Tugas Sim SCM & ECS

download Tugas Sim SCM & ECS

of 4

Transcript of Tugas Sim SCM & ECS

4.2 Supply Chain Management (SCM) di Koperasi Serba Usaha-Sejahtera Bersama Supply Chain Management (SCM) KSU-SB adalah kegiatan mengelola supplier, distributor, dan reseller yang terlibat dalam proses bisnis KSU-SB. Tujuan SCM diterapkan di KSU-SB adalah untuk membantu mendapatkan produk dari supplier dengan kriteria tepat waktu, tepat kualitas dan tepat jumlah sesuai dengan kebutuhan dengan harga yang wajar. Selain itu dengan adanya SCM dapat membantu pengelolaan KSU-SB lebih efisien dan efektif dengan memperkirakan permintaan, pengendalian persediaan, dan meningkatkan jaringan hubungan dengan para pelanggan, supplier, distributor dan perusahaan lainnya, serta menerima respon atau status dari setiap hubungan rantai pasokan. Supplier utama untuk SB-mart adalah pemasok bahan-bahan kebutuhan pokok sehari-hari yaitu masyarakat sekitar dan PT.Indomarco Prismatama. SBmart memiliki program-program yang sangat berpihak kepada pedagang kecil serta pelaku usaha dilingkungan sekitar SBmart, yaitu dengan program Rak Kemitraan, Muhasaba (Mitra Usaha Sejahtera Bersama), serta Harga Anggota. Rak kemitraan digunakan sebagai sarana untuk menampung produk-produk baik itu berupa makanan, kerajinan dan lain sebagainya yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar gerai SBmart berada. Sedangkan pada SB-furniture supplier utamanya adalah PT.Garant Mobel Indonesia (Olympic group) dan PT.Furnimart Mebelindo Sakti. Proses pengadaan barang tersebut dilakukan dengan cara kontrak kuantitas dan melalui media elektronik berupa email, telephone, dan faxsimile dengan supplier. Konsumen utama dari SB-mart adalah para anggota koperasi dan masyarakat. KSU-SB berkomitmen memilih mitra kerja penyedia barang dan jasa di lingkungan KSU-SB dengan prinsip-prinsip praktek usaha yang halal, efisien, dan wajar, juga secara transparan, objektif, dan jujur, sesuai dengan dokumen pengadaan dan kebijakan manajemen pengelolaan rantai pasokan yang berlaku. KSU-SB juga membuat keputusan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti kualitas barang/ jasa, harga, waktu pengiriman, dan integritas. Komitmen ini dapat diketahui oleh para mitra kerja penyedia barang dan jasa melalui aplikasi ESCM pada situs. Para mitra kerja penyedia barang dan jasa harus mematuhi pakta integritas mitra kerja KSU-SB, dengan membuat pernyataan/janji tentang komitmen untuk melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penerapan SCM di KSU-SB telah memenuhi siklus hidup SCM seperti yang digambarkan oleh Obrien and Marakas (2006).

Gambar 5. Supply Chain Management di Perusahaan Sumber: Obrien and Marakas (2006)

Satu lagi persyaratan yang penting dalam penerapan SCM adalah transparansi arus informasi. Untuk dapat mendukung arus informasi yang transparan dari seluruh mata rantai yang terlibat dalam SCM diperlukan komitmen (dapat dicapai melalui kemitraan dan kesepakatan) disertai dengan ketersediaan database. Konsep database yang dimaksud dalam hal ini bukan hanya kumpulan data yang dikelola dan dikendalikan secara terpusat, melainkan data tersebut harus memenuhi lima kriteria sebagai berikut : 1. Ketersediaan, kapanpun diperlukan harus tersedia disertai dengan kemudahan akses. 2. Kemampuan dipergunakan untuk berbagi kebutuhan terkait 3. Kemampuan data untuk selalu berkembang dalam konteks yang efektif 4. Jumlah data tidak tergantung kondisi fisik penyimpan data (penyimpan data yang harus menyesuaikan jumlah data) 5. Konsistensi dan validitas data Sistem informasi akhirnya menjadi sangat penting antara supplier, KSU-SB, dan konsumen. Setiawan et.al (2006) dalam jurnalnya memaparkan bahwa peningkatan integrasi supply chain dilakukan untuk memperpendek jarak yang terbentang antara pemasok sampai konsumen. Semakin pendek jarak tersebut maka arus barang dan informasi dalam supply chain koperasi akan semakin cepat sehingga berdampak pada peningkatan kemampuan perusahaan dalam merespon keinginan konsumen, yang pada akhirnya mempengaruhi peningkatan loyalitas konsumen dan pangsa pasar perusahaan.

Gambar 3.2. Arus Informasi dan Material dalam Rantai Pasok (Heyzer&Render, 1999)

4.3 Enterprise Collaboration Systems (ECS) di Koperasi Serba UsahaSejahtera Bersama Merupakan cross functional information system yang digunakan untuk meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi diantara anggota anggota tim bisnis. Tujuan dari ECS (Enterprise Collaboration System) adalah memungkinkan kita untuk bekerja dengan mudah dan efektif melalui: a. Komunikasi : Berbagi informasi satu dengan lainnya b. Koordiansi : Koordiansi pekerjaan individu dan penggunaan sumber daya secara bersama c. Kolaborasi : Bekerja secara bersama Alat yang digunakan untuk ECS, adalah: 1. Electronic Communication Tools Termasuk didalamnya: email, voice mail. fax, web publishing, bulletin board system, paging, dan internet phone system. Perangkat ini memungkinkan untuk mengirimkan dokumen dan file dalam bentuk data, text, suara, atau multimedia dengan menggunakan jaringan computer. Tugas MK. Sistem Informasi Manajemen Anas Farizi, 2011. ECS di KSU-SB dilakukan dengan menggunakan alat bantu elektronik berupa email, fax, web publishing, smartphone, dan tablet. Untuk memfasilitasi komunikasi yang intensif, KSU-SB menggunakan media elektronik seperti situs KSU-SB dan email KSU-SB untuk menyampaikan informasi yang relevan. Selain itu, stakeholder yang ingin mendapatkan informasi KSU-SB secara berkala melalui email, dapat mendaftarkan identitas dan alamat email pada mailing list melalui situs KSU-SB 2. Electronic Conferencing Tools Membantu orang orang untuk berkomunikasi dan berkolaborasi sementara sedang bekerja dari lokasi yang berbeda untuk bertukar ide secara interaktif, contohnya voice conferencing, video conferencing, chat system, dan forum diskusi. Apabila meeting tidak dapat dilaksanakan karena faktor jarak, biasanya KSU-SB mempergunakan electronic conferencing tools berupa voice conferencing, dan video conferencing. Penggunaan forum diskusi serta chat biasanya dilakukan melalui website internal perusahaan untuk membahas mengenai produk atau sistem existing saat ini. 3. Collaborative Work Management Tools Membantu perusahaan untuk menyelesaikan dan mengelola aktivitas grup. Contoh dari teknologi yang termasuk ke dalamnya: calendering & scheduling tools, task & Project management, workflow system, dan knowledge management tools. Salah satu tools yang digunakan oleh KSU-SB adalah e-learning , dengan sistem ini, karyawan yang ingin mengetahui mengenai hal hal yang terkait dengan pekerjaannya dapat mengikuti pembelajaran berbasis web yang dapat diikuti kapanpun dan dimanapun dengan menggunakan jaringan intranet. KSU-SB terus mengembangkan fungsi situs sebagai sarana komunikasi yang efektif dengan memaksimalkan setiap fungsi. KSU-SB berusaha menyajikan kebutuhan informasi bagi pemangku kepentingan yang mencakup informasi mengenai KSU-SB, baik mengenai visi misi KSU-SB, strategi, produk dan struktur

manajemen, kegiatan koperasi, tata kelola, rilis media dan laporan, serta informasi bagi stakeholder.