Tugas Pki Proposal Seminar Identifikasi Telur Cacing Usus

download Tugas Pki Proposal Seminar Identifikasi Telur Cacing Usus

of 2

Transcript of Tugas Pki Proposal Seminar Identifikasi Telur Cacing Usus

IDENTIFIKASI TELUR CACING USUS PADA LALAPAN DAUN KUBIS DAN BUAH KETIMUN YANG DISAJIKAN PENJUAL MAKANAN KAKI LIMA DI KAWASAN JALAN KALIURANG KILOMETER 0-4 1. PENGANTAR A. Latar Belakang Di Indonesia angka kesakitan karena terinfeksi cacing usus atau perut cukup tinggi. Hal ini dikarenakan letak geografis Indonesia di daerah tropik yang mempunyai iklim yang panas akan tetapi lembab. Pada lingkungan yang memungkinkan, cacing usus dapat berkembang biak dengan baik terutama oleh cacing yang ditularkan melalui tanah (Soil transmitted Helminth). Penularan cacing usus bisa terjadi melalui makanan atau minuman yang tercemar, melalui udara yang tercemar atau secara langsung melalui tangan yang tercemar telur cacing yang infektif (Pracaya, 1994). Masyarakat Indonesia, khususnya para mahasiswa perantau yang tidak dapat atau tidak sempat memasak umumnya menggemari makanan yang dijual pedagang kaki lima seperti pecel lele, burung dara goreng, bebek goreng, ayam goreng, seafood dan sebagainya karena rasanya yang cukup lezat dan cepat saji. Para penjual makanan tersebut sebagian besar menyajikan sayuran pelengkap berupa lalapan mentah sebagai hidangan pencuci mulut. Hal tersebut membuat mereka begitu akrab dengan sayuran yang dikonsumsi segar sebagai lalap mentah seperti kubis, timun, daun kemangi dan sebagainya. Kubis dan ketimun termasuk sayuran segar yang digemari oleh hampir setiap orang, dengan cita rasanya enak dan lezat. Kebiasaan memakan lalapan perlu hati-hati terutama jika dalam pencucian kurang baik sehingga memungkinkan masih adanya telur cacing pada tanaman kubis. Dengan demikian perlu diketahui seberapa besar pencemaran sayuran mentah (lalapan) oleh parasit. Parasit pada sayuran yang ditemukan adalah: Ascaris lumbricuides, Trichuris trichiura, larva Strongyloides stercoralis, dan larva Rhabditidae dan cercaria. Prevalensi cacing usus di beberapa tempat di Indonesia mencapai 80 % yang umumnya ditularkan melalui makanan atau minuman atau melalui kulit (Khomsan, 2002). Di Indonesia banyak masyarakat, terutama pedagang kaki lima penjual makanan yang belum tahu tentang pengetahuan cara hidup sehat yaitu cara untuk menjaga kebersihan perorangan, kebersihan makanan dan minuman misalnya pencucian serta cara pengolahan yang belum dipahami dengan baik. Jalan Kaliurang kilometer 0-4 sepanjang Universitas gadjah Mada dari perempatan Mirota Kampus Hingga perempatan MM UGM sebagai kawasan ramai di kampus UGM Yogyakarta banyak terdapat penjual pecel lele, burung dara goreng, bebek goreng, dan ayam goreng. Kawasan tersebut juga sangat ramai dikunjungi oleh para mahasiswa. Proses pencucian yang dilakukan pedagang tersebut tidak banyak diketahui. Adanya kemungkinan masih terdapat telur cacing usus pada makanan tersebut terutama pada lalapan daun kubis dan buah timun. B. Permasalahan Apakah lalapan mentah kubis dan timun yang disajikan penjual makanan kaki lima di sepanjang kawasan Jalan kaliurang kilometer 0-4 masih tercemar telur cacing usus dan Telur cacing usus jenis apa sajakah yang mencemari lalapan mentah tersebut? C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati cara pencucian dan menganalisis pencemaran telur cacing usus pada lalapan mentah kubis dan timun yang disajikan penjual makanan kaki lima di sepanjang kawasan Jalan kaliurang kilometer 0-4 serta mengidentifikasi telur cacing usus yang mencemari lalapan tersebut. D. Hipotesis Lalapan mentah kubis dan timun yang disajikan penjual makanan kaki lima di sepanjang kawasan Jalan kaliurang kilometer 0-4 masih tercemari oleh telur cacing usus. Cacing usus yang mencemari lalapan tersebut yaitu Ascaris lumbricuides dan Trichuris trichiura. Hipotesis tersebut mengacu pada Hasil penelitian Suprana terhadap telur cacing gelang pada kubis yang merupakan sayuran daun dan pada ketimun yang merupakan sayuran buah yang kemudian diberi perlakuan pencucian dengan air diam dan air mengalir yang berasal dari air PDAM Kotamadya DT II Bogor, tingkat kontaminasi cacing gelang pada kubis lebih tinggi dari pada timun (Khomsan, 2002). Begitu juga penelitian Muyassaroh (2006), ternyata meskipun kubis sudah dicuci sebanyak 2 kali masih terdapat telur cacing usus yaitu Ascaris lumbricuides dan Trichuris trichiura. DAFTAR PUSTAKA Pracaya. 1994. Kol Alias Kubis. Cetakan 9. Penerbar Swadaya. Jakarta. Khomsan, A. 2002. Keamanan pangan pada sayuran. Kompas cyber media. http://dc338.4shared.com/doc/XtYExXus/preview.html . Diakses tanggal 20 Maret 2012. Muyassaroh, S. Pengaruh Frekuensi Pencucian pada Daun Kubis (Brassica oleracea var Capitata) terhadap Jumlah Telur Cacing Usus (Nematoda Intestinalis). 2006. FKM UNIMUS. Semarang.