TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

38
Makalah Individu v Dosen : Dr. Dwi Deswary,M.Pd Mata Kuliah : Perencanaan Pendidikan Di susun Oleh : Jhon Priadi Hutahaean UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Transcript of TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

Page 1: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

Makalah Individu

v

Dosen : Dr. Dwi Deswary,M.Pd

Mata Kuliah : Perencanaan Pendidikan

Di susun Oleh :

Jhon Priadi Hutahaean

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN

2011

_______________________________________________________________________________________________________

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 2: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

ANALISIS RENSTRA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

TAHUN 2005 – 2009 DAN TAHUN 2010 – 2014

______________________________________________________________________________________________________

KATA PENGANTAR

Pendidkan Dasar Universal Bermutu dan Berkesetaraan Gender; Perluasan dan Pemerataan

Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional tahun 2010—2014 disusun

berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005--2025, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, serta Peraturan

Presiden No…. Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2010--2014.Selain itu Renstra Departemen Pendidikan Nasional disusun berdasarkan filsafat

Pancasila serta berlandaskan pada paradigma pendidikan dan pemberdayaan manusia seutuhnya,

paradigma pendidikan sepanjang hayat yang berpusat pada peserta didik, paradigma pendidikan

untuk semua yang inklusif, dan paradigm Pendidikan untuk Perkembangan, Pengembangan,

dan/atau Pembangunan Berkelanjutan (PuP3B).

Rancangan Renstra Depdiknas disusun melalui berbagai tahapan, termasuk interaksi dengan para

pemangku kepentingan pendidikan di pusat dan di daerah, partisipasi seluruh pejabat Depdiknas,

serta dengan memperhatikan arah reformasi perencanaan dan penganggaran yang telah ditentukan

oleh Bappenas dan Departemen Keuangan. Rancangan Renstra ini juga disusun dengan semangat

untuk menjaga kesinambungan pembangunan pendidikan nasional dan sebagai landasan bagi

pemerintahan periode 2010--2014 dalam menentukan arah pembangunan pendidikan ke depan.

Renstra Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014 memuat enam strategi yaitu (1)

Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Usia Dini (PAUD) Bermutu dan Berkesetaraan

Gender; (2) Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Akses Pendidikan Menengah Bermutu,

Berkesetaraan Gender, dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat; (4) Perluasan dan Pemerataan

Akses Pendidikan Tinggi Bermutu, Berdaya Saing Internasional, Berkesetaraan Gender dan Relevan

dengan Kebutuhan Bangsa dan Negara; (5) Perluasan dan Pemerataan Akses Pendidikan Orang

Dewasa Berkelanjutan yang Berkesetaraan Gender dan Relevan dengan Kebutuhan Masyarakat;

dan (6) Penguatan Tata Kelola, Sistem Pengendalian

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 3: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan pendidikan nasional tidak dapat lepas dari perkembangan

lingkungan strategis, baik nasional maupun global. Pendidikan harus dibangun dalam

keterkaitannya secara fungsional dengan berbagai bidang kehidupan, yang masing-

masing memiliki persoalan dan tantangan yang semakin kompleks. Dalam dimensi

sektoral tersebut, pembangunan pendidikan tidak cukup hanya berorientasi pada

pembangunan sumber daya manusia (SDM) dalam rangka menyiapkan tenaga kerja.

Dalam lima tahun ke depan, pembangunan pendidikan nasional harus dilihat dalam

perspektif pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Dalam perspektif demikian,

pendidikan harus lebih berperan dalam membangun seluruh potensi manusia agar

menjadi subyek yang berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi masyarakat dan

pembangunan nasional. Potensi manusia Indonesia yang dikembangkan mencakup olah

hati yang berkualitas dengan keimanan, ketakwaan dengan akhlak mulia, olah rasa yang

berkualitas dengan seni atau estetika, olah pikir yang berkualitas dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta potensi fisik yang berkualitas dengan olah raga.

Renstra Depdiknas disusun dengan mengacu pada amanat UndangUndang Dasar

1945, amandemen ke-4 pasal 31 tentang Pendidikan; Ketetapan MPR Nomor

VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan; Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas); UndangUndang Nomor 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional; UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah, UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah, PP Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja

Pemerintah; PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggaran

Kementerian/Lembaga, dan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

pendidikan

Renstra Depdiknas 2005 - 2009

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 4: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

Pembangunan Pendidikan Nasional (Renstra Depdiknas) Tahun 2005-2009 yang

merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Renstra

ini menjadi pedoman bagi semua tingkatan pengelola pendidikan, mulai dari pemerintah

pusat, daerah, masyarakat dan satuan pendidikan, untuk merencanakan dan

melaksanakan program pembangunan pendidikan nasional serta mengevaluasi hasilnya.

Renstra Depdiknas Tahun 2005-2009 disusun dalam rangka mempercepat sasaran

Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on The Rights of the Child) yang menyatakan

bahwa setiap negara di dunia melindungi dan melaksanakan hakhak anak tentang

pendidikan dengan mewujudkan wajib belajar pendidikan dasar bagi semua secara bebas

(Artikel 28) dan konvensi mengenai HAM yang menyatakan "Setiap orang berhak atas

pendidikan. Pendidikan harus bebas biaya, setidaknya pada pendidikan dasar. Pendidikan

dasar harus bersifat wajib. Pendidikan teknik dan profesi harus tersedia secara umum dan

pendidikan yang lebih tinggi harus sama-sama dapat dimasuki semua orang berdasarkan

kemampuan" (Deklarasi HAM, Artikel 26). Hat ini sejalan degan pencapaian sasaran

pembangunan yang disepakati dalam Kerangka Aksi Dakar Pendidikan Untuk Semua (PUS)

atauE d u c a t i o n for All (EFA). Dalam sasaran Konvensi Hak-Hak Anak dan PUS,

Pemerintah telah metetapkan kebijakan dasar dan Program Nasional Bagi Anak Indonesia

(PNBAI) tahun 2015, yaitu mewujudkan anak yang cerdas/ceria dan berakhlak mulia

melalui upaya perluasan aksesibilitas, peningkatan kualitas dan efisiensi pendidikan, serta

partisipasi masyarakat. Karena itu, kebijakan pendidikan perlu mengakomodasikan hak-

hak anak dan kebutuhan anak termasuk juga mempertimbangkan tingkat pertumbuhan

dan perkembangan anak. Dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional

tersebut, Depdiknas sebagai penanggungjawab pendidikan nasional mempunyai visi

sebagai berikut.

Insan Indonesia cerdas dan Kompetitif

Visi Depdiknas lebih menekankan pada pendidikan transformatif, yang

menjadikan lembaga pendidikan sebagai motor penggerak perubahan dari masyarakat

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 5: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

tradisional kemasyarakat maju. Masyarakat maju selalu diikuti oleh proses ransformasi

struktural, yang menandai suatu perubahan dari masyarakat yang bertumpu pada

pertanian menuju masyarakat berbasis industri.

Bahkan diera global sekarang, transformasi itu berjalan dengan sangat cepat

yang kemudian mengantarkan pada masyarakat berpengetahuan (knowledge society).

Di dalam masyarakat berpengetahuan, peranan ilmu pengetahuan dan penggunaan ICT

sangat dominan. Namun, masyarakat Indonesia yang sebagian besar masih berciri

agraris belum sepenuhnya mampu memanfaatkan iptek yang mengalami

perkembangan pesat dan menjadi penggerak utama (prime mover) perubahan

masyarakat. Untuk mewujudkan visi pendidikan transformatif tersebut Depdiknas

telah menetapkan beberapa misi sebagai berikut :

Mewujudkan Pendidikan Yang Mampu Membangun Insan Indonesia yang Cerdas

dan Kompetitif dengan Adil, Bermutu, dan Relevan untuk Kebutuhan

Masyarakat Global

Untuk mewujudkan misi tersebut, Depdiknas menetapkan beberapa strategi dan

program dalam suatu skala prioritas. Salah satu bentuk dari prioritas tersebut adalah

penggunaan dana APBN/APBD dan dana masyarakat yang lebih ditekankan pada upaya

pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan yang didukung oleh sistem governance

yang sehat, efisien, dan akuntabel.

Renstra Depdiknas 2010 - 2014

Renstra Depdiknas Tahun 2010--2014 ditujukan untuk lebih memantapkan

penataan Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas SDM

termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing

perekonomian. RPJMN Tahun 2010--2014 tersebut, selanjutnya dijabarkan ke dalam

Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014.

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 6: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

Sesuai Ketentuan Umum Penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional berkewajiban untuk

mencapai Visi Pendidikan Nasional sebagai berikut:

penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan dasar yang

bermutu antar propinsi, kabupaten, dan kota yang meliputi penyediaan guru SD/SDLB dan

SMP/SMPLB.

a. Perluasan pemerataan akses SD/SDLB dan SMP/SMPLB bermutu dan kesetaraan gender di

semua propinsi, kabupaten, dan kota.

b. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan Paket A dan Paket B bermutu dan kesetaraan

gender di semua propinsi, kabupaten, dan kota,

c. Penyediaan model pembelajaran, data dan informasi berbasis riset, dan standar mutu

pendidikan dasar, serta keterlaksanaan akreditasi pendidikan dasar.

Adapun kemungkinan ketercapaian strategi ini juga sangat besar karena sekarang

banyak anak lulusa Sekolah Dasar melanjutkan ke tingkat SMP/SMPLB karena ada

program sekolah gratis untuk Progrm Wajib Belajar 9 tahun yang bertujuan untuk

meningkatkan perluasan dan pemerataan layanan pendidikan dasar yang bermutu dan

terjangkau, baik melalui jalur formal maupun nonformal. Akan tetapi para orang tua masih

rancu dengan istilah sekolah gratis. Mereka menganggap kalau sekolah gratis mereka

sudah tidak mengeluarkan biaya apapun, sehingga waktu ada iuran atau sejenisnya mereka

susah untuk membayarnya. Jadi untuk istilah SEKOLAH GRATIS sebaiknya diganti dengan

istilah lain yang tidak menimbulkan persepsi yang salah.

3. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan menengah bermutu, kesetaraan gender, dan

relevan dengan kebutuhan masyarakat di semua propinsi, kabupaten dan kota melalui :

a. penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan menengah bermutu yang meliputi

penyediaan guru SMA/SMLB/SMK dan tenaga kependidikan paket C

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 7: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

b. perluasan dan pemerataan akses pendidikan SMA/SMLB dan SMK bermutu, kesetaraan

gender, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di semua provinsi, kabupaten. dan

kota.

c. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan Paket C bermutu, ber kesetaraan gender,

dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di semua provinsi, kabupaten, dan kota.

d. Ketersediaan model kurikulum dan pembelajaran data dan informasi berbasis riest dan

standar mutu pendidikan menengah serta keterlaksanaan akreditasi pendidikan

menengah.

Depdiknas memiliki kebijakan untuk membalik rasio peserta didik SMK dibanding

SMA dari 30 : 70 pada tahun 2004 menjadi 67 : 33 pada tahun 2014. Kebijakan ini

ditujukan agar keluaran pendidikan dapat lebih berorientasi pada pemenuhan dunia kerja

serta kebutuhan dunia usaha dan industri.

Pendidikan vokasi dirasa perlu karena memiliki paradigma yang menekankan pada

pendidikan yang menyesuiakan dengan permintaan pasar (demand driven) guna

mendukung pembangunan ekonomi kreatif. Ketersambungan (link) diantara pengguna

lulusan pendidikan dan penyelenggara dan kecocokan (match) setara employee dan

employer menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan vokasi. Keberhasilan

penyelenggaraan pendidikan vokasi dapat dilihat dan tingkat mutu dan relevansi yaitu

jumlah penyerapan lulusan dan kesesuaian bidang pekerjaan yang dipilih dan ditekuninya.

Pendidikan vokasi melayani sistem ekonomi, sistem sosial, dan politik serta menjadi

jawaban/terobosan pembangunan ekonomi kreatif.

Pemerintah menghendaki rasio SMK : SMA adalah 67 : 33 adalah strategi yang tepat

karena dilihat dari kesiapannya lulusan SMK lebih siap kerja dibanding lulusan SMA, akan

tetapi apabila lulusan SMK tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi mereka akan

hanya menjadi tenaga/karyawan dan bukan pemikir. Untuk itu perguruan tingga sebaiknya

juga memfasilitasi para lulusan tersebut sehingga mereka menjadi tenaga pemikir.

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 8: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

4. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan tinggi, bermutu, berdaya saing internasional,

berkesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan bangsa dan negara dilaksanakan

melalui :

a. perluasan dan pemerataan akses pendidikan tinggi bermutu, berdaya saing

internasional, kesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan bangsa dan negara

yang meliputi pemerataan dan perluasan akses prodi vokasi,profesi, dan akademik.

b. Ketersediaan data dan informasi berbasis riset, dan standar mutu pendidikan tinggi,

serta keterlaksanaan akreditasi pendidikan tinggi. Strategi ihi bisa berhasil lebih baik

apabila para dosen memiliki kualitas yang baik,perguruan tinggi dilengkapi dengan

sarana dan prasarana serta memberi kemudahan-kemudahan mahasiswa untuk maju.

Adapun hambatan- hambatan yang mungkin muncul yaitu karena biaya perguruan tinggi

semakin tinggi,semakin banyak lulusan yang tidak meneruskan ke jenjang perguruan

tinggi. Sebaiknya pemerintah memberi kebijakan bagaimana agar kedua-duanya bisa

berjalan dengan memberikan subsidi misalnya.

5. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang

berkesetaraan gender dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dilaksanakan melalui

a. perluasan dan pemerataan akses pendidikan orang dewasa bermutu, berkesetaraan

gender, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di provinsi yang meliputi

peningkatan tingkat literasi yang berkesetaraan gender di kabupaten dan kota

b. penyediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan orang dewasa

berkelanjutan yang berkesetaraan gender dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

c. Penyediaan model pembelajaran, data dan informasi berbasis riset, dan standar

nasional pendidikan orang dewasa berkelanjutan serta keterlaksanaan akreditasi

pendidikan orang dewasa berkelanjutan. Strategi bisa terlaksana apabila masyarakat

sampai lingkungan terkecil RT diadakan kegiatan bebas buta huruf yang lebih dikenal

dengan gerakan Bebas Tiga Buta.

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 9: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

Kendala yang mungkin timbul yaitu sulitnya menggugah kesadaran para orang dewasa

untuk belajar membaca dan menulis,sedangkan negara bisa maju apabila masyarakatnya

tidak bodoh. Negara –negara yang sudah maju dulunya menempatkan pendidikan pada

prioritas pendidikan pertama untuk memberantas pendidikan karena kemiskinan identik

dengan kebodohan.

6. Penguatan tata kelola, sistem pengendalian manajemen, dan sistem pengawasan intern

yang dilakukan melalui :

a. penguatan tata kelola dan sistem pengendalian manajemen di satuan kerja Depdiknas.

b. penguatan tata kelola dan sistem pengendalian manajemen Depdiknas yang meliputi

perwujudan pelayanan prima dalam perencanaan dan kerja sama luar negeri

Depdiknas.

c. penyediaan dan pendayagunaan buku ajar, kebahasaan, e-pendidikan, kehumasan dan

sistem sekolah sehat meliputi perwujudan layanan prima di bidang informasi dan

kehumasan pendidikan.

d. penguatan sistem pengendalian manajemen dan sistem pengawasan internal

Depdiknas yang meliputi pencapaian intensifikasi dan ekstensifikasi pengawasan yang

akuntabel, pencapaian audit investigasi sesuai dengan standar audit, dan perwujudan

pelayanan prima dalam manajemen operasional Itjen Depdiknas.

Adapun arah kebijakan pembangunan pendidikan nasional tahun 2010-2014 adalah :

1. Reformasi pendanaan pendidikan.

2. Reformasi pendidik dan tenaga kependidikan.

3. Penerapan TIK untuk e-pembelajaran dan e-administrasi

4. Pembangunan dan rehabilitasi prasarana pendidikan

5. Penyediaan sarana pendidikan

6. Reformasi perbukuan secara mendasar

7. Peningkatan mutu dan daya saing pendidikan dengan pendekatan komprehensif

8. Perbaikan rasio peserta didik SMK, SMA, dan pendidikan vokasi

9. Otonomisasi satuan pendidikan

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 10: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

10. Intensifikasi dan ekstensifikasi pendidikan nonformal dan informal untuk

menggapaikan layanan pendidikan kepada peserta didik yang tak terjangkau

pendidikan formal (Reaching the Unreached).

11. Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan dengan

pendekatan komprehensif

12. Reformasi pembelajaran yang mendidik, dialogis, dan menyenangkan

13. Penguatan partisipasi masyarakat di bidang pendidikan

14. Revitalisasi pendidikan inovatif, kreatif dan enterprenurial

Sedangkan program pembangunan pendidikan nasional tahun 2010-2014 adalah :

1. Restrukturisasi program dan kegiatan departemen pendidikan nasional

2. Pembagian kewenangan dan tanggung jawab pemerintah pusat, provinsi,

kabupaten dan kota

3. Program dan kegiatan pokok departemen pendidikan nasional tahun 2010-2014

BAB II

PEMBAHASAN

ANALISIS RENSTRA TAHUN 2005 – 2009

DAN TAHUN 2010 – 2014

1. ANALISIS VISI DAN MISI

Yang dimaksud dengan insan Indonesia cerdas komprehensif adalah insan yang secara

komprehensif cerdas spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan kinestetis.

Cerdas emosional dan social

- Beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiativitas

akanmkehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta,kompetensi untuk

mengekspresikannya.

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 11: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

- Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang (a) membina dan memupuk hubungan

timbale balik; (b) mdemokratis; (c) empatik dan simpatik; (d) mmenjunjung tinggi hak asasi

manusia; (e)m ceria dan percaya diri; (d) menghargai kebhinekaan dalam nbermasyarakat

dan bernegara; (e) berwawasan mkebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban

warga negara.

Cerdas intelektual

- Beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian

dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

- Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif,inovatif dan imajinatif.

Cerdas kinestetis

- Beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar,

berdayatahan, sigap, terampil, dan trengginas.

- Aktualisasi insan adiraga. Pembentukan masyarakat maju selalu diikuti oleh proses

transformasi struktural, yang menandai suatu perubahan dari mmasyarakat yang potensi

kemanusiannya kurang berkembang menuju masyarakatm maju dan berkembang yang

mengaktualisasikan potensi kemanusiannya secaram Insan Indonesia Cerdas

Komprehensif, Kompetitif, danm Bermartabatm (Insan Kamil/Insan Paripurna)

2. Filosofi yang mendasari perubahan/perbedaan Renstra

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan UU Sisdiknas

amat mendasar dalam memberikan landasan filosofis serta berbagai prinsip dasar dalam

pembangunan pendidikan, seperti filosofi pendidikan nasional berdasarkan filsafat

Pancasila, paradigma pendidikan dan pemberdayaan manusia seutuhnya, paradigma

pembelajaran sepanjang hayat berpusat pada peserta didik, paradigma pendidikan untuk

semua yang inklusif, dan Paradigma Pendidikan untuk Perkembangan, Pengembangan

dan/atau Pembangunan Berkelanjutan (PuP3B atau Education For Sustainable

Development). Penjelasan singkat dari filosofi itu adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan Nasional berdasarkan filsafat Pancasila

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 12: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

Secara mendasar landasan filsafat Pancasila menyiratkan bahwa sistem pendidikan

nasional dapat menempatkan peserta didik sebagai mahluk yang diciptakan gleh Tuhan

dengan segala fitrahnya dengan tugas memimpin pembangunan kehidupan yang berharkat

dan bermartabat, sebagai mahluk yang mampu menjadi manusia yang bermoral, berbudi

luhur, dan berakhlak mulia. Oleh karena itu, pendidikan merupakan upaya pemberdayaan

peserta didik untuk berkembang menjadi manusia seutuhnya, yaitu yang menjunjung

tinggi dan memegang teguh norma-norma agama dalam kehidupan sehari-hari baik

sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, mahluk individu, maupun mahluk sosial.

2. Paradigma Pendidikan dan Pemberdayaan Manusia Seutuhnya

Paradigma pendidikan dan pemberdayaan manusia seutuhnya yang memperlakukan anak

sebagai subyek merupakan penghargaan terhadap anak sebagai manusia yang utuh, yang

memiliki hak untuk mengaktualisasikan dirinya secara maksimal dalam aspek kecerdasan

intelektual, spiritual, sosial dan kinestetik. Anak tidak lagi dipaksakan untuk mengikuti

keinginan orang tua, sebaliknya orang tua sebagai fasilitator untuk menolong anak

menemukan bakat atau minatnya. Guru sebagai fasilitator membantu anak menemukan

bakatnya serta menolongnya mampu memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya

sehingga dapat tumbuh dengan wajar dan mampu mengintegrasikan berbagai

pengetahuan yang ia miliki.

3. Paradigma Pembelajaran Sepanjang Hayat Berpusat pada Peserta Didik.

Paradigma pembelajaran sepanjang hayat berarti bahwa pembelajaran merupakan proses

yang berlangsung seumur hidup, yaitu pembelajaran sejak lahir hingga akhir hayat yang

diselenggarakan secara terbuka dan multi makna. Paradigma ini memperlakukan,

memfasilitasi, dan mendorong peserta didik menjadi subyek pembelajar mandiri yang

bertanggungnjawab, kreatif, inovatif, dan kewirausahaan.

4. Paradigma Pendidikan untuk Semua yang Inklusi

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 13: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

Paradigma pendidikan untuk semua ini merupakan upaya pemehuhan akan kebutuhan

pendidikan sebagai hak asasi manusia minimal tingkat pendidikan dasar. Paradigma ini

merupakan salah stu paradigma dan prinsip penjaminan mutu pendidikan nasional.

Konsekwensi dari paradigma ini adalah bahwa setiap individu berhak dan wajib mengikuti

dan menyelesaikan pendidikan minimal pada tingkat pendidikan dasar dan pemerintah

harus membiayainya.

2. Latar Belakang Perubahan Renstra

Adapun yang melatarbelakangi perubahan Renstra 2005-2009 dengan Renstra 2010-2014

yaitu berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Departemen

Pendidikan Nasional menyusun Rencana Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka

Panjang (RPPNJP) 2005-2025, seperti yang tertuang di dalam Permendiknas Nomor 32

Tahun 2005, tentang Renstra Depdiknas Tahun 2005-2009. Rencana tersebut dijabarkan

ke dalam empat tema pembangunan pendidikan, yaitu tema pembangunan I (2005-2009)

yang berfokus pada peningkatan kapasitas dan modernisasi, sedangkan teme

pembangunan II berfokus pada penguatan pelayanan.

3. Prioritas Kebijakan dan Program Yang Menjadi Sasaran Pencapaian Renstra

Sedangkan yang menjadi prioritas kebijakan pada periode 2005-2009 adalah Depdiknas

teleh berhasil mengembangkan kebijakan-kebijakan terobosan, yaitu (1) pendanaan

massal pendidikan, (2) peningkatan kualifikasi dan sertifikasi pendidik secara massal, (3)

penerapan TIK secara massal untuk e-pembelajaran dan e-admlnlstrasi, (4) pembangunan

prasarana dan dan sarana pendidikan secara massal, (5) rehabilitasi prasarana pendidikan

secara massal, (6) reformasi perbukuan secara mendasar, (7) penjgkatan mutu dan daya

saing pendidikan dengan pendekatan komprehensif (8) perbaikan rasio peserta didik SMK-

SMA, (9) otomisasi satuan pendidikan, (10) intensifikasi dan ekstensifikasi pendidika

nonformal dan informal untuk menggapaikan layanan pendidikan kepada peserta didik

yang tak terjangkauvpendidikan formal (raching and unreached), dan (11) penguatan tata

kelola, akuntabilitas, dan citra publik pendidikan dengan pendekatan komprehensif.

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 14: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

Hingga akhir tahun 2009, pembangunan pendidikan Indonesia telah menunjukan

banyak kemajuan dan hasil yang cukup menggembirakan pada semua jalur, jenis, dan

jenjang pendidikan. Secara umum capaian hasil pembangunan pendidikan tersebut

dikelompokkan ke dalam aspek (1) Perluasan Pemerataan Akses Pendidikan, (2)

Peningkatan mutu dan Daya Saing Pendidikan, dan (3) Penguatan Tata Kelola,

Akuntabilitas, dan citra Publik.

Pembangunan pendidikan nasional hingga tahun 2009, khususnya selama kurun

waktu lima tahun terakhir, telah menunjukkan keberhasilan yang sangat nyata. Dalam

kurun waktu lima tahun ke depan atau dalam RPJM 2010-2014 pembangunan pendidikan

akan lebih ditingkatkan lagi melalui implementasi Rencana Strategis Departemen

Pendidikan Nasional 2010-2014. Beberapa potensi yang dimiliki merupakan bekal yang

sangat bermanfaat dalam melanjutkan pembangunan pendidikan tersebut. Namun, selain

potensi tersebut masih dijumpai sejumlah permasalahan pendidikan yang perlu

mendapatkan perhatian, yaitu :

1. Potensi

Capaian pembangunan pendidikan selama lima tahun terakhir di atas merupakan

potensi dan kekuatan untuk melanjutkan pembangunan pendidikan ke depan. Capaian

perluasan akses pendidikan khususnya pada jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah telah membuka kesempatan yang luas bagi penduduk

usia sekolah untuk memperoleh pendidikan. Pada aspek pemerataan akses, peningkatan

mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan juga menunjukkan besaran indikator kinerja

yang harus meningkat dari tahun ke tahunbdan pada umumnya telah mencapai atau

melebihi target Rencana Strategis Departemen Pendidikan 2005-2009. Hal tersebut

merupakan potensi yang dapat mendorong dan meningkatkan motivasi untuk melanjutkan

pembangunan pendidikan

2. Permasalahan

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 15: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

Di samping beberapa potensi yang dapat dijadikan bekal dalam melanjutkan

pembangunan lima tahun ke depan,masih ditemui beberapa permasalahan yang harus

diatasi dalam kurun waktu 2010-2014 yaitu rasio guru dan siswa yang menunjukkan

disparitas antarpropinsi, mutu pendidikan,dan mutu tenaga pendidik,

Strategi dan arah kebijakan pembangunan pendidikan tahun 2010-2014 dirumuskan

berdasarkan pada RPJMN 2010-2014 dan evaluasi capaian pembangunan pendidikan

sampai tahun 2009 serta komitmen pemerintah pada konvensi internasional mengenai

pendidikan, khususnya Konvensi Dakar tentang Pendidikan untuk Semua (Educatin for

All), Konvensi Hak Anak (Convention on the Right of Child), Millenium Development Goals

(MDGs), dan World Summit on Sustainable Development.

Strategi merupakan upaya yang sistematis melalui pengintegrasian dari tujuan, sasaran,

kebijakan, program, dan kegiatan untuk mencapai misi Depdiknas yang telah ditetapkan.

Keenam strategi pembangunan pendidikan nasional pada periode lima tahun mendatang

adalah :

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 16: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

1. Perluasan dan pemerataan akses PAUD bermutu dan kesetaraan gender di semua

provinsi, kabupaten, dan kota melalui :

a. Penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan PAUD yang bermutu yang merata

antar provinsi, kabupaten, dan kota.

b. Perluasan dan pemerataan akses TK/TKLB bermutu dan kesetaraan gender di

semua propinsi, kabupaten, dan kota.

c. Keluasan dan kemerataan akses PAUD nonformal bermutu dan kesetaraan

gender di semua propinsi, kabupaten dan kota.

d. Ketersediaan model pembelajaran, data dan informasi berbasis riset, dan

standar mutu PAUD, serta keterlaksanaan akreditasi PAUD.

Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk

memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah masa yang paling berharga dan sangat

penting bagi anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai

stimulan terhadap perkembangan kepribadian,psikomotor, kognitif maupun sosialnya

yang dapat diperoleh melalui pendidikan usia dini (PAUD) yang meliputi TK/RA untuk

anak usia 5-6 tahun, serta kelompok bermain,taman penitipan anak, dan berbagai program

serupa untuk anak usia 3-4 tahun.Selain itu beberapa muatan penyiapan anak usia dini

untuk belajar di SD/MI diberikan juga di Posyandu dan program Bina Balita. Posyandu

yang pada awalnya merupakan program layanan kesehatan bagi ibu dan anak usia dini,

kini telah dilengkapi muatan pendidikan. Demikian juga Bina Balita yang memberikan

layanan pendidikan pemeliharaan kesehatan pada anak bagi orang tua, terutama ibu, yang

memiliki anak di bawah usia 5 tahun.

Kemungkinan tercapainya program ini sangat mungkin sekali karena ibu-ibu

sekarang sebagian besar sudah menyadari betapa pentingnya pendidikan. Akan tetapi bagi

mereka yang tinggal di daerah terpencil atau di daerah pesisir belum tahu akan hal itu.

Program ini akan tercapai sasarannya bila pihak yang berwenang secara langsung memberi

penyuluhan betapa pentingnya pendidikan anak di usia dini.

2. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan dasar universal bermutu dan kesetaraan

gender disemua provinsi, kabupaten, dan kota melalui :

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 17: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

a. penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan dasar yang bermutu antar

propinsi, kabupaten, dan kota yang meliputi penyediaan guru SD/SDLB dan

SMP/SMPLB.

b. Perluasan pemerataan akses SD/SDLB dan SMP/SMPLB bermutu dan

kesetaraan gender di semua propinsi, kabupaten, dan kota.

c. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan Paket A dan Paket B bermutu dan

kesetaraan gender di semua propinsi, kabupaten, dan kota,

d. Penyediaan model pembelajaran, data dan informasi berbasis riset, dan standar

mutu pendidikan dasar, serta keterlaksanaan akreditasi pendidikan dasar.

Adapun kemungkinan ketercapaian strategi ini juga sangat besar karena sekarang

banyak anak lulusa Sekolah Dasar melanjutkan ke tingkat SMP/SMPLB karena ada

program sekolah gratis untuk Progrm Wajib Belajar 9 tahun yang bertujuan untuk

meningkatkan perluasan dan pemerataan layanan pendidikan dasar yang bermutu dan

terjangkau, baik melalui jalur formal maupun nonformal. Akan tetapi para orang tua masih

rancu dengan istilah sekolah gratis. Mereka menganggap kalau sekolah gratis mereka

sudah tidak mengeluarkan biaya apapun, sehingga waktu ada iuran atau sejenisnya mereka

susah untuk membayarnya. Jadi untuk istilah SEKOLAH GRATIS sebaiknya diganti dengan

istilah lain yang tidak menimbulkan persepsi yang salah.

3. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan menengah bermutu, kesetaraan gender,

dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di semua propinsi, kabupaten dan kota

melalui :

a. penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan menengah bermutu yang meliputi

penyediaan guru SMA/SMLB/SMK dan tenaga kependidikan paket C

b. perluasan dan pemerataan akses pendidikan SMA/SMLB dan SMK bermutu,

kesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di semua provinsi,

kabupaten. dan kota.

c. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan Paket C bermutu, ber kesetaraan

gender, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di semua provinsi, kabupaten,

dan kota.

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 18: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

d. Ketersediaan model kurikulum dan pembelajaran data dan informasi berbasis riest

dan standar mutu pendidikan menengah serta keterlaksanaan akreditasi

pendidikan menengah.

Depdiknas memiliki kebijakan untuk membalik rasio peserta didik SMK dibanding

SMA dari 30 : 70 pada tahun 2004 menjadi 67 : 33 pada tahun 2014. Kebijakan ini

ditujukan agar keluaran pendidikan dapat lebih berorientasi pada pemenuhan dunia kerja

serta kebutuhan dunia usaha dan industri.

Pendidikan vokasi dirasa perlu karena memiliki paradigma yang menekankan pada

pendidikan yang menyesuiakan dengan permintaan pasar (demand driven) guna

mendukung pembangunan ekonomi kreatif. Ketersambungan (link) diantara pengguna

lulusan pendidikan dan penyelenggara dan kecocokan (match) setara employee dan

employer menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan vokasi. Keberhasilan

penyelenggaraan pendidikan vokasi dapat dilihat dan tingkat mutu dan relevansi yaitu

jumlah penyerapan lulusan dan kesesuaian bidang pekerjaan yang dipilih dan ditekuninya.

Pendidikan vokasi melayani sistem ekonomi, sistem sosial, dan politik serta menjadi

jawaban/terobosan pembangunan ekonomj kreatif.

Pemerintah menghendaki rasio SMK : SMA adalah 67 : 33 adalah strategi yang tepat

karena dilihat dari kesiapannya lulusan SMK lebih siap kerja bermain,taman penitipan

anak, dan berbagai program serupa untuk anak usia 3-4 tahun.Selain itu beberapa muatan

penyiapan anak usia dini untuk belajar di SD/MI diberikan juga di Posyandu dan program

Bina Balita. Posyandu yang pada awalnya merupakan program layanan kesehatan bagi ibu

dan anak usia dini, kini telah dilengkapi muatan pendidikan. Demikian juga Bina Balita

yang memberikan layanan pendidikan pemeliharaan kesehatan pada anak bagi orang tua,

terutama ibu, yang memiliki anak di bawah usia 5 tahun.

Kemungkinan tercapainya program ini sangat mungkin sekali karena ibu-ibu

sekarang sebagian besar sudah menyadari betapa pentingnya pendidikan. Akan tetapi bagi

mereka yang tinggal di daerah terpencil atau di daerah pesisir belum tahu akan hal itu.

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 19: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

Program ini akan tercapai sasarannya bila pihak yang berwenang secara langsung memberi

penyuluhan betapa pentingnya pendidikan anak di usia dini.

2. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan dasar universal bermutu dan kesetaraan

gender disemua provinsi, kabupaten, dan kota melalui

a. penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan dasar yang bermutu antar propinsi,

kabupaten, dan kota yang meliputi penyediaan guru SD/SDLB dan SMP/SMPLB.

b. Perluasan pemerataan akses SD/SDLB dan SMP/SMPLB bermutu dan kesetaraan

gender di semua propinsi, kabupaten, dan kota.

c. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan Paket A dan Paket B bermutu dan

kesetaraan gender di semua propinsi, kabupaten, dan kota,

d. Penyediaan model pembelajaran, data dan informasi berbasis riset, dan standar mutu

pendidikan dasar, serta keterlaksanaan akreditasi pendidikan dasar.

4. Kemungkinan Keterlaksanaan Renstra 2010 - 2014

Adapun kemungkinan ketercapaian strategi ini juga sangat besar karena sekarang banyak

anak lulusa Sekolah Dasar melanjutkan ke tingkat SMP/SMPLB karena ada program

sekolah gratis untuk Progrm Wajib Belajar 9 tahun yang bertujuan untuk meningkatkan

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 20: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

perluasan dan pemerataan layanan pendidikan dasar yang bermutu dan terjangkau, baik

melalui jalur formal maupun nonformal. Akan tetapi para orang tua masih rancu dengan

istilah sekolah gratis. Mereka menganggap kalau sekolah gratis mereka sudah tidak

mengeluarkan biaya apapun, sehingga waktu ada iuran atau sejenisnya mereka susah

untuk membayarnya. Jadiuntuk istilah SEKOLAH GRATIS sebaiknya diganti dengan istilah

lain yang tidak menimbulkan persepsi yang salah.

3. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan menengah bermutu, kesetaraan

gender, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di semua propinsi, kabupaten

dan kota melalui :

a. penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan menengah bermutu yang meliputi

penyediaan guru SMA/SMLB/SMK dan tenaga kependidikan paket C

b. perluasan dan pemerataan akses pendidikan SMA/SMLB dan SMK bermutu,

kesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di semua provinsi,

kabupaten. dan kota.

c. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan Paket C bermutu, ber kesetaraan

gender, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di semua provinsi, kabupaten,

dan kota.

d. Ketersediaan model kurikulum dan pembelajaran data dan informasi berbasis riest

dan standar mutu pendidikan menengah serta keterlaksanaan akreditasi

pendidikan menengah.

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 21: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

Depdiknas memiliki kebijakan untuk membalik rasio peserta didik SMK dibanding

SMA dari 30 : 70 pada tahun 2004 menjadi 67 : 33 pada tahun 2014. Kebijakan ini

ditujukan agar keluaran pendidikan dapat lebih berorientasi pada pemenuhan dunia kerja

serta kebutuhan dunia usaha dan industri.

Pendidikan vokasi dirasa perlu karena memiliki paradigma yang menekankan pada

pendidikan yang menyesuiakan dengan permintaan pasar (demand driven) guna

mendukung pembangunan ekonomi kreatif. Ketersambungan (link) diantara pengguna

lulusan pendidikan dan penyelenggara dan kecocokan (match) setara employee dan

employer menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan vokasi. Keberhasilan

penyelenggaraan pendidikan vokasi dapat dilihat dan tingkat mutu dan relevansi yaitu

jumlah penyerapan lulusan dan kesesuaian bidang pekerjaan yang dipilih dan ditekuninya.

Pendidikan vokasi melayani sistem ekonomi, sistem sosial, dan politik serta menjadi

jawaban/terobosan pembangunan ekonomj kreatif.

Pemerintah menghendaki rasio SMK : SMA adalah 67 : 33 adalah strategi yang tepat

karena dilihat dari kesiapannya lulusan SMK lebih siap kerja dibanding lulusan SMA, akan

tetapi apabila lulusan SMK tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi mereka akan

hanya menjadi tenaga/karyawan dan bukan pemikir. Untuk itu perguruan tingga sebaiknya

juga memfasilitasi para lulusan tersebut sehingga mereka menjadi tenaga pemikir.

Perluasan dan pemerataan akses pendidikan tinggi, bermutu, berdaya saing

internasional, berkesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan bangsa dan

negara dilaksanakan melalui :

a. perluasan dan pemerataan akses pendidikan tinggi bermutu, berdaya saing

internasional, kesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan bangsa dan

negara yang meliputi pemerataan dan perluasan akses prodi vokasi,profesi, dan

akademik.

b. Ketersediaan data dan informasi berbasis riset, dan standar mutu pendidikan

tinggi, serta keterlaksanaan akreditasi pendidikan tinggi.

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 22: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

Strategi ihi bisa berhasil lebih baik apabila para dosen memiliki kualitas yang

baik,perguruan tinggi dilengkapi dengan sarana dan prasarana serta memberi kemudahan-

kemudahan mahasiswa untuk maju. Adapun hambatan- hambatan yang mungkin muncul

yaitu karena biaya perguruan tinggi semakin tinggi,semakin banyak lulusan yang tidak

meneruskan ke jenjang perguruan tinggi. Sebaiknya pemerintah memberi kebijakan

bagaimana agar kedua-duanya bisa berjalan dengan memberikan subsidi misalnya.

4. Perluasan dan pemerataan akses pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang

berkesetaraan gender dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dilaksanakan

melalui :

a. perluasan dan pemerataan akses pendidikan orang dewasa bermutu,

berkesetaraan gender, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat di provinsi yang

meliputi peningkatan tingkat literasi yang berkesetaraan gender di kabupaten dan

kota

b. penyediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan orang dewasa

berkelanjutan yang berkesetaraan gender dan relevan dengan kebutuhan

masyarakat.

c. Penyediaan model pembelajaran, data dan informasi berbasis riset, dan standar

nasional pendidikan orang dewasa berkelanjutan serta keterlaksanaan akreditasi

pendidikan orang dewasa berkelanjutan. pusat, pemerintah provinsi, pemerintah

kabupaten, dan pemerintahan kota perlu dilaksanakan secara konsekuen.

Disparitas tersebut mungkin selama ini tidak disadari oleh pemerintah provinsi,

pemerintah kabupaten dan pemerintah kota karena dalam setiap dokumen perencanaan

pembangunan sejak era repelita, propenas, sampai Renstra Kementerian/Lembaga tidak

pernah dicantumkan kewajiban tiap provinsi, kabupaten, dan kota dalam pencapaian

target atau sasaran kinerja pembangunan pendidikan. Masih dalam aspek akses

pendidikan, kesenjangan partisipasi pendidikan masih terjadi antara penduduk miskin dan

penduduk kaya.

Menurut Susenas 2006, Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk kelompok umur

13-15 tahun yang mengikuti pendidikan formal yang berasal dari kuantil pertama

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 23: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

(kelompok 20% termiskin) baru mencapai 74,2%, sementara untuk kuantil kelima

(kelompok 20% terkaya) telah mencapai 92,2%.

Hal ini berarti bahwa kesempatan memperoleh pendidikan bagi penduduk

kelompok termiskin masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan penduduk kelompok

terkaya. Kebijakan pendanaan massal seperti BOS, beasiswa miskin, BKM, BOMM telah

terbukti dapat mengurangi disparitas partisipasi pendidikan antara penduduk miskin dan

penduduk kaya tersebut. Oleh karena itu, kebijakan pendanaan massal perlu dilanjutkan di

masa datang dengan mekanisme dan metode penyaluran yang lebih baik.

Disparitas dalam kesempatan memperoleh pendidikan juga terjadi antara

penduduk yang tinggal di perdesaan dan penduduk yang tinggal di perkotaan. Menurut

data Susenas 2006, Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk usia 13-15 tahun di

perkotaan sudah mencapai 89,7%, sementara di perdesaan baru mencapai 80,3%.

Alternatif Penyelesaian

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 24: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

Walaupun disparitas tersebut tidak terlalu besar, tetapi jika dihitung jumlah

absolut penduduk usia 13–15 tahun angkanya cukup signifikan. Oleh karena itu, kebijakan

terobosan pembangunan prasarana dan sarana pendidikan secara massal yang telah

dilaksanakan selama kurun waktu lima tahun yang lalu perlu dilanjutkan dengan menitik-

beratkan pembangunan pada provinsi dan kabupaten dengan angka partisipasi pendidikan

yang masih rendah, dan dengan memperhatikan disparitas akses pendidikan antara daerah

perkotaan dengan daerah perdesaan.

Berkaitan dengan komitmen Millenium Development Goals (MDGs),goal ketiga dan

target keempat, yaitu tidak adanya disparitas gender siswa pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah sudah terpenuhi pada tahun 2005. Namun bila diukur rasio Angka

Partisipasi Murni (APM) siswa perempuan terhadap APM siswa laki-laki pada setiap

jenjang pendidikan masih terdapat kesenjangan. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan

dalam kurun waktu lima tahun ke depan perlu ditekankan pada upaya pengurangan

disparitas antargender.

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 25: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN

1. Rencana Strategis

Perencanaan strategis adalah suatu proses yang dapat membantu sekolah menentukan arah

pengembangannya.Rencana strategis merupakan peta yang menjabarkan cara menuju pencapaian

hasil-hasil dalam jangka panjang.Sebuah rencana strategis menggambarkan visi, misi, dan tujuan

sekolah.Visi sekolah harus singkat dan jelas, menggambarkan apa yang diupayakan sekolah untuk

dicapai.Visi berorientasi pada masa depan, mencerminkan standar yang tinggi dan digunakan

sebagai acuan dasar dalam merumuskan misi dan tujuan sekolah.Misi merupakan

rincian dari visi sekolah, menjabarkan uraian tugas, kewajiban dan rencana untuk mewujudkan visi

sekolah.Tujuan (goal) sekolah berhubungan dengan hasil yang ingin dicapai dalam jangka

menengah. Tujuan tersebut harus dapatdiukur dan dituliskan sedemikian rupa sehingga sekolah

tahu dengan jelas kapan tujuan tersebut tercapai.

2. Rencana Operasional

Rencana operasional berisikan tujuan jangka pendek (objectives) dan rencana kerja yang

dibutuhkan guna mewujudkan rencana strategis sekolah. Sekolah mengidentifikasi tujuan-tujuan

jangka pendek untuk mencapai tujuan jangka menengah sekolah. Tujuan-tujuan tersebut harus bisa

diukur guna memudahkan evaluasi dan direncanakan dalam periode yang relatif singkat seperti

satu tahun ajaran atau kurang dari itu. Tahap akhir yang dilakukan adalah menyusun sebuah

rencana kerja untuk memaparkan secara rinci tentang apa yang direncanakan oleh sekolah untuk

mewujudkan tujuan jangka menengahnya

3. Hasil Analisis

Walaupun disparitas tersebut tidak terlalu besar, tetapi jika dihitung jumlah absolut

penduduk usia 13–15 tahun angkanya cukup signifikan. Oleh karena itu, kebijakan

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 26: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

terobosan pembangunan prasarana dan sarana pendidikan secara massal yang telah

dilaksanakan selama kurun waktu lima tahun yang lalu perlu dilanjutkan dengan menitik-

beratkan pembangunan pada provinsi dan kabupaten dengan angka partisipasi pendidikan

yang masih rendah, dan dengan memperhatikan disparitas akses pendidikan antara daerah

perkotaan dengan daerah perdesaan.

Berkaitan dengan komitmen Millenium Development Goals (MDGs),goal ketiga dan

target keempat, yaitu tidak adanya disparitas gender siswa pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah sudah terpenuhi pada tahun 2005. Namun bila diukur rasio Angka

Partisipasi Murni (APM) siswa perempuan terhadap APM siswa laki-laki pada setiap

jenjang pendidikan masih terdapat kesenjangan. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan

dalam kurun waktu lima tahun ke depan perlu ditekankan pada upaya pengurangan

disparitas antargender.

II. SARAN

1. SEKOLAH GRATIS sebaiknya diganti dengan istilah lain yang tidak menimbulkan

persepsi yang salahdari orangtua murid

2. Hambatan- hambatan yang muncul seperti biaya perguruan tinggi semakin

tinggi,semakin banyak lulusan yang tidak meneruskan ke jenjang perguruan tinggi.

Sebaiknya pemerintah memberi kebijakan bagaimana agar kedua-duanya bisa

berjalan dengan baik contohnya memberikan subsidi.

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

Page 27: TUGAS MAKALAH ANALISIS RENSTRA OLEH JHON

DAFTAR PUSTAKA

(Sumber Pustaka : Dokumen Renstra Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005 –

2009 dan Dokumen Renstra Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010 – 2014

Makalah Analisis Renstra Oleh Jhon Priadi Hutahaean

75d32e88cee9fc 75d32e88cee9fc