Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

62
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan slah satu indikator kesehatan paling sensitif yang menggambarkan tingkat kesejahteraan ibu dan anak. Berdasarkan data yang tersedia, dapat diidentifikasika bahwa kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir erat kaitannya dengan kesehatan ibu hamil yang juga merupakan akumulasi masalah perilaku, mutu pelayanan kesehatan, status gizi, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan juga masalah sosial budaya. Rawannya derajat kesehatan ibu memberi dampak yang bukan terbatas pada kesehatan ibu saja. Hal ini berpengaruh secara langsung terhadap janin/bayi pada minggu pertama kehidupannya. Faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian bayi antara lain adan tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat 1

description

tugas IKM undip

Transcript of Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

Page 1: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan slah satu indikator kesehatan paling sensitif yang menggambarkan

tingkat kesejahteraan ibu dan anak. Berdasarkan data yang tersedia, dapat

diidentifikasika bahwa kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan bayi baru

lahir erat kaitannya dengan kesehatan ibu hamil yang juga merupakan

akumulasi masalah perilaku, mutu pelayanan kesehatan, status gizi, tingkat

pendidikan, tingkat ekonomi dan juga masalah sosial budaya. Rawannya

derajat kesehatan ibu memberi dampak yang bukan terbatas pada kesehatan

ibu saja. Hal ini berpengaruh secara langsung terhadap janin/bayi pada

minggu pertama kehidupannya. Faktor yang berkaitan dengan penyebab

kematian bayi antara lain adan tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu

hamil, tingkat keberhasilan program KIA, serta kondisi lingkungan dan sosial

ekonomi. (standar pelayanan KIA,2009)

Dari data SPM bulan Januari sampai Mei 2014 di Puskesmas Secang I

hanya 15% neonates resiko tinggi yang dapat terdeteksi. Hal ini masih amat

jauh dari target. Oleh karena kita perlu melihat indikator-indikator yang

mengakibatkan cakupan kegiatan deteksi neonatus risiko tinggi itu masih

rendah. Dan hal-hal apa saja yang mengakibatkan cakupan deteksi tersebut

masih rendah.

1

Page 2: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

Peningkatan angka kematian bayi disebabkan oleh kurangnya

pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat. Disamping itu

adanya faktor diluar medis yang berpengaruh besar. Antara lain adanya krisis

ekonomi yang berkepanjangan dan juga adat atau kebiasaan yang membatasi.

Salah satu upaya pemerintahan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah

dengan menggunakan pendekatan baru yang disebut Making Pregnancy Safer

(MPS) dengan 3 fokus kegiatan (depkes RI, 1992):

1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan kesehatan

yang adekuat

3. Setiap wanita usia subur (WUS) mempunyai akses terhadap pencegahan

kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi kehamilan

MPS dilaksanakan berdasarkan upaya-upaya yang ada telah ada dengan

penekanan pada pentingnya kemitraan antara sektor pemerintah, lembaga

pembangunan, sektor swasta, keluarga dan anggota masyarakat. Melalui MPS

diharapkan seluruh pejabat yang berwenang, mitra pembangunan dan pihak-

pihak lain yang terlibat lainnya untuk melaksanakan upaya bersama dalam

meningkatkan kemampuan pelayanan kesehatan guna menjamin agar ibu dan

bayi baru lahir mempunyai akses terhadap pelayanan yang mereka butuhkan

bilamana diperlukan, dengan penekanan khusus pada pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan yang terampil pada saat melahirkan serta pelayanan

yang tepat dan berkesinambungan. (standar pelayanan KIA, 2009)

2

Page 3: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

Target yang ditetapkan untuk 2010 adalah sebagai berikut:

Target dampak kesehatan:

a. Menurunkan AKI menjadi 125/100.000 kelahiran hidup

b. Menurunkan angka kematian neonatal menjadi 15/1000 kelahiran hidup

c. Menurunkan anemia gizi besi pada ibu hamil menjadi 20%

d. Menurunkan angka kehamilan yang tidak diinginkan dari 17,1% menjadi

11%

Target Proses

a. Meningkatkan cakupan pelayanan antenatal 1 kali (K1) menjadi 95%

termasuk cakupan Fe1, TT1

b. Meningkatkan cakupan pelayanan antenatal 4 kali (K4) menjadi 90%

termasuk cakupan Fe3 dan TT2/TT ulang

c. Meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

terampil menjadi 85%

d. Meningkatkan cakupan pelayanan komplikasi obstetric dan neonatal yang

berkualitas, termasuk pelayanan pasca keguguran menjadi 80% dari

jumlah kasus yang diperkirakan

e. Meningkatkan dan melaksanakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal

Emergensi Dasar (PONED) di sekurang-kurangnya 4 puskesmas dengan

tempat tidur di kabupaten/kota

f. Meningkatkan dan melaksanakan Pelayanan Obstetri dan Neonatal

Emergensi Komprehensif (PONEK) selama 24 jam di tiap rumah sakit

kabupaten/kota.

3

Page 4: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

g. Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan dan pasca

keguguran sampai 100%

h. Meningkatkan anggaran program untuk menunjang kesehatan ibu dan bayi

baru lahir

i. Memantapkan Organisasi seluruh Dinas Kesehatan kabupaten/kota

Menyimak dari hasil pembahasan diatas dari semua indikator-indikator

program Kesehatan Ibu dan Anak dan Pertolongan Persalinan oleh tenaga

kesehatan, dan kunjungan neonatal yang mencapai target. Deteksi Risiko

Tinggi baik oleh tenaga kesehatan maupun dari masyarakat Pelayanan

Neonatal (KN1 dan KN2) masih jauh dari yang ditargetkan.

Strategi

Untuk dapat mencapai tujuan dan target tersebut diatas telah

diidentifikasi 4 strategi utama yang konsisten dengan Rencana Indonesia

Sehat 2010 (standar pelayanan KIA, 2009).

Empat strategi utama tersebut adalah:

a. Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi

baru lahir berkualitas yang cost-effective dan berdasarkan bukti

b. Membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program,

lintas sector dan mitra lainnya untuk melakukan advokasi guna

memaksimalkan sumber daya tersedia serta meningkatkan koordinasi

perencanaan dan kegiatan MPS

4

Page 5: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

c. Mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga melalui

peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

d. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Laporan yang dibuat akhir-akhir ini menunjukkan bahwa deteksi

neonatus berisiko tinggi sangat rendah. Dikarenakan oleh beberapa hal

diantaranya masih kurangnya jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan,

terbatasnya kemampuan dan ketrampilan petugas kesehatan, masih kurangnya

kesadaran masyarakat dalam memelihara kesehatan dari awal kehamilan

sampai melahirkan.

Dari uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan pengamatan

dengan cara wawancara terhadap bidan desa, petugas KIA dan ibu-ibu serta

melakukan kunjungan pada PUSTU dan POSYANDU di lingkungan

Puskesmas Secang I, Kabupaten Magelang, tepatnya di Desa Karang Kajen

tentang deteksi neonatus risiko tinggi.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, terdapat masalah yang belum diketahui,

yaitu : Apakah yang menyebabkan rendahnya cakupan kegiatan deteksi

neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen, Puskesmas Secang I Kabupaten

Magelang periode Januari – Mei 2014 sehingga tidak memenuhi target?

5

Page 6: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

D. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta mengevaluasi penyebab

rendahnya cakupan deteksi neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen,

Puskesmas Secang I Kabupaten Magelang periode Januari – Mei 2014

sehingga tidak memenuhi target.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran deteksi pada neonatus risiko tinggi di Desa

Karang Kajen, Puskesmas Secang I Kabupaten Magelang.

b. Menganalisis dan mengevaluasi penyebab masalah rendahnya deteksi

neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen, Puskesmas Secang I

Kabupaten Magelang.

c. Mendapatkan alternatif pemecahan masalah rendahnya cakupan

deteksi neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen, Puskesmas

Secang I, Kabupaten Magelang.

d. Menentukan prioritas pemecahan masalah rendahnya cakupan deteksi

neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen, Puskesmas Secang I

Kabupaten.

E. MANFAAT

1. Bagi Penulis

a. Menambah pengetahuan penulis tentang kegiatan deteksi neonatus

risiko tinggi di Puskesmas Secang I, Kabupaten Magelang.

6

Page 7: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

b. Manambah pengetahuan penulis tentang penyebab dan pemecahan

masalah rendahnya cakupan deteksi neonatus risiko tinggi di

Puskesmas Secang I, Kabupaten Magelang.

2. Bagi Puskesmas dan Petugas Kesehatan

Mengevaluasi kinerja petugas Puskesmas Secang I maupun petugas

kesehatan di Desa Karang Kajen sehingga dapat meningkatkan kualitas

pelayanan dan meningkatkan cakupan deteksi dini neonatus resiko tinggi

di Desa Karang Kajen di kawasan Puskesmas Secang I, Kabupaten

Magelang.

3. Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya deteksi

neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen, Secang, Kabupaten

Magelang dalam rangka mencegah lahirnya bayi cacat.

F. BATASAN PENGKAJIAN

1. Batasan Judul

Laporan kegiatan dengan judul “Evaluasi Cakupan Deteksi

Neonatus Risiko Tinggi di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang

Kabupaten Magelang periode Januari – Mei 2014” mempunyai batasan

pengertian judul sebagai berikut:

a. Evaluasi

Adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai,

atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian

solusi-solusi atau permasalahan yang ditemukan.

7

Page 8: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

b. Cakupan

Adalah jangkauan suatu hal.

c. Deteksi

Adalah usaha untuk menemukan dan menentukan keberadaan,

anggapan, atau kenyataan.

d. Neonatus

Adalah bayi baru lahir usia 0-28 hari.

e. Risiko

Adalah akibat yang kurang menyenangkan dari suatu tindakan atau

perbuatan.

f. Tinggi

Adalah sudah jauh pada tingkatan atas

g. Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang Kabupaten Magelang

Adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Secang I,

Kabupaten Magelang.

h. Periode Januari – Mei 2014

Adalah kurun waktu selama 5 bulan yang diawali dari Bulan Januari

2014 dan berakhir pada Bulan Mei 2014.

2. Batasan Operasional

a. Frekuensi kegiatan berlangsung selama 5 bulan.

b. Sasaran adalah neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen,

Kecamatan Secang Kabupaten Magelang.

8

Page 9: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi:

a. Lingkup lokasi : Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang,

Kabupaten Magelang

b. Lingkup waktu : Januari sampai Mei 2014.

c. Lingkup sasaran : Seluruh neonatus risiko tinggi di Desa Karang

Kajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang

d. Lingkup metode : Wawancara dan pencatatan.

c. Lingkup materi : Evaluasi program KIA mengenai cakupan deteksi

neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang,

Kabupaten Magelang periode Januari – Mei 2014.

G. METODOLOGI

Wawancara dilakukan di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang

Kabupaten Magelang pada tanggal 28 Juni 2014. Wawancara dilakukan

kepada bidan desa, kader, dan ibu dengan neonatus di Desa Karang Kajen..

Jenis data yang diambil adalah :

1. Data primer, yang diperoleh melalui wawancara dengan bidan desa, para

kader, dan ibu dengan neonatus di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang

Kabupaten Magelang mengenai program pelayanan KIA dan deteksi

neonatal risiko tinggi.

2. Data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan data-data dari laporan

bagian KIA Puskesmas SECANG I dan bidan Desa Karang Kajen.

9

Page 10: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

Data yang terkumpul diolah dan kemudian dianalisis masalah yang

ditemukan dengan mencari kemungkinan penyebabnya, melalui pendekatan

sistem, yang meliputi kelima input, yaitu man, money, material, machine,

methods, proses yang meliputi fungsi manajemen baik P1, P2, P3, serta

lingkungan. Dengan demikian dapat ditentukan alternatif pemecahan masalah

berdasarkan penyebab masalah yang paling mungkin dan penggabungan

alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah itu, prioritas pemecahan

masalah ditentukan dengan menggunakan rumus kriteria matriks, yang

kemudian dibuat rencana kegiatan dan plan of action (POA) berdasarkan

pemecahan masalah yang terpilih dan dijadwalkan dalam sebuah Gann chart.

10

Page 11: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. NEONATUS RISIKO TINGGI

I. Pengertian Neonatus Risiko Tinggi

Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan

pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian

fisiologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini

dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus.

Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa

neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan

berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu,

maka terjadilah awal proses fisiologik. (Alisyahbana A, 2003)

Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan

gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan

oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik

dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir. (Rachimhadhi T,

2010)

Bayi resiko tinggi adalah bayi yang mempunyai kemungkinan lebih

besar untuk menderita sakit atau kematian dari pada bayi lain. Resiko tinggi

menyatakan bahwa bayi harus mendapat pengawasan ketat oleh dokter dan

perawat yang telah berpengalaman. Lama masa pengawasan biasanya

beberapa hari tetapi dapat berkisar dari beberapa jam sampai beberapa

minggu. Pada umumnya resiko tinggi terjadi pada bayi sejak lahir sampai usia

28 hari (neonatus).

Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik

terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian

tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan

ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang

tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu

11

Page 12: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan

hidup yang kecil. (Reksoprodjo M, 2005)

Yang termasuk neonatus resiko tinggi yaitu diantaranya sebagai

berikut:

1. BBLR

2. Asfiksia neonatorum

3. Sindrom, gangguan pernafasan

4. Ikterus

5. Perdarahan tali pusat

6. Kejang

7. Hipotermi

8. Hipertermi

9. Hipoglikemi

10. Tetanus neonatorum

12

Page 13: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

BAB III

DATA UMUM DESA KARANG KAJEN

A. Data Desa Karang Kajen

Desa Karang Kajen terletak di wilayah Kecamatan Secang, Kabupaten

Magelang, Jawa Tengah. (Data Statistik Desa Karang Kajen, 2012)

B. Batas Wilayah

Wilayah Desa Karang Kajen dibatasi oleh :

a Sebelah utara : Desa Bayusari/Kalikuto

b Sebelah Selatan : Desa Candisari/Sidomulyo

c Sebelah Timur : Desa Sumurarum/Purwosari

d Sebelah Barat : Desa Donorojo/Candisari

(Data Statistik Desa Karang Kajen, 2012)

C. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Karang Kajen tahun 2012 berdasarkan data

statistik di dapatkan jumlah 1.702 jiwa dengan jumlah laki-laki 873 jiwa dan

jumlah perempuan 829 jiwa. (Data Statistik Desa Karang Kajen, 2012)

13

Page 14: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

BAB IV

ANALISIS HASIL PROGRAM

Data cakupan deteksi Neonatus Risiko Tinggi di Desa Karang Kajen,

Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang periode Januari – Mei 2014 diperoleh

dari data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilaksanakan pada

hari Sabtu, pada tanggal 28 Juni 2014. Pengambilan data dilakukan dengan

mendatangi rumah kader dan ibu hamil. Bidan desa turut serta mengantarkan

penulis ke tempat kader dan ibu hamil. Sedangkan data sekunder diperoleh

melalui laporan program KIA di Puskesmas Secang I pada tanggal 23 Juni 2014

yang menyatakan bahwa Cakupan Neonatus Risiko Tinggi sebesar 15%. Hal ini

berarti bahwa cakupan neonatus risiko tinggi masih di bawah target dan

merupakan suatu masalah.

A. Pencapaian Deteksi Neonatus Risiko Tinggi

Jumlah cakupan deteksi neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen

periode Januari – Mei 2014 adalah :

Jumlah Neonatus Risiko Tinggi

Besar Cakupan: x 100%

Jumlah seluruh neonatus

0

Besar Cakupan: x 100% = 0%

17

14

Page 15: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

Jumlah pencapaian deteksi neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen

adalah :

Besar Cakupan

Besar Cakupan: x 100%

Target Pencapaian

0%

Besar Cakupan: x 100% = 0%

100%

Dari hasil didapatkan pencapaian neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen

periode Januari – Mei 2014 kurang dari 100 %, yang berarti neonatus risiko tinggi

di Desa Karang Kajen masih menjadi masalah.

B. Hasil Wawancara Dengan Bidan Desa di Desa Karang Kajen

Dari hasil wawancara dengan bidan desa di Desa Karang Kajen pada

tanggal 28 Juni 2014, didapatkan informasi sebagai berikut :

1. Terdapat satu bidan desa yang menangani pelayanan KIA di Desa Karang

Kajen. Bidan tersebut tinggal di dekat Pustu untuk mempermudah proses

pelayanan KIA.

2. Terdapat enam kader atau koordinator untuk membantu bidan desa dalam

kegiatan posyandu.. Lima kader merupakan kader senior, sedangkan satu

kader merupakan kader baru.

15

Page 16: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

3. Posyandu dilakukan setiap satu bulan sekali pada saat tanggal muda.

4. Kegiatan yang dilakukan di posyandu mendapat dana dalam pengadaan

vaksin dan peralatan di dapatkan dari pihak Dinas Kesehatan Kabupaten

Magelang dan sumbangan dari Universitas Ngadiwaluyo Semarang.

Terdapat pula dana swadaya masyarakat yang didapatkan dari setiap

pasien atau ibu yang dikenakan biaya Rp. 1000,- untuk pemeriksaan

kehamilan, dan Rp. 500,- untuk biaya penggantian kacang hijau. Dana

tersebut digunakan untuk kepentingan posyandu dan para kader.

5. Tidak dilakukannya penyuluhan khusus mengenai kesehatan ibu hamil.

6. Sudah dilakukan pencatatan pada saat datang dan di catat di buku KMS.

7. Tidak terdapat media promosi berupa poster di balaidesa.

8. Adanya perencanaan kunjungan yang telah di buat bidan desa untuk

mengunjungi setiap posyandu yang ada di Desa Karang Kajen.

9. Untuk kasus neonatus risiko tinggi yang dirujuk tidak dimasukkan ke

dalam catatan KIA, melainkan masuk dalam kasus rujukan.

10. Sebagian kecil masyarakat kurangnya pemahaman dan pentingnya akan

pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan nifas.

C. Hasil Wawancara Dengan Kader di Desa Karang Kajen

Dari hasil wawancara dengan kader di desa Karang Kajen pada tanggal

28 Juni 2014, didapatkan informasi sebagai berikut :

1. Jadwal posyandu sudah ada dan di koordinasi oleh bidan desa.

2. Pelaksanaan kegiatan posyandu sudah terstruktur dimulai dari pendaftaran,

penimbangan, pencatatan, dan dilakukan imunisasi oleh bidan desa.

16

Page 17: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

3. Sistem pelaksanaan posyandu dengan menggunakan 5 meja : 1 meja

pendaftaran, 1 meja penimbangan, 1 meja pencatatan, 1 meja pelayanan

kesehatan, dan 1 meja konsultasi.

4. Satu kader belum dapat melakukan tugasnya dikarenakan masih baru.

5. Dilakukan pembinaan mengenai pelayanan KIA bagi kader dari tiap desa

di kecamatan Secang. Pelaksanaan tidak tentu. Terakhir dilakukan bulan

lalu. Tiap desa mengirimkan dua kadernya setiap kali diadakan

pembinaan.

6. Di akhir kegiatan posyandu, tidak dilakukannya pengecekan ulang nama-

nama yang belom hadir untuk dilakukan imunisasi.

7. Kesadaran masyarakat untuk pentingnya pemeriksaan ibu hamil dan

perawatan nifas sudah cukup namun masih saja ada yang tidak rutin

kontrol karena alasan lupa atau malas.

8. Tidak ada penyuluhan mengenai kesehatan ibu hamil dan perawatan nifas.

9. Kader tidak melakukan survei rutin untuk mendatangi ibu hamil dan yang

sedang dalam masa nifas untuk melakukan pengecekan.

17

Page 18: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

BAB V

ANALISIS MASALAH

A. UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS

Secara garis besar, program kesehatan Puskesmas dibagi menjadi 3

macam, yaitu upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, dan

upaya kesehatan inovasi. Upaya kesehatan wajib ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya ungkit tinggi

untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. (Yuniar. 2011)

Upaya kesehatan pokok Puskesmas, yaitu :

a. Promosi kesehatan

b. Kesehatan lingkungan

c. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)

d. Perbaikan gizi masyarakat

e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM)

f. Pengobatan (Heri M. 2011)

Semua upaya kesehatan wajib Puskesmas ini telah dimiliki dan

dilaksanakan oleh Puskesmas Secang I. Adapun Kesehatan Ibu dan Anak

(KIA) serta Keluarga Berencana (KB) meliputi adanya kasus cakupan deteksi

neonatus risiko tinggi.

18

Page 19: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

B. INDIKATOR PROGRAM PUSKESMAS YANG BERMASALAH

Dalam pelaksanaan kegiatan program Puskesmas Secang I ada

beberapa cakupan kegiatan yang belum mencapai target. Salah satu kegiatan

yang menjadi masalah yang akan dibahas adalah cakupan deteksi neonates

risiko tinggi yang masih kurang mencapai target di Desa Karang kajen,

Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Permasalahannya ada pada data

Standar Pelayanan Minimal pada Periode Januari – Mei 2014 di desa Karang

Kajen di dapatkan cakupan 15% dari 11 desa yang berada di bawah naungan

puskesmas Secang I.

C. KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

Masalah adalah kesenjangan antara keadaan spesifik yang diharapkan,

yang ingin dicapai, yang menimbulkan rasa tidak puas, dan keinginan untuk

memecahkannya. Dengan demikian didapatkan ciri-ciri masalah :

1. Menyatakan hubungan dua atau lebih variabel

2. Dapat diukur

3. Dapat diatasi (Hartoyo. 2011)

Berikut ini merupakan urutan dalam siklus pemecahan suatu masalah, yaitu :

1. Identifikasi atau Inventarisasi Masalah

Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan, yang ingin dicapai,

menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja, misalnya

SPM. Kemudian mempelajari keadaan yang terjadi dengan menghitung

atau mengukur hasil pencapaian. Kemudian membandingkan antara

19

Page 20: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

kedaan nyata yang terjadi (cakupan) dengan keadaan tertentu yang

diinginkan atau indikator tertentu yang sudah ditetapkan (target).

2. Penentuan Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah ditentukan dengan berbagai metode

diantaranya adalah Hanlon, Delbeq, CARL, Pareto, dan lain-lain.

3. Penentuan Penyebab Masalah

Penentuan penyebab masalah dilihat berdasarkan data ataupun

kepustakaan. Penentuan penyebab masalah hendaknya jangan

menyimpang dari masalah tersebut.

4. Memilih Penyebab Yang Paling Mungkin

Penyebab masalah paling mungkin terjadi harus dipilih berdasarkan sebab-

sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi.

5. Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah apabila penyebab

masalah sudah dapat teridentifikasi dengan baik namun dalam pemecahan

masalah harus memiliki berbagai macam alternatif pemecahan masalah.

6. Penetapan Pemecahan Masalah Terpilih

Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan maka dilakukan

pemilihan pemecahan masalah terpilih (paling efektif dan efisien) apabila

ditemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon kualitatif untuk

menentukan atau memilih pemecahan masalah terbaik.

7. Penyusunan Rencana Penerapan

Rencana penerapan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan Of Action)

atau rencana kegiatan.

20

Page 21: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

8. Monitoring dan Evaluasi

Untuk mengetahui keberhasilan dari pemecahan suatu masalah dilakukan

monitoring pada saat proses penyelesaiaan masalah tersebut berlangsung

dan evaluasi setelah seluruh permasalahan selesai. (Hartoyo. 2011)

Masalah yang akan dibahas dirangkum dengan menggunakan bagan

pendekatan pemecahan masalah sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka pikir pemecahan masalah

21

Page 22: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

BAB VI

ANALISIS PENYEBAB MASALAH

Untuk menganalisis penyebab masalah manajemen puskesmas,

digunakan pola pendekatan sistem dan pendekatan mutu. Akan tetapi, dalam

laporan ini yang digunakan hanya pola pendekatan sistem saja.

Pendekatan sistem meliputi input (man, method, money, machine,

material), proses (P1 Perencanaan, P2 Penggerakkan dan Pelaksanaan, P3

Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian) dan lingkungan, yang kemudian

dituangkan dalam diagram fishbone. Masalah yang timbul terdapat pada

output dimana hasil kegiatan atau cakupan kegiatan tidak sesuai dengan target

pencapaian. Sistem yang diutarakan pada laporan ini adalah sistem terbuka

pelayanan kesehatan dan dijabarkan sebagai berikut :

22

INPUT

Man

Money

Method

PROSES

P1

P2

P3

OUTPUT

Cakupan

Program

LINGKUNGAN

Fisik

Kependudukan

Sosial Budaya

Page 23: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem

Cakupan masalah terdapat pada output dimana hasil kegiatan atau

cakupan kegiatan tidak sesuai dengan standar minimal. Hal yang terpenting

pada upaya pemecahan masalah adalah bahwa kegiatan dalam rangka

pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut, yakni

berdasarkan pendektan sistem penyebab masalah yang terjadi pada input,

proses maupun lingkungan.

A. Menentukan Kemungkinan Penyebab Masalah

Dalam menganalisis penyebab maslah secara menyeluruh digunkan

pendekatan evalusi menejemen meliputi input, proses, output, outcome serta

environment. Sehingga dapat ditelusuri hal-hal yang kemungkinan

menyebabkan munculnya permasalahan-permasalahan tersebut.

23

Page 24: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

Tabel 1. Analisis input penyebab masalah

Komponen KelebihanKekurangan / penyebab

masalah

Input Man Tersedianya 1

orang bidan desa.

Tersedianya 6

kader di Desa

Karang Kajen

Kader:

Hanya melakukan

pendataan posyandu,

tidak mensurvei

langsung.

Koordinasi antara

bidan desa dengan

kader tentang

kegiatan deteksi

neonatus risiko tinggi

masih kurang.

Kurangnya

pengetahuan kader

mengenai neonatus

risiko tinggi

Hanya sebagian kader

yang aktif

Bidan desa :

Tidak mengecek

ulang hasil pencatatan

dan pelaporan yang

ditulis kader.

Ibu hamil :

Kurang patuhnya

pasien datang ke

24

Page 25: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

posyandu

Pasien masih belum

sadar pentingnya

antenatal care dan

post natal care

selama kehamilan.

Seringkali

mengabaikan

petunjuk dari bidan

desa atau kader.

Money Sumber dana

berasal dari Dinas

Kesehatan

Terdapat dana

swadaya masyarakat

digunakan untuk

kepentingan

posyandu dan para

kader sebesar Rp

1000,- dan Rp.500,-

Method Sudah dilakukannya

kegiatan posyandu

yang sesuai jadwal.

Pelaksanaan

dilakukan dengan

sistem 5 meja

Sudah ada

pemberitaan di Desa

untuk warga

Tidak adanya

penyuluhan mengenai

antenatal care dan

post natal care dan

beragam risiko saat

kehamilan.

Tidak adanya

pencatatan khusus

bagi kasus ibu dengan

25

Page 26: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

kehamilan

bermasalah yang

dirujuk. Sehingga

keadaan bayi saat

lahir tidak diketahui.

Material Terdapat tempat

untuk dilakukannya

posyandu.

Tidak adanya brosur,

pamflet dan poster

sebagai sarana

edukasi mengenai

post natal care.

Kurangnya materi

yang disampaikan

tentang manfaat

periksa kehamilan

secara rutin.

Machine Tersedianya alat-

alat dan vitamin ibu

hamil.

Terdapatnya KMS

di posyandu.

Ada buku laporan

kegiatan posyandu

Tidak adanya USG untuk mendeteksi neonatus risiko tinggi

Proses P1

(perencanaan)

Sudah ada

penjadwalan setiap

bulannya untuk

dilakukannya

antenatal care saat

di posyandu.

Tidak ada jadwal

untuk kunjungan

rumah untuk mendata

ibu hamil yang tidak

datang ke posyandu.

P2

(penggerakan

Posyandu dilakukan

sesuai dengan

Tidak semua yang

datang posyandu

26

Page 27: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

pelaksanaan) jadwal.

Pelaksanaan

menggunakan

sistem 5 meja.

Bidan desa dan

kader selalu

membawa alat dan

segala kebutuhan

saat posyandu.

Ada konseling gizi

oleh ahli gizi

dilakukan konseling.

P3

(pengawasan,

pengendalian ,

dan penilaian)

Adanya bidan yang

bertanggung jawab

dalam pengawasan

jalannya posyandu.

Adanya laporan

bulanan kegiatan

posyandu.

Pelaporan hasil kegiatan tidak dicek ulang oleh bidan desa.

Tidak ada evaluasi setelah kegiatan posyandu oleh bidan desa dengan kader.

Lingkungan (fisik dan non fisik) Masyarakat tahu

bahwa antenatal

care penting untuk

pencegahan

berbagai risiko saat

hamil yang

berdampak pada

janin.

Masyarakat desa

Karang kajen yang

sudah mendapatkan

konseling atau

pengetahuan biasanya

jarang menjalankan

hasil konseling

karena berbenturan

dengan kebiasaan.

Hasil analisis masalah di atas dapat dibuat dalam bentuk diagram fishbone

yaitu sebagai berikut :

27

Page 28: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

B. Fish Bone

28

PROSES

P1 :

Tidak ada jadwal untuk kunjungan rumah untuk mendata ibu hamil yang tidak datang ke posyandu.

P2 : Tidak semua yang datang posyandu dilakukan konseling.

P3 : Pelaporan hasil kegiatan tidak dicek ulang oleh bidan

desa. Tidak ada evaluasi setelah kegiatan posyandu oleh bidan

desa dengan kader.

MASALAH

Penemuan kasus neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen pada Periode Januari – Mei

2014 adalah 0%.

LINGKUNGAN

INPUT

Masyarakat desa Karang Kajen yang sudah mendapatkan konseling atau pengetahuan biasanya jarang menjalankan hasil konseling karena berbenturan dengan adat atau kebiasaan.

ManKader:

Hanya melakukan pendataan posyandu, tidak

mensurvei langsung.

Koordinasi antara bidan desa dengan kader tentang

kegiatan deteksi neonatus risiko tinggi masih

kurang.

Kurangnya pengetahuan kader mengenai neonatus

risiko tinggi

Hanya sebagian kader yang aktif

Bidan desa :

Tidak mengecek ulang hasil pencatatan dan

pelaporan yang ditulis kader.

Ibu hamil :

Kurang patuhnya pasien datang ke posyandu

Pasien masih belum sadar pentingnya antenatal dan

post natal care selama kehamilan. Seringkali

mengabaikan petunjuk dari bidan desa atau kader.

Material Tidak adanya brosur, pampflet dan poster sebagai sarana edukasi mengenai post

natal care.

Kurangnya materi yang disampaikan tentang manfaat periksa kehamilan secara

rutin.

Money

-

Method

Gambar 3. Diagram fish bone

Tidak adanya USG untuk mendeteksi neonatus risiko tinggi

Machine Kurangnya materi yang disampaikan tentang manfaat periksa kehamilan secara

rutin.

Tidak adanya penyuluhan mengenai antenatal care dan post natal care dan

beragam risiko saat kehamilan.

Tidak ada jadwal untuk kunjungan rumah untuk mendata ibu hamil yang tidak

datang ke posyandu.

Tidak adanya pencatatan khusus bagi kasus ibu dengan kehamilan bermasalah yang

dirujuk. Sehingga keadaan bayi saat lahir tidak diketahui.

Page 29: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

C. Penyebab Masalah yang Paling Mungkin

Dari berbagai penyebab masalah, setelah dilakukan klarifikasi dengan

beberapa petugas terkait dan dilakukan wawancara kepada bidan desa, beserta

kader. Maka berdasarkan analisis pendekatan sistem di atas di dapatkan

penyebab masalah yang paling mungkin terjadi, yaitu :

1. Tidak ada jadwal untuk kunjungan rumah untuk mendata ibu hamil yang

tidak datang ke posyandu.

2. Tidak adanya penyuluhan mengenai antenatal care dan beragam risiko saat

kehamilan.

3. Tidak adanya pencatatan khusus bagi kasus ibu dengan kehamilan

bermasalah yang dirujuk. Sehingga keadaan bayi saat lahir tidak diketahui.

4. Masyarakat desa Karang kajen yang sudah mendapatkan konseling atau

pengetahuan biasanya jarang menjalankan hasil konseling karena

berbenturan dengan adat atau kebiasaan.

5. Kurangnya pengetahuan kader mengenai pelayanan KIA dan kurang

aktifnya beberapa kader.

29

Page 30: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

BAB VII

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Analisis Pemecahan Masalah

Setelah melakukan analisis penyebab yang paling mungkin dari masalah rendahnya

cakupan deteksi neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, Kabupaten

Magelang periode Januari – Mei 2014. maka langkah selanjutnya yaitu menyusun alternatif

pemecahan masalah.

B. Alternatif Pemecahan Masalah

Dari analisis pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan masalah sebagai

berikut:

Tabel 2. Alternatif Pemecahan Masalah

Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

Tidak ada jadwal untuk kunjungan rumah untuk mendata ibu hamil yang tidak datang ke posyandu

- Mendata jumlah ibu hamil

- Mengecek ulang pencatatan daftar

hadir saat pemeriksaan kehamilan

- Membuat jadwal kunjungan ibu hamil

- Koordinasi antara kader dan bidan desa

teknis pelaksanaan

- Mencatat dalam buku laporan

kunjungan rumah

Tidak adanya penyuluhan mengenai antenatal care dan beragam risiko saat kehamilan

- Melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu

khususnya ibu hamil di Desa Karang

Kajen

- Konseling pribadi saat posyandu

Tidak adanya pencatatan khusus bagi kasus ibu dengan kehamilan bermasalah yang

- Perbaikan sistem pencatatan kasus

rujukan yang berkorelasi dengan

30

Page 31: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

dirujuk. Sehingga keadaan bayi saat lahir tidak diketahui

catatan neonatus risiko tinggi

Masyarakat desa Karang kajen yang sudah mendapatkan konseling atau pengetahuan biasanya jarang menjalankan hasil konseling karena berbenturan dengan adat atau kebiasaan

- Melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu

khususnya ibu hamil di Desa Karang

Kajen mengenai pentingnya menjaga

kesehatan saat hamil

Kurangnya pengetahuan kader mengenai pelayanan KIA dan kurang aktifnya beberapa kader

- Melakukan pembinaan kepada kader

secara berkala dan berkelanjutan

C. Kerangka Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

C. Hasil Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

31

Tidak ada jadwal untuk kunjungan rumah untuk mendata ibu hamil yang tidak datang ke posyandu

Tidak adanya penyuluhan mengenai antenatal care dan beragam risiko saat kehamilan

Tidak adanya pencatatan khusus bagi kasus ibu dengan kehamilan bermasalah yang dirujuk. Sehingga keadaan bayi saat lahir tidak diketahui

Meningkatkan peran serta kader di posyandu untuk membantu pelaksanaan agar lebih baik di posyandu sekaligus memberikan pembinaan secara berkala kepada para kader.

Membuat jadwal kunjungan rumah 1 bulan sekali untuk mendata apakah ibu hamil sudah rutin melakukan pengecekan kehamilannya.

Melakukan penyuluhan guna untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan ibu hamil.

Perbaikan sistem pencatatan pada kasus rujukan berupa pencatatan keadaan bayi saat lahir di tempat rujukan.

Kurangnya pengetahuan kader mengenai pelayanan KIA dan kurang aktifnya beberapa kader

Masyarakat desa Karang kajen yang sudah mendapatkan konseling atau pengetahuan biasanya jarang menjalankan hasil konseling karena berbenturan dengan adat atau kebiasaan

Page 32: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

1. Meningkatkan peran serta kader di posyandu untuk membantu

pelaksanaan agar lebih baik di posyandu sekaligus memberikan pembinaan

secara berkala kepada para kader.

2. Membuat jadwal kunjungan rumah 1 bulan sekali untuk mendata apakah

ibu hamil sudah rutin melakukan pengecekan kehamilannya.

3. Melakukan penyuluhan guna untuk meningkatkan pengetahuan mengenai

kesehatan ibu hamil.

4. Perbaikan sistem pencatatan pada kasus rujukan berupa pencatatan

keadaan bayi saat lahir di tempat rujukan.

D. Penentuan Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matriks Menggunakan

Rumus MxIxV/C

Penentuan prioritas pemecahan masalah adalah untuk menentukan

pemecahan masalah yang paling efektif dan efisien dan mudah dilakukan.

Berikut ini proses penentuan prioritas alternative pemecahan masalah dengan

menggunakan metode kriteria matriks (Hartoyo, 2013) :

M x I x V

C

1. Magnitude (M) = besarnya penyebab masalah dari pemecahan

masalah yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab

masalah yang dapat diselesaikan dengan pemecahan

masalahmakin efektif

2. Importancy (I) = pentingnya cara pemecahan masalah. Makin

pentingnya cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab

masalahmakin efektif

32

Page 33: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

3. Vulnerability (V) = sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin

sensitif bentuk penyelesaian masalah makin efektif

4. Cost (C) = perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk

melakukan pemecahan masalah

Tabel 3. Penentuan Prioritas Masalah

Magnitude (M) Importancy (I) Vulnerability (V) Cost (C)

1 = Tidak Magnitude 1 = Tidak Penting 1 = Tidak Sensitif 1 = Tidak Murah

2 = Kurang Magnitude 2 = Kurang Penting 2 = Kurang Sensitif 2 = Kurang Murah

3 = Cukup Magnitude 3 = Cukup Penting 3 = Cukup Sensitif 3 = Cukup Murah

4 = Magnitude 4 = Penting 4 = Sensitif 4 = Murah

5 = Sangat Magnitude 5 = Sangat Penting 5 = Sangat Sensitif 5 = Sangat Murah

Tabel 4. prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan

kriteria matriks

Penyelesaian Masalah

NilaiKriteria

Hasil AkhirUrutan

M I V C (MxIxV)/C

Meningkatkan peran serta kader di posyandu untuk membantu pelaksanaan agar lebih baik di posyandu sekaligus memberikan pembinaan secara berkala kepada para kader

5 4 3 3 20 III

Membuat jadwal kunjungan rumah 1 bulan sekali untuk mendata apakah ibu hamil sudah rutin melakukan pengecekan kehamilannya

4 4 4 1 64 I

Melakukan penyuluhan guna untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan ibu hamil.

3 4 3 4 9 IV

Perbaikan sistem pencatatan pada kasus rujukan berupa pencatatan keadaan bayi saat lahir di tempat rujukan. 4 5 4 2 40 II

33

Page 34: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif penyebab pemecahan

masalah dengan menggunakan kriteria matriks, maka didapatkan urutan

prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah rendahnya cakupan deteksi

neonatus risiko tinggi di Desa Karang Kajen, sebagai berikut :

1. Membuat jadwal kunjungan rumah 1 bulan sekali untuk mendata apakah

ibu hamil sudah rutin melakukan pengecekan kehamilannya

2. Perbaikan sistem pencatatan pada kasus rujukan berupa pencatatan

keadaan bayi saat lahir di tempat rujukan.

3. Meningkatkan peran serta kader di posyandu untuk membantu

pelaksanaan agar lebih baik di posyandu sekaligus memberikan pembinaan

secara berkala kepada para kader

4. Melakukan penyuluhan guna untuk meningkatkan pengetahuan mengenai

kesehatan ibu hamil.

34

Page 35: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

E. Plan Of Action (POA) Kunjungan Rumah Untuk Ibu Hamil

Tabel 5. Plan of action Kunjungan Rumah Untuk Ibu Hamil

No. Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Dana Metode Tolak ukur

1. Rapat Koordinasi antara bidan desa dan kader

Melakukan perencanaan mengenai teknis kunjungan rumah

Kader dan bidan desa

Di balai desa

Kader dan bidan desa

Awal pelaksanaan program

Anggaran Puskesmas

Rapat dan penentuan teknis pelaksanaan kunjungan rumah

Proses:

Terlaksananya rapat koordinasi kunjungan rumah oleh bidan desa dan kader.

Hasil :

Adanya SOP pelaksanaan kunjungan rumah

2. Kunjungan Rumah Rutin

Melakukan pengecekan ibu hamil yang tidak datang saat posyandu sekaligus melakukan pemeriksaan kehamilan di tempat

Ibu hamil Rumah pasien

Bidan desa Tiap Bulan

Anggaran Puskesmas dan swadaya masyarakat

Datang ke rumah dan periksa ibu hamil di tempat

Proses:

Bidan desa datang ke rumah bumil yang absen saat posyandu

Hasil :

Seluruh ibu hamil di desa baik yang datang ataupun tidak saat posyandu terlayani semua. Untuk pencatatan dan pengawasan dibuat kantong persalinan dan kantong neonatus.

3. Monitoring dan evaluasi

Melakukan pemantau, pengendalian, dan penilaian terhadap proses berjalannya program

Bidan Desa dan Kader

Puskesmas Secang I

Koordinator KIA di puskesmas Secang I

Setiap 6 bulan

Dana operasional puskesmas

Berupa rapat koordinasi dan pemaparan masalah saat pelaksanaan

Proses:

Terlaksananya rapat koordinasi antara koordinator dan bidan desa

Hasil :

Hasil evaluasi dan rencana perbaikan masalah

35

Page 36: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

Tabel 6. Gann Chart Kunjungan Rumah Untuk Ibu Hamil

Kegiatan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okto Nov Des

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1*

2*

3*

*Keterangan :

B. Rapat Koordinasi antara Bidan desa dan kader

C. Kunjungan rumah rutin

D. Monitoring dan evaluasi

36

Page 37: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

F. Plan Of Action (POA) Pencatatan Kasus Rujukan

Tabel 7. Plan of action Pencatatan Kasus Rujukan

No. Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Dana Metode Tolak ukur

1. Rapat Koordinasi

Melakukan perencanaan mengenai teknis pencatatan kasus rujukan agar berkorelasi dengan catatan kelahiran bayi

Bidan desa dan tempat rujukan

Ditentukan sesuai kesepakatan antar pihak tempat rujukan dengan bidan desa

Bidan desa dan perwakilan tempat rujukan

Awal pelaksanaan program

Anggaran Puskesmas

Rapat dan penentuan teknis pencatatan keadaan bayi saat lahir di tempat rujukan

Proses:

Terlaksananya rapat koordinasi pencatatan sistem rujukan oleh bidan desa dan pihak RS.

Hasil :

Adanya SOP pelaksanaan pencatatan kasus rujukan

2. Pencatatan Kasus Rujukan

Melakukan pencatatan keadaan bayi saat lahir di tempat rujukan

Neonatus

Tempat Rujukan

Bidan desa Saat ada kasus rujukan

Anggaran Puskesmas

Berkoordinasi dengan tempat rujukan mengenai kondisi bayi saat lahir

Proses:

Bidan desa datang ke tempat rujukan

Hasil :

Terdapatnya catatan mengenai kondisi bayi saat lahir

3. Monitoring dan evaluasi

Melakukan pemantau, pengendalian, dan penilaian terhadap proses berjalannya program

Bidan Desa

Puskesmas Secang I

Koordinator KIA di puskesmas Secang I

Setiap 6 bulan

Dana operasional puskesmas

Berupa rapat koordinasi dan pemaparan masalah saat pelaksanaan

Proses:

Terlaksananya rapat koordinasi antara koordinator dan bidan desa

Hasil :

Hasil evaluasi dan rencana perbaikan masalah

37

Page 38: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

Tabel 8. Gann Chart Pencatatan Kasus Rujukan

Kegiatan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okto Nov Des

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1*

2*(**)

3*

*Keterangan :

1. Rapat Koordinasi

2. Pencatatan Kasus Rujukan. ** tidak terjadwal pasti karena disesuaikan dengan kasus rujukan

3. Monitoring dan evaluasi

38

Page 39: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

G. Plan Of Action (POA) Pembinaan Kader

Tabel 9. Plan of action Pembinaan Kader

No. Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Dana Metode Tolak ukur

1. Rapat Koordinasi

Melakukan perencanaan mengenai teknis pembinaan kader berkala dan berkelanjutan

Kader Puskesmas Secang I

Bidan desa atau dokter

Awal pelaksanaan program

Anggaran Puskesmas

Rapat dan penentuan teknis pembinaan kader berkala dan berkelanjutan

Proses:

Terlaksananya rapat koordinasi pembinaan kader

Hasil :

Adanya SOP pelaksanaan program pembinaan kader

2. Pembinaan Kader Berkala

Melakukan pembinaan kader secara menyeluruh dan merata yang berkala dan berkelanjutan

Kader Puskesmas Secang I

Bidan desa atau dokter

3 bulan sekali

Anggaran Puskesmas

Kuliah singkat oleh bidan desa atau dokter tentang KIA

Proses:

Terlaksananya kuliah singkat tsb

Hasil :

Kader datang dan mendapatkan ilmu serta proses pelayanan KIA di Kecamatan Secang

3. Monitoring dan evaluasi

Melakukan pemantau, pengendalian, dan penilaian terhadap proses berjalannya program

Kader dan Bidan Desa

Puskesmas Secang I

Koordinator KIA di puskesmas Secang I

Setiap 6 bulan

Dana operasional puskesmas

Berupa rapat koordinasi dan pemaparan masalah saat pelaksanaan

Proses:

Terlaksananya rapat koordinasi antara koordinator dan bidan desa

Hasil :

Hasil evaluasi dan rencana perbaikan masalah

39

Page 40: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

Tabel 10. Gann Chart Pembinaan Kader

Kegiatan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okto Nov Des

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1*

2*

3*

*Keterangan :

1. Rapat Koordinasi

2. Pembinaan Kader Berkala

3. Monitoring dan evaluasi

Page 41: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

BAB VIII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) yang menunjukan

cakupan neonatus risiko tinggi yang masih kurang mencapai target di Desa

Karang Kajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Permasalahannya

ada pada data Standar Pelayanan Minimal pada Periode Januari – Mei 2014,

didapatkan cakupan 15% dari 11 desa yang berada di bawah naungan

puskesmas Secang I.

Alternatif pemecahan masalah yang akan diterapkan antara lain dengan

menggunakan metode penyelesaian masalah kriteria matriks dengan melihat

magnitude, importancy, vulnerability dan cost. Dengan alternatif kegiatan

berdasarkan urutan prioritas masalah utama, sebagai berikut :

1. Membuat jadwal kunjungan rumah 1 bulan sekali untuk mendata apakah

ibu hamil sudah rutin melakukan pengecekan kehamilannya

2. Perbaikan sistem pencatatan pada kasus rujukan berupa pencatatan

keadaan bayi saat lahir di tempat rujukan.

3. Meningkatkan peran serta kader di posyandu untuk membantu

pelaksanaan agar lebih baik di posyandu sekaligus memberikan pembinaan

secara berkala kepada para kader

4. Melakukan penyuluhan guna untuk meningkatkan pengetahuan mengenai

kesehatan ibu hamil.

41

Page 42: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

B. Saran

1. Untuk Masyarakat

Diharapkan masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan

bayinya, terutama dalam penanganan neonatus risiko tinggi.

2. Untuk Profesi

Agar dapat meningkatkan program penyuluhan kepada masyarakat

guna menambah pengetahuan kesehatan kepada warga.

Meningkatkan keaktifan petugas dalam memberikan penjelasan

mengenai faktor-faktor yang menimbulkan risiko tinggi pada neonatus.

3. Untuk Perangkat Desa

Diharapkan dapat membantu dalam mengajak masyarakat untuk ikut

serta dalam program-program puskesmas dan posyandu, terutama

dalam hal periksa rutin saat hamil.

4. Untuk Penulis

Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis mengenai upaya dalam

mengatasi masalah kesehatan di desa dan di masyarakat.

42

Page 43: Tugas Mandiri Sony - REVISI 4 Juli 2014

DAFTAR PUSTAKA

Hartoyo, M.Kes. 2014. Handout Instrumen Analisa Penyebab untuk Pemecahan

Masalah. Magelang

Hartoyo, M.Kes. 2014. Handout Instrumen dalam Proses Pemecahan Masalah,

Penentuan Prioritas Masalah dan Pengambilan Keputusan. Magelang.

Hartoyo, M.Kes. 2014. Handout Penentuan Prioritas dan Pemecahan Masalah.

Magelang.

Heri Muchdiyono, M. Kes. 2014. Pelayanan di Puskesmas. Magelang

Yuniar. 2011. Handout Upaya Kesehatan Puskesmas & Indikator. Magelang.

Reksoprodjo M: Kehamilan resiko tinggi. Naskah Lengkap Simposium Beberapa Masalah Perinatologi di Indonesia. Jakarta 2005

Rachimhadhi T : Deteksi dan penanganan kehamilan resiko tinggi. Naskah Kursus Prakongres Perinasia V, Mataram NTH, 3 September 2010

Alisyahbana A : Bayi-bayi risiko tinggi. Naskah Lengkap Simposium Beberapa Masalah Pe rinatologi di Indonesia. Jakarta 2003

43