Opini P ublik Demokrasi & Media Massa
description
Transcript of Opini P ublik Demokrasi & Media Massa
Opini Publik Demokrasi & Media Massa
Chelsy Yesicha, S.Sos. M.I.Kom
Opini dan Aspirasi
Baik opini maupun aspirasi pada prinsipnya sama, yakni sebagai bentuk aspirasi rakyat (people voice) atau sebgai bagian dariproses partisipasi publik.
Pastisipasi dan Demokrasi Partisipasi -> sesuatu yang fundamental dalam demokrasi.
OLEH KARENA ITU, People voice yang hadir dalam bentuk aspirasi atau
opini publik yang terpublikasi di media massa sebenarnya adalah DARAH demokrasi.
APMD pers YKKomunikasi perberdayaan,2005;139
Jawaban diatas memiliki relevansi langsung
dengan studi politik atau governance studies.
Menurut Sutoro Eko ( 140)
Opini Publik bukan menjadi monopoli studies komunikasi sebaliknya demokrasi bukan pula menjadi monopoli studi politik.
http://muslimpoliticians.blogspot.com/2012/02/hubungan-antara-media-massa-politik-dan.html
Komunikasi politik penyehatan dan pendalaman
demokrasi.
Sedangkan demokrasi bukan sekedar berurusan dengan substantif bukan sekadar berurusan dengan partai politik, parlemen maupun pemilihan umum tetapi juga butuh suara rakyat melalui pendapat publik di media massa.
upaya
Prasyarat Fungsional
Model Komunikasi
Keluaran Komunikasi
Keterlibatan publik
Kebutuhan Normatif
Visibilitas Eksibisi,sosialisasi, public relations
Informasi Publik yang Tenang
Keterbukaan
Konektivitas
Kompetisi, debat
Suara, Sikap, Opini Publik
Publik yang responsif (setuju atau menolak)
Partisipasi
Reflektif Wacana Representasi dan aksi Kolektif
Publik yang Interaktif
Konsensus rasional, solidaritas
Ruang publikPrasyarat Fungsional dan Harapan Normatif
Sumber: Hans-Jorg Trenz dan Klaus Elder,dalam Komunikasi Pemberdayaan (157)
IMPLIKASI TERHADAP
DEMOKRASI
Pengambilan keputusan Kebijakan publik Penguatan masyarakat sipil Memperketat kontestasi antar partai Legitimasi rezim
Pada prinsipnya sistem politik demokratis mewajibkan hadirnya elemen-elemen:
(1) akuntabilitas pemegang kekuasaan, (2) mekanisme pergantian kekuasaan secara damai dan
teratur, (3) sistem rekrutmen terbuka,(4) jaminan bagi individu untuk memiliki dan menggunakan
hak-hak dasarnya seperti hak untuk berbicara (freedom of speech), hak menyatakan pikiran (freedom of expression), dan kebebasan pers (freedom of press),
(5) kesamaan hak untuk maju dan berkembang dalam bidang sosial dan ekonomi, dan
(6) diakuinya elemen konflik yang "manageable".
Afan Gaffar: Sistem Kepartaian yang Hegemonik dan Terobosan Demokrasi Di Indonesia, PAU Studi Sosial UGM, 1990 hal 192-193.
Klasifikasi publik dalam opini publik
Mass public, yaitu mereka yang agak jauh dari kejadian (peristiwa) sehingga ia menjadi publik ikut-ikutan.
Etentive public, yaitu mereka yang posisinya dekat tempat kejadian sehingga memiliki perhatian yang tinggi.
Opinion making public, yaitu mereka yang langsung menjadi pembuat pendapat atau sebagai aktor peristiwa itu.
Kekuatan opini publik luar biasa besar. Opini yang ada
di benak setiap orang menentukan sikap orang itu terhadap sesuatu. Opini publik yang tercipta di masyarakat bisa menjadi sanksi sosial atau tekanan psikologis.
Realitas
yang
digambark
an media
merupaka
n kenyat
aan
yang tid
ak ditam
pilkan
secara
utuh dan
dilukis
kan berd
asarka
n
kriteri
a tert
entu.
Eksekutif Legislatif Yudikatif
Media Massa
Kekuasaan di Indonesia
Pemerintah …?(ORBA)
Prajurit…..?(ORBA) Pengusaha….?
Pemegang Kuasa
Pengaruh media atau media effect yang digunakan dalam studi media, psikologi, teori komunikasi dan sosiologi merujuk pada teori tentang cara-cara media massa memengaruhi bagaimana khalayak mereka berpikir dan bertindak. Seperti ilmu sosial lainnya, definisi opini publik (pendapat umum) sulit untuk dirumuskan secara lengkap dan utuh.
Media Massa Sebagai Kekuatan Pembentuk Opini
Publik
Opini publik mengenai permasalahan apa saja, seperti berbagai masalah yang ada pada masyarakat, tokoh-tokoh penting yang dibicarakan di suatu negara produk-produk yang dikonsumsi massa, dan lembaga-lembaga negara yang dibicarakan masyarakat baru berarti jika sudah dimuat, disiarkan, dicetak, dan disebarluaskan oleh media massa.
Media adalah alat atau sarana yang digunakan seseorang dalam penyampaian pesan kepada orang lain. Media massa adalah media yang dipakai dalam komunikasi massa, media massa tersebut misalnya televisi, radio, pers (surat kabar/majalah), dan film.
Ciri-ciri komunikasi massa, yaitu sebagai berikut. 1. Komunikasi ditujukan kepada massa. 2. Komunikasi dilakukan secara serempak. 3. Komunikatornya suatu organisasi/lembaga. 4. Pesannya bersifat umum. 5. Medianya disebut media massa, yaitu bisa menjangkau orang banyak. 6. Umpan balik tidak langsung atau terlambat.
Opini publik yang dimuat, ditayangkan, dan disiarkan media massa karena pengaruhnya yang dapat memperkuat atau mendukung, dan juga melemahkan atau mengancam posisi pemerintah, supaya tidak menimbulkan masalah, keberadaannya perlu diperhatikan pemerintah.
Ruang Lingkup Lingkungan Opini Publik Pengaruh opini publik dalam kehidupan manusia berhubungan dengan lingkungannya. Ada 3 sebab timbulnya perbedaan pandangan manusia terhadap isu yang berkembang, yaitu pandangan terhadap tujuan fakta, perkiraan memandang, dan perbedaan motif dalam mencapai tujuan. Perusahaan dalam gerak hidupnya menghadapi 2 publik utama, yaitu sebagai berikut. 1.Publik internal, misalnya karyawan, keluarga karyawan, manajemen, dan pemegang saham. 2. Publik eksternal, misalnya konsumen, pelanggan, pesaing, kreditor, pemasok.
Hal yang bisa diminta opininya dalam masalah-masalah penting dengan ruang lingkup nasional adalah sebagai berikut: 1. Pemerhati/pengamat sosial, politik, ekonomi, hukum, dan hankam. 2. Para pakar sesuai dengan bidangnya. 3. Tokoh-tokoh mahasiswa, LSM, wanita, dan ABRI beserta purnawirawannya. 4. Mantan-mantan pejabat negara: menteri, ketua lembaga-lembaga tinggi negara, gubernur
Sumber informasi opini publik terhadap perusahaan berasal dari berbagai media, misalnya: 1. Media massa, yaitu T.V., radio, surat kabar, dan majalah. 2. Surat yang dikirimkan secara khusus oleh masyarakat. 3. Pejabat-pejabat secara khusus yang menerima tugas untuk itu. 4. Sumber-sumber lain ketiga media utama.
1. menolak,
2. mendebat, dan 3. menerima.
Ada 3 tahapan para pemimpin politik dalam melahirkan opini
publik:
Pembuatan Opini: Agenda SettingSecara individual, opini terbentuk dari fakta atau data yang dimilikinya. Fakta/data itu menjadi referensi dalam melakukan analisis atau mengurai fenomena yang terjadi.
Dalam komunikasi massa atau dunia media, pembentukan opini dilakukan dalam kerangka teori Agenda Setting sebagaimana dikemukakan Maxwell McCombs and Donald L. Shaw (The Emergence of American Political Issues. New York. West Publishing Co, 1977): “The Agenda-Setting Theory says the media (mainly the news media) aren’t always successful at telling us what to think, but they are quite successful at telling us what to think about.”
Dalam proses pembentukan opini di media, redaksi menggunakan gatekeeping dan agenda setting untuk mengendalikan akses publik terhadap berita, informasi, dan hiburan. Gatekeeping adalah “is a series of checkpoints” yang harus dilalui sebuah berita sebelum mencapai publik. “Checkpoints” itu mengacu kepada visi, misi, kode etik, undang-undang, keinginan pembaca, atau bahkan “pesan sponsor” dan “pesan pemodal”. Yang menjadi gatekeepers adalah para reporter, editor, dan penulis. Setelah gatekeeping proses selanjutnya adalah Agenda Setting. Agenda Setting didefinsikan sebagai “the process whereby the mass media determine what we think and worry about”. Hasilnya, terbentuk opini publik yang mengendalikan massa untuk bereaksi atau bersikap. Pakar komunikasi, Lippmann, mencatat: “the media dominates over the creation of pictures in our head, the public reacts not to actual events but to the pictures in our head”.
Agenda Setting digunakan “to remodel all the events occurring in our environment, into a simpler model before we deal with it”. Hasilnya, “the mass media may not be successful in telling us what to think (berpikir), but they are stunningly successful in telling us what to think about (memikirkan sesuatu)”. Agenda Setting has two levels. As mentioned in Theories of Communication, the first level enacts the common subjects that are most important, and the second level decides what parts of the subject are important. The first part of the process is the importance of the issues that are going to be discussed in the media. Second, the issues discussed in the media have an impact over the way the public thinks, this is referred as public agenda. Ultimately the public agenda influences the policy agenda. Furthermore “ the media agenda affects the public agenda, and the public agenda affects the policy agenda.” (Stephen W. Littlejohn Theories of Human Communication).
ANAS
Kasus Bawang
….
Isu atau pokok permasalahan yang menarik untuk dibicarakan sehingga melahirkan
perbedaan opini, yang kemudian memunculkan opini publik adalah sesuatu yang sifatnya
kontroversial, misalnya:
Kekuatan Opini Publik Penilaian sosial adalah bagian dari opini publik karena suatu permasalahan biasanya hangat dibicarakan. Kekuatan opini publik dapat dijelaskan secara sosiologis, psikologis dan politis. Perbedaan pandangan manusia biasanya apabila menyangkut masalah-masalah demokrasi, kehidupan yang layak, keputusan yang adil, kemakmuran, hidup sederhana, kenakalan remaja, harga sembako.
Opini publik dan sikap pribadi mempunyai hubungan yang erat karena itu pengalaman pribadi seseorang akan menentukan sikapnya, yang juga dipengaruhi norma-norma yang hidup pada masyarakatnya. Opini publik dalam lingkup kegiatan politik dibentuk oleh perilaku tokoh-tokoh politik yang ada di sekitarnya. Opini publik kampus perlu dicermati oleh kelompok-kelompok atau publik yang ada pada masyarakat, sebab umumnya mereka beropini, merupakan bentuk kepedulian terhadap masalah-masalah yang ada pada masyarakat.
Kasus Opini Publik Yang
Menggunakan Media Massa Sebagai Ruang Publik
CONTOH
DEMOKRASI INDONESIA DI ERA
KOMUNIKASIPenggunaan Situs Jejaring Sosial
Facebook sebagai Sarana Penyampaian Pendapat
Penggalangan dukungan dan upaya persuasif terhadap pemilih dan opini publik pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009
Tiga Peristiwa 2008-2009
Peristiwa yang melibatkan antara lembaga penegak hokum, yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
Kasus yang melibatkan Prita Mulyasari dan Rumah Sakit (RS) Omni Internasional
ThAnK YoU