TUGAS OPINI ETIKA DAN HUKUM MEDIA

download TUGAS OPINI ETIKA DAN HUKUM MEDIA

of 2

description

TUGAS OPINI

Transcript of TUGAS OPINI ETIKA DAN HUKUM MEDIA

TUGASSTASIUN TV YANG MEMIHAK PARTAI TERTENTUPada Pemilu legislatif lalu, stasiun Metrotv yg dimiliki Surya Paloh (ketua umum Partai Nasdem) dan stasiun TVOne yang dimiliki Abu Rizal Bakrie (Ketua Umum Golkar) bersaing dalam pemberitaan. Bahkan mereka kerap 'menghajar' lawan politiknya bila ditemukan kesalahan. Tahun 2015 ini juga muncul INEWS TV milik Hary Tanoe Soedibjo ketua umum Partai Perindo. Yg diduga kuat ini akan jadi corong saat Pemilu 2019 mendatang.Apa pendapatmu ttg fenomena ini? Setujukah? tidak setuju? berikan alasannya. Terakhir berikan solusinya.

OPINISaya tidak setuju dengan hal ini, sebelumnya saya akan menjelaskan sekilas tentang PEMILU tahun lalu. Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014 (disingkat Pilpres 2014) dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014 untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk masa bakti 2014-2019.

Dari artikel yang saya baca di Wikipedia.co.id pemilihan umum ini diikuti oleh dua pasang calon Presiden dan Wakil Presiden yaitu Prabowo Subianto, mantan Panglima Kostrad yang berpasangan dengan Hatta Rajasa, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian 2009-2014, serta Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009. Pada tanggal 31 Mei 2014, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan 2 pasang calon Presiden dan Wakil Presiden, serta melakukan pengundian nomor urut pada 1 Juni 2014.Politik dalam suatu negara berkaitan dengan masalah kekuasaan pengambilan keputusan, kebijakan publik, dan alokasi atau distribusi. Kekuasaan merupakan salah satu konsep politik yang banyak dibahas, sebab konsep ini sangat krusial dalam ilmu politik khususnya. Politik bahkan dianggap identik dengan kekuasaan. Kekuasaan itu sendiri berarti suatu hubungan dimana seseorang atau sekelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok lain kearah tujuan dari pihak pertama. Sama halnya dengan kekuasaan owner stasiun TV yang saat ini kental dengan hal-hal berbau dengan politik.

Owner-owner stasiun TV saat ini memanfaatkan hal tersebut sebagai pencitraan agar mendapat simpatik dari banyak orang, yang dimana secara tidak langsung mereka mendapat banyak dukungan guna mendapatkan kesempatan memimpin Negara ini, padahal setelah mereka mendapat kekuasaan dalam Negara, mereka malah menyalah gunakannya. Bahkan orang-orang politik yang tidak berpartisipasi dalam media TV, berusaha untuk masuk ke media TV, entah dengan cara menyelinap masuk dengan mengandalkan orang-orang didalamnya untuk membuatnya mendapat nilai lebih, atau mencari calon pasangan orang-orang media TV. Solusi dari permasalah ini sebenarnya sangat rumit untuk dicari, karena ini semua masalah kesadaran diri masing-masing, mereka bukannya meningkatkan profit TV-nya dengan tujuan membuat media-nya menjadi media terbaik dan terkini atau media yang menghasilkan ekonomi yang lebih maju, tetapi malah mementingkan peningkatan profit guna memupuk citra baik pada diri mereka sendiri (owner-owner), subjektifitas sangat kental disini. Untuk orang-orang yang tidak terlibat dalam hal ini, ayo kita buat gerakan-gerakan yang dapat menyadarkan para politik-ers untuk mulai bermain dengan cara yang sewajarnya bukan melakukan dan membenarkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu mereka lakukan, kampanye tidak harus melalui media TV, kampanye bukan hanya untuk pencitraan, bersaing secara sehat dan tunjukkan bahwa anda memang calon pemimpin yang layak mewakili seluruh warga Negara.