Tugas Resume Perencanaan Kota

36
A. Pengertian Kota Pengertian-Pengertian Kota Menurut Para Ahli : 1. Menurut SMSAI (Standard Metropolitan Statistical Area) USA – Canada Kota memiliki beberapa kriteria sebagai berikut : a) Penduduk 50.000 jiwa atau gabungan 2 kota dengan total penduduk 50.000 jiwa. b) Gabungan kota-kota kecil dengan masing-masing jumlah penduduknya @ 15.000 jiwa. c) Menunjukan hubungan antara aspek ekonomi dan sosial. d) 75 % penduduknya bekerja di sektor non pertanian. e) Mayoritas penduduk bekerja di kota. f) Kepadatan penduduk 150 jiwa/mil atau 375 jiwa/Ha. 2. Menurut Ir. Sutami (1976) Kota dipandang sebagai Koldip (Koleksi, Distribusi dan Produksi). 3. National Urban Development Strategi (NUDS), 1985 Kota sebagai pusat pelayanan kegiatan produksi, distribusi dan jasa-jasa yang mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya. 4. Djoko Sujarto (1992) Kota memiliki pengertian sebagai berikut : a) Demografis Pemusatan penduduk tinggi dengan kepadatan tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. b) Sosiologis

description

tugas resume perencanaan kota

Transcript of Tugas Resume Perencanaan Kota

Page 1: Tugas Resume Perencanaan Kota

A. Pengertian KotaPengertian-Pengertian Kota Menurut Para Ahli :

1. Menurut SMSAI (Standard Metropolitan Statistical Area) USA – Canada

Kota memiliki beberapa kriteria sebagai berikut :

a) Penduduk 50.000 jiwa atau gabungan 2 kota dengan total penduduk 50.000 jiwa.

b) Gabungan kota-kota kecil dengan masing-masing jumlah penduduknya @

15.000 jiwa.

c) Menunjukan hubungan antara aspek ekonomi dan sosial.

d) 75 % penduduknya bekerja di sektor non pertanian.

e) Mayoritas penduduk bekerja di kota.

f) Kepadatan penduduk 150 jiwa/mil atau 375 jiwa/Ha.

2. Menurut Ir. Sutami (1976)

Kota dipandang sebagai Koldip (Koleksi, Distribusi dan Produksi).

3. National Urban Development Strategi (NUDS), 1985

Kota sebagai pusat pelayanan kegiatan produksi, distribusi dan jasa-jasa yang

mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitarnya.

4. Djoko Sujarto (1992)

Kota memiliki pengertian sebagai berikut :

a) Demografis

Pemusatan penduduk tinggi dengan kepadatan tinggi dibandingkan dengan

daerah sekitarnya.

b) Sosiologis

Adanya sifat heterogen, budaya – urbanisasi yang mendominasi budaya desa.

c) Ekonomis

Adanya proporsi lapangan pekerjaan yang dominan di sekitar non pertanian

seperti industri, pelayanan jasa, transport dan pedagang.

d) Fisik

Dominasi wilayah terbangun dan struktur binaan.

e) Administrasi

Suatu wilayah wewenang yang dibatasi oleh suatu wilayah yuridikasi yang

ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku.

5. Bhudy Tjahyati Soegiyoko (1999)

Page 2: Tugas Resume Perencanaan Kota

a) Kota sebagai pusat pelayanan jasa, produksi, distribusi, serta pintu gerbang atau

simpul transportasi bagi kawasan permukiman dan wilayah produksi sekitarnya.

b) Sebagai tempat tinggal sebagian besar penduduk kota, setiap tahunnya selalu

bertambah jumlahnya.

B. Sejarah Perkembangan Kota1. Kota pada periode Klasik

Diawali dengan penguasaan kelompok satu terhadap kelompok lain yang

melahirkan hegemoni kekuasaan oleh raja dan bangsawan, militer, kelompok

agama, rakyat. Masing-masing membangun kota sesuai dengan kepentingannya.

Gambar Kota Pada Periode Klasik

Gambar Kota Pada Periode Klasik

a) Hegemoni raja : pendopo istana Raja Xerxes di Persepolis; taman bergantung

Baylonia. Kelompok militer : kota kolonial Romawi di Timgad Afrika Utara;

Miletus di Yunani; yang dirancang untuk memudahkan pergerakan kavaleri.

Kelompok agama : kuil Parthenon di bukit Acropolis; zygurat di Ur Turki.

Page 3: Tugas Resume Perencanaan Kota

Rakyat atau kelompok masyarakat: forum dan stoa pada masa kejayaan

Romawi.

b) Kota-kota yang dirancang dan dibangun berdasarkan hegemoni penguasa

berlangsung selama ribuan tahun, sejak dibangunnya kota-kota tertua di dunia (7

000 SM) sampai kota-kota sebelum abad pertengahan.

c) Muncul kota-kota tertua sejak 7000 SM (Jericho dekat S. Jordan); 6500 SM

(Catal Huyuk Turki); 6000 SM (Euphrat dan Tigris); 3100 SM (Ur di Sumeria;

Memphis Mesir); sekitar 2400 SM (Mohenjo Daro dan Harapa); 1650 SM

(Cheng-chou Cina).

2. Kota Abad Pertengahan

Kota-kota abad pertengahan mulai dibangun pada abad ke-11 sampai abad ke-

13 yang ditujukan untuk kepentingan kegiatan perdagangan, pemasaran dan

pertanahan.

Kota abad pertengahan yang tumbuh menjadi besar, antara lain adalah :

a) Florence yang merupakan tempat kedudukan dari kekuatan politik; 

b) Venesia yang tumbuh menjadi pusat perdagangan dunia; 

c) Siena yang terbagi menjadi beberapa kelompok politik yang menguasai

topografi tertentu yang disatukan oleh sebuah piazza berbentuk kerang

bernama Piazza del Campo; 

d) Paris yang tumbuh menjadi pusat perdagangan dunia. 

Penemuan mesiu pada abad ke-15 telah merubah struktur kota abad

pertengahan. Di luar kota benteng dibangun tembok-tembok baru agak jauh dari

kota untuk membentuk suatu kawasan penyangga yang disebut ”daerah tak bertuan”

yang difungsikan untuk menampung jatuhnya peluru meriam musuh agar tidak

mencapai tembok kota.

Pasca abad pertengahan muncul aliran renaissance dan pemikiran yang

mengombinasikan ilmu pengetahuan (berpegang pada rasio) dan kekuatan modal.

Page 4: Tugas Resume Perencanaan Kota

Gambar Kota Pada Periode Klasik

3. Detail Indah Kota-Kota Abad Pertengahan

Detail bagian-bagian kota yang dirancang indah sudah dimulai pada abad

pertengahan, antara lain:

a) Piazza del Campo : dikenal sebagai plaza paling indah yang berfungsi sebagai

ruang tamu Kota Seina. Plaza berbentuk kerang ini digunakan untuk berbagai

kegiatan, antara lain : pasar, arena balap kuda, tempat berkumpul masyarakat.

b) Versailles : dikenal sebagai kompleks istana terindah di dunia. Persimpangan

jalan diselesaikan dengan pola patte’dei atau kaki bebek.

c) Piazza del Papolo; sebuah plaza engan pertemuan berpola kaki bebek.

4. Kota Yang Dirancang Berdasarkan Konsep Rasional

Sebelum revolusi industri ada satu periode dimana kemampuan berpikir manusia

mendapat penghargaan tinggi. Masyarakat menjunjung tinggi rasio – sehingga kota-

kota juga dirancang berdasarkan pemikiran rasional.

Muncul kota-kota berpola geometrik yang dipandang sebagai bentuk rasional :

a) Kota segi empat oleh Maggi

b) Kota lingkaran Frater Gioconda

c) Kota bintang Filarette

d) Kota heksagonal Vasari

Page 5: Tugas Resume Perencanaan Kota

Gambar Pola-pola Kota

5. Kota industri

Periode ini diawali oleh penemuan mesin uap pada tahun 1712 oleh Thomas

New Conen kemudian disempurnakan dan dipatenkan oleh James Watt pada tahun

1796; menandai dimulainya revolusi industri di Inggris, yang berarti tenaga manusia

dapat dibantu atau digantikan oleh mesin-mesin.

Kolaborasi antara penemuan baru para ilmuwan dan kekuatan modal para

pemilik modal menghasilkan industri-industri yang memenuhi Kota London yang

kemudian diikuti oleh kota-kota lain di Eropa.

Page 6: Tugas Resume Perencanaan Kota

Gambar Garden City sebagai Pemecahan Permasalaha Kota

Kondisi tersebut mendorong munculnya pemikiran untuk membangun

perumahan pekerja dalam skala besar. Beberapa tokoh yang membangun kota

buruh adalah :

a) Robert Owen yang membuat rencana awal di New Larnak Inggris (785-1799).

b)  Sir Titus Salt, yang membangun kota buruh Saltaire; untuk menampung 

3.000 buruh pabrik tekstilnya. 

c) Keluarga Krupp membangun beberapa kota kecil dekat Essen Jerman untuk 

buruh pabrik senjata dan mesiu. 

Sebuah konsep kota baru untuk menjawab permasalah yang ditimbulkan

revolusi industri diusulkan oleh Ebenezer Howard. Ia ingin mengatasi kepadatan

kota-kota industri dengan membangun garden city di luar wilayah terbangun agar

penduduk dapat hidup kembali ke alam. 

6. Kota Modern

Referensi perkembangan kota modern adalah kota-kota di Amerika Serikat.

Walaupun awalnya berasal dari kota kecil yang lebih besar dari benteng pertahanan

untuk mempertahankan diri dari serangan orang Indian, namun lambat laun

mengalami perkembangan yang mengesankan, dengan membangun perumahan

baru, jaringan jalan berpola grid, pusat-pusat bisnis dan pusat pemerintahan.

Page 7: Tugas Resume Perencanaan Kota

Salah satu kota modern di Amerika Serikat adalah New York yang awalnya

adalah permukiman orang Belanda yang dinamakan New Amsterdam. Kota semakin

berkembang setelah dibangunnya kanal-kanal baru, jaringan tram, industri, pusat

bisnis Manhattan yang kelak menjadi pusat perdagangan dunia. 

Ciri New York sebagai kota modern terlihat pada penggunaan teknologi modern

seperti listrik, elevator, AC; munculnya bangunan pencakar langit; berkembang

pesatnya kegiatan bisnis (bank, asuransi, pasar modal), industri di dalam kota, dan

penggunaan peraturan zoning. 

Gambar Kota Modern

7. Kota Utopian

Pada awal abad ke-20 muncul pemikiran para visioner untuk mengatasi

masalah-masalah perkotaan yang semakin kompleks. 

Gambar Kota Utopiana) Edgar Chambless, seorang Amerika mengusulkan kota dengan bangunan-

bangunan menerus yang bagian atapnya dapat dilewati kendaraan. Di Inggris

diperkenalkan dengan nama “Motopia”. 

Page 8: Tugas Resume Perencanaan Kota

b) Pada tahun 1910, seorang Perancis bernama Eugene Henard mempublikasikan

“The Cities of The Future”, yang mengusulkan jaringan jalan, jaringan jalan

bawah tanah, dan pesawat yang bisa mendarat di atap bangunan. 

c) Seorang futuris italia bernama Antonio Sant’Elia menggagas sebuah

metropolis bernama “La Citta Nuova”, sebuah kota berbasis pergerakan

transportasi vertikal maupun horisontal. 

d) Richrad Buckminster Füller dengan teori dymaxion yang menghasilkan

bangunan-angunan dan kota berbentuk kubah yang bisa dibangun dimana dan

kapan saja.

e) Inteligent city yang dibangun oleh Mitshubishi di Jepang, 

f) Gagasan pembangunan floating city dan flying city. 

Page 9: Tugas Resume Perencanaan Kota

C. Pengertian Rencana Umum Tata Ruang Menurut Permen PU No. 17 Tahun 2009Rencana umum tata ruang nasional adalah arahan kebijakan dan strategi

pemanfaatanruang wilayah nasional yang disusun guna menjaga integritas nasional,

keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah dan antar sekto, serta

keharmonisan antar ligkungan alam dengan lingkungan buatan untuk meningkatkan

kesejahteraan.

Rencana umum tata ruang kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi dan

perannya di dalam rencana pengembangan wilayah provinsi secara kesejahteraan,

strategi pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana

struktur dan rencana pola ruang operasional.

Kedududkan RTRW Kota dalam SistemPenataan Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalDalam opeasional rencana umum tata ruang dijabarkan dalam rencana rinci

tata ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau

Page 10: Tugas Resume Perencanaan Kota

kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga

penetapan blok dan subblok yang dilengkapi peraturan zonasi sebagai salah satu

dasar dalam pengendalian pemanfaatna ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat

dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.

Rencana rinci tat ruang dapat berupa rencana tat ruang kawasan strategis dan

rencana detail tata ruang

a) Kedudukan Pedoman RTRWPenyusunan RTRW akan terikat dengan pedoman-pedoman lainnya.

Kedudukan pedoman RTRW Kota sebagaimana terlihat pada Gambar 1.2.

Page 11: Tugas Resume Perencanaan Kota

Kedudukan Pedoman Terhadap Peraturan Perundang-undangan Terkait

Page 12: Tugas Resume Perencanaan Kota

b) Fungsi dan Manfaat RTRW Kotaa) Fungsi RTRW Kota

1. Acuan dalam penyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

2. Acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kota

3. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah kota

4. Acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilkukan pemerintahan,

masyarakat, dan swasta

5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tat ruang di wilayah kota

6. Dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan

wilayah kota yang meliputi penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian

insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi, dan

7. Acuan dalam adminstrasi pertanahan.

b) Manfaat RTRW kota adalah untuk:

1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kota

2. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kota dengan wilayah

sekitarnya dan

3. Menjamin terwujudnya tata ruang wlayah kota yang berkualitas

c) Muatan RTRW Kota1. Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kota

1) Tujuan penataan ruang wilayah kota

2) Kebijakan penataan ruang wilayah kota

3) Strategi penataan ruang wilayah kota

2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota

3. Rencana Pola Ruang Wilayah Kota

1) Kawasan Lindung

2) Kawasan Budidaya

4. Penetapan Kawasan Strategis Wilayah Kota

5. Arahan Pemanfaatan ruang Wilayah Kota

6. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kota

d) Proses dan Prosedur Penyusunan RTRW Kotaa) Proses Penyusunan RTRW Kota:

1) Persiapan penyusunan RTRW kota

Page 13: Tugas Resume Perencanaan Kota

2) Pengunmpulan data yang dibutuhkan

3) Pengolahan data dan analisis data

4) Perumusan konsep RTRW kota dan

5) Penyusunan raperda tentang RTRW kota

b) Prosedur Penyusunan RTRW Kota:

1) pembentukan tim penyusunan RTRW kota

2) Pelaksanaan penyusunan RTRW kota

3) Pelibatan peran masyarakat di tingkat kota dalam penyususnan

RTRW kota

4) Pembahasan raperda tentang RTRW kota

Jangka Waktu Penyusunan RTRW Kota

Page 14: Tugas Resume Perencanaan Kota
Page 15: Tugas Resume Perencanaan Kota

CONTOH PETA STRUKTUR RUANG KOTA

CONTOH PETA POLA RUANG KOTA

CONTOH PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS KOTA

Page 16: Tugas Resume Perencanaan Kota

CONTOH PETA RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH KOTA

CONTOH PETA RENCANA POLA RUANG WILAYAH KOTA

Page 17: Tugas Resume Perencanaan Kota

CONTOH PETA PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS DI WILAYAH KOTA

D. Pengertian Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Menurut PP No. 20 Tahun 2011

Page 18: Tugas Resume Perencanaan Kota

RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan

fungsional sebagai penjabaran kegiatan ke dalam wujud ruang yang

memperhatikan keterkaitan antarkegiatan dalam kawasan fungsional agar tercipta

lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam

kawasan fungsional tersebut.

RDTR ditetapkan dengan perda kabupaten/kota. Dalam hall ini RDTR telah

ditetapkan sebagai perda terpisah dari zonasi sebelum keluarnya pedoman ini,

maka peraturan zonasi ditetapkan dengan perda kabupaten/kota.

Kedudukan RDTR dalam Sistem Perencanaan Tata Ruangdan Sistem Perencanaan Pembangunan

Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL serta Wilayah

Perencanaannya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Page 19: Tugas Resume Perencanaan Kota

Hubungan antara RTRW Kabupaten/Kota, RDTR, dan RTBL serta Wilayah Perencanaannya

2.2 Fungsi dan Manfaat RDTR dan Peraturan ZonasiRDTR dan peraturan zonasi bermanfaat sebagai:

1. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan RTRW

2. Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan

pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW

3. Acauan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang dan

4. Acuan dalam penyusunan RTBL

RDTR dan peraturan zonasi bermanfaat sebagai:

1. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan

lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu

2. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan

pelaksanaanpembangunan fisik kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh

Pemeritah, pemerintah daerah, swasta, dan/atau masyarakat

3. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai

dengan fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten/kota secara keseluruhan dan

4. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk program

pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan runagnya pada

tingkat BWP atau Sub BWP

Page 20: Tugas Resume Perencanaan Kota

RDTR disusun apabila:

1. RTRW kabupaten/kota dinilai belum efektif sebagai acauan dalam

pelaksanaan pemanfaatna ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang

karena tingkat ketelitian petanya belum mencapai 1:5.000 dan/atau

2. RTRW kabupaten/kota sudah mengamanatkan bagian dari wilayah yang perlu

disusun RDTR-nya

Wilayah perencanaan RDTR mencakup:

1. Wilayah administrasi

2. Kawasan fungsional, seperti bagian wilayah kota/subwilayah kota

3. Bagian dari wilayah kabupaten/kota yang memiliki ciri perkotaan dan/atau

4. Bagian dari wilayah kabupaten/kota yang berupa kawasan perdesaan dan

direncanakan menjadi kawasan perkotaan

Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Wilayah AdministrasiKecamatan dalam Wilayah Kota

Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Kawasan Fungsionalseperti Bagian Wilayah Kota/Subwilayah Kota

Page 21: Tugas Resume Perencanaan Kota

Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Bagian dari Wilayah Kabupaten yang Memiliki Ciri Perkotaan

Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Kawasan StrategisKabupaten/Kota yang Memiliki Ciri Kawasan Perkotaan

Page 22: Tugas Resume Perencanaan Kota

Lingkup Wilayah RDTR Berdasarkan Bagian dari Wilayah Kabupaten/Kota yang Berupa Kawasan Perdesaan dan

Direncanakan Menjadi Kawasan Perkotaan

Muatan RDTR terdiri atas:

1. Tujuan penataan BWP

Tujuan penataan BWP merupakan nilai dari/atau kulaitas terukur yang akan

dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam

RTRW dan merupakan alasan tersebut, serta apabila diperlukan dapat

dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan penataan BWP berisi tema yang aan

direncanakan di BWP:

2. Rencana pola ruang

Rencana pola ruang dalam RDTR merupakan rencana distribusi subzona

peruntukan yang antara lain meiputi hutan lindung, zona yang memberikan

perlindungan terhadap zona dibawahnya, zona perlindungan setempa,

perumahan, perdagangan, dan jasa, perkantoran, industri, dan RTNH, ke

dalam blok-blok. Rencana pola ruang dimuat dalam peta yang juga berfungsi

sebagai zoning map bagi peraturan zonasi

3. Rencana jaringan prasarana

Rencana jaringan prasarana merupakan pengembangan hierarki sistem

jarinagn prasarana yang ditetapkan dalam rencana struktur ruang termuat

dalam RTRW kabupaten/kota.

Page 23: Tugas Resume Perencanaan Kota

4. Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penangananya

Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penangananya merupakan upaya

dalam rangka operasional rencana tat ruang yang diwujudkan ke dalam

rencana penanganan Sub BWP yang diprioritaskan

Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan peangananya bertujuan untuk

mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki, mengkoordinasikan

keterpaduan pembangunan dan/atau melaksanakan revitalisasi di kawasan

yang bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan Sub

BWP lainnya.

5. Ketentuan pemanfaatan ruang

Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTR merupakan upaya mewujudkan

RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP dalam jangka waktu

perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun masa perencanaan

sebagaimana diatur dalam pedoman ini.

6. Peraturan zonasi

Peraturan zonasi memuat materi wajib yang meliputi ketentuan kegiatan dan

penggunaan lahan, ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata

bangunan, ketentuan prasarana dan sarana minimal, ketentuan pelaksanaan,

dan materi pilihan yang terdiri atas ketentuan tambaha, ketentuan khusus,

standar teknis, dan ketentuan pengaturan zonasi.

Prosedur penyusunan RDTR dan peraturan zonasi meliputi proses dan

jangka waktu penyusunan, pelibatan masyarakat, serta penambahan rancangan

RDTR dan peraturan zonasi.

Prosedur penyususnan RDTR dan peraturan zonasi dapat dibedakan menjadi:

1. Prosedur penyususnan RDTR dan

2. Prosedur penyusunan peraturan zonasi yang berisi zoning map (apabila RDTR

tidak disusun atau telah ditetapkan sebagai perda sebelum keluarnya pedoman

ini).

Page 24: Tugas Resume Perencanaan Kota
Page 25: Tugas Resume Perencanaan Kota

Penyusuanan Peraturan Zonasi

Page 26: Tugas Resume Perencanaan Kota

Contoh Peta Rencana Jaringan Jalan

Contoh Peta Rencana Jaringan Telekomunikasi

Page 27: Tugas Resume Perencanaan Kota

Contoh Peta Jaringan Jalan

Contoh Peta Jaringan Air Limbah

Page 28: Tugas Resume Perencanaan Kota
Page 29: Tugas Resume Perencanaan Kota

Tabel Perbandingan Permen PU No. 17 Tahun 2009, Permen Pu No. 20 Tahun 2011 DanKPTB No. 327 Tahun 202

Permen PU no 17 Tahun 2009 (RTRWK)

Permen PU no 20 Tahun 2011 (RDTRK)

KPTS no 327 tahun 2002 (RUTRK)

Proses Perencanaan

Tahapan persiapan Pengumpulan Data dan Informasi Analisi Perumusan Konsep RTRWK- Konsep pengembangan- Rencana

Penyusunan Raperda Proses Penetapan

Persiapan Penyusunan RDTRK (review RDTRK sebelumnya)

Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Perumusan Konsep RDTR- Konsep pengembangan- Naskah teknis

Naskah Akademik Naskah Raperda

Identifikasi Permasalahan Pembangunan Kota

Formulasi Visi Pembangunan Kota Rumusan Kondisi Mendatang- Estimasi kebutuhan dan peluang

pengembangan kota- Estimasi hubungan fungsional

kawasankota Rencana Umum Tata Ruang

Kawasn Perkotaaan

Data

Peta dasar (RBI dan citra satelit) sekala 1 : 25000

Kebijakan penataan ruang dan kebijakan sektoral terkait

Kondisi fisik/lingkungan dan sumber daya alam

Sumber daya buatan/ prasarana dan sarana

Kependudukan dan sumber daya manusia

Perekonomian, sosial dan budaya Kelembagan Data lainnya sesuai karakteristik

wilayah

Peta dasar rupa bumi dan peta tematik (skala minimal 1 : 5000)

Data wilayah administrasi Data fisiografis Data kependudukan Data ekonomi dan keuangan Data ketersediaan prasarana dan

sarana Data peruntukan ruang Data penguasaan, penggunaan dan

pemanfaatan lahan Data terkaita kawasan dan bangunan

(kualitas, intensitas bangunan, tata bangunan)

Peta sekala 1 : 100000 Perekonomian Kependudukan Sosial Budaya Sosial Politik Potensi Daerah- Sarana Ekonomi- Sarana Pendidikan- Sarana Kesehatan- Sarana Komunikasi dan

Transportasi- Sarana Pariwisata- Ketenagakerjaan