Pola Pengaman Sistem Distribusi

6
Pola Pengaman Sistem Distribusi oleh Mas Bejo · Juni 19, 2013 Pola Pengaman Sistem Distribusi Tahukah Anda Pola Pengaman Sistem Distribusi Tenaga Listrik di Indonesia? Ada empat pola pengaman sistem distribusi yang telah diterapkan di Sistem Distribusi Tenaga Listrik di Indonesia. Perbedaan pola- pola tersebut didasarkan atas jenis pentanahan sistem (pentanahan titik netral trafonya). Pada dasarnya ada 4 macam macam pentanahan titik netral trafo yang dapat dijelaskan sebagai berikut : Pola I , untuk sistem distribusi dengan Pentanahan dengan Tahanan Tinggi (High Resistance) : Tujuan Pengamanan dengan Pola Pengamanan ini adalah untuk mengutamakan keselamatan umum dan keselamatan peralatan(karena mengurangi besar arus gangguan terutama arus urutan negatif yang menyebabkan trafo panas) itu sendiri, sehingga meskipun dengan

description

sistem proteksi

Transcript of Pola Pengaman Sistem Distribusi

Pola Pengaman Sistem Distribusioleh Mas Bejo Juni 19, 2013Pola Pengaman Sistem Distribusi

Tahukah Anda Pola Pengaman Sistem Distribusi Tenaga Listrik di Indonesia?Ada empat pola pengaman sistem distribusi yang telah diterapkan di Sistem Distribusi Tenaga Listrik di Indonesia. Perbedaan pola-pola tersebut didasarkan atas jenis pentanahan sistem (pentanahan titik netral trafonya). Pada dasarnya ada 4 macam macam pentanahan titik netral trafo yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Pola I , untuk sistem distribusi dengan Pentanahan dengan Tahanan Tinggi (High Resistance) :Tujuan Pengamanan dengan Pola Pengamanan ini adalah untuk mengutamakan keselamatan umum dan keselamatan peralatan(karena mengurangi besar arus gangguan terutama arus urutan negatif yang menyebabkan trafo panas) itu sendiri, sehingga meskipun dengan saluran udara masih layak memasuki daerah perkotaan. Ciri-cirinya sebagai berikut. Sistem distribusi 20 KV fasa tiga , 3 kawat dengan pentanahan Netral melalui tahanan tinggi 500 ohm Karena tahanannya tinggi, maka arus gangguannya rendah(+/- 25 A) Diperlukan rele yang sensitif(mahal) untuk dapat mendeteksi arus gangguan yang kecil. Pola ini diterapkan di Jawa Timur Level tegangan di isolasi lebih tinggi

Pola 1 Pengaman Sistem DistribusiProteksi terpasang: PMT dipasang di pangkal penyulang (feeder) Dilengkapi dengan OCR untuk membebaskan gangguan antar fasa Dilengkapi dengan Directional Ground Fault Relay (DGFR) untuk membebaskan gangguan fasa-tanah PBO (Penutup Balik Otomatis)/Recloser dikoordinasikan dengan SSO (Sectionalizer)/AVS (Automatic Vacuum Switch) dan Pengaman Lebur (PL) jenis Fuse Cut Out (FCO)

Pola II , untuk sistem distribusi dengan Pentanahan Langsung (Solid Grounding)yaitu sistem distribusi dengan pentanahan secara langsung, mengutamakan faktor ekonomi, sehingga dengan saluran udara elektrifikasi dapat dilaksanakan di luar kota sampai ke daerah yang terpencil.Ciri-cirinya sebagai berikut. Sistem distribusi 20 KV fasa tiga , 4 kawat dengan pentanahan Netral secara langsung Kawat Netral ditanahkan di setiap tiang sepanjang JTM dan JTR, dipergunakan sebagai netral bersama TM & TR (Common Neutral) Karena tahanannya sangat kecil, maka arus gangguannya besar, sehingga diperlukan rele yang dapat bekerja dengan cepat Pola ini diterapkan di Jawa Tengah dan DIYPola 2 Pengaman Sistem DistribusiProteksi terpasang : PMT dipasang di pangkal penyulang (feeder) Dilengkapi dengan OCR untuk membebaskan gangguan antar fasa. Dilengkapi dengan GFR untuk membebaskan gangguan fasa-tanah. PBO dikoordinasikan dengan SSO dan Pengaman Lebur (PL) jenis FCOPentanahan Langsung pada Sistem Distribusi

Pola III, untuk sistem distribusi dengan Pentanahan dengan Tahanan Rendah (Low Resistance)dimaksudkan untuk memperoleh hasil optimum dari kombinasi antara faktor ekonomi dan keselamatan umum, dan jaringan dapat mempergunakan saluran udara bagi daerah luar kota maupun kabel bagi daerah padat dalam kota.Ciri-cirinya sebagai berikut. Sistem distribusi 20 KV fasa tiga , 3 kawat dengan pentanahan Netral melalui tahanan rendah 40 ohm untuk SUTM atau 12 Ohm untuk SKTM. Pola ini diterapkan di Jawa Barat, DKI dan Luar Jawa. Karena tahanannya relatif rendah, maka arus gangguannya relatif tinggi, sehingga diperlukan rele yang dapat bekerja dengan cepat.Pola 3 Pengaman Sistem DistribusiProteksi terpasang: PMT dipasang di pangkal penyulang (feeder) Dilengkapi dengan OCR untuk membebaskan gangguan antar fasa. Dilengkapi dengan GFR untuk membebaskan gangguan fasa-tanah. PBO dikoordinasikan dengan SSO dan Pengaman Lebur (PL) jenis Fuse Cut Out (FCO). Pada sistem Spindle dengan saluran kabel, pengamannya dengan rele arus lebih tanpa penutup balik (atau di blok) dan atau pelebur.

Pola IV , untuk sistem distribusi dengan Pentanahan Mengambang / tidak ditanahkan (Floating)untuk saat ini sudah tidak digunakan di PLN karena ketika terjadi gangguan tanah arus gangguan terlalu kecil sehingga tidak terdeteksi oleh relai proteksi.Ciri-cirinya sebagai berikut. Sistem distribusi 6 KV fasa tiga , 3 kawat dengan pentanahan mengambang atau netral tidak ditanahkan (Floating). Pola ini pernah ada dan terakhir diterapkan di Sulawesi dan Sumatera Selatan/ Jambi. Karena sistem 6 KV telah diganti menjadi 20 KV, maka pola IV ini sudah tidak dikembangkan lagi.

Refferensi :Suhartono, Sistem Distribusi. PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan.