TUGAS TERSTRUKTUR KWU Wawancara Dengan Pelaku Usaha Mikro

8

Click here to load reader

Transcript of TUGAS TERSTRUKTUR KWU Wawancara Dengan Pelaku Usaha Mikro

Page 1: TUGAS TERSTRUKTUR KWU Wawancara Dengan Pelaku Usaha Mikro

TUGAS TERSTRUKTUR

KEWIRAUSAHAAN

USAHA MIKRO

“MIE AYAM KELILING”

DISUSUN OLEH:

PRAMITA PURBANDARI G1F009014

SHIFAQ KHAIRUNNISA G1F009032

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN FARMASI

PURWOKERTO

2011

BAB I

Page 2: TUGAS TERSTRUKTUR KWU Wawancara Dengan Pelaku Usaha Mikro

PENDAHULUAN

A. TUJUANMengetahui tentang usaha mikro yang ada di lingkungan sekitar

B. LATAR BELAKANG

Usaha Mikro yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara

Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00 (seratus juta

rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak

Rp.50.000.000,-. Ciri-ciri usaha mikro yaitu:

Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat berganti;

Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat;

Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak

memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;

Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa wirausaha yang

memadai;

Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah;

Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke

lembaga keuangan non bank;

Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

Contoh usaha mikro

Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan dan pembudidaya;

Industri makanan dan minuman, industri meubelair pengolahan kayu dan rotan,industri

pandai besi pembuat alat-alat;

Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar dll.;

Peternakan ayam, itik dan perikanan;

Page 3: TUGAS TERSTRUKTUR KWU Wawancara Dengan Pelaku Usaha Mikro

Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan penjahit (konveksi).

BAB IIISI

Usaha mikro yang akan kami bahas disini yaitu pedagang mie ayam yang biasa berjualan

di perumahan Griya Limas Permai, Purwokerto. Pedagang setengah baya yang kami wawancara

bernama bapak Natim, kelahiran Januari 1947. Namun, ketika ditanya kapan tanggalo lahirnya,

bapak ini lupa tanggal pastinya. Mungkin karena sudah terlalu lama dan belum adanya akte

kelahiran pada saat itu. Bapak kelahiran purwokerto ini mempunyai seorang istri dengan lima

orang anak, sepuluh orang cucu dan seorang cicit. Bapak yang bertempat tinggal di

arcawinangun dari lahir sampai sekarang. Begitu cintanya dengan tanah kelahirannya membuat

Pak Natim betah tinggal di sana. Bapak lima orang anak ini dulu sempat menjadi buruh di pabrik

soun. Setelah berhenti dari tempat kerjanya, pedagang mie ayam ini mencoba peruntungan

dengan mengumpulkan dan menjual barang rongsok untuk menyambung hidup keluarganya.

Pada tahun 1998 bapak Natim mencoba mengubah nasibnya menjadi lebih baik dengan

memulai berjualan mie ayam. Untuk memulai usaha ini, bapak Natim mendapatkan modal usaha

berupa gerobak mie ayam dari kerabatnya. Sedangkan untuk bahan-bahan lainnya seperti

mangkok, dandang, botol, sendok, garpu, bapak Natim tidak ingat persis berapa modal yang ia

butuhkan, tetapi untuk modal setiap harinya ia membeli mie, ayam, sawi hijau, minyak, bumbu-

bumbu yang dipakai sekitar seratus ribu rupiah.

Setiap harinya bapak Natim mulai berjualan dari pukul 12.00 siang hingga dagangannya

habis terjual. Biasanya ia tiba dirumah sebelum magrib seusai berjualan. Ia menjajakan

dagangannya dari mulai arcawinangun hingga tujuan akhirnya yaitu di griya limas permai.

Perumahan Griya Limas Permai mejadi salah satu tujuan usaha karena di perumahan tersebut

banyak mahasiswa in de kost yang akan menjadi target jualannya dengan harapan dapat

menghabiskan semua mie ayam dagangannya. Namun, beberapa tahun terakhir ini keuntungan

yang didapat dari berjualan mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan sudah banyaknya

penghuni kost yang berganti dari tahun ke tahun. Dimungkinkan karena perbedaan kebiasaan

jajan mahasiswa sekarang yang lebih memilih makanan mengenyangkan.

Page 4: TUGAS TERSTRUKTUR KWU Wawancara Dengan Pelaku Usaha Mikro

Walaupun berkurangnya konsumen saat ini, pak Natim tidak pernah berputus asa untuk

terus berjualan. Keuntungan yang menyusut tidak menggetarkan semangat pak Natim. Sudah

cukup baginya dengan bisa mendapatkan hasil untuk makan dan hidup keluarga.

Harapan bapak Natim untuk usahanya ke depan tidaklah muluk-muluk. Hanya dengan

lakunya dagangan yang dijual sudah membuatnya merasa bahagia. Bapak Natim hanya berharap

tidak selamanya bekerja. Beliau hanya ingin bisa beristirahat dan menikmati masa tuanya

bersama keluarga bahagianya.

Gambar pada saat wawancara dengan Pak Natim.

Page 5: TUGAS TERSTRUKTUR KWU Wawancara Dengan Pelaku Usaha Mikro

Pak Natim sedang asik membuat mie ayam.

.

Page 6: TUGAS TERSTRUKTUR KWU Wawancara Dengan Pelaku Usaha Mikro

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

¤ Usaha mikro dapat ditemui di mana saja.

¤ Usaha mikro dapat dilakukan oleh siapa saja, dapat dilakukan tanpa modal yang besar.

¤ Usaha mikro yang kami wawancara, yakni usaha mie ayam dapat menjadi pekerjaan tetap

bagi pemiliknya, terbukti sudah lamanya berjualan dari tahun 1998 sampai sekarang

(2011).