TUGAS PERWIL 4

24
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN Semester Genap 2014/2015 Tugas : Identifikasi Daya Sentripetal dan Daya Sentrifugal dalam Mobilitas Penduduk serta Hubungan Tata Guna Lahan dalam Suatu Wilayah Kelas : Agribisnis C Dosen : Ir Endah Djuwendah, M.Si. Disusun oleh : Kelompok 1 No Nama NPM 1. Fadhil Fauzan R 150610120080 2. Avisa Permatasari 150610120082 3. Margaretha Ribka Marsyella 150610120100 4. Anwar Imannurdin 150610120101 5. Raja Satrya Tuahta M 150610120103 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGRIBISNIS JATINANGOR 2015

description

Daya Sentripetal dan sentrifugal

Transcript of TUGAS PERWIL 4

Page 1: TUGAS PERWIL 4

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN

Semester Genap 2014/2015

Tugas : Identifikasi Daya Sentripetal dan Daya Sentrifugal

dalam Mobilitas Penduduk serta Hubungan Tata

Guna Lahan dalam Suatu Wilayah

Kelas : Agribisnis C

Dosen : Ir Endah Djuwendah, M.Si.

Disusun oleh :

Kelompok 1

No Nama NPM

1. Fadhil Fauzan R 150610120080

2. Avisa Permatasari 150610120082

3. Margaretha Ribka Marsyella 150610120100

4. Anwar Imannurdin 150610120101

5. Raja Satrya Tuahta M 150610120103

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

JATINANGOR

2015

Page 2: TUGAS PERWIL 4

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

“Identifikasi Daya Sentripetal dan Daya Sentrifugal dalam Mobilitas Penduduk

serta Hubungan Tata Guna Lahan dalam Suatu Wilayah” sebagai salah satu

bentuk pemenuhan tugas mata Perencanaan Pembangunan Pertanian dan

Perdesaan.

Makalah Perencanaan Pembangunan Pertanian dan Perdesaan ini tidak

dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dorongan dari berbagai pihak.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ir Endah Djuwendah, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan

Pembangunan Pertanian dan Perdesaan yang telah memberikan pengarahan

serta bimbingan dalam menyusun makalah.

2. Orang tua yang telah memberikan motivasi kepada putra-putrinya dan mau

berpartisipasi dengan memerikan kepercayaan kepada anak untuk

menyelesaikan makalah.

3. Teman-teman dari prodi Agribisnis yang telah ikut berpartisipasi sehingga

makalah ini terselesaikan sesuai harapan kami.

4. Semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini yang tidak bisa

kami sebutkan satu persatu.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami

miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Jatinangor, 24 Maret 2015

Penyusun

Page 3: TUGAS PERWIL 4

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I ............................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1

1.3 Tujuan ................................................................................................................. 1

BAB II .............................................................................................................................. 2

TINJUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 2

2.1 Mobilitas Penduduk ........................................................................................... 2

2.1.1 Daya Sentripetal dan Daya Sentifugal dalam Mobilitas Penduduk ......... 2

2.2 Hubungan Tata Guna Lahan Suatu Wilayah ...................................................... 4

BAB III ............................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6

3.1 Analisis Hasil Wawancara Masyarakat Terkait Mobilitas Penduduk ................ 6

3.2 Analisis Tata Guna Lahan di Desa Cibeusi , Kecamatan Jatinangor ................... 9

BAB IV .......................................................................................................................... 13

PENUTUP ...................................................................................................................... 13

4.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14

LAMPIRAN .................................................................................................................... 15

Page 4: TUGAS PERWIL 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani, akan

tetapi hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa khususnya di kawasan pedesaan yang

tersebar di berbagai wilayah. Penurunan jumlah penduduk yang bekerja di

sektor pertanian diikuti dengan meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja di

sektor industri dan jasa. Salah satu sebab utama turunnya jumlah penduduk

yang berkerja di sektor pertanian adalah adalah migrasi penduduk dari desa ke

kota atau lebih dikenal dengan urbanisasi.

Dengan bertambahnya penduduk di perkotaan, maka terdapat hubungan

antara tata guna lahan dengan jumlah penduduk yang berdampak pada

perkembangan serta pertumbuhan suatu desa/kecamatan/kota. Hal tersebut

akan dibahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berikut yang menjadi permasalahan dalam penyusunan makalah ini :

1. Bagaimana hubungan faktor pendorong dan penarik dengan mobilitas

penduduk serta implikasinya pada hasil wawancara?

2. Bagaimana tata guna lahan di di Desa Cibeusi, Kec. Jatinangor?

3. Bagaimana tanggapan masyarakat mengenai Jatinangor sebagai Kawasan

Pendidikan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan memahami hubungan faktor pendorong dan penarik

dengan mobilitas penduduk serta implikasinya pada hasil wawancara.

2. Untuk mengetahui dan memahami tata guna lahan di di Desa Cibeusi, Kec.

Jatinangor

3. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat mengenai Jatinangor sebagai

Kawasan Pendidikan.

Page 5: TUGAS PERWIL 4

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mobilitas Penduduk

Secara garis besar, mobilitas penduduk dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas

vertikal dan mobilitas horizontal.

1. Mobilitas Vertikal

Mobilitas vertikal adalah semua gerakan penduduk dalam usaha perubahan status

sosial. Contohnya, seorang buruh tani yang berganti pekerjaan menjadi pedagang

termasuk gejala perubahan status sosial. Begitu pula, seorang dokter gigi beralih

pekerjaan menjadi seorang aktor film juga termasuk mobilitas vertikal.

2. Mobilitas Horizontal

Mobilitas horizontal adalah semua gerakan penduduk yang melintas batas wilayah

tertentu dalam periode waktu tertentu. Batas wilayah yang umumnya adalah batas

adminitrasi, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan. Mobilitas horizontal

dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas permanen dan mobilitas nonpermanen.

2.1.1 Daya Sentripetal dan Daya Sentifugal dalam Mobilitas Penduduk

Mobilitas dalam kaitannya geografi atau mobilitas horizontal terdiri dari bentuk-

bentuk yang dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas permanen atau migrasi, dan mobilitas

non-permanen (mobilitas sirkuler). Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu

wilayah ke wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Sedangkan

mobilitas sirkuler ialah gerakan penduduk dari satu tempat ke tempat lain dengan

tidak ada niat untuk menetap di daerah tujuan. Secara operasional, migrasi dapat

diukur berdasarkan konsep ruang dan waktu. Seseorang dapat disebut sebagai seorang

migran, apabila orang tersebut melintasi batas wilayah administrasi dan lamanya

bertempat tinggal di daerah tujuan minimal enam bulan (Mantra, 1984).

Ada beberapa teori yang menerangkan mengapa seseorang mengambil

keputusan melakukan mobilitas. Pertama, seseorang mengalami tekanan (stres), baik

ekonomi, sosial, maupun psikologi di tempat ia berada. Tiap-tiap individu mempunyai

Page 6: TUGAS PERWIL 4

3

kebutuhan yang berbeda-beda, sehingga suatu wilayah oleh seseorang dinyatakan

sebagai wilayah yang dapat memenuhi kebutuhannya, sedangkan orang lain

tidak. Kedua, terjadi perbedaan nilai kefaedahan wilayah antara tempat yang satu

dengan tempat lainnya. Apabila tempat yang satu dengan lainnya tidak ada perbedaan

nilai kefaedahan wilayah, tidak akan terjadi mobilitas penduduk.

Mobilitas penduduk dari luar kota ke kota dan sebaliknya dipengaruhi oleh

kekuatan sentripetal dan sentrifugal. Faktor pendorong (push) yang bersifat sentrifugal

dan penarik (pull) yang bersifat sentripetal.

Sentrifugal adalah daya yang mempengaruhi mobilitas penduduk dari dalam

kota ke luar kota. Gaya ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dari

dalam kota dan faktor penarik dari luar kota.

Faktor pendorong dari dalam antara lain :

Polusi (suara,udara,dll)

Harga lahan mahal

Kepadatan penduduk meningkat

Kemacetan

Faktor penarik dari luar antara lain :

Keadaan lingkungan relatif masih baik

Harga lahan relatif murah

Alasan kenyamanan

Sedangkan sentripetal adalah daya yang mempengaruhi mobilitas penduduk

dari luar kota/wilayah pedesaan ke dalam kota. Gaya ini dipengaruhi dua faktor

penarik pusat kota dan faktor pendorong dari luar kota.

Faktor penarik dari dalam antara lain :

Banyak lapangan kerja di kota

Sarana prasana yang lebih lengkap

Faktor psikologis

Faktor pendorong dari luar antara lain :

Lapangan kerja di sektor pertanian menurun

Produktivitas hasil pertanian berkurang

Page 7: TUGAS PERWIL 4

4

Kurangnya kesempatan memperoleh pendidikan tinggi

Faktor pendorong dan penarik perpindahan penduduk ada yang negatif dan ada

yang positif” (Abidin, 2010). Faktor pendorong yang positif yaitu para migran ingin

mencari atau menambah pengalaman di daerah lain. Sedangkan faktor pendorong

yang negatif yaitu fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup terbatas dan lapangan

pekerjaan terbatas pada pertanian. Faktor penarik yang positif yaitu daerah tujuan

mempunyai sarana pendidikan yang memadai dan lebih lengkap. Faktor penarik yang

negatif adalah adanya lapangan pekerjaan yang lebih bervariasi, kehidupan yang lebih

mewah, sehingga apa saja yang diperlukan akan mudah didapat dikota.

Pada masing-masing daerah terdapat faktor-faktor yang menahan seseorang

untuk tidak meninggalkan daerahnya atau menarik orang untuk pindah ke daerah

tersebut dan ada pula faktor-faktor yang memaksa mereka untuk meninggalkan

daerah tersebut. Besarnya jumlah pendatang untuk menetap pada suatu daerah

dipengaruhi besarnya faktor penarik (pull factor) daerah tersebut bagi pendatang.

Semakin maju kondisi sosial ekonomi suatu daerah akan menciptakan berbagai faktor

penarik, seperti perkembangan industri, perdagangan, pendidikan, perumahan, dan

transportasi. Kondisi ini diminati oleh penduduk daerah lain yang berharap dapat

memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Pada sisi lain, setiap daerah mempunyai

faktor pendorong (push factor) yang menyebabkan sejumlah penduduk migrasi ke luar

daerahnya. Faktor pendorong itu antara lain kesempatan kerja yang terbatas jumlah

dan jenisnya, sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai, fasilitas

perumahan dan kondisi lingkungan yang kurang baik.

2.2 Hubungan Tata Guna Lahan Suatu Wilayah

Catanesse (1988 : 281), mengatakan bahwa secara umum ada 4 (empat) kategori

alat-alat perencanaan tata guna lahan, untuk melaksanakan rencana, yaitu :

1. Penyediaan fasilitas umum

2. Peraturan-peraturan pembangunan

3. Himbauan, kepemimpinan dan koordinasi

4. Rencana tata guna lahan

Page 8: TUGAS PERWIL 4

5

Tata guna lahan adalah sebuah pemanfaatan lahan dan penataan lahan yang

dilakukan sesuai dengan kodisi eksisting alam. Tata guna lahan berupa:

a. Kawasan permukiman

b. Kawasan perumahan

c. Kawasan perkebunan

d. Kawasan pertanian

e. Kawasan ruang terbuka hijau

f. Kawasan perdagangan

g. Kawasan industri

h. Kawasan perairan

Berdasarkan ketentuan PP No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah

tujuan dari penatagunaan tanah ialah pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan

sistem untuk kepentingan masyarakat secara adil. Secara rinci penatagunaan tanah

bertujuan untuk:

1. Mengatur penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai

kebutuhan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan RTRW;

2. Mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar sesuai dengan

arahan fungsi kawasan dalam RTRW;

3. Mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan dan

pemanfaatan tanah serta pengendalian pemanfaatan tanah;

4. Menjamin kepastian hukum untuk memanfaatkan tanah bagi masyarakat yang

mempunyai hubungan hukum dengan tanah sesuai dengan RTRW yang telah

ditetapkan.

Page 9: TUGAS PERWIL 4

6

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis Hasil Wawancara Masyarakat Terkait Mobilitas Penduduk

Berikut hasil rangkuman wawancara kelompok terhadap masyarakat di

Jatinangor baik penduduk asli maupun penduduk pendatang sebanyak 10

responden.

Responden 1 2 3 4 5

Nama Ruhiyadin (L)

Martini (P)

Sugianto (L)

Uus (L)

Alex L)

Umur 50 th 44 th 47 th 39 th 37 th

Pendidikan SMP SMA SMP SMA SMA

Pekerjaan sebelumnya

Buruh - Buruh Buruh Pedagang warteg

Pekerjaan sekarang

Tukang ojek Jasa fotocopy

Pedagang warteg

Tukang ojek Jasa fotocopy

Asal Daerah Cibiru Padang Tegal Rancaekek Padang

Faktor pendorong

- Merantau - - Alih profesi dan

lingkungan

Faktor penarik

Pernikahan - Pekerjaan Pekerjaan Peluang bisnis besar

Pendapat mengenai Jatinangor sebagai kawasan pendidikan

Ramai penumpang

terutama dari kalangan

mahasiswa.

Usaha fotocopy menjadi

prospektif di kawasan

pendidikan yang tinggi.

Membuka peluang usaha makan karena

merupakan kebutuhan

pokok.

Ramai penumpang

terutama dari

kalangan mahasiswa.

Peluang membuat jenis-jenis

usaha baru guna

memenuhi kebutuhan mahasiswa.

Responden 6 7 8 9 10

Nama Tarya (L)

Entin (P)

Wirawan (L)

Hendra (L)

Agung (L)

Umur 48 th 58 th 50 th 52 th 51 th

Pendidikan SMA D3 Keperawatan

SMA SMA SMA

Pekerjaan sebelumnya

Wiraswasta toko

Perawat Satpam - -

Pekerjaan sekarang

Wiraswasta toko

Wiraswasta makanan

Penjaga parkir Penjual roti Pedagang warteg

Asal Daerah Pemalang Bandung Jatinangor Garut Sumedang

Faktor pendorong

Pernikahan puteranya

dengan orang asli Sumedang.

- Dekat dengan rumah, hemat

biaya.

- -

Faktor - Peluang - Peluang Peluang

Page 10: TUGAS PERWIL 4

7

penarik bisnis yang besar.

bisnis yang bagus.

usaha bagus.

Pendapat mengenai Jatinangor sebagai kawasan pendidikan

Kehidupan ekonomi

meningkat dan pengembangan wilayah besar-

besaran.

Akses jalan ramai,

lingkungan kumuh, dan membuka peluang

untuk bisnis baru.

Maraknya pengedaran obat-obatan, kriminalitas, seks bebas.

Disamping itu membuka lowongan pekerjaan

Prospek kalangan

mahasiswa sangat

bagus untuk membuka

usaha.

Jatinangor semakin

ramai dan prospek

penjualan semakin

meningkat..

Dampak Wilayah Jatinangor sebagai Kawasan Pendidikan

Pembangunan KPT atau Kawasan Perguruan Tinggi di Jatinangor terjadi

pada kurun waktu 1980-1990. Pada kurun waktu tersebut, dilakukan relokasi

universitas-universitas yang tergabung dalam Kawasan Pendidikan Tinggi (KPT),

yang dimulai dari didirikannya IKOPIN pada tahun 1982, yang kemudian disusul

oleh UNPAD pada tahun 1987, IPDN pada tahun 1989, dan terakhir ITB pada

tahun 2013. Ada pengaruh semenjak dibangunnya kawasan pendidikan di

jatinangor antara lain :

1. Alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan pendidikan, kawasan

pemukiman dan perumahan, kawasan perdagangan, dll.

2. Transformasi masyarakat lokal Jatinangor yang mulai adanya masyarakat

pendatang untuk kepentingan pendidikan, bisnis, pekerjaan, dll

3. Kebiasaan dan kebudayaan masyarakat lokal yang mulai ditinggalkan sedikit

demi sedikit karena faktor generasi.

4. Tingkat keamanan yang mulai memprihatinkan dari segi kriminalitas, moral,

dan asusila.

5. Perubahan harga lahan di Jatinangor yang mengalami peningkatan haraga dari

waktu ke waktu.

Seluruh lahan di Kecamatan Jatinangor mengalami peningkatan harga

lahan sejak tahun 1980, tetapi besarnya peningkatan harga lahan tersebut

berbeda-beda di tiap wilayah. Dari hasil survei dan analisis, ternyata wilayah

dengan perkembangan harga yang paling pesat di Kecamatan Jatinangor sejak

Page 11: TUGAS PERWIL 4

8

tahun 1980 hingga 2007 adalah wilayah yang berbatasan langsung dengan

Kawasan Pendidikan Tinggi, yang meliputi Desa Cibeusi, sebagian wilayah Desa

Sayang, Desa Cikeruh, Desa Hegarmanah, dan Desa Cileles. Kenaikan harga lahan

di wilayah-wilayah tersebut dari tahun 1980 hingga 2007 mencapai sekitar

8.000%.

Dari seluruh tahapan analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa

aktivitas pendidikan yang ditetapkan di Jatinangor telah meningkatkan harga

lahan di wilayah tersebut, terutama di wilayah-wilayah yang berada di sekitar

perguruan tinggi. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh Drabkin (1977), bahwa

adanya perkembangan atau suatu aktivitas baru yang terjadi di pinggiran kota,

seperti misalnya proses pengkotaan atau ditetapkannya wilayah pinggiran kota

tersebut menjadi suatu kawasan tertentu, mengakibatkan munculnya kebutuhan

lahan untuk kawasan terbangun. Kebutuhan ini mengakibatkan harga lahan di

wilayah pinggiran kota tersebut menjadi naik (Drabkin, 1977).

Aktivitas pendidikan tinggi di Kecamatan Jatinangor telah memunculkan

kebutuhan lahan untuk kawasan terbangun. Karena persediaan lahan bersifat

tetap, harga lahan di wilayah tersebut menjadi meningkat dan para pemilik lahan

pertanian cenderung menjual lahannya, sehingga terjadi konversi penggunaan

lahan. Dampak positif dari hal ini adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh

masyarakat lokal. Sementara dampak negatifnya adalah apabila konversi guna

lahan dari pertanian menjadi kawasan terbangun terjadi secara terus-menerus,

dalam jangka panjang akan timbul berbagai masalah terutama yang berkaitan

dengan daya dukung lingkungan serta ketersediaan sarana dan prasarana.

Oleh karena itu, penetapan sebuah wilayah menjadi sebuah kawasan

pendidikan tinggi memerlukan perencanaan yang matang, yang meliputi

perencanaan penggunaan lahan di wilayah sekitarnya yang disertai dengan

regulasi/mekanisme kontrol yang ketat, agar perkembangan yang terjadi

selanjutnya dapat terkendali dengan baik.

Page 12: TUGAS PERWIL 4

9

3.2 Analisis Tata Guna Lahan di Desa Cibeusi , Kecamatan Jatinangor

Desa Cibeusi merupakan salah satu desa di Kecamatan Jatinangor yang

mempunyai luas wilayah 185.695 ha. Jumlah penduduk di Desa Cibeusi sebanyak

10.900 jiwa, yang terdiri dari 5.570 laki-laki dan 5.530 perempuan dengan jumlah

Kepala Keluarga sebanyak 1.771 KK. Sedangkan jumlah keluarga miskin (gakin)

sebanyak 637 KK dengan presentase 34% dari jumlah keluarga yang ada di Desa

Cibeusi. Desa Cibeusi adalah desa paling ujung sebelah barat dari Kabupaten

Sumedang berbatasan dengan kabupaten lain yakni Kabupaten Bandung atau

dengan kata lain merupakan gerbang Kabupaten Sumedang sebelah barat.

Adapun batas-batas administratif pemerintahan Desa Cibeusi Kecamatan

Jatinangor adalah sebagai berikut,

Sebelah Utara : Desa Cileles

Sebelah Timur : Desa Sayang

Sebelah Selatan : Desa Cipacing

Sebelah Barat : Desa Cileunyi Wetan, Kabupaten Bandung

Dilihat dari topografi dan kontur tanah, Desa Cibeusi secara umum berupa

lereng dan dataran tinggi yang berada pada ketinggian 700 m dpl dengan suhu

rata-rata berkisar antara 23oC sampai dengan 27oC. Desa Cibeusi terdiri dari tiga

dusun, 12 RW dan 41 RT. Orbitasi dan waktu tempuh dari ibukota kecamatan

2km dengan waktu tempuh 10 menit dan dari ibukota kabupaten berjarak 27 km

dengan waktu tempuh 60 menit.

Gambar 1. Deliniasi (Pembatasan wlayah) Desa Cibeusi.

Page 13: TUGAS PERWIL 4

10

Menurut hasil wawancara kami dengan salah satu aparatur kantor Desa

Cibeusi, Pak Wawan yang sekaligus Gapoktan Bahagi Jaya menjelaskan beberapa

bidang tata guna lahan diantaranya :

1. Desa Cibeusi terbagi menjadi 3 dusun dan tiap-tiap dusun memiliki fasilitas

kesehatan berupa posyandu.

2. Dusun tersebut adalah Dusun Sadang yang memiliki usaha industri pengrajin

laying-layang dan usaha kosan; Dusun Cibeusi sebagai pusat desa berupa

adanya kantor desa, sarana pendidikan SD, fasilitas kesehatan, dan irigasi

teknis; Dusun Bojonghereuy terdapat lahan pertanian berupa komoditas

jagung, sawah tadah hujan, sarana pendidikan PAUD dan SMP.

3. Sebesar 80% lahan di Desa Cibeusi milik orang asli desa tersebut dan sisanya

oleh pendatang luar. Ukuran lahan yang dimiliki paling banyak sampai 4 ha

dan paling sedikit hanya 400 tumbak.

4. Sejak 3 tahun lalu mulai tahun 2012 mulai dibuka perumahan baru dengan

harga jual tanah yang makin tinggi sampai 5-10 juta/tumbak.

5. Mata pencaharian penduduk asli Desa Cibeusi adalah buruh, sedangkan

pekerjaan pegawai dari penduduk pendatang. Dan usaha kosan sebagian

besar milik orang diluar Desa Cibeusi.

6. Komoditas pertanian umum berupa padi yang dipasarkan melalui Bandar yang

datang dengan harga 1 kuintal saat ini mencapai Rp 600.000,-, jika panen raya

turun sampai Rp 450.000,- dan jika naik bisa sampai Rp 800.000,-

Penggunaan lahan di Desa Cibeusi dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. Pertanahan di Desa Cibeusi

Tanah Sawah

Sawah Irigasi Teknis

Sawah Irigasi ½ Teknis

Sawah Tadah Hujan

5,21 Ha 17 Ha 16 Ha

Tanah Kering

Tegal/Ladang

Permukiman

19 Ha 31,2 Ha

Tanah Fasilitas Umum

Page 14: TUGAS PERWIL 4

11

Kas Desa

Lapangan

Perkantoran Pemerintah

Lainnya

1,71 Ha 2,25 Ha 3,84 Ha 89,485 Ha

Gambar 2. Pak Wawan, salah satu aparatur desa Cibeusi dan gapoktan.

Gambar 3. Peraturan Zonasi Desa Cibeusi.

Page 15: TUGAS PERWIL 4

12

Secara keseluruhan, tata guna lahan di Kecamatan Jatinangor dapat dilihat

pada lampiran.1 mengenai pendayagunaan dan pembangunan fasilitas yang ada

di wilayah tersebut.

Page 16: TUGAS PERWIL 4

13

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini adalah :

1. Pada masing-masing daerah terdapat faktor-faktor yang menahan seseorang

untuk tidak meninggalkan daerahnya atau menarik orang untuk pindah ke

daerah tersebut serta faktor-faktor yang memaksa mereka untuk

meninggalkan daerah tersebut, baik karena faktor ekonomi, keluarga, dan

sebagainya.

2. Penggunaan lahan di Desa Cibeusi diantaranya untuk pemukiman,

perumahan, fasilitas pemerintan, pendidikan, kesehatan, pendidikan,

pertanian, dan perdagangan. Dimana sudah terjadi mobiitas penduduk dari

luar ke Desa Cibeusi.

3. Dampak pembangunan kawasan pendidikan di Jatinangor mempengaruhi

aspek sosial, ekonomi, budaya, tata guna lahan, politik, dan etika. Dengan

adanya empat pembangunan perguruan tinggi, diikuti pembangunan lainnya

harus diikuti perencanaan pembangunan wilayah yang tepat dan guna.

Page 17: TUGAS PERWIL 4

14

DAFTAR PUSTAKA

Utoyo, Bambang. 2006. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XII SMA/MA

Program IPS. Bandung: Setia Purna Inves. Jayadinata, Johara T. Tata Guna Lahan dalam Perencanaan Perdesaan, Perkotaan

dan Wilayah. Penerbit ITB. Bandung, 1992 Marsudi.Tanpa Tahun.Pengaruh Mobilitas Penduduk Terhadap Budaya Pop dan

Remitan Masyarakat Desa.(online) (http://jurnalgea.com/index.php/jurnal/file/97-pengaruh-mobilitas- penduduk-

terhadap-budaya-pop-dan-remitan-masyarakat-desa, diakses pada tanggal 23 Maret 2015)

Prijatna, Hendra.2012.Masyarakat Desa dan Kota. (online) (https://hendraprijatna68.files.wordpress.com/2012/06/masyarakat-desa- dan-kota.docx, diakses pada tanggal 23 Maret 2015)

Adam, Felicia P. .Tanpa Tahun.Tren Urbanisasi di Indonesia. (online) (http://ojs.unud.ac.id/index.php/piramida/article/download/2998/2156, diakses

pada 23 Maret 2015) Poppy Komalasari. 2014. Efek Urbanisasi terhadap Kehidupan Masyarakat Perkotaan. Terdapat pada https://popykomalasari12.wordpress.com (Diakses pada 23 Maret 2015 pukul 19.20)

Page 18: TUGAS PERWIL 4

15

LAMPIRAN

Page 19: TUGAS PERWIL 4

16

1. Ketentuan Pemanfaatan Ruang Setiap Desa Kawasan Kecamatan Jatinangor

NO. ZONA PERUNTUKAN/KEGIATAN

ZONA PERUMAHAN

ZONA PENDIDIKAN

TINGGI

ZONA PEMERINTAHAN

ZONA RUANG TERBUKA HIJAU ZONA

PERDAGANGAN DAN JASA

Rumah Renggang/Tungga

l

Pendidikan Tinggi

Pemerintahan Kecamatan

Ruang Terbuka Hijau Fasilitas

Ruang Terbuka Hijau Non Fasilitas

Perdagangan Skala Kota

R1-2 SU1-3 P1-1 H1-1 H2-3 K2-1

A Perumahan

1. Rumah Tunggal I X X X B X

2. Rumah Kopel I X X X X X

3. Rumah Deret I X X X B X

4. Townhouse B X X X X X

5. Rusun Rendah X X X X X X

6. Rusun Sedang X X X X X X

7. Rusun Tinggi X X X X X X

8. Asrama X T X X X X

9. Rumah Sewa/Kost I X X X T B

10. Panti Jompo I X T X X X

11. Panti Asuhan I X T X X X

12. Guest House X X X X X X

13. Paviliun X X X X X X

14. Rumah Dinas X T I X X B

B Perdagangan

1. Warung B X X X I T

2. Toko X X I X X I

3. Pertokoan X X X X X X

4. Pasar Tradisional X X X X X X

5. Penyaluran Grosir X X X X X I

Page 20: TUGAS PERWIL 4

17

6. Pusat Perbelanjaan B X X X X I

7. RUmah Toko (Ruko) X X X X X B

8. Ruah Kantor (Rukan) X X X X X B

C Jasa Umum

1. Jasa Bangunan I X X X X X

2. Lembaga Keuangan T I I X X I

3. Jasa Pemakaman X X X X B X

4. Pusat Riset dan Pengembangan (IPTEK)

X I

X X X X

5. Perawatan/Perbaikan/Renovasi BArang

X X X X X T

6. Perbaikan Kendaraan (Bengkel) T X X X X X

7. SPBU X X X X X T

8. Travel dan Pengiriman Barang X X Xs X X I

D Hiburan dan Rekreasi

1. Taman Hiburan X X X T B X 2. Taman Perkemahan X X X T B X 3. Studio Ketrampilan X X X X X I

4. Pani Pijat X X X X X T

5. Teater X X X X X I

6. Bioskop X X X X X I

7. Resort X X X T X X

8. Restaurant X X X X X I

9. Klub Malam dan Bar X X X X X T

10. Hotel X X X X X B

E Industri dan Perdagangan

1. Industri besar dengan limbah/gangguan lingkungan

X X X X X X

2. Industri kecil tanpa B X X X X X

Page 21: TUGAS PERWIL 4

18

limbah/gangguan lingkungan

3. Industri pergudangan X X X X X X

F Pemerintahan dan Keamanan

1. Kantor Kabupaten X X X X X X

2. Kantor Kecamatan X X I X X X

3. Kantor Desa X X I X X X

4. Polwil X X X X X X

5. Polsek/Polresta X X I X X X

6. Polsek/Polsekta X X I X X X

7. Pertanahan dan Keamanan (Militer)

X X X X X X

G Fasilitas Pendidikan

1. TK T X X X X X

2. SD/MI T X X X X X

3. SLTP/MTS X X X X X X

4. SMU/SMA/SMAK X X X X X X

5. Akademi/Perguruan Tinggi X I X X X X

6. Perpustakaan X I X X X X

H Fasilitas Kesehatan

1. RS Tipe A X X X X X X

2. RS Tipe B X X X X X X

3. RS Tipe C X X X X X X

4. RS Tipe D X X X X X X

5. RS Bersalin X X X X X X

6. Loboratorium Kesehatan X X X X X X

7. Puskesmas X X I X X X

8. Pukesmas Pembantu X X X X X X

9. Balai Pengobatan I I I X X I

Page 22: TUGAS PERWIL 4

19

10. Klinik dan/atau RS Hewan X X X X X I

I Fasilitas Olahraga/Rekreasi

1. Tempat Bermain Lingkungan I I X I X X

2. Taman I I I I I I

3. Lapangan OR I I I X X X

4. Gelanggang Remaja X X X I X X

5. Gedung OR T I X X X X

6. Stadion X I X I X X

7. Gedung Olah Seni X I X I X X

8. Kafe X T X T X I

9. Pacuan Kuda X B X X I X

J Peribadatan

1. Peribadatan I I I I X I

K Bina Sosial

1. Gedung Pertemuan/Serba Guna I I I X X I

L Persampahan

1. TPS I I I X X I

2. Pengelolaan Sampah X I X X X X

M Komunikasi

1. Telepon Umum I I I I X I

2. Pusat transisi/pemancar jaringan telekomunikasi

T B B B B B

N Pertanian

1. Lahan Pertanian/Sawah I X I I I X

2. Holtikultur danRumah Kaca X I X T T X

3. Pembibitan I I X I I X

4. Pengolahan Hasil Pertanian B X X B B X

5. Pergudangan Hasil Panen II X X X X X

Page 23: TUGAS PERWIL 4

20

KETERANGAN :

SIMBOL DESKRIPSI

I Pemanfaatan diizinkan karena sesuai dengan peruntukaan tanahnya, yang berarti tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau tindakan lain dari pemerintahan kabupaten.

T Pemanfaatan diizinkan, secara terbatas atau dibaasi. Pembatasan dapat dengan standar pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian, atau peraturan tambahan lainnya yang baik yang tercakup dalam ketentuan ini maupun ditentukan kemudian oleh pemerintah kabupaten

B Pemanfaatan memerlukan izin penggunaan bersyarat, izin ini diperlukan untuk penggunaan-penggunaan yang memiliki potensi dampak penting pembangunan di sekitarnya pada area yang rusak. Izin penggunaan bersyarat ini berupa AMDAL, RKL, RPL, dan syarat umum lainnya yang berlaku.

X Pemanfaatan yang tidak diizinkan

O Perikanan

1. Usaha Perikanan X I X B B X

P Peternakan

1. Lapangan Penggembalaan X T X X I X

2. Kandang Hewan X T X X B X

Q Transportasi

1. Terminal Tipe A X X X X X X

2. Terminal Tipe B X X X X X X

3. Terminal Tipe C X X X X X X

4. Stasiun X X X X X X

5. Lapangan Parkir B I I I B I

R RTH

1. Hutan Kota B I X I I X

2. Jalur hijau dan pulau jalan I I I I I I

3. Taman Kota I I I I I I

4. TPU X X X X X X

5. Pekarangan I I I I I I

6. Sempadan/Penyangga I I I I I I

Page 24: TUGAS PERWIL 4

21