TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi...

19
i TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN “ LIMBAH PERTAMBANGAN PASIR BESI ” Disusun Kelompok 2 : 1. Damas Fahmi Assena NIM : 161240000500 2. Suriya Siang Iyang NIM : 161240000529 3. Nor Huda Widiana NIM : 161240000530 4. M. Rizky Helmi B. NIM : 161240000545 5. Efa Mulyasari NIM : 161240000547 6. M. Bahrudin Yusuf NIM : 161240000582 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLGI UNISNU JEPARA

Transcript of TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi...

Page 1: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

i

TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN

“ LIMBAH PERTAMBANGAN

PASIR BESI ”

Disusun Kelompok 2 :

1. Damas Fahmi Assena NIM : 161240000500

2. Suriya Siang Iyang NIM : 161240000529

3. Nor Huda Widiana NIM : 161240000530

4. M. Rizky Helmi B. NIM : 161240000545

5. Efa Mulyasari NIM : 161240000547

6. M. Bahrudin Yusuf NIM : 161240000582

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLGI UNISNU JEPARA

Page 2: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat,

Hidayah dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun hasil laporan observasi tentang pencemaran

lingkungan ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam laporan ini, kami akan membahas

mengenai “Pertambangan Pasir”.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Desti Setiyowati, S.Pi., M.Si. selaku dosen mata

kuliah Pengantar Ilmu Lingkungan yang telah memberikan tugas ini. Kami menyadari bahwa masih

banyak kekurangan yang mendasar pada hasil laporan ini. Oleh karena itu saran serta kritik yang dapat

membangun dari pembaca sangat kami harapkan guna penyempurnaan selanjutnya.

Harapan kami semoga ini bisa membantu menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi para

pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isinya sehingga kedepannya dapat lebih

baik.

Demikian hasil ini kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jepara, 6 Januari 2017

Penulis

Page 3: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................................................ 1

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerusakan Lingkungan ....................................................................................... 2

2.2 Kegiatan Penambangan ....................................................................................... 3

BAB III. METODE

3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 4

3.2 Pedekatan Penelitian ...................................................................................... 4

3.3 Lokasi Penelitian ............................................................................................ 4

3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 4

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Pertambangan Dan Pasir Besi ....................................................... 5

4.2 Potensi Pertambangan Pasir Besi Di Desa Trengguli ....................................... 5

4.3 Kegiatan Pertambangan Pasir Besi Di Desa Trengguli .................................... 6

4.4 Dampak Dari Keberadaan Tambang Pasir Besi Di Desa Trengguli ................. 8

4.5 Dampak Fisik Lingkungan ............................................................................. 10

4.6 Prinsip-prinsip dalam model pengelolaan lingkungan penambangan pasir ...... 12

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 13

5.2 Saran ............................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

Page 4: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah lingkungan seperti pencemaran, kerusakan dan bencana dari tahun ke tahun masih terus

berlangsung dan semakin luas. Kondisi tersebut tidak hanya menyebabkan menurunnya kualitas

lingkungan tetapi juga memberikan dampak yang sangat serius bagi kesehatan dan jiwa manusia.

Buruknya kualitas lingkungan, di antaranya disebabkan antara lain oleh pertambahan penduduk yang

semakin pesat dan meningkatnya kebutuhan akan sumber daya.

Kerusakan sumber daya alam terus mengalami peningkatan, baik dalam jumlah maupun sebaran

wilayahnya. Secara fisik kerusakan tersebut disebabkan oleh tingginya eksploitasi yang dilakukan,

bukan hanya dalam kawasan produksi yang dibatasi oleh daya dukung sumber daya alam, melainkan

juga terjadi di dalam kawasan lindung dan konservasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kerusakan

tersebut disebabkan baik oleh usaha-usaha komersial yang secara sah mendapat ijin maupun oleh

individu-individu yang tidak mendapat ijin.

Kerusakan lingkungan karena eksploitasi tanah/lahan juga terjadi di Kabupaten Jepara. Jumlah

penduduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani

lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi pertambangan bahan galian C (pasir besi) tanpa

memperhatikan konservasi lahan. Hal ini misalnya terjadi di salah satu desa di Bangsri, yaitu di Desa

Trengguli.

Melihat kenyataan tersebut, perlu adanya penelitian tentang kajian dampak lingkungan baik fisik

maupun sosial ekonomi kegiatan penambangan pasir besi di Desa Trengguli Kecamatan Bangsri

Kabupaten Jepara sehingga diperoleh gambaran dampak lingkungan yang terjadi atau akan terjadi kelak

kemudian hari. Dengan mengetahui dan memperhatikan gambaran kerusakan lingkungan tersebut

diharapkan ada kebijakan pemerintah kabupaten yang nantinya dapat digunakan dalam pengelolaan

lingkungan hidup baik dari sisi masyarakat, kelembagaan maupun aturan hukum sehingga lingkungan

hidup di Kabupaten Jepara agar tetap lestari.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian pertambangan dan pasir besi.

2. Bagaimana potensi pertambangan pasir besi.

3. Bagaimana kegiatan pertambangan pasir besi.

4. Bagaimana dampak dari keberadaan tambang pasir besi.

Page 5: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

2

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini untuk memecahkan dan menjawab pertanyaan pada masalah penelitian,

yaitu :

1. Untuk menganalisis tingkat erosi di lokasi penambangan pasir besi.

2. Untuk menganalisis dampak lingkungan dan sosial ekonomi kegiatan penambangan pasir besi.

3. Mengajukan model pengelolaan lingkungan lokasi penambangan pasir besi.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada Pemerintah Kabupaten Jepara bagi

pelaksanaan pengelolaan lingkungan lokasi penambangan pasir besi di Desa Trengguli Kecamatan

Bangsri Kabupaten Jepara.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerusakan Lingkungan

Definisi perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau

tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak

berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan sektoral selama ini terus memperbesar eksploitasi sumber daya alam, sementara itu

kebutuhan untuk melakukan konservasi dan perlindungan sumber daya alam tidak dapat dijalankan

sebagaimana mestinya. Akibatnya adalah semakin banyaknya kerusakan lingkungan, banjir, longsor,

pencemaran air sungai, dan lain-lain.

Masih banyak manusia yang bersikap tidak tahu atau tidak mau peduli dan tidak butuh pandangan

dan manfaat jangka panjang sumber daya alam, sekaligus tidak peduli dengan tragedi kerusakan

lingkungan yang terjadi. Bagi mereka, kesejahteraan material sesaat menjadi kepedulian utama dan pada

saat yang sama mengabaikan berbagai tragedi kerusakan lingkungan yang umumnya padahal justru

mendatangkan kerugian bagi mereka juga dan bahkan bagi orang lain yang tidak tahu menahu

(Kartodihardjo, dkk., 2005).

Page 6: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

3

2.2 Kegiatan Penambangan

Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan manusia. Akan tetapi sangat

disayangkan bahwa pada umumnya setelah manusia berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah,

mereka mengabaikan fungsi tanah, bahkan merusak dan selanjutnya menelantarkan tanah itu sendiri (

Kartasapoetra, dkk, 2005 ).

Usaha penambangan merupakan usaha melakukan kegiatan eksplorasi, eksploitasi, produksi, dan

penjualan. Menurut Rahmi (1995), penggolongan bahan-bahan galian adalah sebagai berikut :

Golongan a, merupakan bahan galian strategis, yaitu strategis untuk perekonomian Negara serta

pertahanan dan keamanan Negara

Golongan b, merupakan bahan galian vital, yaitu dapat menjamin hajat hidup orang banyak,

Contohnya besi, tembaga, emas, perak dan lain-lain

Golongan c, bukan merupakan bahan galian strategis ataupun vital, karena sifatnya tidak langsung

memerlukan pasaran yang bersifat internasional. Contohnya marmer, batu kapur, tanah liat, pasir,

yang sepanjang tidak mengandung unsur mineral.

Menurut Undang-Undang Nomor 11 tahun 1967 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok

Pertambangan menyebutkan bahawa pertambangan rakyat adalah suatu usaha pertambangan bahan-

bahan galian dari semua golongan a, b dan c yang dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilan

atau gotong royong dengan alat-alat sederhana untuk pencairan sendiri. (As’ad, 2005). Pertambangan

rakyat dilakukan oleh rakyat, artinya dilakukan oleh masyarakat yang berdomisili di area pertambangan

secara kecil-kecilan atau gotong royong dengan alat-alat sederhana. Tujuan mereka adalah untuk

meningkatkan kehidupan sehari-hari. Dilaksanakan secara sederhana dan dengan alat sederhana, jadi

tidak menggunakan teknologi canggih, sebagaimana halnya dengan perusahaan pertambangan yang

mempunyai modal besar dan memakai teknologi canggih.

Kegiatan penambangan rakyat dapat mempengaruhi sifat fisika, kimia serta biologi tanah melalui

pengupasan tanah lapisan atas, penambangan, pencucian serta pembuangan tailing. Penambangan rakyat

yang tidak memperhatikan aspek lingkungan akan menyebabkan terancamnya daerah sekitarnya dengan

bahaya erosi dan tanah longsor karena hilangnya vegetasi penutup tanah (As’ad, 2005 ).

Kegiatan pertambangan mengakibatkan berbagai perubahan lingkungan, antara lain perubahan

bentang alam, perubahan habitat flora dan fauna, perubahan struktur tanah, perubahan pola aliran air

permukaan dan air tanah dan sebagainya. Perubahan-perubahan tersebut menimbulkan dampak dengan

intensitas dan sifat yang bervariasi. Selain perubahan pada lingkungan fisik, pertambangan juga

mengakibatkan perubahan kehidupan sosial, budaya dan ekonomi.

Dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan tidak hanya bersumber dari pembuangan

limbah, tetapi juga karena perubahan terhadap komponen lingkungan yang berubah atau meniadakan

Page 7: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

4

fungsi-fungsi lingkungan. Semakin besar skala kegiatan pertambangan, makin besar pula areal dampak

yang ditimbulkan. Perubahan lingkungan akibat kegiatan pertambangan dapat bersifat permanen, atau

tidak dapat dikembalikan kepada keadaan semula. Perubahan topografi tanah, termasuk karena

mengubah aliran sungai, bentuk danau atau bukit selama masa pertambangan, sulit dikembalikan kepada

keadaannya semula.

III. METODE

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Reseach) yaitu penelitian yang langsung

terjun lokasi untuk memperoleh data yang dalam hal ini adalah masyarakat setempat. Penelitian ini

dilaksanakan di wilayah Kabupaten Jepara yang kami khususkan wilayah Bangsri desa Trengguli.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif

menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadi, sikap dan pandangan

yang menggejala di dalam masyarakat, hubungan antar variabel, pertentangan dua kondisi atau lebih,

pengaruh terhadap suatu kondisi. yang dalam penelitian ini membahas tentang pertentangan masyarakat

kepada pihak penambang pasir besi.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Desa di Desa Trengguli Kecamatan Bangsri Provinsi Jawa Tengah,

yang mana desa ini merasakan dampak dari penambangan pasir besi tersebut.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang

diselidiki. Ini penyusun gunakan untuk memperoleh data yang diperlukan baik langsung maupun tidak

Page 8: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

5

langsung. Dalam melakukan observasi selama penelitian ini dilaksanakan di daerah yang terkena

dampak langsung maupun tidak langsung yang masih dalam wilayah Kabupaten Jepara.

b. Wawancara

Dilakukan sebagai pelengkapa untuk memperoleh data dengan memakai pokok-pokok wawancara

sebagai pedoman agar wawancara terarah. Wawancara ini dilakukan dengan mengambil informansi dari

pihak masyarakat yang terkena dampak dari penambangan secara langsung maupun tidak langsung.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan cara mengambil data dari dokumen yang merupakan suatu pencatatan

formal dengan bukti otentik.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Pertambangan Dan Pasir Besi

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian, penambangan

(penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral,batubara, panas bumi,

migas,dll). Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan butiran-butiran

dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotit, dan tourmalin. Mineral

tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit. Titaniferous magnetit

adalah bagian yang cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi

terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik. Kegunaannya pasir besi ini selain untuk

industri logam besi juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen. Di dalam Ensiklopedi

Nasional Indonesia disebutkan bahwa pasir besi adalah bijih laterit dengan kandungan pokok berupa

mineral oksida besi. Pasir besi biasanya mengandung juga beberapa mineral oksida logam lain, seperti

vanadium, titanium, dan krominum, dalam jumlah kecil. Pasir yang mengandung bijih besi ini adalah

bahan galian yang mengandung mineral besi, yang dapat digunakan secara ekonomis sebagai bahan

baku pembuatan besi logam atau baja. Persyaratan utama yang harus dipenuhi adalah kandungan

besinya harus lebih dari 51,5 persen.

4.2 Potensi Pertambangan Pasir Besi Di Desa Trengguli

Pasir besi merupakan salah satu bahan industri yang potensial yang ada di Indonesia, salah

satunya yang ada di desa Trengguli, Kecamatan Bangsri, Jepara. Potensi yang dimiliki oleh desa

Trengguli ini banyak menarik minat para pengusaha yang ingin mengusahakan agar dapat menambang.

Page 9: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

6

Karena mengandunng persyaratan utama yang harus dipenuhi adalah kandungan besinya harus lebih

dari 51,5 persen.

4.3 Kegiatan Pertambangan Pasir Besi Di Desa Trengguli

Kegiatan penambangan pasir besi di daerah ini sehari-hari dikerjakan oleh kelompok, dimana

setiap kelompok beranggotakan 5 orang bahkan lebih yang bekerja secara bersama-sama dimulai dari

menggali pasir, kemudian dimuat ke dalam truk lalu kemudian dipindahkan ke tempat penampungan

sementara. Setiap kelompok menghasilkan pasir besi yang berbeda-beda tergantung kemampuan

kelompoknya masing-masing, mulai dari 3 truk sampai 10 truk (berisi 3 meter kubik atau lebih,

tergantung dari jenis truknya). Para penambang di pertambangan ini kebanyakan menggunakan alat-alat

modern, untuk mengeruk pasir besi atau sejenis becko (escapator). Tapi ada juga yang masih

menggunakan alat-alat tradisional seperti sekop dan cangkul. Sebenarnya kedua alat yang digunakan

para penambang ini sama-sama punya kelebihan dan kelemahan, alat tradisional memungkinkan para

penambang untuk bekerja lebih lama (menyerap tenaga kerja) dan tidak merusak lingkungan, sedangkan

alat modern tidak menyerap tenaga kerja karena hanya mengoperasikan seorang operator dan cenderung

merusak lingkungan, karena alat modern tersebut mengangkutnya kesana kemari dan cenderung

merusak jalan dan infrastruktur lainnya.

Gambar I. Tempat galian pasir besi

Page 10: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

7

Gambar II. Tempat penyimpanan sementara pasir besi

Gambar III. Sampel bentuk pasir besi

Page 11: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

8

4.4 Dampak Dari Keberadaan Tambang Pasir Besi Di Desa Trengguli

Dalam kurun waktu beberapa tahun ini masyarakat di Trengguli khususnya di daerah sekitar

penambangan pasir besi banyak memberikan respon terhadap aktivitas penambangan tersebut, baik

respon positif maupun respon negatif. Kebanyakan diantaranya memberikan respon negatif atau kurang

setuju dengan kegiatan penambangan tersebut karena dirasakan merusak lingkungan. Dampak positif

yang dirasakan yaitu salah satunya adalah dapat Menyerap tenaga kerja, Masyarakat disekitar

penambangan memang merasa terbantu dengan adanya penambangan pasir ini karena mereka bisa ikut

bekerja menjadi buruh disana, bagi sebagian masyarakat memang menyadarinya karena pertambangan

tersebut memberikan sedikit keringanan beban perekonomian. Disamping itu tambang pasir besi

memiliki daya tarik tersendiri keberadaannya, dimana pada awal keberadaannya menjadi daya tarik bagi

Trengguli untuk menarik masyarakat luar, karena masyarakat lain ingin mengetahui keberadaan dan

keadaan tambang besi tersebut. Sementara itu dampak yang paling negatif adalah:

1. Rusaknya jalan raya Kerusakan yang paling parah akibat dari kegiatan pertambangan pasir besi ini

adalah rusaknya jalan penghubung ke jalan raya. Karena diperparah dengan adanya kegiatan

pengangkutan pasir besi, dengan hilir mudiknya truk-truk besar yang mengangkut pasir besi tersebut.

Masyarakat menyayangkan keadaan tersebut dimana keadaan ini membuat mereka tidak nyaman.

Gambar IV. Jalan raya yang rusak berat

Page 12: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

9

2. Tingkat polusi udara yang meningkat Hal ini disebabkan oleh hilir mudiknya truk-truk pengangkut

pasir besi yang melintas, yang membawa pasir tersebut dari daerah Bangsri ke daerah lain, khususnya

daerah Jepara dan sekitarnya.

3. Rusaknya area pesawahan atau pertanian warga Lahan pertanian warga menjadi rusak akibat kegiatan

pertambangan ini, diduga aliran air yang ke persawahan menjadi terganggu, akibatnya sawah warga

menjadi cepat kering.

Gambar V. Lahan warga yang tidak produktif lagi

Bekas galian pasir besi Dari keadaan tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan tambang pasir

besi masih menjadi kontroversi di tengah-tengah masyarakat luas. Dimana masyarakat lebih merasakan

dampak negaif dari pada dampak positifnya, masyarakat menyayangkan keadaan tersebut dimana

pengelolaan sumber daya alam haruslah lebih mengutamakan kepentingan luas, disinilah peran berbagai

pihak dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan semua.

Page 13: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

10

4.5 Dampak Fisik Lingkungan

Dampak fisik lingkungan dengan adanya kegiatan penambangan pasir di Desa Trengguli adalah

sebagai berikut :

Hilangnya sebagian lapisan tanah karena tanah yang diruntuhkan sebelum pasir tidak disimpan

atau disendirikan tetapi dicampur dengan pasir yang ada untuk dijual. Hilangnya lapisan tanah

menyebabkan kesuburan tanah hilang sehingga tanah tidak produktif lagi dan berubah menjadi lahan

kritis.

Gambar VI. Tanah yang berubah fungsinya

Hilangnya tanaman-tanaman penutup dan pelindung tanah, hal ini dapat menyebabkan aliran

permukaan menjadi meningkat karena tidak adanya tanaman pelindung, apalagi bila pada saat musim

hujan. Lokasi penambangan pasir yang merupakan tanah dengan kemiringan landai - curam berpotensi

terjadinya aliran permukaan yang besar, apalagi bila tidak ada tanaman.

Adanya perubahan tata guna lahan yang dahulunya diperuntukkan bagi pertanian tanaman pangan

lahan kering menjadi lahan pasir dan batu. Lahan yang dulu hijau dan penuh dengan tanaman berubah

menjadi lahan tandus yang penuh dengan tumpukan pasir dan batu atau banthak.

Page 14: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

11

Gambar VII. Perubahan tata guna lahan

Munculnya air tanah di permukaan karena terpotongnya alur tanah, hal ini disebabkan karena

lokasi penggalian pasir termasuk dalam dengan kondisi lahan yang kemiringannya curam. Apabila hal

ini dibiarkan terns berlanjut maka persediaan air tanah bagi tempat lain yang berada di bagian lebih

bawah akan berkurang, terutama pada saat musim kemarau.

Rusaknya jalan desa yang dilalui truk-truk pengangkut pasir/kerikil/batu karena konstruksi jalan

desa tidak dibuat khusus untuk truk-truk bermuatan pasir, perbaikan sudah dilakukan namun beberapa

lama kemudian sudah mengalami kerusakan yang sama. Truk-truk yang melebihi tonase jalan semakin

memperparah kerusakan jalan desa.

Terjadinya polusi udara berupa debu di sekitar jalan yang dilalui truk pengangkut pasir sehingga

apabila ada truk lewat maka pejalan kaki atau pengguna sepeda motor memilih berhenti agar jauh dari

truk serta menutup muka dan hidung untuk menghindari debu yang beterbangan.

Page 15: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

12

4.6 Prinsip-prinsip dalam model pengelolaan lingkungan penambangan pasir

Perencanaan pengelolaan lingkungan akan efektif bila memperhatikan sektor ekonomi, sosial dan

lingkungan sehingga kebijakan yang diambil sebagai keputusan tidak hanya kebijakan yang bersifat

secara teknis lingkungan namun juga beberapa kebijakan yang terkait. Pada penelitian ini kebijakan

model pengelolaan lingkungan lokasi penambangan pasir di Desa Trengguli dilaksanakan dengan

berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

Mewujudkan pemberdayaan masyarakat

Sumaryadi (2005) menyatakan bahwa pemberdayaan merupakan upaya meningkatkan harkat

lapisan masyarakat dan pribadi manusia. Tujuan pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah untuk

membantu pengembangan manusiawi yang otentik dan integral dari masyarakat lemah, rentan, miskin,

marjinal dan kaum kecil, selain itu juga untuk memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat

tersebut secara sosio ekonomis sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan

dasar hidup mereka, namun sanggup berperan serta dalam pengembangan masyarakat.

Lima strategi pemberdayaan masyarakat menurut Ismawan dalam Sumaryadi (2005) dilaksanakan

dalam pengelolaan lingkungan, meliputi :

1) program pengembangan sumber daya manusia

2) program pengembangan kelembagaan kelompok

3) program pemupukan modal swasta

4) program pengembangan usaha produktif

5) program penyediaan informasi tepat guna

Pencapaian tujuan pengelolaan lingkungan hidup akan tercapai jika semua stakeholders termasuk

juga masyarakat dilibatkan secara intensif, karena masyarakat memiliki pola penyelesaian masalah

maupun komitmen untuk terlibat dalam pembangunan secara luas. Substansi lingkungan hidup beserta

dampak pengelolaannya secara langsung berakibat pada masyarakat, maka keterlibatan masyarakat akan

mepermudah penyelesaian masalah yang timbul dari berbagai kegiatan pembangunan yang berkaitan

dengan pengelolaan lingkungan hidup.

Melaksanakan pembangunan berkelanjutan

Paradigma pembangunan berkelanjutan harus menjadi acuan utama dalam setiap jenis kegiatan

pembangunan daerah. Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (WCED) mendefinisikan

bahwa pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang ditujukan

untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan

datang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Agar penyelenggaraan pembangunan tetap efektif

maka harus dipastikan bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus aspiratif, rendah resiko dan

konflik lingkungan. Segenap komponen pengelola lingkungan hidup yang terdiri dari delapan pelaku

Page 16: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

13

lingkungan hidup harus dilibatkan (Tangkilisan dalam As’ad, 2005). Pelaku lingkungan hidup tersebut

adalah :

Birokrasi sebagai fasilitator

Legislatif sebagai kontrol

Yudikatif sebagai penegak hukum

LSM sebagai pendamping

Perguruan Tinggi sebagai lembaga konsultatif

Pengusaha sebagai pihak yang bertanggung jawab

Masyarakat sebagai pihak yang melaksanakan

Tokoh masyarakat sebagai pemimpin

Mewujudkan kepemerintahan yang baik

Mardiasmo dalam As’ad (2005) mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor publik adalah

untuk menciptakan good governance atau kepemerintahan yang baik. Menurut UNDP dalam As’ad

(2005) karakteristik pemerintahan yang baik adalah adanya participation, rule of law, transparency,

responsivenes, consensus orientation, equity, effectiveness and efficiency, accountability.

Memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan

Aspek ekonomi, sosial dan lingkungan harus diperhatikan untuk mewujudkan pembangunan

berkelanjutan. Salah satu syarat dalam pembangunan berwawasan lingkungan adalah bahwa

pembangunan itu sarat dengan nilai, dalam arti bahwa pembangunan harus diorientasikan untuk

mencapai tujuan ekologis, sosial dan ekonomi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian Kajian Dampak Lingkungan Kegiatan Penambangan

Pasir di Kabupaten Jepara adalah sebagai berkut :

1. Kegiatan penambangan pasir menimbulkan dampak terhadap fisik lingkungan maupun sosial

ekonomi masyarakat. Dampak terhadap fisik lingkungan yaitu adanya lahan yang rawan longsor,

adanya sedimentasi pasir di sungai, potensi terjadinya banjir di daerah bawah dengan

meningkatnya sedimentasi sungai, hilangnya bahan organik tanah sehingga tanah tidak subur,

hilangnya lapisan tanah sehingga lahan tidak produktif, terjadi perubahan struktur tanah,

terjadinya polusi udara berupa debu, sebagian jalan desa menjadi rusak, terpotongnya alur air

Page 17: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

14

tanah, kenyamanan dan keamanan lingkungan berkurang, lahan menjadi tandus dan kritis (penuh

banthak), tidak adanya vegetasi penutup tanah, penurunan kapasitas infiltrasi dan penampungan

tanah, perubahan tata guna lahan, berkurangnya ketersediaan air, hilangnya sebagian

pemandangan yang indah dan sejuk, serta lahan tidak teratur dan berlubang- lubang. Dampak

positif dari aspek sosial ekonomi yang dirasakan masyarakat Desa Trengguli yaitu adanya

peningkatan pendapatan dari buruh tani menjadi tenaga kerja di penambangan pasir, peningkatan

kesejahteraan bagi pemilik tanah, pengurangan angka pengangguran, peningkatan pemasukan bagi

desa, tumbuhnya kegiatan dan pemasukan uang secara rutin bagi karang taruna yang mengelola

retribusi, adanya waktu luang yang lebih untuk keluarga bagi beberapa penjual makanan, adanya

ketenangan dengan kepastian penghasilan yang diperoleh, adanya keuntungan bagi masyarakat

umum berupa pembangunan beberap fasilitas umum seperti masjid, gapuro, penerangan jalan dan

lain sebagainya.. Dampak negatif dari aspek sosial ekonomi yang dirasakan pada masyarakat

penambang yaitu kurangnya keamanan saat bekerja sehingga sering menyebabkan adanya

kecelakaan seperti retak atau patah tulang maupun luka-luka ringan pada kaki, tangan, mata atau

gangguan pernafasan. Dampak negatif bagi masyarakat bukan penambang adalah adanya

ketidaknyamanan kaum perempuan setempat yang bukan tenaga kerja di penambangan pada saat

melintas/berada di lokasi penambangan, sebagian masyarakat merasa sedih dan kecewa dengan

kerusakan lingkungan yang ada namun tidak dapat berbuat apa-apa, hilangnya mata pencaharian

utama sebagai petani pada masyarakat yang menjual tanahnya, waktu yang dibutuhkan petani

menuju ke lahan pertanian menjadi lebih lama dan sulit dengan terputusnya jalan dan penuh

dengan luabng-lubang bekas galian, sebagian petani mengeluarkan tenaga dan waktu untuk

membuat jalan baru ke lahan pertanian mereka, berkurangnya kenyamanan pengguna jalan karena

adanya polusi udara saat truk melintas, waktu yang dibutuhkan pengendara sepeda motor dan

pejalan kaki lebih lama karena harus berhenti sementara waktu saat truk melintas, saluran irigasi

di atas lokasi penambangan berpotensi menjadi rusak dengan meluasnya lokasi penambangan.

Perhitungan kerugian lingkungan tersebut belum termasuk biaya reklamasi lahan serta dampak

kerusakan lingkungan seperti polusi udara, menyusutnya air kolam dan lain sebagainya.

Keuntungan yang diperoleh sama sekali tidak sebanding dengan kerugian yang dialami sehingga

adanya kegiatan penambangan pasir berdasarkan perhitungan valuasi ekonomi sama sekali tidak

menguntungkan.

5.2 Saran

Saran yang peneliti ingin sampaikan dalam upaya pengelolaan lingkungan lokasi penambangan

pasir di Desa Trengguli, Bangsri adalah sebagai berikut :

1. Dugaan adanya laju erosi yang tinggi dengan tingkat bahaya erosi berat dan sangat berat di lokasi

penambangan pasir. Tindakan pengendalian erosi dapat dilakukan dengan tindakan agronomis,

Page 18: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

15

pengelolaan tanah dan tindakan mekanis. Diharapkan dengan adanya program / kegiatan

pengendalian erosi maka laju erosi dapat ditekan sehingga kerusakan lingkungan yang terjadi tidak

semakin parah.

2. Dengan adanya dampak kegiatan penambangan pasir berupa dampak fisik dan dampak sosial

ekonomi baik positif maupun negatif, maka diperlukan suatu upaya pengelolaan lingkungan agar

dampak negatif yang terjadi tidak semakin meluas atau semakin parah. Dampak fisik berupa

kerusakan lingkungan harus segera ditanggulangi secara terpadu.

3. Pengelolaan lingkungan lokasi penambangan pasir pada setiap tahap kegiatannya sejak dari

perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan, harus selalu melibatkan masyarakat

setempat secara utuh dan nyata sehingga benar-benar terwujud pemberdayaan masyarakat. Salah

satu model pengelolaan lingkungan yang mungkin dapat diterapkan adalah perencanaan

pengelolaan lingkungan lokasi penambangan pasir menjadi salah satu lokasi agrowisata. Model

perencanaan pengelolaan lingkungan tersebut di atas membutuhkan waktu, biaya dan tenaga yang

tidak sedikit sehingga dukungan dari pemerintah dan masyarakat setempat sangat dibutuhkan.

Kegiatan pembangunan dengan pemberdayaan masyarakat memang membutuhkan waktu yang

lama dan dana tidak sedikit, namun keberhasilan dalam setiap program akan dapat terwujud secara

nyata dan berkelanjutan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dengan adanya perubahan

paradigma pembangunan yaitu pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan adalah sebagai

berikut :

a. Para pemimpin dan aparat pemerintah harus mempunyai pemahaman yang jelas mengenai

konsep pemberdayaan

b. Konsep pemberdayaan mengasumsikan adanya perubahan dalam budaya termasuk di

dalamnya budaya organisasi dan perusahaan

c. Masyarakat harus mengubah dirinya dan menghilangkan mental conditioning (ketakutan,

kebingungan, ketidaknyamanan, kecenderungan tidak berubah, kurang percaya diri) yang ada

dalam diri mereka.

d. Proses pemberdayaan bukan sesuatu yang instan, proses ini membutuhkan waktu dan berbeda

dari individu ke individu

DAFTAR PUSTAKA

As’ad, 2005, Thesis : Pengelolaan Lingkungan pada Penambangan Rakyat ( Studi Kasus Penambangan Intan Rakyat di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Propinsi Kalimantan Selatan ).

Kartodihardjo, H., Safitri, M., Ivalerina, F., Khan A., Tjendronegoro, S.M.P., 2005, Di Bawah Satu Payung Pengelolaan Sumber Daya Alam, Suara Bebas, Jakarta.

Page 19: TUGAS PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN - · PDF filependuduk yang terus meningkat dalam kondisi ekonomi yang lesu mengakibatkan merebaknya petani lapar yang mengubah lahan pertanian menjadi

16

Kartasapoetra, G., Kartasapoetra, A.G.dan Sutedjo, M.M., 2005, Teknologi Konservasi Tanah dan Air, Cetakan Kelima, Rineka Cipta, Jakarta.

Rahim, F., 1995, Sistem dan Alat Tambang, Akademi Teknik Pertambangan Nasional, Banjarbaru.

Sumaryadi, N., 2005, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat, Citra Utama, Jakarta.

SlideShare,2017 http://www.slideshare.net/search/slideshow.