TUGAS MINGGUAN 3
-
Upload
puspita-wulandari -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of TUGAS MINGGUAN 3
-
8/17/2019 TUGAS MINGGUAN 3
1/13
PERAWATAN GIGI PADA PASIEN HEMODIALISA
Disusun oleh:
Denny Heriawan 2014 - 16 - 064
Dosen Pembimbing:
AKBP M.T. Sugiharto, drg., S.BM
!S. BHA"A#$KA!A TK. % !AD SA%D S'KA#T(
)AK'*TAS K&D(KT&!A# $%$%
'#%+&!S%TAS P!(). D!. M(&ST(P( B&!A$AMA
AKA!TA
2016BAB I
-
8/17/2019 TUGAS MINGGUAN 3
2/13
PENDAHULUAN
Prevalensi penderita penyakit ginjal kronis di seluruh dunia terus bertambah
seiring dengan bertambahnya waktu. Di Amerika Serikat, penderitanya mencapai 9 juta jumlahnya. Hampir dari setiap !,!!! orang yang menderita penyakit ginjal
kronis setiap tahun dan diperkirakan "#!,!!! jumlah kematian yang terjadi di
Amerika Serikat berkaitan erat dengan penyakit ginjal kronis. $enter %or Disease
$ontrol & Prevention menunjukkan bahwa "',() penderita ginjal berusia *! tahun
keatas. +ematian dari penyakit ginjal kronis mencapai !) - (!) secara
keseluruhannya, bergantung kepada kondisi kesehatan pasien.
Suhardjono mengatakan bahwa penderita penyakit ginjal kronis di ndonesia
adalah "*9,) pada populasi yang memiliki riwayat hipertensi, diabetes dan
proteinuria. Di dalam penelitiannya tersebut ditunjukkan bahwa nilai insiden penyakit
ginjal kronis atau end stage renal disease adalah !,/ per juta penduduk dan
prevalensinya adalah "*,0 per juta penduduk. 1amun data tersebut adalah hasil
survei dari beberapa rumah sakit pusat sehingga tidak dapat mewakili data secara
keseluruhan.
-
8/17/2019 TUGAS MINGGUAN 3
3/13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Dialisis merupakan suatu proses yang di gunakan untuk mengeluarkan cairan
dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan proses
tersebut. 2ujuan dialisis adalah untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan
pasien sampai %ungsi ginjal pulih kembali. 3etode terapi mencakup hemodialisis,
hemo%iltrasi dan peritoneal dialisis.
Pada dialisis molekul solut berdi%usi lewat membran semipermeabel dengan
cara mengalir dari sisis cairan yang lebih pekat 4konsentarsi solut lebih tinggi5 kecairan yang lebih encer 4kondisi solut yang lebih rendah5. $airan mengalir lewat
membran semipermeabel dengan cara osmosis atau ultra%iltrasi 4aplikasi tekanan
e6sternal pada membran5 pada hemodialisis membran merupakan bagian dari dialeser
atau ginjal arti%isial. Pada perritoneal dialisis, merupakan peritoneum atau lapisan
dinding abdomen ber%ungsi sebagai membran semipermeabel .
2isher dan 7ilco6 499/5 hemodialisa dide%inisikan sebagai pergerakan
larutan dan air dari darah pasien melewati membran semipermeabel 4diali8er5 ke
dalam dialisat. Diali8er juga dapat dipergunakan untuk memindahkan sebagian besar
volume cairan.
Hemodialisa adalah menggerakkan cairan dari partikel-pertikel lewat
membran semi permiabel yang mempunyai pengobatan yang bisa membantu
mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit yang normal, mengendalikan
asam dan basa, dan membuang 8at-8at toksis dari tubuh. 4 ong, $.:. ; (5.
3embran selaput semipermiabel adalah lembar tipis, berpori-pori, terbuat dari
selulosa atau bahan sintetik.
-
8/17/2019 TUGAS MINGGUAN 3
4/13
-
8/17/2019 TUGAS MINGGUAN 3
5/13
Apabila aspek %ungsional ginjal terganggu pada tahap terminal, maka %ungsi
ginjal hampir tidak ada sehingga glomerulus %iltration rate terus menurun dan retensi
dari berbagai produk buangan sistemik akan memberikan gambaran penyakit ginjal
kronis pada rongga mulut apabila kondisi tubuh dari a8otemik menjadi uremik.
:erikut merupakan mani%estasi penyakit ginjal kronis pada rongga mulut, yaitu ;
4a5. @ral 3alodor > :au 3ulut 2ak Sedap =ejala yang paling sering muncul
dan paling awal terjadi apabila ginjal gagal ber%ungsi adalah oral malodor atau
timbulnya rasa kecap logam akibat alterasi sensasi pengecapan, terutama pada pagi
hari. asa kecap logam ini berupa bau ammonia, dan kondisi ini sering dialami oleh
penderita yang menjalani hemodialisis.
-
8/17/2019 TUGAS MINGGUAN 3
6/13
4c5. Plak, +alkulus dan +aries. 2erdapat berbagai teori yang menentang
hubungan antara e%ek dari penyakit ginjal kronis terhadap pembentukan plak dan
kalkulus. Dalam satu penelitian, serostomia akan meningkatkan predisposisi
penderita terhadap karies karena retensi produk urea serta pengaliran dan produksi
saliva yang sedikit. Proses dialisis dapat memperburukkan kondisi rongga mulut di
mana jumlah kalkulus meningkat, dan banyaknya dijumpai lesi karies. Deposit
kalkulus dapat bertambah akibat dari hemodialisis.4'5 1amun menurut beberapa
penelitian, hidrolisis urea akan menghasilkan konsentrasi ammonia yang tinggi dan
mengubah pH saliva menjadi basa pada penderita penyakit ginjal kronis sehingga
meningkatkan substansi %os%at dan ammonia dalam saliva dan hasilnya kapasitas
bu%%er yang tinggi disertai risiko karies menurun. Hal ini turut didukung oleh
peneliti, di mana hidrolisis urea mampu meningkatkan kapasitas antibakteri akibat
peningkatan urea nitrogen dalam saliva. +ebenaran teori ini terus diperkuat terutama
pada anak-anak walaupun konsumsi gula yang tinggi dan kurang penjagaan
kesehatan rongga mulut, risiko karies tetap rendah dan terkontrol.4, /5
Pembentukan kalkulus pada jaringan keras gigi berkaitan erat dengan gangguan
homeostasis kalsium-%os%or. Presipitasi kalsium dan %os%or yang didorong oleh pH
yang buruk pada penderita penyakit ginjal kronis karena hidrolisis urea saliva
menjadi ammonia, dimana ammonia berperan dalam menyebabkan pH menjadi
basa. Secara langsung, retensi urea akan men%asilitasi alkanisasi plak gigi, dan
meningkatkan pembentukan kalkulus terutama pada penderita yang menjalani
hemodialisis. Selain itu, penderita yang menjalani hemodialisis memiliki jumlah
magnesium saliva yang sangat rendah. Pada kalkulus penderita yang menjalani
hemodialisis mengandung oksalat, dan pada kondisi uremia turut menyebabkan
retensi oksalat.
-
8/17/2019 TUGAS MINGGUAN 3
7/13
4d5. Pembesaran =usi Pembesaran gusi skunder akibat penggunaan obat
adalah mani%estasi oral pada penyakit ginjal yang paling sering dilaporkan. Hal ini
dapat diakibatkan oleh cyclosporin dan>atau calcium channel blockers. Prinsipnya
mempengaruhi papila interdental labia, walaupun kadang dapat menjali lebih luas,
yaitu dengan melibatkan tepi gusi dan lidah serta permukaan palatum.
4e5. esi 3ukosa Spektrum lesi mukosa yang luas dapat timbul pada rongga
mulut tetapi lebih cenderung terjadi plak atau ulserasi keputih-putihan, yang sering
didapat pada penderita yang menjalani transplantasi dan hemodialisis 42abel 5. Plak
ini disebut uremic %rost 4=ambar.*5, dan terjadi apabila sisa kristal urea terdeposit
pada permukaan epitel dari evaporasi respirasi, juga karena aliran saliva yang
berkurang. Penyakit lichenoid juga dapat terjadi akibat e%ek dari terapi obat, dan oral
hairy leukoplakia yang juga dapat b e r m a n i % e s t a s i sekunder dari e%ek
imunosupresi obat.4*, , 5 Stomatitis uremik perlu diperhatikan dan dapat muncul
sebagai daerah berpigmentasi putih, merah maupun keabuan pada mukosa oral. Pada
stomatitis uremik tipe eritematous, suatu lapisan pseudomembran keabuan yang
akan melapisi lesi eritema dan lesi ini selalu menyakitkan. Stomatitis uremik tipe
ulserati% memiliki gambaran merah dan ditutupi lapisan yang pultaceous. Secara
umumnya, gambaran stomatitis uremik amat luas tetapi unik dan tidak paralel secara
klinis. 3ani%estasi klinis ini dapat terjadi akibat peningkatan nitrogen yang
membentuk trauma kimia secara langsung akibat gagal ginjal.
-
8/17/2019 TUGAS MINGGUAN 3
8/13
4%5. Perubahan 7arna 3ukosa 3ukosa rongga mulut penderita gagal ginjal
sering terlihat lebih pucat. Hal ini disebabkan karena pengaruh anemia dari penderita
tersebut dan kondisi ini disebut pallor. =ejala lain yang sering terlihat adalah warna
kemerahan pada mukosa akibat deposit beta-karotin.
4g5. +eganasan ongga 3ulut isiko karsinoma sel skuamosa pada mulut
pada pasien yang menerima hemodialisis adalah sama dengan risiko pada populasi
orang yang sehat, walaupun telah ada laporan yang menunjukkan bahwa terapi yang
menyertai tranplantasi ginjal merupakan predisposisi kejadian displasia epitelial dan
karsinoma pada bibir. 3ungkin, Sarkoma +aposi dapat muncul pada mulut resipien
transplantasi ginjal yang mengalami imunosupresi. Ada beberapa laporan kejadian
karsinoma sel skuamosa di daerah pembengkakan gusi yang disebabkan penggunaan
siklosporin. 2iap peningkatan risiko keganasan mulut pada pasien gagal ginjal kronis
mungkin menunjukkan e%ek imunosupresan iatrogenik, yang meningkatkan kejadian
tumor yang berhubungan dengan virus seperti sarkoma +aposi atau lim%oma 1on
Hodgkin. Perkembangan tumor juga bisa berkaitan erat dengan penderita ADS yang
menderita penyakit ginjal kronis, sebagai %aktor risiko primer maupun sekunder.
4h5. n%eksi ongga 3ulut n%eksi rongga mulut pada penyakit ginjal kronis
biasa lebih banyak terjadi pada pasien yang menjalani transplantasi ginjal akibat
menurunnya imunitas tubuh oleh obatobatan imunosupresan, juga pada beberapa
pasien hemodialisis. n%eksi yang sering terjadi adalah in%eksi jamur dan virus.
Angular cheilitis merupakan salah satu mani%estasi in%eksi jamur dan terjadi 0)
pada pada pasien yang menjalani transplantasi ginjal dan hemodialisis yang
dilaporkan pada suatu penelitian, dan juga lesi jamur lainnya pada rongga mulut,
seperi pseudomembranous 4.9)5, erythemoatous 4.()5, dan chronic atrophic
candidiosis 4.()5. 4, *5 Sedangkan n%eksi virus pada penyakit ginjal kronis
biasannya berupa in%eksi hepres yang pernah dilaporkan pada pasien yang menerima
transplantasi ginjal, tetapi sekarang ini penggunaan rejimen anti herpes telah
mengurangi %rekwensi kejadian tersebut.
4i5. +elainan =igi :eberapa kelainan struktur gigi seperti hipoplasia enamel,
erosi gigi, peningkatan mobiliti gigi, dan maloklusi dapat terjadi pada penderita
penyakit ginjal kronis. =igi lambat tumbuh dilaporkan pada anak-anak dengan gagal
ginjal kronis. Hipoplasi enamel pada gigi susu maupun permanen dengan atau tanpa
warnanya berubah menjadi coklat juga dapat timbut akibat dari perubahan
metabolisme kalsium dan %os%or. Selain itu, pada gigi penderita tampak juga adanya
-
8/17/2019 TUGAS MINGGUAN 3
9/13
erosi. 3enurut beberapa penelitian, erosi yang parah pada gigi tersebut merupakan
hasil mual dan muntah setelah menjalani perawatan dialisis. 3ani%estasi klinis lain
termasuk mobiliti gigi, maloklusi, dan kalsi%ikasi jaringan lunak. Peningkatan
mobiliti dan dri%ting pada gigi tanpa pembentukan kantung periodontal yang
patologis bisa terjadi dan dapat mengakibatkan pelebaran pada ligamen periodontal.
Apabila keadaan ini semakin berlanjut maka dapat terjadi maloklusi.
PENATALAKSANAAN GIGI PADA PASIEN HEMODIALISA
Pasien yang menderita penyakit ginjal kronis memerlukan perawatan gigi
yang khusus, bukan hanya karena adanya hubungan antara sistemik dan rongga
mulut tetapi karena e%ek samping dan karasteristik dari perawatan yang diterima
harus diperhatikan agar tidak menambah beban dan rasa sakit pada penderita.4(5
Perawatan secara klinis yang teratur sangat penting untuk identi%ikasi dini dari
komplikasi rongga mulut dari penyakit ginjal. Perawatan yang diindikasikan adalah
perawatan periodontal yang teratur, dan non-bedah. Selain itu, meskipun memiliti
tingkat kebutuhan untuk perawtan gigi yang tinggi, kehadiran pasien ketempat
perawatan gigi tidak lebih baik dibandingkan mereka yang tanpa penyakit ginjal.
Dokter gigi harus membentuk komunikasi dengan dokter penyakit dalam,
terutama konsultasi dengan ne%rologis untuk memberikan in%ormasi mengenai status
penyakit, jenis pengobatan, dan waktu yang tepat untuk perawatan gigi, ataupun
mengenai komplikasi kesehatan apabila terjadi. Setiap adanya perubahan
pengobatan yang digunakan oleh pasien atau aspek lain dari pengobatan mereka
harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan ne%rologis.
+ondisi hematologik yang paling membutuhkan perhatian adalah perdarahan
yang berlebihan dan anemia pada penyakit ginjal kronis sehingga disarankan agar
tes hematologi seperti darah rutin dan tes koagulasi dilakukan sebelum perawatan
invasi% dilakukan. n%eksi rongga mulut harus dieliminasi dan pro%ilaksis antibiotik
harus dipertimbangkan apabila risiko endokarditis in%ekti% 4pada penderita yang
menjalani hemodialisis5 dan septimia meningkat. $ontohnya, pada saat pencabutan
gigi, perawatan periodontal dan bedah. Demi mengurangi risiko perdarahan,
perawatan dapat dijadwalkan pada hari setelah hemodialisis supaya heparin dalam
darah berada pada tingkat paling minimal. Sebelum perawatan dimulai, tekanan
darah penderita harus diperhatikan dan disaran untuk mengurangi perasaan cemas
pada penderita dengan sedasi.4, 5 +ebersihan mulut yang teliti dapat menurunkan
-
8/17/2019 TUGAS MINGGUAN 3
10/13
plak yang berhubungan dengan penyakit gusi, tetapi mungkin masih ada beberapa
penyakit pembesaran gusi yang diakibatkan oleh obat. Penatalaksanakan
pembesaran gusi akibat e%ek obat idealnya adalah dengan mengganti dengan obat
lain, tetapi ini tidak selamanya dapat dilakukan, satu penelitian melaporkan
penggunakan obat kumur antimikrobial seperti metronida8ole untuk mengurangi
pembesaran gusi, tetapi metronida8ole juga dapat meningkatkan konsentrasi
siklosporin dan berpotensial untuk ne%rotoksik. ekurensi sering terjadi sehingga
disarankan agar melakukan kontrol plak yang e%ekti% dan dapat dibantu dengan
pemberian klorheksidin glukonat topikal atau triklosan.
-
8/17/2019 TUGAS MINGGUAN 3
11/13
BAB III
KESIMPULAN
Prevalensi penyakit ginjal kronis meningkat di seluruh dunia. +omplikasi oral
dan sistemik dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit ginjal kronis atau
pengobatannya. Dalam beberapa tahun terakhir, pola mani%estasi oral telah berubah,
terutama sebagai konsekuensi dari mulut yang merugikan e%ek samping dari terapi
obat dan obat imunosupresan. +ejadian pembesaran gusi yang diakibatkan obat
menurun seiring dengan penggunaan tarcolimus 4dan agen yang serupa5 untuk
menggantikan cycosporin.
Penanganan gigi dari pasien penyakit ginjal kronis dipersulit oleh beberapa
dampak sistemik dari penyakit ginjal kronis tersebut, khususnya, anemi,
kecenderungan untuk perdarahan, dan penyakit jantung atau endokrin, tetapi dengan
menggunakan protokol pengobatan yang bagus dan pengawasan yang baik,
penanganan gigi penderita penyakit ginjal kronis dapat berjalan dengan e%ekti% danaman.
Dokter gigi tidak hanya memahami perawatan gigi, tetapi juga kondisi umum
penderita hasil perawatan optimal Sebelum melakukan perawatan gigi, penderita
harus diperiksa secara teliti berkenaan berkenaan dengan riwayat riwayat penyakit
penyakit gagal ginjal kronis yang dideritanya 2indakan pengobatan dan perawatan
gigi dapat dilakukan pada penderita gagal ginjal kronis apabila penyakitnya dapat
dikontrol Perawatan gigi pada penderita gagal ginjal kronis setelah mendapat
persetujuan dari dokter umum atau dokter ahli penderita, atau dilakukan rawat
bersama dokter gigi, dokter umum, atau dokter ahli pada pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
-
8/17/2019 TUGAS MINGGUAN 3
12/13
. Suwitra +. Penyakit =injal +ronik. n; Sudoyo A7, Setiyohadi :, Alwi , + 3S,
Setiati S, editors. :uku Ajar lmu Penyakit Dalam. C ed. akarta; Pusat
Penerbitan Departemen lmu Penyakit DalamE *!!'. p. #/! - .*. Scott S. Deossi D, S. =arry $ohen D. enal Disease. n; 3artin S. =reenberg D,
3ichael =lick D, editors. :urkettFs @ral 3edicine. th ed. @ntario; :$
Decker ncE *!!(. p. 0!/ - *(. . Proctor , +umar 1, Stein A, 3oles D,
Porter S. @ral and dental aspects o% chronic renal %ailure. Dent es. *!!#
3arE(045;99-*!(.
0. Suhardjono. 2he development o% a continuous ambulatory peritoneal dialysis
program in ndonesia. Perit Dial nt. *!!( unE*( Suppl ;S#9-'*.
#. Hamid 3, Dummer $D, Pinto S. Systemic conditions, oral %indings and dental
management o% chronic renal %ailure patients; general considerations and case
report. :ra8 Dent . *!!'E/4*5;''-/!.
'. $raig =, Spittle 3A, evin 17. mportance o% periodontal disease in the
kidney patient. :lood Puri%. *!!*E*!45;-9.
/. Akar H, Akar =$, $arrero , Stenvinkel P, indholm :. Systemic conseGuences
o% poor oral health in chronic kidney disease patients. $lin Am Soc 1ephrol.
anE '45;*(-*'.
(. =u8eldemir , 2oygar H
-
8/17/2019 TUGAS MINGGUAN 3
13/13
associated with leukoplakia, hairy leukoplakia, erythematous candidiasis, and
gingival hyperplasia in renal transplant recipients. @ral Surg @ral 3ed @ral
Pathol. 990 DecE/(4'5;/(-*'.
. over $ervero A, :agan C, imene8 Soriano I, Poveda oda . Dental
management in renal %ailure; patients on dialysis. 3ed @ral Patol @ral $ir
:ucal. *!!( ulE4/5;09-*'.
0. +ing =1, 2hornhill 3H. Dental attendance patterns in renal transplant
recipients. @ral Dis. 99' unE*4*5;0#-/.