Tugas PKK II Puskesmas Langsat

12
Tugas PKK II LAPORAN KASUS MTBS DI PUSKESMAS LANGSAT OLEH: SHAFRINA AGUSTIA 1011121515 DOSEN PEMBIMBING: GANIS INDRIATI, Sp. Kep. An PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2012

Transcript of Tugas PKK II Puskesmas Langsat

Page 1: Tugas PKK II Puskesmas Langsat

Tugas PKK II

LAPORAN KASUS MTBS

DI PUSKESMAS LANGSAT

OLEH:

SHAFRINA AGUSTIA

1011121515

DOSEN PEMBIMBING: GANIS INDRIATI, Sp. Kep. An

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2012

Page 2: Tugas PKK II Puskesmas Langsat

A. Gambaran Kasus

Anak A (13 bulan) dibawa ibunya ke Puskesmas Langsat Sukajadi Pekanbaru pada

hari Rabu, 28 November 2012, dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu, batuk sudah 2

hari dan pilek. Ini merupakan kunjungan pertama klien ke puskesmas ini. Saat dilakukan

pemeriksaan, tidak terlihat tanda-tanda bahaya umum, namun sesekali anak memuntahkan

sebagian makanan yang diberikan. Anak tidak mengalami diare. Badan anak teraba panas dan

anak tinggal di daerah dengan resiko rendah malaria. Anak belum pernah mendapatkan obat

anti malaria dalam 2 minggu terakhir. Anak tidak menderita campak sejak 3 bulan terakhir.

Tidak ada ruam kemerahan pada kulit anak. Tidak terlihat tarikan dinding dada kedalam dan

tidak terdengar adanya stridor. Anak tidak muntah, tidak ada perdarahan dari hidung atau

gusi, demam anak tidak mendadak tinggi dan terus menerus, BAB anak tidak berwarna hitam

dan tidak ada perdarahan di kulit (ptekie).

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan BB: 10 kg dan TB: 80 cm. Hasil pemeriksaan

tanda-tanda vital didapatkan suhu anak 37,60C, RR: 42x/menit. Ujung ekstremitas tidak

teraba dingin. Anak tidak merasakan adanya nyeri pada telinga, tidak ada nanah atau cairan

yang keluar dari telinga anak dan tidak ada pembengkakan di belakang telinga. Telapak

tangan anak tidak pucat. Tidak ada pemberian vitamin A pada hari ini.

Dari hasil wawancara dengan orangtua, saat ini anak masih menyusui dengan ibunya

dengan frekuensi ±8 kali/hari. Anak juga mendapat makanan berupa nasi dan sayur yang

diblender dengan frekuensi 2x/hari serta minuman tambahan berupa susu formula. Anak

makan dengan menggunakan piring dan sendok plastik serta minum menggunakan botol susu

(dot) miliknya.

B. Pengkajian

Nama : An. A

Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal Kunjungan : 28 November 2012

Keluhan : Demam sejak 3 hari yang lalu, batuk sudah 2 hari dan pilek

Suhu : 37,60C

BB : 10 kg

TB : 80 cm

RR : 42x/menit

Page 3: Tugas PKK II Puskesmas Langsat

C. Analisa Data

No. Data Etiologi Etiologi Masalah

Keperawatan

1. DS:

- orangtua klien mengatakan

bahwa anaknya sesak.

DO:

- RR 42x/menit

Jamur, bakteri, protozoa

masuk ke alveoli

kongestif (4-12 jam)

hepatisasi merah (48 jam)

heptisasi kelabu (3-8 hari)

konsolidasi jaringan paru

compliance paru menurun

gangguan pola napas

Gangguan pola

nafas

2. DS:

- orangutan klien mengatakan

anaknya batuk sudah 2 hari

dan pilek.

- orangutan klien mengatakan

anaknya sulit untuk

mengeluarkan dahak.

DO:

- klien tampak sulit bernapas

Jamur, bakteri, protozoa

masuk ke alveoli

kongestif (4-12 jam)

hepatisasi merah (48 jam)

heptisasi kelabu (3-8 hari)

konsolidasi jaringan paru

compliance paru menurun

hiperproduksi sputum

Gangguan

bersihan jalan

napas

Page 4: Tugas PKK II Puskesmas Langsat

sputum kental

gangguan bersihan jalan napas

3. DS: orangtua klien

mengatakan anaknya demam

sejak 3 hari yang lalu.

DO:

- suhu tubuh anak 37,60C

- badan anak teraba panas.

Jamur, bakteri, protozoa

Peningkatan suhu tubuh

Berkeringat

Resiko tinggi kekurangan volume

cairan

Resiko tinggi

kekurangan

volume cairan

4. DS:

- orangtua klien mengatakan

anaknya sesekali

memuntahkan sebagian

makanan yang diberikan.

- orangtua klien mengatakan

anaknya demam sejak 3 hari

yang lalu.

DO:

- anak tampak sulit untuk

mengeluarkan sputum.

- suhu tubuh anak 37,60C

compliance paru menurun

hiperproduksi sputum

sputum kental

mual dan muntah

Resiko tinggi nutrisi kurang dari

kebutuhna tubuh

Resiko tinggi

nutrisi kurang

dari kebutuhna

tubuh

D. Asuhan Keperawatan

Diagnosa 1 : Gangguan pola napas b.d konsolidasi jaringan paru

Tujuan : Gangguan pola napas klien dapat teratasi (menunjukkan perbaikan ventilasi)

KH : Pertukaran gas normal, sesak (-)

No. Intervensi Rasional

1. Kaji frekuensi, kedalaman dan

kemudahan bernapas

Manifestasi distress pernapasan tergantung

pada derajat keterlibatan paru dan status

kesehatan umum

2. Observasi TTV Mengetahui keadaan umum klien

Page 5: Tugas PKK II Puskesmas Langsat

3. Atur posisi klien semi eksttensi Memudahkan paru-paru saat ekspansi

4. Observasi warna kulit, membran

mukosa dan kuku, catat adanya

sianosis

Sianosis kuku menunjukka vasokonstriksi,

sianosis membran mukosa menunjukkan

hipoksemia sistemik

5. Awasi suhu tubuh, bantu tindakan

kenyamanan untuk menurunkan

demam

Demam tinggi sangat meningkatkan

kebutuhan metabolik dan O2

6. Observasi penyimpangan kondisi,

catat hipotensi, banyaknya jumlah

sputum perubahan tingkat kesadaran.

Syok dan edema paru adalah penyebab

umum kematian pada pneumonia

Diagnosa 2 : Gangguan bersihan jalan napas b.d hiperproduksi sputum

Tujuan : Gangguan bersihan jalan napas klien dapat teratasi

KH : Produksi sputum menjadi normal

No. Intervensi Rasional

1. Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan

& gerakan dada

Takipnea, pernapasan dangkal dan gerakan

dada tidak simetris karena ketidaknyamanan

gerakan dinding dada.

2. Auskultasi area paru, catat adanya

ronki, mengi, dan krekels.

Penurunan aliran udara terjadi pada area

konsolidasi dengan cairan

3. Observasi & catat batuk yang

berlebihan, peningkatan frekusensi

napas, sekret yang berlebihan.

Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan

napas secara alami

4. Penghisapan sesuai dengan indikasi Merangsang batuk atau pembersihan secara

alami

5. Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/

hari

Cairan yang hangat memobilisasi dan

mengeluarkan sekret

6. Bantu dengan menggunakan

nebulizer.

Memudahkan pengenceran dan pembuangan

sekret

Berikan obat sesuai indikasi:

Mukolitik, ekspektoran, bronkodilator,

analgesik.

Obat untuk menurunkan spasme bronkus

dengan mobilisasi sekret

Page 6: Tugas PKK II Puskesmas Langsat

Diagnosa 3 : Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d peningkatan suhu tubuh.

Tujuan : Suhu tubuh klien kembali normal

KH : Volume cairan dapat teratasi

No. Intervensi Keperawatan Rasional

1. Mandiri:

Kaji saat terjadinya demam serta

karakteristik maupun pola demam.

Demam dapat membuat seseorang

menjadi berkeringat berlebihan

2. Observasi tanda-tanda vital secara teratur

dan laporkan segera bila disertai kejang.

Tanda vital sebagai acuan keadaan

umum pasien.

3. Kompres hangat kuku bila suhu lebih dari

38ºC dan bila lebih dari 39º C lakukan

“tepid water sponge”.

Membantu menurunkan suhu tubuh

melalui proses evaporasi atau penguapan

panas tubuh.

4. Berikan cairan oral bila pasien masih bisa

minum.

Mengimbangi pengeluaran cairan akibat

peningkatan suhu tubuh.

5. Jelaskan pada keluarga penyebab demam

dan cara melakukan kompres.

Keterlibatan keluarga sangat berarti

dalam proses perawatan di rumah.

6. Kolaborasi:

Kolaborasi pemberian terapi sesuai

program medik: antipiretik atau

parasetamol.

Pemberian dosis yang tepat merupakan

terapi suportif penurunan suhu tubuh.

Diagnosa 4 : Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhna tubuh b.d hiperproduksi sputum

Tujuan : Produksi sputum kembali normal

KH : Nutrisi klien terpenuhi

No. Intervensi Keperawatan Rasional

1. Kaji kebiasaan makan makanan

kesukaa atau ketidaksukaan

Mengidentifikasi defisiensi/kekurangan,

menduga kemungkinan intervensi.

2. Timbang berat badan klien setelah

sakit

Mengawasi penurunan BB / mengawasi

efektifitas intervensi.

3. Anjurkan klien makan dalam porsi

kecil tapi sering

Makanan sedikit dapat menurunkan

kelemahan dan meningkatkan masukan

juga mencegah distensi gaste/

peregangan .

Page 7: Tugas PKK II Puskesmas Langsat

4. Beri motivasi klien untuk

menghabiskan porsi makanannya

Dengan memotivasi klien menghabiskan

makanannya, klien lebih kuat untuk ingin

sembuh.

5. Hidangkan makanan selagi hangat Menambah nafsu makan klien.

6. Jelaskan pentingnya nutrisi yang

adekuat untuk proses penyembuhan

Nutrisi penting untuk penyembuhan karna

mengembalikan kestabilan sistem tubuh.

7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

memberikan diit makanan

Metode makan dan kebutuhan dengan

upaya kalori didasarkan pada kebutuhan

individu untuk memberikan nutrisi

maksimal dengan upaya minimal pasien

/penggunaan energi.

8. Kolaborasi pemberian obat anti emetic Obat antiemetik yaitu obat yang mengatasi

mual dan muntah.

E. Implementasi

1. Berikan antibiotic yang sesuai

Rasional: untuk membunuh jamur, bakteri dan virus yang masuk ke dalam alveoli.

2. Berikan pelega tenggorokan (cotrimokazol) dan pereda batuk yang aman.

Rasional: dapat mengurangi produksi sputum dan batuk berkurang.

3. Memberikan cairan sebanyak-banyaknya (Air putih, ASI, madu, dan lain-lain).

Rasional: Untuk menggantikan cairan yang hilang.

4. Memberikan makanan sedikit tapi sering dan dalam kondisi yang hangat.

Rasional: agar kebutuhan nutrisi anak terpenuhi dan tetap adekuat.

5. Memberikan paracetamol.

Rasional: menurunkan suhu jika terjadi peningkatan suhu tubuh.

6. Memberikan posisi yang nyaman pada klien saat dirumah taupun dalam gendongan

ibu.

Rasional: posisi semi fowler dapat meninghkatkan ekspansi paru dan memperbaiki

ventilasi.

7. Menciptakan dan pertahankan jalan nafas yang bebas.

Rasional: untuk memperbaiki ventilasi.

Page 8: Tugas PKK II Puskesmas Langsat

F. WOC

Jamur, bakteri, protozoa

Masuk ke alveoli

Kongestif (4-12 jam)Eksudat dan serosa

masuk alveoli

Hepatisasi merah (48 jam)Paru-paru tampak merah dan bergranula karena sel-sel darah merah, fibrin dan

leukosit PMN mengisi alveoli

Hepatisasi kelabu (3-8 hari)Paru-paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin mengalami

konsolidasi di dalam alveoli yang terserang

Konsolidasi jaringan paru

Konsolidasi jaringan paru

Compliance paru menurun

MK: Gangguan pola napas

Hiperproduksi sputum

Sputum kental

MK: Gangguan bersihan

jalan napas

Mual dan muntah

MK: Resti nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh

Peningkatan suhu tubuh

berkeringat

MK: Resti kekurangan

volume cairan