Tugas Toksikologi Cos

9
TUGAS TOKSIKOLOGI Oleh : Nama : Cosmalinda Kurnia Putri Nim : 08111006040 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA

description

TUGAS TOKSIK COS DULU

Transcript of Tugas Toksikologi Cos

Page 1: Tugas Toksikologi Cos

TUGAS TOKSIKOLOGI

Oleh :

Nama : Cosmalinda Kurnia Putri

Nim : 08111006040

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2014

Page 2: Tugas Toksikologi Cos

UJI PIROGENESIS

Pengujian dilakukan dengan mengukur peningkatan suhu pada kelinci yang disebabkan penyuntikan intravena sediaan uji steril. Hewan percobaan digunakan kelinci yang selama seminggu sebelum pengujian tidak menunjukkan penurunan bobot badan. Kelinci tidak dapat digunakan uji pirogenitas jika:

a. 3 hari sebelumnya telah digunakan untuk pengujian pirogenitas dan memberikan hasil negative

b. 3 minggu sebelumnya telah digunakan untuk pengujian pirogenitas, sediaan uji tidak memenuhi syarat.

c. telah digunakan kapan saja untuk pengujian pirogenitas dan respon rata-rata kelompok kelinci melebihi 1,2o.

alat thermometer digunakan thermometer atau thermometer listrik dengan skala ketelitian 0,1odan dapat dimasukkan kedalam rectum kelincise dalam kurang lebih 5cm.

alat suntik dibuat dari kaca atau bahan lain yang cocok, tahan pemanasan pada suhu 250o.

sediaan uji dibuat dari zat uji dengan melarutkan atau mengencerkan dengan larutan natrium klorida P steril beba spirogen atau jika zat uji berupa larutan yang sesuai dapat langsung digunakan.

Cara: 1 jam sebelum pengujian masukkan kelinci ke dalam kotak kelinci sedemikian rupa sehingga kelinci tertahan dengan letak leher yang longgar, badannya bebas hingga kelinci dapat duduk dengan bebas.

Uji pendahualuan: 1 hingga 3 hari sebelum pengujian, suntikkan intravena 10 ml per kg bobot badan dengan larutan natrium klorida P steril bebas pirogen dalam ruangan yang tenang.

Perbedaan suhu ruangan terhadap suhu pemeliharaan tidak boleh lebih dari 3C selama 1 malam hingga pengujian selesai kelinci tidak diberi makan dan selama pengujian tidak minum, catat suhu badan kelinci interval tidak boleh lebih dari 30 menit dimulai 90 menit sebelum penyuntikan hingga 3 jam sesudah penyuntikan dengan larutan natrium klorida steril bebas pirogen kelinci yang menunjukkan beda suhu lebih besar 0,6C tidak dapat digunakan untuk pengujian utama.

Pengujian utama lakukan pengujian menggunakan sekelompok percobaan tdd 3 ekor kelinci hangatkan sediaan uji hingga suhu 38,5 suntikan perlahan ke kelinci

Kecuali dinyatakan lain waktu penyuntikan tidak melebihi 4 menit dan volum tidak kurang 0,5 ml dan tidak perlu lbh dari 10 ml per bobot badan

Page 3: Tugas Toksikologi Cos

Jika gagal ulangi pengujian 4 kali, tiap pengujian menggunakan 1 kelompok terdiri dari 3 ekor kelinci

Penapsiran suhu awal tiap kelinci adalah suhu rata-rata pembacaan suhu dengan interval 30 menit dan dilakukan 40 menit sebelum penyuntikan sediaan uji. Suhu maksimum suhu tinggi diman a3 jam penyuntikan catat suhu kelinci dimulai 90 menit sebelum suntikan hingga 3jam setelah penyuntikan selisih suhu dinyatakan suhu awal lebih kecil . kelinci yang disarankan tidak lebih dai 1C san kelinci yang disarankan jika jumlah respon tidak melebihi 0,2C suhu awal lebih kecil 38,0 dan tidak lebih besar 39,8C

Sediaan memenuhi syarat jik a melebihi 6,60 antara kolom 2 dan kolom 3 pengujian diulangi jika pengujian melebihi 6,6 uji tidak memenuhi syarat

Jumlah kelinci Sediaan uji memenuhi Syarat jika jumlahRespon tidak melebihi

Sediaan uji tidak Memenuhi syarat jikaJumlah respon melebihi

36912

1,20C2,80C4,50C6,60C

2,70C4,30C6,0C6,60C

Page 4: Tugas Toksikologi Cos

UJI TOKSISITAS ABNORMAL

Sediaan uji menggunakan sejumlah zat uji seperti tertera pada monografi yang dilarutkan atau diencerkan dengan air atau larutan natrium klorida P atau jika zat uji berupa larutan yang sesuai dapat langsung digunakan.

Cara umum : suntikkan melalui intravena kepada 5 ekor mencit masing2 0.5 ml sediaan uji. Kecuali dinyatakan lain, lamanya penyuntikan tidak kurang dari 15 detik dan tidak lebih dari 30 detik.

Sediaan uji dinyatakan memenuhi syarat, kecuali dinyatakan lain jika tidak seekor mencit pun mati dalam waktu 24 jam. Jika mencit mati dalam waktu 24 jam, ulangi pengujian.

Cara uji untuk sera dan vaksin. Kecuali dinyatakan lain, suntikkan intraperitonium kepada 5 ekor mencit masing-masinfg 1 dosis sediaan uji seperti yang tertera pada etiket dan tidak lebih dari 1.0 ml dan suntikkan intraperitonium kepada 2 ekor marmut masing-masing 1 dosis sediaan uji seperti yang tertera pada etiket dan tidak lebih dari 5.0 ml. Sediaan uji dinyatakan memenuhi syarat jika tidak seekor hewanpun mati atau sakit dalam waktu 7 hari. Jika seekor hewan mati atau sakit dalam waktu 7 hari, ulangi pengujian.

BAKU PEMBANDING DAN BAKU KONTROL ENDOTOKSIN

Baku pembanding endotoksin (BPE) adalah endotoksin BPFI yang telah diketahui potensinya dalam unit endotoksin per vial.Konstitusi seluruh isi vial BPE dengan 5,0 ml Air pereaksi LAL (catatan: air pereaksi LAL adalah Air untuk injeksi atau air lain yang tidak bereaksi bereaksi dengan pereaksi LAL yang digunakan pada batas kepekaan pereaksi). Campur dengan pengocok vortex sekali-sekali selama 30 menit.Gunakan larutan pekat ini untuk membuat seri pengenceran yang sesuai.Simpan larutan pekat dalam lemari pendingin, tidak lebih dari 14 hari untuk memuat enceran berikutnya.Kocok kuat dengan pengocok vortex selama tidak kurang dari 30 detik sebelum membuat pengenceran berikutnya.Enceran tidak boleh disimpan karena hilangnya aktivitas oleh penyerapan, bila belum ada data penunjuang tentang hal ini. Baku endotoksin control (BEK) adalah sediaan endotoksin yang telah dibakukan terhadap BPE.

Lakukan pembakuan pada setiap bets baru BEK sebelum digunakan dalam pengujian . kalibrasi BEK terhadap BPE harus dengan prosedur uji dan bets khusus pereaksi LAL yang akan digunakan pembakuan BEK terhadap BPE menggunakan pereaksi LAL untuk prosedur jendal gel dilakukan dengan penetapan dari sekurang-kurangnya 1 vial BEK dan 1 via sekurang-kuranggnya 1 vial BEK dan BPE seperti yang tertera pada uji prosedur menggunakan 4 tabung pada tiap ruas seri enceran BEK antilog dari perbedaan rata-rata log adalah potensi BEK yang dibakukan dilakukan konfersi dinyatakan unit endotoksin perversikan dan dinyatakan unit endotoksin pada wadah yang sesuai . BEK yang sesuai mempunyai potensii tidak kurang dari 2 UE per ng dan tidak lebih dari 5 UE per mg.

Page 5: Tugas Toksikologi Cos

UJI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS

Pengujian dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kuman mycobacterium tuberculosis

Medium perbenihanmedium asparaginkalium dihidronogenfosfat P 2.4 gmagnesium sulfat P 240 mgmagnesium sitrat P 600 mgasparagin P 3.6 ggliserol P 12 mlair 600 ml

Campur, didihkan pada suhu 1000C selama 2 jam, atur suhu pada 500C selama 3 jam. Tambahkan 30 gram pati kentang P, campur sambil digoyangkan dalam penangas air selama 30 menit, biarkan pada suhu 500C selama 1 jam. Tambahkan 11 ekor segar yang telah dicuci dengan etanol (70%) P, tambahkan 20 ml larutan hijau berlian P 2% b/v. masukkan kedalam tabung, panaskan selama 3 hari berturut-turut. Hari pertama pada suhu 850C selama 30 menit, hari kedua pada suhu 750C selama 30 menit dan pada hari ketiga pada suhu 700C selama 30 menit.

Medium asparagin kasiton serum1. Dinatrium hydrogenfosfat P 2.5 g kalium hidronogenfosfat P 1 g asparagin P 2 g kasiton P 500 mg besi (III) ammonium sitrat P 50 mg magnesium sulfat P 10 mg kalsium klorida P 500 mg seng sulfat P 100 mg tembaga (I) sulfat P 100 mg polisorbat-80 P 200 mg

Campur hingga homogen

2. serum segar sapi 92.5% larutan glukosa P 7.5%

Campur secara asepticlarutkan 1.3 g campurkan (I) dalam 175 ml larutan gliserol P 10% v/v. sterilisasikan pada suhu 1210C selama 15 menit, atur suhu hingga 500C, tambahkan 20 ml campuran (2) secara aseptic.

Page 6: Tugas Toksikologi Cos

Pembiakan pada medium perbenihan. Pusingkan tidak kurang dari 25 ml zat uji pada 200 G selama 1 jam. 200 G adalah kira-kira 1500 putaran permenit pada radius 8 cm. suspensikan endapan dalam 25 ml larutan natrium klorida P. pusingkan kembali pada 200 G selama 1 jam. Suspensikan endapan dalam 15 ml larutan natrium klorida P. biakkan pada masing-masing 10tabung berisi 25 ml medium asparagin kesiton serum dan 10 tabung berisi medium asparagin 0.5 ml suspense. Eramkan pada suhu 370C selama 42 jam.

Zat uji dinyatakan memenuhi syarat jika pada akhir pengeraman tidak 1 tabungpun menunjukkan adanya pertumbuhan mycobacterium.

Zat uji dinyatkan tidak memenuhi syarat , jika akhirpengeraman terdapat pertumbuhan mycobacterium pada salah satu tabung.

Pembiakan pada hewan percobaan. Suntikkan pada 5 ekor marmot pada masing-masing 1 ml zat uji.teliti hewan selama 60 hari

Tidak kurang dari 2 marmut harus tetap hidup. Marmot yang hidup diotopsi dan diperiksa terhadap lesi tuberculosis

Zat uji dinyatakan memenuhi syarat, jika marmot yang diotopsi bebas lesi tuberculosis.

UJI ENDOTOKSIK BAKTERI

Uji endotoksik bakteri adalah uji untuk memperkirakan kadar endotoksik bakteri yang mungkin ada dalam atau bahan uji. Pengujian dilakukan menggunakan “Limulus Amebocyte Lysate”(LAL), yang diperoleh dari ekstrak air amebosit dalam kepiting ladam kuda, limulus polyphemus dan dibuat khusus sebagai pereaksi LAL untuk pembentukan jenis gel

Peneteapan titik akhir reaksi direaksi dilakukan dengan membandingkan langsung enceran dari zat uji dengan enceran endotoksin baku, dan jumlah endotoksin dinyatakan dalam unit endotoksin (UE).

Pereaksi LAL yang difrmulasikan untuk pembacaan secara turbiditimetri atau kolorimetri, dapat digunakan jika memenuhi persyaratan untuk metode alternative. Uji ini memerlukan pembuatan kurva regresi baku dan kandungan endotoksin dari bahan uji ditetapkan dengan interpolasi dari kurva. P-rosedur meliputi inkubasi selama waktu yang telah ditetapkan dari endotoksin yang bereaksi dan larutan control dan pereaksi LAL danpembacaan serapan cahaya pada panjang gelombang yang sesuai. Pengukuran titik akhir pada prosedur secara turbidimetri dilakukan segera pada akhir waktu inkubasi. Pada penetapan kadar secara kinetik (turbidimetri dan kolorimetri) serapan diukur selama periode reaksi dan harga kecepatan reaksi ditetapkan dan pengukuran tersebut dihentikan pada akhir dari waktu yang telah ditetapkan dengan penambahan zat pemutus –reaksi-enzim sebelum pengukuran.