Tugas Manajemen Farmasi Bep Dwi

download Tugas Manajemen Farmasi Bep Dwi

of 10

Transcript of Tugas Manajemen Farmasi Bep Dwi

TUGAS MANAJEMEN FARMASIBREAK EVEN POINT (BEP)

OLEH :

DWI CAHAYA PURNAMA3351141403KELAS B

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI2014

A. Pengertian Break Even Poin (Titik Impas) Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan didalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan. B. Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas) Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut: 1) Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankanagar perusahaan tidak mengalami kerugian. 2) Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu. 3) Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi. 4) Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.C. Kegunaan analisa Break Even PointSebelumnya telah dikemukakan bahwa analisa break even point sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah biaya akan sama dengan jumlah penjualan atau dengan kata lain dengan mengetahui break even point kita akan mengetahui hubungan antara penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau laba, sehingga memudahkan bagi pimpinan untuk mengambil kebijaksanaan. Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhui. Asumsi - asumsi tersebut adalah :1) Biaya - biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokan dalam biaya variable dan biaya tetap.2) Besarnya biaya variabel secara total berubah - ubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap.3) Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah - ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.4) Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang diproduksi.5) Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode tertentu.6) Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis komposisi masing - masing jenis produk dianggap konstan (tetap). Analisa break even point juga dapat digunakan oleh pihak menejemen perusahaan dalam berbagai pengambilan keputusan, antara lain mengenai :1) Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.2) Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.3) Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan tidak menderita kerugian.4) Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume penjualan terhadap laba yang diperoleh.Break even point juga dapat digunakan dengan dalam tiga cara terpisah, namun ketiganya saling berhubungan, yaitu untuk :1. Menganalisa program otomatisasi dimana suatu perusahaan akan beroperasi secara lebih mekanis dan otomatis dan mengganti biaya variabel dengan biaya tetap.2. Menelaah dampak dari perluasan tingkat operasi secara umum.3. Untuk membuat keputusan tentang produk baru yang harus dicapai jika perusahaan menginginkan break even point dalam suatu proyek yang diusulkan.Menurut Harahap (2008) Dalam analisa laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus break even point untuk mengetahui :a) Hubungan antara penjualan biaya dan laba.b) Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan biaya variabel.c) Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi.d) Untuk mengetahui hubungan antara cost, volume, harga dan laba.Analisa break even point memberikan penerapan yang luas untuk menguji tindakan tindakan yang diusulkan dalam mempertimbangkan alternative - alternatif atau tujuan pengambilan keputusan yang lain. Analisa break even point tidak hanya semata - mata untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break even saja, akan tetapi analisa break even point mampu memeberikan informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungan dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. Sedangkan menurut Carter & Usry (2005) kegunaan Break Even bagi manajemen, yaitu : A. Analisa Break Even dan Keputusan Penambahan Investasi Hubungan antara biaya, volume dan laba juga akan dapat membantu atau memberikan informasi maupun pedoman kepada manajemen dalam memecahkan masalah masalah lain yang dihadapinya. Misalnya masalah penambahan atau penggantian fasilitas pabrik atau ivestasi dalam aktiva tetap lainnya : apakah penambahan / penggantian aktiva tetap ini memungkinkan ditinjau dari segi ekonomi ? atau apakah dengan penambahan / penggantian aktiva tetap ini akan menguntungkan bagi perusahaan ?. manajemen akan dapat memperkirakan kemungkinan penjualan yang dapat dicapai untuk menentukan kebijaksanaan pengeluaran akan investasi tersebut.B. Kegunaan lain dari analisa Break Even bagi Manajer adalah bantuannya dalam mengambil keputusan menutup usaha atau tidak ( dapat menberikan informasi kapan sebaiknya usaha tersebut dihentikan saja ). Kapan sebaiknya suatu usaha tersebut dihentikan saja ? untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan analisa breakeven. Padatingkat break even perusahaan tidak memperoleh keuntungan karena jumlah penghasilan sama dengan jumlah biaya, tetapi suatu perusahaan yang selalu break even tidak harus ditutup, karena dalam keadaan break even tersebut perusahaan masih mendapatkan sisa uang ( jumlah penerimaan uang lebih besar daripada pengeluarannya ). Hal ini dapat terjadi karena biaya yang terjadi dala suatu periode pada dasarnya terdiri dari biaya tunai yaitu biaya yang memerlukan pengeluaran uang (sunk cost ), misalnya biaya depresiasi tetap, kerugian piutang dan pengeluaran -pengeluaran lainnya yang dilakukan pada masa lalu yang manfaatnya masih dinikmati hingga sekarang. Suatu usaha harus dihentikan atau ditutup apabila penghasilan yang diperoleh tidak dapat menutupi biaya tunainya. Untuk mengetahui pada tingkat penjualan berapa suatu usaha harus dihentikan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus break eveD. Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas). Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Variabel Cost (biaya Variabel) Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit. 2. Fixed Cost (biaya tetap) Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.3. Semi Varibel (Cost Semi)variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya:Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi LaboratoriumPengembanganAkuntansi salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi. E. Menentukan Break Even Point (BEP) / Titik Impas Mathematical Approach BEP dapat ditentukan atau dihitung berdasarkan formula tertentu, yaitu: BEP = Fixed Cost / (harga perunit - varibel cost perunit).Formulasi break even point yang dikembangkan: Break even point adalah titik dimana perusahaan belum memperoleh keuntungan tetapi juga tidak dalam kondisi rugi, maka Break Even Point dapat kita formulasikan secara sederhana sebagai berikut: BEP -> TR = TC TR = Total Revenue TC = Total Cost Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan Sales, Cost, Volume, Profit termasuk waktunya, kita coba kembangkan formula sederhana di atas sehingga menjadi lebih flexible dan bisa beradaptasi dengan situasi yang berbeda-beda, yaitu dengan membentuk persamaan linear sederhana seperti dibawah ini: TR = TC TR TC = 0 Karena TR adalah untuk Total Revenue maka TR dapat kita turunkan menjadi : TR = Unit Price x Qty Sedangkan TC stand for Total Cost, yang mana kita semua tahu bahwa dalam Cost Accounting, cost itu ada 2 macamnya, yaitu: Variable Cost dan Fixed Cost, maka turunan dari TC adalah: TC = Variable Cost + Fixed Cost Dari formula di atas kita turunkan lagi menjadi: TC = [Qty x Unit Variable Cost] + Fixed Cost Semua elemen yang ada sudah habis diturunkan, selanjutnya membuat persamaan linear secara penuh untuk kondisi Break Even Point: TR - TC = 0[Qty x Unit Price] - [(Qty x Unit VC) + Fixed Cost] = 0, atau [Qty x Unit Price] - [Qty x Unit VC] - Fixed Cost = 0Qty x [Unit Price - Unit Variable Cost] = Fixed Cost Determinasi Elemen-Elemen Break Even Point Setelah mempunyai formula, yang elemen-elemenya terdiri: Revenue (R), Quantity Qty), Unit Price, Variable Cost, Unit Variable Cost, dan Fixed Cost.Selanjutnya adalah mendeterminasi (menentukan) masing-masing elemen tersebut. Revenue (R): adalah pendapatan, yang dalam perusahaan manufactur biasanya didominasi oleh Sales, yang mana Sales adalahjumlah terjual (Qty=Quantity) dikalikan dengan unit price product yang akan terjual. Quantity (Qty) : adalah jumlah barang yang akan dijual, yang dalam perusahaan manufactur tentunya diproduksi terlebih dahulu. Unit Price : adalah harga per unit dari barang yang akan dijual. Variable Cost : adalah cost yang timbul akibat diproduksinya suatu product (barang), artinya segala yang cost yang terjadi untuk memproduksi suatu barang. Seperti sebutannya Variable Cost, akan berubah - ubah mengikuti jumlah product yang akan diproduksi. Semakin banyak jumlah yang diproduksi semakin bedar juga variable cost-nya, begitu juga sebaliknya. Jika kita lihat pada Laporan Laba rugi nantinya, variable cost akan tergolong ke dalam kelompok Cost of Good Sales, yang pada perusahaan manufacur umumnya terdiri dari: Bahan Baku (Raw Material), Bahan Penolong, Cost Tenaga Kerja Langsung (Direct labor Cost) dan Ovear Head Cost yang biasanya terdiri dari penyusutan Gedung Pabrik, Penyusutan Mesin (Machineries) yang menggunakan unit production output, Maintenance, Listrik (electricity), Pengiriman (Delivery & Services), dll. Unit Variable Cost: adalah besarnya variable cost yang ditimbulkan untuk membuat satu unit produk tertentu, yang besarnya diperoleh dengan cara membagi total variable cost (Variable Cost) dengan jumlah product yang dibuat (qty). Fixed Cost : adalah cost yang akan terjadi akibat penggunaan sumber daya tertentu yang penggunaannya tanpa dipengaruhi oleh banyak sedikitnya produk yang diproduksi. Dengan kata lain: berapapun jumlah product yang dibuat, fixed cost yang akan dibuat, costnya relative sama, bahkan tidak berproduksi sekalipun cost ini akan tetap terjadi. Seperti sebutannya, fixed cost sifatnya relative stabil, tidak dipengaruhi oleh production output. Adapun jenis-jenis cost yang terjadi biasanya yang ada pada kelompok Biaya Operasional (Operating Expenses: Payroll, Office Supplies), Lease Hold (Hak Sewa), termasuk penyusutan-penyusutan dan amortisasi yang menggunakan metode garis lurus. Graphical Approach Secara grafis titik break even ditentukan oleh persilangan antara garis total revenue dan garis total cost. F. Keterbatasan Analisis Break Even PointAnalisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahuimbahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu : LaboratoriumPengembanganAkuntansi Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu Sales mix adalah konstan Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser atau berubah apabila: 1) Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan ini ditandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya. 2) Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya. 3) Perubahan dalam sales price per unit Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya. 4) Terjadinya perubahan dalam sales mix Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.5) Margin Of SafetyMargin of safety dalam hubungannya dengan analisis break even yaitu untuk menentukan seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian. Formulasinya adalah sebagai berikut: M/S = (Budget sales BEP)/ Budget sales BudgetSales adalah jumlah penjualan yang telah ditargetkan. G. Metode Penghitungan Analisa Break Even PointDalam menghitung Titik Impas ( Break Even ) dapat dipergunakantga pendekatan,yaitu :a. Pendekatan Persamaan Pendekatan persamaan adalah laba sama dengan hasil penjualan dikurangi dengan biaya, atau dapat dinyatakan dengan persamaan. Persamaan ini diturunkan dari laporan laba/rugi keuangan perusahaan, yaitu : Laba = Total Pendapatan - (Total Biaya variable + Total Biaya Tetap) Atau Total Pendapatan = Total Biaya Tetap (Total Biaya Variabel + Laba) Hubungan tersebut dapat dirumuskan dalam persaman secara matematis dalam bentuk persamaan linear, sebagai berikut :P = BT (VC x P) + LP (VC x P) = BT + LP = ( 1 VC) = BT + LP = BT + L / 1 VCDalam keadaan Break Even, apabila laba sama dengan nol, dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :BEP ( Rp ) = BT / 1 VcPATAU BEP ( Q ) = BT / Ps VsDimana :P = Total Penjualan BT= Total Biaya TetapVc = Biaya Variabel L = Laba Ps = Penjualan SatuanVs = Biaya Variabel satuanb. Pendekatan Marjin KontribusiPendekatan marjin Kontribusi adalah perhitungan biaya, volume dan laba dengan menghitung Marjin Kontribusi terlebih dahulu. Marjin Kontribusi diperoleh dengan pengurangan total penjualan dengan total biaya variablec. Pendekatan GrafikPendekatan Grafik adalah perhitungan biaya, volume dan laba dengan menggunakan grafik. Pada pendekatan ini, titik impas (Break Even) digambarkan sebagai titik perpotongan antara garis penjualan dengan garis biaya total.Langkah - langkah dalam pembuatab grafik break even point akan dijabarkan sebagai berikut :1) Menggambarkan Grafik Fungsi Pendapatan (TR)Grafik TR akan dimulai dari titik nol.Berarti pada saat itu perusahaan belum memperoleh pendapatan dan ketika itu pula produksi atau penjualannya sama dengan nol. Grafik ini akan naik dari titik nol ke kanan atas.2) Menggambarkan Grafik Biaya Tetap (FC) Grafik biaya tetap ini sejajar dengan sumbu kuantitas dari kiri ke kanan. Berarti biaya tetap ini menunjukkan biaya yangtidak berubah walaupun produk yang dihasilkan berubah.3) Menggambarkan Biaya Total ( TC )Grafik biaya total (TC) ini dimulai dari titik potong antara grafik FC dengan sumbu vertikal ke kanan atas memotong grafik TR. Grafik TC dimulai dari grafik FC karena titik TC merupakan penjumlahan antara biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC). Ketika itu perusahaan belum berproduksi maka biaya total adalah sebesar dengan biaya tetap. 4) Menggambarkan Biaya Variabel (VC)Dalam grafik biaya variabel ini merupakan biaya yang jumlahnya tergantung pada volume produksi yang dihasilkan sehingga biaya variabel ini memiliki karakteristik grafik seperti total revenue (TR) yang dimulai dari nol.5) Daerah yang berada di dibawah atau disebelah kiri break even point merupakan daerah arsiran diman perusahaan menderita kerugian.6) Daerah yang berada diatas atau disebelah kanan break even point merupakan daerah arsiran dimana perusahaan memperoleh keuntungan.

DAFTAR PUSTAKA

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/kursus_financial_analysis/BEP.pdfhttp://digilib.mercubuana.ac.id/manager/file_skripsi/Isi_cover_275849817923.pdflwi, Drs. Syafrudin MS. Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaan. 1993. Yogyakarta : Andi Offset Munawir, Drs. S. Analisis Laporan Keuangan. 1979. Yogyakarta : Liberty