PENGARUH MODEL PROBLEM BASED...

133
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA KONSEP TERMOKIMIA (Eksperimen di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan) Oleh: SONY HIDAYAT 105016200559 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H

Transcript of PENGARUH MODEL PROBLEM BASED...

Page 1: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA

PADA KONSEP TERMOKIMIA (Eksperimen di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan)

Oleh:

SONY HIDAYAT

105016200559

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1432 H

Page 2: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

ABSTRAK

Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Termokimia. Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, siswa berperan dan bertanggung jawab lebih banyak dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut tidak hanya mengembangkan pengetahuannya sendiri tetapi juga mampu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Pada konsep Termokimia diterapkan model Problem Based Learning (PBL). Model PBL menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, diantaranya adalah masalah yang diberikan mengenai situasi nyata akan memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dan melatih kemapuan memecahkan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Model Problem Based Learning terhadap hasil belajar kimia siswa. penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan. Metode penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Instrumen penelitian menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 20 soal. Teknik analisis data melalui uji normalitas dengan menggunakan Lilliefors dan uji homogenitas dengan menggunanakan Fischer. Analisis data tersebut dilanjutkan dengan uji t, diperoleh thitung sebesar 2,228 dan ttabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 2,048. karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning memberikan pengaruh yang siginifikan terhadap hasil belajar kimia siswa. Kata kunci: model Problem Based Learning, Hasil belajar siswa

Page 3: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

ABSTRACT

Sony Hidayat. Effect the model of Problem Based Learning toward student’s achievement of chemistry that is thermochemistry concept. Program study of chemistry, education of natural sciences department, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, State of Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. In learning process when student-centered, students be responsibility and more play a part in learning. Students be not just develop their knowledge but solving of problem skill. On thermochemistry concept applied Problem Based Learning (PBL) model’s. PBL model’s have excess more than conventional learning, that is: on process of learning gives the problem in real situation so will motivated them and trained the problem solving skill. This research have purpose to know the model of Problem Based Learning effect toward student’s achievement of chemistry. This research has implemented at state 3 of senior high school South Tangerang. This research method used quasy experiment. Instrument of research is test of multiple choice that is 20 items. Analysis technique of data through normality had used Lilliefors test and homogeneity with Fischer. This analysis continued with t test, resulting of t count is 2,228 and t table at 0,05 of significant level that is 2,048. because that tcount > ttable, so has conclusion that implementing model of Problem Based Learning give significant effect toward student’s achievement of chemistry. Keyword : Problem Based Learning, student’s achievement

Page 4: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

iii

KATA PENGANTAR

ÉΟ ó¡ Î0 «! $# Ç⎯≈uΗ ÷q§9$# ÉΟŠ Ïm§9 $#

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan yang

Maha pengasih yang kasihNya tidak pernah memilih dan Maha penyayang yang

sayangnya tidak pernah berbilang. Atas kasih dan sayangNya pula yang telah

memberikan kekuatan dan kesabaran kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan

skripsi yang berjudul, " Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Konsep Termokimia".

Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rasul

pembawa rahmat bagi semesta alam. Rasul yang akan memberikan kita syafaat di hari

akhir nanti amin.

Penulisan skripsi ini merupakan manifestasi dari sebuah proses yang cukup

panjang dan melelahkan bagi penulis, namun hal tersebut sungguh membawa harapan

baru bagi penulis agar menjadi yang lebih baik dimasa yang akan datang. Penulis

menyadari bahwa dalam skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan

bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil yang mungkin penulis tidak

mampu membalasnya. Sudah sepantasnya pada kesempatan yang baik ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

3. Bapak Dedi Irwandi M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan

Pendidikan IPA.

4. Ibu Etty Sofyatiningrum, M.Ed selaku selaku dosen pembimbing I dan Bapak

Tonih Feronika, M.Pd selaku pembimbing II, terima kasih telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan serta saran selama penulisan skripsi.

5. Bapak Drs. H. Sudjana, M.Pd sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Kota

Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di sekolah yang dipimpinnya.

Page 5: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

iv

6. Ibu Dra. Wara Gawatiningsiah dan Ibu Dewi Marheli, S.Pd sebagai guru mata

pelajaran kimia kelas XI dan XII di SMA Negeri 3 kota Tangerang Selatan, yang

telah memberikan bantuan dan kerja samanya.

7. Keluarga tercinta khususnya Ayahanda Djanuri dan Ibunda Sakisoh, Kakanda

Khunaini dan Imam Mubarok Serta Adinda yang cantik Isnaeni Syah yang selalu

mencurahkan kasih sayang, doa serta dukungannya yang tidak ternilai baik moril

maupun materil.

8. Sahabat-sahabat angkatan 2005 khususnya Obay, Acep, Tasrifin, Iksan Ana, Arik

dan sahabat yang lainnya tidak bisa penulis sebutkan saya ucapkan terima kasih

yang selalu memberikan dukungan dan doa.

9. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, terima kasih atas do’a dan

bantuanya.

Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

melakukn penelitian yang berkaitan dengan permasalahan karya tulis ini pada masa

yang akan datang. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan

dalam penulisan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Ciputat, Februari 2011

Penulis

Page 6: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

v  

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 7

C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 8

D. Rumusan Masalah ............................................................................ 8

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 8

F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis ............................................................................. 10

1. Model Problem Based Learning (PBL)

a. Definisi PBL ........................................................................... 10

b. Ciri-ciri PBL ........................................................................... 12

c. Kelebihan PBL ........................................................................ 13

d. Langkah-langkah PBL ............................................................ 14

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar ................................................................... 18

b. Hakikat Hasil Belajar .............................................................. 20

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ............................ 23

3. Hakikat Pembelajaran Kimia ....................................................... 24

4. Termokimia ................................................................................. 25

Page 7: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

vi  

5. Hasil Penelitian Relevan .............................................................. 34

B. Kerangka Pikir ............................................................................... 36

C. Pengajuan Hipotesis ....................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 40

B. Metode Penelitian .......................................................................... 40

C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 41

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 42

1. Variabel Penelitian .................................................................. 42

2. Sumber Data ........................................................................... 42

3. Instrumen Penelitian ............................................................... 42

4. Uji Validitas ............................................................................ 43

5. Uji Reliabilitas ........................................................................ 44

6. Tingkat Kesukaran .................................................................. 45

7. Daya Pembeda ........................................................................ 45

E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 46

1. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................... 46

2. Pengujian Hipotesis ................................................................. 47

F. Hipotesis Statistik .......................................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data Hasil Belajar

a. Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................ 49

b. Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol .......................... 50

2. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas ................................................................. 51

b. Uji Homogenitas .............................................................. 53

3. Pengujian Hipotesis ................................................................ 56

B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 57

Page 8: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

vii  

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 60

B. Saran .............................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62

LAMPIRAN

Page 9: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

viii  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen

Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol

Lampiran 3 Perhitungan Uji Validitas

Lampiran 4 Perhitungan Tingkat Kesukaran

Lampiran 5 Perhitungan Daya Pembeda

Lampiran 6 Kisi-kisi Soal Instrumen

Lampiran 7 Uji Validitas Instrumen

Lampiran 8 Instrumen Penelitian

Lampiran 9 Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Kontrol

Lampiran 10 Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Eksperimen

Lampiran 11 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kontrol

Lampiran 12 Distribusi Frekuensi Data Pretest dan Postets Kelas Kontrol

Lampiran 13 Distribusi Frekuensi Data Pretest dan Postets Kelas Eksperimen

Lampiran 14 Perhitungan Uji “t”

Lampiran 15 Surat Izin Penelitian

Lampiran 16 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 17 Uji Referensi

Page 10: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

ix  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap-tahap Problem Based Learning (PBL) ................................... 14

Tabel 2.2 Sintaksis PBL ...................................................................................... 15

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen .............................................................................. 43

Tabel 4.1 Deskripsi Data Mean Skor Pretest ...................................................... 49

Tabel 4.2 Deskripsi Data Mean Skor Postest ...................................................... 50

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Skor Pretest .............................................. 52

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Skor Postest .............................................. 53

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest ................................................... 54

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Skor Posttest .................................................. 55

Tabel 4.7 Uji t Hasil Belajar Siswa Skor Pretest ................................................ 56

Tabel 4.8 Uji t Hasil Belajar Siswa Skor Posttest ............................................... 56

Page 11: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

x  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Hasil pembelajaran PBL ...................................................... 12

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir ..................................................................... 38

Page 12: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa

perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai

permasalahan tidak mudah dipecahkan kecuali dengan penguasaan dan

peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar mampu berperan dalam

persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan

meningkatkan kualitas sumber daya manusianya (SDM).

Berbicara mengenai kualitas SDM, pendidikan memegang peran yang

sangat penting. Pendidikan secara umum dapat dimengerti sebagai suatu usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak serta ketrampilan yang

diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Hal ini senada

dengan undang-undang sistem pendidikan nasional no.20 tahun 2003 tentang

fungsi pendidikan nasional yang menyatakan:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab1.

Pada intinya pendidikan adalah suatu proses yang disadari untuk

mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan berpikir,

kecerdasan emosional, berwatak dan keterampilan untuk siap hidup di tengah

masyarakat. Proses dalam pendidikan adalah kejadian berubahnya peserta

didik dari belum terdidik menjadi peserta terdidik.

                                                            1 Inherent Dikti, UUD RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dapat

diakses di www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf, 24/01/2010 Pukul 09.23 WIB  

1

Page 13: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

2  

Pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia tertuang dalam Al-

quran surat Al-Mujadalah ayat 11:

Æìsù ötƒ ª!$# t⎦⎪ Ï% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u™ öΝä3Ζ ÏΒ t⎦⎪Ï% ©! $# uρ (#θ è?ρé& zΟ ù= Ïèø9 $# ;M≈y_ u‘ yŠ 4 ª! $# uρ $yϑÎ/.tβθè= yϑ÷è s? ×Î7 yz

“… Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara

kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan

Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Bahkan dalam Hadits Rasulullah SAW memberikan motivasi kepada umatnya

العلم فريضة على آل مسلم طلبartinya Menuntut Ilmu itu diwajiban bagi setiap orang Islam (Riwayat Ibnu

Majah, Albaihaqi, Ibnu Abdil Barr dan Ibnu Adi, dari Anas Bin Malik).

Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang

terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu

sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas SDM, maka

pemerintah bersama kalangan swasta berusaha membangunan pendidikan

yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan

kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan

dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan

lainnya.

Belajar merupakan salah satu kebutuhan vital bagi manusia dalam usaha

mengembangkan diri serta mempertahankan eksistensinya. Belajar adalah

proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu yang terjadi

dalam jangka waktu tertentu dan secara relatif bersifat permanen dan tidak

hanya terjadi pada perilaku yang saat ini tampak tetapi perilaku yang mungkin

terjadi dimasa mendatang.2 Tanpa belajar, manusia akan mengalami kesulitan

baik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan maupun dalam memenuhi

tuntutan hidup karena kehidupan yang selalu berubah.

                                                            2 Zikri Neni Iska, Psikologi: Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi

Brothers, 2006), h. 76 

Page 14: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

3  

Bahkan untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan

perkembangan dunia yang sangat cepat, UNESCO merumuskan empat pilar

belajar, yaitu pertama, belajar mengetahui (Learning to know) berkenaan

dengan perolehan, penguasaan dan pemanfaatan informasi. Belajar untuk

mengetahui diartikan sebagai cara bagaimana mengembangkan kemampuan

berkonsentrasi, mengingat dan berpikir . Kedua, belajar berkarya (Learning to

do) yakni masa depan ekonomi bergantung pada kemampuan mereka untuk

mengubah pengetahuan menjadi sebuah inovasi yang akan menghasilkan

usaha baru dan pekerjaan-pekerjaan baru. Ketiga, belajar hidup bersama

(Learning to live together) merupakan tuntutan agar kita mampu berinteraksi,

berkomunikasi dan bekerja sama dan hidup bersama dalam berbagai kelompok

etnis, daerah, budaya, ras dan agama. Keempat, belajar berkembang utuh

(Learning to be), pendidikan harus memberikan kontribusi kepada setiap

individu untuk mengembangkan pikiran dan tubuh, kecerdasan, kepekaan

menghargai estetis dan spiritualitas. Belajar berkembang diartikan bahwa

manusia yang seluruh aspek kepribadiannya berkembang secara optimal dan

seimbang, baik aspek intelektual, emosi, sosial, fisik, maupun moral. Untuk

mencapai sasaran demikian individu dituntut banyak belajar mengembangkan

seluruh aspek kepribadiannya3.

Keberhasilan sebuah proses kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari

peran seorang guru sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar

Republik Indonesia telah dijelaskan No.20 Pasal 40 ayat 2 tahun 2003, tentang

sistem pendidikan nasional yang berbunyi:

Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban: (1) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. (2) Mempunyai komitmen yang profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan, (3) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.4

                                                            3 UNESCO, The Four Pillars of Education, dapat diakses di

http://www.unesco.org/delors/fourpil.htm, 21/1/2011, 1:10 AM 4 Inherent Dikti, UUD RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dapat diakses

di www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf, 24/01/2010 Pukul 09.23 WIB 

Page 15: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

4  

Dari undang undang tersebut jelas bahwa peran seorang guru sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan siswa. Guru harus mampu melakukan

pembelajaran yang menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan sehingga

mereka dapat menangkap informasi yang diberikan guru dengan baik.

Guru kini tidak lagi hanya sekedar “transfer of knowledge” (mengajarkan

pengetahuan yang dimilikinya saja) tetapi juga harus mampu sebagai pendidik

sekaligus pembimbing dengan memberikan pengarahan (transfer of value)

sehingga siswa dapat lebih aktif dalam kegitan pembelajaran. Sebagaimana

menurut Bobby Deporter bahwa Proses belajar mengajar adalah fenomena

yang kompleks segala sesuatunya berarti. Setiap kata, pikiran tindakan dan

asosiasi serta sejauh mana guru mengubah lingkungan, presentasi dan

rancangan pengajaran5. Oleh karena itu, guru harus memiliki dan mampu

merancang kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Kegiatan

pembelajaran ini diramu berdasarkan berbagai model, metode dan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan informasi yang akan disampaikan.

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai mata pelajaran yang memberikan

pengalaman belajar cara berpikir dari struktur pengetahuan yang utuh. Ilmu

Pengetahuan Alam menggunakan pendekatan empiris yang sistematis dalam

mencari penjelasan fenomena alam. Prinsip Ilmu Pengetahuan Alam adalah

mencari fakta-fakta, sehingga siswa dapat merespon informasi baru dan dapat

melakukan eksperimen dalam menguji suatu hipotesis. Prinsip itu memberikan

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan siswa tidak

hanya kemampuan pemahaman saja tetapi juga kemampuan menganalisa dan

mengevaluasi serta sikap ilmiah.

Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata

pelajaran Kimia yang dipelajari di Sekolah Menengah Atas membahas tentang

sifat, struktur materi, komposisi materi, perubahan materi serta energi yang

menyertai perubahan materi dan diperoleh melalui hasil-hasil penelitian dan

penalaran. Belajar kimia adalah belajar tentang segala perubahan yang terjadi

                                                            5 Bobbi Deporter, dkk, Quantum Teaching (Terjemah:Ary Nilandari), (Bandung: Raifa, 2007),

h. 3 

Page 16: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

5  

di alam yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari yang semuanya

menyebabkan manusia dapat mengambil segala manfaat dari perubahan

tersebut. Selain itu dengan belajar kimia siswa dapat menanamkan metode

ilmiah, mampu mengembangkan gagasan-gagasan dan memupuk ketekunan

dan ketelitian kerja. Di dalamnya terdapat berbagai pokok bahasan yang

memiliki kekhasan masing-masing serta konsep-konsep yang harus dipahami.

Pembelajaran kimia dibangun melalui penekanan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah. Siswa diharapkan menemukan fakta-

fakta, membangun konsep, teori dan sikap ilmiah. Meskipun begitu, bagi

sebagian siswa kimia dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit karena

didalamnya terdapat konsep-konsep yang abstrak sehingga siswa kurang

mampu untuk memahaminya. Untuk dapat mengkonstruk pengetahuan siswa

dengan baik, maka tugas seorang guru bukan hanya menyampaikan materi

dikelas saja, akan tetapi seorang guru haruslah dapat merancang pembelajaran

yang efektif, mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan, serta membuat

instrument pembelajaran yang diperlukan.

Pengalaman belajar dan keterampilan proses dapat diperoleh oleh siswa

dengan menyajikan suatu masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Karena pada hakekatnya segala sesuatu yang ada di lingkungan selalu

berhubungan dengan kimia. Ilmu kimia merupakan ilmu yang abstrak

sehingga jika diajarkan hanya dengan menyampaikan informasi saja akan

menyulitkan siswa untuk memahaminya.

Jika kegiatan pembelajaran kimia dilakukan hanya dengan metode

ceramah saja (teacher centered), maka menyebabkan siswa kurang aktif dalam

proses pembelajaran tersebut sehingga siswa tidak dapat mengembangkan

kemampuan berpikir dan memecahkan masalahnya. Pada akhirnya ketika

siswa dihadapkan pada suatu masalah siswa tidak dapat menyelesaikan

masalah tersebut dengan baik. Keadaan tersebut harus segera diantisipasi

dengan tidak lagi pembelajaran yang berpusat pada guru namun harus

berpusat pada siswa (student Centered). Dalam hal ini model pembelajaran

Page 17: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

6  

yang mengintegrasikan dengan masalah salah satunya adalah model Problem

Based Learning(PBL). Prinsip dasar yang mendukung konsep PBL adalah

lebih tua dari pada pendidikan formal itu sendiri, pembelajaran dimulai

dengan mengajukan masalah, pertanyaan atau teka-teki kepada siswa untuk

diselesaikan6. Pembelajaran dengan model PBL memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengkonstruk pengetahuannya melalui penyelidikan

suatu masalah yang ada disekitar lingkungannya.

Menurut John Dewey, menyebutkan bahwa Pembelajaran Berdasarkan

Masalah atau Problem Based Learning (PBL) adalah interaksi antara stimulus

dan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan7.

Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah,

sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif

sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari

pemecahannya dengan baik.

Termokimia merupakan salah satu bagian dari ilmu kimia yang

mempelajari tentang perubahan energi serta reaksi kimia yang menyertainya.

Materi didalamnya merupakan materi yang abstrak sehingga pembelajaran

didalamnya tidak hanya sekedar menyampaikan konsep saja tetapi lebih dari

itu guru harus mampu merubah dari sesuatu yang abstrak menjadi konkrit

sehingga mudah dipahami oleh siswa. Agar materi dapat dipahami oleh siswa

maka guru dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa dengan

mengemukakan sesuatu masalah atau fenomena yang ada dan dialami oleh

siswa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya mengapa mulut terasa dingin

ketika makan es krim? Memakan es krim akan menyebabkan mulut terasa

dingin karena mulut yang sehat secara normal dewasa ini suhunya sekitar

37oC sedangkan es krim maksimal suhunya sampai 0oC. bahkan bisa berkisar -

5 sampai -10 jika baru dikeluarkan dari lemari es. Adanya perbedaan suhu

yang sangat jauh, sehingga terjadi perpindahan energi dari mulut ke es krim,

                                                            6 Barbara J. Duch, dkk., The Power of problem-Based learning, (Virginia: Stylus

Publishing,2001), h.6 7 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), h.67 

Page 18: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

7  

perpindahan itu juga yang menyebabkan es meleleh. Contoh tersebut

merupakan fenomena yang sering siswa alami sehari-hari.

Pemberian masalah terhadap siswa dalam kegiatan belajar, maka siswa

akan lebih tertarik sehingga dapat merangsang siswa lebih aktif. Karena

didalam pembelajaran siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah

tersebut dengan melakukan investigasi dan penyelidikan.

Diterapkannya metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah, dapat

melatih siswa berpikir kritis, menganalisis dan memecahkan masalah

komplek, dapat bekerja secara kooperatif di dalam tim kecil, meningkatkan

kemampuan berkomunikasi dengan efektif baik verbal maupun tertulis8.

Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul

“Pengaruh model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil

belajar kimia siswa pada konsep Termokimia”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Adanya konsep-konsep yang abstrak menjadikan kimia sebagai mata

pelajaran yang sulit bagi siswa

2. Lemahnya peran guru dalam mengaplikasikan model, metode atau strategi

pembelajaran untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran

3. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dan monoton

(pembelajaran konvensional) menyebabkan siswa kurang dapat menguasai

informasi yang diberikan oleh guru sehingga dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa

4. Pemahaman siswa terhadap materi tidak dibarengi dengan kemampuan

untuk menginvestigasi dan memecahkan suatu masalah.

                                                            

8 Barbara, dkk., The Power of Problem Based Learning..., h.6 

Page 19: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

8  

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa pernyataan yang timbul dalam identifikasi masalah maka

penelitian dibatasi pada:

1. Penelitian ditekankan pada kemampuan kognitif terhadap hasil belajar

kimia siswa

2. Penyajian masalah dalam pembelajaran kimia menggunaan Model

Problem Based Learning (PBL)

3. Penelitian dilakukan pada konsep pembahasan Termokimia

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

“Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) terhadap hasil belajar kimia siswa?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan operasional pada penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah

penerapan model Problem based Learning (PBL) memberikan hasil belajar

yang lebih baik dibandingkan pada pembelajaran konvensional dalam

pembelajaran kimia.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, untuk menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah,

kemampuan bekerjasama dan berkomunikas sehingga melatih dan

merangsang kreativitas siswa.

2. Untuk memberikan alternatif kepada guru dalam mengajarkan pelajaran

kimia dan mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran sehingga

siswa lebih mudah memahami materi pelajaran serta terciptanya proses

belajar yang efektif dan bermakna.

Page 20: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

9  

3. Bagi peneliti, untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dan dapat

memotivasi para peneliti melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan

dengan penelitian ini.

Page 21: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

10  

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

a. Definisi Model Problem Based Learning

Sebelum menjelaskan tentang PBL perlu diketahui dahulu

pengertian tentang model pembelajaran. Menurut soekamto, model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi

para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas belajar mengajar1.

Sedangkan menurut Arends menyatakan istilah model

pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu

termasuk tujuannya, sintaks, lingkungan dan sistem pengelolaannya2.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang disajikan oleh

guru dari awal sampai akhir secara sistematis untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Model Problem Based Learning (PBL) Menurut John Dewey

dalam trianto merupakan interaksi antara stimulus dan respon,

merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan3.

Lingkungan memberikan masukan kepada siswa berupa bantuan dan

masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan

itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki,

dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman

                                                            1 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovtif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), h. 5  2 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovtif… , h. 6 3 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovtif… , h. 67 

10 

Page 22: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

11  

siswa yang diproleh dari lingkungan akan dijadikan sebagai materi

dalam pembelajaran di kelas, sehingga mempermudah mereka

memperoleh pengertian dan tujuan belajarnya. Meminjam pendapat

Bruner bahwa pendekatan terhadap belajar didasarkan pada dua

asumsi, pertama ialah perolehan pengetahuan merupakan suatu proses

interaktif, Setiap orang yang belajar berinteraksi dengan

lingkungannya secara aktif. Asumsi kedua bahwa orang

mengkontruksi pengetahuannya dengan menghubungkan informasi

yang masuk dengan informasi yang disimpan yang diperoleh

sebelumnya (model alam)4. Pembelajaran berdasarkan Masalah

merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa

belajar tentang subjek dalam konteks yang kompleks, beragam,

masalah yang nyata. Bekerja dalam kelompok, siswa mengidentifikasi

apa yang mereka telah ketahui, apa yang perlu diketahui dan bagaiman

untuk mengakses informasi baru yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah5. Peran guru sebagai fasilitator yang

memberikan rancangan proses pembelajaran, misalnya mengajukan

pertanyaan, menyediakan sumber yang sesuai, memimpin dikelas

serta merncang penilaian siswa.

Menurut Arends, pengajaran berdasarkan masalah merupakan

suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan

permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun

pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan ketrampilan

tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri6.

Esensi Pembelajaran Berdasarkan Masalah merupakan penyuguhan

berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada

siswa yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi

                                                            4 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 98 5 Wikipedia, Problem-Based Learning dapat diakses di

http://en.wikipedia.org/wiki/Problem‐based_learning 6 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif..., h.68 

Page 23: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

12  

dan penyelidikan.7 Problem based learning dirancang dan

dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan

berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan

intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan

mengalaminya melalui berbagai situasi riil atau situasi yang

disimulasikan dan menjadi pelajar yang mandiri dan otonom.8 Seperti

yang diilustrasikan pada gambar berikut:

Gambar 2.1 Bagan Hasil pembelajaran PBL

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa model

Problem Based Learning merupakan bentuk pembelajaran yang

menekankan pada pengalaman belajar agar siswa dapat mengkonstruk

pengetahuannya sendiri melalui penyajian masalah yang nyata

sehingga mampu belajar secara mandiri.

b. Ciri-ciri Model Problem Based Learning

Ciri utama pembelajaran berbasis masalah meliputi:

1) pengajuan pertanyaan- pertanyaan atau masalah, pembelajaran

berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar

pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting

dan secara pribadi bermakna bagi siswa.                                                             

7 Arends, Learning to teach (belajar untuk mangajar), terjemahan Helly Prajitno dan Sri Mulyantini (Yogyakarta: Pustaka pelajar . 2008), h. 41 

8 Arends, Learning to teach..., h.43 

Problem Based

Learning

Keterampilan penyelidikan dan

mengatasi masalah

Perilaku dan keterampilan sosial sesuai peran orang Keterampilan

untuk belajar secara mandiri

Page 24: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

13  

2) memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, meskipun PBL

berpusat pada mata pelajaran tertentu (seperti IPA,

Matematika, Ilmu-ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki

telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya,

siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.

3) penyelidikan autentik, PBL mengharuskan siswa melakukan

penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata

terhadap masalah nyata.

4) Kolaborasi, PBL dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu

dengan yang lainnya, baik berpasangan atau berkelompok

kecil. Bekerjasama memberikan motivasi secara berkelanjutan

terlibat dalam tugas-tugas yang kompleks dan memperbanyak

peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk

mengembangkan ketrampilan sosial dan ketrampilan berpikir.

5) menghasilkan produk dan memamerkannya, PBL menuntut

siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya

nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan bentuk

penyelesaian masalah yang mereka temukan. 9

c. Kelebihan Model Problem Based Learning

Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk mernbantu

guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. PBL

dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan

kemampuannya. Kelebihan penerapan PBL antara lain melatih

ketrampilan berpikir dan ketrampilan mengatasi masalah, meniru

peran orang dewasa dalam menghadapai situasi kehidupan nyata, dan

melatih belajar secara mandiri10.

1) Ketrampilan Berpikir dan mengatasi masalah

                                                            9 Trianto, Model-model Pembelajaran…., h.69 10 Arends, Learning to teach..., h.43-45 

Page 25: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

14  

Menurut Arends Berpikir merupakan sebuah representasi

secara simbolis (melalui bahasa) berbagai objek dan kejadian riil

dan menggunakan representasi simbolis itu untuk menemukan

prinsip-prinsip esensial objek dan kejadian tersebut. Berpikir

memiliki sifat yang kompleks sehingga tidak dapat diajarkan

dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang mengajarkan

ide-ide dan ketrampilan yang lebih konkret karena proses untuk

memikirkan ide-ide abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk

memikirkan situasi kehidupn nyata.

2) Meniru peran orang dewasa

PBL mendorong siswa untuk observasi dan dialog dengan

pihak lain agar siswa secara gradual mampu melaksanakan

peran yang diobservasi (ilmuwan, guru, dokter seniman dan

lin-lain).

3) Belajar secara mandiri

PBL berusaha membatu siswa untuk menjadi pembelajar

yang independen. Dengan bimbingan guru siswa mengajukan

masalah dan mencari sendiri solusi untuk berbagai masalah riil,

kelak siswa belajr untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri.

d. Langkah-langkah Model Problem Based Lerning

Menurut Ibrahim dalam Trianto, pembelajaran berdasarkan

masalah terdapat lima tahap utama, meliputi:

Tabel 2.1

Tahap-tahap Problem Based Learning

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan logistik

yang dibutuhkan, memotivasi

siswa terlibat dalam pemecahan

Page 26: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

15  

masalah yang dipilihnya

Tahap 2

Mengorganisasi siswa untuk

belajar

Guru membantu siswa

mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar

yang berhubungan dengan masalah

tersebut

Tahap 3

Membimbing penyelidikan

individu maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk

mengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan eksperimen

untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah

Tahap 4

Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan

karya yang sesuai seperti laporan,

video, model dan membantu

mereka untuk berbagi tugas dengan

temannya

Tahap 5

Menganalisa dan

mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk

melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan

proses yang mereka gunakan. 11

Senada dengan Ibrahim, menurut Arends terdapat 5 sintak PBL

seperti yang dijekaskan pada tabel berikut12:

Tabel 2.2 Sintaksis PBL

Fase Perilaku guru

1 Memberikan orientasi

tentang permasalahannya

kepada siswa

Membahas tujuan pembelajaran,

mendeskripsikan berbagai

kebutuhan logistik penting dan

                                                            11 Trianto, Model-model Pembelajaran...., h.71 12 Arends, Learning to teach..., h.57 

Page 27: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

16  

memotivasi siswa untuk terlibat

dalam kegiatan mengatasi masalah

2 Mengorganisasikan siswa

untuk meneliti

Membantu siswa untuk

mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas-tugas

belajar yang terkait dengan

permasalahan

3 Membantu investigasi

mandiri dan kelompok

Mendorong siswa untuk

mendapatkan informasi yang tepat,

melaksanakan eksperimen dan

mencari penjelasan dan solusi

4 Mengembangkan dan

mempresentasikan artefak

dan exhibit

Membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan

artefak-artefak yang tepat, seperti

laporan, rekaman video dan model-

model dan membantu mereka

untuk menyampaikannya kepada

orang lain

5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses

mengatasi masalah

Membantu siswa untuk melakukan

refleksi terhadap investigasinya

dan proses-proses yang mereka

gunakan.

Dari dua tahap pembelajaran PBL diatas dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan PBL terdapat

lima tahap yaitu sebagai berikut:

1) Mengorientasikan siswa pada masalah yaitu pada awal pelajaran

guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran seperti

ketrampilan penyelidikan dan membantu siswa menjadi

pembelajaran yang mandiri, memunculkan fenomena yang ada

dilingkungan siswa (masalah sebaiknya yang autentik dan

Page 28: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

17  

mengandung teka-teki yang memungkinkan siswa untuk bekerja

sama), serta mendorongnya untuk melontarkan pertanyaan dan

mencari informasi.

2) Mengorganisasi siswa untuk meneliti yaitu guru membantu siswa

mendefinisikan masalah yang dipilih, membentuk kelompok kecil

untuk membangun kerja sama di antara siswa dalam

menginvestigasi masalah dan menjelaskan prosedur penyelidikan

harus siswa lakukan.

3) membantu penyelidikan secara individu maupun kelompok yaitu

guru membantu siswa mengumpulkan informasi tentang masalah

tersebut dari berbagai sumber misal di perpustakaan maupun

laboratorium selama mendukung masalah tersebut, siswa diberi

pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis

informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah, siswa

diajarkan menjadi penyelidik yang aktif dan menggunkan metode

yang sesuai untuk masalah yang dihadapi serta memberikan

kebebasan kepada siswa dalam mengemukakan ide-ide dan

memberikan bantuan yang dibutuhkannya.

4) Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya yaitu guru

membantu siswa dalam membuat hasil karyanya seperti laporan,

video atau model yang memperlihatkan situasi yang bermasalah

dan solusi yang diusulkan.

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yaitu

guru membantu siswa menganalisis proses berpikir mereka dan

ketrampilan penyelidikan yang digunakan, membantu

mengevaluasi karya siswa dengan melakukan presentasi untuk

didiskusikan antar siswa maupun kelompok untuk memberikan

penjelasan tentang ketepatan solusi yang siswa dapatkan

kemudian disimpulkan bersama-sama.

Page 29: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

18  

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Secara kodrati manusia terlahir sebagai pembelajar. Rasa

keingintahuannya mendorong manusia mengeksplorasi berbagai

pengetahuan. Belajar berasal dari kata ajar yang berarti mencoba (trial)

yaitu kegiatan mencoba sesuatu yang belum atau tidak diketahui13. Suatu

hal penting dalam kegiatan belajar adalah berubah. Berubah dari tidak

tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil

menjadi terampil.

Belajar atau yang disebut juga dengan Learning, adalah perubahan

yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari

pengalaman-pengalaman. Belajar pada manusia merupakan suatu

aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan

dan pemahaman, ketrampilan dan sikap14. Belajar membantu manusia

menyesuaikan diri dengan lingkungan sehingga mampu bertahan hidup.

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Pembelajaran merupakan suatu proses

yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya15. Namun tidak semua

perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran. Perubahan perilaku

sebagai hasil pembelajaran mempunyai cirri-ciri yaitu perubahan yang

disadari (pembelajar sadar bahwa pengetahuannya & ketrampilannya

telah bertambah sehingga lebih percaya diri), perubahan yang bersifat

kontinu (suatu perubahan yang telah terjadi, menyebabkan perubahan

perlaku yang lain), perubahan yang bersifat fungsional (memberikan

manfaat bagi individu yang bersangkutan), perubahan yang bersifat positif

                                                            13 Idris Shaffat, Optimized Learning Strategy, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2009), h. 1 14 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo, 1999), cet.5, h. 53 15 Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, (Bandung: Pustaka Bani

Quraisy, 2004), h. 7 

Page 30: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

19  

(perubahan yang diperoleh senantiasa bertambah dari keadaan

sebelumnya), perubahan yang bersifat aktif (perubahan terjadi dari

aktifitas dan kematangan individu), perubahan yang bersifat permanen

(perubahan tersebut akan kekal didalam diri individu) dan perubahan yang

bertujuan dan terarah (semua aktivitas terarah kepada pencapaian suatu

tujuan tertentu)16.

Pendapat lain dipertegas oleh Cronbach yang dikutip Sumadi

bahwa belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam

mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya17.

Gagne menyatakan untuk terjadinya belajar pada diri siswa

diperlukan kondisi belajar, baik kondisi internal maupun kondisi

eksternal. Kondisi internal merupakan peningkatan memori siswa sebagai

hasil belajar terdahulu. Memori siswa yang terdahulu merupakan

komponen kemampuan yang baru dan ditempatkannya bersama-sama.

Kondisi eksternal meliputi aspek atau benda yang dirancang atau ditata

dalam suatu pembelajaran18. Gagne juga dalam bukunya The conditions of

Learning mengemukakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi

stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian

rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami

situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Sedangkan

menurut Hilgard dan Bower, belajar berhubungan dengan perubahan

tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan

oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana

perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar

kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan

sesaat seseorang19. Sedangkan menurut James O. Wittaker, belajar dapat

                                                            16 Mohamad Surya…, h. 8 17 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada,2005), h.231 18 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif…, h. 12 19 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), cet.

23.h. 84 

Page 31: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

20  

didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah

melalui latihan atau pengalaman20.

Mulyati Arifin mengungkapkan bahwa proses belajar mengajar

merupakan proses interaksi komunikasi aktif antara siswa dengan guru

dalam kegiatan pendidikan21. Dalam proses kegiatan belajar mengajar

terdapat kegiatan belajar yang dilakukan siswa dan kegiatan mengajar

yang dilakukan oleh guru. Kegiatan ini tidak berlangsung sendiri,

melainkan berlangsung secara bersama-sama pada waktu yang sama

sehingga terjadi adanya interaksi komunikasi aktif antara siswa dengan

guru.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan proses perubahan tingkah laku individu akibat dari interaksi

dengan lingkungannya yang menghasilkan ketrampilan sehingga mampu

menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

b. Hakekat Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu usaha, kemampuan dan

sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal dibidang pendidikan.

Kehadiran hasil belajar dalam kehidupan manusia yang berada di sekolah

ditingkat dan jenis tertentu. Dalam hasil belajar terdapat faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar siswa itu sendiri.

Pelaku penilaian terhadap proses dan hasil belajar diantaranya

internal dan eksternal. Penilaian internal merupakan penilaian yang

dilakukan dan direncanakan oleh guru pada saat pembelajaran

berlangsung. Sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian yang

dilakukan oleh pihak luar yang tidak melaksanakan proses pembelajaran,

biasanya dilakukan oleh suatu institusi atau lembaga baik di dalam

maupun di luar negeri.22

                                                            20 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. 5, h. 104 

21 Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia, (Bandung: UPI, 2000), h.8 22 Mimin Haryati, Model & Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan,( Jakarta:

Gaung Persada Press,2007), h.13 

Page 32: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

21  

Kalau belajar menimbulkan perubahan perilaku, maka hasil belajar

merupakan hasil perubahan perilakunya. Oleh karena itu perubahan

perilaku menunjukan perubahan perilaku kejiwaan dan perilaku kejiwaan

meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik23. Secara eksplisit

ketiga domain ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiga ranah

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Penilaian Aspek Kognitif

Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir

termasuk didalamnya kemampuan memahami, menghafal,

mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan evaluasi. Menurut

Benyamin S. Bloom, taksonomi untuk domain kognitif adalah metode

untuk membuat urutan pemikiran dari tahap dasar ke arah yang lebih

tinggi dari kegiatan mental yang terdiri dari pengetahuan (knowledge)

yaitu kemampuan untuk menghafal, mengingat atau mengulangi

informasi yang pernah diberikan. Kedua, pemahaman

(comprehension) ialah kemampun untuk menginterpretasi atau

mengulang informasi dengan menggunakan bahasa sendiri. Ketiga,

aplikasi (application) yaitu kemampun menggunakan informasi, teori

dan aturan pada situasi baru. Keempat, analisis (analysis) ialah

kemampuan menguraikan pemikiran yang kompleks dan mengenai

bagian-bagian serta hubungannya. Kelima, sintesis (synthesis)

merupakan kemampuan mengumpulkan komponen yang sama guna

membentuka pola pemikiran yang baru. Dan keenam, evaluasi

(evaluation) ialah kemampuan membuat pemikiran berdasarkan

kriteria yang telah ditetapkan.24

Tujuan dari aspek kognitif ini berorientasi pada kemampuan

berpikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana

yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang

                                                            23 Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar: Domain dan Taksonomi, (Jurnal

Teknodik, Departemen Pendidikan Nasional Pusat Teknologi Komunikasi Dan Informasi Pendidikan), dapat diakses di http://www.pustekkom.go.id, h. 158 

24 H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2007), h. 77 

Page 33: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

22  

menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa

ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan

masalah tersebut.

2) Penilaian Aspek Psikomotor

Ryan dalam Mimin Haryati mengungkapkan bahwa penilaian

hasil belajar psikomotor dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu,

pertama melalui pengamatan langsung serta penilaian tingkah laku

siswa selama proses belajar mengajar(praktek berlangsung). Kedua,

setelah proses belajar berlangsung yaitu dengan cara memberikan tes

kepada siswa untuk mengukur pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

Ketiga, beberapa waktu setelah belajar selesai dan kelak dalam

lingkungan kerjanya. Sedangkan menurut Leighbody, dalam

melakukan penilaian hasil belajar ketrampilan sebaiknya mencakup:

pertama, kemampuan siswa dalam menggunakan alat dan sikap kerja.

Kedua, kemampuan siswa menganalisis suatu pekerjaan dan

menyusun urutan pekerjaan. Ketiga, kecepatan siswa dalam

mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Keempat, kemampuan

siswa dalam membaca gambar atau simbol. Kelima, keserasian bentuk

yang diharapkan atau ukuran yang telah ditentukan.

3) Penilaian Aspek Afektif

Life skills merupakan bagian dari kompetensi lulusan sebagai

hasil proses pembelajaran. Menurut Krathwohl, bila ditelusuri hampir

semua tujuan kognitif mempunyai komponen afektif. Peringkat ranah

afektif menurut Krathwohl ada lima, yaitu receiving (menerima),

responding (tanggapan), valuing (menilai), organization (organisasi)

dan characterization (karakterisasi). Penilain pada aspek afektif dapat

Page 34: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

23  

dilakukan dengan menggunakan angket atau kuesioner, inventori dan

pengamatan atau observasi.25

Sedangkan menurut Gagne dan Briggs menyatakan bahwa hasil

belajar merupakan kemampuan internal yang meliputi pengetahuan,

ketrampilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan

memungkinkan orang itu melakukan sesuatu26.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Jika pada umumnya bahwa hasil belajar merupakan sebagai perubahan

tingkah laku, maka besar kecilnya perubahan tersebut akan dipengaruhi

berbagai hal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dikemukakan

oleh Purwanto terdapat dua faktor27, yaitu:

1) Faktor dari dalam, pada bagian ini terdiri dari:

a) Faktor fisiologis meliputi kondisi fisik dan panca indera

Kondisi fisik dan panca indera siswa memberikan pengaruh

terhadap hasil belajar yang dicapai. Keadaan jasmani yang sehat

dan panca indera yang berfungsi dengan baik memegang peranan

penting dalam proses pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh

pun optimal.

b) Faktor psikologi yang meliputi bakat, minat, kecerdasan, motivasi

dan kemampuan kognitif

Selain kondisi fisik dan panca indera, faktor psikologi berupa

minat, bakat, motivasi dan kecerdasan akan memberikan dorongan

terhadap siswa untuk ingin lebih mengetahui dan tertarik dengan

apa yang sedang dipelajarinya, sehingga hal ini dapat

mempengaruhi hasil belajar yang dicapai.

                                                            

25 Haryati, Model & Teknik Penilaian..., h. 22-38 26 Haryati, Model & Teknik Penilaian..., h. 38 27 Purwanto, Psikologi............., h.103-107 

Page 35: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

24  

2) Faktor dari luar, bagian ini terdiri dari:

a) Faktor lingkungan meliputi alam dan sosial

Keadaan alam dan sosial dilingkungan belajar, misalnya

sekolah berada jauh dari pusat keramaian, waktu belajar (siang atau

malam), cuaca dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai.

b) Faktor instrumental meliputi kurikulum atau bahan pelajaran, guru

atau pengajar, sarana dan fasilitas, metode pembelajaran,

administrasi atau manajemen.

Dari pengaruh faktor-faktor tersebut, maka muncul siswa-siswa

yang berprestasi tinggi dan berprestasi rendah atau gagal sama sekali.

Dalam hal ini, seorang guru yang professional diharapkan mampu

mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa

yang menunjukan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan

mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka.

3. Hakekat Pembelajaran kimia

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang objek

kajiannya jelas dan kasat mata, yang menjelaskan misteri alam yang besar.

IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsi-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri dan alam sekitar serta

prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada

pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

siswa pampu menjelajahi dan memahami alam secara ilmiah.

Pendidikannya diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat

membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar.

Page 36: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

25  

Ilmu kimia sebagai bagian dari IPA merupakan ilmu yang

mempelajari tentang materi yang meliputi struktur, sifat, susunan serta

perubahan energi yang menyertai suatu reaksi kimia. Ilmu kimia menjadi

sarana hasrat dan kerinduan terdalam manusia untuk menyelidiki dan

mengetahui materi alam semesta ini. Namun kimia bagi sebagian siswa

merupakan salah satu pelajaran yang sulit. Beberapa siswa merasa tidak

mampu dalam mempelajari kimia. Pelajaran kimia menjadi momok yang

menakutkan karena adanya pandangan yang salah tentang kimia itu

sendiri. Selama ini para siswa menganggap konsep-konsep yang ada dalam

pelajaran kimia sebagai konsep-konsep abstrak yang sulit diaplikasikan ke

dalam kehidupan yang nyata.

Mata pelajaran kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus

yaitu membekali siswa pengetahuan pemahaman dan sejumlah

kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan

yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Oleh karena itu pembelajaran kimia menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah.

4. Termokimia

Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang

mempelajari dinamika atau perubahan reaksi kimia dengan mengamati

panas/termal nya saja. Salah satu terapan ilmu ini dalam kehidupan

sehari-hari ialah reaksi kimia dalam tubuh kita dimana produksi dari

energi-energi yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk semua tugas yang

kita lakukan. Pembakaran dari bahan bakar seperti minyak dan batu bara

dipakai untuk pembangkit listrik. Bensin yang dibakar dalam mesin

mobil akan menghasilkan kekuatan yang menyebabkan mobil berjalan.

Bila kita mempunyai kompor gas berarti kita membakar gas metan

(komponen utama dari gas alam) yang menghasilkan panas untuk

memasak. Dan melalui urutan reaksi yang disebut metabolisme, makanan

Page 37: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

26  

yang dimakan akan menghasilkan energi yang kita perlukan untuk tubuh

agar berfungsi. Hampir semua reaksi kimia selalu ada energi yang

diambil atau dikeluarkan. Mari kita periksa terjadinya hal ini dan

bagaimana kita mengetahui adanya perubahan energi.28

Pernahkah kamu melarutkan deterjen bubuk sewaktu mencuci

pakaian? Apa yang kamu rasakan pada deterjen? Apakah terasa dingin

atau hangat? Coba bandingkan ketika kamu membuat larutan oralit

(campuran garam dan gula dengan perbandingan tertentu)? Apa yang

kamu rasakan pada bagian luar gelas tempat membuat larutan itu?

Apakah terasa dingin atau hangat? Nah dua fenomena tersebut

merupakan salah satu bentuk perubahan energi.29

a. Perubahan Energi suatu Reaksi Kimia

Energi merupakan konsep yang abstrak sehingga lebih sulit

dipahami daripada zat, karena energi hanya dapat kita rasakan namun

tidak dapat dilihat. Kita hanya dapat mempelajari pengaruh energi

pada suatu objek. Misalnya, mengapa mulut terasa dingin ketika

makan es krim? Memakan es krim akan menyebabkan mulut terasa

dingin karena mulut yang sehat secara normal dewasa ini suhunya

sekitar 37oC sedangkan es krim maksimal suhunya sampai 0oC.

bahkan bisa berkisar -5 sampai -10 jika baru dikeluarkan dari lemari

es. Adanya perbedaan suhu yang sangat jauh, sehingga terjadi

perpindahan energi dari mulut ke es krim, perpindahan itu juga yang

menyebabkan es meleleh.30

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam termokimia yang

menyangkut perpindahan energi yaitu sistem dan lingkungan.

Peristiwa reaksi kimia yang sedang diamati atau dipelajari disebut

                                                            28 Ratna Ediati dkk., Kimia Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Jilid I, (Jakarta: Direktorat

Pembinaan SMK, 2008), h. 141 29 Das Salirawati, dkk., Belajar Kimia Secara Menarik Untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta:

Grasindo, 2007), h. 68 30 Paul Monk, Physical Chemistry: Understanding Our Chemical World, (Manchester

Metropolitan University: John Wiley&Son, 2004). h.77 

Page 38: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

27  

sistem. Segala sesuatu diluar sistem disebut lingkungan. Berdasarkan

interaksi dengan lingkungan, sistem dibedakan menjadi tiga macam

yaitu sistem terbuka, sistem tertutup dan sistem terisolasi.

Sistem terbuka adalah suatu sistem yang memungkinkan

terjadinya pertukaran kalor dan materi (zat) antara lingkungan dan

sistem. Sistem tertutup adalah suatu sistem yang memungkinkan

terjadinya pertukaran kalor dan materi antara sistem dan lingkungan.

Sedangkan sistem terisolasi adalah sistem yang tidak memungkinkan

terjadinya pertukaran kalor dan materi antara sistem dan lingkungan.

b. Entalpi dan perubahan Entalpi suatu reaksi

Umumnya reaksi kimia dilangsungkan pada wadah yang terbuka

pada tekanan atmosfer atau pada tekanan tetap. Perubahan kalor pada

tekanan semacam ini disebut perubahan entalpi. Entalpi dilambangkan

dengan H, merupakan jumlah energi yang dimiliki sistem pada

tekanan tetap. Seperti halnya pada energi, entalpi juga termasuk fungsi

keadaan. Entalpi tidak dapat diukur, hanya perubahannya saja yang

dapat diukur.

∆H = Hakhir – Hawal

1. Reaksi Eksoterm dan Endoterm

Kenapa kita berkeringat? Kita sering kali berkeringat

misalnya setelah berlari dengan cepat, tinggal di daerah yang

beriklim panas atau mungkin selama kita sakit yang menyebabkan

suhu menjadi naik (kita sering mengatakan, kami kepanasan).

Berkeringat adalah salah satu cara yang alami untuk

mendinginkan tubuh. Keringat merupakan larutan garam dan

minyak alami yang dihasilkan oleh kelenjar yang berada dibawah

permukaan kulit. Kelenjar akan menghasilkan campuran tersebut

ketikan tubuh merasa kepanasan. Kadang-kadang lengan yang

berkeringat jika terkena angin dari kipas atau angin alami maka

Page 39: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

28  

kulit terasa dingin itu karena adanya penguapan air dari

keringat.31

Reaksi dimana sistem menyerap kalor dari lingkungan

disebut reaksi endoterm. Karena sistem menyerap kalor maka

kalor yang ada dalam sistem akan bertambah. Tanda reaksi

endoterm adalah ∆H = + (positif).

Sedangkan reaksi kimia dimana sistem melepaskan kalor ke

lingkungan disebut reaksi eksoterm32. Karena sistem melepaskan

kalor kelingkungan, maka kalor dalam sistem akan berkurang.

Tanda reaksi eksoterm adalah ∆H = - (negatif).

2. Persamaan Termokimia

Karena entalpi adalah suatu fungsi keadaan, maka besaran

∆H dari reaksi kimia tidak tergantung dari lintasan yang dijalani

pereaksi untuk membentuk hasil reaksi. Untuk melihat pentingnya

pelajaran mengenai panas reaksi ini, kita dapat melihat perubahan

yang sudah dikenal, yaitu penguapan air pada titik didihnya.

                                                            31 Paul Monk, Physical Chemistry…,h. 81 32 Robert G. Mortimer, Physical Chemistry: Third Edition, (Kanada: Elsevier, 2008), h. 86 

Lingkungan Lingkungan Sistem

Lingkungan Lingkungan Sistem

Page 40: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

29  

Kita perhatikan perubahan 1 mol cairan air H2O(l) menjadi

1 mol air berupa gas, H2O(g) pada suhu 100OC dan tekanan 1

atm. Proses ini akan menyerap kalor sebanyak 41 kJ, maka ∆H =

+ 41 kJ. Perubahan keseluruhan dapat ditulis dengan persamaan:

H2O(l) → H2O (l) ∆H = + 41 Kj

3. Perubahan Entalpi Molar Standar (∆H)

Harga perubahan entalpi (∆H) selalu dipengaruhi oleh

keadaan lingkungan sekitar, misalnya suhu dan tekanan.

Sangatlah tidak efisien apabila dalam setiap pengukuran harus

selalu mencantumkan suhu dan tekanan reaksi. Biasanya entalpi

dihitung pada kondisi suhu 25oC (298 K) dan tekanan 1 atmosfer.

Keadaan inilah yang ditetapkan sebagai keadaan standar. Jadi,

entalpi yang diukur pada kondisi standar dinamakan dengan

entalpi standar. Pada umumnya, suatu reaksi kimia mengikut

sertakan jumlah reaktan dan produk reaksi yang biasanya

dinyatakan dengan satuan molar. Oleh karena itu, dikenal pula

entalpi molar standar yaitu perubahan entalpi 1 mol zat yang

diukur pada keadaan standar. Perubahan entalpi suatu reaksi

kimia dapat dihitung dari perubahan entalpi pembentukan reaktan

dan produk.33

a. Entalpi Pembentukan Standar (∆H0f, f = formation)

Entalpi pembentukan standar (∆H0f ) adalah kalor yang

dilepaskan atau diserap pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada reaksi yang dilakukan pada suhu 298 K dan tekanan 1 atmosfer. Contoh: H2(g) + ½ O2(g) → H2O (l) ∆H0

f = - 285,85 kJ

b. Entalpi Penguraian Standar (∆H0d, d = dissociation)

Entalpi penguraian standar adalah kalor yang dilepaskan atau dibutuhkan untuk menguraikan 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya pada keadaan standar.

                                                            33 Robert G. Mortimer, Physical Chemistry…, h. 39  

Page 41: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

30  

Contoh: H2O(l) → H2(g) + ½ O2(g) ∆H0d = + 285, 85 kJ

c. Entalpi Pembakaran Standar (∆H0

c, c = combustion) Entalpi pembakaran standar adalah kalor yang digunakan

untuk membakar 1 mol persenyawaan dengan O2 dari udara yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atmosfer. Pembakaran dikatakan sempurna jika:

1. Karbon C terbakar menjadi CO2 2. Hidrogen H terbakar menjadi H2O 3. Belerang S terbakar menjadi SO2

Contoh : C2H5OH (l)+3O2(g)→2CO2(g)+3H2O(l) ∆H0

c = -948, 86 kJ

d. Entalpi yang lain 1) Entalpi Netralisasi Standar

Entalpi Netralisasi Standar adalah kalor yang dihasilkan (selalu eksoterm) pada reaksi penetralan 1 mol H3O+ (asam) dengan basa pada kondisi standar. Contoh: NaOH (aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ∆H0 = -890,4 kJ/mol

2) Entalpi Peleburan Standar Entalpi Peleburan Standar adalah kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan 1 mol zat padat menjadi zat cair pada titik leburnya dan tekanan standar. Contoh: H2O(s) → H2O(l) ∆H0 = +6,01 kJ

3) Entalpi Penguapan Standar Entalpi Penguapan Standar adalah kalor yang digunakan untuk menguapkan 1 mol zat cair menjadi 1 mol gas pada titik didihnya dan tekanan standar. Contoh: H2O(l) → H2O(g) ∆H0 = +44,05 kJ

4) Entalpi Pengatoman Standar Entalpi Pengatoman Standar adalah kalor yang digunakan untuk pembentukan 1 mol atom-atom unsur dalam fase gas pada kondisi standar.34 Contoh: ½ H2(g) → H(g) ∆H0 = +218 kJ

                                                            34 Das Salirawati, dkk., Belajar Kimia Secara Menarik…, h. 83-84 

Page 42: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

31  

c. Penentuan ∆H Reaksi

Harga ∆H reaksi dapat ditentukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Menghitung ∆H reaksi dengan kalorimeter Kalorimeter merupakan alat untuk mengukur panas reaksi,

sedangkan metode atau proses pengukuran kalornya disebut kalorimetri.

Adapun rumus untuk menentukan besarnya kalor reaksi adalah:

q = m . c . ∆t q = kalor yang diserap atau dikeluarkan (joule) m = massa zat pereaksi (gram) c = kalor jenis (J g-1K-1) ∆t = perubahan suhu

2. Menghitung ∆H Reaksi Menggunakan data Entalpi Pembentukan Standar

Penyelesaian perhitungan termokimia untuk menentukan ∆H reaksi lebih singkat dikerjakan dengan menggunakan prinsip sebagai berikut: Besarnya perubahan entalpi reaksi sama dengan selisih jumlah perubahan entalpi pembentukan zat hasil reaksi dikurangi jumlah perubahan entalpi pembentukan zat pereaksi, masing-masing dikalikan dengan koefisien dalam persamaan reaksi. ∆Ho = ∑ ∆Ho

f (hasil reaksi) - ∑ ∆Hof (pereaksi)

3. Menghitung ∆H Reaksi menggunakan Hukum Hess

Germain Henri Hess dari Rusia melalui hasil-hasil percobaannya tetang kalor reaksi menyatakan bahwa apabila suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai penjumlahan aljabar dari dua atau lebih reaksi, maka kalor reaksi juga merupakan penjumlahan aljabar dari kalor yang menyertai reaksi-reaksi itu.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa harga ∆H reaksi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir reaksi dan tidak tergantung jalannya reaksi. Pernyataan inilah yang terkenal sebagai bunyi hukum Hess atau Hukum Penjumlahan Kalor. Misalnya pengubahan zat A menjadi zat B dapat terjadi secara langsung dan tak langsung.

Page 43: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

32  

• Cara langsung A → B ∆H1 = x kJ

• Cara tak langsung a. Melewati C ∆H2 = c kJ

A → C C → B ∆H3 = b kJ

b. Melewati P lalu Q ∆H4 = a kJ A → P P → Q ∆H5 = p kJ Q → B ∆H6 = q kJ Sehingga berlaku hubungan: x = c + b = a + p + q atau ∆H1 = ∆H2 + ∆H3 = ∆H4 + ∆H5 + ∆H6 jika digambarkan dalam skema:

Contoh penerapan hukum Hess: Pada reaksi S menjadi SO3 dapat terjadi secara langsung atau tak langsung melewati SO2, diperoleh data-data sebagai berikut: Cara langsung: S(s) + 3/2 O2(g) → SO3(g) ∆H = x kJ Cara tak langsung: S(s) + O2(g) → SO2(g) ∆H = -296,897 kJ SO2(g) + ½ O2(g) → SO3(g) ∆H = -98,282 kJ Berapa harga x? Jawab Jika persamaan reaksi yang diketahui dijumlahkan, maka akan diperoleh persamaan yang ditanyakan. Pada penjumlahan ∆H reaksi yang diketahui ikut dijumlahkan. S(s) + O2(g) → SO2(g) ∆H = -296,897 kJ SO2(g) + ½ O2(g) → SO3(g) ∆H = -98,282 kJ + S(g) + 3/2 O2(g) → SO3(g) ∆H = -395,179 kJ

A B

B

∆H5

∆H6∆H4

∆H1

∆H3∆H2

Page 44: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

33  

4. Menghitung ∆H Reaksi Menggunakan Data Energi Ikatan

a. Pengertian Energi Ikatan Energi Ikatan adalah energi yang diperlukan untuk

memutuskan ikatan kimia dalam 1 mol suatu senyawa dalam fase gas pada keadaan standar menjadi atom-atom gasnya. Contoh: 1 mol gas hidrogen terurai menjadi 2 atom hidrogen H2(g) + → H(g) + H(g) ∆H = 436 kJ

Didalam 1 mol gas H2, terdapat suatu ikatan kovalen antara H – H. Pada proses penguraian H2 menjadi 2 atom H dalam fase gas, ikatan itu akan terputus. Molekul tersebut akan terurai menjadi atom-atomnya. Untuk memutuskan ikatan antara H – H dalam H2 diperlukan energi. Energi itulah yang dinamakan dengan energi ikatan. Energi Atomisasi adalah energi yang diperlukan untuk memecahkan molekul kompleks dalam 1 mol senyawa dalam fase gas pada keadaan standar menjadi atom-atom gasnya.

b. Energi Ikatan untuk Menghitung ∆H Reaksi Reaksi kimia merupakan proses pemutusan dan

pembentukan ikatan. Proses ini selalui disertai perubahan energi. Energi ikatan rata-rata suatu senyawa dapat ditentukan dengan pertolongan perubahan entalpi pembentukan senyawa tersebut. Adapun rumus perhitungan dengan cara ini adalah: ∆Hreaksi = ∑ E Ikatan di kiri - ∑ E Ikatan di kanan Contoh: Reaksi antara gas klorin dengan gas hidrogen membentuk gas hidrogen klorida digambarkan sebagai berikut:

H2 Cl2

Pemutusan ikatan

Pembentukan ikatan

2HCl

Page 45: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

34  

Berdasarkan uraian diatas, ∆H pembentukan HCl dari unsur-unsurnya dapat dihitung: H2(g) + Cl2(g) → 2 HCl(g) H – H + Cl – Cl → 2 H – Cl

∆Hreaksi = ∑ E pemutusan Ikt - ∑ E pembentukan Ikt = {(H – H) + (Cl – Cl)} – {2 x (H – Cl)} = (436 kJ + 242 kJ) – (2 x 431 kJ) = (678 kJ – 862 kJ) = -184 kJ

Ternyata ∆H bertanda (-), berarti ikatan dalam produk lebih

kuat dari pada ikatan dalam pereaksi.35

5. Hasil Penelitian Relevan

Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan, penerapan

Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah memberikan hasil positif bagi

kemungkinan penggunaan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

(Problem Based Learning).

Seperti yang dilakukan oleh Nabila Syafi’I dengan judul “ pengaruh

metode Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Kimia

pada Pembelajaran Kimia Terintegrasi Nilai”. Hasil penelitiannya

menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen (79,87) lebih tinggi

dari pada nilai rata-rata kelas kontrol (67,77). Hal ini diperkuat dengan

pada saat uji t dimana diperoleh thitung (4,573) lebih besar dari pada ttabel

(2,000) sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan metode PBL

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kimia36.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Muchamad Afcariono dengan

judul “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi” menunjukkan

hal positif. Bahwa penerapan Model Pembelajaran Berbasiswa Masalah

dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa X-A SMA Negeri 1                                                             

35 Das Salirawati, Belajar Kimia Secara Menarik…, h. 85-100 36 Nabila Syafii, Pengaruh Metode Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Kimia

pada Pembelajaran Kimia Terintegrasi Nilai (Ciputat: FITK/IPA UIN Jakarta, 2009), h. 71 

Page 46: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

35  

Ngantang. Hal tersebut terlihat dari adanya perubahan pada pola pikir

siswa berdasarkan tingkatan kognitif. Kemampuan bertanya dan

menjawab siswa meningkat dari kemampuan berpikir tingkat rendah

(pengetahuan, pemahaman dan aplikasi) menjadi berpikir tingkat tinggi

(analisis sintesis dan evaluasi) 37.

Begitu juga yang dilakukan oleh Heni Purwati penelitiannya yang

berjudul “Keefektifan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada

Materi Pokok Aljabar Dan Aritmatika Sosial Pada Siswa Kelas VII SMP

7 Semarang”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa aktivitas siswa

selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

berdasarkan masalah terus mengalami peningkatan, kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran terus meningkat dan perubahan sikap

siswa terhadap pembelajaran juga terus meningkat. Selain itu juga

mampu menumbuh kembangkan kemampuan siswa dalam bekerja sama

dan memecahkan masalah.38

Adapun penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Eko Purwantoro

dengan judul “Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Pokok Bahasan

Persamaan Garis Lurus Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Kelas II-

C SMP Negeri 22 Semarang”. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa

rata-rata skor kreativitas siswa pada siklus satu adalah 2,67 dan pada

siklus kedua adalah 2,76. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah mampu

meningkatkan kreativitas siswa39

                                                            

37 Mochamad Afcariono, Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi, Jurnal Pendidikan Inovatif Vol. 3 2008, dapat diakses di http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-3-no-2-muchamad-afcariono.pdf  

38 Heni Purwati, Keefektifan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Pokok Aljabar dan Aritmatika Sosial pada siswa SMP Kleas VII Semarang, ( Semarang: FMIPA UNES. 2006), h. 8-11 

39 Eko Purwantoro, Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa II-C SMP Negeri 22 Semarang, (Semarang: FMIPA, 2005), h. 38 

Page 47: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

36  

B. Kerangka Pikir

Belajar merupakan proses kompleks yang terjadi pada semua orang dan

berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah

belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan

tingkah laku yang diharapkan dari belajar itu disebut hasil belajar.

Salah satu komponen penting dalam proses belajar mengajar di kelas

untuk mencapai tujuan pembelajaran ada pada cara guru menyampaikan

materi. Karena itu guru dituntut kreatifitasnya untuk dapat menciptakan

suasana pembelajaran di kelas yang menyenangkan, meningkatkan aktivitas

siswa dan bermakna agar siswa dapat lebih termotivasi dalam memahami

materinya dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Kimia merupakan mata pelajaran yang sarat akan konsep dan bersifat

abstrak, berjenjang serta berkembang dari konsep yang sederhana menuju

konsep yang lebih kompleks. Sehingga dikalangan sebagian siswa, kimia

adalah mata pelajaran yang sulit dan menjadi momok bagi mereka.

Menyertakan sesuatu permasalahan kepada siswa dalam mengajarkan

mata pelajaran kimia akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna

(meaning Learning) karena mengetahui pelajaran yang didapat dikelas

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pembelajaran tersebut

dapat membantu siswa dalam mencerna informasi-informasi yang abstrak

yang disampaikan guru.

Belajar kimia bukan hanya dihadapkan pada teori dan konsep saja,

melainkan harus melakukan sesuatu, mengetahui dan memecahkan masalah

yang berkaitan dengan pembelajaran kimia. Hal ini dapat diperoleh melalui

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Problem Based

Learning merupakan model pembelajaran yang membantu siswa untuk

menemukan masalah dari suatu peristiwa nyata, mengumpulkan informasi

untuk mengambil suatu keputusan pemecahan masalahnya. Problem Based

Learning mampu meningkatkan berpikir kritis, menganalisis dan

memecahkan masalah yang kompleks.

Page 48: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

37  

Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) ini dapat

melatih kemampuan berpikir dan akan membuat siswa lebih aktif dalam

proses pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Selain itu dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah

tersebut melatih siswa bekerja sama dalam menyelesaikan masalah. Dengan

demikian diharapkan terdapat pengaruh penerapan model Problem Based

Learning terhadap hasil belajar kimia siswa.

Page 49: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

38  

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir

PBL inputs outputs Belajar Hasil belajar meningkat

Orientasi siswa pada masalah

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Membimbing penyelidikan

Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya

Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Masalah

Page 50: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

39  

C. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

Ho : Rata-rata hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan Model

Problem Based Learning sama dengan rata-rata hasil belajar kimia

siswa yang diajarkan dengan metode konvensional

Ha : Rata-rata hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan Model

Problem Based Learning lebih baik dengan rata-rata hasil belajar

kimia siswa yang diajarkan dengan metode konvensional

 

Page 51: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

40  

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 s.d 27 Agustus semester

ganjil tahun ajaran 2010/2011. Sedangkan tempat penelitian dilakukan di

SMAN 3 kota Tangerang Selatan yang beralamat di jalan Benda Timur XI,

Komp. Pamulang Permai 2 Tangerang Selatan 15416.

B. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen.

Dengan rancangan penelitian menggunakan Nonequivalent Control Group

Design atau Pretest-Postest Control Group Design dengan kelas eksperimen

maupun kontrol tidak dipilih secara random1. Dalam hal ini peneliti

menggunakan dua kelas dengan kemampuan yang sama, yaitu kelas pertama

diberi perlakuan (kelompok eksperimen) sedangkan kelas kedua tidak diberi

perlakuan (kelompok kontrol). Kedua kelompok tersebut sebelum diberi

perlakuan terlebih dahulu diberi pretest untuk mengetahui sejauh mana materi

atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh siswa.

Kedua kelas dilakukan postest setelah diberi perlakuan dengan naskah tes

yang sama. Adapun rancangan penelitian terebut dinyatakan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Rancangan Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan postest

Eksperimen E1 X E2

Kontrol K1 K2

                                                            1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2007) hal 116 

40 

Page 52: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

41  

Keterangan :

E : Hasil pretest dan posttest kelas eksperimen

K :Hasil pretest dan posttest kelas kontrol

X : Perlakuan yang diberikan kepada siswa

Berdasarkan tabel di atas, sebelum diberi perlakuan maka kedua kelas

tersebut (eksperimen dan kontrol) dilakukan tes awal (pretest). Fungsi pretest

tersebut untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang akan

diajarkan. Kemudian pada kegiatan pembelajaran, kelas eksperimen diberi

perlakuan dengan menggunakan model Problem Based Learning. Sedangkan

pada kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional (diskusi

dan Tanya jawab). Tahap terakhir adalah dengan melakukan posttest, hal ini

untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar siswa setelah diberi

perlakuan.

C. Populasi dan Sampel

Penggunaan teknik sampling dalam penelitian diperlukan untuk

memperoleh sampel yang representatif, sehingga hasil penelitian dapat

digunakan dalam memprediksi pada situasi lain. Untuk itu dalam penelitian

ini digunakan teknik sampling sebagai berikut:

1. Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 3

Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2010/2011.

2. Populasi Terjangkau

Pupulasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

XI SMAN 3 Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2010/2011.

3. Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non-probability

sampling. Pengambilan sampel tersebut dengan tidak memberi peluang

Page 53: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

42  

atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel2. Teknik yang digunakan dengan cara purposive

sampling.  Teknik ini merupakan teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu3. Adapun yang menjadi sampel adalah kelas XI-6

Sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang dalam pelajarannya

diterapkan model Problem Based Learning (PBL) dan kelas XI-7 sebagai

kelas kontrol yaitu kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan

pembelajaran konvensional.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas

(Independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Variabel Bebas (X) : model Problem based Learning (PBL)

Variabel terikat (Y) : hasil belajar kimia siswa

2. Sumber Data

Data yang di peroleh pada penelitian ini berasal dari dua kelas

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari pretest dan posttest

pada kelas eksperimen dan kontrol itu yang digunakan sebagai data.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data

penelitian ini adalah tes. Tes tersebut berbentuk pilihan ganda dengan

jumlah 20 soal yang terdiri dari 5 alternatif pilihan. Siswa yang menjawab

benar pada setiap butir soal diberi nilai 1 sedangkan siswa yang menjawab

salah diberi nilai 0.

                                                            2 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 66 3 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian..., h. 68 

Page 54: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

43  

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen

Konsep Indikator No. item JumlahC1 C2 C3

Macam-macam perubahan entalpi

- Menjelaskan entalpi pembentukan standar

- Menjelaskan entalpi penguraian standar

- Menjelaskan entalpi pembakaran standar

7, 15, 30, 40

4

Penerapan perhitungan kalor reaksi

Menentukan nilai ∆H reaksi berdasarkan data eksperimen sederhana

24, 6, 18

3

Hukum Hess dan data entalpi pembentukan standar

Menentukan nilai ∆H reaksi dengan menggunakan hukum Hess

16 4, 3, 9

,23 5

Menentukan nilai ∆H reaksi dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan standar

Menghitung ∆H reaksi berdasarkan Data entalpi pembentukan standar

28 33 2

Menentukan ∆H reaksi menggunakan data energi ikatan

Menghitung nilai ∆H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan

11, 8 37 3

Dampak pembakaran bahan bakar

Menjelaskan pembakaran bahan bakar tidak sempurna

27, 22 35, 3

Jumlah 7 7 6 20

4. Uji Validitas

Validitas adalah suatu konsep untuk mengetahui kemampuan

instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi (content

validity) yang berarti tes tersebut dapat mewakili secara representatif

terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya

diteskan. Untuk itu instrumen tes harus diujikan untuk mendapatkan

Page 55: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

 

 

J

valid

soal

pear

Kete

5. Uji R

cuku

kare

deng

Kete

rii

k

piqi

pi

qi

St2

                       4 Sugiyon5 Ahmad

Jakarta Press, 2

ditas butir s

l, dilakukan

rson4:

∑ 2

erangan:

Reliabilitas

Reliabilit

up dapat di

ena instrume

gan menggu

1 1

erangan:

: koefisie

: jumlah b

: varians

: propors

: propors

: varians

                       no, Statistika unSofyan, dkk., E2006), h. 113 

soal atau va

perhitungan

2 ∑

tas menunju

ipercaya unt

en tersebut s

unakan KR-2

∑2

en reliabilitas

butir

skor butir

i jawaban be

i jawaban sa

skor total5

             ntuk PenelitianEvaluasi Pemb

aliditas item

n dengan me

∑ 2 2

ukan pada p

tuk digunak

sudah baik.

20, Rumusny

s tes

enar untuk b

alah untuk bu

n..., h. 228 belajaran IPA B

m, untuk men

enggunakan

engertian ba

kan sebagai

Untuk uji r

ya yaitu:

butir nomor i

utir nomor i

Berbasis Komp

ngetahui va

rumus prod

ahwa suatu

alat pengu

reliabilitas in

i

petensi, (Jakart

44

alidits butir

duk momen

instrument

umpul data

ni dihitung

ta: UIN

Page 56: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

 

 

C

6. Ting

Untu

Kete

P

B

N

Kete

P =

P =

P =

7. DayDaymemkura

KeteBa Bb N

Daya

terse

terse

                       6 Ahmad 7 Ahmad 8 Karno

C002004291-3

gkat kesukar

uk menghitu

erangan:

: Propors

: jumlah s

: Jumlah

entuan:

0 – 0,25

0,26 – 0,75

0,76 – 1

ya Pembeda (ya pembeda mbedakan keang pandai. D

erangan: : jumlah y: Jumlah : Jumlah

a beda yang

Untuk uj

ebut ditentuk

edia dalam so

                       Sofyan,dkk., ESofyan,dkk.,…To, M.Pd da

388. 

ran (Difficult

ung tingkat k

i (indeks Ke

siswa yang m

peserta tes

: sukar

: sedan

: muda

(Discriminadigunakan

elompok siswDaya pembe

yang menjawyang menjawpeserta tes baik adalah

ji validitas,

kan dengan

oftware ANA

             Evaluasi pembe…, h.104 an Yudi Wibi

ty Index)

kesukaran di

esukaran)

menjawab be

r

ng

ah6

ting power)untuk men

wa yang paneda ini di hitu

wab benar pawab benar p

D > 0,37

reliabilitas,

n mengguna

ATES V4.8

elajaran IPA B

isono, ST. (N

gunakan rum

enar

ngetahui kemndai denganung menggu

ada kelompopada kelompo

, taraf kesu

akan perhitu

Berbasis Komp

No. Reg. Hak

mus:

mampuan bn kelompok sunakan rumu

ok atas ok bawah

ukaran dan

ungan komp

petensi…,hal.10

Cipta di Dir

45

butir dalam siswa yang

us:

daya beda

puter yang

03 

rjen HAKI :

Page 57: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

46  

E. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Analisis

a. Uji normalitas data

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah

sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan adalah uji Liliefors. Kelebihan uji Liliefors adalah

perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full) sekalipun

dengan ukuran sampel kecil (n = 4). 9

Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Liliefors (taraf

signifikansi 0,05) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Pengamatan x1, x2,…., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, . . . .,

zndengan menggunakan rumus ( dan s masing-masing

merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)

2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi

normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z≤zi)

3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, . . ., zn yang lebih kecil atau

sama dengan zi. jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka , ….,

4) Hitung selisih │F(zi) – S(zi) │ dengan harga mutlaknya

5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga yang paling

besar tersebut. Sebutkanlah harga terbesar Lo.10

b. Uji Homogenitas

Persyaratan uji parametrik yang kedua adalah homogenitas data.

Populasi-populasi dengan varians yang sama besar dinamakan populasi

dengan varians yang homogen.11 Uji homogenitas yang digunakan

adalah uji Fisher, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

                                                            9 Ating Somantri, dkk., Aplikasi Statistika dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2006),

h. 289 10 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), h.466 11 Sudjana, Metoda Statistika…, h. 249 

Page 58: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

47  

1) Tentukan hipotesis:

Ho : data memiliki varians homogen

Ha : data tidak memiliki varians homogen

2) Bagi data menjadi dua kelompok

3) Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok

4) Tentukan F hitung dengan rumus:12

5) Tentukan taraf nyata yang digunakan

6) Tentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians

terkecil)

7) Tentukan kriteria pengujian:

a) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima yang berarti varians kedua

populasi homogen

b) Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua

populasi tidak homogen

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis menggunakan uji-t pada taraf siginfikan α = 0,05

dengan rumus sebagai berikut:13

1 1

dengan

2 1 1 12

2 1 22

1 2 2

Keterangan:

1 = rata-rata data kelompok eksperimen

1 = rata-rata data kelompok kontrol

= nilai deviasi standar gabungan

                                                            12 Sudjana, Metoda Statistika…, h. 250 13 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, h. 273 

Page 59: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

48  

n1 = banyaknya data kelompok eksperimen

n2 = banyaknya data kelompok kontrol

S1 = varians data kelompok eksperimen

S2 = varians data kelompok kontrol

F. Hipotesis Statistik

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

HO : µ1 = µ2

Ha : µ1 > µ2

Keterangan:

Ho : Hipotesis nol, jika nilai rata-rata kelas eksperimen sama dengan

kelas kontrol maka tidak terdapat pengaruh penerapan Model

Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar kimia siswa.

Ha : Hipotesis alternatif, jika nilai rata-rata kelas eksperimen lebih besar

dari kelompok kontrol maka terdapat pengaruh Model Problem

Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar kimia siswa.

µ1 : Rata-rata hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model

Problem Based Learning (PBL)

µ2 : Rata-rata hasil belajar kimia siswa yang menggunakan pembelajaran

konvensional.

Page 60: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

49  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan tes hasil belajar kimia siswa yang terdiri dari 20 soal

dengan 5 alternatif jawaban diperoleh data pretest dan posttest dari kelas

eksperimen yang menerapkan model PBL dan kelas kontrol yang menerapkan

pembelajaran konvensional (ceramah dan Tanya jawab). Jumlah keseluruhan

60 siswa yang terdiri dari kelompok eksperimen 30 siswa dan kelompok

kontrol 30 siswa diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:

1. Data Hasil Belajar

a. Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Sebelum mengalami perlakuan terhadap masing-masing kelas

dilakukan tes awal (pretest), hal ini dilakukan untuk melihat

kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Adapun

data awal penelitian terlihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Deskripsi Data Mean Skor Pretest

No Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 N 30 30

2 Nilai terendah 10 10

3 Nilai tertinggi 45 45

4 Rata-rata 24,17 21,00

5 SD 11,82 9,14

Berdasarkan hasil tes awal (pretest) pada tabel 4.1 hasil belajar

siswa pada konsep Termokimia untuk kelas eksperimen (n = 30)

diperoleh nilai rata-rata siswa 24,17 sedangkan untuk kelas kontrol (n

49

Page 61: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

50  

= 30) diperoleh nilai rata-rata siswa 21,00 (lampiran 12). Hal ini nilai

rata-rata kelas eksperimen sedikit lebih besar dibandingkan dengan

perolehan nilai rata-rata kelas kontrol. Dari data tersebut menunjukan

bahwa pengetahuan siswa terhadap materi Termokimia di kedua kelas

(eksperimen dan kontrol) masih rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya

nilai rata-rata kedua kelas baik kelas eksperimen maupun kontrol.

Rendahnya hasil pretest siswa dianggap wajar karena belum dilakukan

kegiatan pembelajaran.

b. Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Setelah mengalami perlakuan terhadap masing-masing kelas,

dilakukan tes akhir (posttest), hal ini dilakukan untuk melihat

kemampuan dan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan. Adapun

data tes akhir dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Deskripsi Data Mean Skor Postest

No Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 N 30 30

2 Nilai terendah 45 40

3 Nilai tertinggi 90 85

4 Rata-rata 70,17 63,33

5 SD 10,95 12,27

Berdasarkan hasil tes akhir (posttest) mengenai hasil belajar

siswa pada konsep Termokimia untuk kelas eksperimen (n = 30)

diperoleh nilai rata-rata siswa 70,17. Sedangkan untuk kelas kontrol (n

= 30) diperoleh nilai rata-rata siswa 63,33 (lampiran 12). Dalam tes

akhir (posttest) perolehan nilai rata-rata kelas eksperimen juga lebih

besar (6,84) dibandingkan dengan perolehan nilai rata-rata kelas

kontrol. Tingginya nilai rata-rata kelas eksperimen karena penerapan

model PBL yang memberikan suasana yang berbeda. Penerapan model

Page 62: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

51  

PBL mampu meningkatkan motivasi belajar, ketrampilan memecahkan

masalah dan belajar mandiri. Sehingga ketika siswa diberikan

pertanyaan dalam bentuk kuis mereka dapat bekerja sendiri. Jika siswa

mengalami kesulitan dan malu bertanya kepada guru maka dapat

bertanya kepada siswa lain.

Berbeda dengan kelas eksperimen, kelas kontrol yang

menerapkan ceramah dan tanya jawab tidak banyak memberikan

pengaruh terhadap siswa. ini terlihat dari siswa kurang aktif pada

proses pembelajaran.

2. Pengujian Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t untuk

melihat adanya pengaruh dari perilaku yang diberikan, maka diperlukan

pengujian prasyarat analisis dengan menggunakan analisis parametrik

sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel

yang diteliti berdistribusi normal atau tidak dalam penelitian ini, maka

uji normalitas yang digunakan adalah menggunakan uji Liliefors.

Adapun kriteria penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal

atau tidak dengan rumusan sebagai berikut:

Jika Lhitung < Ltabel berarti data berdistribusi normal

Jika Lhitung > Ltabel berarti data tidak berdistribusi normal

Hasil uji normalitas skor pretest dan posttest pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:

1) Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh normalitas

pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai

berikut:

Page 63: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

52  

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Data Skor Pretest

No Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 N 30 30

2 24,17 21,00

3 SD 11,82 9,14

4 Lhitung 0,152 0,152

5 Ltabel 0,161 0,161

Kesimpulan Distribusi Normal Distribusi Normal

Berdasarkan data tabel 4.3 didapat Lhitung skor pretest siswa

kelas eksperimen adalah sebesar 0,152 dan Ltabel (n = 30) adalah

sebesar 0,161; yang menunjukan bahwa data kelas eksperimen

berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel

(0,152 < 0,161). Sedangkan untuk kelas kontrol didapatkan L hitung

sebesar 0,152 dengan Ltabel (n = 30) sebesar 0,161; yang

menunjukan bahwa data kelas kontrol juga berdistribusi normal,

karena memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,152 < 0,161). Dengan

demikian, kedua sampel penelitian pada skor pretest dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol memenuhi kriteria, hipotesis nol

diterima dan berarti data berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji

normalitas skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

disajikan dalam lampiran 9 .

2) Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh normalitas

postest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai

berikut:

Page 64: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

53  

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Data Skor Postest

No Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1 N 30 30

2 70,17 63,33

3 SD 10,95 12,27

4 Lhitung 0,114 0,118

5 Ltabel 0,161 0,161

Kesimpulan Distribusi Normal Distribusi Normal

Berdasarkan data tabel 4.4 didapat Lhitung skor posttest

siswa kelas eksperimen adalah sebesar 0,114 dan Ltabel (n = 30)

adalah sebesar 0,161; yang menunjukan bahwa data kelas

eksperimen berdistribusi normal, karena memenuhi kriteria Lhitung

< Ltabel (0,110 < 0,161). Sedangkan untuk kelas kontrol didapatkan

Lhitung sebesar 0,118 dengan Ltabel (n = 30) sebesar 0,161; yang

menunjukan data kelas kontrol juga berdistribusi normal, karena

memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,118 < 0,161). Dengan

demikian, kedua sampel penelitian pada skor posttest dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol memenuhi kriteria hipotesis nol

diterima yang artinya data berdistribusi normal. Hasil perhitungan

uji normalitas skor posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

disajikan dalam lampiran 9 .

b. Uji Homogenitas

Setelah kedua kelas sampel penelitian dinyatakan berdistribusi

normal, maka selanjutnya adalah mencari nilai homogenitas dari kedua

kelas penelitian. Hasil uji homogenitas kedua sampel penelitian dapat

disajikan berikut ini:

Page 65: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

54  

1) Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Setelah kedua sampel penelitian tersebut dinyatakan

berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai homogenitasnya

dengan menggunakan uji Fisher. Kriteria pengujian yang

digunakan yaitu jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti kedua

data adalah homogen dan jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak,

berarti kedua data adalah tidak homogen.

Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh uji homogenitas

pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest

Data statistik

N eksperimen 30

N Kontrol 30

Sbesar2 (11,82)2

Skecil2 (9,14)2

Fhitung 1,67

Ftabel 1,85

Kesimpulan Varians kedua kelas homogen

Berdasarkan tabel 4.5 didapatkan Fhitung sebesar 1,67 dengan n = 60

pada taraf kepercayaan 5% (α = 0,05) diperoleh Ftabel sebesar 1,85.

maka kedua kelas penelitian dinyatakan bersifat homogen karena

memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel (1,67 < 1,85). Hasil perhitungan

uji homogenitas skor pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

disajikan dalam lampiran 10 .

Page 66: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

55  

2) Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi

normal, selanjutnya dicari nilai homogenitasnya dengan

menggunakan uji Fisher. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu

jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, berarti kedua data adalah

homogen dan jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak, berarti kedua

data adalah tidak homogen.

Setelah dilakukan pengolahan data diperoleh uji

homogenitas posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Homogenitas Skor Posttest

Data statistik

N eksperimen 30

N Kontrol 30

Sbesar2 (12,27)2

Skecil2 (10,95)2

Fhitung 1,26

Ftabel 1,85

Kesimpulan Varians kedua kelas homogen

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan Fhitung sebesar 1,26 dengan n = 60

pada taraf kepercayaan 5% (α = 0,05) diperoleh Ftabel sebesar 1,85 .

maka kedua kelompok penelitian dinyatakan bersifat homogen

karena memenuhi kriteria Fhitung < Ftabel (1,26 < 1,85). Hasil

perhitungan uji homogenitas skor posttest kelas eksperimen dan

kelas kontrol disajikan dalam lampiran 10 .

Page 67: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

56  

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan setelah dilakukan uji normalitas

dan uji homogenitas. Uji hipotesis ini menggunakan uji t ( “t” test), untuk

menguji hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar

kimia siswa. Kriteria hasil kesimpulan uji t adalah sebagai berikut:

thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

thitung > ttabel mka Ho ditolak dan Ha diterima

Tabel 4.7

Uji t Hasil Belajar Siswa Skor Pretest

Variabel Jumlah

sampel thitung ttabel Kesimpulan data

Hasil belajar

siswa

n1 = 30 dan

n2 = 30 0,29 2,048

Menerima H0 dan

Menolak Ha

Berdasarkan data tabel 4.7 diperoleh hasil perhitungan dari thitung sebesar

0,29 dengan ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan

(df/db = 30+30-2 = 58) adalah sebesar 2,048. Maka dapat disimpulkan

bahwa thitung < ttabel (0,29 < 2,048) sehingga hipotesis nol (H0) diterima dan

hipotesis alternatif (Ha) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat perbedaan antara pretest dari kelas eksperimen

dengan pretest dari kelas kontrol.

Tabel 4.8

Uji t Hasil Belajar Siswa Skor Posttest

Variabel Jumlah

sampel thitung ttabel Kesimpulan data

Hasil belajar

siswa

n1 = 30 dan

n2 = 30 2,228 2,048

Menolak H0 dan

menerima Ha

Page 68: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

57  

Berdasarkan data tabel 4.8 diperoleh hasil perhitungan thitung sebesar

2,228 dengan ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan

(df/db = 30+30-2 = 58) adalah sebesar 2,048. maka dapat disimpulkan

bahwa thitung > ttabel (2,228 > 2,048) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan

hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan demikian, ini dapat menguji

kebenaran hipotesis, yaitu model pembelajaran berdasarkan masalah

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar. Hasil

perhitungan uji hipotesis data skor posttest disajikan pada lampiran 11 .

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMANa 3 Tangerang Selatan dan yang

menjadi sampel adalah kelas XI-6 dan XI-7. Dengan ketentuan kelas XI-6

sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-7 sebagai kelas kontrol. Materi yang

digunakan adalah konsep Termokimia, dimana pada kelas eksperimen

diterapkan model Problem Based Learning dan pada kelas kontrol

menerapkan pembelajaran konvensional dalam hal ini ceramah dan Tanya

jawab.

Pada pelaksanaanya, sebelum dilakukan perlakuan peneliti terlebih

dahulu memberikan pretest dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan

awal siswa terhadap konsep Termokimia. Dari data tabel pretest diatas setelah

dilakukan perhitungan menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen

dan kontrol hampir sama besar.

Setelah diberikan pretest dilanjutkan dengan pemberian materi baik

pada eksperimen maupun kontrol. Pada pemberian materi, kelas eksperimen

menerapkan model PBL dan pada kelas kontrol menerapkan ceramah dan

Tanya jawab pada proses pembelajarannya. Diakhir pertemuan setelah

pembelajaran materi selesai dilanjutkan dengan uji posttest di kelas

eksperimen dan kontrol. Hal ini untuk mengetahui seberapa besar penguasaan

pengetahuan siswa setelah pembelajaran dilakukan.

Berdasarkan data hasil belajar posttest siswa setelah dilakukan

perhitungan tampak ada perubahan hasil dan pemahaman konsep. Hal ini

Page 69: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

58  

terlihat dari rata-rata posttest hasil belajar kimia siswa dengan penerapan

model PBL sebesar 70,17 dan rata-rata posttest dengan metode konvensional

sebesar 63,33. hal ini menunjukan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran PBL lebih baik dalam

memberikan pemahaman konsep siswa daripada menggunakan model

pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil pengolahan data secara statistik dengan

menggunakan uji “t”. dalam pengujian tersebut diperoleh thitung = 2,228 ,

sedangkan nilai ttabel = 2,048 sehingga dapat disimpulkan thitung > ttabel, maka

dengan ini Ho ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan pada penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep termokima.

Pembelajaran yang berpusat pada siswa ini menunjukan hasil yang

lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Hal ini terbukti

dari nilai rata-rata kelas yang tinggi. Tingginya hasil belajar siswa disebabkan

adanya kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengeksplorasi dan

mengembangkan keterampilan kognitifnya. Dengan diberikannya kesempatan

ini siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapatnya.

Model pembelajaran yang dapat membantu guru dalam proses

pembelajaran kimia salah satunya adalah model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL). Berdasarkan kutipan Trianto terdapat lima tahap proses

pembelajaran didalam PBL yaitu mengorientasi siswa pada masalah,

mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual

atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah1.

Tahap pertama dalam pembelajaran ini adalah mengorientasikan siswa

pada masalah. Siswa diberikan masalah yang kemudian dicari pemecahannya,

siswa dituntut sistematis dalam penyelesaian masalah, mengklasifikasikan

komponen-komponen pendukung (diketahui) dan masalah yang akan

                                                            1 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h. 71-72 

Page 70: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

59  

dipecahkan (ditanyakan) ke dalam bagian tersendiri serta mengemukakan

konsep atau teori yang dibutuhkan dalam penyelesaiannya. Tahap kedua,

mengorganisasikan siswa untuk belajar, dimana siswa dibagi dalam beberapa

kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dan masing-masing kelompok

mendapatkan satu masalah untuk dicari penyelesaiannya dengan melakukan

diskusi. Tahap selanjutnya adalah membimbing penyelidikan individual

maupun kelompok, dimana setiap kelompok mendiskusikan masalah yang

telah diberikan oleh guru tersebut dengan melakukan penyelidikan,

mengelompokkan data pendukung, mencari konsep atau teori pendukung data

dari berbagai sumber baik dari buku pelajaran, perpustakaan maupun internet

kemudian mencari jawaban dari masalah tersebut. Tahap keempat adalah

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dimana setiap kelompok

membuat laporan dan mempresentasikan hasil penyelidikan yang telah

mereka lakukan didepan kelas dan diadakan tanya jawab dengan bimbingan

guru. Tahap terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah, guru memberikan evaluasi dan kesimpulan dari hasil penyelidikan

dan diskusi kelompok. Didalam diskusi ini setiap kelompok

mempresentasikan hasil temuannya dan disimpulkan bersama-sama .

Dengan diajukannya masalah, siswa dituntut untuk belajar aktif baik

didalam maupun diluar kelas. Pembelajaran diluar kelas dilakukan dengan

belajar mandiri. Belajar mandiri yang dimaksud adalah secara aktif siswa

mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku bacaan di perpustakaan

atau internet yang berkaitan dengan masalah yang diberikan. Salah satu

keberhasilan pembelajaran ini karena tersedianya fasilitas yang lengkap di

sekolah tersebut.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model

Problem Based Learning (PBL) didalam pembelajaran kelas mampu

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa

khususnya pada konsep termokimia.

Page 71: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

60  

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Tes hasil belajar pada

kelas eksperimen diperoleh skor mean posttest 70,17 dan pada kelas kontrol

skor mean skor posttest 63,33 . Dari hasil tersebut membuktikan bahwa skor

hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil perhitungan

hipotesis posttest dengan melalui uji-t pada taraf signifikansi 0,05 yaitu

didapat hasil thitung > ttabel yaitu 2,228 > 2,048. Dari hasil tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa uji hipotesis menolak hipotesis nol (Ho) dan menerima

hipotesis alternatif (Ha). Dan hasil perhitungan ini membuktikan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diajukan

saran-saran agar proses pembelajaran dapat berhasil dengan baik sebagai

berikut:

1. Diharapkan kepada para guru khususnya bidang studi kimia dapat

menerapkan pembelajaran yang mengikutsertakan keaktifan siswa, dalam

hal ini model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat

dijadikan alternatif dari berbagai model pembelajaran yang ada.

2. Penguasaan kelas oleh guru pada saat membimbing diskusi sangat

diperlukan untuk memotivasi kemampuan komunikasi antar siswa,

sehingga pertanyaan dan jawaban siswa akan lebih berkembang.

60

Page 72: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

61  

3. Bagi peneliti lain, jika akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan

model pembelajaran yang sama dapat digunakan pada konsep yang

berbeda.

Page 73: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

62  

DAFTAR PUSTAKA

Dikti, UUD RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dapat diakses di www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf, 24/01/2010

Iska, Zikri Neni, 2006. Psikologi: Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,

Jakarta: Kizi Brothers UNESCO, The Four Pillars of Education, dapat diakses www.

unesco.org/delors/fourpil. htm, 21/1/2011 Deporter, Bobbi, dkk., 2007. Quantum Teaching (Terjemah:Ary Nilandari),

Bandung: Raifa, Depdiknas, 2007. Model-model Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Jakarta: Direktorat PSLB, Duch, Barbara J., dkk., 2001. The Power of problem-Based learning, Virginia:

Stylus Publishing, Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik,

Jakarta: Prestasi Pustaka, Arends, Richard I., 2008. Learning to teach (belajar untuk mangajar),

terjemahan Helly Prajitno dan Sri Mulyantini, Yogyakarta: Pustaka pelajar,

Shaffat, Idris, 2009. Optimized Learning Strategy, Jakarta: Prestasi Pustaka, Winkel, W.S., 1999. Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT Grasindo, Surya, Mohamad, 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung:

Pustaka Bani Quraisy Suryabrata, Sumadi, 2005. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Grafindo Persada, Purwanto, Ngalim, 2007. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Soemanto, Wasty, 2006. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,

Page 74: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

63  

Arifin, Mulyati, 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: UPI, Haryati, Mimin, 2007. Model & Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan

Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada Press Djaali, H., 2007. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Syah, Muhibbin, 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:

PT Remaja Rosyda karya, Ratna Wilis Dahar,. 1996. Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, R&D, Bandung: Alfabeta , 2008. Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta Suryabrata, Sumadi, 2005. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada Sudjana, Nana dan Ibrahim, 1989. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan,

Bandung: Sinar Baru Subana dan sudrajat, 2005. Dasar-dasar Penelitia Ilmiah, Bandung: Pustaka Setia Sofyan, Ahmad, dkk., 2006. Evaluasi pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,

Jakarta:UIN Jakarta Press Ediati, Ratna, dkk., 2008. Kimia Untuk Sekolah Menengah Kejuruan Jilid I,

Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK Salirawati, Das, dkk., 2007. Belajar Kimia Secara Menarik Untuk SMA/MA

Kelas XI, Jakarta: Grasindo Somantri, Ating dkk., 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Bandung:

Pustaka Setia Karno To, M.Pd dan Yudi Wibisono, ST., AnaTest, (No. Reg. Hak Cipta di

Dirjen HAKI : C002004291-388. Sudjana, 2002. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito

Page 75: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

64  

Mortimer, Robert G., 2008. Physical Chemistry: Third Edition, Kanada: Elsevier Monk, Paul, 2004. Physical Chemistry: Understanding Our Chemical World,

Manchester Metropolitan University: John Wiley&Son Purwanto, Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar: Domain dan Taksonomi, (Jurnal

Teknodik, Departemen Pendidikan Nasional Pusat Teknologi Komunikasi Dan Informasi Pendidikan), dapat diakses di http://www.pustekkom.go.id

Afcariono, Mochamad, Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Siswa pada Mata Pelajaran Biologi, Jurnal Pendidikan Inovatif Vol. 3 2008, dapat diakses di http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-3-no-2-muchamad-afcariono.pdf

Purwati, Heni, 2006. Keefektifan Pembelajaran Berdasarkan Masalah Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Pokok Aljabar dan Aritmatika Sosial pada siswa SMP Kleas VII Semarang, Semarang: FMIPA UNES

Purwantoro, Eko, 2005. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa II-C SMP Negeri 22 Semarang, Semarang: FMIPA

Syafii, Nabila, 2009. Pengaruh Metode Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar

Kimia pada Pembelajaran Kimia Terintegrasi Nilai, Ciputat: FITK/IPA UIN Jakarta

Page 76: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

65  

Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Eksperimen) Sekolah : SMA Negeri 3 Tangerang Selatan Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/I Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi

2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya

Kompetensi Dasar 2.2 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan

Indikator 1. Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi 2. Menentukan nilai ∆H reaksi dengan menggunakan hukum Hess 3. Menentukan nila ∆H reaksi dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan standar 4. Menghitung nilai ∆H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan 5. Menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar tidak sempurna terhadap lingkungan dan banyak kalor yang dihasilkan

Page 77: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

66  

A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: • Menjelaskan entalpi pembentukan standar (∆Ho

f) • Menjelaskan entalpi penguraian standar (∆Ho

d) • Menjelaskan entalpi pembakaran standar (∆Ho

c) • Menentukan ∆H reaksi dengan rumus kalor reaksi • Menentukan ∆H reaksi menggunakan hukum Hess • Menentukan ∆H reaksi menggunakan energi ikatan • Menyebutkan dampak pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna terhadap lingkungan

B. Materi Pembelajaran

• Termokimia

C. Model Pembelajaran 1. Model : Problem Based Learning (PBL) 2. Metode : Diskusi Kelompok, Ceramah dan Tanya jawab

Page 78: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

67  

D. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama

JENIS KEGIATAN Tahap Guru Siswa Indikator

Pendahuluan

• Memulai pertemuan dengan mengucapkan salam • Menjelaskan Tujuan Pembelajaran materi yang

diajarkan • Uji Pretest • Apersepsi

“Pernahkah kamu melarutkan deterjen bubuk sewaktu mencuci pakaian? Apa yang kamu rasakan pada larutan deterjen? Coba bandingkan ketika kamu membuat larutan oralit, apa yang kamu rasakan pada bagian luar gelas tempat larutan itu?

• Menjawab salam • Mendengarkan penjelasan guru dengan antusias • Mengerjakan pretes • Mendengarkan penjelasan dan menjawab

pertanyaan yang diberikan guru

Kegiatan Inti

• Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi dan kalor reaksi Entalpi pembentukan standar (∆H0

f ) adalah kalor yang dilepaskan atau diserap pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada reaksi yang dilakukan pada suhu 298 K dan tekanan 1 atmosfer. Contoh: H2(g) + ½ O2(g) → H2O (l) ∆H0

f = - 285,85 kJ Entalpi penguraian standar adalah kalor yang dilepaskan atau dibutuhkan untuk menguraikan 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya pada keadaan

• Memperhartikan penjelaskan guru dengan antusias dan mencatat hal-hal yang penting

1

Page 79: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

68  

Tahap 1 (Mengorienta-sikan Siswa pada masalah)

standar. Contoh: H2O(l) → H2(g) + ½ O2(g) ∆H0d = + 285, 85 kJ Entalpi pembakaran standar adalah kalor yang digunakan untuk membakar 1 mol persenyawaan dengan O2 dari udara yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atmosfer. Pembakaran dikatakan sempurna jika:

1. Karbon C terbakar menjadi CO2 2. Hidrogen H terbakar menjadi H2O 3. Belerang S terbakar menjadi SO2

Contoh : C2H5OH (l) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(l) ∆H0c = -948, 86 kJ Menentukan ∆H reaksi menggunakan rumus: q = m.c. ∆T

• Menjelaskan tentang cara menentukan ∆H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan rata-rata

• Menentukan ∆H reaksi dengan menggunakan hukum Hess

• Tanya jawab tentang dampak pembakaran bahan bakar tidak sempurna terhadap lingkungan

• Mengajukan masalah kepada siswa: Kelompok 1 : “ Jika sebanyak 50 gram larutan HCl 1 M bersuhu 27oC dicampur dengan 50 gram larutan NaOH 1 M yang bersuhu 27oC dalam suatu kalorimeter cangkir kopi. Ternyata suhu larutan naik sampai 33,5oC. Jika kalor jenis dianggap sama dengan kalor jenis air, 4,18

• Menjawab dan bertanya tentang dampak pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna

• Mencatat dan mencermati masalah yang diberikan oleh guru

4 2 5

Page 80: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

69  

J/gK. Maka tentukanlah perubahan entalpi reaksi: HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)” Kelompok 2: Diketahui entalpi pembentukan H2O (l) = -285 kJ mol-1, CO2(g) = -393 kJ mol-1 , dan C2H2(g) = +227 kJ mol-1. Berapa Jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 0,52 gram gas C2H2 (Mr = 26)? Kelompok 3: Perhatikan diagram reaksi dari pembentukan gas CO2 dari unsur-unsurnya:

Perubahan entalpi (∆H) pada pembentukan 1 mol CO2 dari CO adalah…. Kelompok 4: Diketahui entalpi pembentukan H2O(l) dan H2O(g) berturut-turut adalah -286 kJ/mol dan 242 kJ/mol, maka pada penguapan 4,5 gram air akan.... Kelompok 5:

C(g) + O2(g)

-96,1 kkal -26,4 kkal

∆H = ? CO2 (g)

CO(g) + ½ O2(g)

Page 81: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

70  

Tahap 2 (mengorgan-isasi siswa untuk belajar) Tahap 3 (membimbing penyelidikan

Jika diketahui ∆H pembentukan CH4(g) = -75 kJ/mol, energi ikatan H – H = 435 kJ/mol dan ∆H sublimasi C(s) = 715 kJ/mol. Maka besarnya energi ikatan C – H dalam CH4 adalah.... Kelompok 6: Diketahui energi ikatan sebagai berikut C – H = 414 kJ/mol C = O = 803 kJ/mol O – H = 464 kJ/mol O = O = 498 kJ/mol Jika ∆H pembakaran C2H2 = -1,26 x 10-3 kJ/mol maka energi ikatan C ≡ C adalah....

• Menjelaskan cara menyelesaikan masalah yaitu: Penyelesaian dengan cara sistematis Mengklasifikasikan komponen pendukung (diketahui) dan masalah yang akan dipecahkan (ditanyakan) ke dalam bagian tersendiri Menyebutkan konsep atau teori komponen pendukung

• Membagi kelas menjadi 6 kelompok ( tiap kelompok 4-5 siswa) masing-masing kelompok satu masalah untuk di selesaikan

• Membimbing siswa dalam melakukan penyelidikan dan

memberikan kesempatan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dari berbagai sumber yang

• Duduk sesuai dengan kelompoknya. Mencatat mengidentifikasi satu masalah yang diberikan guru

• Mencari dan mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan sesuai masalah

Page 82: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

71  

Pertemuan kedua

individual maupun kelompok)

relevan yang diajukan kepada masing-masing kelompok dari berbagai sumber yang relevan (buku, internet dll)

Penutup

• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya • Mengingatkan siswa untuk mempresentasikan hasil

diskusi masing-masing kelompok pada pertemuan selanjutnya dengan menggunakan MS power point.

• Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan Alhamdulillah

• Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan Salam

• Bertanya jika ada yang belum dimengerti • Mendengarkan penjelasan dan saran guru

• Mengucapkan Alhamdulillah

• Menjawab Salam

JENIS KEGIATAN Tahap Guru Siswa Indikator

Pendahuluan

• Memulai pertemuan dengan mengucapkan salam • Meminta siswa duduk sesuai dengan kelompok masing-

masing • Apersepsi

Mengingatkan kembali materi pada pertemuan sebelumnya (Tanya jawab)

• Menjawab salam • Duduk sesuai dengan kelompoknya • Mengingat kembali materi yang telah dijelaskan

guru dengan cara menjawab beberapa pertanyaan

Kegiatan Inti Tahap 4 (mengembang

• Meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dari permasalahan yang diberikan tiap kelompok

• Setiap kelompok mempresentasi hasil diskusi kelompok masing-masing

• Peserta mendengarkan presenter menjelaskan

Page 83: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

72  

E. Sumber dan Alat Belajar a. Buku Kimia SMA dan MA Kelas XI (terbitan Grasindo) b. Buku Paket Kimia (Erlangga) c. Media informasi lain yang relevan

kan dan menyajikan hasil karya) Tahap 5 (menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)

• Membimbing jalannya presentasi • Meminta siswa dari lain kelompok untuk bertanya

kepada presenter terhadap masalah yang sedang dijelaskan

• Membantu menjawab pertanyaan siswa jika presenter tidak dapat menjelaskan pertanyaan dari siswa

• Membantu siswa melakukan evaluasi terhadap hasil penyelidikan siswa di tiap kelompok serta proses-proses penyelidikan yang telah dilakukannya.

• Beberapa peserta bertanya kepada presenter terhadap masalah tersebut

• meminta bantuan kepada guru jika presenter

tidak dapat menjawab pertanyaan dari siswa • mendengarkan dan mencatat hasil evaluasi

yang dilakukan oleh guru di setiap kelompok  

Penutup

• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya • Membimbing siswa dalam menyimpulkan berdasarkan

hasil diskusi • Mengingatkan siswa untuk mempresentasikan hasil

diskusi masing-masing kelompok pada pertemuan selanjutnya.

• Menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan Alhamdulillah

• Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan Salam

• Bertanya jika ada yang belum dimengerti • Menyimpulkan berdasarkan hasil diskusi

• Mengucapkan Alhamdulillah

• Menjawab Salam

Page 84: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

73  

d. Laptop dan LCD

F. Evaluasi dan Penilaian 1. Jenis tagihan :

Latihan soal (Penugasan) 2. Bentuk Instrumen :

Tes tertulis (esai, dan latihan soal) 3. Contoh Instrumen

Contoh tes 1. Entalpi pembentukan standar CaCO3(s) = 1207 kJ/mol. Tentukan persamaan termokimianya! 2. Jika kalor pembentukan standar (∆Ho

f) CaCO3 = -1,207 kJ/mol, tentukan kalor penguraian standar CaCO3 serta tulis persamaan termokimianya!

3. Jika kalor pembakaran standar C2H5OH(l) sebesar -1371 kJ/mol, tentukanlah: a. Persamaan termokimia pembakaran standar C2H5OH(l)! b. ∆H reaksi untuk membakar 23 gram C2H5OH(l) (Ar C = 12, H = 1, O = 16)!

Kepala Sekolah

Drs. H. Sujana, M.Pd NIP 19580601 198101 1 006

Tangerang, …………….. 2010 Guru Mata Pelajaran,

Sony Hidayat NIM 105016200559

Page 85: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

74  

Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(Kelas Kontrol) Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/I Pertemuan : Ke-1 (pertama) Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi

2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya

Kompetensi Dasar 2.2 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan

Indikator • Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi • Menentukan nilai ∆H reaksi berdasarkan data eksperimen sederhana

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat: • Menjelaskan entalpi pembentukan standar (∆Ho

f) • Menyebutkan contoh reaksi pembentukan standar (∆Ho

f) • Menjelaskan entalpi penguraian standar (∆Ho

d) • Menyebutkan contoh reaksi penguraian standar (∆Ho

d)

Page 86: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

75  

• Menjelaskan entalpi pembakaran standar (∆Hoc)

• Menyebutkan contoh reaksi pembakaran standar (∆Hoc)

• Menentukan ∆H reaksi dengan rumus kalor reaksi B. Materi Pembelajaran

• Menentukan ∆H reaksi

C. Metode Pembelajaran Metode : ceramah, diskusi dan Tanya jawab

D. Kegiatan Pembelajaran

JENIS KEGIATAN Tahap Guru Siswa Indikator

Pendahuluan

• Masuk kelas sambil mengucap salam

“Assalamualaikum wr wb” • Mengabsen kehadiran siswa dan menanyakan

kabar siswa. • Memulai pelajaran dengan membaca do’a terlebih

dahulu, dan menyuruh salah satu siswa untuk memimpin do’a

Apersepsi/Motivasi • Memberi Pretest • Menjelaskan perubahan kalor yang terjadi di

lingkungan siswa

Siswa menjawab salam

“ Waalaikumussalam wr wb ” Siwa menjawab dengan mengangkat tangan

Salah satu siswa memimpin do’a sebelum

belajar

Mengerjakan Pretest

Page 87: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

76  

E. Sumber Belajar

a. Buku Kimia SMA dan MA Kelas XI (terbitan Grasindo) b. Buku Paket Kimia (Erlangga) c. Media informasi lain yang relevan

F. Evaluasi dan Penilaian

1. Jenis tagihan :

Kegiatan Inti • Menjelaskan secara singkat macam-macam perubahan entalpi:

Entalpi pembentukan standar (∆H0f ) adalah kalor yang

dilepaskan atau diserap pada pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada reaksi yang dilakukan pada suhu 298 K dan tekanan 1 atmosfer. Contoh: H2(g) + ½ O2(g) → H2O (l) ∆H0

f = -285,85 kJ Entalpi penguraian standar adalah kalor yang dilepaskan

atau dibutuhkan untuk menguraikan 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya pada keadaan standar. Contoh: H2O(l) → H2(g) + ½ O2(g) ∆Hod = + 285, 85 kJ

Entalpi pembakaran standar adalah kalor yang digunakan untuk membakar 1 mol persenyawaan dengan O2 dari udara yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atmosfer. C2H5OH(l) + 3O2(g) →2CO2(g)+3H2O(l) ∆Hoc = -948,86 kJ

• Penentuan ∆H reaksi dengan rumus q = m . c . ∆t • Memberikan contoh latihan (terlampir)

• Memperhartikan penjelaskan guru dengan antusias

• Mengerjakan contoh latihan tersebut

Penutup

• Menarik kesimpulan bersama-sama • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya • Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam:

“Wassalamu’alaikum wr wb”

• Mendengarkan dan Ikut memberi kesimpulan • Bertanya kepada guru tentang materi yang

tekah dijelaskan • Menjawab salam

“Wa’alaikum salam wr wb”

Page 88: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

77  

Latihan soal (Penugasan) 2. Bentuk Instrumen :

Tes tertulis (esai, dan latihan soal) 3. Contoh Instrumen

Contoh tes 1. Entalpi pembentukan standar CaCO3(s) = 1207 kJ/mol. Tentukan persamaan termokimianya! 2. Jika kalor pembentukan standar (∆Ho

f) CaCO3 = -1,207 kJ/mol, tentukan kalor penguraian standar CaCO3 serta tulis persamaan termokimianya!

3. Jika kalor pembakaran standar C2H5OH(l) sebesar -1371 kJ/mol, tentukanlah: a. Persamaan termokimia pembakaran standar C2H5OH(l)! b. ∆H reaksi untuk membakar 23 gram C2H5OH(l) (Ar C = 12, H = 1, O = 16)!

Page 89: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

78  

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol)

Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/I Pertemuan : Ke-2 (kedua) Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi

2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya Kompetensi Dasar

2.2 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan

Indikator • Menentukan nilai ∆H reaksi dengan menggunakan hukum Hess • Menentukan nila ∆H reaksi dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan standar • Menghitung nilai ∆H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan • Menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar tidak sempurna terhadap lingkungan dan banyak kalor yang dihasilkan

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat : • Menjelaskan hukum Hess • Menentukan ∆H reaksi menggunakan hukum Hess • Menjelaskan data perubahan entalpi pembentukan standar

Page 90: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

79  

• Menentukan ∆H reaksi menggunakan data perubahan entalpi pembentukan standar • Menentukan ∆H reaksi menggunakan data energi ikatan • Menyebutkan persamaan reaksi yang terjadi akibat pembakaran yang tidak sempurna

C. Materi Pembelajaran

• Menentukan ∆H reaksi E. Metode Pembelajaran

Metode : ceramah, diskusi dan Tanya jawab

F. Kegiatan Pembelajaran

JENIS KEGIATAN Tahap Guru Siswa Indikator

Pendahuluan

• Masuk kelas sambil mengucap salam

“Assalamualaikum Wr Wb” • Mengabsen kehadiran siswa dan menanyakan

kabar siswa. • Memulai pelajaran dengan membaca do’a terlebih

dahulu, dan menyuruh salah satu siswa untuk memimpin do’a

Apersepsi/Motivasi: • Mengingatkan kembali materi sebelumnya

Siswa menjawab salam

“ Waalaikumussalam Wr Wb ” Siwa menjawab dengan mengangkat tangan

Salah satu siswa memimpin do’a sebelum

belajar

Menyimak dengan antusias

Page 91: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

80  

Kegiatan Inti • Menjelaskan hukum Hess apabila suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai penjumlahan aljabar dari dua atau lebih reaksi, maka kalor reaksi juga merupakan penjumlahan aljabar dari kalor yang menyertai reaksi-reaksi itu.

• Menghitung ∆H reaksi dengan dat entalpi pembentukan standar: Besarnya perubahan entalpi reaksi sama dengan selisih jumlah perubahan entalpi pembentukan zat hasil reaksi dikurangi jumlah perubahan entalpi pembentukan zat pereaksi, masing-masing dikalikan dengan koefisien dalam persamaan reaksi. ∆Ho = ∑ ∆Ho

f (hasil reaksi) - ∑ ∆Hof (pereaksi)

• Menjelaskan dan Menghitung ∆H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan Energi Ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1 mol suatu senyawa dalam fase gas pada keadaan standar menjadi atom-atom gasnya. ∆Hreaksi = ∑ Energi Pemutusan Ikatan - ∑ Energi Pembentukan Ikatan

• Menjelskan pembakaran bensin yang tidak sempurna, Reaksi yang terjadi adalah: C8H18(l) + 8 ½ O2(g) → 8CO(g) + 9H2O(g) Reaksi yang seharusnya: C8H18(l) + 12 ½ O2(g) → 8CO2(g) + 9 H2O(g) Pembakaran yang berlebih dan tidak sempurna akan mengakibatkan polusi udara, pemanasan global. Salah satu peristiwa terbaru adalah meningkatnya suhu udara di rusia yang menyebabkan kebakaran hutan

• Memberikan contoh latihan (terlampir)

• Memperhartikan penjelaskan guru dengan antusias

• Mendengarkan dengan antusia sambil mencatat penjelasan guru

• Mengerjakan contoh latihan yang diberikan guru

Penutup • Menarik kesimpulan bersama-sama • Mendengarkan dan Ikut memberi kesimpulan

Page 92: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

81  

E. Sumber Belajar

a. Buku Kimia SMA dan MA Kelas XI (terbitan Grasindo) b. Buku Paket Kimia (Erlangga) c. Media informasi lain yang relevan

F. Evaluasi dan Penilaian

1. Jenis tagihan : Latihan soal (Penugasan)

2. Bentuk Instrumen : Tes tertulis (esai, dan latihan soal)

3. Contoh Instrumen Contoh tes

1. Dengan melihat data entalpi pembentukan standar, tentukan besarnya ∆H reaksi berikut ini: a. 2C2H2(g) + 5O2(g) → 4CO2(g) + 2H2O(l) b. 4NH3(g) + 5O2(g) → 4NO(g) + 6H2O(l)

2. Dari data: 2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) ∆H = -1571 kJ 2Ca(g) + O2(g) → 2CaO(s) ∆H = -1269 kJ CaO(g) + H2O(l) → Ca(OH)2(s) ∆H = -64 kJ Tentukan perubahan entalpi pembentukan Ca(OH)2(s)!

• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

• Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam: “Wassalamu’alaikum wr wb”

• Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

• Menjawab salam “Wa’alaikum salam wr wb”

Page 93: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

82  

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Kontrol)

Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/I Pertemuan : Ke-3 (ketiga) Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Standar Kompetensi

2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya

Kompetensi Dasar 2.2 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan

Indikator • Menghitung nilai ∆H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan • Menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar tidak sempurna terhadap lingkungan dan banyak kalor yang dihasilkan

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat: • Menjelaskan energi ikatan • Menentukan ∆H reaksi menggunakan data energi ikatan • Menyebutkan dampak pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna terhadap lingkungan • Menyebutkan persamaan reaksi yang terjadi akibat pembakaran yang tidak sempurna

Page 94: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

83  

B. Materi Pembelajaran • Kalor pembakaran

C. Metode Pembelajaran

Metode : ceramah, diskusi dan Tanya jawab

C. Kegiatan Pembelajaran

JENIS KEGIATAN Tahap Guru Siswa Indikator

Pendahuluan

• Masuk kelas sambil mengucap salam

“Assalamualaikum Wr Wb” • Mengabsen kehadiran siswa dan menanyakan

kabar siswa. • Memulai pelajaran dengan membaca do’a terlebih

dahulu, dan menyuruh salah satu siswa untuk memimpin do’a

Apersepsi/Motivasi: • Mengingatkan kembali materi sebelumnya

Siswa menjawab salam

“ Waalaikumussalam Wr Wb ” Siwa menjawab dengan mengangkat tangan

Salah satu siswa memimpin do’a sebelum

belajar

Menyimak dengan antusias

Page 95: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

84  

Kegiatan Inti • Menjelaskan dan Menghitung ∆H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan Energi Ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1 mol suatu senyawa dalam fase gas pada keadaan standar menjadi atom-atom gasnya. ∆Hreaksi = ∑ Energi Pemutusan Ikatan - ∑ Energi Pembentukan Ikatan

• Menjelskan pembakaran bensin yang tidak sempurna, Reaksi yang terjadi adalah: C8H18(l) + 8 ½ O2(g) → 8CO(g) + 9H2O(g) Reaksi yang seharusnya: C8H18(l) + 12 ½ O2(g) → 8CO2(g) + 9 H2O(g) Pembakaran yang berlebih dan tidak sempurna akan mengakibatkan polusi udara, pemanasan global. Salah satu peristiwa terbaru adalah meningkatnya suhu udara di rusia yang menyebabkan kebakaran hutan

• Meminta menyebutkan peristiwa lainnya akibat polusi udara maupun pemanasan global

• Memberikan latihan (terlampir)

• Menyimak dengan antusias dan sambil mencatat

• Mendengarkan dan menyimak penjelasan guru

dengan antusias

• menyebutkan peristiwa lain yang berkaitan dengan materi yang dipelajari

• Mengerjakan latihan yang diberikan guru

Penutup

• Menarik kesimpulan bersama-sama • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya • Melakukan evaluasi dengan memberi Postest • Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam:

“Wassalamu’alaikum Wr Wb”

• Mendengarkan dan Ikut memberi kesimpulan • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya • Mengerjakan soal Postest • Menjawab salam

“Wa’alaikum salam Wr Wb”

Page 96: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

85  

E. Sumber Belajar a. Buku Kimia SMA dan MA Kelas XI (terbitan Grasindo) b. Buku Paket Kimia (Erlangga) c. Media informasi lain yang relevan

F. Evaluasi dan Penilaian

1. Jenis tagihan : Latihan soal (Penugasan)

2. Bentuk Instrumen : Tes tertulis (esai, dan latihan soal)

3. Contoh Instrumen Contoh tes 1. Diketahui energi ikatan

C – H = 413 kJ O = O = 495 kJ C = O = 799 kJ O – H = 463 kJ Tentukan Energi yang dibebaskan pada pembakaran gas metana CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) !

2. Sebutkan senyawa yang dihasilkan akibat pembakaran yang tidak sempurna serta dampaknya bagi lingkungan!  

Kepala Sekolah

Drs. H. Sujana, M.Pd NIP 19580601 198101 1 006

Tangerang, …………….. 2010 Guru Mata Pelajaran,

Sony Hidayat NIM 105016200559

 

Page 97: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

100  

KISI – KISI SOAL INSTRUMEN HASIL BELAJAR SISWA

Jenis Sekolah : SMA Bentuk Soal : Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Kimia Alokasi Waktu : 120 Menit Kurikulum : KTSP Jumlah Soal : 40 Butir Standar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya Kompetensi Dasar : 2.2 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan percobaan, hukum Hess,

data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan

No Indikator Materi Pembelajaran Indikator Soal Soal Jenjang

Kognitif 1 Menjelaskan

macam-macam perubahan entalpi

Macam-macam perubahan entalpi

Siswa dapat menjelaskan perubahan entalpi molar standar Siswa dapat menjelaskan kalor pembentukan standar

1. Jumlah kalor yang dilepaskan atau diserap oleh suatu reaksi kimia menyatakan besarnya.... a. Energi dalam b. Kapasitas kalor c. Massa jenis d. Entalpi e. Perubahan entalpi

2. Pernyataan yang tepat tentang kalor pembentukan standar adalah.... a. Kalor yang dilepas atau diserap pada pembentukan

satu mol unsur pada keadaan standar b. Kalor yang diserap atau dilepas pada

pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya pada keadaan standar

c. Kalor yang diserap atau dilepas pada pembentukan 1 mol senyawa pada keadaan standar

d. Kalor yang diserap atau dilepas pada pembentukan 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya pada keadaan standar

e. Kalor yang diserap atau dilepas pada pembentukan 1 mol senyawa pada keadaan standar

C1

C1

Page 98: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

101  

Siswa dapat menyebutkan contoh perubahan entalpi pembentukan Siswa dapat menjelaskan kalor pembakaran standar Siswa dapat menjelaskan entalpi penetralan Disajikan reaksi kimia, siswa dapat menentukan

3. Persamaan termokimia yang menunjukan perubahan

entalpi pembentukan adalah.... a. 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3 (g) ∆H = -196,6 kJ b. NH3 (g) + HCl(g) → NH4Cl ∆H = -175,9 kJ c. Ca2+ 2NO3

- → Ca(NO3)2 ∆H = -1.207 kJ d. Na+ + Cl- → NaCl ∆H = -788 kJ e. 2C + 3H2 + ½ O2 → C2H5OH ∆H = -278 kJ

4. Berikut pernyataan tentang kalor pembakaran standar adalah.... a. Kalor yang diserap atau dilepas pada pembentukan

1 mol senyawa pada keadaan standar b. Kalor yang dilepaskan atau dibutuhkan untuk

menguraikan 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya pada keadaan standar.

c. Kalor yang digunakan untuk membakar 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya

d. Kalor yang digunakan untuk membakar 1 mol persenyawaan dengan O2 dari udara yang diukur pada 298 K dan 1 atm

e. Kalor yang dihasilkan pada reaksi penetralan

5. Pernyataan yang tepat tentang entalpi penetralan adalah....

a. perubahan entalpi pada penetralan asam oleh basa membentuk 1 mol air

b. perubahan entalpi pada 1 mol zat c. perubahan entalpi pada pelarutan 1 mol zat d. kebalikan dari reaksi pembentukan e. menghasilkan CO2 dan H2O

6. Reaksi: CO(g) + ½ O2(g) ↔ CO2(g) memiliki ∆H = -283 kJ. Nilai ∆H tersebut merupakan....

C2

C1

C1

C2

Page 99: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

102  

entalpi pembakaran standar Disajikan reaksi kimia, siswa dapat menentukan entalpi penguapan standar

a. Entalpi pembakaran CO2 b. Entalpi penguraian CO c. Entalpi penguraian CO2 d. Entalpi pembakaran CO e. Entalpi pembentukan CO2

7. Diketahui persamaan reaksi: H2O(l) → H2O(g) ∆H = +43 kJ Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan…. a. Untuk menguapkan 36 gram air dilepas kalor

sebesar 43 kJ b. Untuk membekukan 18 gram air dilepaskan kalor

sebesar 43 kJ c. Untuk menguapkan 18 gram air diserap kalor

sebesar 43 kJ d. Untuk mengembunkan air 36 gram diserap kalor

sebesar 43 kJ e. Untuk mengembunkan 36 gram air dilepas kalor

sebesar 21,5 kJ

C2

2 Menentukan nilai ∆H reaksi berdasarkan data eksperimen sederhana

Penerapan perhitungan kalor reaksi

Disajikan campuran larutan dalam suatu kalorimeter, siswa dapat menentukan perubahan entalpi suatu reaksi Disajikan data reaksi

8. Sebanyak 50 gram larutan HCl 1 M bersuhu 27oC dicampur dengan 50 gram larutan NaOH 1 M yang bersuhu 27oC dalam suatu kalorimeter cangkir kopi. Ternyata suhu larutan naik sampai 33,5oC. Jika kalor jenis dianggap sama dengan kalor jenis air, 4,18 J/gK. Tentukan perubahan entalpi reaksi: HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

a. -2717 J b. -5434 J c. +2717 J d. +5434 J e. -1040 J

9. HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ∆H = -56 kJ

C3

C3

Page 100: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

103  

larutan, siswa dapat menentukan perubahan entalpi pada reaksi tersebut Disajikan data netralisasi reaksi suatu larutan, siswa dapat menentukan panas netralisasi pada reaksi tersebut Disajikan data entalpi suatu senyawa, siswa dapat menentukan kalor pembakaran senyawa tersebut Siswa dapat menentukan nilai entalpi pembentukan standar berdasarkan jumlah mol

Jika 100 cm3larutan HCl 0,25 M direaksikan dengan 200 cm3 larutan NaOH 0,15 M. Tentukan perubahan entalpi dalam reaksi diatas!

a. +1400 J b. -1400 J c. +2400 J d. -400 J e. -5600 J

10. Jika panas netralisasi adalah 120 kkal/mol, maka

panas netralisasi 100 mL HCl 0,1 M dengan 150 mL NaOH 0,1 M adalah.... a. 12 kal b. 120 kal c. 2400 kal d. 1200 kal e. 2400 kal

11. Jika diketahui entalpi C8H18 = -5460 kJ/mol dan

massa jenis C8H18 = 0,7 kg/L, maka jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 1 liter bensin (C8H18) adalah.... a. +3352,9 kJ b. -3352,5 kJ c. -5460,3 kJ d. +33524,4 kJ e. -33524,4 kJ

12. Reaksi 3 gram magnesium (Ar = 24) dengan nitrogen (Ar = 14) berlebih menghasilkan Mg3N2. Pada keadaan standar, proses tersebut melepaskan kalor sebesar 28 kJ. Entalpi pembentukan standar Mg3N2 adalah.... a. -75 kJ mol-1

C3

C3

C3

Page 101: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

104  

Disajikan persamaan reaksi, siswa dapat menentukan volume senyawa yang mempunyai massa dan suhu tertentu

b. -177 kJ mol-1 c. -224 kJ mol-1 d. -350 kJ mol-1 e. -672 kJ mol-1

13. Pembakaran gas metana ditunjukan oleh persamaan

reaksi berikut: CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O, ∆H = -840 kJ Jika seluruh kalor yang dihasilkan digunakan untuk mendidihkan air yang mula-mula bersuhu 250C maka volume air yang bisa dididihkan menggunakan 24 gram metana adalah.... (C = 12, H =1, c = 4,2 j/g0C) a. 2,7 L b. 4,0 L c. 5,0 L d. 8,0 L e. 12,0 L

C3

3 Menentukan nilai ∆H reaksi dengan menggunakan hukum Hess

Hukum Hess Disajikan data entalpi reaksi , siswa dapat menentukan besar perubahan entalpi suatu reaksi

14. Diketahui : C(s) + O2(g) → CO2 (g), ∆H = -393,5 kJ H2(g) + ½ O2(g) → H2O(g), ∆H = -242 kJ 3C(s) + 4H2(g) → C3H8(g), ∆H = -104 kJ Maka besarnya perubahan entalpi dari reaksi: C3H8(g) + 5O2 (g) → 3CO2 (g) + 4H2O(g) adalah....

a. -2440,5 kJ b. -2148,5 kJ c. -2044,5 kJ d. -1080,5 kJ e. -968,0 kJ

15. Diketahui:

C(s) + 2H2(g) → CH4(g) ∆H = -74,9 kJ C(s) + O2(g) → CO2(g) ∆H = -393,7 kJ H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l) ∆H = -285,9 kJ

C2

C2

Page 102: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

105  

Perubahan entalpi untuk reaksi: CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l) adalah.... a. -604,7 kJ b. -890,6 kJ c. -998,4 kJ d. -1040,3 kJ e. -1284,3 kJ

16. Berdasarkan data

2Fe(s) + 3/2 O2(g) → Fe2O3(s) ∆H = - 840 kJ 2Al(s) + 3/2 O2(g) → Al2O3(s) ∆H = - 1680 kJ Perubahan entalpi untuk reaksi: 2Al(s) + Fe2O3(g) → 2Fe(s) + Al2O3(s) adalah.... a. +840 kJ b. – 840 kJ c. +2520 kJ d. -2520 kJ e. 0 kJ

17. Diketahui:

C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O, ∆H = -2820 kJ C2H5OH + 3O2 → 2CO2 + 3H2O, ∆H = -1380 kJ Perubahan entalpi bagi reaksi fermentasi glukosa: C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 adalah....

a. +60 kJ b. -60 kJ c. +1440 kJ d. -1440 kJ e. +2880 kJ

18. Reaksi kimia sebagai berikut:

C(s) + O2(g) → CO2(g) ∆Ho = -393,5 kJ H2(g) + ½ O2(g) → H2O(g) ∆Ho = -283,8 kJ 2C(s) + H2(g) → C2H2(g) ∆Ho = +226,7 kJ

C2

C2

C2

Page 103: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

106  

Disajikan data reaksi penyerapan ozon oleh kloro flourometana Disajikan diagram siklus reaksi, siswa dapat menentukan harga ∆H suatu reaksi

Atas dasar reaksi diatas, maka kalor reaksi: C2H2(g) + 5/2 O2(g) → H2O(g) + 2 CO2(g) adalah.... a. -1297,5 kJ b. +1297,5 kJ c. -906,0 kJ d. -727,9 kJ e. +274,5 kJ

19. Dalam stratosfer, kloroflourometana (freon) menyerap

radiasi berenergi tinggi dan menghasilkan atom Cl yang mempercepat tersingkirnya ozon di udara. Reaksi yang mungkin terjadi adalah....

1. O3 + Cl → O2 + ClO, ∆H = -120 kJ 2. ClO + O → O2 + Cl, ∆H = -270 kJ 3. O3 + O → 2O2

Nilai ∆H reaksi yang terakhir adalah.... a. -390 kJ b. -50 kJ c. 150 kJ d. 390 kJ e. 200 kJ

20. Perhatikan diagram siklus berikut:

Dari diagram tersebut diatas, harga x adalah.... a. -197 kJ b. +197 kJ

C2

C2

2S(s) + 3O2(g) 2SO3(g) ∆H = -790 kJ 

∆H = -593 kJ 

2SO3(g) + O2(g)

∆H = x 

Page 104: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

107  

c. -1383 kJ d. +1383 kJ e. 1970 kJ

4 Menentukan nilai

∆H reaksi dengan menggunakan data perubahan entalpi pembentukan standar

data entalpi pembentukan standar

Disajikan data entalpi pembentukan, siswa dapat menentukan ∆H suatu reaksi yang mempunyai massa tertentu Disajikan data entalpi pembentukan H2O(l) dan H2O(g), siswa dapat menentukan kalor penguapan air Disajikan entalpi pembentukan beberapa senyawa, siswa dapat menentukan kalor pembakaran senyawa dalam jumlah massa tertentu

21. Perhatikan reaksi: C(S) + O2(g) → CO2(g) ∆H = -394 kJ/mol 2CO(g) + O2(g) → 2 CO2(g) ∆H = -569 kJ/mol Reaksi pembentukan 140 gram karbon monoksida (Mr = 28) disertai dengan ∆H sebesar....

a. -547,5 kJ b. -219 kJ c. -175 kJ d. +175 kJ e. +219 kJ

22. Diketahui entalpi pembentukan H2O(l) dan H2O(g)

berturut-turut adalah -286 kJ/mol dan 242 kJ/mol, maka pada penguapan 4,5 gram air akan.... a. Diserap kalor 11 kJ b. diserap kalor 14 kJ c. dilepaskan kalor 44 kJ d. dilepaskan kalor 132 kJ e. diserap kalor 198 kJ

23. Diketahui entalpi pembentukan H2O (l) = -285 kJ mol-

1, CO2(g) = -393 kJ mol-1 , dan C2H2(g) = +227 kJ mol-

1. Jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 0,52 gram gas C2H2 (Mr = 26) adalah.... a. 25,96 kJ b. 47,06 kJ c. 67,49 kJ d. 90,50 kJ e. 129,80 kJ

C3

C3

C3

Page 105: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

108  

Disajikan entalpi pembakaran suatu senyawa, siswa menentukan perubahan entalpi pembakaran tersebut pada jumlah massa tertentu Disajikan data entalpi pembentukan, siswa dapat menentukan entalpi suatu reaksi Disajikan diagram reaksi pembentukan, siswa dapat menentukan perubahan entalpi suatu reaksi

24. Perubahan entalpi pembakaran gas CH4 (Ar C = 12 dan H = 1) = -80 kJ/mol. Berapa kJ perubahan entalpi pembakaran 4 g gas tersebut? a. -10 kJ b. -20 kJ c. -50 kJ d. -70 kJ e. -80 kJ

25. Dari data:

2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l) ∆H = -571 kJ 2Ca(s) + O2(g) → 2CaO(s) ∆H = -1269 kJ CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(s) ∆H = -64 kJ Dapat dihitung entalpi pembentukan Ca(OH)2(s) sebesar....

a. -984 kJ/mol b. -1161 kJ/mol c. -856 kJ/mol d. -1904 kJ/mol e. -1966 kJ/mol

26. Pernyataan yang benar untuk reaksi:

2CO(g) + O2(g) → 2CO2(g), ∆H = x kJ adalah.... a. Kalor pembentukan CO = 2x kJ mol-1 b. Kalor penguraian CO = x kJ mol-1 c. Kalor pembakaran CO = 2x kJ mol-1 d. Kalor pembakaran CO = ½ x kJ mol-1 e. Kalor pembentukan CO2 = ½ x kJ mol-1

27. Perhatikan diagram reaksi dari pembentukan gas CO2

dari unsur-unsurnya

C3

C2

C2

C2

C(g) + O2(g)

-96,1 kkal -26,4 kkal

∆H = ? CO2 (g)

CO(g) + ½ O2(g)

Page 106: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

109  

Perubahan entalpi (∆H) pada pembentukan 1 mol CO2 dari CO adalah…. a. -26,4 kkal b. 26,4 kkal c. -69,7 kkal d. 67,7 kkal e. -94,1 kkal

5 Menghitung nilai

∆H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan

Menentukan ∆H reaksi menggunakan data energi ikatan

Disajikan ∆H suatu reaksi, siswa dapat menentukan energi ikatan rata-rata suatu reaksi

28. Persamaan reaksi CH4(g) → C(g) + 4H(g), ∆H = +1662 kJ/mol Maka besarnya energi ikatan rata-rata C – H sebesar.... a. -1662 kJ/mol b. -830 kJ/mol c. -415,5 kJ/mol d. +415,5 kJ/mol e. +1662 kJ/mol

29. Jika diketahui:

∆H pembentukan CH4(g) = -75 kJ/mol Energi ikatan H – H = 435 kJ/mol ∆H sublimasi C(s) = 715 kJ/mol Maka besarnya energi ikatan C – H dalam CH4 adalah.... a. 207,5 kJ/mol b. 333,3 kJ/mol c. 415,0 kJ/mol d. 515,0 kJ/mol e. 1669,0 kJ/mol

C2

C3

Page 107: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

110  

Disajikan data energi ikatan rata-rata, siswa dapat menentukan besarnya ∆H suatu reaksi

30. Diketahui energi ikatan sebagai berikut C – H = 414 kJ/mol C = O = 803 kJ/mol O – H = 464 kJ/mol O = O = 498 kJ/mol Jika ∆H pembakaran C2H2 = -1,26 x 10-3 kJ/mol maka energi ikatan C ≡ C adalah.... a. 841 kJ b. 807 kJ c. 309 kJ d. 1260 kJ e. 540 kJ

31. Diketahui energi ikatan rata-rata sebagai berikut:

C – C = 343 kJ C – H = 410 kJ H – O = 460 kJ C = O = 732 kJ O = O = 489 kJ Maka ∆H reaksi: Adalah sebesar.... a. -1070,5 kJ b. -1123,5 kJ c. -1173,5 kJ d. -4514,5 kJ e. -687,5 kJ

32. Diketahui energi ikatan

C – H = 413 kJ

C3

C2

C2

H – C – C – H + 3 ½ O=O → 2 O=C=O + 3 H – O – H

H

H

H

H

Page 108: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

111  

O = O = 495 kJ C = O = 799 kJ O – H = 463 kJ Energi yang dibebaskan pada pembakaran gas metana CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g) adalah.... a. -2642 kJ b. -808 kJ c. +3450 kJ d. +808 kJ e. -990 kJ

33. Dengan menggunakan energi ikatan dalam tabel,

tentukan ∆H pembentukan hidrazin N2H4, menurut reaksi: N2(g) + 2H2(g) → N2H4(g)

Energi ikatan N – N 159 kJ/mol N = N 418 kJ/mol N ≡ N 941 kJ/mol H – H 436 kJ/mol H – N 389 kJ/mol

a. ∆H = -711 kJ b. ∆H = -98 kJ c. ∆H = +98 kJ d. ∆H = +711 kJ e. ∆H = 911 kJ

C2

Page 109: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

112  

34. Diketahui energi ikatan

C – F = 439 kJ/mol C – Cl = 330 kJ/mol F – F = 159 kJ/mol Cl – Cl = 243 kJ/mol Panas reaksi untuk reaksi: adalah.... a. +136 kJ b. +302 kJ c. -302 kJ d. +622 kJ e. -622 kJ

C2

6 Menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar tidak sempurna

Pembakaran bahan bakar

Siswa dapat menyebutkan hasil suatu reaksi pembakaran yang tidak sempurna

35. Pembakaran yang tidak sempurna pada senyawa hidrokarbon akan menimbulkan pencemaran udara. Zat yang dihasilkan dari pembakaran tersebut adalah.... a. CO2 dan energi b. CO2 dan H2O c. CO dan H2O d. SO2 dan H2O e. Tidak ada sisa pembakaran

36. Berikut ini merupakan hasil dari pembakaran yang

sempurna kecuali.... a. Karbon (C) terbakar menjadi CO2 b. Hidrogen (H) terbakar menjadi H2O c. Hidrogen (H) terbakar menjadi air d. Hidrogen (H) terbakar menjadi H2 e. Belerang (S) terbakar menjadi SO2

C1

C2

Cl – C – F(g) + F – F(g) → F – C – F(g) + Cl – Cl(g)

Cl

F F

F

Page 110: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

113  

Disajikan reaksi pembakaran senyawa, siswa dapat menyebutkan reaksi pembakaran yang sempurna Disajikan tabel bahan bakar, siswa dapat menyebutkan bahan bakar yang menghasilkan kalor paling besar

37. Reaksi yang terjadi akibat pembakaran senyawa

hidrokarbon yang tidak sempurna adalah.... a. NH3 + HCl → NH4Cl b. C8H18(l) + 12 ½ O2(g) → 8CO2(g) + 9 H2O(g) c. C8H18(l) + 8 ½ O2(g) → 8CO(g) + 9H2O(g) d. CH4(g) + Cl2(g) → CH3Cl(g) + HCl(g) e. CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

38. Perhatikan reaksi berikut:

II. C8H18(l) + 12 ½ O2(g) → 8CO2(g) + 9 H2O(g) III. C8H18(l) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g) IV. C8H18(l) + 8 ½ O2(g) → 8CO(g) + 9H2O(g) Reaksi sempurna dari pembakaran bensin adalah.... a. l b. II c. I dan III d. II dan III e. I dan II

39. Berikut ini rumus kimia dari senyawa yang terkandung

dalam bahan bakar No Bahan bakar Rumus senyawa 1 LPG CH4 2 Alkohol C2H5OH 3 Bensin C8H18 4 Minyak tanah C14H30 5 Solar C16H36

Jika 1 mol bahan tersebut masing-masing dibakar sempurna maka yang paling besar menghasilkan kalor adalah.... a. 1 b. 2 c. 3

C1

C1

C1

Page 111: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

114  

Siswa dapat menyebutkan kerugian yang ditimbulkan pada pembakaran bahan bakar

d. 4 e. 5

40. Berikut merupakan bukan kerugian yang di timbulkan

akibat pembakaran tak sempurna bahan bakar dalam mesin kendaraan bermotor adalah.... a. Pencemaran udara b. Boros bahan bakar c. Mengurangi pemanasan global d. menyebabkan hujan asam e. menyebabkan sesak nafas

C1

Page 112: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

110  

Lampiran 8

INSTRUMEN PENELITIAN

Petunjuk Pengisian:

1. Berdoa atau baca Basmallah terlebih dahulu sebelum memulai pengisian. 2. Tulislah nama dan kelas pada tempat yang telah di sediakan. 3. Jawaban ditulis langsung pada lembar jawaban dengan cara memberi tanda silang (X)

pada jawaban yang dianggap paling benar! 1. Diketahui:

C(s) + 2H2(g) → CH4(g) ∆H = -74,9 kJ C(s) + O2(g) → CO2(g) ∆H = -393,7 kJ H2(g) + ½ O2(g) → H2O(l) ∆H = -285,9 kJ Perubahan entalpi untuk reaksi: CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l) adalah....

a. -604,7 kJ d. -1040,3 kJ

b. -890,6 kJ e. -1284,3 kJ

c. -998,4 kJ

2. Dalam stratosfer, kloroflourometana (freon) menyerap radiasi berenergi tinggi dan maenghasilkan atom Cl yang mempercepat tersingkirnya ozon di udara. Reaksi yang mungkin terjadi adalah....

1. O3 + Cl → O2 + ClO, ∆H = -120 kJ

2. ClO + O → O2 + Cl, ∆H = -270 kJ

3. O3 + O → 2O2

Nilai ∆H reaksi yang terakhir adalah....

a. -390 kJ d. 200 kJ

b. -50 kJ e. 150 kJ

c. 390 kJ

3. Pembakaran gas metana ditunjukan oleh persamaan reaksi berikut:

CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O, ∆H = -840 kJ Jika seluruh kalor yang dihasilkan digunakan untuk mendidihkan air yang mula-mula bersuhu 250C maka volume air yang bisa dididihkan menggunakan 24 gram metana adalah.... (C = 12, H =1, c = 4,2 j/g0C)

a. 2,7 L d. 8,0 L

Page 113: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

111  

b. 4,0 L e. 12,0 L

c. 5,0 L

4. Persamaan termokimia yang menunjukan perubahan entalpi pembentukan adalah....

a. 2SO2(g) + O2(g) → 2SO3 (g) ∆H = -196,6 kJ

b. NH3 (g) + HCl(g) → NH4Cl ∆H = -175,9 kJ

c. Ca2+ 2NO3- → Ca(NO3)2 ∆H = -1.207 kJ

d. Na+ + Cl- → NaCl ∆H = -788 kJ

e. 2C + 3H2 + ½ O2 → C2H5OH ∆H = -278 kJ

5. Persamaan reaksi: CH4(g) → C(g) + 4H(g), ∆H = +1662 kJ/mol,

Maka besarnya energi ikatan rata-rata C – H sebesar....

a. -1662 kJ/mol d. +415,5 kJ/mol

b. -830 kJ/mol e. +1662 kJ/mol

c. -415,5 kJ/mol

6. Berdasarkan data:

2Fe(s) + 3/2 O2(g) → Fe2O3(s) ∆H = - 840 kJ 2Al(s) + 3/2 O2(g) → Al2O3(s) ∆H = - 1680 kJ Perubahan entalpi untuk reaksi: 2Al(s) + Fe2O3(g) → 2Fe(s) + Al2O3(s) adalah....

a. +840 kJ d. -2520 kJ

b. – 840 kJ e. 0 kJ

c. +2520 kJ

7. Diketahui energi ikatan rata-rata sebagai berikut:

C – C = 343 kJ C – H = 410 kJ H – O = 460 kJ C = O = 732 kJ O = O = 489 kJ Maka ∆H reaksi diatas adalah sebesar....

a. -1070,5 kJ d. -4514,5 kJ

b. -1123,5 kJ e. -687,5 kJ

c. -1173,5 kJ

H – C – C – H + 3 ½ O=O → 2 O=C=O + 3 H – O – H

H

H

H

H

Page 114: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

112  

8. Pernyataan yang tepat tentang kalor pembakaran standar adalah....

a. Kalor yang diserap atau dilepas pada pembentukan 1 mol senyawa pada keadaan standar

b. Kalor yang dilepaskan atau dibutuhkan untuk menguraikan 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya pada keadaan standar.

c. Kalor yang digunakan untuk membakar 1 mol senyawa menjadi unsur-unsurnya

d. Kalor yang digunakan untuk membakar 1 mol persenyawaan dengan O2 dari udara yang diukur pada 298 K dan 1 atm

e. Kalor yang dihasilkan pada reaksi penetralan

9. Reaksi 3 gram magnesium (Ar = 24) dengan nitrogen (Ar = 14) berlebih menghasilkan Mg3N2. Pada keadaan standar, proses tersebut melepaskan kalor sebesar 28 kJ. Entalpi pembentukan standar Mg3N2 adalah....

a. -75 kJ mol-1 d. -350 kJ mol-1

b. -177 kJ mol-1 e. -672 kJ mol-1

c. -224 kJ mol-1

10. Reaksi yang terjadi akibat pembakaran senyawa hidrokarbon yang tidak sempurna adalah....

a. NH3 + HCl → NH4Cl

b. C8H18(l) + 12 ½ O2(g) → 8CO2(g) + 9 H2O(g)

c. C8H18(l) + 8 ½ O2(g) → 8CO(g) + 9H2O(g)

d. CH4(g) + Cl2(g) → CH3Cl(g) + HCl(g)

e. CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)

11. Perhatikan diagram siklus berikut:

Dari diagram tersebut diatas, harga x adalah.... a. -197 kJ d. +1383 kJ

2S(s) + 3O2(g) 2SO3(g)∆H = -790 kJ 

∆H = -593 kJ 

2SO2(g) + O2(g)

∆H = x 

Page 115: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

113  

b. +197 kJ e. 1970 kJ

c. -1383 kJ

12. HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l) ∆H = -56 kJ

Jika 100 cm3larutan HCl 0,25 M direaksikan dengan 200 cm3 larutan NaOH 0,15 M. Tentukan perubahan entalpi dalam reaksi diatas!

a. +1400 J d. -400 J

b. -1400 J e. -5600 J

c. +2400 J

13. Reaksi kimia sebagai berikut:

C(s) + O2(g) → CO2(g) ∆Ho = -393,5 kJ H2(g) + ½ O2(g) → H2O(g) ∆Ho = -283,8 kJ 2C(s) + H2(g) → C2H2(g) ∆Ho = +226,7 kJ Atas dasar reaksi diatas, maka kalor reaksi: C2H2(g) + 5/2 O2(g) → H2O(g) + 2 CO2(g) adalah....

a. -1297,5 kJ d. -727,9 kJ

b. +1297,5 kJ e. +274,5 kJ

c. -906,0 kJ

14. Berikut ini rumus kimia dari senyawa yang terkandung dalam bahan bakar

No Bahan bakar Rumus senyawa 1 LPG CH4 2 Alkohol C2H5OH 3 Bensin C8H18 4 Minyak tanah C14H305 Solar C16H36

Jika 1 mol bahan tersebut masing-masing dibakar sempurna maka yang paling besar menghasilkan kalor adalah....

a. 1 d. 4

b. 2 e. 5

c. 3

15. Diketahui entalpi pembentukan H2O(l) dan H2O(g) berturut-turut adalah -286 kJ/mol dan 242 kJ/mol, maka pada penguapan 4,5 gram air akan....

a. Diserap kalor 11 kJ d. dilepaskan kalor 132 kJ

b. diserap kalor 14 kJ e. diserap kalor 198 kJ

Page 116: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

114  

c. dilepaskan kalor 44 kJ

16. Diketahui:

C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O, ∆H = -2820 kJ C2H5OH + 3O2 → 2CO2 + 3H2O, ∆H = -1380 kJ Perubahan entalpi bagi reaksi fermentasi glukosa: C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 adalah....

a. +60 kJ d. -1440 kJ

b. -60 kJ e. +2880 kJ

c. +1440 kJ

17. Perubahan entalpi pembakaran gas CH4 (Ar C = 12 dan H = 1) = -80 kJ/mol. Berapa kJ perubahan entalpi pembakaran 4 g gas tersebut?

a. -10 kJ d. -70 kJ

b. -20 kJ e. -80 kJ

c. -50 kJ

18. Berikut ini merupakan hasil dari pembakaran yang sempurna kecuali.... a. Karbon (C) terbakar menjadi CO2 d. Hidrogen (H) terbakar menjadi H2 b. Hidrogen (H) terbakar menjadi H2O e. Belerang (S) terbakar menjadi SO2 c. Hidrogen (H) terbakar menjadi air

19. Diketahui energi ikatan sebagai berikut

C – H = 414 kJ/mol

C = O = 803 kJ/mol

O – H = 464 kJ/mol

O = O = 498 kJ/mol

Jika ∆H pembakaran C2H2 = -1260 kJ/mol maka energi ikatan C ≡ C adalah....

a. 841 kJ d. 2065 kJ b. 807 kJ e. 540 kJ c. 309 kJ

20. Pernyataan yang tepat tentang entalpi penetralan adalah.... a. perubahan entalpi pada penetralan d. kebalikan dari reaksi pembentukan

asam oleh basa membentuk 1 mol air e. menghasilkan CO2 dan H2O b. perubahan entalpi pada 1 mol zat c. perubahan entalpi pada pelarutan 1 mol zat

Page 117: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

119

Lampiran 12

Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa

Pretest Kelompok Kontrol

Diketahui data skor hasil belajar pada kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

10 10 10 10 10 10 10 10 15 15

15 20 20 20 20 20 20 25 25 25

25 25 30 30 30 30 30 30 35 45

1. Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

= 45 – 10

= 35

2. Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 4,87

= 5,87 → 6 (dibulatkan ke atas)

3. Panjang Kelas (P) = rentang kelas (R)/ jumlah kelas interval (K)

= 35/6

= 5,83 ← 6 (dibulatkan ke atas)

4. Menyusun Interval Kelas

Tabel. Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas

No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif (%)

1. 10 – 15 11 36,67%

2. 16 – 21 6 20%

3. 22 – 27 5 16,67%

4. 28 – 33 6 20%

5. 34 – 39 1 3,33%

6. 40 - 45 1 3,33%

Jumlah 30 100%

Page 118: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

120

5. Menghitung rata-rata (X), modus (Mo) dan median (Me) kelompok kontrol

Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol

Xi Fi Fk Xi2 Fi.Xi Fi.Xi2

10 8 8 100 80 800

15 3 11 225 45 675

20 6 17 400 120 2400

25 5 22 625 125 3125

30 6 28 900 180 5400

35 1 29 1225 35 1225

45 1 30 2025 45 2025

∑ 30 5500 630 15650

21,00

Median merupakan nilai tengah dari semua data. Median pada data pre-test

eksperimen ini adalah : Me = (20+20)/2 = 20

Modus merupakan bilangan angka atau nilai yang paling banyak muncul. Modus pada

data pre-test ekperimen ini adalah: Mo = 10

Page 119: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

121

Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa

Postest Kelompok Kontrol

Diketahui data skor hasil belajar pada kelompok kontrol adalah sebagai berikut:

40 45 45 50 50 50 55 55 55 55

55 60 60 60 65 65 65 65 65 70

70 70 75 75 75 75 75 85 85 85

1. Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

= 85 – 40

= 45

2. Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 4,87

= 5,87 → 6 (dibulatkan ke atas)

3. Panjang Kelas (P) = rentang kelas (R)/ jumlah kelas interval (K)

= 45/6

= 7,5 ← 8 (dibulatkan ke atas)

4. Menyusun Interval Kelas

Tabel. Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas

No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif (%)

1. 40 – 47 3 10%

2. 48 – 55 8 26,67%

3. 56 – 63 3 10%

4. 64 – 71 8 26,67%

5. 72 – 79 5 16,67%

6. 80 - 87 3 10%

Jumlah 30 100%

Page 120: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

122

5. Menghitung rata-rata (X), modus (Mo), median (Me), dan Simpangan baku (S2)

kelompok kontrol

Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol

Xi Fi Fkb Xi2 Fi.Xi Fi.Xi2

40 1 1 1600 40 1600

45 2 3 2025 90 4050

50 3 6 2500 150 7500

55 5 11 3025 275 15125

60 3 14 3600 180 10800

65 5 19 4225 325 21125

70 3 22 4900 210 14700

75 5 27 5625 375 28125

85 3 30 7225 255 21675

∑ 30 1900 124700

63,33

Median merupakan nilai tengah dari semua data. Median pada data pre-test

eksperimen ini adalah : Me = (65+65)/2 = 65

Modus (Mo) merupakan bilangan angka atau nilai yang paling banyak muncul. Modus

pada data pre-test ekperimen ini adalah 55 dan 75

Page 121: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

123

Lampiran 13

Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa

Pretest Kelompok Eksperimen

Diketahui data skor hasil belajar pada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:

10 10 10 10 10 10 10 10 15 15

20 20 20 20 20 25 25 25 30 30

30 35 35 35 35 40 40 40 45 45

1. Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

= 45 – 10

= 35

2. Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 4,87

= 5,87 → 6 (dibulatkan ke atas)

3. Panjang Kelas (P) = rentang kelas (R)/ jumlah kelas interval (K)

= 35/6

= 5,83 ← 6 (dibulatkan ke atas)

4. Menyusun Interval Kelas

Tabel. Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas

No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif (%)

1. 10 – 15 10 33,33%

2. 16 – 21 5 16,67%

3. 22 – 27 3 10%

4. 28 – 33 3 10%

5. 34 – 39 4 13,33%

6. 40 – 45 5 16,67%

Jumlah 30 100%

Page 122: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

124

5. Menghitung rata-rata (X), modus (Mo) dan median (Me) kelompok eksperimen

Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen

Xi Fi Fk Xi2 Fi.Xi Fi.Xi2

10 8 8 100 80 800

15 2 10 225 30 450

20 5 15 400 100 2000

25 3 18 625 75 1875

30 3 21 900 90 2700

35 4 25 1225 140 4900

40 3 28 1600 120 4800

45 2 30 2025 90 4050

∑ 30 7100 725 21575

24,17

Median merupakan nilai tengah dari semua data. Median pada data pre-test eksperimen

ini adalah : Me = (20+25)/2 = 22,5

Modus (Mo) merupakan bilangan angka atau nilai yang paling banyak muncul. Modus

pada data pre-test ekperimen ini adalah 10

Page 123: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

125

Data Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa

Postest Kelompok Eksperimen

Diketahui data skor hasil belajar pada kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:

45 55 55 55 60 60 60 65 65 65

65 65 65 70 70 70 70 75 75 75

75 75 80 80 80 85 85 85 85 90

1. Rentang Kelas (R) = nilai terbesar – nilai terkecil

= 90 – 45

= 45

2. Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 30

= 1 + 4,87

= 5,87 → 6 (dibulatkan ke atas)

3. Panjang Kelas (P) = rentang kelas (R)/ jumlah kelas interval (K)

= 45/6

= 7,5 → 8 (dibulatkan ke atas)

4. Menyusun Interval Kelas

Tabel. Distribusi Frekuensi Penyusunan Interval Kelas

No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif (%)

1. 45 – 52 1 3,33%

2. 53 – 60 6 20%

3. 61 – 68 6 20%

4. 69 – 76 9 30%

5. 77 – 84 3 10%

6. 85 - 92 5 16,67%

Jumlah 30 100%

Page 124: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

126

5. Menghitung rata-rata (X), modus (Mo) dan median (Me) kelompok eksperimen

Tabel. Distribusi Frekuensi Kelompok Eksperimen

Xi Fi Fk Xi2 Fi.Xi Fi.Xi2

45 1 1 2025 45 2025

55 3 4 3025 165 9075

60 3 7 3600 180 10800

65 6 13 4225 390 25350

70 4 17 4900 280 19600

75 5 22 5625 375 28125

80 3 25 6400 240 19200

85 4 29 7225 340 28900

90 1 30 8100 90 8100

∑ 30 45125 2105 151175

70,17

Median merupakan nilai tengah dari semua data. Median pada data pre-test eksperimen

ini adalah : Me = (70+70)/2 = 70

Modus (Mo) merupakan bilangan angka atau nilai yang paling banyak muncul. Modus

pada data pre-test ekperimen ini adalah 65

Page 125: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

118  

Lampiran 11

Perhitungan Uji Homogenitas

1. Pretest

F =

S dari kelas eksperimen = 11,82

S dari kelas kontrol = 9,14

F =

= ,,

= ,,

= 1,67

Sampel dari kelas kontrol dan kelas eksperimen masing-masing 30 maka

dk1=29 dan dk2=29. Ftabel pada tahap keberartian α=0,05 dengan dk1=29 dan

dk2=29 adalah F=1,85. Karena Fhitung adalah 1,67 lebih kecil dari

Ftabel=1,85, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kedua varian sampel bersifat homogen.

2. Posttest

F =

S dari kelas eksperimen = 10,95

S dari kelas kontrol = 12,27

F =

= ,,

= ,,

1,26

Sampel dari kelas kontrol dan kelas eksperimen masing-masing 30 maka

dk1=29 dan dk2=29. Ftabel pada tahap keberartian α=0,05 dengan dk1=29

dan dk2=29 adalah F=1,85. Karena Fhitung adalah 1,26 lebih kecil dari

Ftabel=1,85, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan

bahwa kedua varians sampel bersifat homogen.

 

Page 126: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

114  

Uji Normalitas Pretest kelas kontrol No Xi Zi F(Zi) S(Zi) │F(Zi) - S(Zi)│

1 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 2 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 3 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 4 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 5 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 6 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 7 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 8 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 9 15 -0.66 0.255 0.367 0.112 10 15 -0.66 0.255 0.367 0.112 11 15 -0.66 0.255 0.367 0.112 12 20 -0.11 0.456 0.567 0.110 13 20 -0.11 0.456 0.567 0.110 14 20 -0.11 0.456 0.567 0.110 15 20 -0.11 0.456 0.567 0.110 16 20 -0.11 0.456 0.567 0.110 17 20 -0.11 0.456 0.567 0.110 18 25 0.44 0.670 0.733 0.063 19 25 0.44 0.670 0.733 0.063 20 25 0.44 0.670 0.733 0.063 21 25 0.44 0.670 0.733 0.063 22 25 0.44 0.670 0.733 0.063 23 30 0.98 0.837 0.933 0.097 24 30 0.98 0.837 0.933 0.097 25 30 0.98 0.837 0.933 0.097 26 30 0.98 0.837 0.933 0.097 27 30 0.98 0.837 0.933 0.097 28 30 0.98 0.837 0.933 0.097 29 35 1.53 0.937 0.967 0.030 30 45 2.63 0.996 1.000 0.004

Jumlah : 630 Rata-rata : 21,00 SD : 9,14 Ltabel : 0,161 Lhitung : 0,152 Lhitung < Ltabel berarti berdistribusi normal

Lampiran 9

Page 127: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

115  

Uji Normalitas Posttest kelas Kontrol

Jumlah : 1900 Rata-rata : 63,33 SD : 12,27 Ltabel : 0,161 Lhitung : 0,118 Lhitung < Ltabel berarti berdistribusi normal

No Xi Zi F(Zi) S(Zi) │F(Zi) - S(Zi)│ 1 40 -1.90 0.029 0.033 0.005 2 45 -1.49 0.068 0.100 0.032 3 45 -1.49 0.068 0.100 0.032 4 50 -1.09 0.138 0.200 0.062 5 50 -1.09 0.138 0.200 0.062 6 50 -1.09 0.138 0.200 0.062 7 55 -0.68 0.248 0.367 0.118 8 55 -0.68 0.248 0.367 0.118 9 55 -0.68 0.248 0.367 0.118

10 55 -0.68 0.248 0.367 0.118 11 55 -0.68 0.248 0.367 0.118 12 60 -0.27 0.394 0.467 0.073 13 60 -0.27 0.394 0.467 0.073 14 60 -0.27 0.394 0.467 0.073 15 65 0.14 0.556 0.633 0.078 16 65 0.14 0.556 0.633 0.078 17 65 0.14 0.556 0.633 0.078 18 65 0.14 0.556 0.633 0.078 19 65 0.14 0.556 0.633 0.078 20 70 0.54 0.705 0.733 0.028 21 70 0.54 0.705 0.733 0.028 22 70 0.54 0.705 0.733 0.028 23 75 0.95 0.829 0.900 0.071 24 75 0.95 0.829 0.900 0.071 25 75 0.95 0.829 0.900 0.071 26 75 0.95 0.829 0.900 0.071 27 75 0.95 0.829 0.900 0.071 28 85 1.77 0.962 1.000 0.038 29 85 1.77 0.962 1.000 0.038 30 85 1.77 0.962 1.000 0.038

Page 128: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

116  

Uji Normalitas Pretest kelas Eksperimen No Xi Zi F(Zi) S(Zi) │F(Zi) - S(Zi)│

1 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 2 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 3 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 4 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 5 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 6 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 7 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 8 10 -1.20 0.115 0.267 0.152 9 15 -0.78 0.218 0.333 0.116

10 15 -0.78 0.218 0.333 0.116 11 20 -0.35 0.363 0.500 0.137 12 20 -0.35 0.363 0.500 0.137 13 20 -0.35 0.363 0.500 0.137 14 20 -0.35 0.363 0.500 0.137 15 20 -0.35 0.363 0.500 0.137 16 25 0.07 0.528 0.600 0.072 17 25 0.07 0.528 0.600 0.072 18 25 0.07 0.528 0.600 0.072 19 30 0.49 0.688 0.700 0.012 20 30 0.49 0.688 0.700 0.012 21 30 0.49 0.688 0.700 0.012 22 35 0.92 0.821 0.833 0.012 23 35 0.92 0.821 0.833 0.012 24 35 0.92 0.821 0.833 0.012 25 35 0.92 0.821 0.833 0.012 26 40 1.34 0.910 0.933 0.023 27 40 1.34 0.910 0.933 0.023 28 40 1.34 0.910 0.933 0.023 29 45 1.76 0.961 1.000 0.039 30 45 1.76 0.961 1.000 0.039

Jumlah : 725 Rata-rata : 24,17 SD : 11,82 Ltabel : 0,161 Lhitung : 0,152 Lhitung < Ltabel berarti berdistribusi normal

Lampiran 10

Page 129: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

117  

Uji Normalitas Posttest kelas Eksperimen No Xi Zi F(Zi) S(Zi) │F(Zi) - S(Zi)│

1 45 -2.30 0.011 0.033 0.023 2 55 -1.39 0.082 0.133 0.051 3 55 -1.39 0.082 0.133 0.051 4 55 -1.39 0.082 0.133 0.051 5 60 -0.93 0.176 0.233 0.057 6 60 -0.93 0.176 0.233 0.057 7 60 -0.93 0.176 0.233 0.057 8 65 -0.47 0.319 0.433 0.114 9 65 -0.47 0.319 0.433 0.114 10 65 -0.47 0.319 0.433 0.114 11 65 -0.47 0.319 0.433 0.114 12 65 -0.47 0.319 0.433 0.114 13 65 -0.47 0.319 0.433 0.114 14 70 -0.02 0.492 0.567 0.075 15 70 -0.02 0.492 0.567 0.075 16 70 -0.02 0.492 0.567 0.075 17 70 -0.02 0.492 0.567 0.075 18 75 0.44 0.670 0.733 0.063 19 75 0.44 0.670 0.733 0.063 20 75 0.44 0.670 0.733 0.063 21 75 0.44 0.670 0.733 0.063 22 75 0.44 0.670 0.733 0.063 23 80 0.90 0.816 0.833 0.017 24 80 0.90 0.816 0.833 0.017 25 80 0.90 0.816 0.833 0.017 26 85 1.35 0.912 0.967 0.055 27 85 1.35 0.912 0.967 0.055 28 85 1.35 0.912 0.967 0.055 29 85 1.35 0.912 0.967 0.055 30 90 1.81 0.965 1.000 0.035

Jumlah : 2105 Rata-rata : 70,17 SD : 10,95 Ltabel : 0,161 Lhitung : 0,114 Lhitung < Ltabel berarti berdistribusi normal

Page 130: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

127

Lampiran 14 PERHITUNGAN UJI - t

Uji-t Nilai Pre-test Kelas Eksperimen dan Kontrol

Eksperimen Kontrol

SD 11,82 9,14

Rata-rata 24,17 21,00

S2 139,71 83,54

N 30 30

Rumus uji-t adalah

1 1

Dengan,

2 1 1 12

2 1 22

1 2 2

2 30 1 139,71 30 1 83,5430 30 2

4051,59 2422,66

58

111,63

111,63

224,87

10,57

Maka, 24,17 21,0

10,57 130

130

3,17

10,57 0,26

3,17

10,83 0,29

Page 131: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

128

Kriteria pengujian hipotesis adalah :

Ho diterima, Jika thitung < ttabel

Ha diterima, Jika thitung > ttabel

ttabel = dengan taraf signifikansi 5 % (α : 0,05) dan db = 28 Jadi, ttabel = 2,048

Maka, diperoleh thitung 0,29 < ttabel (2,048)

Hal ini berarti thitung lebih kecil daripada ttabel, sehingga Ho diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara

pre-test dari kelas eksperimen dengan pre-test dari kelas kontrol.

Page 132: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

129

Uji-t Nilai Post-test Kelas Eksperimen dan Kontrol

Rumus uji-t adalah

1 1

Dengan,

2 1 1 12

2 1 22

1 2 2 ,

2 30 1 119,90 30 1 150,5530 30 2

3719,54 4365,95

58

139,41

139,40

11,81

Maka, 70,17 63,33

11,81 130

130

4,84

11,81 0,26

6,843,07

2,228

Eksperimen Kontrol

SD 10,95 12,27

Rata-rata 70,17 63,33

S2 119,90 150,55

N 30 30

Page 133: PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNINGrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2648/1/SONY... · ABSTRAK Sony Hidayat. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil

130

Kriteria pengujian hipotesis adalah : Ho diterima, Jika thitung < ttabel

Ha diterima, Jika thitung > ttabel

ttabel = dengan taraf signifikansi 5 % (α : 0,05) dan db = 28 Jadi, ttabel = 2,048

Maka, diperoleh thitung 2,228 > ttabel 2,048

Hal ini berarti thitung lebih besar daripada ttabel, sehingga Ho ditolak dan

menerima Ha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) terhadap hasil belajar siswa.