Tugas Sistem Distribusi
-
Upload
arbi-wahyu -
Category
Documents
-
view
34 -
download
1
description
Transcript of Tugas Sistem Distribusi
TUGAS SISTEM DISTRIBUSI
OLEH :
MUHAMMAD BOBBY FADILLAH1007121567
PRODI TEKNIK ELEKTRO S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013
Efek peninggian tegangan saluran transmisi terhadap
a. Berat tembaga saluran yang di gunakan
Kawat konduktor yang dipasang antara dua titik struktur pendukung menara transmisi tidak
akan berbentuk suatu garis lurus horizontal, melainkan akan membentuk suatu andongan (sag).
Besar andongan tergantung dari suhu udara sekeliling saluran. Pada siang hari, karena terik
panas matahari, kawat juga akan menjadi panas dan sedikit memanjang dan andongan akan
menjadi lebih besar sebaliknya pada malam hari dengan kondisi udara yang lebih dingin, kawat
akan menjadi lebih pendek sehingga mengencang dan andongan akan mengecil. Andongan dan
tegangan tarik pada konduktor merupakan dua hal yang sangat penting dipertimbangkan pada
saluran transmisi dan saluran distribusi hantaran udara (overhead) karena tegangan tarik pada
konduktor dapat menambah beban mekanik pada menara transmisi. Apabila tegangan tarik
terlalu besar maka dapat menyebabkan kegagalan mekanik pada konduktor itu sendiri. Faktor
yang mempengaruhi andongan dan tegangan tarik pada konduktor adalah :
Berat konduktor per satuan panjang
Span (jarak antara dua menara transmisi)
Temperatur
Tegangan konduktor
Apabila sebuah kawat konduktor direntangkan di antara dua buah titik A dan B maka
kawat tersebut akan mengikuti garis lengkung AB yang karena beratnya sendiri akan
melengkung ke bawah. Besar lengkungan ini akan sangat tergantung pada berat dan panjang
kawat. Berat kawat ini yang akan menimbulkan tegangan tarik, kg/mm2, pada penampang
kawat tersebut. Jika tegangan tarik kawat besar dapat menyebabkan kawat putus, atau dapat
merusak tiang pengikat kawat tersebut.
Berat pada konduktor tergantung pada beberapa faktor
berikut :
Berat konduktor itu sendiri
Berat karena adanya es atau salju yang lengket pada kawat.
Berat karena adanya tekanan angin.
Menurut hukum Stokes, adanya beban tegangan tarik ini akan mengakibatkan
bertambah panjangnya kawat sesuai dengan modulus elastisitasnya. Apabila modulus
elastisitasnya kecil, pemuluran kawat menjadi tinggi. Perubahan panjang kawat yang kecil
mempunyai efek yang besar terhadap andongan dan tegangan tarik kawat. Hallain yang akan
mengakibatkan pertambahan panjang adalah pemuaian karena suhu yang tinggi yang timbul
pada konduktor. Suhu yang tinggi ini dapat diakibatkan oleh banyak hal, salah satunya adalah
karena timbulnya rugirugi tembaga berupa panas yang disebabkan oleh arus beban pada kawat
penghantar. Panjang kawat akan tergantung pada panjang gawang (jarak antara dua menara
transmisi) dan besarnya andongan yang diijinkan. Sedangkan andongan itu sendiri tergantung
pada panjang kawat, tegangan tarik dan temperatur dimana ketiga besaran tersebut akan saling
mempengaruhi satu sama lain. Tegangan kerja dari kawat konduktor yang
digunakan untuk saluran transmisi tenaga listrik umumnya tinggi maka andongan kawat yang
terlalu besar akan dapat menimbulkan bahaya bagi semua objek yang berada di bawahnya dan
juga kawat konduktor itu sendiri. Andongan minimum dan maksimum yang mungkinterjadi
pada saluran transmisi dapat dilihat pada Gambar 1.Menurut standar Perusahaan Listrik Negara
untuk saluran transmisi 150 kV, tinggi kawat diatas tanah adalah 9 meter, jadi andongan
maksimum yang dapat terjadi apabila tinggi menara transmisi 21 meter adalah 12 meter.
Sedangkan untuk tegangan tarik maksimum sebesar 1800 kg. Ada dua batasan harga untuk
merentangkan suatu kawat yaitu:
Tegangan tarik tidak boleh melebihi tegangan tarik yang diijinkan pada keadaan
apapun. Tegangan tarik maksimum akan terjadi pada saat temperature terendah
dan ada beban angin.
Jarak kawat ke tanah tidak boleh lebih kecil dari jarak terkecil. Andongan
terbesar terjadi pada saat temperatur maksimum dan pada beban maksimum.
Penelitian mengenai andongan dan tegangan tarik telah banyak dilakukan antara lain,
tentang perubahan arus terhadap tegangan tarik dan andongan yang dilakukan]. Hasil
penelitian mereka menunjukkan pembebanan arus saluran akan menyebabkan kenaikan
temperatur konduktor sebesar 125.94% pada temperature maksimum sehingga mengakibatkan
kenaikan andongan bertambah besar, dan semakin panjang jarak span di antara dua menara
maka semakin tinggi nilai andongan yang terjadi. Migiantoro melakukan penelitian terhadap
konduktor TACSR, yaitu penghantar aluminium tahan panas yang mampu dioperasikan sampai
150oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan konduktor TACSR meningkatkan
kemampuan hantar arus sekitar 41,20% akan tetapi berpengaruh pada kenaikan andongan
sekitar 16,44%. Untuk daerah Banda Aceh, mengenai analisis dampak arus kawat terhadap
tegangan tarik dan andongan pada saluran menengah 20 kV dengan metode caternary dan
rulling span di Banda Aceh dan Aceh Besar, yang hasil penelitiannya menyimpulkan dengan
adanya perubahan arus saluran dari 58,48 Ampere menjadi 75,05 Ampere mengakibatkan
terjadinya peningkatan andongan sebesar 41,37% dan penurunan tegangan tarik sebesar 4,2%.
Andongan dan tegangan tarik selain dipengaruhi oleh faktor internal, juga dipengaruhi oleh
faktor eksternal.
Faktor-faktor eksternal terdiri dari:
Temperatur
Tekanan angin
Abu (terdapat di daerah gunung berapi dan di daerah industri tetapi
pengaruhnya terhadap karakteristik mekanis kecil dan dapat diabaikan).
Salju dan es, untuk di Indonesia tidak perlu diperhatikan.
Selain keempat faktor yang telah disebutkan di atas, kondisi topografi suatu wilayah
juga mempengaruhi besar andongan suatu penghantar. Berdasarkan topografi perhitungan
andongan dapat dibedakan menjadi dua yaitu untuk permukaan rata (sama tinggi) dan tidak
rata (tidak sama tinggi).
b. Efisiensi Saluran
Pusat pembangkit listrik biasanya terletak jauh dari pemukiman atau pelanggan. Sehingga listrik yang dihasilkan pusat pembangkit listrik perlu ditransmisikan dengan jarak yang cukup jauh. Transmisi energi listrik jarak jauh dilakukan dengan menggunakan tegangan tinggi, dengan alasan sebagai berikut:
Transmisi energi listrik jarak jauh
1. Bila tegangan dibuat tinggi maka arus listriknya menjadi kecil.2. Dengan arus listrik yang kecil maka energi yang hilang pada kawat transmisi (energi
disipasi) juga kecil.3. Juga dengan arus kecil cukup digunakan kawat berpenampang relatif lebih kecil,
sehingga lebih ekonomis.
Energi listrik atau daya listrik yang hilang pada kawat transmisi jarak jauh dapat dihitung dengan persamaan energi dan daya listrik sebagai berikut:
W = energi listrik (joule)I = kuat arus listrik (ampere)R = hambatan (ohm)t = waktuP = daya listrik (watt)
Transmisi energi listrik jarak jauh menggunakan tegangan tinggi akan mengurangi kerugian kehilangan energi listrik selama transmisi oleh disipasi.
Contohnya daya listrik 2 MW ditransmisikan sampai jarak tertentu melalui kabel berhambatan 0,01 ohm. Hitung daya listrik yang hilang oleh transmisi tersebut, jika:
1. menggunakan tegangan 200 Volt,2. menggunakan tegangan 400 kiloVolt ?
Penyelesaian:Diketahui: P = 2 MW = 2.106 watt R = 0,01 ohm
Ditanyakan: a. Philang pada tegangan 200 Volt = ........... ? b. Philang pada tegangan V= 4.105 volt = ........... ?
Jadi, energi yang hilang di perjalanan setiap detiknya 106 watt. Nilai ini sangat besar karena setengah dayanya akan hilang.
Jadi, energi yang hilang di perjalanan setiap detiknya hanya 0,25 watt
c. Drop Tegangan Saluran
Jatuh tegangan adalah selisih antara tegangan ujung pengiriman dan tegangan ujung
peneriman. Jatuh tegangan disebabkan oleh hambatan dan arus. Pada saluran bolak-balik
besarnya tergantung dari impedansi dan admintansi saluran serta pada beban dan faktor daya.
Rugi tegangan dapat dinyatakan dengan persamaan 1:
∆V = Is x(Rs + jXs) (1)
= I x Z
dengan :
I = Arus (A)
Z = Impedansi (Ω)
∆V = Vs - Vr. (2)
dengan :
∆ V = drop tegangan (V)
V s = teganagn kirim (V)v
Vr = tegangan terima (V)
Maka besar nilai persentase (%) rugi tegangan adalah :
∆V (%) =∆VV
x 100% (3)
dengan :
∆ V (%) = Rugi Tegangan dalam % (V)
V = Tegangan kerja (V)
∆V = Rugi tegangan (V)
Penurunan tegangan maksimum pada beban penuh, yang dibolehkan dibeberapa titik
pada jaringan distribusi adalah (SPLN 72 :1987) :
1. SUTM = 5 % dari tegangan kerja bagi sistem radial
2. SKTM = 2 % dari tegangan kerja pada sistem spindel dan gugus.
3. Trafo distribusi = 3 % dari tegangan kerja
4. Saluran tegangan rendah = 4 % dari tegangan kerja tergantung kepadatan beban.
5. Sambungan rumah = 1 % dari tegangan nominal.