Tugas Sibernetika

9
1 Tugas Mandiri Dosen Pembimbing Filsataf Ilmu Khairuddin, M.Ag “ DEFENISI DAN JENIS PENGETAHUAN OLEH : JULIANI ZEGA 1143200528 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2013

description

 

Transcript of Tugas Sibernetika

1

Tugas Mandiri Dosen Pembimbing

Filsataf Ilmu Khairuddin, M.Ag

“ DEFENISI DAN JENIS PENGETAHUAN “

OLEH :

JULIANI ZEGA

1143200528

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

2013

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pengetahuan itu didefinisikan sebagai suatu gambaran objek-objek eksternal yang hadir

dalam pikiran manusia . Definisi ini juga disepakati oleh sebelas orang filosof dan ilmuwan

Rusia. Dalam redaksional lain juga dibahasakan Maksud dari pengetahuan (knowledge) adalah

sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya reaksi,

persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya . Pengetahuan ini meliputi

emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan pikiran-pikiran. Pengetahuan adalah

informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang

lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif

terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar

berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka

pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk

menindaki.

Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.

Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang

diketahui manusia secara langsung dri kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang

mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif

sehingga yang mengetahi itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan

aktif. Lebih lanjut lagi dijelaskan bawa pengetahuan dalam arti luas berarti semua kehadiran

internasional objek dalam subjek. Namun dalam arti sempit dan berbeda dengan imajinasi atau

pemikiran belaka, pengetahuan hanya berarti putusan yang benar dean pasti (kebanaran,

kepastian).

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengetahuan?

2. Jelaskan Jenis – jenis pengetahuan ?

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi pengetahuan

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge.

Dalam Encyclopedia of phisolophy dijelaskan bahwa defenisi pngetahuan adalah kepercayaan

yang benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan secara terminologi akan dikemukan

beberapa defenisi tentang pengetahuan. Menurut Drs. Sidi gazalba, pengetahuan adalah apa

yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adallah hasil dari kenal, sadar,

insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan

demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Dalam kamus

filsafat dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui

manusia secara langsung dri kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui

(subjek) memiliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga

yang mengetahi itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif. Lebih

lanjut lagi dijelaskan bawa pengetahuan dalam arti luas berarti semua kehadiran internasional

objek dalam subjek. Namun dalam arti sempit dan berbeda dengan imajinasi atau pemikiran

belaka, pengetahuan hanya berarti putusan yang benar dean pasti (kebanaran, kepastian). Di sini

subjek sadar akan hubungan objek dengan eksistensi. Pada umumnya, adalah tepat kalau

mengatakan pengetahuan hanya merupakan pengalaman “sadar”. Karena sangat sulit melihat

bagaimana persisnya suatu pribadi dapat sadar akan suatu eksistensi tanpa kehadiran eksistensi

itu di dalam dirinya. Orang pragmatis,terutama john dewey tidak membedakan pengetahuan itu

harus benar, kalau tidak benar ada kontradiksi.1

B. Jenis pengetahuan

Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka

didalam kehidupan manusian dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran.

1. Burhanuddin Salam mengemukan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia ada

empat, yaitu

a. Pengetahuan biasa

Yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering

diartikan dngan good sense karena seseorang memiliki sesuatu dimana dia menerima secara

1 Amsal bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007)

4

baik. Semua orng menyebutnya sesuatu itu merah, benda itu panas karena memang dirasakan

panas dan sebagainya. Dengan common sense , semua orang sampai pada keyakinan secara

umum tentang sesuatu, dimana mereka akan berpendapat sama semuanya. Common sense

diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air dapat dipakai untuk menyiram bunga,

makanan dapat memuaskan rasa lapar, musim kemarau akan mengeringkan sawah tadah hujan,

dan sebagainya.

b. Pengetahuan ilmu

Ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan

untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatof dan objektif. Ilmu pda

prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense,

suatu pengetahuan yang berasal dari pengalamandan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan

berbagai metode.

Ilmu dapat merupakan suatu metode berfikir secara objektif, tujuannya untuk

mengaggambarkan dan memberi makna terhadap dunia faktual. pengetahuan yang diperoleh

dengan ilmu, diperolehnya elalui observasi, eksprimen, klafikasi. Analisis ilmu itu objektif dan

menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral, dalam arti tidak

dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta. Ilmu

meruakan milik manusia secara komprehensif. Ilmu merupakan lukisan dan keterangan yang

lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan wkatu sejauh

jangkauan logika dan dapat diamati panca indra manusia.

c. Pengetahuan filsafat

Yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif.

Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedala kajian tentang sesuatu.

Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal

yang lebih luas dan mendalam.filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang replektif dan

kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.

d. Pengetahuan agama

Yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari tuhan lewat para utusannya. Penegethuan

agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh ara pemeluk agama. Pegetahuan mengandung

beberapa hal yang pokok yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan tuhan, yang sering juga

disebut dengan hubungan vertikal dan cara berhubungan dengan sesama manusia, yang sering

5

juga disebut dengan hubungan horizontal. Pengetahuan agama yang lebih penting disamping

informasi tentang than juga infomasi tentang hari akhir. Menurut para pengaat agama mash

bertahan sampai sekarang karena adanya doktrin hidup setelah mati karenanya masih

dibutuhkan.

Perbedaan pengetahuan dengan ilmu

Dari sejumlah pengertian yang da sering ditemukan kerancuan antara pengertian

pengetahuan dan ilmu. Kedua kata tersebut dianggap memiliki persamaan arti, bahkan ilmu dan

pengetahuan terkadang dirangkum menjadi kata majemuk. Dalam kamus besar bahasa indonesia

ilmu disamakan artinya dengan pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan2. Dari asal katanya dapat

diketahui bahwa pengetahuan diambil dari kata dalam bahsa inggris yaitu knowledge sangkan

ilmu diambil dari kata science d peralihan dari kata arab ilm3.

2. Berdasarakan perbedaan cara kerja yang dipakai untuk memperoleh dan

memppertanggung jawabkan kebenarannya serta serta berdasarkan perbedaan objek

yang menjadi bahan kajian, sekurang-kurangnya dapat kita bedakan adanya tiga

jenis pengetahuan:

a. Pengetahuan ilmiah

Pengethaan ilmiah adalah jenis pengetahuan yang diperoleh dan dipertanggungjawabkan

kebenarannya secara ilmiah atau dengan menerapkan cara kerja atau metode ilmiah.sedangkan

yang dimaksud dengan metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis yang

perlu diambil guna mempperoleh pengetahuan yang didasarkan tau persepsi indrawi dan

melibatkan uji coba hipotesis secara teori dan terkendali . karena pengamatan indrawi biasanya

mengawali maupun mengakhiri peroses kerja ilmiah, maka cara kerja ilmiah sering juga disebut

suatu lingkarann atau siklus empiris4.

2 Lihat kamus besar bahasa indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 2OO2)

3 Miska muhammad amin , Epistemologi Islam , (Jakarta:Ui Press 19

4 Sudarminta, Epistemologi Dasar, ( Yogyakarta: Kanisius, 2002), ham. 164-165

6

b. Pengetahuan moral

Kalau adanya pengetahuan ilmiah sering tidak diperdebatkan , lain halnya dengan

pegetahuan moral . cukup banyak orang menganggap bahwa hal moral tidak ada kebenaran

yang bersifat objektif dan universal. Penilaian dan putusan moral adalah soal perasaan pribadi

atau paling paling peroduk buudaya tempat orang lahir dan dibesarkan . dalam hal moral tidak

ada klaim kebenaran yang absah.5

c. Pengetahuan religius

Persoalan tentang kemungkinan adanya pengetahuan religius sedikit berbeda dari persoalan

tentang kemungkinan adanya pegetahuan moral. Kendati begitu, beberapa konsep dan prinsip

yang berlaku dala membahas kemungkinan adanya pengetahuan moral dapat dipakai untuk

memberi terang pada persoalan tentang pengetahuan religius. Duduk persoalannnya adalah

apakah pengethaun religius itu mungkin. Persoalan ini muncul bahwa adanya klaim bahwa

pengetahuan religius , termasuk didalamnya pengetahuan kita tentang tuhan, sesungguhnya

berada diruang lingkup pengetahuan manusia.pernyataan bahwa tuhan itu ada dan memilki sifat-

sifat tertentu merupakan pokok iman dan bukan materi pengetahuan manusia. Benar salahnya

pengetahuan tersebut tidak dapat ditentukan, baik secara apriori berdasarkan penalaran logis

maupun secara aposteori berdasarkan pengalaman. Dengan kata lain, baik tolak ukur kebenaran

rasio maupun kebenaran faktual atau empiris tidak berlaku untuk ernyataan pernyataan religius.

Seperti ditegaskan oleh para penganut nonkognitivisme, biak pernyataan moral maupun

pernyaataan religius tidak mempunyai nilai kognitif , karena pernyataaan tersebut lebih

bermaksud mengungkapkan sikap dan perasaan orang yang membuat atau dituju oleh

pernyataan tersebut dari pada menegaskan suatu kepeercyaan yang dapat ditentukan benar

salahnya.

Dalam filsafat ketuhannan , klaim bahwa keberadaan dan sifat-sifat tuhan tidak dpat secara

rasional diketahui baik secara apriori mamupun aposteriori, sesungguhnya sudah disangkal.

Argumen ontologis bagi adanya tuhan , misalnya berangkat dari premis-premis apriori bahwa

tuhan sebagai yang maha sempurna adalah suatu yang lebih besar dari pada-Nya tak mungkin

dipikirkan lagi.6

5 Ibid., hlm 172

6 Epistemologi dasar, op.cit., hlm 180

7

3. Menurut Soemargono (1983), pengetahuan dibagi menjadi:

a. Pengetahuan non ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara yang tidak

termasuk ilmiah. Biasanya berupa pengetahuan yang diperoleh dari alat panca indra,

atau pengembangan dari pemikiran, atau dari intuisi.

b. Pengetahuan ilmiah, biasanya disebut ilmuyang merupakan hasil pemahaman manusia

dengan menggunakan metode ilmiah.

4. Jenis Pengetahuan menurut Aristoteles

a. Pengetahuan produksi (seni)

b. Pengetahuan praktis (etika, ekonomi, politik)

c. Pengetahuan teoritis (fisika, matematika dan metafisika)

5. ANALISIS TEORI

Dari semua jenis pengetahuan, saya setuju terhadap pendapat soemargono tahun 1983

bahwa pengetahuan terbagi menjadi 2

Yaitu pengetahuan ilmiah dan non ilmiah , karena jika di sub-sub kan dari semua

pembagian pengetahuan menurut para ahli, semuanya tergolong sama. intinya ke 2 ini,

yaitu pengetahuan ilmiah dan non ilmiah

1. Pengetahuan non ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara yang

tidak termasuk ilmiah. Biasanya berupa pengetahuan yang diperoleh dari alat panca

indra, atau pengembangan dari pemikiran, atau dari intuisi.

2. Pengetahuan ilmiah, biasanya disebut ilmu yang merupakan hasil pemahaman

manusia dengan menggunakan metode ilmiah.

Inilah pembagian secara garis besar tentang jenis pengetahuan.

8

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan

tahu tersebut adallah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai.

Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan

merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Dalam kamus filsafat

dijelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang

diketahui manusia secara langsung dri kesadarannya sendiri. Lebih lanjut lagi

dijelaskan bawa pengetahuan dalam arti luas berarti semua kehadiran internasional

objek dalam subjek. Beranjak dari pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran

adalah pengetahuan, maka didalam kehidupan manusian dapat memiliki berbagai

pengetahuan dan kebenaran, burhanuddin sallam pengetahuan dibagi menjadi empat

yaitu pengetahuan biasa, pengetahuan ilmu, pengetahuan filsafat dan agama.

Berdasarakan perbedaan cara kerja yang dipakai untuk memperoleh dan

memppertanggung jawabkan kebenarannya serta serta berdasarkan perbedaan objek

yang menjadi bahan kajian, sekurang-kurangnya dapat kita bedakan adanya tiga

jenis pengetahuan yaitu pengetahuan moral,ilmiah dan religius.

B. Saran

Untuk pembaca yang sewaktu-waktu menemui kekurangan dari makalah kami ini

harap memberikan kritik dan saran yang bisa membangun makalah kami ini ke depan

karena setiap manusia tidak luput dari kesalahan.

9

DAFTAR PUSTAKA

Sudarminta, Epistemologi Dasar: Pengantar Filsafat Pengetahuan, 2002, Yogyakarta:

Kanisius

Baktiar, Amsal, Filsafat ilmu, 2012, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Suriansumantri, jujun s, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Pupuler, 2007, Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan