Tugas-SA-fitofarmasi-Dewi-10-57.docx

6
Dewi Gayatri W. 1022101010 57 Tugas penganti UAS SA Fitofarmasi PERTANYAAN 1. Apa latar belakang dan tujuan dilakukan penelitian pada paper saudara? Jawab : Latar belakang penelitian ini adalah adanya tanaman yang banyak digunakan oleh masyarakat khususnya masyarakat Sulawesi Tengah sebagai obat yaitu Bawang Hutan (Eleutherine palmifolia (L.) Merr), termasuk familia Iridaceae dan bagian yang digunakan adalah umbinya. Sudah digunakan secara turun-temurun oleh masyarakat sebagai tanaman obat. Pada umbi bawang hutan ini terkandung senyawa metabolit sekunder yakni alkaloid, glikosida, flavonoid, fenolik, steroid dan tanin yang merupakan sumber biofarmaka yang berpotensial untuk dikembangkan sebagai tanaman obat modern dalam kehidupan manusia. Senyawa flavonoid memiliki sifat antioksidan sebagai penangkap radikal bebas karena mengandung gugus hidroksil yang bersifat sebagai reduktor dan dapat bertindak sebagai donor hidrogen terhadap radikal bebas. Berdasarkan penelitian in vitro yang dilakukan sebelumnya menunjukkan adanya potensi antioksidan dalam umbi Bawang Hutan dengan nilai IC50 yang dimiliki sebesar 25,3339 ppm (Nurliani, 2012). Oleh karena itu bawang hutan berpotensi untuk dikembangkan menjadi sediaan krim antioksidan. Krim merupakan salah satu sediaan padat yang dimaksudkan untuk pemakaian luar yang pemakaiannya dengan cara dioleskan pada

Transcript of Tugas-SA-fitofarmasi-Dewi-10-57.docx

Page 1: Tugas-SA-fitofarmasi-Dewi-10-57.docx

Dewi Gayatri W. 102210101057

Tugas penganti UAS SA Fitofarmasi

PERTANYAAN

1. Apa latar belakang dan tujuan dilakukan penelitian pada paper saudara?

Jawab :

Latar belakang penelitian ini adalah adanya tanaman yang banyak digunakan oleh

masyarakat khususnya masyarakat Sulawesi Tengah sebagai obat yaitu Bawang Hutan

(Eleutherine palmifolia (L.) Merr), termasuk familia Iridaceae dan bagian yang digunakan

adalah umbinya. Sudah digunakan secara turun-temurun oleh masyarakat sebagai tanaman

obat. Pada umbi bawang hutan ini terkandung senyawa metabolit sekunder yakni alkaloid,

glikosida, flavonoid, fenolik, steroid dan tanin yang merupakan sumber biofarmaka yang

berpotensial untuk dikembangkan sebagai tanaman obat modern dalam kehidupan manusia.

Senyawa flavonoid memiliki sifat antioksidan sebagai penangkap radikal bebas karena

mengandung gugus hidroksil yang bersifat sebagai reduktor dan dapat bertindak sebagai

donor hidrogen terhadap radikal bebas.

Berdasarkan penelitian in vitro yang dilakukan sebelumnya menunjukkan adanya

potensi antioksidan dalam umbi Bawang Hutan dengan nilai IC50 yang dimiliki sebesar

25,3339 ppm (Nurliani, 2012). Oleh karena itu bawang hutan berpotensi untuk dikembangkan

menjadi sediaan krim antioksidan. Krim merupakan salah satu sediaan padat yang

dimaksudkan untuk pemakaian luar yang pemakaiannya dengan cara dioleskan pada bagian

kulit yang sakit. Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi kental

mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar.

Sediaan krim banyak digunakan karena mempunyai beberapa keuntungan diantaranya

lebih mudah diaplikasikan, lebih nyaman digunakan pada wajah, tidak lengket dan mudah

dicuci dengan air, dibandingkan dengan sediaan salep, gel maupun pasta. Sediaan ini

biasanya digunakan pada kulit dan umumnya sediaan tersebut digunakan sebagai pelindung

dari sinar ultraviolet (UV) matahari. Sinar ultraviolet (UV) sering disebut sebagai faktor

penuaan dini atau premature aging. Sediaan kosmetik perawatan kulit sangat diperlukan

untuk melindungi kulit karena kulit sangat sensitif terhadap peradangan, kanker dan penuaan

dini yang disebabkan sinar ultraviolet yang memiliki efek oksidatif radikal bebas.

Tujuan penelitian adalah untuk membuat sediaan krim antioksidan ekstrak etanol

bawang hutan yang memenuhi syarat kestabilan fisik krim dengan membandingkan

konsentrasi emulgator trietanolamin dan asam stearat.

Page 2: Tugas-SA-fitofarmasi-Dewi-10-57.docx

Dewi Gayatri W. 102210101057

2. Apa kegunaan terapi bahan alam yang digunakan pada sediaan ini?

Jawab : sebagai krim antioksidan untuk mencegah radikal bebas yang dapat menyebabkan

penuaan dini.

3. Sebutkan bahan bahan yang digunakan dalam formulasi dan sertakan fungsinya!

Jawab :

Nama bahan Fungsi

Ekstrak Bawang Hutan Bahan aktif

Setil alkohol Emulsifier, emolient

Gliserin Pelarut, emolient

TEA Emulgator

Asam stearat Emulgator

Metil paraben Pengawet

Propil paraben Pengawet

Pengaroma Corigen odoris

Akuades Pelarut

4. Ekstrak dalam bentuk apa yang digunakan untuk formulasi?

Jawab: ekstrak dalam bentuk serbuk simplisia Bawang Hutan (Eleutherine palmifolia L.

Merr) sebanyak 798,11 gram.

5. Jelaskan dengan singkat proses ekstraksi ekstrak tersebut!

Jawab : Serbuk simplisia Bawang Hutan (Eleutherine palmifolia L. Merr) sebanyak 798,11

gram dimaserasi menggunakan etanol 96% selama 3 x 24 jam lalu diperoleh maserat.Ampas

dimaserasi kembali menggunakan etanol 96% selama 3 x 24 jam. Maserat yang diperoleh

kemudian digabungkan dan dipekatkan menggunakan rotavapor pada suhu tidak lebih dari

60 ºC sehingga diperoleh ekstrak kental.

6. Jelaskan cara kerja pembuatan formulasi sediaan fitofarmasi tersebut (buat dengan

alur)

Page 3: Tugas-SA-fitofarmasi-Dewi-10-57.docx

Dewi Gayatri W. 102210101057

Jawab : a. Langkah pertama dalam pembuatan sediaan ini adalah ekstraksi serbuk simplisia

Bawang Hutan

b. Langkah yang selanjutnya adalah formulasi pembuatan krim antioksidan.

Siapkan alat dan bahan

798,11 gram serbuk simplisia Bawang Hutan dimaserasi menggunakan etanol 96% selama 3 x 24 jam

Fase minyak dipanaskan hingga suhu 70ºC-80ºC

Fase air dipanaskan hingga suhu 70ºC-80ºC

Fase air sedikit demi sedikit ditambahkan ke dalam mortir panas yang berisi fase minyak

Dimixer dengan intermitten shaking hingga terbentuk basis krim

Diperoleh maserat

Ampas dimaserasi kembali menggunakan etanol 96% selama 3 x 24 jam

Diperoleh ekstrak kental

Maserat yang diperoleh digabungkan dan dipekatkan menggunakan rotavapor pada suhu

tidak lebih dari 60 ºC

Page 4: Tugas-SA-fitofarmasi-Dewi-10-57.docx

Dewi Gayatri W. 102210101057

7. Evaluasi apa saja yang dilakukan pada pembuatan sediaan ini?

Jawab :

a. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Bawang Hutan

b. Uji organoleptik

c. Uji homogenitas

d. Uji pH

e. Uji Viskositas

f. Pengujian Stabilitas Sediaan Krim

g. Uji Sediaan Krim Antioksidan

8. Berikan kesimpulan akhir dari penelitian ini!

Jawab : 1. Ekstrak etanol Bawang Hutan dapat diformulasikan menjadi sediaan krim dan

formula yang memenuhi stabilitas mutu fisik krim adalah F2 dengan emulgator TEA dan

asam stearat dengan konsentrasi 3% : 12%.

2. Krim ekstrak etanol Bawang Hutan memiliki potensi antioksidan yang tinggi dengan nilai

persen peredaman di atas 89%.

Dimasukkan ekstrak Bawang Hutan dalam mortar, dicampur dengan basis krim sedikit demi sedikit

Dimikser hingga homogen

Diteteskan pengaroma

Dimasukkan dalam wadah