Tugas Mata Kuliah Survei Gps
-
Upload
zakarya-ar-rozy -
Category
Documents
-
view
102 -
download
8
description
Transcript of Tugas Mata Kuliah Survei Gps
TUGAS MATA KULIAH SURVEI GPS
APLIKASI GPS DALAM STUDI GEODINAMIKA
Oleh :
Fahrurrozi 3510 100 019
Dosen:
Khomsin, ST., MT.
Jurusan Teknik GeomatikaFakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh NopemberPh. 031-5929486, 5929487
2013
APLIKASI GPS DALAM STUDI GEODINAMIKA
Gempa bumi merupakan salah satu bencana yang sangat sering terjadi di Indonesia.
Gempa bumi tidak bias dicegah karena merupakan bencana yang disebabkan karena fenomena
alam. Gempa bumi dapat menyebabkan kerak bumi di sekitarnya terdeformasi, baik dalam arah
horizontal maupun vertikal. Deformasi adalah perubahan kedudukan/pergerakan secara absolut
atau relatif dari posisi suatu materi atau perubahan kedudukan dalam dimensi yang linier. Dalam
siklus terjadinya gempa bumi, proses deformasi dapat dibagi kedalam beberapa tahapan, yaitu:
interseismik, praseismik, koseismik, dan pascaseismik (Mori, 2004; Natawidjaja et al., 2004).
Deformasi koseismik merupakan deformasi kerak bumi yang diakibatkan oleh gempa utama dan
gempa-gempa susulannya yang besar.
Pada dasarnya ada beberapa metode geodesi yang dapat digunakan untuk mengestimasi
deformasi seperti melakukan pengamatan geodetic. Pengamatan geodetik merupakan fungsi dari
parameter-parameter deformasi yang dilakukan dengan survey deformasi. Survey tersebut dapat
dilakukan dalam berbagai metoda seperti metoda fotogrametri, metoda terestrik, metoda GPS
positioning dengan menggunakan peralatan pendukung seperti strainmeter, tiltmeter, GPS
geodetic dan lain-lain.
Dalam kaitannya dengan potensi kegempaan di daratan yang diakibatkan aktivitas
patahan aktif, maka survey GPS merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam
analisa deformasi. Metoda tersebut mencoba mempelajari dan mengamati pola serta kecepatan
pergeseran yang terjadi pada sebuah blok kerak bumi. Untuk mengetahui pola dan kecepatan
pergerakan tersebut diperlukan informasi posisi yang teliti dan akurat pada titik-titik pengamatan
di permukaan bumi. Salah satu perangkat teknologi yang dapat memberikan informasi tersebut
adalah teknologi Global Positioning System (GPS). Sehingga survey GPS dapat menjadi salah
satu acuan dalam studi geodinamika untuk mengamati pola dan perubahan arah pergerakan blok
kerak bumi dalam menganalisa karakteristik patahan aktif di permukaan bumi.
GPS memiliki nama resmi NAVSTAR GPS (Navigation Satelit Timing and Ranging
Global Positioning System). Dengan pengamatan satelit GPS, para pengguna GPS dapat
memperoleh informasi mengenai posisi secara akurat di permukaan bumi. Informasi lainnya
yang dapat diperoleh dari pengamatan GPS adalah informasi mengenai kecepatan, arah, jarak
dan waktu. Pada dasarnya sinyal GPS terdiri dari 3 komponen [Abidin, 2000], yaitu :
• Penginformasian jarak (kode) berupa kode-P dan kode-C/A
• Pesan navigasi yang berisi informasi mengenai satelit dan orbit
• Gelombang pembawa (L1 dan L2) yang berfungsi membawa data kode dan pesan
navigasi
Dari ketiga komponen tersebut di atas terdapat dua data pengamatan dasar GPS yaitu waktu
tempuh dari kode-P dan kode-C/A dan fase dari gelombang L1 dan L2. Waktu tempuh tersebut
akan menghasilkan jarak pseudorange, sedangkan fase adalah data pengamatan GPS berupa
jumlah gelombang penuh yang terhitung sejak saat pengamatan dimulai dan data fase ini yang
digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang menuntut ketelitian posisi yang sangat tinggi. Dalam
kaitannya dengan deformasi akibat pergerakan kerak bumi, perubahan atau pergerakan yang
dimaksud adalah perubahan atau pergerakan titik-titik pengamatan yang diletakkan di sekitar
daerah-daerah patahan aktif yang diperkirakan berpotensi terjadi gempa bumi (gambar 3.1).
Gambar 1. Penggunaan GPS untuk studi geodinamika
Untuk mengetahui pola dan kecepatan perubahan blok kerak bumi dapat dilakukan dengan
survey GPS terhadap titik-titik pengamatan baik secara episodik maupun kontinu. Pengamatan
dengan metode episodik adalah pengamatan yang dilakukan secara berkala dalam selang waktu
tertentu sedangkan dengan metode kontinu pengamatan dilakukan terus-menerus secara
otomatis, dimana perangkat GPS disimpan di lokasi titik pengamatan.
Gambar 2. Prinsip estimasi deformasi koseismik dan pascaseismik dengan GPS.
Salah satu contoh penggunaan metode survei GPS untuk pengamatan deformasi ko-seismik dan
pasca-seismik. Pada metode ini, beberapa titik yang ditempatkan pada beberapa lokasi yang
dipilih, secara periodik ditentukan koordinatnya secara teliti dengan menggunakan metode survei
GPS. Untuk mempelajari deformasi koseismik maka survei pertama harus dilaksanakan sebelum
gempa, dan survei berikutnya sebaiknya dilaksanakan beberapa saat setelah gempa terjadi.
Sementara untuk deformasi pascaseismik, survei pertama sebaiknya dilaksanakan beberapa saat
setelah gempa terjadi, dan survei berikutnya dilaksanakan beberapa lama setelah gempa. Dengan
mempelajari pola dan kecepatan perubahan koordinat titik-titik tersebut dari survei yang satu ke
survei berikutnya, maka karakteristik deformasi koseismik dan pascaseismik gempa akan dapat
diestimasi dan dipelajari lebih lanjut guna pembuatan model potensi bencana gempa bumi
berikutnya (Segal and Davis, 1997).
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, H.Z. 2000. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta: PT Pradnya Pramita
Natawidjaja, Danny Hilman. 2008. Evaluasi Bahaya Patahan Aktif, Tsunami dan Goncangan
Gempa. Laboratorium Riset Bencana Alam (LARIBA) Geoteknologi LIPI Bandung.
Hendrasto, M., 2009, Guntur, Jawa Barat. http://portal.vsi.esdm.go.id/joomla/index.php.
Kelompok Keilmuan Geodesi, ITB. Deformasi Koseismik dan Pascaseismik Gempa Yogyakarta
2006 dari Hasil Survei GPS. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 4 No.4 Desember 2009:
275-284
Segall. P. dan Davis, J.L.,1997. GPS Application for Geodynamic and Earthquake studies.
Annual Reviews of Earth Planet Science, 25, h.301-336
Sugiyanto, Didik, dkk. 2011. Analisa Deformasi Permukaan Patahan Aktif Segmen Seulimum
dan Segmen Aceh. Banda Aceh: Prosiding Seminar Hasil Penelitian Kebencanaan
TDMRC-Unsyiah
Sulaeman, Cecep, dkk. 2010. Deformasi Gunung Guntur berdasarkan data GPS. Bandung:
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi