Tugas Makalah Nbz 016 Aldrin x Ips IV
-
Upload
fathul-muin -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of Tugas Makalah Nbz 016 Aldrin x Ips IV
TUGAS MAKALAH
DISUSUN
OLEH
Nama: YOHANES FRENDI
Kelas: x ips 4
A. Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
bersifat parasit obligat, hal tersebut disebabkan karena virus hanya dapat bereproduksi di
dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus
tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Biasanya virus mengandung
sejumlah kecilasam nukleat (DNA atau RNA , tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atasprotein , lipid , glikoprotein , atau kombinasi
ketiganya. Genom virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang digunakan untuk memuat
bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-
sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofageatau fage digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis
sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel ).
Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel inang. Karena karakteristik khasnya
ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya
virus influenza dan HIV ), hewan (misalnya virus flu burung ), atau tanaman (misalnyavirus
mosaik tembakau /TMV).
Struktur dan anatomi virus
Virus adalah organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron . Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom ), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
Genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA . Genom virus dapat terdiri dari DNA
untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu,
asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus
bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang
terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada
virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi
lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa
berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri
atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit
protein yang disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid)
terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein
nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3
mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid.
Pada virus campak , nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari
sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid
tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang
pada awal infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu
berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari
ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun
dalam bentuk simetri ikosahedral . Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk
kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai
contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk
kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi
lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam
penginfeksian sel.
Beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi
inang.Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid.
Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung
protein danglikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein
kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula
beberapa jenisbakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada "kepala"
kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu
bakteri. Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi
gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme
penginfeksian sel inang.
Patogenesis Virus
Macam-macam infeksi virus
Virus dapat menginfeksi inangnya dan menyebabkan berbagai akibat bagi inangnya. ada yang
berbahaya, namun juga ada yang dapat ditangani oleh sel imun dalam tubuh sehingga akibat
yang dihasilkan tidak terlalu besar.
1. Infeksi Akut
infeksi akut merupakan infeksi yang berlangsung dalam jangka waktu cepat namun dapat
juga berakibat fatal. Akibat dari infeksi akut adalah :
* Sembuh tanpa kerusakan (Sembuh total)
* Sembuh dengan kerusakan/cacat , misalnya : polio
* Berlanjut kepada infeksi kronis
* Kematian
2. Infeksi Kronis
Infeksi kronis merupakan infeksi virus yang berkepanjangan sehingga ada resiko gejala
penyakit muncul kembali. Contoh dari infeksi kronis adalah :
* Silent subclinical infection seumur hidup, contoh : cytomegalovirus ( CMV)
* Periode diam yang cukup lama sebelum munculnya penyakit, contoh : HIV
* Reaktivasi yang menyebabkan infeksi akut, contoh : shingles
* Penyakit kronis yang berulang (kambuh), contoh : HBV , HCV
* Kanker contoh : HTLV-1 , HPV , HBV , HCV , HHV .[
Pelekatan Virus
Pelekatan virus merupakan proses interaksi awal antara partikel virus dengan
molekulreseptor pada permukaan sel inang. Pada tahap ini, terjadi ikatan spesifik antara
molekul reseptor seluler dengan antireseptor pada virus. Beberapa jenis virus
memerlukan molekul lainnya untuk proses pelekatan yaitu koreseptor .
Molekul reseptor yang target pada permukaan sel dapat berbentuk protein (biasanya
glikoprotein) atau residu karbohidrat yang terdapat pada glikoprotein atau glikolipid .
Beberapa virus kompleks seperti poxvirus dan herpesvirus memiliki lebih dari satu
reseptor sehingga mempunyai beberapa rute untuk berikatan dengan sel.
Reseptor virus mempunyai beberapa kelas yang berbeda :
molekul immunoglobulin-like superfamily
reseptor terkait membran
saluran dan transporter transmembran
Beberapa contoh virus beserta reseptor yang dimiliki :
Human Rhinovirus (HRV)
Human Rhinovirus memiliki reseptor ICAM-1(Intracelluler adhesion molecule-1).
Molekul tersebut merupakan molekul adhesi yang fungsi normalnya adalah untuk
mengikatkan sel kepada substratnya . struktur ICAM-1 mirip dengan
molekul imunoglobulin dengan domain C dan V sehingga digolongkan sebagai
protein supefamily immunoglobulin
Struktur ICAM-1 memiliki lima Ig-like domain untuk berikatan dengan Lfa-1 (Leukocite
function antigen-1), Mac-1 (Macrofage antigen-1), Rhinovirus (HRV), fibrinogen ,
dan PFIE (malaria infected erythocytes).
10 serotipe dari HRV menggunakan ICAM-1 sebagai reseptor, sepuluh serotipe lainnya
menggunakan protein yang beruhubungan dengan LDL reseptor.
Poliovirus
mempunyai reseptor virus berupa protein membran integral yang juga anggota dari
molekul superfamily immunoglobulin. Reseptor ini memiliki tiga domain yaitu satu
berupa variabel dan dua konstan.
Virus influenza
Virus ini mempunyai dua tipe spike glikoprotein pada permukaan partikel virus
yaituhemagglutinin (HA) dan neuraminidase . HA akan berikatan dengan reseptor virus
influenza yang berupa asam sialat (N-asetil neuraminic acid).
virus ini berikatan dengan muatan negatif dari moieties asam sialat yang ada pada
rantai oligosakarida yang secara kovalen berikatan dengan glikoprotein pada permukaan
sel.
adanya asam sialat pada hampir semua jenis sel menyebabkan virus influenza bisa
berikatan dengan banyak tipe sel.
Klasifikasi virus
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik
fungsional.
Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi , virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan jugaprotein
membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu :
1. Virus DNA
2. Virus RNA
3. Virus berselubung
4. Virus non-selubung
Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:
1. Virus Enterik
2. Virus Respirasi
3. Arbovirus
4. Virus onkogenik
5. Hepatitis virus
Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional
Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya . Klasifikasi
ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:
1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara
B. BAKTERI
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak
memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domainprokariota dan berukuran
sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi . Beberapa
kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit , sedangkan kelompok
lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan , pengobatan , dan industri . Struktur sel
bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus /inti sel, kerangka sel , dan organel -organel lain
sepertimitokondria dan kloroplas .Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan
antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks. Bakteri dapat ditemukan di hampir
semua tempat: di tanah , air , udara , dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai
agen parasit (patogen ), bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5
μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita .
Mereka umumnya memiliki dinding sel , seperti sel tumbuhan dan jamur , tetapi dengan bahan
pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan ). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu
bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel .
Struktur sel
Seperti prokariot (organisme yang tidak memiliki membran inti ) pada umumnya, semua bakteri
memiliki struktur sel yang relatif sederhana. [16] Sehubungan dengan ketiadaan membran inti,
meteri genetik (DNA dan RNA ) bakteri melayang-layang di daerah sitoplasma yang
bernamanukleoid . Salah satu struktur bakteri yang penting adalah dinding sel . Bakteri dapat
diklasifikasikan dalam dua kelompok besar berdasarkan struktur dinding selnya, yaitu bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun
dari lapisan peptidoglikan (sejenis molekul polisakarida ) yang tebal dan asam teikoat ,
sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan mempunyai
struktur lipopolisakarida yang tebal. Metode yang digunakan untuk membedakan kedua jenis
kelompok bakteri ini dikembangkan oleh ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram pada tahun
1884. Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagel dan fimbria yang
digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi . Beberapa bakteri juga memiliki kapsul yang
beperan dalam melindungi sel bakteri dari kekeringan dan fagositosis . Struktur kapsul inilah
yang sering kali menjadi faktor virulensi penyebab penyakit, seperti yang ditemukan
pada Escherichia coli dan Streptococcus pneumoniae . Bakteri juga memiliki kromosom ,ribosom ,
dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas , danmagnetosom .
Beberapa bakteri mampu membentuk diri menjadi endospora yang membuat mereka mampu
bertahan hidup pada lingkungan ekstrim. Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh
bakteri penghasil endospora yang sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, dimana bakteri ini juga
termasuk golongan bakteri pengebab keracunan pada makanan kaleng
Morfologi bakteri
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai
beberapa variasi sebagai berikut:
Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
Diplococcus, jka berganda dua-dua
Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
Staphylococcus, jika bergerombol
Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan
mempunyai variasi sebagai berikut:
Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi
sebagai berikut:
Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk
koma)
Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia.
Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang
dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya
Alat gerak
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel . Bakteri yang tidak memiliki
alat gerak biasanya hanya mengikuti pergerakan media pertumbuhannya atau lingkungan
tempat bakteri tersebut berada. Sama seperti struktur kapsul, flagel juga dapat menjadi
agen penyebab penyakit pada beberapa spesies bakteri. Berdasarkan tempat dan jumlah
flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
Atrik, tidak mempunyai flagel.
Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.
Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
Pengaruh lingkungan terhadap bakteri
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan
dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu , kelembapan , dan cahaya .[39] Secara
umum, terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengamatan sel
bakteri terhadap berbagai parameter tersebut, seperti mikroskop optikal,
mikroskop elektron , dan atomic force microscope (AFM).
Suhu
Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi semua
makhluk hidup. Khususnya bagi bakteri, suhu lingkungan yang berada lebih tinggi dari
suhu yang dapat ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan
komponen sel esensial lainnya sehingga sel akan mati. Demikian pula bila suhu
lingkungannya berada di bawah batas toleransi, membran sitoplasma tidak akan
berwujud cair sehingga transportasi nutrisi akan terhambat dan proses kehidupan sel
akan terhenti
Kelembaban relatif
ada umumnya bakteri memerlukan kelembaban relatif (relative humidity, RH) yang
cukup tinggi, kira-kira 85%.Kelembaban relatif dapat didefinisikan sebagai kandungan
air yang terdapat di udara. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan
kegiatanmetabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan.
Sebagai contoh, bakteri Escherichia coli akan mengalami penurunan daya tahan dan
elastisitas dinding selnya saat RH lingkungan kurang dari 84%.Bakteri gram positif
cenderung hidup pada kelembaban udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri
gram negatif terkait dengan perubahan struktur membran selnya yang
mengandung lipid bilayer
Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Secara
umum, bakteri dan mikroorganisme lainnya dapat hidup dengan baik pada paparan
cahaya normal. Akan tetapi, paparan cahaya dengan intensitas sinar ultraviolet (UV)
tinggi dapat berakibat fatal bagi pertumbuhan bakteri. Teknik penggunaan sinar
UV, sinar x , dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu lingkungan dari bakteri dan
mikroorganisme lainnya dikenal dengan teknik iradiasi yang mulai berkembang sejak
awal abad ke-20.
Radiasi
Radiasi pada kekuatan tertentu dapat menyebabkan kelainan dan bahkan dapat bersifat letal
bagi makhluk hidup , terutama bakteri. Sebagai contoh pada manusia , radiasi dapat
menyebabkan penyakit hati akut, katarak , hipertensi , dan bahkan kanker . Akan tetapi, terdapat
kelompok bakteri tertentu yang mampu bertahan dari paparan radiasi yang sangat tinggi,
bahkan ratusan kali lebih besar dari daya tahan manusia tehadap radiasi, yaitu
kelompok Deinococcaceae . Sebagai perbandingan, manusia pada umumnya tidak dapat
bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad), sedangkan bakteri yang
termasuk dalam kelompok ini dapat bertahan hingga 5.000 Gy.
Peranan Di Bidang Kesehatan
Tidak hanya di bidang lingkungan dan pangan, bakteri juga dapat memberikan manfaat
dibidang kesehatan . Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan
mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak
digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit . Beberapa bakteri yang menghasilkan
antibiotik adalah:
Streptomyces griseus , menghasilkan antibiotik streptomycin
Streptomyces aureofaciens , menghasilkan antibiotik tetracycline
Streptomyces venezuelae , menghasilkan antibiotik chloramphenicol
Penicillium , menghasilkan antibiotik penisilin
Bacillus polymyxa , menghasilkan antibiotik polymixin.
Peranan Di Bidang Pangan
Terdapat beberapa kelompok bakteri yang mampu melakukan proses fermentasi dan hal
ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi jenis makanan . Bahan pangan yang
telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan yang lebih lama, juga
dapat meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan
tersebut. Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan:
No. Nama produk atau
makananBahan baku Bakteri yang berperan
1. Yoghurt susuLactobacillus bulgaricus danStreptococcus
thermophilus
2. Mentega susu Streptococcus lactis
3. Terasi ikan Lactobacillus sp.
4. Asinan buah-buahan buah-buahan Lactobacillus sp.
5. Sosis daging Pediococcus cerevisiae
6. Kefir susuLactobacillus bulgaricus danStreptococcus
lactis
C. JAMUR/ FUNGI
Morfologi dan Fisiologi Fungi
Sebagian besar fungi adalah organisem multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel
oleh dinding yang bersilangan atau septa. Disamping itu juga terdapat fungi asepta, yaitu
hifanya tidak dibagi sel-selnya oleh septum.
Hifa adalah benang halus yang merupakan bagian dari dinding tubuler yang mengelilingi
membran plasma dan sitoplasma. Jamur sederhana berupa sel tunggal atau benang-banang
hifa saja.Jamur bertingkat tinggi terdiri dari anyaman hifa yang disebut posenim atau
pseudoparenkim.Prosenkim adalah jalinan hifa yang kendor dan pseudoparenkim adalah
anyaman hifa yang lebih padat dan seragam.
Pada khamir ukurannya sangat beragam 1 sampai 5 µm lebarnya dan panjangnya 5 sampai 10
µm atau lebih. Bisanya berbentuk bulat telur, tetapi ada yang memanjang atau berbentuk bola
dan khamir tidak dilengkapi dengan flagelum sebagai alat bergerak. Sedangkan kapang, tubuh
atau talusnya terdiri dari 2 bagian yaitu: miselium dan spora.
Sebagian besar fungi membentuk dinding selnya terutama dari kitin, suatu polisakarida yang
mengandung pigemen-pigmen yang kuat namun fleksibel dan pautan di antara gula-gula seperti
yang terdapat pada selulosa dan peptidoglikan.
Fungi dapat lebih bertahan dalam keadaan alam sekitar yang tidak menguntungkan. Sebagai
contoh, khamir dan kapang dapat tumbuh dalam suatu substrat atau medium berisikan
konsentrasi gula yang dapat menghambat pertumbuhan kebanyakan bakteri. Khamir merupakan
mikroorganisme fakultatif, artinya mereka dapat hidup dalam keadaan aerobik maupun
anaerobik.
Fungi dapat tumbuh dalam kisaran suhu yang luas, dengan suhu optimum bagi kebanyakan
spesies saprofitik dari 22 sampai 300C, spesies patogenik mempunyai suhu ptimum lebih tinggi,
biasanya 30 sampai 37 0 C. Pada cendawan akan tumbuh pada atau mendekati 0° C (Pelczar,
1986).
Reproduksi Fungi
Spora fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara seksual maupun
aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler , tetapi ada juga spora
multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang terspesalisasi. Ketika kondisi
lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat, fungi mengklon diri mereka sendiri dengan
cara menghasilkan banyak sekal spora secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-
spora tersebut berkecamabh jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang
sesuai.
Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua nukleus. Ada
beberapa spora seksual yaitu:
1. Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang dinamakan
askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2. Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium.
3. Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua
hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin, pada beberapa cendawan melebur.
4. Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut ooginium,
pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium
mengasilkan oospor
Klasifikasi Fungi
Klasifikasi fungi terutama berdasakan pada cirri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang ada
selama tahap – tahap seksual dalam daur hidupnya. Cendawan yang diketahui tingkat
seksualnya disbut cendawan perfek/sempurna. Cendawan yang dbelum diktahui tingkat
seksualnya dinamakan cendawan imperfek. Berdasarkan pada cara dan ciri reproduksinya
terdapat empat kelas cendawan sejati atau berfilamen di dalam dunia Fungi yaitu:
Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
Phycomycetes
Anggota kelas ini seringkali disebut sebagai cendawan tingkat rendah. Ciri yang umum pada
spesies ini adalah tidak adanya septum di dalam hifa yang membedakan dengan tiga anggota
yang lain. Phycomycetes mempunyai talus miselium yang berkembang dengan baik. Hifa fertile
menghasikan sporangium pada ujung sporangiospora. Pada talus Rhizopus, disamping hifa
vegetatif dan sporangium terdapat juga hifa seperti hifa pendek dan bercabang banyak yang
disebut rizoid (Pelczar, 1986).
Ascomycetes
Ascomycetes menghasilkan dua macam spora, yang terbentuk secara aseksual disebut
konidiam, berkembang di dalam rantai ujung hifa. Macam spora ke dua dihasilkan sebagai
akibat reproduksi seksual. Empat atau delapan spora ini disebut askospora, terbentuk di dalam
askus berupa kantung. Kebanyakan hidup sebagai saprofit. Banyak khamir termasuk kelas
Ascomycetes karena membentuk askospora. Secara aseksual, genus khamir
Schizosaccharomyces ini memperbanyak diri dengan pembelahan diri melintang.
Basidiomycetes
Basidiomycetes merupakan pengurai penting bagi kayu dan bagian tumbuhan yang lainnya.
Kelompok ini dicirikan oleh adanya basidiospora yang terbentuk di luar pada ujung atau sisi
basidium. Basidiomycetes yang banyak dikenal meliputi jamur, cendawan papan pada
pepohonan, dan cendawan karat serta cendawan gosong yang menghancurkan serealia. Jamur
adalah tubuh buah, atau Basidiokarp yang mengandung basidia bersama basidiosporanya.
Deuteromycetes
Kelas ini meliputi cendawan yang tingkat reproduksinya imperfek. Sebagian besar cendawan
yang patogenik pada manusia adalah Deuteromycetes. Mereka seringkali membentuk spora
aseksual beberapa macam di dalam spesies yang sama. Di samping fase saprofitik yang
berbentuk miselium, banyak di antaranya parasitik seperti khamir. Salah satu spesies yang
patogen adalah Histoplasma capsulatum.
Peranan Fungi / Jamur Dalam Lingkungan Akuatik.
Yang Menguntungkan
a. Banyak jenis fungi di dalam badan air berlaku sebagai jasad decomposer. Artinya jasad
tersebut mempunyai kemampuan untuk mengurai atau merombak senyawa yang berada
(masuk) ke dalam badan air. Sehingga kehadirannya telah dimanfaatkan di dalam rangka
pengolahan buangan di dalam air secara biologis.
b. Kehadiran hasil uraian senyawa hasil rombakan fungi, ternyata digunakan atau dimanfaatkan
oleh jasad-jasad lain, antara lain oleh microalgae, oleh bakteri atau fungi sendiri. Sehingga
dalam masalah ini jasad-jasad pengguna tersebut dinamakan consumer atau jasad pemakai.
Yang Merugikan akibat kehadiran kelompok jamur/ fungi dalam air, dapat mendatangkan
kerugian. Kehadiran kelompok bakteri dan mikroalga tersebut di dalam air, dapat menyebabkan
terjadinya penurunan turbiditas dan hambatan aliran, karena kelompok bakteri besi dan
belerang dapat membentuk serat atau lendir. Akibat lainnya adalah terjadinya proses korosi
(pengkaratan) terhadap benda-benda logam yang berada di dalamnya, menjadi bau, berubah
warna, dan sebagainya.
My Adolescence
I had my adolescence when I was thirteen.
It started with acne that showed up on my face. It was very annoying. It lowered my self-esteem and I was embarrassed to come out of my house and play with friends.Fortunately, my Mum gave me a good medicine. In three weeks, the acnes started to vanish although those showed some black spots in my face.
That was my bad experience with adolescence, though there were still lots of good experience too.
AnnouncementNotified to all students SMPN 1 Majalengka that in connection with Indonesia's Independence Day will be held competitions creation of posters and sloganswhich will be held onDay: Wednesday, august 06, 2011Place: at school hallTime: at 10 amStudents are expected to participate in the eventfor registration and more information please contact the organizers.