tugas pancasila

22
PERAN MAHASISWA SEBAGAI GOOD CITIZENSHIP DALAM PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI Nama : Reza Andhitya Nim : 09711188 Kelompok : MKU B Dosen : Pak Bagya FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Transcript of tugas pancasila

Page 1: tugas pancasila

PERAN MAHASISWA SEBAGAI GOOD CITIZENSHIP DALAM PENCEGAHAN TINDAK

PIDANA KORUPSI

Nama : Reza Andhitya

Nim : 09711188

Kelompok : MKU B

Dosen : Pak Bagya

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2013

Page 2: tugas pancasila

I. PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini masalah korupsi sedang hangt-hangatnya dibicarakan publik, terutama dalam

media massa baik lokal maupun nasional. Banyak para ahli mengemukakan pendapatnya tentang

masalah korupsi ini. Pada dasarnya, ada yang pro adapula yang kontra. Akan tetapi walau

bagaimanapun korupsi ini merugikan negara dan dapat meusak sendi-sendi kebersamaan bangsa. Pada

hakekatnya, korupsi adalah “benalu sosial” yang merusak struktur pemerintahan, dan menjadi

penghambat utama terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan pada umumnya. Dalam

prakteknya, korupsi sangat sukar bahkan hampir tidak mungkin dapat diberantas, oleh karena sangat

sulit memberikan pembuktian-pembuktian yang eksak. Disamping itu sangat sulit mendeteksinya

dengan dasar-dasar hukum yang pasti. Namun akses perbuatan korupsi merupakan bahaya latent yang

harus diwaspadai baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat itu sendiri. Korupsi adalah produk

dari sikap hidup satu kelompok masyarakat yang memakai uang sebagai standard kebenaran dan

sebagai kekuasaaan mutlak. Sebagai akibatnya, kaum koruptor yang kaya raya dan para politisi korup

yang berkelebihan uang bisa masuk ke dalam golongan elit yang berkuasa dan sangat dihormati.

Mereka ini juga akan menduduki status sosial yang tinggi dimata masyarakat.

Korupsi sudah berlangsung lama, sejak zaman Mesir Kuno, Babilonia, Roma sampai abad

pertengahan dan sampai sekarang. Korupsi terjadi diberbagai negara, tak terkecuali di negara-negara

maju sekalipun. Di negara Amerika Serikat sendiri yang sudah begitu maju masih ada praktek-praktek

korupsi. Sebaliknya, pada masyarakat yang primitif dimana ikatan-ikatan sosial masih sangat kuat dan

kontrol sosial yang efektif, korupsi relatif jarang terjadi. Tetapi dengan semakin berkembangnya

sektor ekonomi dan politik serta semakin majunya usaha-usaha pembangunan dengan pembukaan-

pembukaan sumber alam yang baru, maka semakin kuat dorongan individu terutama di kalangan

pegawai negari untuk melakukan praktek korupsi dan usaha-usaha penggelapan.

Korupsi dimulai dengan semakin mendesaknya usaha-usaha pembangunan yang diinginkan,

sedangkan proses birokrasi relaif lambat, sehingga setiap orang atau badan menginginkan jalan pintas

yang cepat dengan memberikan imbalanimbalan dengan cara memberikan uang pelicin (uang sogok).

Page 3: tugas pancasila

Praktek ini akan berlangsung terus menerus sepanjang tidak adanya kontrol dari pemerintah dan

masyarakat, sehingga timbul golongan pegawai yang termasuk OKB-OKB (orang kaya baru) yang

memperkaya diri sendiri (ambisi material). Agar tercapai tujuan pembangunan nasional, maka mau

tidak mau korupsi harus diberantas. Ada beberapa cara penanggulangan korupsi, dimulai yang

sifatnya preventif maupun yang represif.

II. Pembahasan

A. Pengertian Korupsi

Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jika dilihat dari struktrur bahasa

dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya mempunyai makna yang sama.

Kartono (1983), memberi batasan korupsi sebagi tingkah laku individu yang menggunakan

wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan

negara. Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi

keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan

wewenang dan kekuatankekuatan formal (misalnya denagan alasan hukum dan kekuatan senjata)

untuk memperkaya diri sendiri.

Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang dimiliki oleh

pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan pribadi atau keluar.

Wertheim (dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang pejabat dikatakan melakukan tindakan

korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang bertujuan mempengaruhinya agar ia

mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah. Kadang-kadang

orang yang menawarkan hadiahdalam bentuk balas jasa juga termasuk dalam korupsi.

Selanjutnya, Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari pihak ketiga yang diterima atau

diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada keluarganya atau partainya/ kelompoknya

atau orang-orang yang mempunyai hubungan pribadi dengannya, juga dapat dianggap sebagai

Page 4: tugas pancasila

korupsi. Dalam keadaan yang demikian, jelas bahwa ciri yang paling menonjol di dalam korupsi

adalah tingkah laku pejabat yang melanggar azas pemisahan antara kepentingan pribadi dengan

kepentingan masyarakat, pemisaham keuangan pribadi dengan masyarakat, sanak saudara dan

teman.

B. Sebab-sebab korupsi

Ada beberapa sebab terjadinya praktek korupsi. Singh (1974) menemukan dalam

penelitiannya bahwa penyebab terjadinya korupsi di India adalah kelemahan moral (41,3%),

tekanan ekonomi (23,8%), hambatan struktur administrasi (17,2%), hambatan struktur sosial

(7,08 %). Sementara itu Merican (1971) menyatakan sebab-sebab terjadinya korupsi

adalah sebagai berikut :

a. Peninggalan pemerintahan kolonial.

b. Kemiskinan dan ketidaksamaan.

c. Gaji yang rendah.

d. Persepsi yang populer.

e. Pengaturan yang bertele-tele.

f. Pengetahuan yang tidak cukup dari bidangnya.

Di sisi lain Ainan (1982) menyebutkan beberapa sebab terjadinya korupsi yaitu :

a. Perumusan perundang-undangan yang kurang sempurna.

b. Administrasi yang lamban, mahal, dan tidak luwes.

c. Tradisi untuk menambah penghasilan yang kurang dari pejabat pemerintah dengan upeti atau

suap.

d. Dimana berbagai macam korupsi dianggap biasa, tidak dianggap bertentangan dengan moral,

sehingga orang berlomba untuk korupsi.

e. Di India, misalnya menyuap jarang dikutuk selama menyuap tidak dapat dihindarkan.

f. Menurut kebudayaannya, orang Nigeria Tidak dapat menolak suapan dan korupsi, kecuali

mengganggap telah berlebihan harta dan kekayaannya.

Page 5: tugas pancasila

g. Manakala orang tidak menghargai aturan-aturan resmi dan tujuan organisasi pemerintah,

mengapa orang harus mempersoalkan korupsi.

Dari pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab terjadinya korupsi

adalah sebagai berikut :

1. Gaji yang rendah, kurang sempurnanya peraturan perundang-undangan, administrasi yang lamban

dan sebagainya.

2. Warisan pemerintahan kolonial.

3. sikap mental pegawai yang ingin cepat kaya dengan cara yang tidak halal, tidak ada kesadaran

bernegara, tidak ada pengetahuan pada bidang pekerjaan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah.

C. Akibat-akibat korupsi.

Nye menyatakan bahwa akibat-akibat korupsi adalah :

1. Pemborosan sumber-sumber, modal yang lari, gangguan terhadap penanaman modal, terbuangnya

keahlian, bantuan yang lenyap.

2. Ketidakstabilan, revolusi sosial, pengambilan alih kekuasaan oleh militer, menimbulkan

ketimpangan sosial budaya.

3. Pengurangan kemampuan aparatur pemerintah, pengurangan kapasitas administrasi, hilangnya

kewibawaan administrasi.

Selanjutnya Mc Mullan (1961) menyatakan bahwa akibat korupsi adalah ketidak efisienan,

ketidakadilan, rakyat tidak mempercayai pemerintah, memboroskan sumber-sumber negara, tidak

mendorong perusahaan untuk berusaha terutama perusahaan asing, ketidakstabilan politik,

pembatasan dalam kebijaksanaan pemerintah dan tidak represif. Berdasarkan pendapat para ahli di

atas, maka dapat disimpulkan akibatakibat

korupsi diatas adalah sebagai berikut :

1. Tata ekonomi seperti larinya modal keluar negeri, gangguan terhadap perusahaan, gangguan

penanaman modal.

2. Tata sosial budaya seperti revolusi sosial, ketimpangan sosial.

3. Tata politik seperti pengambil alihan kekuasaan, hilangnya bantuan luar negeri, hilangnya

kewibawaan pemerintah, ketidakstabilan politik.

Page 6: tugas pancasila

4. Tata administrasi seperti tidak efisien, kurangnya kemampuan administrasi, hilangnya keahlian,

hilangnya sumber-sumber negara, keterbatasan kebijaksanaan pemerintah, pengambilan tindakan-

tindakan represif.

D. Peran mahasiswa dalam mencegah dan memerangi korupsi

Mahasiswa merupakan suatu elemen masyarakat yang unik. Jumlahnya tidak banyak, namun

sejarah menunjukkan bahwa dinamika bangsa ini tidak lepas dari peran mahasiswa. Walaupun jaman

terus bergerak dan berubah, namun tetap ada yang tidak berubah dari mahasiswa, yaitu semangat dan

idealisme.

Semangat-semangat yang berkobar terpatri dalam diri mahasiswa, semangat yang mendasari

perbuatan untuk melakukan perubahan-perubahan atas keadaan yang dianggapnya tidak adil. Mimpi-

mimpi besar akan bangsanya. Intuisi dan hati kecilnya akan selalu menyerukan idealisme. Mahasiswa

tahu, ia harus berbuat sesuatu untuk masyarakat, bangsa dan negaranya.

Sejarah mencatat dengan tinta emas, perjuangan mahasiswa dalam memerangi ketidak adilan. Sejarah

juga mencatat bahwa perjuangan bangsa Indonesia tidak bisa lepas dari mahasiswa dan dari

pergerakan mahasiswa akan muncul tokoh dan pemimpin bangsa.

Selain mengenal karakteristik korupsi, pengenalan diri diperlukan untuk menentukan strategi

yang efektif yang akan digunakan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, mahasiswa harus menyadari

siapa dirinya, dan kekuatan dan kemampuan apa yang dimilikinya yang dapat digunakan untuk

menghadapi peperangan melawan korupsi. Apabila kita menilik ke dalam untuk mengetahui apa

hakekat dari mahasiswa, maka kita akan mengetahui bahwa mahasiswa mempunyai banyak sekali

sisi. Disatu sisi mahasiswa merupakan peserta didik, dimana mahasiswa diproyeksikan menjadi

birokrat, teknokrat, pengusaha, dan berbagai profesi lainnya. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk

memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Hal tersebut

disebabkan kecerdasan intelektual tidak dapat mencegah orang untuk menjadi serakah, egois, dan

bersikap negatif lainnya. Dengan berbekal hal-hal tersebut, mahasiswa akan dapat menjadi agen

pembaharu yang handal, yang menggantikan peran-peran pendahulunya di masa yang akan datang

akan dapat melakukan perbaikan terhadap kondisi yang ada kearah yang lebih baik.

Page 7: tugas pancasila

Di sisi lain, mahasiswa juga dituntut berperan untuk melakukan kontrol sosial terhadap

penyimpangan yang terjadi terhadap sistem, norma, dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Selain

itu, Mahasiswa juga dapat berperan dalam mempengaruhi kebijakan publik dari pemerintah. Usaha-

usaha yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk mempengaruhi keputusan politik adalah dengan

melakukan penyebaran informasi/tanggapan atas kebijakan pemerintah dengan melakukan

membangun opini public, jumpa pers, diskusi terbuka dengan pihak-pihak yang berkompeten. Selain

itu, mahasiswa juga menyampaikan tuntutan dengan melakukan demonstrasi dan pengerahan massa

dalam jumlah besar. Di samping itu, mahasiswa mempunyai jaringan yang luas, baik antar mahasiswa

maupun dengan lembaga-lembaga swadaya masyarakat sehingga apabila dikoordinasikan dengan baik

akan menjadi kekuatan yang sangat besar untuk menekan pemerintah.

E. Peran Mahasiswa dalam Pemberantasan Korupsi Peran Mahasiswa di lingkungan kampus.

Untuk dapat berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah pembenahan

terhadap diri dan kampusnya. Dengan kata lain, mahasiswa harus mendemonstrasikan bahwa diri dan

kampusnya harus bersih dan jauh dari perbuatan korupsi. Untuk mewujudkan hal tersebut, upaya

pemberantasan korupsi dimulai dari awal masuk perkuliahan. Pada masa ini merupakan masa

penerimaan mahasiswa, dimana mahasiswa diharapkan mengkritisi kebijakan internal kampus dan

sekaligus melakukan pressure kepada pemerintah agar undang-undang yang mengatur pendidikan

tidak memberikan peluang terjadinya korupsi. Di samping itu, mahasiswa melakukan kontrol terhadap

jalannya penerimaan mahasiswa baru dan melaporkan kepada pihak-pihak yang berwenang atas

penyelewengan yang ada. Selain itu, mahasiswa juga melakukan upaya edukasi terhadap rekan-

rekannya ataupun calon mahasiswa untuk menghindari adanya praktik-praktik yang tidak sehat dalam

proses penerimaan mahasiswa.

Selanjutnya adalah pada proses perkuliahan. Dalam masa ini, perlu penekanan terhadap

moralitas mahasiswa dalam berkompetisi untuk memperoleh nilai yang setinggi-tingginya, tanpa

melalui cara-cara yang curang. Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah dengan jalan

membentengi diri dari rasa malas belajar. Hal krusial lain dalam masa ini adalah masalah penggunaan

dana yang ada dilingkungan kampus. Untuk itu diperlukan upaya investigatif berupa melakukan

Page 8: tugas pancasila

kajian kritis terhadap laporan-laporan pertanggungjawaban realisasi penerimaan dan pengeluarannya.

Sedangkan upaya edukatif penumbuhan sikap anti korupsi dapat dilakukan melalui media berupa

seminar, diskusi, dialog. Selain itu media berupa lomba-lomba karya ilmiah pemberantasan korupsi

ataupun melalui bahasa seni baik lukisan, drama, dan lain-lain juga dapat dimanfaatkan juga.

Selanjutnya pada tahap akhir perkuliahan, dimana pada masa ini mahasiswa memperoleh

gelar kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara formal. Mahasiswa harus memahami

bahwa gelar kesarjanaan yang diemban memiliki konsekuensi berupa tanggung jawab moral sehingga

perlu dihindari upaya-upaya melalui jalan pintas. seni baik lukisan, drama, dan lain-lain juga dapat

dimanfaatkan juga. Selanjutnya pada tahap akhir perkuliahan, dimana pada masa ini mahasiswa

memperoleh gelar kesarjanaan sebagai tanda akhir proses belajar secara formal. Mahasiswa harus

memahami bahwa gelar kesarjanaan yang diemban memiliki konsekuensi berupa tanggung jawab

moral sehingga perlu dihindari upaya-upaya melalui jalan pintas.

F. Peran Mahasiswa dalam Masyarakat dan penentuan kebijakan publik.

Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat, mahasiswa merupakan faktor pendorong dan

pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam menerapkan perilaku terpuji. Peran

mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat digolongkan menjadi peran sebagai kontrol

sosial dan peran sebagai pembaharu yang diharapkan mampu melakukan pembaharuan terhadap

sistem yang ada. Salah satu contoh yang paling fenomenal adalah peristiwa turunnya orde baru

dimana sebelumnya di dahului oleh adanya aksi mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia.

Sebagai kontrol sosial, mahasiswa dapat melakukan peran preventif terhadap korupsi dengan

membantu masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan berpihak pada

rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat.

Kontrol terhadap kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali peraturan yang

dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada golongan tertentu saja dan tidak berpihak

pada kepentingan masyarakat banyak. Kontrol tersebut bisa berupa tekanan berupa demonstrasi

ataupun dialog dengan pemerintah maupun pihak legislatif.

Page 9: tugas pancasila

Mahasiswa juga dapat melakukan peran edukatif dengan memberikan bimbingan dan

penyuluhan kepada masyarakat baik pada saat melakukan kuliah kerja lapangan atau kesempatan

yang lain mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani melaporkan adanya korupsi

yang ditemuinya pada pihak yang berwenang. Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi

investigatif dengan melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam upaya penegakan hukum

terhadap pelaku korupsi serta melakukan tekanan kepada aparat penegak hukum untuk bertindak tegas

terhadap pelaku tindak pidana korupsi. Tekanan tersebut bisa berupa demonstrasi ataupun

pembentukan opini publik.

G. Nilai-nilai anti korupsi pada mahasiswa

1. Kejujuran

Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak

curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan mahasiswa, tanpa sifat jujur

mahasiswa tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya (Sugono, 2008). Nilai kejujuran dalam

kehidupan kampus yang diwarnai dengan budaya akademik sangatlah diperlukan. Nilai kejujuran

ibaratnya seperti mata uang yang berlaku dimana-mana termasuk dalam kehidupan di kampus. Jika

mahasiswa terbukti melakukan tindakan yang tidak jujur, baik pada lingkup akademik maupun sosial,

maka selamanya orang lain akan selalu merasa ragu untuk mempercayai mahasiswa tersebut. Sebagai

akibatnya mahasiswa akan selalu mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.

Hal ini juga akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang lain karena selalu merasa curiga

terhadap mahasiswa tersebut yang terlihat selalu berbuat curang atau tidak jujur. Selain itu jika

seorang mahasiswa pernah melakukan kecurangan ataupun kebohongan, akan sulit untuk dapat

memperoleh kembali kepercayaan dari mahasiswa lainnya. Sebaliknya jika terbukti bahwa mahasiswa

tersebut tidak pernah melakukan tindakan kecurangan maupun kebohongan maka mahasiswa tersebut

tidak akan mengalami kesulitan yang disebabkan tindakan tercela tersebut. Prinsip kejujuran harus

dapat dipegang teguh oleh setiap mahasiswa sejak masa-masa ini untuk memupuk dan membentuk

karakter mulia di dalam setiap pribadi mahasiswa.

Page 10: tugas pancasila

2. Kepedulian

Menurut Sugono definisi kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan

menghiraukan (Sugono : 2008). Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang mahasiswa dalam

kehidupan di kampus dan di masyarakat. Sebagai calon pemimpin masa depan, seorang mahasiswa

perlu memiliki rasa kepedulian terhadap lingkungannya, baik lingkungan di dalam kampus maupun

lingkungan di luar kampus. Rasa kepedulian seorang mahasiswa harus mulai ditumbuhkan sejak

berada di kampus. Oleh karena itu upaya untuk mengembangkan sikap peduli di kalangan mahasiswa

sebagai subjek didik sangat penting. Seorang mahasiswa dituntut untuk peduli terhadap proses belajar

mengajar di kampus, terhadap pengelolalaan sumber daya di kampus secara efektif dan efisien, serta

terhadap berbagai hal yang berkembang di dalam kampus.

Mahasiswa juga dituntut untuk peduli terhadap lingkungan di luar kampus, terhadap kiprah

alumni dan kualitas produk ilmiah yang dihasilkan oleh perguruan tingginya. Beberapa upaya yang

bisa dilakukan sebagai wujud kepedulian di antaranya adalah dengan menciptakan Nilai kejujuran di

dalam kampus dapat diwujudkan oleh mahasiswa dalam bentuk tidak melakukan kecurangan

akademik. Antara lain dapat berupa: tidak mencontek saat ujian, tidak melakukan plagiarisme, dan

tidak memalsukan nilai. Nilai kejujuran juga dapat diwujudkan dalam kegiatan kemahasiswaan,

misalnya membuat laporan keuangan kegiatan kepanitiaan dengan jujur. Nilai kepedulian dapat

diwujudkan oleh mahasiswa dalam bentuk antara lain berusaha ikut memantau jalannya proses

pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber daya di kampus, memantau kondisi infrastruktur

lingkungan kampus.

Nilai kepedulian juga dapat diwujudkan dalam bentuk mengindahkan seluruh peraturan dan

ketentuan yang berlaku di dalam kampus dan di luar kampus. Suasana kampus sebagai rumah kedua.

Hal ini dimaksudkan agar kampus menjadi tempat untuk mahasiswa berkarya, baik kurikuler maupun

ekstra-kurikuler, tanpa adanya batasan ruang gerak. Selain itu dengan memberikan kesempatan

kepada mahasiswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya sebagai manusia yang utuh

dengan berbagai kegiatan di kampus, Kegiatan-kegiatan tersebut dapat meningkatkan interaksi antara

mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lainnya sehingga hubungan saling mengenal dan saling

Page 11: tugas pancasila

belajar dapat dicapai lebih dalam. Hal ini akan sangat berguna bagi para mahasiswa untuk

mengembangkan karir dan reputasi mereka pada masa yang akan datang.

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk

menggalang dana guna memberikan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa yang membutuhkan.

Dengan adanya aksi tersebut, maka interaksi mahasiswa satu dengan lainnya akan semakin erat.

Tindakan lainnya adalah dengan memperluas akses mahasiswa kepada dosen di luar jam kuliah

melalui pemanfaatan internet dan juga meningkatkan peran dosen sebagai fasilitator, dinamisator dan

motivator.

Ini penting dilakukan karena hubungan baik mahasiswa dengan dosen akan memberikan

dampak positif bagi tertanamnya nilai kepedulian. Pengembangan dari tindakan ini juga dapat

diterapkan dengan mengadakan kelas-kelas kecil yang memungkinkan untuk memberikan perhatian

dan asistensi lebih intensif. Dengan adanya kelas-kelas ini, maka bukan hanya hubungan antara

mahasiswa dengan dosen tetapi hubungan antara mahasiswa dengan banyak mahasiswa yang saling

interaktif dan positif juga dapat terjalin dengan baik dan di situ mahasiswa dapat memberikan

pelajaran, perhatian, dan perbaikan terus menerus. Dengan demikian perhatian dan perbaikan kepada

setiap mahasiswa tersebut dapat memberikan kesempatan belajar yang baik.

3. Kemandirian

Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu

dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini

penting untuk masa depannya dimana mahasiswa tersebut harus mengatur kehidupannya dan orang-

orang yang berada di bawah tanggung jawabnya sebab tidak mungkin orang yang tidak dapat mandiri

(mengatur dirinya sendiri) akan mampu mengatur hidup orang lain. Dengan karakter kemandirian

tersebut mahasiswa dituntut untuk mengerjakan semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan

bukan orang lain (Supardi : 2004).

4. Kedisiplinan

Page 12: tugas pancasila

Menurut Sugono definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (Sugono:

2008). Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik maupun sosial mahasiswa perlu hidup

disiplin. Hidup disiplin tidak berarti harus hidup seperti pola militer di barak militier namun hidup

disiplin bagi mahasiswa adalah dapat mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan

dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas baik dalam lingkup akademik maupun sosial

kampus.

Manfaat dari hidup yang disiplin adalah mahasiswa dapat mencapai tujuan hidupnya dengan

waktu yang lebih efisien. Disiplin juga membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu

kepercayaan. Misalnya orang tua akan lebih percaya pada anaknya yang hidup disiplin untuk belajar

di kota lain dibanding dengan Nilai kemandirian dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk

mengerjakan soal ujian secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas akademik secara mandiri, dan

menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan secara swadana.

5. Tanggung Jawab

Menurut Sugono definisi kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala

sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan) (Sugono : 2008).

Mahasiswa adalah sebuah status yang ada pada diri seseorang yang telah lulus dari pendidikan

terakhirnya yang berkelanjutan melanjutkan pendidikan dalam sebuah lembaga yang bernama

universitas (Harmin: 2011). Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan memiliki

kecenderungan menyelesaikan tugas lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak memiliki rasa

tanggung jawab.

6. Kerja keras

Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata ”kemauan” menimbulkan asosiasi

dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,

keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan, kelaki-lakian dan pantang mundur. Adalah

penting sekali bahwa kemauan mahasiswa harus berkembang ke taraf yang lebih tinggi karena harus

menguasai diri sepenuhnya lebih dulu untuk bisa menguasai orang lain. Setiap kali seseorang penuh

dengan harapan dan percaya, maka akan menjadi lebih kuat dalam melaksanakan pekerjaannya. Jika

Page 13: tugas pancasila

interaksi antara individu mahasiswa dapat dicapai bersama dengan usaha kerja keras maka hasil yang

akan dicapai akan semakin optimum.

7. Sederhana

Gaya hidup mahasiswa merupakan hal yang penting dalam interaksi dengan masyarakat di

sekitarnya. Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak mahasiswa me-ngenyam masa

pen-didikannya. Dengan menerapkan prinsip hidup sederhana, mahasiswa dibina untuk

memprioritaskan kebutuhan di atas keinginannya. Prinsip hidup sederhana ini merupakan parameter

penting dalam menjalin hubungan antara sesama mahasiswa karena prinsip ini akan mengatasi

permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egois, dan yang sikap-sikap negatif lainnya

lainnya.

8. Keberanian

Jika kita temui di dalam kampus, ada banyak mahasiswa yang sedang mengalami kesulitan

dan kekecewaan. Meskipun demikian, untuk menumbuhkan sikap keberanian, mahasiswa dituntut

untuk tetap berpegang teguh pada tujuan. Terkadang mahasiswa tetap diberikan pekerjaan-pekerjaan

yang sukar untuk menambahkan sikap keberaniannya. Kebanyakan kesukaran dan kesulitan yang

paling hebat lenyap karena kepercayan kepada diri sendiri. Mahasiswa memerlukan keberanian untuk

mencapai kesuksesan. Tentu saja keberanian mahasiswa akan semakin matang diiringi dengan

keyakinannya.

9. Keadilan

Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Bagi

mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya agar mahasiswa dapat

belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan benar.

Page 14: tugas pancasila

H. Penutup

Dengan kekuatan yang dimilikinya berupa semangat dalam menyuarakan dan

memperjuangkan nilai-nilai kebenaran serta keberanian dalam menentang segala bentuk ketidak

adilan, mahasiswa menempati posisi yang penting dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.

Kekuatan tersebut bagaikan pisau yang bermata dua, di satu sisi, mahasiswa mampu mendorong dan

menggerakkan masyarakat untuk bertindak atas ketidakadilan sistem termasuk didalamnya tindakan

penyelewengan jabatan dan korupsi. Sedangkan di sisi yang lain, mahasiswa merupakan faktor

penekan bagi penegakan hukum bagi pelaku korupsi serta pengawal bagi terciptanya kebijakan publik

yang berpihak kepada kepentingan masyarakat banyak.