Tugas Sejarah Hilman

9
MUNCUL DAN PERKEMBANGAN AGAMA HINDU-BUDDHA DI INDONESIA 1. Munculnya Agama Hindu-Buddha A. Munculnya Agama Hindu Pada sekitar tahun 1500 SM, bangsa Arya memasuki India di bagian barat laut. Mereka berhasil menaklukan bangsa asli Dravida. Setelah itu, bangsa Arya memperkenalkan dan mewariskan peradaban baru, yang disebut Weda. Pada sekitar 500 SM, masyarakat dibagi ke dalam 4 kasta (caturwarna), sebagai berikut: 1) Teori Brahma : pendeta 2) Teori Ksatria : raja, bangsawan, dan prajurit 3) Teori Waisya : petani, pedagang, dan penghasil bahan makanan 4) Teori Sudra : pekerja kasar dan budak. Selain itu, ada golongan masyarakat yang dianggap paling rendah kedudukannya, mereka dikeluarkan dari kasta (caturwarna) setelah divonis melakukan pelanggaran dalam masyarakat. Kelompok masyarakat ini disebut Paria atau Candala. Pada sekitar abad ke-1, muncullah pembaruan terhadap Brahmanisme yang memuja tiga dewa utama yang disebut Trimurti (Tiga Badan). Dewa yang dipuja masyarakat tersebut adalah: a) dewa Brahma ( pencipta alam), b) dewa Wisnu (pemelihara alam), c) dewa Siwa (perusak alam). Sejalan dengan munculnya pembaharuan itu, kepercayaan masyarakat dinyatakan sebagai agama Hindu, yaitu agama bagi seluruh Hind (India). B. Munculnya Agama Buddha Pada mulanya, agama Buddha merupakan sebuah paham baru dalam agama Hindu. Pemeluk agama Hindu tidak menyukai kedudukan istimewa kasta Brahmana. Adanya hak-hak istimewa Brahmana menghambat masyarakat awam untuk mencapai moksa (bebas dari penjelmaan kembali). Oleh sebab itu, muncullah ajaran Buddhisme yang disebarluaskan oleh Buddha Gautama. Buddha Gautama menyebarkan gagasan agar manusia mencapai kedamaian. Ajaran Buddha itu dituangkan dalam kitab suci yg diberi nama Tripitaka (Tiga Keranjang), yaitu: 1) Vinayapitaka berisi aturan-aturan hidup,

Transcript of Tugas Sejarah Hilman

Page 1: Tugas Sejarah Hilman

MUNCUL DAN PERKEMBANGAN AGAMA HINDU-BUDDHA DI INDONESIA

1. Munculnya Agama Hindu-BuddhaA. Munculnya Agama Hindu

Pada sekitar tahun 1500 SM, bangsa Arya memasuki India di bagian barat laut. Mereka berhasil menaklukan bangsa asli Dravida. Setelah itu, bangsa Arya memperkenalkan dan mewariskan peradaban baru, yang disebut Weda. Pada sekitar 500 SM, masyarakat dibagi ke dalam 4 kasta (caturwarna), sebagai berikut:1) Teori Brahma : pendeta2) Teori Ksatria : raja, bangsawan, dan prajurit3) Teori Waisya : petani, pedagang, dan penghasil bahan makanan4) Teori Sudra : pekerja kasar dan budak.

Selain itu, ada golongan masyarakat yang dianggap paling rendah kedudukannya, mereka dikeluarkan dari kasta (caturwarna) setelah divonis melakukan pelanggaran dalam masyarakat. Kelompok masyarakat ini disebut Paria atau  Candala. Pada sekitar abad ke-1, muncullah pembaruan terhadap Brahmanisme yang memuja tiga dewa utama yang disebut Trimurti (Tiga Badan). Dewa yang dipuja masyarakat tersebut adalah:a) dewa Brahma ( pencipta alam), b) dewa Wisnu (pemelihara alam), c) dewa Siwa (perusak alam).

Sejalan dengan munculnya pembaharuan itu, kepercayaan masyarakat dinyatakan sebagai agama Hindu, yaitu agama bagi seluruh Hind (India).

B. Munculnya Agama BuddhaPada mulanya, agama Buddha merupakan sebuah paham baru dalam agama Hindu.

Pemeluk agama Hindu tidak menyukai kedudukan istimewa kasta Brahmana. Adanya hak-hak istimewa Brahmana menghambat masyarakat awam untuk mencapai moksa (bebas  dari penjelmaan kembali). Oleh sebab itu, muncullah ajaran Buddhisme yang disebarluaskan  oleh Buddha Gautama. Buddha Gautama menyebarkan gagasan agar manusia mencapai kedamaian. Ajaran Buddha itu dituangkan dalam kitab suci yg diberi nama Tripitaka (Tiga Keranjang), yaitu: 1) Vinayapitaka berisi aturan-aturan hidup, 2) Suttapitaka berisi pokok-pokok atau dasar memberi pelajaran, dan 3) Abdi darmapitaka berisi falsafah agama.

Selanjutnya riwayat Sang Buddha dapat dipelajari dalam Kitab Buddha Carita dan Lalitawistara. Agama dan kebudayaan Buddha dapat menyebar luas di wilayah Asia Timur, yaitu Cina, Korea, dan Jepang, bahkan ajaran Buddha menjadi agama besar di wilayah ini.

2. Proses masuk dan Perkembangan Hindu-Buddha di IndonesiaAgama Hindu- Budha berasal dari India, kemudian menyebar ke Asia Timur. Asia

Tenggara termasuk Indonesia. Timbul suatu pertanyaan bagaimana proses masuknya agama Hindu-Budha ke Indonesia? dan bagaimana pengaruhnya terhadap kebudayaan Indonesia?Proses Masuknya Agama Hindu dan Budha ke Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan letaknya sangat strategis, yaitu terletak diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Indonesia dan Pasifik) yang merupakan

Page 2: Tugas Sejarah Hilman

daerah persimpangan lalu lintas perdagangan dunia. Awal abad Masehi, jalur perdagangan tidak lagi melewati jalur darat (jalur sutera) tetapi beralih kejalur laut, sehingga secara tidak langsung perdagangan antara Cina dan India melewati selat Malaka. Untuk itu Indonesia ikut berperan aktif dalam perdagangan tersebut.

Akibat hubungan dagang tersebut, maka terjadilah kontak/hubungan antara Indonesia dengan India, dan Indonesia dengan Cina. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masuknya budaya India ataupun budaya Cina ke Indonesia. Mengenai siapa yang membawa atau menyebarkan agama Hindu - Budha ke Indonesia, tidak dapat diketahui secara pasti, walaupun demikian para ahli memberikan pendapat tentang proses masuknya agama Hindu - Budha atau kebudayaan India ke Indonesia.

Untuk penyiaran Agama Hindu ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat/hipotesa yaitu antara lain:1) Hipotesis Ksatria,

Menurut Prof.Dr.Ir.J.L.Moens bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 - 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.

2) Hipotesis Waisya, Menurut Dr.N.J.Krom, bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum pedagang yang datang untuk berdagang ke Indonesia, bahkan diduga ada yang menetap karena menikah dengan orang Indonesia.

3) Hipotesis Brahmana, Menurut J.C.Vanleur bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana karena hanyalah kaum Brahmana yang berhak mempelajari dan mengerti isi kitab suci Weda. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa/Kepala Suku di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.

Pada dasarnya ketiga teori tersebut memiliki kelemahan yaitu karena golongan ksatria dan waisya tidak mengusai bahasa Sansekerta. Sedangkan bahasa Sansekerta adalah bahasa sastra tertinggi yang dipakai dalam kitab suci Weda. Dan golongan Brahmana walaupun menguasai bahasa Sansekerta tetapi menurut kepercayaan Hindu kolot tidak boleh menyebrangi laut.

Disamping pendapat / hipotesa tersebut di atas, terdapat pendapat yang lebih menekankan pada peranan bangsa Indonesia sendiri, untuk lebih jelasnya simak uraian berikut ini.

Hipotesis Arus Balik dikemukakan oleh FD. K. Bosh. Hipotesis ini menekankan peranan bangsa Indonesia dalam proses penyebaran kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia. Menurutnya penyebaran budaya India di Indonesia dilakukan oleh para cendikiawan atau golongan terdidik. Golongan ini dalam penyebaran budayanya melakukan proses penyebaran yang terjadi dalam dua tahap yaitu sebagai berikut :Pertama, proses penyebaran di lakukan oleh golongan pendeta Budha atau para biksu, yang menyebarkan agama Budha ke Asia termasuk Indonesia melalui jalur dagang, sehingga di Indonesia terbentuk masyarakat Sangha, dan selanjutnya orang-orang Indonesia yang sudah menjadi biksu, berusaha belajar agama Budha di India.

Page 3: Tugas Sejarah Hilman

Sekembalinya dari India mereka membawa kitab suci, bahasa sansekerta, kemampuan menulis serta kesan-kesan mengenai kebudayaan India.

Dengan demikian peran aktif penyebaran budaya India, tidak hanya orang India tetapi juga orang-orang Indonesia yaitu para biksu Indonesia tersebut. Hal ini dibuktikan melalui karya seni Indonesia yang sudah mendapat pengaruh India masih menunjukan ciri-ciri Indonesia.

Kedua, proses penyebaran kedua dilakukan oleh golongan Brahmana terutama aliran Saiva-siddharta. Menurut aliran ini seseorang yang dicalonkan untuk menduduki golongan Brahmana harus mempelajari kitab agama Hindu bertahun-tahun sampai dapat ditasbihkan menjadi Brahmana. Setelah ditasbihkan, ia dianggap telah disucikan oleh Siva dan dapat melakukan upacara Vratyastome / penyucian diri untuk menghindukan seseorang. Beberapa hipotesis di atas menunjukan bahwa masuknya pengaruh Hindu-Budha merupakan satu proses tersendiri yang terpisah namun tetap di dukung oleh proses perdagangan. Jadi hubungan dagang telah menyebabkan terjadinya proses masuknya penganut Hindu-Budha ke Indonesia.

Untuk agama Budha diduga adanya misi penyiar agama Budha yang disebut dengan Dharmaduta, dan diperkirakan abad 2 Masehi agama Budha masuk ke Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan arca Budha yang terbuat dari perunggu diberbagai daerah di Indonesia antara lain Sempaga (Sulsel), Jember (Jatim), Bukit Siguntang (Sumsel). Dilihat ciri-cirinya, arca tersebut berasal dari langgam Amarawati (India Selatan) dari abad 2 - 5 Masehi. Dan di samping itu juga ditemukan arca perunggu berlanggam Gandhara (India Utara) di Kota Bangun, Kutai (Kaltim).

Page 4: Tugas Sejarah Hilman

SEJARAH MASUKNYA AGAMA HINDU-BUDHA DI NDONESIA

Agama Hindu dan Budha berasal dari Jazirah India yang sekarang meliputi wilayah negara India, Pakistan, dan Bangladesh. Kedua agama ini muncul pada dua waktu yang berbeda (Hindu: ±1500 SM, Budha: ±500 SM), namun berkembang di Indonesia pada waktu yang hampir bersamaan. Munculnya agama Hindu dan Budha di Indonesia berawal dari hubungan dagang antara pusat Hindu Budha di Asia seperti China dan India dengan Nusantara. Hubungan dagang antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang dari wilayah Hindu Budha inilah yang menyebabkan adanya asimilasi budaya, sehingga agama Hindu dan Budha lambat laun mulai berkembang di Nusantara.

Kepulauan Nusantara yang diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) serta oleh dua samudra (Hindia dan Pasifik), mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur perdagangan dunia kala itu. Hal ini membuat para pedagang asing dari negeri-negeri lain seperti Cina, India, Persia, dan Arab sering singgah di kepulauan Nusantara. Para pedagang asing ini tidak hanya berkepentingan untuk berdagang di Nusantara. Mereka juga menjalin interaksi secara sosial budaya dengan masyarakat lokal, sehingga masuklah pengaruh-pengaruh kebudayaan mereka ke Nusantara, termasuk pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha.

Sebenarnya ada beberapa teori yang diajukan oleh para ahli mengenai siapa sebenarnya yang membawa agama Hindu dan Budha di Indonesia, berikut adalah beberapa teori/hipotesa mengenai masuknya agama hindu dan budha di indonesia.

1. Teori BrahmanaTeori yang diprakarsai oleh Van Leur ini menyatakan bahwa kaum Hindu dari kasta Brahmanalah yang mempunyai peran paling besar dalam proses masuknya agama dan budaya Hindu di Indonesia. Hal ini mengingat bahwa Kitab Weda ditulis dengan Bahasa Sansekerta yang hanya dipahami oleh kaum Brahmana. Para Brahmana yang berasal dari pusat-pusat Hindu di dunia ini datang karena undangan para penguasa lokal yang ingin yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai agama Hindu. Para raja/penguasa pribumi tersebut adalah penganut kepercayaan animisme dan dinamisme sebelum datangnya pengaruh Hindu dan Budha. 

2. Hipotesa KsatriaMenurut teori yang diusung oleh C.C. Berg ini, agama Hindu dibawa ke Indonesia oleh kaum ksatria (kaum prajurit kerajaan). Hal ini terjadi karena pada awal abad Masehi sering terjadi kekacauan politik di India sehingga sering terjadi perang antargolongan di negeri ini. Para prajurit perang yang terdasak musuh atau telah jenuh berperang akhirnya meninggalkan tanah air mereka. Diantara para ksatria yang mencari tempat pelarian ini, sebagian ada yang mencapai Indonesia. Mereka inilah yang kemudian membuat koloni dan beralkulturasi dengan penduduk lokal. Hal ini membuat semakin banyak masyarakat lokal yang menganut agama Hindu, pada perkembangan berikutnya, akhirnya lahirlah kerajaan Hindu di Nusantara.

3. Hipotesa WaisyaMenurut teori ini, kaum Hindu dari kasta Waisya adalah yang paling berjasa dalam penyebaran agama Hindu di Indonesia. Kaum Waisya adalah mereka yang berasal dari kalangan pekerja ekonomi seperti pedagang dan saudagar. Para pedagang yang berasal dari India atau pusat-pusat Hindu lain di Asia ini banyak melakukan hubungan dagang

Page 5: Tugas Sejarah Hilman

dengan masyarakat atau penguasa pribumi. Hali inilah yang membuka peluang bagi masuknya agama Hindu di Indonesia. Teori Waisya ini diprakarsai oleh Dr. N. J. Krom.

4. Hipotesa SudraOrang-orang yang tergolong dalam Kasta Sudra adalah mereka yang dianggap sebagai orang buangan. Kaum Sudra ini diduga datang ke Indonesia bersama kaum Waisya atau Ksatria. Karena datang dalam jumlah yang sangat besar, kaum Sudra inilah yang telah memberikan andil paling besar terkait masuknya agama Hindu ke Indonesia.

Meskipun disampaikan oleh para ahli, keempat teori diatas tetap mempunyai kelemahannya masing-masing. Hal tersebutkarena kitab Weda yang merupakan kitab suci agama Hindu ditulis menggunakan bahasa Sansekerta dan Pallawa yang notabene hanya dikuasai oleh kaum Brahmana. Kaum Ksatria, Waisya, dan Sudra tentu saja akan sangat kesulitan menyebarkan agama Hindu di Indonesia karena mereka tidak memahami Bahasa Sansekerta yang merupakan bahasa dalam kitab Weda. Namun demikian, menurut kepercayaan India kuno, kaum Brahmana tidak boleh menyeberangi lautan sehingga hampir mustahil untuk kaum Brahmana menyebarkan Hindu di Indonesia Secara langsung. 

Karena keempat teori yang saya sampaikan diatas memiliki banyak kelemahan, maka muncullah teori lain yaitu teori arus balik. Teori ini dicetuskan oleh F.D.K Bosch, menurutnya Agama Hindu masuk ke Indonesia karena dibawa oleh orang Indonesia sendiri. Orang-orang Indonesia yang membawa Agama Hindu ke Indonesia ini berasal dari golongan pemuda yang memang sengaja dikirim oleh para penguasa pribumi untuk mempelajari agama Hindu dan Budha di India. Setelah selesai belajar di India, mereka kemudian pulang ke Nusantara lalu mulai menyebarkan agama Hindu atau Budha.

Page 6: Tugas Sejarah Hilman

Masuknya Agama Hindu-Budha di IndonesiaMenurut sejarawan yang bernama van Leur dan Wolters, hubungan dagang antara

Indonesia dan India, lebih dahulu berkembang daripada hubungan dagang antara Indonesia dan Cina. Dari hubungan perdagangan itu, muncul beberapa teori mengenai proses masuknya budaya Hindu-Buddha ke Indonesia.

1. Masuknya agama BuddhaPenyiaran agama Buddha di Indonesia lebih awal daripada agama Hindu, yaitu sejak abad II Masehi. Dalam penyebarannya, agama Buddha mengenal adanya misi penyiaran agama yang disebut Dharmadhuta. Bukti-bukti mengenai awal masuknya agama Buddha ke Indonesia diketahui dari ditemukannya patung Buddha dari perunggu di Jember, Sempaga (Sulawesi Selatan), dan Bukit Siguntang (Sumatera Selatan). Meskipun demikian, belum diketahui pembawa patung-patung tersebut dari India Selatan ke Indonesia.

2. Masuknya agama HinduAda beberapa teori yang dikemukakan oleh para sejarawan tentang teori-teori masuknya agama Hindu ke Indonesia. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut:a. Teori sudra, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dilakukan

olehorang-orang India yang berkasta sudra, yaitu kasta terendah dalam caturwarna.b. Teori waisya, menyatakan bahwa para pedagang yang berkasta waisya banyak yang

menetap di Indonesia kemudian menyebarkan kebudayaan India. Teori ini dikemukakan oleh N.J. Krom.

c. Teori kesatria, menyatakan bahwa kaum bangsawan India-lah yang memperkenalkan agama Hindu. Pendapat ini dikemukakan oleh F.D.K. Bosch.

d. Teori brahmana, menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dilakukan oleh kaum brahmana. Kedatangan mereka adalah untuk memenuhi undangan kepala-kepala suku di Indonesia yang tertarik dengan agama Hindu.

e. Teori arus balik, menyatakan bahwa orang Indonesia juga memiliki peran dalam prosesmasuknya kebudayaan India. Para pedagang dari Indonesia menetap di India selama beberapa waktu kemudian pulang kembali dengan membawa kebudayaan India dan menyebarkannya. Teori arus balik ini dikemukakan oleh Van Leur.