tugas pkn

6
9 Terdakwa korupsi puskesmas Pelalawan diancam 20 tahun penjara Merdeka.com - Terdakwa kasus dugaan korupsi pembangunan Puskesmas Rawat Inap Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Riau, Syamsari, hanya bisa terlihat tertunduk mendengarkan dakwaan Jaksa Penuntut Umum dari Kejaksaan Negeri Pangkalan Kerinci yang dipimpin Romy Rozali pada sidang Perdana kasus itu di Pengadilan Tipikor Pekanbaru. Selain Syamsari, 8 terdakwa lainnya yakni Endang Hotib selaku perencana kegiatan, Asmi selaku pengawas di lapangan, Idil Putra selaku rekanan dari Direktur PT Indra Aganmar, Dame Saputra selaku pelaksana atau sub kontraktor, dan Lukman selaku pelaksana lapangan tahun 2010. Serta Arbainayati selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Maria Tri Susilowati selaku PPTK tahun 2008, dan Yulika Kuala selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tahun 2008, juga menjalani proses serupa. Pada sidang itu, Syamsari selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) tahun 2010 dan kini menjabat selaku Kepala Samsat Kabupaten Kepulauan Meranti, didakwa melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dengan 8 terdakwa lainnya. Dalam surat dakwaan yang disampaikan JPU di hadapan majelis hakim yang diketuai JPL Tobing, dinyatakan perbuatan para terdakwa terjadi pada kegiatan pembangunan Puskesmas Rawat Inap Teluk Meranti, di mana anggarannya berasal dari APBD Provinsi Riau, dengan dua kali penganggarannya, yakni 2009 dan 2010 melalui Dinas Kesehatan (Diskes) Riau sebesar Rp3 miliar lebih. "Setelah dua kali dikucurkan, namun pengerjaan proyek tidak kunjung selesai. Bahkan bangunan ambruk tanpa dapat difungsikan," kata JPU Romy Rozali yang juga merupakan Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Pangkalan Kerinci, Rabu (21/1). Akibat perbuatan para terdakwa, kata Romy, negara dirugikan sebesar Rp 2,3 miliar berdasarkan audit penghitungan kerugian

description

tugas

Transcript of tugas pkn

Page 1: tugas pkn

9 Terdakwa korupsi puskesmas Pelalawan diancam 20 tahun penjara

Merdeka.com - Terdakwa kasus dugaan korupsi pembangunan Puskesmas Rawat Inap

Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan Riau, Syamsari, hanya bisa terlihat tertunduk

mendengarkan dakwaan Jaksa Penuntut Umum dari Kejaksaan Negeri Pangkalan Kerinci

yang dipimpin Romy Rozali pada sidang Perdana kasus itu di Pengadilan Tipikor

Pekanbaru.

Selain Syamsari, 8 terdakwa lainnya yakni Endang Hotib selaku perencana kegiatan,

Asmi selaku pengawas di lapangan, Idil Putra selaku rekanan dari Direktur PT Indra

Aganmar, Dame Saputra selaku pelaksana atau sub kontraktor, dan Lukman selaku

pelaksana lapangan tahun 2010.

Serta Arbainayati selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Maria Tri Susilowati selaku

PPTK tahun 2008, dan Yulika Kuala selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) tahun

2008, juga menjalani proses serupa.

Pada sidang itu, Syamsari selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) tahun 2010

dan kini menjabat selaku Kepala Samsat Kabupaten Kepulauan Meranti, didakwa

melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dengan 8 terdakwa lainnya.

Dalam surat dakwaan yang disampaikan JPU di hadapan majelis hakim yang diketuai JPL

Tobing, dinyatakan perbuatan para terdakwa terjadi pada kegiatan pembangunan

Puskesmas Rawat Inap Teluk Meranti, di mana anggarannya berasal dari APBD Provinsi

Riau, dengan dua kali penganggarannya, yakni 2009 dan 2010 melalui Dinas Kesehatan

(Diskes) Riau sebesar Rp3 miliar lebih.

"Setelah dua kali dikucurkan, namun pengerjaan proyek tidak kunjung selesai. Bahkan

bangunan ambruk tanpa dapat difungsikan," kata JPU Romy Rozali yang juga merupakan

Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Pangkalan Kerinci, Rabu (21/1).

Akibat perbuatan para terdakwa, kata Romy, negara dirugikan sebesar Rp 2,3 miliar

berdasarkan audit penghitungan kerugian negara yang dilakukan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Riau.

"Perbuatan para terdakwa melanggar Pasal 2, 3 dan 79 Undang-Undang (UU) Nomor 31

tahun 1999, yang diperbarui dengan UU Nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan

tindak pidana korupsi, junto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, dengan ancaman hukuman

maksimal 20 tahun penjara" kata Romy.

Page 2: tugas pkn

Bunuh majikan & pembantu, mantan polisi dituntut bui seumur hidup

Merdeka.com - Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut hukuman penjara seumur hidup kepada

Rendi Oktariza (29) saat sidang di Pengadilan Negeri (PN) Klas I Palembang, atas kasus

pembunuhan terhadap majikan dan pembantu di Kalidoni, Palembang.

Jaksa menilai, perbuatan mantan polisi itu secara sah melanggar Pasal 340 KUHP tentang

pembunuhan berencana.

"Tidak ada yang meringankan perbuatan terdakwa. Kami menuntut terdakwa Rendi dengan

hukuman pidana kurungan penjara seumur hidup," ujar JPU Abdul Aziz SH, Rabu (21/1).

Seusai mendengarkan tuntutan jaksa, terdakwa Rendi yang didampingi kuasa hukum Erwin SH

diberikan kesempatan oleh majelis hakim untuk menyampaikan pledoi atau pembelaan pada

sidang selanjutnya. Majelis hakim yang diketuai Togas SH menunda sidang dan dilanjutkan pekan

depan.

Diketahui, terdakwa Rendi Oktariza merupakan pelaku pembunuhan terhadap majikan dan

pembantu yakni Maryam (60) dan Masnun (37). Pembunuhan terjadi di rumah korban di Jalan RW

Monginsidi, RT 1, RW I, Kelurahan Kalidoni, Kecamatan Kalidoni, Palembang pada Sabtu 23

Agustus 2014 pukul 14.00 WIB.

Korban Maryam ditemukan tewas dengan 30 luka tusukan Masnun dengan enam tusukan.

Kemudian terdakwa Rendi mengambil perhiasan emas dan uang puluhan juta rupiah milik korban.

Usai melakukan pembunuhan, terdakwa Rendi sempat melarikan diri dan akhirnya ditangkap

jajaran Reskrim Polresta Palembang di Tangerang pada Rabu 10 September 2014.

Rendi nekat menghabisi nyawa Maryam yang masih keluarganya itu lantaran korban terus

menagih hutang kepada terdakwa sebesar Rp 20 juta. Saat itu Rendi tepergok oleh Masnun.

Masnun pun tewas di tangan mantan polisi tersebut.

Page 3: tugas pkn

PELAKSANAAN PEMBATALAN HIBAH TANAH OLEH PEMBERI

HIBAH

Hubungan antara manusia dengan tanah sangat erat dimana tanah sebagai tempat

manusia untuk menjalani dan melanjutkan kehidupannya. Masalah-masalah tanah

juga berkaitan dengan pemberian hak tanah seperti masalah warisan dan hibah.

Hibah merupakan suatu pemberian atau hadiah yang memiliki fungsi sosial dalam

kehidupan masyarakat baik yang diberikan perseorangan maupun lembaga. fungsi

dari hibah yang sebenarnya tidak berjalan dengan sesuai. Seperti salah satu contoh

kasus hibah dengan nomor perkara: No.95/Pdt G/2004/PNSMG, dimana penerima

hibah dan pembuat akta hibah tergugat dalam gugatan perdata ini yang berkaitan

dengan pembatalan hibah oleh pemberi hibah kepada penerima hibah dan PPAT

yang mengeluarkan akta hibah yang telah dibaliknamakan dari hibah yang dilakukan

dibawah tangan oleh pemberi hibah kepada penerima hibah. Metode pendekatan

yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif yaitu

dengan menelusuri dan mengkaji bahanbahan kepustakaan yang berhubungan

dengan permasalahan. Spesifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif, adalah penelitian dengan melukiskan suatu

keadaan atau peristiwa. Penelitian dilakukan dengan mengambil lokasi di

Pengadilan Negeri Semarang Provinsi Jawa Tengah. Data penelitian ini berupa data

sekunder. Analisis data menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian pada

putusan Pengadilan Negeri Semarang dengan No.95/Pdt.G/2004/PNSMG dimana

akta hibah tanah dengan nomor akta hibah No.15 /SR/ 1990 pada tanggal 7 Februari

1990 yang telah dihibahkan atau diberikan dinyatakan dibatalkan atau dicabut

kembali oleh pemberi hibah karena terbukti cacat hukum dan tidak mempunyai

kekuatan hukum untuk dijadikan alat bukti telah adanya peralihan hak atas tanah.

Hakim mempertimbangkan pencabutan atau pembatalan hibah disebabkan karena

hibah yang ditujukab bukan untuk pribadi melainkan untuk Yayasan dan sesuai

dengan KUHPerdata. Selain itu, akta penghibahan yang diberikan penghibah atau

Tergugat kepada orang tua Para Tergugat merupakan akta hibah bawah tangan

(onderhands) sehingga tidak memiliki kekuatan hukum. Dengan demikian maka

Pengadilan memutuskan bahwa akta hibah tersebut batal secara hukum.