Tugas Mata Kuliah Politik Internasional

download Tugas Mata Kuliah Politik Internasional

of 16

Transcript of Tugas Mata Kuliah Politik Internasional

Tugas Mata Kuliah Politik Internasional

Kecenderungan Regionalisme dan Integrasi di Asia Tengah Pasca Perang Dingin

Dosen Pengampu : Siti Muslikhati

Disusun Oleh : Rofiq Eko Syahri / 20100510050 Norman Fajar A / 20100510064 Andri Yogi A.P / 20100510082 Arifianto Rifki / 20100510250

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta2011

Latar BelakangTanpa kita sadari sesungguhnya paradigma dalam tatanan hubungan internasional saat ini kian bergeser dimana mulai memunculkan aktor-aktor baru dalam kancah internasional. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pergeseran paradigma ini dipicu setelah berakhirnya perang dingin. Konstelasi hubungan internasional telah berubah secara drastis pasca Perang Dingin. Dunia diwarnai oleh polarisasi yang telah mendorong kawasan Dunia Berkembang dan Dunia Maju untuk mempertegas kembali keberadaannya. Munculnya suatu prioritas baru atau peranan baru dalam bentuk integrasi regional yang dijadikan sebagai dasar pada sebuah paradigma, Dimana kepentingan kelompok menjadi yang utama atau dengan perkataan lain, paradigma kepentingan regional yang ada. Pada saatnya nanti paradigma ini akan memberikan kontribusi bagi kepentingan nasional masing-masing. Paradigma atas kepentingan regional diformulasikan ke dalam kerjasama regional di beberapa kawasan atau wilayah dunia saat ini yang akan mengarah kepada sifat pengelompokan diri ke dalam konstelasi kepentingan ekonomi regional/global. Konstelasi kepentingan ekonomi ini tampaknya semakin mempertegas paradigam integrasi regional dalam aspek ekonomi-politik global misalnya dengan munculnya Masyarakat Ekonomi Eropa yang menjadi cikal bakal dari terbentuknya Uni Eropa. Kesuksesan Uni Eropa saat merupakan salah satu contoh konkret dari adanya paradigma regionalisme dimana pada wilayah tertentu melakukan integrasi dan didukung oleh Negara1.

Drs. P. Anthonius Sitepu, MSi : FISIP, USU dalam Konsep Integrasi Regionalisme dalam Studi Hubungan Internasional hlm. 1

1

PembahasanRegionalisme Sesungguhnya regionalism ini erat dengan studi kawasan dalah ilmu hubungan internasional. Dalam definisinya sendiri menurut Mansbaach, Region atau kawasan adalah pengelompokan regional diidentifikasi dari basis kedekatan geografis, budaya, perdagangan dan saling ketergantungan ekonomi yang saling menguntungkan, komunikasi serta keikutsertaan dalam organisasi internasional.2 Namun pada dasarnya regionalism itu sebagai suatu ide yang sifatnya abstrak dan tidak terwujud maka dalam hal ini kita harus melihat proses-proses interaksi yang berlangsung diantara para actor didalamnya. Serta menggunakan pendekatan pendekatan teori untuk lebih memahami regionalisme lebih dalam.

Pandangan Regionalisme Pandangan regionalisme menurut kaum regionalis. 1. Terdapat kecenderungan terhadap regionalisme berdasarkan kesamaan dalam hal kepentingan, tradisi, dan nilai nilai di dalam kelompok-kelompok kecil dari negaranegara yang saling bertetangga. 2. Integrasi politik, ekonomi dan sosial akan lebih mudah dicapai oleh negara-negara dalam jumlah yang sedikit di dalam wilayah geografis yang terbatas dibandingkan secara global. 3. Kerjasama ekonomi regional menjadi wadah perekonomian yang lebih efisien bagi negara-negara, dan entitas regional ini diharapkan bisa berhasil di dalam persaingan pasar dunia secara global. 4. Ancaman-ancaman lokal terhadap perdamaian lebih tepat di tangani oleh pemerintah di wilayah tersebut daripada oleh negara-negara lain dengan jarak yang jauh dan tidak tertarik dengan permasalahan tersebut. 5. Dengan bergabungnya negara-negara ke dalam kelompok-kelompok regional, keseimbangan kekuasaan global akan terpelihara dan mendukung perdamaian dan keamanan dunia. 6. Dunia masih belum siap mendirik suatu otoritas global guna memelihara perdamaian dunia dan mendukung kesejahretaan dunia. Regionalisme merupakan langkah awal2

Raymond F. Hopkins dan Richard W. Mansbach: 1973

dalam menjalani dan membangun wilayah-wilayah konsensus terhadap koordinasi dan integrasi antar-pemerintah. 7. Gagalnya universalisme memperhitungkan keberagaman faktor politik ekonomi sosial dan geografis di seluruh dunia. Maka regionalisme lebih mudah mengatasi permasalahan tersebut. Proses Regionalisme3

1. Regionalisasi Regionalisasi merujuk pada proses pertumbuhan integrasi kemasyarakatan dalam suatu wilayah dalam proses interaksi social dan ekonomi yang cenderung tidak terarah. Regionalisasi sendiri dibagi menjadi dua yaitu soft regionalism dan transnational regionalism.4 Soft regionalism lebih mengarah pada adanya peningkatan interpendensi ekonomi yang lebih tinggi dalam suatu wilayah geografis tertentu. Adanya suatu dorongan regionalisasi ekonomi yang berasal dari pasar, arus perdagangan dan incestasi pribadi atau bahkan kebijakan atau keputusan dari perusahaan perusahaan. Sedangkan transnational regionalism lebih kepada adanya peningkatan arus mobilitas orang-orang serta perkembangan jejaring social yang kompleks melalui berbagai saluran dimana-mana. Proses regionalism ini

memunculkan adanya bentuk aliansi antar pemerintah serta memunculkan bentukbentuk identitas baru dari para actor untuk melebihi atau mengurangi batas wilayah Negara-negara.

Namun sesungguhnya proses ini tidak didasarkan pada kebijakan secara sadar dari Negara maupun kelompok Negara. Pola-pola ini terjadi tidak terpaku pada batas-batas dari Negara-negara. 2. Kesadaran dan Identitas Regional Kesadaran regional merupakan suatu persepsi bersama tentang rasa memiliki pasa suatu komunistas tertentu dengan factor internal sebagai pengikat dan sering didefinisikan dalam kerangka kesamaan budaya, sejarah atau tradisi agama. 3. Kerjasama regional antar Negara.

3 4

Proses berlangsungnya Regioanalisme Menurut Andrew Hurrel (1995) Ibid.

Kerja sama regional mengarah pada terciptanya institusi formal, namun dengan struktur yang longgar. Kerja sama tersebut bisa memiliki tujuan yang sangat luas. Misalnya dalam bidang keamanan, kerja sama seperti itu bisa beragam mulai dari stabilisasi balance of power secara regional, penanaman nilai-nilai kepercayaan bersama, hingga negosiasi pembukaan rezim keamanan. 4. Integrasi regional yang didukung negara Integrasi regional melibatkan pembuatan kebijakan khusus oleh pemerintah yang telah melahirkan literatur dalam jumlah banyak mengenai tentang proses integrasi, di bagian mana literatur itu dibuat dan tentang sasarannya. Tahap awal integrasi cenderung berpusat pada pengurangan hambatan perdagangan dan pembentukan costum union yang kemudian berlanjut pada perluasan penghapusan hambatan nontarif, regulasi pasar dan pengembangan kebijakan bersama. 5. Kohesi regional Kohesi bisa dipahami dalam dua hal. Pertama, ketika kawasan memainkan suatu peran tertentu dalam hubungan diantara negara-negara dari kawasan tersebut dengan negara-negara lainnya di dunia. Kedua, ketika kawasan membentuk dasar pengaturan bagi kebijakan di dalam kawasan meliputi isu-isu yang cukup luas.

Regionalisme Baru Regionalisme baru adalah regionalisme yang berkembang pada awal 1990-an, yaitu pasca Perang Dingin. Aspek aspek low politics lebih mendominasi seperti ekonomi, budaya dalam kerja sama antar Negara. Berakhirnya perang dingin kembali mengubah tatanan internasional. Dengan runtuhnya tembok berlin, bubarnya Uni Soviet menjadi hadiah yang besar bagi Amerika Serikat, karena ia menjadi satu satunya negara adikuasa. Namun pasca perang dingin negara negara lain menginginkan semangat no influence! , pasca perang dingin sendiri membuat perubahan sikap dari pada aktor internasional. Dimana mereka menganggap penting kerjasama dalam berbagai aspek kegiatan dan multilevel. Pasca perang dingin juga memunculkan kesadaran anti Eurosentris, dimana eropa bukanlah segalanya. Sistem internasional pasca perang dingin mengalami transformasi dari bipolaritas dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet berubah menjadi multipolaris dimana setiap negara mempunyai kesamaan dan dipayungi dalam PBB. Pasca perang dingin organisasi regional bermunculan. Dimana mereka

mengedepankan isu low politics. Organisasi-organisasi regional kemudian mulai melakukan reformasi internal guna merespons perkembangan sistem internasional. Misalnya, Uni Eropa

mulai membuka keanggotaan mereka untuk negara eropa timur. Regionalisme juga berkembang di negara-negara berkembang dimana sebagian dari mereka pernah menjadi koloni negara-negara eropa. Semangat regionalisme ini sendiri didasari oleh keinginan menentukan nasib hidup sendiri. Pada intinya desentralisasi sistem internasional yang berkembang di wilayah tertentu. Lalu kebanyakan dari regionalisme lebih mengedepankan aspek ekonomi. Aspek ekonomi menjadi penting karena menyangkut masalah pemenuhan kebutuhan manusia, baik yang primer. Oleh karena itu aspek ekonomi menjadi penting sehinga negara-negara lebih melihat kerjasama ekonomi sebagai sesuatu yang menguntungkan. Maka tidaklah heran jika bermunculak kerjasama ekonomi regional sebagai wadah bagi negara- negara untuk perekonomian domestik. Contoh regionalisme dengan aspek ekonomi yaitu Eeuropean Community. Dalam regionalisme baru ini menghilangnya paham Dunia Ketiga. Dimana pengelompokan dunia pertama lebih kepada Amerika serikat dan sekutunya. Lalu Dunia kedua adalah negara bagian utara. Sedangkan negara ketiga lebih kepada negara dengan wilayah dibagian selatan yang notaben nya sebagai negara miskin. Sehingga pada regionalisme baru lebih kepada menghilangnya paham ini. Karena adanya kesamaan dalam kancah internasional yang dinaungi oleh PBB. Unsur yang lain adalah dengan adanya demokratisasi. Unsur demokrasi yang mendukung berkembangnya regionalisme adalah keterbukaan. Suatu kerjasama akan bisa berlangsung dan bertahan lama, jika ada keterbukaan sehingga menimbulkan rasa saling percaya di antara pihak-pihak yang terlibat kerja sama. Sesungguhnya unsur demokrasi dapat menjadi pendukung regionalisme dimana sikap keterbukaan dari setiap negara di suatu wilayah tertentu.

IntegrasiIntegrasi merupakan suatu proses di mana dominasi sistem politik yang lebih besar menjadi meningkat atau bertambah dengan adanya penambahan unit-unit baru. Integrasi terjadi dalam dua kondisi, yaitu pertumbuhan integratif dan transfer integratif.

Perubahan Alternatif selama Integrasi

Dari derajat otoritas dan luas cakupan suatu institusi dalam bagan, terdapat lima alternatif perubahan selama proses integrasi yakni spilloverm spill around, muddling about, spill back dan retrenchment.

Faktor-Faktor Integrasi 1. Faktor Struktural Faktor ini merupakan faktor yang menentukan terbentuknya integrasi. Ada dua faktor struktural yaitu attitude dan resources. Attitude memberikan dua hal yang penting terhadap integrasi. Pertama, nilai-nilai yang dianut oleh para elit yang saling melengkapi satu sama lain. Kedua, identifikasi di antara anggota menyangkut identitas agama, bahasa dan kebiasaan-kebiasaan umum yang sama yang merupakan ukuran penting. Resources mempunyai beberapa pengaruh. Pertama, perbedaan potensi sumber daya. Kedua, ukuran-ukuran relatif yang dipergunakan. Ketiga, faktor jarak secara fisik geografis. Keempat, pembangunan ekonomi. 2. Faktor Proses Ada empat mekanisme proses yang utama, yaitu dorongan secara ekonomi dan politik, transaksi ekonomi dan sosial, hubungan fungsional dan proses pembelajaran dan sosialisasi. 3. Faktor Kebetulan Terdapat lima faktor kebetulan yang pengaruhnya cenderung sangat besar selama masa-masa akhir terbentuknya peristiwa-peristiwa unification atau proses penyatuan atau malah kehancuran suatu integrasi. Pertama, faktor eksternal. Kedua, seruan ideologis. Ketiga, proses adu tawar solusi. Keempat, tanggung jawab. Kelima, pemimpin.

Teori-Teori Integrasi5 Teori-teori utama menekankan aspek kepentingan bersama diantara unit-unit yang membentuk tingkat integrasi yang lebih tinggi lagi. 1. Federalisme

5

Hopkins dan Mansbach (1973: 281-286)

Federalisme merupakan teori integrasi yang menekankan pentingnya keputusan secara politis dan biasanya bersifat formal yang bisa membentuk atau menghancurkan kesatuan organisasi secara politis. 2. Teori Komunikasi Komunikasi ini bisa terhambat karena faktor bias informasi. Semakin jauh informasi dari sumber awalnya, semakin bias informasi yang diterima oleh para aktor yang menyebabkan kesalahan persepsi mengani sasaran, tujuan dan kebijakan bersama. 3. Fungsionalisme Fungsionalisme tidak menekankan pada aspek high politic. Ia hanya menekankan pada fungsi-fungsi yang kecil. 4. Neofungsionalisme Neofungsionalisme menggabungkan unsur-unsur teori komunikasi, teori fungsionalisme dan federalisme yang menekankan pada dinamika agen-agen internasional. Teori ini menekankan pada kegiatan organisasi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan negara-negara.

Kenapa Negara-Negara Saling Berintegrasi Ada beberapa faktor yang menyebabkan negara-negara saling berintegrasi. Yakni manajemen independensi, manajemen interpendensi dan manajemen internasionalisasi. Manajemen independensi atau kemandirian, yakni kebutuhan bagi negara-negara yang baru merdeka untuk mengelola hubungan dengan sesama negara-negara yang baru merdeka sehingga terbentuk hubungan yang mapan diantara mereka. Manajemen ini yang akan menentukan internasional. Manajemen interpendensi atau kesalingtergantungan, selain mengacu pada interaksi ekonomi dan sosial juga menyangkutkan isu-isu perdamaian dan keamanan. Manajemen internasionalisasi adalah kesalingterhubungan antara tatanan-tatanan regional dengan dunia secara keseluruhan. Tujuan Integrasi Tujuan-tujuan integrasi ini meliputi ; potensi ekonomi, potensi politik, resolusi konflik. Tujuan yang pertama yaitu keinginan memaksimalkan potensi ekonomi merupakan motif terbesar dalam integrasi karena ingin memiliki daya saing yang lebih baik. Tujuan yang kedua adalah keinginan untuk memaksimalkan potensi politik. Integrasi sebagai cara menghidupkan kembali kekuasaan politis mereka secara kolektif yang memungkinkan peran bagaimana aktor-aktor itu ingin berpartisipasi dalam urusan-urusan

diplomasi yang lebih penting. Tujuan yang ketiga adalah keinginan untuk meredam setiap potensi konflik antarnegara yang saling bertetangga.

Kondisi Kondisi Yang Mendorong Integrasi Menurut Walter S. Jones, ada beberapa kondisi yang mendahului dan menjadi pendorong integrasi. Pertama, asimilasi sosial yang berupa toleransi budaya, identitas bersama atas tujuan-tujuan kebijakan luar negeri dan kedekatan hubungan antarpemerintah dan antarbangsa secara umum. Kedua, kesamaan nilai. Ketiga, keuntungan yang akan diperoleh oleh anggotanga. Keempat, kedekatan hubungan dimasa lampau. Kelima, pandangan akan pentingnya integrasi itu sendiri. Keenam, ekspektasi pertimbangan biaya. Terakhir, pengaruh-pengaruh eksternal yang menjadi katalisator tumbuhnya integrasi. Sektor Sektor Integrasi6 Sektor-sektor yang biasanya diintegrasikan, meliputi beberapa aspek. Yaitu sebagai berikut : 1. Ekonomi Aspek ini merupakan aspek yang paling sering terintegrasi, biasanya dalam bentuk common market atau pasar bersama. 2. Sosial Proses pelaksanaannya sangat ditentukan oleh toleransi bersama dan kesamaan nilainilai sosial serta politik negara-negara yang terlibat yang mengalihkan keistimewaan nasional menuju loyalitas bagi kesatuan politik yang lebih besar. 3. Politik Integrasi politik dalam hal ini merujuk pada integrasi politik secara sempit yang tujuannya bukan untuk menghilangkan pemerintahan nasional, melainkan membatasi wewenangnya hanya pada fungsi-fungsi tertentu. Integrasi politik secara langsung memengaruhi kedaulatan negara dalam pembuatan keputusan yang menyangkut bangsanya. Konsep integrasi politik hanya akan berlangsung bila mengandung tujuan bersama yang benar-benar dibutuhkan. 4. Keamanan Dalam sektor ini, integrasi tumbuh dari aliansi yang merupakan alat politik negaranegara anggotanya yang dominan memengaruhi proses-proses pembuatan keputusan6

Walter S Jones (Terjemahan oleh Dr. Budiono Kusumohamidjojo) 1993. Logika Hubungan Internasional: Kekuasaan, Ekonomi Politik Internasional, dan Tatanan Dunia 2. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

anggota-anggota lain yang kurang dominan. Sedangkan integrasi, mengajak semua anggotanya untuk turut serta dalam pembuatan keputusan bersama dalam masalah perencanaan, pelaksaan, dan komando di segenap tingkatannya.

Regionalisme Asia Tengah Pasca perang dingin timbulah kecenderungan dimana isu regional menjadi hal yang penting. Lalu hancurnya Uni Soviet dimana Uni Soviet mengalami disintegrasi dan pecah menjadi beberapa negara termasuk negara di wilayah Asia Tengah. Respons Negara-negara Pecahan Uni sovyet di Asia Tengah terhadap kecenderungan Regionalisme7

Asia Tengah pecahan Uni Sovyet, terdiri dari Kazakistan, Uzbekistan, Turkmenistan, Kirgistan, dan Tankistan. Wilayah ini dulu dikenal sebagai Turkestan Barat (Western Turkestan) untuk membedakan dari Turkestan Timur yang berada di China. Luar wilayahnya sekitar 4 juta kilometer persegi, mulai dari wilayah Gunung Tiansan di timur sampai ke laut Kespia di barat dan dikelilingi oleh siberia di utara, Kashmir dan Afganistan di selatan. Populasinya sekitar 50 juta penduduk yang terdiri dari 35 juta muslim dari 10 juta orang Rusia 8 Kazakhstan Kazakstan merupakan Republik Asia Tengah terbesar yang memiliki garis perbatasan terpanjang sekitar 2000 kilometer di barat sampai ke timur. Dari laut kaspia sampai perbatasan China dan hampir 1.3000 kilometer mulai dari Siberia Tengah di utaara sampai ke bagian selatan Uzbekistan. Kazakistan merupakan salah satu republik yang mewarisi fasilitas persenjataan nuklir terlengkap dan terbesar Uni Sovyet selain Ukraina. Negara yang merdeka pada 16 Desember 1991 ini memiliki bentuk pemerintahan Parlementer. Kazakistan

memainkan peran penting dalam bidaang industri semasa Uni Sovyet karena cadangan batu bara dan minyak yang besar di sektor utara republik ini yang sangat dekat dengan Rusia. Republik ini mewarisi beberapa industri yang pernah dikembangkan Uni Sovyet, di antaranya industi kimia, logam, peralatan militer, juga infrastruktur untuk mendukung dan menyalurkan bahan baku bagi ekonomi Uni Sovyet. Rekan perdagangan Kazakstan antara lain Rusia,7 Berdasarkan skripsi Nuraeni, 2002 : Respons Negara-negara Pecahan Uni Sovyet di Asia Tengah terhadap kecenderungan Regionalisme (1991-2000). Skripsi Jatinangor: HI FISIP, UNPAD. 8 Asian Security (1993-1994), hlm. 213

Ukraina, Jerman, Swiss, Republik Czech, Italia, China, serta sebagian besar anggota CIS (Commonwealth of Independent State). Kirgistan Kirgistan terletak di jantung Benua Asia yang berbatasan langsung dengan Kazakstan, Uzbekistan, Tajikistan, dan China. Negara ini menyatakan kedaulatannya dari Uni Soviet pada 31 Agustus 1991. Kirgistan dipimpin oleh Askar Akayev yang berkuasa sejak 1990, namun pemerintahannya di pegang oleh seorang perdana menteri. Tahun 1993, tepatnya 5 Mei, pemerintah Kirgistan membentuk institusi baru. Negara ini memiliki luas wilayah dan populasi terkecil kedua di antara republik Asia tengah lainnya. Secara geografi, Kirgistan terletak di antara dua raksasa, yaitu Kazakstan di utara serta China di selatan dan timur. Sistem politik dan hukum di negara ini memberikan prioritas yang jelas pada etnis kirgis serta mengabaikan bukan hanya etnis Rusia tetapi juga etnis minoritas lainnya seperti Uzbek di daerah Osh. Kirgistan berada di urutan kedua dari kelima negara dalam hal tingkat kemiskinan dan memiliki sumber daya alam yang terbatas dibandingkan tetanggatetangganya. Pada masa Sovyet, wilayah ini menyumbang sejumlah mineral khusus bagi Moskow, seperti emas, antimoni dan merkuri. Di bidang industri, Kirgistan mengal ami

keterpurukan setelah Uni Sovyet bubar. Wilayah ini adalah salah satu negara yang mengalami penurunan tingkat ekonomi terburuk di antara anggota CIS lainnya setelah kemerdekaannya. Tajikistan Tajikistan terletak disebelah barat pegunungan Pamir, Tajikistan menempati salah satu daerah yang paling tidak merata secara topografis di dunia. Negara ini berbatasan langsung dengan Uzbekistan di barat, China di timur, Afghanistan di selatan dan Kirgistan di utara. Bangsa Tajik memiliki kebudayaan yang lebih dekat dengan Iran daripada Turki. Meskipun memiliki budaya berbeda antara bangsa Tajik dan Uzbek tidak pernah menganggap mereka terpisah sampai sistem demakarsi artifisial yang dibentuk Uni Soviet pada 1920-an (sampai tahun 1929, Republik otonomi Tajikistan merupakan bagian dari Republik Sosialis Sovyet Uzbekistan). Dalam sistem Sovyet,, ekonomi Tanjikistan dirancang untuk menghasilkan kapas, alumunium dan beberapa produk mineral lainnya, termasuk uranium dan emas. Perang saudara menyebabkan perekonomian negara ini terpuruk yang menyebabkan arus emigrasi para pakar industri dan menurunnya tingkat investasi asing. Negara yang berpenduduk sekitar 6,4 juta jiwa ini memiliki pendapatan perkapita terkecil

sekitar US$ 990 (1998) dengan kekuatan militer paling kecil, yaitu hanya sekitar 6000 personil angkatan darat dengan 1200 cadangan tanpa dukungan peralatan militer canggih seperti pesawat tempur. Ssaran utama kebijakan luar negeri adalah memaksimalkan kesempatannya dengan membangun hubungan sebanyak mungkin dengan negara-negara lain. Perhatian diplomatik tertentu diarahkan pada dua kelompok negara, yaitu pecahan Uni Soviet serta tetangga terdekat yang memiliki latar budaya yang sama seperti Iran dan Afghanistan. Turkmenistan Setelah sejak tahun 1936 menjadi republik bagian Uni Sovyet , pada 1990 Presiden Spamurat Nizayov terpilih dalam pemilu langsung sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan Turkmenistan dan pada 22 Oktober 1991 Turkmenistan menyatakan kedaulatannya. Setelah konstitusi baru diterima pada 21 Juni 1992, diadakan pemilihan ulang dan Nizayov kembali dengan suara mayoritas 9. Turkmenistan dikenal lebih banyak karena sejarahnya yang menjadikan wilayahnya merupakan tempat suku-suku yang independen. Dengan 4,7 juta penduduk, negeri ini terisolasi di sepanjang pantai barat laut Kaspia yang sebagian besar Gurun Qizilqum10. Sektor pertanian menyumbangkan setengah dari pendapatan nasional, sementara industri hanya seperlima. Oleh karena itu irigasi merupakan bagian penting dalam aktifitas ekonomi. Turkmenistan memainkan peran penting dalam sistem Uni Sovyet sebagai penyedia gas alam. Salah satu sumber mineral terpenting adalah gas alam, dengan cadangan yang mungkin termasuk yang terbesar di dunia, yaitu sekitar 15 trilyun meterkubik. Yang kedua adalah cadangan minyak bumi yang diperkirakan sebesar 63 milyar ton. Turkmenistan adalah satu-satunya republik di Asia Tengah yang membina hubungan baik dengan pemerintahan Taliban di Afghanistan. Turkmenistan juga telah mengumumkan prinsip netralitas positif dalam artian bahwa ia tidak ikut campur dalam konflik-konflik internasi dan pintu terbuka bagi perdagangan serta transportasi sebagai dua komponen utama dari kebijakan luar negerinya. Meskipun merupakan anggota CIS , Turkmenistan cenderung menarik diri dari pergaulan di CIS dan di antara negara-negara Asia Tengah lainnya , misalnya, dengan tidak hadir pada beberapa kesempatan pertemuan tingkat tinggi CIS maupun antar pemimpin Asia Tengah.

9

10

Asia 2001 Yearbook, hlm.103 Library of Congress Country Studies, Turkmenistan.

Uzbekistan Uzbekistan secara wilayah berada di urutan ketiga dari negara Asia Tengah lainnya, dengan jumlah penduduk paling banyak dan pertumbyhannya paling cepat. Uzbekistan juga merupakan wilayah yang tidak memiliki akses ke lautan di antara Kazakistan di utara, Turkmenistan di selatan, Kirgistan Tajikistan di timur. Di bidang ekonomi, negara ini

didukung oleh basis pertanian dari kapas, sayuran dan biji-bijian. Dalam bidang tambang Uzbekistan dikaruniai emas dan sejumlah mineral berharga lainnya dan juga cadangan sumber energi terutama gas alam. Tujuan utama kebijakan reformasi ekonomi Uzbekistan adalah adalah mencegah kekacauan, sehubungan dengan transisi yang cepat. Ekonomi Uzbekistan termasuk yang paling stabil di kawasan ini dengan tingkat investasi asing paling tinggi. Uzbekistan merupakan distributor kawasan bagi impor peralatan elektronik dari Dubai. Kecenderungan Regionalisme di Asia Tengah11 Apabila melihat dengan apa yang terjadi di asia tengah sesungguhnya sudah ada kecenderungan regionalisme. Hal tersebut diindikasikan dengan adanya pertemuanpertemuan antar pemerintahan dan pembentukan institusi regional yang melibatkan republikrepublik pecahan Uni Soviet di Asia Tengah. Berikut beberapa kejadian penting yang terjadi dari tahun ke tahun. y Tahun 1991-1994 Pada pertengahan Agustus 1991 para pemimpin lima republik muslim Asia Tengah ditambah dengan satu Republik Kaukasus di Uni Soviet yaitu Azerbaijan, pada saat itu sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi diantara mereka. Lalu kelima negara tersebut masuk ke dalam CIS (Commonwealth of Indepentent State). Lalu pada 1992, Rusia, Kazakhstan, Usbekistan, Tajikistan, dan Armenia bersama CIS menandatangani Pakta Pertahanan. y Tahun 1995-1997 Pada tahun 1995 para pemimpin dari sepuluh negara muslim di Asia Tengah termasuk Kazakhstan, Azerbaijan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan mengadakan konferensi di Paskistan dan menggabungkan diri dalam Economic Cooperation Organization (ECO). y11

Tahun 1998-2000

Nuraeni S, Deasy Silvya, dan Arfin Sudirman dalam Regionalisme, Pustaka Pelajar 2010. Hlm 273

Tahun 1998, China, Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan mengadakan pertemuan tingkat tinggi dalam rangka mempererat kerja sama ekonomi dan memberantas kejahatan terorganisasi. Lalu pada tahun 2000, Belarusia, Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Community. dan Tajikistan mengumumkan pembentukan Eurasian Economic

Pada intinya terbukti bahwa adanya suatu keinginan untuk mengedepankan kepentingan regional dengan latar belakang politik dan ekonomi. Namun yang menjadi faktor pendorong utama timbulnya regionalisme adalah faktor ekonomi. Dimana setiap negara mengininkan adanya kerjasama dengan sesama negara di wilayahnya.

Beberapa institusi regional di Asia Tengah Berikut beberapa institusi regional di Asia Tengah pasca perang dingin dimana institusi ini merupakan bentuk dari regionalisme baru yang lebih mengedepankan isu low politics. y Pada tahun 1991-1994Keikutsertaan negara-negara Asia Tengah Kazak Kirgis Tajikistan Turkem Uzbek Lingkup Kerja sama Bersama 7 negara CIS Politik pecahan Soviet lainnya Dewan Asia Islamic Common Market Union of Central Asian People CIS Security Pact Ekonomi Ekonomi Politik dan Ekonomi Pertahanan Bersama Azerbaijan Bersama Pakistan, Turki, dan Iran. Mitra

Institusi Regional

y

Pada tahun 1995-1997Keikutsertaan negara-negara Asia Tengah Kazak Kirgis Tajikistan Turkem Uzbek Lingkup Kerja sama Bersama Pakistan, ECO Ekonomi Iran, Turki, dan Azerbaijan Mitra

Institusi Regional

Centrazbat Dewan Menteri Pertahanan Shanghai Five

Keamanan Keamanan Politik dan keamanan

Rusia dan Cina Masih dalam

NWFZ

Strategis

pembicaraan tingkat menteri

Union of Three CAEU

Politik Ekonomi dan Politik

Tajikistan bergabung

y

Pada tahun 1998-2000Keikutsertaan negara-negara Asia Tengah Kazak Kirgis Tajikistan Turkem Uzbek Lingkup Kerja sama Ekonomi Bersama Rusia dan Belarsia Bersama Rusia, Keamanan Belarusia dan Armenia Strategis Bersama Cina dan Rusia Mitra

Institusi Regional

EC

CIS Security Pact (2000)

NWFZ

PenutupSetelah mengalami pengalaman sejarah yang panjang, tampaknya negara-negara di Asia tengah khususnya negara pecahan Uni Soviet menunjukan adanya kohesi regional yang cukup kuat. Dimana munculnya beberapa institusi regional terutama yang didasari kepada isu low politics. Namun pada wilayahnya Asia tengah pasca perang dingin yaitu selama 19912000 terjadi suatu proses pencarian identitas regional yang dinamis dari mulai arah kecenderungan regionalisme itu sendiri dalam hal isu sampai aktor-aktor yang terlibat. Dengan melihat kecenderungan dan respons dari negara negara pecahan Uni Soviet di Asia tengah, bukan tidak mungkin bahwa ini akan menjadi potensi besar bagi terwujudnya suatu komunitas regional yang memang akan berpengaruh dimasa yang akan datang. Namun hal tersebut kembali kepada siapkah negara negara pecahan uni soviet di Asia Tengah membentuk suatu koalisi regional yang nantinya menjadi suatu kekuatan baru di tatanan global.