Tugas sosiologi

6

Click here to load reader

Transcript of Tugas sosiologi

Page 1: Tugas sosiologi

TUGAS SOSIOLOGI

“KONFLIK DI TANJUNG

PRIOK”Di Susun Oleh :

XI.IPS2

SMA NEGERI 1 KARANGANOM

Page 2: Tugas sosiologi

2013/2014

TUGAS SOSIOLOGI

“KONFLIK DI TANJUNG

PRIOK”Di Susun Oleh : XI.IPS2

1.

2.

3.

4.

5.

Page 3: Tugas sosiologi

SMA NEGERI 1 KARANGANOM

2013/2014

Konflik Tanjung Priok

1.Terjadinya Konflik di Tanjung Priok

Kerusuhan yang melibatkan kerumunan orang banyak atau kita sebut sebagai massa bukan hal yang baru negara Indonesia. Dari masa zaman penjajahan hingga sekarang hal tersebut telah terbukti sering terjadi, salah satu kasus kerusuhan tersebut yaitu tragedi Tanjung Priok.

Kerusuhan Tanjung Priok yang bertempat di Koja merupakan kerusuhan di Indonesia yang berujung anarkisme. Kerusuhan ini terjadi antara aparat dengan massa yang berasal dari masyarakat setempat. Insiden yang terjadi pada tanggal 14 April 2010 ini, seakan-akan mengulang kejadian anarkis 16 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1984 dimana di tempat yang sama  terjadi tragedi berdarah yang menewaskan ratusan korban jiwa, termasuk salah seorang tokoh ulama setempat, Amir Biki, sehingga menyebabkan peristiwa itu kemudian tercatat sebagai salah satu pelanggaran HAM berat di zaman Orde Baru.

Jika dahulu insiden melibatkan antara aparat ABRI (saat ini TNI) versus masyarakat, kini insiden melibatkan antara aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintah DKI Jakarta dan polisi versus masyarakat. Satpol PP yang dibantu oleh polisi bentrok melawan ratusan warga Tanjung Priok dari pagi hingga sore hari di depan pintu gerbang makam Mbah Priok.

Tanda-tanda bentrokan, mulai terasa, saat beberapa warga mulai terpancing emosinya, dengan keberadaan petugas Satpol PP dan polisi. Karena warga mulai beringas, polisi pun akhirnya menyemprotkan air dari mobil Water Canon untuk membubarkan massa, namun hal tersebut tidak berhasil karena massa membalas dengan lemparan batu. Sehingga akhirnya polisi pun menembakkan gas air mata pada massa. Beberapa orang yang dianggap provokator, juga ditangkap polisi. Massa yang sudah tercerai berai, meninggalkan beberapa kendaraan mereka. Karena panik, seorang warga bersembunyi di got kotor tertangkap polisi. Sedangkan sejumlah warga lainnya menyelamatkan diri ke dalam makam, dan rumah seorang

Page 4: Tugas sosiologi

habib. Akibat dari aksi anarkis tersebut, ratusan orang terluka baik dari pihak aparat dan masyarakat dan tiga orang tewas. Selain itu, banyak kendaraan operasional Satpol PP dan polisi dibakar massa. Menurut psikolog Perancis, Gustave Le Bon (tahun 1940an), orang dalam konteks massa tidak lagi dikendalikan oleh kepibadiannya sendiri, melainkan oleh “jiwa massa” (group mind) yang sama sekali berbeda sifatnya dari jiwa individual (lebih kekanak-kanakan,lebih agresif, lebih irasional dari jiwa individual) dimana setiap orang, yang paling normalpun akan berubah menjadi irasional, primitif, emosional dan agresif ketika masuk ke situasi massa. Brown tahun 1954 (dalam Milgram & Toch, 1985) kerusuhan massa Tanjung priok yang berujung anarkisme merupakan tipe crowd mob yaitu crowd yang mengacu pada tindakan yang cenderung melanggar hukum dan bisa menyakiti orang lain.

2.Penyebab Terjadinya Konflik di Tanjung Priok

Adapun bentrok antara warga masyarakat dengan Satpol PP tersebut terjadi karena adanya konflik perebutan lahan di Tanjung Priok dimana pihak Pelindo II mengklaim bahwa makam mbah Priok yang bertempat di Koja Tanjung Priok merupakan lahan Pelindo II sesuai dengan hak pengelolaan lahan (HPL) Nomor 01/Koja dengan luas 145,2 hektar. Tetapi hal tersebut tidak diterima oleh ahli waris atau keturunan mbah Priok dan warga setempat karena mereka merasa bahwa lahan tersebut telah diserahkan pada mereka sejak zaman Belanda sesuai Eigendom Verponding No 4341 dan No 1780 di lahan seluas 5, 4 Ha.

Kesalahpaham inilah yang memicu konflik antara Pemda yang diminta oleh Pelindo II untuk menertibkan warga setempat yang bermukim di lahan mereka sesuai keputusan pengadilan kecuali makam mbah Priok. Tetapi warga setempat justru mengira bahwa makam Mbah Priok yang mereka junjung akan digusur oleh Pemda. Menurut Lebon hal terjadi karena adanya immediate factor dimana warga setempat sebelumnya telah dipersuasi oleh pihak tertentu dan melakukan persiapan kedatangan dari utusan Pemda untuk mengeksekusi lahan. Hal ini terlihat dari warga setempat yang sebelum Pemda tiba di Makam Mbah Priok telah berkerumun memegang senjata-senjata tajam dan batu untuk mengusir petugas-petugas yaitu satpol PP dan Polisi.

3.Teori Kekerasan

Page 5: Tugas sosiologi