Tugas Rangkuman Jurnal Organik

4
Page 1 of 4 PENGARUH PENERAPAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS PADA MATERI LAJU REAKSI A. LATAR BELAKANG Dalam dunia pendidikan, kegiatan praktikum sangat penting karena dapat memberikan siswa kesempatan yang luas untuk mengasah berbagai keterampilan praktik. Telah banyak hasil studi yang menunjukkan efektifitas metode praktikum dalam peningktan pemahaman siswa pada konsep-konsep materi science (e.g., Lazarowitz & Tamir, 1994; Hart et al., 2000; Özmen et al., 2009). Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kegiatan praktikum dapat meningkatkan pemahaman konseptual siswa (Demircioğlu, 2003; Özmen et al., 2009), serta dapat memotivasi dan menarik bagi siswa (Markow & Lonning, 1998; Hart et al., 2000). Materi kimia merupakan materi yang cukup sulit dipelajari oleh siswa SMA. Guru pun juga menemukan beberapa topik kimia yang sukar untuk diajarkan. Salah satu alasannya adalah konsep materi yang dibahas dalam kimia umumnya bersifat abstrak, sehingga siswa perlu membangun gambaran mental tentang konsep tersebut secara mandiri (Taber &Coll, 2002) agar tidak terjadi miskonsepsi. Selain itu, untuk memahami konsep-konsep kimia secara komperhensif sangat diperlukan pemahaman yang mendalam pada level makroskopik maupun mikroskopik. Salah satu materi konseptual yang memerlukan pemahaman komperhensif dan sering terjadi kesalahan konsep adalah materi laju reaksi.Pada penelitian ini digunakan metode praktikum untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi laju reaksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan metode praktikum pada pemahaman siswa terhadap materi laju reaksi. B. METODE

Transcript of Tugas Rangkuman Jurnal Organik

Page 3 of 3

PENGARUH PENERAPAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS PADA MATERI LAJU REAKSIA. LATAR BELAKANG

Dalam dunia pendidikan, kegiatan praktikum sangat penting karena dapat memberikan siswa kesempatan yang luas untuk mengasah berbagai keterampilan praktik. Telah banyak hasil studi yang menunjukkan efektifitas metode praktikum dalam peningktan pemahaman siswa pada konsep-konsep materi science (e.g., Lazarowitz & Tamir, 1994; Hart et al., 2000; zmen et al., 2009). Dari hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kegiatan praktikum dapat meningkatkan pemahaman konseptual siswa (Demirciolu, 2003; zmen et al., 2009), serta dapat memotivasi dan menarik bagi siswa (Markow & Lonning, 1998; Hart et al., 2000). Materi kimia merupakan materi yang cukup sulit dipelajari oleh siswa SMA. Guru pun juga menemukan beberapa topik kimia yang sukar untuk diajarkan. Salah satu alasannya adalah konsep materi yang dibahas dalam kimia umumnya bersifat abstrak, sehingga siswa perlu membangun gambaran mental tentang konsep tersebut secara mandiri (Taber &Coll, 2002) agar tidak terjadi miskonsepsi. Selain itu, untuk memahami konsep-konsep kimia secara komperhensif sangat diperlukan pemahaman yang mendalam pada level makroskopik maupun mikroskopik. Salah satu materi konseptual yang memerlukan pemahaman komperhensif dan sering terjadi kesalahan konsep adalah materi laju reaksi.Pada penelitian ini digunakan metode praktikum untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi laju reaksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan metode praktikum pada pemahaman siswa terhadap materi laju reaksi.B. METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi-experiment (eksperimen semu) dengan desain pretest dan posttest. Partisipan atau subyek penelitian ini adalah 36 siswa kelas XI dari dua kelas berbeda di SMA Anatolia di Kota Trabzon. Kelas pertama sebagai kelas eksperiment (10 laki-laki, 9 wanita) dan kelas kedua sebagai kelas kontrol (12laki-laki, 5 wanita). Pada masing-masing kelas diajar dengan materi yang sama, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan oleh guru yang sama-sama memiliki pengalaman mengajar lebih dari 20 tahun, namun kelas eksperiment diajar menggunakan metode praktikum dan kelas kedua diajar dengan metode tradisional. Proses pengumpulan data dilakukan melalui pemberian pretest dan posttest. Kegiatan Pretest atau Reaction Rate Diagnostic Test (RRDT) berfungsi untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi laju reaksi dan dirancang dalam bentuk soal pilihan ganda sejumlah 19 soal. Sedangkan pada soal posttest atau Reaction Rate Achievement Test (RRAT) juga berisi 19 soal pilihan ganda yang berfungsi untuk mengetahui perubahan pemahaman siswa tentang materi konsep laju reaksi setelah diberikan treatment. Soal test yang digunakan divalidasi oleh dua orang dosen dan 40 siswa. Koefisien reabilitas soal test (metode KR-20) yang dihasilkan adalah 0.79 untuk RRDT dan 0.70 untuk RRAT. Uji t digunakan untuk membandingkan skor RRDT/pretest. Sementara untuk membandingkan skor RRAT/posttest digunakan uji ANCOVA(covariance analysis), dimana skor pretest sebagai variabel kovarian dan skor posttest sebagai variabel terikat. Uji ANCOVA akan menunjukkan perbandingan hasil pretest dengan posttest untuk masing-masing kelas.C. HASILSkor pretest (RRDT) dan posttest (RRAT) baik untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 2. Skor RRDT dan RRAT yang tampak pada tabel 2 menunjukkan bahwa pada keadaan awal sebelum treatment, kelas kontrol (M=3.76; SD=2.07) memiliki nilai mean lebih tinggi daripada kelas eksperimen (M=2.74; SD=1.88). nilai dari uji t menunjukkan bahwa dari hasil prettest tidak ada perbedaan pengetahuan awal yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengujian ada atau tidaknya pengaruh penerapan metode eksperimen ini, maka dilakukan uji ANCOVA pada hasil posttest seperti tampak pada tabel 2.

Hasil uji ANCOVA menunjukkan siswa yang mempelajari konsep materi laju reaksi memperoleh perolehan lebih tinggi dari pada siswa pada kelas kontrol (F(1; 35)= 20,60; p