Tugas SI 2

10
Cekungan Sedimen Dalam rangka memenuhi tugas individu mata kuliah Stratigrafi Indonesia Disusun oleh: Titip Anillahi 270110120020 Kelas D FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

description

ajajaja

Transcript of Tugas SI 2

Cekungan Sedimen

Dalam rangka memenuhi tugas individu mata kuliah Stratigrafi Indonesia

Disusun oleh:

Titip Anillahi270110120020Kelas D

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGIUNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR2015/2016

BAB IMEKANISME PEMBENTUKAN CEKUNGAN SEDIMENDilihat dari kacamata genetik, ada dua tipe utama cekungan sedimen: (1) cekungan yang terbentuk akibat peregangan litosfir dan (2) cekungan yang terbentuk akibat flexure litosfir benua dan samudra. Selain itu, kita dapat menambahkan (3) cekungan-cekungan yang berkaitan dengan strike-slip atau megashear serta dicirikan oleh peregangan lokal yang terjadi dalam zona-zona sesar yang kompleks.

1.1 Cekungan Sedimen Karena Peregangan LithosphereCekungan yang terbentuk oleh peregangan dan penipisan litosfir benua merupakan suatu jenjang evolusioner dalam suatu rangkaian evolusi litosfir (Veevers, 1981). Jenjang awal evolusi itu berkorespondensi dengan perkembangan retakan intrakraton yang, pada gilirannya, sering berasosiasi dengan crustal doming. Retakan seperti itu dapat berevolusi menjadi pusat pemekaran lantai samudra atau proses evolutif itu terhenti untuk kemudian menghasilkan failed rift atau aulacogen.

Rift basinKeterbentukan rift basi terjadi ketika adanya peregangan ekstensio pada kraton akibat adanya pemanas pada sublitofer. Beberepa proses rifting ini akan terus membukan dan menjasi ocean basin dimana dasarnya akan lebih dominan material oceanic dibandingkan dengan kerak benua.

AulakogenAulakogen adalah jenis cekungan khusus yang terbentuk dari renggangan yang memiliki sudut besar terhadap tepian benua, dimana umumnya dianggap sebagai renggangan tetapi gagal dan kemudian diaktifkan kembali selama tektonik konvergen. Sedimen yang mengisi cekungan jenis ini dapat berupa sedimen darat (misalnya kipas aluvium), endapan paparan, dan endapan yang lebih dalam seperti endapan turbit.Dengan terbentuknya lantai samudra dan pengapungan tepian benua menjauhi pusat pemekaran, akan berkembang cekungan tepian pasif. Urut-urutan evolutif itu dinamakan cekungan sedimen kerabat retakan-apungan (rift-drift suite of sedimentary basins). Mekanisme utama yang terjadi dalam urut-urutan evolusi itu adalah sifat-sifat termal dan mekanis litosfir di bawah tensi serta kontraksi litosfir setelah berlangsungnya peregangan

1.2 Cekungan Sedimen Karena Lempeng LenturMeskipun sekitar 70% dari cekungan sedimen yang telah terbentuk di planet ini selama 600 juta tahun terakhir berasal dari peregangan litosfer, masih ada beberapa jenis penting lainnya dari basin. Terutama cekungan yang terbentuk sebagai hasil dari lempeng lentur. Airy isostasy mengasumsikan bahwa lempeng itu lemah, sehingga setiap 'beban' yang diletakkan di atasnya (yaitu setiap perubahan ketebalan kerak dan/atau mantel lithsopheric) didukung oleh defleksi vertikal di wilayah di mana beban diterapkan dan daerahnya tidak berdekatan. Namun, ada situasi di mana prinsip ini tidak sesuai dan kekuatan lempeng yang berperan penting. Jelas jika lempeng sangat kuat dan beban relatif kecil, tidak akan ada lendutan dari lempeng. Dalam kasus ini, setiap beban ditempatkan di lempeng akan menyebabkan flexure di daerah yang berdekatan: hal ini yang disebut basin flexural dimana tempat sedimen menumpuk. Lebar dari cekungan tersebut diatur oleh kekuatan kelenturan dari lempeng dan kedalaman mereka bergantung pada sifat beban.

1.3 Cekungan Sedimen pada Setting Strike SlipPatahan yang dapat membentuk cekungan ini adalah patahan mendatar yang menoreh dalam kerak sampai membatasai dua lempeng yang berbeda (transform fault) dan patahan yang terbatas dalam suatu lempeng dan hanya menoreh bagian atas kerak (Sylvester, 1988). Cekungan yang berhubungan dengan patahan mendatar regional terbentuk sepanjang punggung pemekaran, sepanjang batas patahan antar lempeng, pada tepian benua dan daratan dalam lempeng benua. Gerakan sepanjang patahan mendatar regional dapat membentuk berbagai cekungan nendatar (pull-apart basin). Cekungan yang dibentuk karena patahan mendatar umumnya kecil, garis tengahnya hanya beberapa puluh kilometer, walaupun ada beberapa yang sampai 50 km. Karena patahan mendatar terbentuk pada berbagai tataan geologi, cekungan ini dapat diisi sedimen laut maupun darat. Ketebalan sedimen cenderung sangat tebal, karena kecepatan sedimentasi yang tinggi yang dihasilkan oleh erosi dari daerah sekitarnya yang berelevasi tinggi, dan boleh jadi ditandai dengan banyaknya perubahan fasies secara lokal. Di Indonesia Cekungan jenis ini banyak terdapat sepanjang Patahan Sumatra

BAB IIISIAN CEKUNGAN SEDIMEN2.1 Kontrol dari Stratigrafi BasinSedimen yang mengisi suatu cekungan merupakan faktor yang sangat penting untuk dipelajari dalam analisa cekungan sedimen yang bersangkutan. Sedimen tersebut dipelajari bagaimana proses terbentuknya, sifat batuan dan aspek ekonominya. Proses pembentukan sedimen meliputi pelapukan, erosi, transportasi dan pengendapan, sifat-sifat fisik, kimia dan biologi batuan; lingkungan pengendapan, dan posisi stratigrafi. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengendapan dan sifat sedimen adalah:a. litologi batuan induk, akan sangat mempengaruhi komposisi sedimen yang berasal dari batuan tersebut;b. topografi dan iklim dimana batuan induk berada, mempengaruhi kecepatan denudasi yang menghasilkan sedimen yang kemudian diendapkan dalam cekungan;c. kecepatan penurunan cekungan bersamaan dengan kecepatan kenaikan/penurunan muka laut; dand. ukuran dan bentuk dari cekungan.2.2 Deposisional SistemSistem deposisional adalah kesatuan dari lingkungan pengendapan yang berhubungan dengan proses sedimentasi. Mereka bertanggungjawab atas ketebalan stratigrafi skala besar dan perubahan lingkungan di salah satu bagian sistem umumnya dapat dikenali di stratigrafi bagian lain dari sistem, namun jauh. Sistem deposisional dan produk sedimentasi mereka menggambarkan integrasi dari kontorl autogenic (internal) dan allogenic (eksternal). Basin sedimen dengan mekanisme pembawa yang berbeda mempunyai sususan tersendiri dari sistem deposisional dan fasiesnya. Tingkatan dari produk endapan berdasarkan skala fasies/lapisan hingga kumpulan fasies di parasekuen, ke area sistem deposisional dan akhirnya sekuen deposisional. Seiring skala produk bertambah, penyebab pengendapannya juga berubah dari kondisi kecil, lokal, dan sering autogenic menyebabkan yang ekstrim, ke kondisi besar, skala besar yang menyebabkan keterlibatan litosfer dan proses allogenic iklim yang ektrim. Sistem endapan terestrial meliputi kipas aluvium, kipas delta, gurun, danau, dan glacier.Cekungan kontinental terbagi menjadi dua subdivisi, cekungan dengan through drainage di dominasi oleh sistem sungai yang baik dan danau. Yang lainnya adalah cekungan dengan internal drainage, dicirikan dengan sistem sungai yang sementara, umumnya dangkal dan danau yang berumur pendek, serta gurun.BAB IIIEVOLUSI BASIN FILL3.1 Subsidence HistorySubsidence (penurunan) dari kerak bumi bagian atas harus terjadi sehingga depresi yang sedemikian rupa bisa terbentuk. Mekanisme yang dapat menghasilkan penurunan yang cukup untuk membentuk cekungan antara lain mencakup proses penipisan kerak, pembebanan tektonik, pembebanan subkrustal, aliran astenosferik, penebalan krustal (Dickinson, 1993). Crustal thinning (penipisan kerak): gaya ektensional atau tarikan, erosi selama terjadi pengangkatan. Mantle-lithosperic thickening: pendinginan dari litosfer baik dikarenakan proses tarikan atau pemanasan oleh peleburan adiabatik dari pencairan astenosferik. Sedimentary and volcanic loading: Kompensasi isostatik lokal dari suatu kerak dan flexure litosfer regional, tergantung dari kerapatan flexural dari litosfer bagian bawah, selama terjadi overthrusting dan underpulling. Subcrustal loading (pembebanan subkrustal): Flexure pada litosfer selama terjadi proses underthrusting pada suatu litosfer yang padat. Astenosferik flow (aliran astenosferik): efek dinamik dari aliran astenosferik, pada umumnya dikarenakan proses delaminasi dari litosfer yang mengalami subduksi. Penebalan krustal: Bertambahnya densitas dari suatu kerak dikarenakan perubahan tekanan atau temperatur dan proses emplacement dari cairan dengan densitas lebih tinggi yang menuju kerak dengan densitas lebih rendah3.2 Thermal HistoryEfek thermal (contoh: pendinginan litosfer, bertambahnya nilai densitas krustal yang disebabkan oleh perubahan temperatur atau kondisi tekanan) juga dapat berperan sebagai faktor penting dalam pembentukan cekungan.

Daftar PustakaBoggs, Jr. S.(2006): Principal of Sedimentology and Stratigraphy 4thedition, Pearson Education, inc., Upper Saddle River New Jersey.https://geotrekindonesia.wordpress.com/2013/06/13/back-to-basic-4-cekungan-belakang-busur-backarc-basin-kontrol-kinematika-overriding-plate-vs-slab-rollback/ ( Diakses pada 28 September 2015)