Tugas Study Case
-
Upload
yustinus-selis-toron -
Category
Documents
-
view
8 -
download
5
description
Transcript of Tugas Study Case
1. Pendahuluan
Pada 17 Juli 2001, sebuah ledakan terjadi di motivasi
Usaha LLC Kilang Kota Delaware (DCR) di Delaware
City, Delaware. Jeffrey Davis, Boilermaker dengan The Washington
Group International, Inc (WGI), kontraktor utama pemeliharaan
pada DCR, tewas, delapan lainnya luka-luka.
Seorang awak kontraktor WGI sedang memperbaiki kisi-kisi di atas catwalk di
sebuah
asam (H2SO4) sulfat penyimpanan tank farm ketika percikan dari panas mereka
bekerja uap mudah terbakar dinyalakan di salah satu tangki penyimpanan. Tangki
dipisahkan dari lantai-nya, seketika melepaskan isinya. Lainnya
tank di tank farm juga merilis isinya. Sebuah api dibakar untuk
sekitar jam satu-setengah, dan H2SO4 mencapai Delaware
Sungai, mengakibatkan kerusakan signifikan terhadap kehidupan air.
Karena sifat serius kejadian ini, Kimia AS
Keselamatan dan Bahaya Investigasi Board (CSB) meluncurkan penyelidikan
untuk menentukan akar penyebab dan memberikan kontribusi dan untuk
menerbitkan
rekomendasi untuk membantu mencegah kejadian serupa.
2. Insiden
Tank adalah salah satu dari enam baja karbon 415.000 galon (CS) tangki
awalnya dibangun pada tahun 1979 dan terletak di daerah diked umum. The
tank disimpan fresh1 dan spent2 H2SO4 digunakan dalam kilang sulfat
proses asam alkilasi. Selama bertahun-tahun, tank-tank telah mengalami
signifikan korosi lokal. Kebocoran ditemukan di shell tangki
1
393 per tahun dari tahun 1998 sampai Mei 2001; semua kebocoran dilaporkan
diperbaiki, kecuali satu ditemukan pada Mei 2001. Namun,
pada saat kejadian, beberapa tambahan lubang atap dan
shell tangki 393 yang tidak dilaporkan.
Seperti yang terjadi kebocoran dan diperbaiki, tangki motivasi inspektur
berulang kali merekomendasikan suatu pemeriksaan internal tangki 393. Namun,
meskipun bahaya segera disajikan oleh tangki khusus,
Motivasi berulang kali menunda pemeriksaan tersebut, awalnya dijadwalkan untuk
1996. Antara tahun 1996, dan 2000 walaupun tangki sudah dikosongkan 393
-
3.. PENYEBAB KEBOCORAN PADA TANGKI
1. Rancangan pembuatan
2. Bahan baku
3. Proses pembuatan
4. Pemasangan
5.. Korosi
6. Pengawasan :
• Perencanaan
• Pembuatan
• Pengujian
• Perbaikan
Rancangan pembuatan
Apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat rancangan ketel uap / pesawat
uap agar aman dalam pemakaian
2
Bahan baku
a. Sesuai standar kebutuhan
b. Sertifikat
c. Penyimpanan
d. Pengangkutan
Tes ulang material
Proses pembuatan
Gambar konstruksi
Specification sheet/data sheet (tehnical, operational).
Calculation sheet
Material certificate
Inspection report dan test certificate dari manufacturer
Quality manual, quality system dan quality plan pihak fabricator
Work procedure
Master schedule
Non conformance report handling, dan lain-lain.
Pemasangan
a. Bangunan rumah tangki
b. Fondasi
c. Jarak
d. Ruang tersendiri
e. Letak bangunan
f. Faktor alam
g. Grounding
h. Sistem proteksi petir
Korosi
• Disain yang berlebihan (Corrosion allowance yang terlalu besar)
• Kehilangan produksi (shutdowns)
3
• Kerusakan komponen
• Biaya pemeliharaan
• Kontaminasi terhadap produk
• Kerusakan lingkungan
Perbaikan / modifikasi
Melaporkan ke dinas tenaga kerja setempat
Pembuatan gambar rencana perbaikan
Penentuan pjk3 reparasi
Penentuan material/sertifikat
Pengawasan proses kerja
Pengujian ndt
Pengujian hydrostatik & uap
4. RENCANA TANGGAP DARURAT
Secara umum, prosedur tanggap darurat harus ditargetkan untuk bahan kimia
yang disimpan dalam tangki besar atau digunakan secara luas di perusahaan, dengan
persyaratan terdapat semua pelaporan peraturan yang spesifik pada saat terbuangnya
bahan kimia, dan pada bahan berbahaya yang akut, walaupun dalam jumlah kecil.
Apakah insiden mengandung tumpahan bahan berbahaya atau terbuangnya gas atau
uap, koordinasi masyarakat merupakan hal yang kritis bila terbuangnya bahan kimia
mungkin memiliki dampak keluar perusahaan. Karenanya, perusahaan yang
mungkin mengalami terbuangnya bahan kimia dengan potensi berdampak keluar
perusahaan harus memiliki suatu mekanisme dalam memberikan peringatan dini
yang memberitahukan bangunan tetangga dan masyarakat. Menggunakan sensor dan
detektor kebocoran bahan kimia yang tepat dapat membantu memberikan peringatan
dini saat terjadi terbuangnya bahan kimia.
Pelepasan atau kecelakaan dalam waktu cepat yang melibatkan bahan kimia
4
berbahaya dapat menjadi ancaman bagi karyawan perusahaan,masyarakat, dan
lingkungannya.
Persiapan-persiapan ini harus menjamin bahwa prosedur yang efektif dilakukan
untuk mengendalikan setiap potensi keadaan darurat akibat bahan kimia ini. Rencana
ini memberikan alat bantu yang penting untuk mengevaluasi bahaya bahan kimia di
perusahaan dan menjamin cara-cara yang tepat ditempat untuk mengontrol bahan
kimia tersebut pada situasi darurat.
Rencana ini juga dimaksudkan untuk membantu perusahaan untuk
mengembangkan prosedur tanggapan darurat atas bahan kimia. Saat
mengembangkan prosedur-prosedur ini, perusahaan harus memperhatikan peraturan
setempat yang mungkin mengharapkan kegiatan respon khusus dan pemberitahuan
pada lembaga setempat yang berwenang. Prosedur yang mungkin perlu
dikembangkan oleh perusahaan mungkin berbeda tergantung dari bahan kimia yang
digunakan.
Pengendalian bahaya-bahaya bahan kimia menyangkut manajemen resiko dan
prosedur tanggap darurat. Kegiatan manajemen resiko memainkan peran penting
dalam pencegahan kecelakaan terlepasnya dan keadaan darurat bahan kimia.
A.persyaratan
Kecelakaan atau lepasnya bahan kimia dapat menimbulkan situasi yang mengancam
karyawan, masyarakat, dan lingkungan. Persyaratan yang mengarah pada bahaya
kimia merupakan cerminan dari bahan kimia yang digunakan di perusahaan. Suatu
proses dua langkah harus dilakukan untuk menggambarkan bahaya bahan kimia:
(1) Identifikasi dan evaluasi bahan kimia dan
(2) Menjamin adanya peralatan untuk mengendalikan bahaya bahan kimia.
Penggambaran ini akan membantu perusahaan dalam mempersiapkan dan
menanggapi dengan benar keadaan darurat yang melibatkan bahaya bahan kimia.
5
B. Evaluasi bahaya bahan kimia
Semua bahan kimia di perusahaan harus dievaluasi untuk menentukan beragamnya
efek bahan – bahan tersebut dalam kondisi buruk, seperti suatu keadaan darurat atau
tumpahan/buangan. Untuk mengerjakan evaluasi bahaya bahan kimia, perusahaan
pertama kali harus menentukan bahan apa yang ada didalamnya. Kemudian, harus
diidentifikasikan bahaya yang berhubungan dengan setiap bahan kimia. Informasi
bahaya bahan kimia harus dievaluasi dengan membandingkan kuantitas dan potensi
resiko dari suatu keadaan darurat akibat bahan kimia tersebut. Metode ini akan
membantu perusahaan untuk mencapai target aktivitas perencanaan keadaan darurat
bahan kimia.
Perusahaan pertama kali harus mengembangkan Daftar Bahan Kimia Yang Disetujui,
yang memuat daftar bahan kimia yang sedang digunakan atau disimpan di
perusahaan. Untuk setiap bahan kimia pada Daftar Bahan Kimia Yang Disetujui,
Formulir Identifikasi dan pelacakan Bahan Kimia harus diisi yang
mengidentifikasikan nama bahan kimia, lokasi penggunaan atau penyimpanan,
perkiraan kuantitas, dan kelas bahan kimia (seperti mudah terbakar, korosif,
radioaktif, beracun, dan lain-lain. Formulir ini termasuk informasi bahaya bahan
kimia dan respon terhadap bahan kimia.
Perusahaan harus menggunakan lembar data keselamatan bahan (MSDS-Material
Safety Data Sheets) yang berlaku dan pelabelan bahan kimia untuk menentukan
bahaya yang terkait dengan setiap bahan kimia. Lembar data keselamatan bahan
(MSDS) harus mudah dijangkau oleh karyawan sebagai acuan pada saat terjadi
keadaan darurat bahan kimia. Semua wadah bahan kimia (seperti tangki, drum, botol,
pipa, dll.) harus diberi label dengan benar. Label-label ini harus diberi nama bahan
kimia dan peringatan akan bahaya yang cepat. Identifikasi wadah dan peringatan
yang benar merupakan kesatuan dari tanggap darurat atas buangan bahan kimia.
6
c. P3K atas keracunan
Cara pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) terhadap korban yang terkena
bahan toksik, secara garis besar adalah sebagai berikut :
• Bila bahan kimia terhirup, maka bawa korban ke lingkungan dengan udara bersih.
• Bila bahan kimia masuk mata, cuci bersih dengan air mengalir terus menerus selama
5-10 menit.
• Meminumkan karbon aktif untuk menurunkan konsentrasi zat kimia dengan cara
adsorpsi.
• Meminumkan air untuk pengenceran.
• Meminumkan susu untuk menetralkan dan mengadsorpsi asam atau basa kuat dan
fenol.
• Untuk memperlambat atau mengurangi pemasukan racun maka dapat diberikan
garam laksania (hanya boleh dilakukan oleh Paramedis!!!) (MgSO4, Na2SO4) yang
akan merangsang peristaltik dari seluruh saluran pencernaan sehingga efek osmotik
akan memperlambat absorbsi air dan membuat racun terencerkan.
• Jika keracunan sudah agak lama, maka korban dibuat muntah untuk mengosongkan
lambung, dengan pemberian larutan NaCl (garam dapur) hangat. Tetapi hal ini tidak
diperbolehkan untuk korban yang masih pingsan atau keracunan deterjen, bensin,
BTX (Benzene, Toluen, Xylene), CCl4.
• Segera bawa ke klinik.
4. Identifikasi bahaya bahan kimia
Dalam upaya memastikan bahan kimia yang berbahaya ada di tempat kerja, maka
perlu dilakukan identifikasi awal.
Identifikasi awal dapat dilakukan berdasarkan pada:
1. Data bahan kimia yang diterima oleh pihak gudang.
2. Bahan kimia yang biasa dipergunakan oleh suatu tempat kerja.
3. Proses yang ada.
7
Proses yang ada, selain proses yang sudah fix, yang berpotensi menyebabkan bahaya
akibat bahan kimia antara lain adalah:
1. Pengelasan dalam ruang terbatas ( confined space), seperti di dalam tangki; akan
menghasilkan NO, ozon, uap logam.
2. Pengelasan , bila logam yang akan di las telah dibersihkan dengan chlorinated
hydrocarbon (seperti CC4 ); akan menghasilkan NO, ozon, uap, fosgene,HC1.
3. Dekomposisi bahan organik; akan menghasilkan hidrogen sulfida,
amoniak,metana,CO2.
4. Asam klorida, HC1, bila disimpan dalam wadah baja ‘pickle’ , tidakhanya
pengetahuan bagaimana menangani asam itu sendiri, tetapi juga evolusi hidrogen
dalam proses dan sisa bahan yang tidak diinginkan karena tertinggal di wadah.
Cara memahami LDKB/MSDS
Cara memahami LDKB :
• Identifikasi bahan:
Bagian ini menjelskan nama bahan kimia, dan meliputi :
1. Nomur urut LDKB.
2. CAS (Chemical Abstract Services) registry Number International se[erti halnya
nomor RTECS (registry Toxic Effects of Chemical Substances).
3. Sinonim, baik dalam nama kimia maupun nama dagang.
4. Rumus dan berat molekul.
• Label bahaya :
Label bahaya diberikan dalam bentuk gambrar untuk memberikan gambaran cepat
8
sifat bahaya. Label yang dipakai ada dua, yaitu menurut PBB (internasional) dan
NFPA (Amerika). Label bahaya menurut Eropa tidak diberikan karena mirip dengan
PBB. Label NFPA ditunjukkan di gambar dan tabel dibawah, berupa 4 kotak yang
mempunyai ranking bahaya (0-4) ditinjau dari aspek bahaya kesehatan (biru),
bahaya kebakaran (merah) dan reaktivitas (kuning). Kotak putih untuk ketarangan
tambahan.
9