahan warna pada kulit kepalayang menutupi dan pembengkakan biasa tidak terlihat sampai beberapa jam

sesudah lahir, keran prosesnya lambat.

Tanda dan gejala 8

a. 1epala bengkak dan merah

b. 5atasnya jelas

c. 7ada perabaan mula!mula keras lambat laun lunak

d. <enghilang pada waktu beberapa minggu.

. %raktur tengkorak.

%raktur dapat terjadi akibat tekanan mekanis yang kuat misal pada

&orseps atau pada beberapa tulang ibu yang menonjol yaitu promontorium

atau spina iskhiadika saat persalinan bokong.%raktur linier adalah yang

paling sering terjadi.'ering &raktur tidak menimbulkan gejala kecuali disertai

 jejas yang jelas pada intrakranium.

).  K!mplikasi

1omplikasi yang mungkin terjadi (Nelson, 2000 8

$. 'yok

2. 7erdarahan intrakranium

+. 4iperbilirubinemia

3. 7rotuberansia tulang (pelebaran celah diploik

Page 5: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 5/32

. 1alsi&ikasi tulang

'.  #enatalaksanaan

'ebagian besar jejas kranium tidak diperlukan pengobatan khusus dan dapat

menghilang pada $ minggu!+ bulan tergantung lokasi dan beratnya kondisi.

7ada beberapa keadaan dapat diberikan &ototerapi yaitu bila terjadi

hiperbilirubinemia atau trans&usi bila ada perdarahan, atau penanganan

peningkatan TI1 sesuai prosedur yang ada.

**.  Asuan Kepera+atan

A.  #en%ka(ian

$. Identitas 8 lengkap, termasuk orang tua bayi

2. ;iwayat kesehatan 8

a. 1eluhan utama8 terutama pada jejas yang tampak dan sistem perna&asan 8

cyanosis, grunting , ;;, cuping hidung

Page 6: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 6/32

b. ;iwayat kesehatan 8 terutama umur kehamilan dan proses persalinan

+. 7emeriksaan %isik 8

a. 1eadaan umum 8 kesadaran, ital sign

b. 7emeriksaan &isik 8 terutama bagian kepala yang terdapat jejas atau bagian

lainnya yang mungkin terjadi.

c. 7emeriksaan persistem 8 terutama pada sistem yang terlibat langsung

• 'istem perna&asan 8 kesulitan dalam respirasi normal. ;e&raksi

strenum dan interkosta, na&as cuping hidung, cyanosis pada udara

kamar, grunting, respirasi cepat atau lambat

•  'istem kardioaskulaer 8 takikardia, nadi lemah#cepat, akral

dingin#hangat, cyanosis peri&er 

'istem gastrointestinal 8 muntah, kembung, peristaltikmenurun#meningkat

•  'istem perkemihan 8 keluaran urine, warna

B.  Dia%n!sa kepera+atan

$. 7er&usi jaringan tidak e&ekti& (spesi&ik serebral berhubungan dengan aliran

arteri dan atau ena terputus.2. 718 peningkatan TI1 dengan proses desak ruang akibat penumpukan cairan#

darah di dalam otak.+. 1ebersihan jalan na&as tak e&ekti& berhubungan dengan &isiologis (dis&ungsi

neuromuskuler.3. 71 8 >nemia. ;esiko aspirasi, &aktor resiko8 penurunan tingkat kesadaran, penurunan

&ungsi otot!otot perna&asan@. 4ipotermia berhubungan dengan berada di lingkungan yang dingin". ;esiko in&eksi

&.  Ren,ana Kepera+atan

N!

Dia%n!sa

Kepera+atan NO& N*&

$ 7er&usi jaringan tak

e&ekti& (spesi&ik sere!

bral b.d aliran arteri

dan atau ena

NO&

$. 'tatus sirkulasi

2. 7er&usi jaringan

serebral

M!nit!r Tekanan *ntra

Kranial

$. atat perubahan

respon klien terhadap

Page 7: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 7/32

terputus, dengan

batasan karak

teristik8

! 7erubahan

respon motorik

! 7erubahan

respon pupil

+. 'etelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama A.B 23

 jam, klien mampu

men!capai 8

'tatus sirkulasi

dengan indikator8

  Tekanan darah

sis!tolik dan

diastolik dalam

rentang yang

diharapkan

  Tidak ada

ortostatik

hipotensi

  Tidak ada

tanda!tanda 7TI1

7er&usi jaringan

serebral, dengan

indikator 8

  Tingkat

kesadaran klien

membaik

stimu!lus # rangsangan

2. <onitor TI1 klien dan

respon neurologis

terhadap aktiitas

+. <onitor intake dan

output

3. 7asang restrain, jika

perlu

. <onitor suhu dan

angka leukosit

@. 1aji adanya kaku kuduk

". 1elola pemberian

antibiotik

). 5erikan posisi dengan

kepala eleasi +0!

30:dengan leher dalam

posisi netral

. <inimalkan stimulus

dari lingkungan

$0. 5eri jarak antar 

tindakan keperawatan

untuk meminimalkan

peningkatan TI1

$$. 1elola obat obat

untuk mempertahankan

TI1 dalam batas spesi&ik

M!nit!rin% Neur!l!%is

2/201

$. <onitor ukuran,

kesimetrisan, reaksi dan

bentuk pupil

2. <onitor tingkat

kesadaran klien

+. <onitor tanda!tanda

Page 8: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 8/32

ital

3. <onitor muntah

. <onitor respon klien

terhadap pengobatan

@. 4indari aktiitas jika

TI1 meningkat

". :bserasi kondisi &isik

klien

Terapi Oksi%en ""201

$. 5ersihkan jalan na&as

dari secret

2. 7ertahankan jalan

na&as tetap e&ekti& 

+. 5erikan oksigen sesuai

instruksi

3. <onitor aliran oksigen,

kanul oksigen, dan

humidi&ier 

. :bserasi tanda!tanda

hipoentilasi

@. <onitor respon klien

terhadap pemberian

oksigen

2 718 peningkatan

tekan!an intrakranial

b.d pro!ses desak

ruang akibat

penumpukan cairan #

darah di dalam otak

(arpenito, $

Batasan

karakteristik

  7enurunan

'etelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ....B 23

 jam dapat

mencegah atau

meminimalkan

komplikasi dari

peningkatan TI1,

dengan kriteria 8

9 1esadaran stabil

$. 7antau tanda dan

gejala peningkatan TI1

C 1aji perubahan tanda!

tanda ital

C 1aji respon pupil

C atat gejala dan tanda!

tanda8 muntah, lethargi,

gelisah, na&as keras,

gerakan tak bertujuan.

2. Tinggikan kepala +0!

30: jika tidak ada kontra

Page 9: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 9/32

kesadar!an (gelisah

  7erubahan

motorik dan persepsi

sensasi

  7erubahan tanda

i!tal (T6 meningkat,

nadi kuat dan

lambat

  7upil melebar, re!

&lek pupil menurun

  <untah

(orien!asi baik

9 7upil isokor,

diameter $mm

9 ;e&lek baik

9 Tidak muntah

indikasi

+. 4indarkan situasi atau

manuer sebagai berikut8

C <asase karotis

C %leksi dan rotasi leher 

berlebihan

3. 7ertahankan

lingkungan yang tenang

. 4indarkan pelaksanaan

urutan aktiitas yang

dapat meningkatkan TI1

(misal8 batuk,

penghisapan,

pengubahan posisi,

meman!dikan

@. 5atasi waktu

penghisapan pada tiap

waktu hingga $0 detik

". 4iperoksigenasi dan

hiperentilasi klien se!

belum dan sesudah

penghisapan

). 7ertahankan entilasi

optimal melalui posisi

yang sesuai dan

penghisapan yang

teratur 

. Jika diindikasikan,

lakukan protokol atau

kolaborasi dengan dokter 

untuk terapi obat yang

mungkin termasuk

sebagai berikut8

9 'edasi, barbiturat

(menurunkan laju meta!

Page 10: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 10/32

bolisme serebral

9 >ntikonulsan

(mencegah kejang

9 6iuretik osmotik

(menurunkan edema

serebral

9 6iuretik non osmotik

(mengurangi edema

serebral

9 'teroid (menurunkan

permeabilitas kapiler,

membatasi edema

serebral

9 7antau status hidrasi,

ealuasi cairan masuk

dan keluar

+ 1ebersihan jalan

na&as tak e&ekti& 

berhubungan

dengan &isiologis

(dis&ungsi

neuromuskuler,

dengan batasan

karakteristik8

D6yspnea, penurunan

suara na&as

D1elainan suara na&as

(ronchi

D7roduksi sputum

banyak

D7erubahan &rekuensi

dan irama na&as

'etelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama

....E23jam,

diharapkan klien

menunjukkan

 jalan na&as yang

paten.

N:8 respiratory

status8 airway

patency (03$0

Indikator8

D%rekuensi na&as

30!@0B#menit

DIrama na&as teratur 

D'putum dapat

dikeluarkan dari

$. <anajemen jalan na&as

D5uka jalan na&as,

gunakan teknik chin li&t

atau jaw trust bila perlu

D7osisikan klien untuk

memaksimalkan entilasi

DIdenti&ikasi klien perlunya

pemasangan alat jalan

na&as buatan

D7asang mayo bila perlu

D/akukan &isioterapi dada

bila perlu

D1eluarkan sekret dengan

suction

D>uskultasi suara na&as,

catat adanya suara

berlebihan

D/akukan suction pada

mayo

Page 11: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 11/32

 jalan na&as

DTak ada suara

na&as tambahan

D5erikan bronchodilator 

bila perlu

D5erikan pelembab udara

D>tur intake cairan utuk

mengoptimalkan

keseimbangan

D<onitor respirasi dan

status oksigen

2. 'uction jalan na&as

(+$@0

D7astikan kebutuhan oral

suctioning

D>uskultasi suara na&as

sebelum dan sesudah

suctioning

DIn&ormasikan pada klien

dan keluarga tentang

suctioning

D5erikan oksigen dengan

menggunakan hood

untuk mem&asilitasi

suction nasotrakheal

DFunakan alat yang steril

setiap melakukan

tindakan

D4entikan suction dan

berikan :2 apabila klien

menunjukkan bradikardia

dan peningkatan saturasi

:2

3 ;esiko aspirasi,

&aktor resiko8

Dpenurunan tingkat

kesadaran

'etelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ....B23jam

$. 'uction jalan na&as

(+$@0

/ihat diagnosa $

Page 12: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 12/32

Dpenurunan &ungsi

otot!otot perna&asan

klien mampu

mencapai8

$. ;espiratori

status8 entilasi

(pertukaran gas

dalam paru

030+, indikator8

DIrama na&as teratur 

D;;8 30!@0 B#mnt

D?kspansi dada

simetris

D5erna&as spontan#

mudah

D'uara na&as bersih

DTak ada retraksi

dada

DTak ada suara

na&as tambahan

2. ;espiratori

status8 gas

eBchange

(pertukaran gas

:2 dan :2 di

aleoli (0302

indikator8

D5erna&as mudah

DTak ada dyspnea

DTak ada cyanosis

D'aturasi :2 )!

$00

D7a:2 "0!$00

mm4g dan

7a:2 +!3

mm4g, jika klien

memakai

2. 7encegahan aspirasi

(+200

D<onitor tingkat

kesadaran, re&lek

menelan, gangguan

re&lek, dan kemampuan

menelan

D<onitor status paru paru

D7ertahankan jalan na&as

DJaga suction selalu siap

pakai

Dek posisi NFT sebelum

memberikan makanan

Dek residu NFT sebelum

memberikan makanan

D4indari memasukkan

makanan jika residu

masih banyak

D7osisikan kepala#

tinggikan bed +0!30

menit setelah pemberian

makanan

+. <onitoring ;espirasi

(++0

D<onitor rata rata,

kedalaman, irama, dan

usaha respirasi

Datat pergerakan dada,

amati kesimetrisan,

penggunaan otot otot

tambahan, retraksi otot

supra klaikula, dan

intercostals

D<onitor suara na&as

Page 13: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 13/32

entilator seperti dengkur# ngorok

D<onitor pola na&as,

bradipnea, takipnea,

kusmaul, hiperentilasi,

cheyne stokes, biot.

D7alpasi kesamaan

ekspansi paru

D7erkusi thorak anterior 

dan posterior dari apeks

sampai basis bilateral

Datat lokasi trachea

D<onitor kelelahan otot

dia&ragma (gerakan

paradoksi

D>uskultasi suara na&as,

catat area penurunan

atau tak adanya entilasi

dan suara tambahan

DTentukan kebutuhan

suction dengan

mengauskultasi cracles

dan ronchi pada jalan

na&as utama

D>uskultasi suara paru

setelah tindakan untuk

mengetahui hasilnya

D<onitor hasil entilasi

mekanik, catat

peningkatan tekanan

inspirasi dan penurunan

tidal olume (jika klien

memakai entilator

Datat perkembangan

'a:2, dan tidal :2,

perubahan >F6 (jika

Page 14: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 14/32

klien memakai entilator

D<onitor kemampuan klien

untuk batuk e&ekti& 

D<onitor sekret respirasi

klien

Datat onset, karakteristik,

dan durasi batuk

D<onitor dyspnea dan

kejadian yang

meningkatkan atau

memperburuk respirasi

D5uka jalan na&as dengan

chin li&t atau jaw trust k#p

D7osisikan klien pada satu

sisi untuk mencegah

aspirasi

D/akukan resusitasi k#p

D/akukan tindakan terapi

respiratori

3. 7osisioning# mengatur 

posisi (0)30

D>tur posisi klien semi

&owler, ekstensi kepala

D<iringkan kepala bila

muntah

4ipotermia

berhubungan

dengan berada di

lingkungan yang

dingin

5atasan karakteristik

8

! 7enurunan suhu

tubuh di bawah

'etelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama A..B 23

 jam hipotermia

tidak terjadi

dengan kriteria 8

! suhu aksila

+@,!+"

4ipotermia Treatment

! 7indahkan bayi dari

lingkungan yang dingin

ke dalam

lingkungan#tempat yang

hangat (didalam

inkubator atau lampu

sorot

! segera ganti pakaian

Page 15: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 15/32

rentang normal

! pucat

! menggigil

! kulit dingin

! dasar kuku sianosis

! pengisian kapiler 

lamabat

! ;; 30!@0

kali#menit

! warna kulit

merah muda

! pasien tidak

gelisah

! pasien tidak

letargi

pasien yang dingin dan

basah dengan pakaian

yang hangat dan kering,

berikan selimut

! monitor gejala dari

hopotermia 8 &atigue,

lemah, apatis,

perubahan warna kulit

! monitor status

perna&asan

! monitor intake dan

output

#ENAN'ANAN 'AAT DARURAT #ADA BA3*TA

6unia international sudah menetapkan rumusan dalam menangani

7enderita Fawat 6arurat, yaitu 8 >56? (>ir -ay, 5reathing and =entilation,

irculation, 6isability, ?Bposure. >irway ditempatkan pada urutan pertama

karena masalah airway akan mematikan paling cepat.

A. A*RA4

Page 16: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 16/32

Fangguan airway dapat timbul secara total G mendadak tetapi

sebaliknya bisa secara bertahap dan pelan!pelan. Takhipnea merupakan

tanda awal yang samar!samar akan adanya gangguan terhadap airway.

 >danya ketakutan G gelisah merupakan tanda hipoksia oleh karena itu harus

selalu secara berulang!ulang kita nilai airway ini terutama pada penderita

yang tidak sadar. 7enderita dengan gangguan kesadaran oleh karena cidera

kepala obat!obatan atau alkohol, cedera toraks, aspirasi material muntah

atau tersedak mungkin sekali terjadi gangguan airway. 6isini diperlukan

intubasi endotrakheal yang bertujuan 83

$. <embuka airway

2. <emberikan tambahan oksigen

+. <enunjang entilasi

3. <encegah aspirasi

7enanganan sumbatan airway karena pangkal lidah pada penderita

dengan kemungkinan patah tulang leher dapat dilakukan secara manual

dengan tindakan chin li&t dan jaw thrust.

Tanda-tanda Obyektif Sumbata Airway 

$. /ook

Terlihat pasien gelisah dan perubahan kesadaran. Ini merupakan gejala

adanya hipoksia dan hipercarbia. 7asien terlihat cyanosis terutama pada kulit

sekitar mulut, ujung jari kuku. Juga terlihat adanya kontraksi dari otot

perna&asan tambahan.

2. /isten

6isini kita dengarkan apakah ada suara seperti orang ngorok, kumur!kumur,

bersiul, yang mungkin berhubungan dengan adanya sumbatan partial pada

&arink#larink. $,2,3

+. %eel

1ita bisa rasakan bila ada sumbatan udara terutama pada saat ekspirasi bila

kedudukan trackhea di linea media. $,2,3

Page 17: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 17/32

Fambar $. ara ealuasi obyekti& sumbata airway

7engenalan adanya gangguan jalan na&as G entilasi harus bisa

dilakukan secara cepat G tepat. 5ila memang ada harus secepatnya gangguan

 jalan na&as dan entilasi ini untuk segera diatasi. 4al penting ini untuk menjamin

oksigenasi ke jaringan. 4aruslah diingat setiap tindakan untuk menjamin airway

yang baik harus selalu dengan penekanan untuk selalu menjaga cerical spine

terutama pada penderita dengan trauma dan cedera di atas claikula. 7ada

setiap penderita dengan gangguan saluran na&as, harus selalu secara cepatdiketahui apakah ada benda asing, cairan isi lambung, darah di saluran na&as

bagian atas. 1alau ada harus segera dicoba untuk dikeluarkan bisa dengan jari,

suction. 'uatu saat bila dilapangan ada penderita dengan sumbatan jalan na&as

misal tersedak makanan abdominal trust akan sangat berguna. $,2,3

Teknik-teknik Mempertahankan Airway :

7ada penderita dengan kehilangan kesadaran mungkin sekali lidah akan

 jatuh ke belakang dan menutupi hipo&arink dan menimbulkan sumbatan jalan

na&as. Ini bisa ditolong dengan jalan 8

a. hin li&t

Tindakan chin li&t dilakukan dengan cara jari jemari salah satu tangan

diletakan dibawah rahang, kemudian secara hati!hati diangkat keatas

arah depan. Ibu jari tangan yang sama, dengan ringan menekan bibir 

bawah untuk membuka mulut. Ibu jari dapat juga diletakan dibelakang gigi

seri bawah dan secara bersamaan mengangkat dagu dengan hati!hati.

Page 18: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 18/32

<anuer chin li&t tidak boleh menyebabkan hiperekstensi leher, terutama

pada penderita trauma dengan kemungkinan mengalami patah tulang

leher yang ditandai dengan8 $. >danya jejas atau perlukaan diatas

klaikula. 2.>danya trauma kepala disertai penurunan kesadaran.

+.<ultiple trauma. 3.5iomekanik mendukung.

Fambar 2. hin /i&t pada bayi dan anak

b. Jaw thrust

Tindakan jaw thrust (mendorong rahang dilakukan dengan cara

memegang sudut rahang bawah (angulus mandibulae dan mendorong

rahang bawah kedepan. keuntungan melakukan tindakan ini adalah dapat

sekaligus melakukan &iksasi kepala agar selalu pada posisi segaris (in

line, selain itu bila cara ini dilakukan sambil baging atau memegang bag-

valve dapat dicapai kerapatan yang baik dan entilasi yang adekuat.@

Jika ada dugaan trauma leher dan tulang belakang stabilisasi leher dan

gunakan Jaw thrust tanpa 4ead tilt. /etakkan jari ke 3 dan di belakang

angulus mandibula dan gerakkan ke atas sehingga rahang terangkat ke

atas membentuk sudut 0o

 terhadap badan (lihat gambar di bawah. /ihatrongga mulut dan keluarkan benda asing bila ada dan bersihkan sekret

dari rongga mulut. ?aluasi jalan napas dengan melihat pergerakan

dinding dada, dengarkan suara napas dan rasakan udara napas.

Page 19: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 19/32

Fambar +. Jaw Thrust

 Airway Definitif 

6isini ada pipa dalam trakhea dengan balon yang dikembangkan,

dimana pipa ini dihubungkan dengan alat bantu perna&asan yang diperkaya

dengan oksigen. ara 8 oratracheal, nasotracheal G surgical (krikotiroidotomi

atau trakheotomi. Indikasi pemasangan airway de&initi& bila ditemukan

adanya temuan klinis 8

a. >pnueb. 1etidakmampuan mempertahankan airway yang bebas dengan cara yang

lainc. Hntuk melindungi airway bagian bawah dari aspirasi darah atau

muntahand. >danya ancaman segera sumbatan airway oleh karena cidera inhalasi

patah tulang wajah hematoma retropharingeal.

idera kepala tertutup yang memrlukan bantuan na&as (F' ). 6ari

ketiga cara ini yang terbanyak dipakai adalah endotrakheal

(naso#orotrakheal. 7emilihan naso#orotrakheal intubation tergantung

pengalaman dokter. 1edua teknik ini aman dan e&ekti& bila dilakukan dengan

tepat. 4aruslah diingat pada pemasangan endotrakheal tube ini harus selalu

dijaga aligment dari columna ertebralis dengan cerikal.3,

 Airway Definitif Surgical 

Ini dikerjakan bila ada kesukaran atau kegagalan didalam memasang

endotrakheal intubasi. 7ada keadaan yang membutuhkan kecepatan lebih

dipilih krikotireodektomi dari pada tracheostomi.3,

a. Needle cricothyroidoktomi

Page 20: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 20/32

ara dengan menusukkan jarum lewat membran krikotiroid, ini hanya

bisa memberikan oksigen dalam waktu yang pendek (+0!3 menit. 6isini

dipakai jarum no $2!$3 (anak $@!$) tahun

b. 'urgical cricothyroidoktomi

7enderita tidur posisi supinasi sesudah dilakukan anestesi lokal buat

irisan kulit tranersal sampai membran cricothyroid lubang ini bisa

dilebarkan dengan gagang pisau dengan cara memutar 0 derajad. 6isini

bisa dipakai tracheostomi tube atau endotracheal tube. 4ati!hati dengan

cartilago cricoid terutama pada anak!anak (teknik ini tidak dianjurkan

pada anak dibawah $2 tahun, hal ini dikarenakan cartilago cricoid

merupakan penyangga trachea bagian atas.

1etidakmampuan untuk memberikan oksigenasi ke jaringan tubuh

terutama ke otak dan organ ital yang lain merupakan pembunuh tercepat

pada pasien. :leh karena itu airway yang baik merupakan prioritas

pertama pada setiap penderita gawat darurat.

1ematian!kematian dini karena masalah airway 8

$. 1egagalan mengetahui adanya kebutuhan airway

2. 1etidakmampuan untuk membuka airway

+. 1egagalan mengetahui adanya airway yang dipasang secara keliru

3. 7erubahan letak airway yang sebelumnya telah dipasang

. 1egagalan mengetahui adanya kebutuhan entilasi

@. >spirasi isi lambung, darah

B. BREAT5*N'

Jenis!jenis suara na&as tambahan karena hambatan sebagian

 jalan na&as8 a.'noring8 suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan

adanya kebuntuan jalan napas bagian atas olehbenda padat, jika

terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung dengan cara

cross!&inger untuk membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan

 jari telunjuk tangan yang digunakan untukchin li&t tadi, ibu jari mendorong

rahang atas ke atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah. /ihatlah

apakah ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg8 gigi

Page 21: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 21/32

palsu dll. 7indahkan benda tersebut. b. Fargling 8 suara seperti

berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan yang disebabkan

olehcairan (eg8 darah, maka lakukanlah cross!&inger(seperti di atas, lalu

lakukanlah &inger!sweep (sesuainamanya, menggunakan 2 jari yang

sudah dibalut dengan kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan!

cairan. c.rowing 8 suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan

karena pembengkakan (edema pada trakea,untuk pertolongan pertama

tetap lakukan maneuer head tilt and chin li&t atau jaw thrust saja.3,

7ada anak!anak, masalah airway yang sering muncul adalah

obstruksi yang diakibatkan oleh aspirasi benda asing yang di makan.

Sekitar 70% kejadian aspirasi benda asing terjadi pada anak berumur kurang dari 3 tahun. Hal ini terjadi karena anak seumur itu sering tidak 

terawasi, lebih aktif, dan cenderung memasukkan benda apapun ke

dalam mulutna.

 >spirasi benda asing ke dalam saluran napas akan menimbulkan

gejala sumbatan jalan napas. Fejala klinik yang timbul tergantung pada

 jenis benda asing, ukuran, si&at iritasinya terhadap mukosa, lokasi, lama

benda asing di saluran napas, dan ada atau tidaknya komplikasi.

7enderita umumnya datang ke rumah sakit pada &ase asimptomatik. 7ada

&ase ini keadaan umum penderita masih baik dan &oto toraks belum

memperlihatkan kelainan. 7ada &ase pulmonum, benda asing di bronkus

utama atau cabang!cabangnya akan menimbulkan gejala batuk, sesak

napas yang makin lama semakin bertambah berat, pada auskultasi

terdengar ekspirasi memanjang dengan mengi, dan dapat disertai

demam.+,3

%aktor predisposisi yang dapat menyebabkan terjadinya aspirasi

benda asing adalah8 usia yaitu pada anak!anak, dimana mereka sering

memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut, gigi geligi yang belum

lengkap dan re&leks menelan yang belum sempurna. 1edua, jenis

kelamin, lebih sering pada laki!laki. 1etiga, lingkungan dan kondisi sosial.

?mpat, kegagalan mekanisme proteksi, misalnya penurunan kesadaran,

keadaan umum buruk, penyakit serebroaskuler, dan kelainan neurologik.

Page 22: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 22/32

1elima, &aktor kecerobohan, misalnya kebiasaan menaruh benda di

mulut, makan dan minum tergesa!gesa.3,

%aktor &isiologik dan sosiologik lain yang juga merupakan &aktor predisposisi antara lain8 pertumbuhan gigi belum lengkap, belum

terbentuk gigi molar, belum dapat menelan makanan padat secara baik,

kemampuan anak membedakan makanan yang dapat dimakan dan tidak

dapat dimakan belum sempurna. 5enda tersangkut pada saat makan

sambil tertawa, bicara menangis, dan berlari. 7ada orang tua, terutama

yang mempunyai gangguan neurologis dan berkurangnya re&leks

menelan dapat disebabkan oleh pengaruh alkohol, stroke, parkinson,

trauma, dementia juga mempunyai risiko yang besar untuk terjadinyaaspirasi.3,

7ada anak adanya riwayat teraspirasi benda asing sangat

membantu dalam menegakkan diagnosis pada banyak kasus. 1ecurigaan

adanya aspirasi benda asing muncul bila terdapat gejala batuk yang

paroksisimal ( par!"smal c!ughing  yang timbul tiba!tiba, rasa tercekik

(ch!king  pada waktu makan atau choking#coughing yang timbul bila

diketahui adanya objek yang kecil atau partikel makanan terutama kacangdi dalam jangkauan si anak. >nak yang telah mendapat terapi sebagai

asma, bronkitis atau pneumonia dan tidak respon dengan pengobatan

medik yang sesuai atau adanya gangguan napas yang tidak dapat

dijelaskan penyebabnya, kemungkinan akan adanya aspirasi benda asing

musti dipertimbangkan terutama dengan mengi unilateral walaupun tidak

ada riwayat aspirasi.3,

Fejala awal aspirasi akut dapat ditandai dengan episode yangkhas yaitu ch!king K (rasa tercekik, gagging K (tersumbat, sputtering K

(gagap, whee#ing K (napas berbunyi,  par!"smal c!ughing , serak,

dis&onia sampai a&onia dan sesak napas tergantung dari derajat

sumbatan. $h!king  atau c!ughing  timbul pada hampir anak dengan

aspirasi benda asing dan 0 diantaranya mempunyai gejala stridor 

inspirasi atau whee#ing   ekspirasi, dengan pemanjangan ekspirasi dan

ronki.3,,@

Page 23: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 23/32

5enda asing yang tersangkut di trakea akan menyebabkan stridor,

dapat ditemukan dengan auskultasi (audible strid!r dan palpasi di daerah

leher ( palpat!r thud . Jika benda asing menyumbat total trakea akan

timbul sumbatan jalan napas akut yang memerlukan tindakan segera

untuk membebaskan jalan napas. Fejala pada dewasa umumnya sama

dengan gejala pada anak tetapi gejala paru termasuk edema paru banyak

ditemukan.@

5ila anak batuk atau dengan whee#ing   yang dicurigai terjadi

aspirasi benda asing di saluran napas tetapi dengan saluran napas yang

masih bebas, jangan melakukan interensi apapun, segera kirim ke

rumah sakit terdekat yang diperkirakan mempunyai &asilitas yang cukupuntuk melakukan tindakan ekstraksi benda asing. 5ronkoskop kaku

dengan kontrol pernapasan merupakan pilihan utama untuk kasus benda

asing di traktus trakeobronkial. 1ebanyakan pasien yang datang ke

pelayanan tertier telah melewati &ase darurat akut. 5ila terdapat gangguan

 jalan napas berat atau adanya obstruksi total dan benda asing tidak tajam

lakukanlah back bl!ws, abd!minal thrusts  atau Heimlich. <etode ini

tergantung umur penderita.@

7ada bayi yang berumur kurang dari $ tahun8 /etakkan bayi pada

lengan atau paha dengan posisi kepala lebih rendah. 5erikan pukulan

dengan mengunakan tumit dari telapak tangan pada bagian belakang

bayi (interskapula. Tindakan ini disebut 5ack blows. 5ila obstruksi masih

tetap, balikkan bayi menjadi terlentang dan berikan pijatan dada dengan

menggunakan 2 jari, satu jari di bawah garis yang menghubungkan kedua

papila mamae (sama seperti melakukan pijat jantung. Tindakan ini

disebut hest thrusts. 5ila obstruksi masih tetap, ealuasi mulut bayi

apakah ada bahan obstruksi yang bisa dikeluarkan. 5ila diperlukan, bisa

diulang dengan kembali melakukan pukulan pada bagian belakang

bayi.@

Page 24: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 24/32

 

Fambar 3. 7enanganan pada obstruksi benda padat pada bayi

7ada anak yang berumur lebih dari $ tahun, maka

penanganannya adalah8 /etakkan anak dengan posisi tengkurap dengan

kepala lebih rendah. 5erikan pukulan dengan menggunakan tumit dari

telapak tangan pada bagian belakang anak (interskapula 5ila obstruksi

masih tetap, berbaliklah ke belakang anak dan lingkarkan kedua lengan

mengelilingi badan anak. 7ertemukan kedua tangan dengan salah satu

mengepal dan letakkan pada perut bagian atas (di bawah sternum anak,

kemudian lakukan hentakan ke arah belakang atas (lihat gambar.

/akukan perasat 4eimlich tersebut sebanyak kali. 5ila obstruksi masih

Page 25: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 25/32

tetap, ealuasi mulut anak apakah ada bahan obstruksi yang bisa

dikeluarkan. 5ila diperlukan bisa diulang dengan kembali melakukan

pukulan pada bagian belakang anak.@

Fambar . 7enanganan obstruksi benda padat pada anak

7ersiapan ekstraksi benda asing harus dilakukan sebaik!baiknya

dengan tenaga medis#operator, kesiapan alat yang lengkap. 5esar dan

bentuk benda asing harus diketahui dan mengusahakan duplikat benda

asing serta cunam yang sesuai benda asing yang akan dikeluarkan.

5enda asing yang tajam harus dilindungi dengan memasukkan benda

tersebut ke dalam lumen bronkoskop. 5ila benda asing tidak dapat masuk

ke lumen alat maka benda asing kita tarik secara bersamaan dengan

bronkoskop.@

6i Instalasi Fawat 6arurat, terapi suporti& awal termasuk

pemberian oksigen, monitor jantung dan pulse !"metri  dan pemasangan

I= dapat dilakukan. 5ronkoskopi merupakan terapi pilihan untuk kasus

aspirasi. 7emberian steroid dan antibiotik preoperati& dapat mengurangi

komplikasi seperti edema saluran napas dan in&eksi. <etilprednisolon 2

mg#kg I= dan antibiotik spektrum luas yang cukup mencakup

Page 26: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 26/32

Strept!k!kus hem!litik   dan Staphl!c!ccus aureus  dapat

dipertimbangkan sebelum tindakan bronkoskopi. @,"

;iwayat, pemeriksaan &isik dan radiologi sering menunjukkandugaan benda asing saluran napas tanpa diagnosis pasti. 7ada keadaan

ini harus dibuktikan adanya benda asing secara endoskopi untuk

menyingkirkan dari diagnosis di&erensial. 1eterlambatan mengeluarkan

benda asing akan menambah tingkat kesulitan terutama pada anak, tetapi

ahli endoskopi menyatakan walaupun bronkoskopi harus dilakukan pada

waktu yang tepat dan cepat untuk mengurangi risiko komplikasi terapi

tidak harus dilakukan terburu!buru tanpa persiapan yang baik dan hati!

hati. 7enatalaksanaan dan teknik ekstraksi benda asing harus dinilaikasus per kasus sebelum tindakan ekstraksi.@,"

&. Sirkulasi

7enyebab terbesar pasien yang mengalami shook dan berakhir 

dengan kematian adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak.

:leh karenanya pasien dengan trauma dan hipotensi, harus segera

ditangani sebagai pasien hipoolemi sampai bisa dibuktikan bahwa

hipotensinya disebabkan oleh sebab yang lain. 'eperti diketahui, olume

darah manusia dewasa adalah " dari berat badan, anak )! dari 55.

Terapi resusitasi cairan yang agresi& harus segera dimulai begitu ada

tanda dan gejala klinis adanya kehilangan darah muncul. 'angatlah

berbahaya bila menunggu sampai tekanan darah menurun.+,3,

7eriksa tanda kegawatdaruratan dalam 2 tahap83

• Tahap $8 7eriksa jalan napas dan pernapasan, bila terdapat masalah,

segera berikan tindakan untuk memperbaiki jalan napas dan berikan

napas bantuan.• Tahap 28 'egera tentukan apakah anak dalam keadaan syok, tidak

sadar, kejang, atau diare dengan dehidrasi berat.

5ila didapatkan tanda kegawatdaruratan8

7anggil tenaga kesehatan pro&esional terlatih bila memungkinkan,

tetapi jangan menunda penanganan. Tetap tenang dan kerjakan dengan

tenaga kesehatan lain yang mungkin diperlukan untuk membantu

memberikan pertolongan, karena pada anak yang sakit berat seringkali

Page 27: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 27/32

memerlukan beberapa tindakan pada waktu yang bersamaan. Tenaga

kesehatan pro&esional yang berpengalaman harus melanjutkan penilaian

untuk menentukan masalah yang mendasarinya dan membuat rencana

penatalaksanaannya. /akukan pemeriksaan laboratorium

kegawatdaruratan (darah lengkap, gula darah, malaria. 1irimkan sampel

darah untuk pemeriksaan golongan darah dan cross!match bila anak

mengalami syok, anemia berat, atau perdarahan yang cukup banyak.

'etelah memberikan pertolongan kegawatdaruratan, lanjutkan segera

dengan penilaian, diagnosis dan penatalaksanaan terhadap masalah

yang mendasarinya.

 >nak dengan tanda prioritas harus didahulukan untuk

mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut dengan segera

(tanpa menunggu giliran. 7indahkan anak ke depan antrean. 5ila ada

trauma atau masalah bedah yang lain, segera cari pertolongan bedah.

D. D*SAB*3*T4

?aluasi secara cepat dilakukan dan dikerjakan pada tahap akhir 

dan primary surey dengan menilai kesadaran dan pupil penderita.

 > 8 >lert

= 8 ;espon to okal stimulation

7 8 respon only to pain&ul stimulation

H 8 Hnresponsie

Flasgow coma scale merupakan penilaian yang lebih rinci, bila ini

tidak dikerjakan di primary surey bisa dikerjakan di secondary surey.

E. E6#OSURE

6isini semua pakaian pasien dibuka. 4al ini akan sangat membantu

pemeriksaan lebih lanjut. 4arus diingat disini pasien dijaga agar tidak jatuh ke

hipotermia dengan jalan diberikan selimut.

). SE&ONDAR4 SUR7E4

6ikerjakan bila primary surey dan resusitasi selesai dilakukan.

6isini dilakukan ealuasi yang lebih teliti mulai dari kepala sampai ujung

kaki penderita, juga F' bisa dikerjakan lebih teliti bila pada primary

surey belum sempat dikerjakan.

Page 28: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 28/32

Ke(an%

'ebelum kejang biasanya anak akan menderita demam yang

tinggi sekitar +) ! 30 derajat elcius. 7ada saat demam ini, kekejangan

yang terjadi, tergantung kekuatan tubuh si anak. 5anyak anak demam

tinggi dan kejang setelah melakukan imunisasi. 5iasanya setelah

imunisasi, dokter memberi resep obat penurun panas untuk segera

diminumkan ke si kecil.

%aktor resiko pertama yang penting pada kejang demam adalah

demam. 'elain itu juga terdapat &aktor riwayat kejang demam pada orang

tua atau saudara kandung, perkembangan terlambat, problem pada masaneonatus, anak dalam pengawasan khusus, dan kadar natrium rendah.

'etelah kejang demam pertama, kira!kira ++ anak akan mengalami satu

kali rekurensi atau lebih, dan kira!kira anak mengalami + kali

rekurensi atau lebih. ;esiko rekurensi meningkat pada usia dini, cepatnya

anak mendapat kejang setelah demam timbul, temperature yang sangat

rendah saat kejang, riwayat keluarga kejang demam, dan riwayat

keluarga epilepsi.

6ua puluh sampai 2 penderita kejang demam mempunyai

keluarga dekat (orang!tua dan saudara kandung yang juga pernah

menderita kejang demam. Tsuboi  mendapatkan bahwa  insiden kejang

demam pada orang tua penderita kejang demam ialah $" dan pada

saudara kandungnya 22. 6elapan!puluh persen dari kembar monosigot

dengan kejang demam adalah konkordans untuk kejang demam.

1ebanyakan peneliti mendapat kesan bahwa kejang demam diturunkan

secara dominan dengan penetrasi yang mengurang dan ekspresi yang

berariasi, atau melalui modus poligenik. 

7ada penderita kejang demam risiko saudara kandung berikutnya

untuk mendapat kejang demam ialah $0. Namun bila satu dari orang!

tuanya dan satu saudara pernah pula mengalami 16, kemungkinan ini

meningkat menjadi 0.

1ejang yang sering terjadi pada anak adalah kejang kontraksi otot

yang berlebihan di luar kehendak. 1ejang semacam itu terjadi saat suhu

tubuh meningkat. 1ejang ini disebut kejang demam atau mengejangnya

Page 29: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 29/32

otot!otot pangkal tenggorok sebagai akibat menyempitnya jalan napas

yang disebut kejang laring. 7enyakit yang di mani&estasikan kejang yaitu

penyakit kejang demam, epilepsi atau tuberkolusis intrakranial atau orang

awam menyebutnya T5 otak.

1ejang demam dapat berjalan singkat dan tidak berbahaya. Tapi

bila kejang mencapai $ menit dapat membahayakan si kecil, karena bisa

menyebabkan kerusakan otak sehingga dapat menyebabkan epilepsi,

kelumpuhan bahkan bisa menyebabkan retardasi atau keterbelakangan

mental. 1ejang demam dialami 2!+ persen anak!anak.

1ejang demam terbagi dua, yaitu kejang demam yang sederhana

dan kejang demam yang akibat penyakit lain atau gangguan dalam

tengkorak kepala. 1ejang sederhana dengan ciri!ciri menyerang anak

usia 3 bulan sampai 3 tahun, kejang berlangsung tidak lebih dari $

menit, kejang timbul dalam $@ jam demam pertama, &rekuensi demam

kurang dari 3 kali dalam setahun.

1ejang dapat timbul pula ketika si kecil menderita muntah dan

diare. 1ejang bisa pula timbul tanpa demam, yaitu disebabkan gangguan

elektrolit darah akibat muntah dan diare, sakit lama yang menyebabkan

gula darah rendah, asupan makan yang kurang, atau menderita kejang

yang sudah lama dialami akibat epilepsi. 1ejang akibat kelainan

neurologis atau gangguan perkembangan, berlangsung lebih dari $

menit.

7enanganan kejang demam yang bisa dilakukan di rumah yaitu

menangani demam sebelum anak menjadi kejang. 'egera beri obat

penurun panas begitu suhu tubuh anak melewati angka +", . 1ompres

dengan lap hangat (yang suhunya kurang lebih sama dengan suhu badan

si kecil. Jangan kompres dengan air dingin, karena dapat menyebabkan

bangkitan kuat di otak antara suhu panas tubuh si kecil dengan kompres

dingin tadi. >gar si kecil tidak cedera, pindahkan benda!benda keras atau

tajam yang berada dekat anak. . Tak perlu menahan mulut si kecil agar 

tetap terbuka dengan mengganjal#menggigitkan sesuatu di antara giginya.

. <iringkan posisi tubuh si kecil agar penderita tidak menelan

cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu pernapasannya.

Jangan memberi minuman#makanan segera setelah berhenti kejang

karena hanya akan berpeluang membuat anak tersedak.

Page 30: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 30/32

'aat menghadapi si kecil yang sedang kejang demam, sedapat

mungkin cobalah bersikap tenang. 'ikap panik hanya akan membuat kita

tak tahu harus berbuat apa yang mungkin saja akan membuat

penderitaan anak tambah parah.

Jangan gunakan alkohol atau air dingin untuk menurunkan suhu

tubuh anak yang sedang demam. 7enggunaan alkohol amat berpeluang

menyebabkan iritasi pada mata dan intoksikasi#keracunan. /ebih aman

gunakan kompres air biasa yang diletakkan di dahi, ketiak, dan lipatan

paha. 1ompres ini bertujuan menurunkan suhu di permukaan tubuh.

Turunnya suhu ini diharapkan terjadi karena panas tubuh digunakan

untuk menguapkan air pada kain kompres. 7enurunan suhu yang drastis

 justru tidak disarankan.

Jangan coba!coba memberikan aspirin atau jenis obat lainnya

yang mengandung salisilat karena diduga dapat memicu sindroma ;eye,

sejenis penyakit yang tergolong langka dan mempengaruhi kerja leer,

darah, dan otak. 'etelah anak benar!benar sadar, bujuklah ia untuk

banyak minum dan makan makanan berkuah atau buah!buahan yang

banyak mengandung air. 5isa berupa jus, susu, teh, dan minuman

lainnya. 6engan demikian, cairan tubuh yang menguap akibat suhu tinggi

bisa cepat tergantikan.

Jangan selimuti si kecil dengan selimut tebal. 'elimut dan pakaian

tebal dan tertutup justru akan meningkatkan suhu tubuh dan menghalangi

penguapan. 7akaian ketat atau yang mengikat terlalu kencang sebaiknya

ditanggalkan saja.

:rang tua harus waspada bila anak sering kejang tanpa demam,

terutama di bawah usia @ bulan, 1arena kemungkinannya untuk

menderita epilepsi besar. <asalahnya, kejang pada anak di bawah @

bulan, terutama pada masa neonatal itu bersi&at khas. 5ukan hanya

seperti toniklonik yang selama ini dikenal, tapi juga dalam bentuk

gerakan!gerakan lain. <isal, matanya juling ke atas lalu bergerak!gerak,

bibirnya kedutan atau tangannya seperti tremor.

'aat menolong anak yang mengalami kejang jangan panik,

segera longgarkan pakaiannya dan lepas atau buang semua yang

menghambat saluran pernapasannya. Jika saat sedang makan tiba!tiba

anak kejang, atau ada sesuatu di mulutnya saat kejang, segera

Page 31: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 31/32

keluarkan. <iringkan tubuh anak karena umumnya anak yang sedang

kejang mengeluarkan cairan!cairan dari mulutnya. Funa memiringkan

tubuh adalah supaya cairan!cairan ini langsung keluar, tidak menetap di

mulut yang berisiko menyumbat saluran napas dan memperparah

keadaan. Jangan mudah percaya bahwa meminumkan kopi pada anak

yang sedang kejang bisa langsung menghentikan kejang tersebut. 'ecara

medis, kopi tak berguna untuk mengatasi kejang. 1opi justru dapat

menyebabkan tersumbatnya pernapasan bila diberikan saat anak

mengalami kejang, yang bisa menyebabkan kematian. 'egera bawa anak

ke rumah sakit terdekat, jangan sampai otak kelamaan tak mendapat

oksigen. Hsahakan lama kejang tak lebih dari tiga menit. 'iapkan obat

antikejang yang disarankan dokter bila anak memang pernah kejang atau

punya riwayat kejang. 

<ereka yang berisiko menderita epilepsi adalah anak!anak yang

lahir dari keluarga yang mempunyai riwayat epilepsi. 'elain juga anak!

anak dengan kelainan neurologis sebelum kejang pertama datang, baik

dengan atau tanpa demam. >nak yang sering kejang memang berpotensi

menderita epilepsi. Tapi jangan khawatir, anak yang menderita epilepsi,

kecuali yang lahir dengan kelainan atau gangguan pertumbuhan, bisa

tumbuh dan berkembang seperti anak!anak lainnya. 7restasi belajar 

mereka tidak kalah dengan anak yang normal. 

1ejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada

kenaikan suhu tubuh ( suhu rectal diatas +)L yang disebabkan oleh

suatu proses ekstrakranium.  1ejang demam merupakan kelainan

neurologis yang paling sering dijumpai pada anak!anak, terutama pada

golongan umur + bulan sampai tahun. <enurut $!nsensus statement 

!n febrile sei#ures &'(0), kejang demam adalah kejadian pada bayi atau

anak yang berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti

adanya in&eksi intrakranial atau penyebab tertentu. >nak yang pernah

kejang tanpa demam dan bayi berumur kurang dari 3 minggu tidak

termasuk dalam kejang demam. 1ejang demam harus dibedakan dengan

epilepsi,yaitu yang ditandai denagn kejang berulang tanpa demam.

6e&inisi ini menyingkirkan kejang yang disebabkan penyakit sara& 

seperti meningitis, ense&atitis atau ense&alopati. 1ejang pada keadaan ini

mempunyai prognosis berbeda dengan kejang demam karena keadaan

Page 32: Tugas Trauma Neonatus

7/21/2019 Tugas Trauma Neonatus

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-trauma-neonatus 32/32

yang mendasarinya mengenai sistem susunan sara& pusat. 6ahulu

/iingston membagi kejang demam menjadi 2 golongan, yaitu kejang

demam sederhana simple febrile c!nvulsi!n) dan epilepsi yang

diprookasi oleh demam epilepsi triggered !f b fever).

4ampir + daripada anak yang berumur di bawah tahun pernah

menderitanya (<illichap, $@). -egman ($+ dan <illichap ($ dari

percobaan binatang berkesimpulan bahwa suhu yang tinggi dapat

menyebabkan terjadinya bangkitan kejang.

Terjadinya bangkitan kejang demam bergantung kepada umur,

tinggi serta cepatnya suhu meningkat (-egman, $+* 7richard dan

<cFreal, $). %aktor hereditas juga mempunyai peranan. /ennoB!

5uchthal ($"$ berpendapat bahwa kepekaan terhadap bangkitan

kejang demam diturunkan oleh sebuah gen dominan dengan penetrasi

yang tidak sempurna. /ennoB ($3 berpendapat bahwa 3$,2 anggota

keluarga penderita mempunyai riwayat kejang sedangkan pada anak

normal hanya +.