Tugas Matriks Dan Vektor UAS

32
5/24/2018 TugasMatriksDanVektorUAS-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/tugas-matriks-dan-vektor-uas 1/32 MATRIKS DAN VEKTOR Ellyta Berliani Pintauli 2013330034 Dosen: Dede Saputra Mata Kuliah: Matematika TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

Transcript of Tugas Matriks Dan Vektor UAS

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    1/32

    MATRIKS DAN VEKTOR

    Ellyta Berliani Pintauli

    2013330034

    Dosen: Dede Saputra

    Mata Kuliah: Matematika

    TEKNIK LINGKUNGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    2/32

    MATRIKS

    Pengertian Matriks

    Matriks adalah susunan bilangan berbentuk persegi panjang yang diatur

    dalam baris dan kolom yang diletakkan dalam kurung biasa atau kurung siku.

    (Herry Sukarman, 2002:hal 270). Matriks dinotasikan dengan huruf kapital A, B,

    K, dan sebagainya.

    Contoh: A =

    25

    30

    26

    15

    13

    14

    Bilanganbilangan yang tersusun dalam baris-baris dan kolom-kolom

    tersebut disebut elemen/unsur. Elemen matriks A yang terletak di baris ke-2 dan

    kolom ke-1 dinotasikan sebagai a 21=13.

    Contoh: Berapakah nilai a 31 dan a32 untuk matriks A di atas ?

    Jawab: a 31=15, a 32 =25

    Matriks A di atas mempunyai 3 baris dan 2 kolom. Banyaknya baris dan

    banyaknya kolom suatu matriks menentukan ukuran dari matriks tersebut.

    Ordo

    Ordo adalah ukuran suatu matriks yang dinyatakan dalam banyaknya baris

    kali banyaknya kolom.

    Jadi matriks A berordo 3 X 2 dan ditulis A 2x3

    Bentuk umum :

    A =

    nmmmm

    n

    n

    n

    aaaa

    aaaa

    aaaa

    aaaa

    .3.2.1.

    .33.32.31.3

    .23.22.21.2

    .13.12.11.1

    .. .

    :.. .:::

    .. .

    .. .

    .. .

    1.1a elemen matriks pada baris 1, kolom 1

    2.1a elemen matriks pada baris 1, kolom 2

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    3/32

    3.1a elemen matriks pada baris 1, kolom 3

    .

    .

    .

    nma . elemen matriks pada baris m, kolom n

    Contoh :

    B =

    761

    452

    Ordo matriks B adalah B2 x 3

    3.1a - 4

    2.2a 6

    Jenis-jenis Matriks

    Berdasarkan ordonya terdapat jenis matriks, sebagai berikut:

    a. Matrik bujursangkar/persegi yaitu matriks berordo n x n atau banyaknya

    baris sama dengan banyaknya kolom disebut juga sebagai matriks kuadrat

    berordo n.

    Contoh : A =

    10537

    6095

    4681

    3502

    Diagonal samping Diagonal utama

    B2x2

    =

    126

    31, maka 1 dan 12 berada pada diagonal utama B.

    b. Matriks baris yaitu matriks berordo 1 x n atau hanya memiliki satu baris.

    Contoh: C 3x1 = 531

    c. Matriks kolom yaitu matriks berordo n x 1atau hanya memiliki satu kolom

    Contoh: E 1x2 =

    4

    8

    d. Matriks tegak yaitu matriks berordo m x n dengan m>n

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    4/32

    Contoh: A =

    3

    1

    8

    7

    4

    6

    , A berordo 3 X 2 dan 3 > 2 sehingga matriks A

    tampak tegak

    e. Matriks datar yaitu matriks berordo m x n dengan m

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    5/32

    Contoh: G 3x3 =

    027

    205

    750

    f. Matriks Identitas/satuan yaitu matriks diagonal yang elemen-elemen pada

    diagonal utamanya adalah 1, sedangkan semua elemen yang lainnya nol,

    dan dinotasikan sebagai I.

    Contoh: I 2x2 =

    10

    01

    g. Matriks segitiga atas yaitu matriks persegi yang elemen-elemen di bawah

    diagonal utamanya adalah 0.

    Contoh: G 3x3 =

    600

    420

    531

    h. Matriks segitiga bawah yaitu matriks persegi yang elemen-elemen di atas

    diagonal utamanya adalah 0.

    Contoh: H 3x3 =

    694

    026

    001

    i. Matriks transpose yaitu matriks yang diperoleh dari memindahkan elemen-

    elemen baris menjadi elemen pada kolom dan elemen-elemen kolom

    menjadi elemen pada baris. Trans=perpindahan dan pose=letak. Transpose

    matriks A dilambangkan dengan AT

    Contoh: A 2x3 =

    3

    1

    8

    7

    4

    6

    , maka AT

    =

    3

    7

    1

    4

    8

    6, ordo A

    Tadalah 2 X 3.

    Kesamaan Matriks

    Dua buah matriks atau lebih dikatakan sama bila dan hanya bila

    mempunyai ordo yang sama dan elemen-elemen penyusun yang seletak juga

    sama.

    Contoh: A 3x2 =

    8

    4

    6

    3

    4

    2, B 3x2 =

    8

    4

    6

    3

    4

    2maka A = B

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    6/32

    Perhatikan bahwa C 3x2 =

    3

    4

    6

    8

    4

    2 dan C 3x2 A 3x2 karena ada elemennya

    yang seletak dan nilainya tidak sama.

    Perhatikan juga bahwa D =

    8

    6

    4

    4

    3

    2

    dan D A karena ordo kedua matriks

    tersebut tidak sama.

    Contoh :

    A = B

    45

    32

    =

    45 3

    9

    3

    6

    Tentukan nilai a dan b dari kesamaan matriks berikut

    a.

    59

    412

    52

    43

    b

    a

    3a = -12

    a = -12/3

    a = -4

    2b = 9

    b = 9/2

    b = 4,5

    b.

    32

    231

    354

    161

    a

    b

    a

    a

    4a + 5 = 2a

    4a2a = -5

    2a = -5

    a = -5/2

    6a1 = 3b + 2

    6(-5/2)1 = 3b + 2

    -151 = 3b + 2

    -16 = 3b + 2

    3b = 18

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    7/32

    b = 6

    Operasi Matriks dan Sifat-sifatnya

    1. Penjumlahan Matriks

    Prinsip penjumlahan dua atau lebih matriks yaitu menjumlahkan setiap

    elemennya yang seletak.

    Jika A + B = C, maka elemen-elemen C diperoleh dari penjumlahan

    elemen-elemen A dan B yang seletak, yaitu c ij = a ij + b ij untuk elemen C

    pada baris ke-i dan kolom ke-j.

    Akibatnya, matriks A dan B dapat dijumlahkan apabila kedua matriksmemiliki ordo yang sama.

    Contoh: A =

    43

    21, B =

    87

    65

    maka A + B =

    43

    21+

    87

    65=

    1210

    86= C

    Perhatikan bahwa C mempunyai ordo sama dengan A dan B.

    Sifat-sifat penjumlahan matriks:a. A+B = B+A (hukum komutatif untuk penjumlahan)

    b. A+(B+C) = (A+B)+C (hukum asosiatif untuk penjumlahan)

    c. A+O = O+A

    d. (A+B)T

    = AT

    + BT

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    8/32

    2. Pengurangan Matriks

    Operasi pengurangan pada matriks menggunakan prinsip yang sama

    seperti pada operasi penjumlahan. Matriks A dikurangi matriks B dengan

    cara mengurangi elemen matriks A dengan elemen matriks B yang seletak.

    Jika AB = C, maka elemen-elemen C diperoleh dari pengurangan

    elemen-elemen A dan B yang seletak, yaitu c ij = a ij b ij atau pengurangan

    dua matriks ini dapat dipandang sebagai penjumlahan, yaitu A + (-B)

    Syarat : Matriks A dan B dapat dikurangkan jika ordo kedua matriks

    tersebut sama.

    Contoh: A =

    0

    9

    4

    7

    6

    5

    , B =

    2

    4

    6

    1

    5

    3

    AB =

    0

    9

    4

    7

    6

    5

    2

    4

    6

    1

    5

    3

    =

    26

    51

    22

    atau AB = A+(-B) =

    0

    9

    4

    7

    6

    5

    +

    21

    45

    63

    =

    26

    51

    22

    Kaidah ilmu hitung yang berlaku pada pengurangan adalah :

    a. AA = O

    b. A O = A

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    9/32

    3. Perkalian Matriks

    Operasi perkalian pada matriks ada dua macam yaitu perkalian matriks

    dengan skalar dan perkalian matriks dengan matriks.

    Perkalian Matriks dengan skalar

    Matriks A dikalikan dengan c suatu bilangan/skalar maka cA diperoleh

    dari hasil kali setiap elemen A dengan c. Dengan demikian, matriks A

    dapat dipandang sebagai hasil kali matriks A dengan skalar (-1). Jadi A

    = (-1)A.

    Berikut ini adalah contoh perkalian matriks dengan bilangan skalar

    Contoh: P =

    15

    83 maka 4P= 4

    15

    83=

    420

    3212

    Jika a dan b bilangan real dan B, C dua matriks dengan ordo sedemikian

    hingga dapat dilakukan operasi hitung berikut, maka berlaku sifat-sifat

    perkalian matriks dengan skalar :

    1) a(B+C)=aB+aC

    2) a(BC) = aBaC3) (a+b)C = aC+bC

    4) (a-b)C = aCbC

    5) (ab)C = a(bC)

    6) (aB)T

    = aBT

    Perkalian matriks dengan matriks

    Dua matriks AB dapat dikalikan bila dan hanya bila jumlah kolom matriks

    A sama dengan jumlah baris matriks B. Jadi A mxn Bnxp bisa

    didefinisikan, tapi BnxpAmxn tidak dapat didefinisikan.

    A B AB

    mxn

    nxp =

    mxp

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    10/32

    Untuk menguji apakah dua matriks dapat dikalikan atau tidak dan juga

    untuk menentukan ordo hasil perkaliannya, dapat juga menggunakan

    aturan memasang kartu domino sebagai berikut :

    sama

    1 x 2 2 x 3

    1x3 (Hasil)

    Elemen-elemen dari AB diperoleh dari hasil kali setiap baris pada matriks

    A dengan setiap kolom pada matriks B, kemudian dijumlahkan menjadi

    satu elemen. Untuk lebih jelasnya, berikut ini diberikan contoh- contoh

    perkalian matriks dengan matriks.

    Contoh Perkalian Matriks 1xp dengan matriks px1 :

    B = 786 dan C =

    27

    4

    , B 3x1 C 1x3 = )2x7()7x8()4x6(

    =

    94

    Contoh perkalian matriks px1 dengan matriks 1xp:

    A=

    4

    5

    2

    dan B= 786

    A 1x3 B 3x1 =

    7x48x46x4

    7x58x56x5

    7x28x26x2

    =

    283224

    354030

    141612

    Hasilkalinya merupakan suatu matriks berordo 3X3.

    Contoh perkalian matriks mxn dengan matriks nxp:

    A =

    43

    21, B =

    020

    101

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    11/32

    A 2x2 B 3x2 =

    43

    21

    020

    101

    AB =

    )0x4()1x3()2x4()0x3()0x4()1x3(

    )0x2()1x1()2x2()0x1()0x2()1x1( =

    383

    141

    Untuk matriks A dan matriks C pada contoh-contoh di atas, A 1x3 C 1x3

    tidak dapat didefinisikan.

    Sifat-sifat perkalian matriks dengan matriks :

    1) A(BC) = (AB)C

    2) A(B+C) = AB + AC3) (B+C)A = BA + CA

    4) A(BC) = ABAC

    5) (BC)A = BACA

    6) a(BC) = (aB)C = B(aC)

    7) AI = IA = A

    Perlu diingat bahwa bila AB dapat didefinisikan, maka BA belum tentu

    dapat didefinisikan, sehingga AB belum tentu sama dengan BA.

    Determinan Matriks

    Untuk setiap matriks persegi terdapat suatu bilangan tertentu yang disebut

    determinan. Determinan adalah jumlah semua hasil perkalian elementer yang

    bertanda dari A dan dinyatakan dengan det(A).(Howard Anton, 1991 : hal 67)

    Yang diartikan dengan sebuah hasil perkalian elementer bertanda dari suatu

    matriks A adalah sebuah hasil perkalian elementer pada suatu kolom dengan +1atau -1.

    Determinan matriks berordo 2 X 2

    Jika matriks A =

    dc

    bamaka det (A) = A =

    dc

    ba= adbc

    Sebagai pengingat ketentuan di atas diperoleh dari

    dc

    ba

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    12/32

    Contoh: P =

    43

    48, maka det(P) = P =

    43

    48= (8x4)-(4x3) = 20

    Determinan matriks berordo 3 X 3

    Untuk mencari determinan matriks berordo 3 X 3 dapat digunakan dua

    metode, sebagai berikut:

    a. Metode Sarrus

    Jika matriks B =

    xwv

    uts

    rqp

    maka det(B) = B =

    xwv

    uts

    rqp

    = ptx + quv +rsw rtv qsx-

    puw

    Sebagai pengingat ketentuan di atas diperoleh dari

    xwv

    uts

    rqp

    wv

    ts

    qp

    Perlu diperhatikan bahwa cara demikian tidak berlaku bila matriks

    berordo 4x4 dan yang lebih tinggi lagi.

    Contoh: Q =

    987

    531

    642

    , maka det(Q) = Q adalah

    987

    531

    642

    =

    987

    531

    642

    87

    31

    42

    = (2x3x9)+(4x5x7)+(6x1x8)-(6x3x7)-

    (2x5x8)-(4x1x9) = 242-242 = 0

    b. Metode Kofaktor

    Minor suatu matriks A dilambangkan dengan M ij adalah matriks bagian

    dari A yang diperoleh dengan cara menghilangkan elemen-elemennya pada baris

    ke-i dan elemen-elemen pada kolom ke-j.

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    13/32

    Contoh: Q =

    987

    531

    642

    , maka M11 =

    987

    531

    642

    =

    98

    53

    M12 =

    987

    531

    642

    =

    97

    51, M13 =

    987

    531

    642

    =

    87

    31

    M11 , M 12dan M13 merupakan submatriks hasil ekspansi baris ke-1 dari

    matriks Q.

    Kofaktor suatu elemen baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A

    dilambangkan dengan Kij = (-1) ji

    ijM = (-1) ji

    det (M ij )

    Untuk mencari det(A) dengan metode kofaktor cukup mengambil satu ekspansi

    saja misal ekspansi baris ke-1

    Contoh: Q =

    987

    531

    642

    , untuk mendapatkan det(Q) dengan metode kofaktor

    adalah mencari terlebih dahulu determinan-determinan minornya yang diperoleh

    dari ekspansi baris ke-1 diatas, yaitu det(M 11)=-13 , det(M 12)=-26 dan det(M13

    ) =-13, maka :

    Q = q11 .k11 +q12 .k12 + q13 .k13

    = q11 .(-1) 11

    det(M11)+q12 (-1) 21

    det(M12

    )+q13 (-1) 31

    det(M13 )

    = 2.134.26 + 6.13 = 0

    3. Adjoin Matriks

    Adjoin matriks Aadalah transpose dari kofaktor-kofaktor matriks tersebut,

    dilambangkan dengan adj A = (kij )t

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    14/32

    Contoh: Q =

    987

    531

    642

    telah diketahui dari hitungan sebelumnya bahwa k11

    =13, k12 =26 dan k13 =13 sekarang kita hanya mencari kofaktor dari ekspansi

    baris ke-2 dan ekspansi baris ke-3, yaitu :

    k21=(-1) 12

    98

    64=12, k22 =(-1)

    22

    97

    62=24, k23 =(-1)

    32

    87

    42=12

    k31=(-1) 13

    53

    64=2, k32 =(-1)

    23

    51

    62=4, k33 =(-1)

    33

    31

    42=2

    Adj A =

    332313

    322212

    312111

    kkk

    kkk

    kkk

    =

    21213

    42426

    21213

    Hal yang menarik dalam mencari adjoin matriks berordo 2x2 ditunjukkan

    sebagai berikut :

    Jika A2x2

    =

    dc

    ba, maka kofaktor-kofaktornya adalah k

    11

    =d, k12

    =-c, k21

    =-b

    dan k22 =a. Kemudian Adj A =

    2212

    2111

    kk

    kk=

    ac

    bd

    Hal ini sama artinya dengan menukarkan elemen-elemen pada diagonal utamanya

    dan mengubah tanda pada elemen-elemen pada diagonal lainnya

    . Invers Matriks

    Pengertian Invers matriks: Lawan atau kebalikan suatu matriks dalam perkalian

    yang dilambangkan dengan A 1

    .

    Berlaku AA 1

    = A 1

    A = I, I matriks identitas.

    Contoh:

    Di koperasi sekolah Ana membeli 5 buah buku tulis dan 6 buah pensil, Ani

    membeli 6 buah buku tulis dan 8 buah pensil. Untuk itu Ana membayar Rp.

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    15/32

    8000,- dan Ani membayar sebesar Rp. 10.000,-. Berapakah harga buku tulis per-

    buah dan pensil per-buah ?

    Misalkan x=harga buku tulis per-buah dan y=harga pensil per-buah. Sistem

    persamaan linearnya: 5x+6y=8000

    6x+8y=10000

    86

    65

    y

    x=

    10000

    8000atau A 2x2

    y

    x= B 1x2 ,

    A 2x2

    y

    x= B 1x2 , maka A

    1.A

    y

    x= A

    1.B

    I.

    yx = A 1 .B

    yx = A 1 .B

    Kita tunjukkan bahwa hasil kali C 2x2 =

    4

    5

    2

    32

    32

    dengan A 2x2 adalah I 2x2

    (matriks identitas), sebagai berikut:

    4

    5

    2

    32

    32

    86

    65=

    10

    01. Maka C 2x2

    adalah invers matriks A 2x2 atau C= A 1

    .

    Sehingga kita dapat memperoleh nilai x dan y, sebagai berikut:

    y

    x=A

    1.B=

    4

    5

    2

    32

    32

    10000

    8000=

    500

    1000

    Cara mencari invers matriks berordo 2x2 dan invers matriks berordo 3x3

    dipaparkan berikut ini.

    1. Invers matriks berordo 2x2Jika A =

    dc

    ba, maka A

    1=

    )Adet(

    1.Adj (A) =

    )Adet(

    1

    ac

    bd

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    16/32

    Contoh: A=

    23

    35, tentukan A

    1!

    Jawab: det(A) = (5x2) (3x3) = 1

    A 1

    =1

    1

    53

    32=

    53

    32

    2. Invers matriks berordo 3x3Jika B 3x3 , maka B

    1=

    )Bdet(

    1.Adj(B)

    Contoh : B =

    600

    540

    321

    ,tentukan invers dari matriks segitiga tersebut!

    Jawab : Untuk mencari determinan matriks B, cara paling praktis adalah dengan

    metode kofaktor dengan mengekspansi baris yang memuat nol terbanyak yaitu

    baris ke-3, maka det(B)=6(1x4-0x2)= 24

    Adj B =

    40

    21

    00

    21

    00

    40

    50

    31

    60

    31

    60

    50

    54

    32

    60

    32

    60

    54

    =

    400560

    21224

    B 1

    =24

    1

    400

    560

    21224

    =

    24

    400

    24

    5

    24

    60

    24

    2

    24

    121

    Sifat-sifat invers matriks :

    1. (AB) 1

    = B 1

    A 1

    2. Jika AB = BA = I, maka A dan B dikatakan sebagai matriks yang saling invers

    karena A = B 1

    dan B = A 1

    Bila suatu matriks A mempunyai determinan nol atau det(A) = 0 maka

    matriks A tidak mempunyai invers. Suatu matriks yang tidak mempunyai invers

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    17/32

    disebut matriks singular. Bila det(A)0, maka matriks A pasti mempunyai invers.

    Suatu matriks persegi yang mempunyai invers disebut matriks non singular.

    PERSAMAAN MATRIKS

    1. A.X = B

    A-1.A.X = A-1.B

    I.X = A-1.B

    X = A-1.B

    Jadi jika A.X = B, maka X = A-1.B

    2. X.A = B

    X.A.A-1= B.A-1

    X.I = B.A-1

    X = B.A-1

    Jadi jika X.A = B, maka X = B.A-1

    Contoh : Tentukan matriks X nya

    1.

    100

    155.

    21

    13X

    100

    155.

    21

    13 1

    X

    100

    155.

    31

    12

    16

    1

    455

    4010

    5

    1

    91

    82

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    18/32

    2.

    42

    46

    41

    21.X

    1

    41

    21.

    42

    46

    X

    11

    24

    24

    1.

    42

    46X

    11

    24.

    42

    46.

    21X

    812

    1628.

    2

    1X

    46

    814X

    PEMAKAIAN INVERS MATRIKS

    Invers matriks dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan linear.

    Contoh :

    Selesaikan sistem persamaan linear berikut dengan matriks

    x + 7y = 13

    2x + 5y = 8

    jawab :

    8

    13.

    52

    71

    y

    x

    8

    13.

    52

    71 1

    y

    x

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    19/32

    8

    13.

    12

    75

    145

    1

    y

    x

    18

    9

    9

    1

    y

    x

    2

    1

    y

    x

    jadi x = -1, dan y = 2

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    20/32

    VEKTOR

    Pengertian Vektor

    Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata-kata seperti

    suhu, gaya, panjang, percepatan, pergeseran dan sebagainya. Apabila diperhatikan

    besaran yang menyatakan besarnya kuantitas dari kata-kata tersebut ada

    perbedaanya yaitu ada yang hanya menunjukkan nilai saja, tetapi ada yang

    menunjukkan nilai dan arahnya. Besaran itu sering disebut skalar dan vektor.

    Setiap besaran skalar seperti panjang, suhu dan sebagainya selalu dikaitkan

    dengan suatu bilangan yang merupakan nilai dari besaran itu. Sedangkan untuk

    besaran vektor seperti gaya, percepatan, pergeseran dan sebagainya, disamping

    mempunyai nilai juga mempunyai arah. Jadi vektor adalah suatu besaran yang

    mempunyai nillai (besar / norm ) dan arah. Tunjukkan contoh-contoh lain yang

    merupakan vektor?

    Untuk menyatakan sebuah vektor biasanya digunakan notasi huruf kecil

    tebal atau bergaris atas atau bawah, misalnya : uatau u atau u . Secara geometri

    sebuah vektor diwakili oleh sebuah ruas garis berarah dengan panjang ruas garis

    itu menunjukkan besar, sedangkan arahnya menunjukkan arah vektor itu. Jika ruas

    garis AB seperti pada gambar 1(a) adalah sebuah vektor vdengan titik A disebut

    titik pangkal ( initial point) dan titik B disebut titik ujung ( terminal point) maka

    kita dapat menuliskan v= AB

    Vektor-vektor yang mempunyai panjang yang sama dan arah yang sama

    dinamakan ekivalen, maka vektor yang ekivalen dianggap sama walaupun vektor-

    vektor tersebut mungkin diletakkan didalam kedudukan yang berbeda seperti pada

    gambar 1 (b) berikut :

    ( a ) Vektor AB ( b ) Vektor-vektor yang ekivalen

    Gambar 1

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    21/32

    Ukuran (panjang) atau norm suatu vektor vditulis dengan notasi .

    Vektor yang panjangnya sama dengan satu satuan panjang disebut vektor satuan.

    Sehingga vektor satuan dari suatu vektor adirumuskan dengan1

    Didalam bidang kartesius suatu vektor dapat dinyatakan dengan pasanagn

    bilangan berurutan, misalnya diberikan sebuah titik A(x1,y1) maka didapatkan

    ruas garis berarah dari titik pusat sumbu O(0,0) ke titik A yaitu OA . Bentuk ruas

    garis berarah OA disebut sebagai vektor posisi dari titik A, sehingga didapatkan

    OA = (x1,y1) =

    1

    1

    y

    x ; dengan x1dan y1merupakan komponen vektor . Dengan

    demikian suatu vektor yang bertitik pangkal O dengan titik ujung suatu titik yang

    diketahui disebut vektor posisi. Koordinat titik yang diketahui itu merupakan

    komponen-komponen vektor posisinya.

    Perhatikan gambar berikut :

    Vektor udapat dituliskan :

    u = AB =

    AB

    AB

    yy

    xx dengan

    A

    A

    y

    xOA dan

    B

    B

    y

    xOB

    disebut komponen vektor

    Gambar 2

    Sehingga vektor upada gambar 2 diatas dapat dinyatakan:

    u= AB =

    AB

    AB

    yy

    xx=

    25

    16=

    3

    5

    Sedangkan

    2

    1OA disebut vektor posisi titik A dan

    5

    6OB disebut vektor posisi titik B.

    Panjang vektor uadalah 3492535 22 u

    A(xA,yA)

    X

    Y

    u

    O

    B(xB,yB)

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    22/32

    Ruang Lingkup Vektor

    Seperti dalam geometri yang diajarkan di SMK yaitu geometri datar dan

    geometri ruang, maka vektor yang akan dibicarakan meliputi :

    1. Vektor di dalam Ruang Dimensi Dua ( R2)

    Untuk memudahkan menjelaskan vektor kepada siswa maka pada bidang

    dibuat sebuah sistem koordinat kartesius, sehingga setiap vektor yang sejajar

    bidang koordinat diwakili oleh vektor yang besar dan arahnya sama dan terletak

    pada bidang tersebut. Vektor-vektor yang sejajar dengan suatu bidang datar

    dinamakan vektor-vektor koplanar. Dan untuk menyatakan vektor yang lain pada

    bidang kartesius, digunakan vektor satuan, sehingga jika A(x,y) serta i dan j

    masing-masing vektor pada arah positif pada sumbu x dan y. Untuk lebih jelasnya

    perhatikan gambar 3 berikut:

    Suatu vektor a dalam koordinat kartesius

    tersebut dapatdinyatakan :

    a = OA = (x,y) =

    y

    x= x i+ yj

    Panjang vektor a adalah 22 yx dan

    besarnya tg =x

    y

    Gambar 3.

    Sedangkan iadalah vektor satuan pada sumbu X dan jmerupakan vektor satuan

    pada sumbu Y, maka vektor ini dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dalam

    vektor idanjatau bentuk komponennya yaitu :

    i =

    0

    1dan j =

    1

    0

    Contoh:

    Vektor OA pada gambar berikut dapat dinyatakan

    X

    O

    ja

    i

    A(x,y)

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    23/32

    Vektor a = OA = 5I+ 3j

    ( kombinasi l in ier dar i idanj)

    atau vektor a = OA =

    3

    5

    ( bentuk komponen )

    Gambar 4

    2. Vektor di dalam Ruang Dimensi Tiga ( R3)

    Untuk menentukan kedudukan atau letak titik di dalam ruang dapat

    digunakan sistem koordinat dengan sumbu X , Y dan Z dengan masing-masing

    sumbu saling tegak lurus dan berpotongan di sebuah titik O, Sebuah titik P dalam

    ruang disajikan dalam pasangan berurutan (x,y,z) dengan salib sumbu kartesius

    digunakan aturan tangan kanan seperti pada gambar 5 berikut :

    Jarak P sampai bidang YOZ

    adalah x atau PP1= xp

    Jarak P sampai bidang XOZ

    adalah y atau PP2= yp

    Jarak P sampai bidang XOY

    adalah z atau PP3= zp

    Gambar 5

    Dengan demikian vektor posisi P adalah OP dinyatakan dengan bentuk

    sebagai berikut :

    OP = x i+ y j+ z k jika i, jdan kmerupakan vektor satuan dalam koordinat

    ruang. ( i: vektor satuan pada sumbu X; j: vektor satuan pada sumbu Y dan k;

    vektor satuan pada sumbu Z )

    XO

    3

    a

    5

    A(5,3)

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    24/32

    atau

    z

    y

    x

    OP

    Besar ( panjang / norm ) vektor OP tersebut adalah 222 zyxOP .

    Sebagai contoh, misalkan sebuah titik A (3,2,4), maka vektor posisi titik A adalah

    OA atau a dapat dinyatakan dengan :

    a= OA = 3 i+ 2j+ 4 k atau a = OA =

    4

    2

    3

    Operasi Vektor

    Penjumlahan Vektor

    Dua buah vektor adan bdapat dijumlahkan yang hasilnya a+ bdengan

    cara sebagai berikut :

    Perhatikan gambar 6 berikut :

    Gambar 6

    Dua vektor pada gambar 6 diatas dapat dijumlahkan dengan dua cara

    yaitu :

    a). aturan segitiga vektor, yaitu pangkal bdigeser ke ujung asehingga:

    Gambar 7

    b). aturan jajaran genjang, yaitu pangkal b digeser ke pangkal a,

    kemudian dilukis jajaran genjang, sehingga:

    Gambar 8

    a

    b

    a +b

    b

    a

    a +bb

    a

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    25/32

    Jika kedua vektor mengapit sudut tertentu maka besarnya jumlah dua

    vektor tersebut dapat dicari dengan menggunakan rumus aturan cosinus

    seperti pada trigonometri yaitu:

    Gambar 9

    Maka didapat :

    ( a+ b)2= a2+ b22abCos (1800- )

    = a2+ b

    22abCos

    Jadi a+ b= Cos2-22 abba

    Sehingga jika = 900maka Cos = 0 maka a+ b= 22 ba

    Jika vektor disajikan dalam bentuk komponen maka penjumlahan dapat

    dilakukan dengan menjumlahkan komponennya, misalnya:

    a =

    2

    6 dan b =

    4

    1maka a+ b=

    42

    16=

    6

    7

    Sifat penjumlahan vektor:

    Jika a, b dan cadalah suatu vektor maka:

    1) a + b= b+ a sifat komulatif

    2) ( a+ b) + c= a+ ( b+ c) sifat asosiatif

    3) Setiap vector mempunyai elemen identitas, yaitu vektor nol

    sehingga a+ 0= a+ 0

    4) Setiap vektor mempunyai invers ( yaitu vektor negatif )

    sehingga a + ( - a) = 0

    Dua vektor yang sama besar dan arahnya berlawanan

    dinamakan dua vektor yang berlawanan

    Contoh:

    1) Buktikan bahwa sudut yang menghadap busur setengah

    lingkaran adalah sudut siku-siku.

    Bukti:

    a +bb

    a

    b 1800-

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    26/32

    Perhatikan gambar berikut :

    Gambar 10

    Kita tunjukkan bahwa vektor AB tegak lurus pada vektor BC

    dengan memisalkan O sebagai pusat dari setengah lingkaran

    maka:

    AB .BC = )).(( OCBOOBOA

    = )).(( OCOBOBOC

    = OBOBOCOC ..

    =22

    OBOC

    = O ( terbukti )

    karena OC dan OB mempunyai panjang yang sama.

    2) Diketahui vektor :

    a =

    3

    2

    1

    ; b =

    2

    1

    2

    dan c =

    3

    2

    1

    Tentukan x jika : a) x= a+ b

    b) x+ a= c

    Penyelesaian :

    a). x= a+ b

    =

    3

    2

    1

    +

    2

    1

    2

    =

    1

    1

    1

    b). x+ a= c x = c - a

    =

    3

    2

    1

    -

    3

    2

    1

    =

    0

    4

    0

    A O C

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    27/32

    3) Ditentukan titik-titik P(2,7,8) dan Q(-1,1,-1). Tentukanlah

    dalam bentuk komponen vektor yang diwakili oleh PR

    apabila R adalah titik pada PQ sehingga PR = 3

    1

    PQ dan

    berapa koordinat R.

    Penyelesaian :

    PQ = qp

    =

    9

    6

    3

    8

    7

    2

    1

    1

    1

    Karena PR =3

    1PQ sehingga komponen vector yang diwakili oleh

    PR =3

    1

    9

    6

    3

    =

    3

    2

    1

    Misal koordinat titik R adalh (x,y,z) maka:

    PR = r

    p

    3

    2

    1

    =

    z

    y

    x

    -

    8

    7

    2

    z

    y

    x

    =

    3

    2

    1

    +

    8

    7

    2

    =

    5

    5

    1

    Jadi koordinat R (1,5,5)

    Selisih Dua Vektor

    Selisih dua vektor a dan b, dinyatakan sebagai a - b dapat dipandang

    sebagai penjumlahan vektor adengan invers vektor batau - bditulis ab =

    a + ( - b) digambarkan sebagai berikut:

    a

    b

    a - b

    a - b

    a

    b

    - b

    a -b

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    28/32

    Gambar 11

    Contoh:

    Diketahui dua titik P(-1,4,3) dan titik Q(2,1,-3)

    Tentukan vektor PQ

    Penyelesaian :

    PQ = OPOQ

    =

    63

    3

    34

    1

    31

    2

    Perkalian Vektor dengan Skalar

    Jika a suatu vektor dan k adalah skalar ( bilangan nyata ) maka

    perkalian vektor adengan skalar k ditulis kaatau ak merupakan vektor yang

    panjangnya ka dan mempunyai arah yang sama dengana, sedangkan - ka

    adalah vektor yang panjangnya ka tetapi berlawanan arah dengan a.

    Dengan kata lain didefinisikan :

    Sebagai contoh dapat digambarkan :

    Gambar 12

    Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

    a). Jika ada 2 vektor yang sejajar, maka yang satu dapat dinyatakan

    sebagai hasil perbanyakan vektor yang lain dengan skalar.

    ak = a + a + a +.+ a

    sebanyak k suku

    a3a -2a

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    29/32

    b). Untuk membuktikan dua vektor sejajar cukup membuktikan salah

    satu vektor merupakan kelipatan vektor yang lain dalam bentuk

    komponen.

    Perkalian Titik ( Dot Product )

    Hasil kali titik atau dot product antara dua buah vektor akan

    menghasilkan suatu skalar atau bilangan real. Perkalian titik sering

    disebut juga perkalian skalar dua vektor. Hasil kali skalar dua vektor a

    dan b didefinisikan :

    a.b = a b Cos

    dimana adalah sudut yang diapit oleh kedua vektor adan b.

    Dari definisi diatas, dapat kita tentukan sifat-sifat hasil kali skalar

    sebagai berikut :

    1). Jika a dan bmerupakan dua vektor yang arahnya sama maka a.b =

    a b

    2). Jika a dan bmerupakan dua vektor yang berlawanan arah maka a.b

    = - a b

    3). Jika a dan bmerupakan dua vektor yang tegak lurus maka a.b = 0

    4). Jika adan bmerupakan dua vektor dan a.b 0 maka sudut antara

    dua vektor tersebut adalah sudut lancip

    5). Jika adan bmerupakan dua vektor dan a.b 0 maka sudut antara

    dua vektor tersebut adalah sudut tumpul

    6). Sifat komutatif yaitu a.b =b.a

    7). Sifat distributif yaitu a.(b +c ) =a.b +a.c

    Apabila vektor a dan b yang dinyatakan dalam bentuk komponen,

    misalnya : a= a1i+ a2j+ a3k dan b= b1i + b2j+ b3k maka :

    a.b = ( a1i+ a2j+ a3k ). ( b1i + b2j+ b3k ). Dengan menggunakan

    sifat distributif dan hasil kali skalar dua vektor yang saling tegak lurus

    dan searah maka :

    i . i =i2=1 ; j . j =j

    2=1 dan k . k =k

    2=1

    i . j = 0 ; j . k = 0 dan k . i = 0

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    30/32

    Dengan demikian, kita peroleh rumus hasil kali skalar dua vektor yaitu :

    untuk vektor a= a1i+ a2j+ a3k dan b= b1i + b2j+ b3kmaka : a.b

    = a1b1+ a2 b2+ a3b3 ( bukti diserahkan kepada peserta diklat )

    Contoh:

    1). Hitunglah perkalian skalar antara:

    kjia 532 dan kjib

    Penyelesaian:

    a .b = 2.1 + 3.1 + 5.1

    = 2 + 3 + 5 = 10

    2). Diketahui vektor-vektor sebagai berikut:

    4

    2

    1

    a

    0

    4

    5

    b

    Tentukan hasil kali skalar dua vektor tersebut

    Penyelesaian:

    a .b = 1.5 + 2.4 + 4.0

    = 5 + 8

    =13

    Perkalian Silang ( Cross Product )

    Perkalian silang sering disebut juga perkalian vektor antara dua vektor.

    Perkalian vektor antara vektor adan bdidefinisikan sebagai vektor yang

    mempunyai besar a b Sin , dengan adalah sudut yang diapit oleh

    kedua vektor. Arah vektor hasil kalinya adalah tegak lurus vektor a danb serta vektor a , b dan axb dalam urutan membentuk system tangan

    kanan, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut :

    Perhatikan bahwa :

    bax = a b Sin

    bxa = -(axb)

    Jika = 00maka bax = 0

    b

    axb

    a

    bxa

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    31/32

    Jika =900maka bax = a b

    Secara geometri, norm perkalian antara dua vector merupakan luas

    bangun segi empat yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut. Sifat ini

    dapat diturunkan dari persamaan Lagrange. bax 2= a 2 b 2(a.b)2

    Apabila vektor dinyatakan dalam bentuk vektor satuan i , j dan k

    Misalnya : a= a1i+ a2j+ a3k dan b= b1i + b2j+ b3k

    Karena i x i = 1.1 Sin 00= 0 analog sehingga : ixi =jxj= kxk= 0

    Juga i xj = 1.1 Sin 900= 1 dalam arah OZ yaitu i xj = k sehingga i xj

    = k ; j x k = i dan k x i = j

    Maka : axb = ( a1i+ a2j+ a3k )x( b1i + b2j+ b3k ).Dengan sifat diatas dan hukum distributive dapat dijabarkan menjadi :

    axb = ( a2b3a3b2) i(a1b3a3b1)j+ (a1b2a2b1) k . Dan apabila ditulis

    dalam bentuk determinan matriks, maka kita dapatkan rumus sebagai

    berikut :

    axb=

    321

    321

    bbb

    aaa

    kji

    Contoh :

    Diketahui vektor p=2i + 4j + 3kdan q=i + 5j - 2k

    Tentukanpxq

    Penyelesaian :

    pxq=

    251

    342

    kji

    =25

    34

    i -

    21

    32

    j +

    51

    42k

    = ( -8-15) i - ( -4-3)j+ (10-4) k

    = -22 i + 7j + 6 k

    Contoh Aplikasi Vektor

    Perhatikan contoh soal berikut ini :

  • 5/24/2018 Tugas Matriks Dan Vektor UAS

    32/32

    Andaikan sebuah benda yang beratnya (W) adalah 304 N diangkat dengan

    rantai seperti pada gambar.

    Jika panjang a = b = 2,5 m. dan

    panjang benda L = 2 m. Tentukan

    gaya yang terjadi pada rantai a atau b

    !

    Penyelesaian :

    Sin =5,2

    1= 0,4 = 260 12l

    Maka : W2 = a2+ b2+ 2ab Cos 2

    3042 = a2+ b2+ 2ab Cos 520 24l

    = a2+ a2+ 2aa Cos 520 24l

    = 2a2+ 2a2+ Cos 520 24l

    = a2 ( 2 + 2. 0,68 )

    Sehingga a2=

    36,3

    3042

    = 27504,762 . Jadi a adalah 165,85 N

    W

    L

    a b

    W

    a b=2,5 m

    1 m

    W