BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. a. Sejarah Jhon ...
Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. 4.1.1. a. Sejarah Jhon ...
52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Penelitian
a. Sejarah Jhon Culture
Jhon Culture adalah sebuah brand fasion local asli Ponorogo,
dimana brand tersebut mengusung tema Budaya disetiap desain-desain
kaosnya, seperti tokoh budaya, monument/ikon kota, sampai tarian-
tarian tradisional yang di kemas epic dalam sebuah desain. Jhon
Culture resmi berdiri 01 September 2017, dimana store pertama Jhon
Culture berada di jalan Batoro Katong nomor 181 barat Klinik Ultra
Medika. Gebrakan pertaman untuk memperkenalka produk Jhon
Culture ke masyarakat Ponorogo adalah dengan menjadi salah satu
pihak sponsor utama di acara besar Kabupaten Ponorogo, yaitu Grebeg
Suro 2017.
Seiring berjalannya waktu dan makin banyaknya event-event
yang di sponsori oleh Jhon Culture, masyarakat Ponorogo mulai
banyak yang mengenal brand lokal ini, dimana disetiap harinya
pengunjung yang datang di toko untuk membeli rata-rata lebih dari 10
sampai 15 orang. Karena makin banyaknya permintaan dan dukungan
dari masyarakat Ponorogo, Jhon Culture memutuskan untuk pindah ke
tempat yang lebih baik.
53
Pada akhir tahun 2018, Jhon Culture resmi pindah di Mall
Ponrogo City Center (lantai G), dengan tempat baru semoga dapat
mempermudah akses untuk para pelanggan setia Jhon Culture.
Peningkatan travic pengunjung semakin banyak dan semakin besar,
dalam satu hari lebih dari 20-25 pengunjung yang datang, mulai dari
masyarakat Ponorogo, luar kota, luar jawa, bahkan luar negeri. Produk
Jhon Culture berkembang lebih luas lagi, tidak hanya kaos, tapi juga
ada sepatu, sandal, tas, jaket, dompet, sampai accecoris ringan seperti
gantungan kunci.
Jhon Culture semakin berkembang dan semakin besar, dimana
Jhon Culture telah memiliki lebih dari 300 reseller yang tersebar di
seluruh Indonesia, bahkan luar negeri. Omset puluhan juta juga telah di
raup oleh Jhon Culture di setiap bulannya, Jhon Culture juga telah
memiliki cabang di beberapa daerah yang ada di Indonesia, termasuk
di Malang dan Yogjakarta.
Owner : Galih Kusuma
Bendahara : Kholib Nur Abidin
Humas : Nanda Setya
Desainner : Purba Dwi Mega
Kepala Toko : Fandy Asrori
54
Karyawan : 1. Ahmad Rajali
2. Binti Sholeha
3. Yolla Audria
4. Anaz Fauzi
5. Septi Maharani
6. Ella Damalyanti
b. Visi dan Misi
Sajian budaya yang dikemas epic melalui karya, dan di produksi oleh
tangan-tangan kreatif anak bangsa.
4.2. Karakteristik Responden
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Pada penelitian ini terdapat beberapa karakteristik responden
yang berdasarkan usia. Adapun responden dalam penelitian ini adalah
100 responden atau orang. Berikut responden dapat di jelaskan di
bawah ini :
55
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid 15 - 20 Tahun 20 20.0 20.0 20.0
21 - 25 Tahun 22 22.0 22.0 42.0
26 - 30 Tahun 19 19.0 19.0 61.0
31 - 33 Tahun 23 23.0 23.0 84.0
> 34 Tahun 16 16.0 16.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan tabel 4.1 diatas bahwa responden yang
berdasarkan usia dapat dikelompokan bebarapa aitem diantaranya.
Responden terbanyak yang berdasarkan umur 31 – 33 tahun adalah
sebesar 23 orang dengan Percent 23,0. Dan responden berdasarkan
umur 21 – 25 tahun yaitu sebesar 22 orang dengan Percent 22.0. Selain
itu diikuti responden yang berumur 15 – 20 tahun sebesar 20 orang
dengan Percent 20,0. Kemudian responden yang berdasarkan umur 26
– 30 tahun sebesar 19 orang dengan Percent 19,0. Dan terakhir
responden yang terendah berdasarkan umur yaitu > 34 tahun sebesar
16 orang dengan Percent 16,0. Artinya dapat disimpulkan bahwa
industri Jhon Culture Ponorogo mengutamakan kebutuhan generasi
muda yang sesuai dengan perkembangan zaman.
56
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini terdapat beberapa karakteristik responden
yang berdasarkan jenis kelamin. Adapun responden dalam penelitian
ini adalah 100 responden atau orang. Berikut responden dapat di
jelaskan di bawah ini :
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Laki - Laki 61 61.0 61.0 61.0
Perempuan 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan tabel 4.2 diatas yaitu responden yang terbanyak
adalah responden yang berdasarkan jenis kelamin laki - laki sebesar 61
orang dengan percent 61,0. Kemuadian diikuti dengan responden
yang jenis kelamin perempuan berjumlah 39 orang dengan percent
39,0. Artinya industri Jhon Culture Ponorogo banyak respondennya
yang berjenis laki – laki.
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan
Pada penelitian ini terdapat beberapa karakteristik responden
yang berdasarkan pengahasilan. Adapun responden dalam penelitian
ini adalah 100 responden atau orang. Berikut responden dapat di
jelaskan di bawah ini :
57
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Penghasilan
Penghasilan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Rp 999.000 23 23.0 23.0 23.0
Rp 1.000.000 - 2.499.000 29 29.0 29.0 52.0
Rp 2.500.000 - 3.999.000 27 27.0 27.0 79.0
Rp > 4.000.000 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Pada Tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa responden yang terbanyak
yang berdasarkan penghasilan adalah sebesar 29 dengan Percent 29,0. Dan
kemudian di ikuti responden berdasarkan penghasilan adalah 27 orang
dengan Percent 27,0. Selanjutnya responden yang berdasarkan penghasilan
sebesar 23 orang dengan Percent 23,0. Dan terakhir responden yang
bepengahasilan rendah adalah 21 orang dengan Percent 21,0. Artinya dapat
disimpulkan bahwa industri Jhon Culture Ponorogo memiliki responden
yang berpengahasilan Rp 1.000.000 – 2.499.000.
4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Prosentase identitas responden dalam penelitian ini adalah
pengelompokan responden berdasarkan pendidikan terakhir. Dari
penelitian 100 responden, pendidikan terakhir responden akan di
tunjukan pada tabel berikut ini:
58
Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid SMA/SMK 35 35.0 35.0 35.0
D3 29 29.0 29.0 64.0
S1 19 19.0 19.0 83.0
S2 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Pada tabel 4.4 menjelaskan bahwa responden berdasarkan
tingkat Pendidikan lebih banyak pengguna industri Jhon Culture
Ponorogo adalah tingkat Pendidikan SMA/SMK sebesar 35 orang
dengan Percent 35,0. Dan di ikuti oleh tingkat pendidikan D3
sebesar 29 orang dengan Percent 29,0. Selanjutnya pada tingkat
Pendidikan S1 sebesar 19 orang dengan Percent 19,0. Dan terakhir
tingkat Pendidikan S2 sebesar 17 orang dengan Percent 17,0.
Artinya dapat di jelaskan bahwa responden tingkat pendidikan
yang banyak mendominasi adalah yang berpendidikan SMA/SMK.
4.3. Tanggapan Responden
Berikut tanggapan responden pada penelitian ini, dapat di jelaskan
sebagai berikut :
59
4.3.1. Variabel Harga (X1)
Menurut Saladin (2003) harga adalah sejumlah uang sebagai
alat tukar untuk memperoleh produk dan harga. Variabel tersebut dapat
di jelaskan di bawah ini :
Tabel 4.5
Variabel Harga
No Variabel SKOR ∑
Skor
∑
Responden
Rata-
rata SS S N TS STS
1 X1.1 32 40 21 4 3 394 100 3,94
2 X1.2 32 48 17 3 - 409 100 4,09
3 X1.3 33 53 10 3 - 413 100 4,13
Total niai rata-rata Harga 12,16
Nilai rata-rata 4,035
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Pada tabel 4.5 tanggapan responden variabel harga menunjukan
bahwa “Harga yang Jhon Culture sediakan telah sesuai dengan
manfaat yang saya peroleh” dengan memiliki nilai skor yang tertinggi
sebesar 413 dengan nilai rata – rata 2,13. Sedangkan nilai yang
terendah adalah “Jhon Culture menjual produk pakaian dengan harga
yang lebih murah dibandingkan kompetitornya” dengan nilai sebesar
394 dan nilai rata – rata memiliki 3,94.
4.3.2. Variabel Kualitas Produk (X2)
Kualitas produk menurut Kotler dan Amstrong (2014) adalah
kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi
daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan,
60
serta atribut bernilai lainnya. Adapun variabel kualitas prodak dapat di
jelaskan di bawah ini :
Tabel 4.6
Variabel Kualitas Prodak
No Variabel SKOR ∑
Skor
∑
Responden
Rata-
rata SS S N TS STS
1 X2.1 22 65 13 - - 409 100 4,09
2 X2.2 22 60 14 3 1 399 100 3,99
3 X2.3 25 48 27 - - 398 100 3,98
Total niai rata-rata Kualitas Prodak 12,06
Nilai rata-rata 4,02
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan tanggapan responden pada tabel 4.6 diatas
menjelaskan bahwa “Jhon Culture menjual produk pakaian dengan
tampilan pakaian yang menarik” degan memiliki nilai skor tertinggi
sebesar 409 dan nilai rata – rata sebesar 4,09 sedangkan pertanyaan
yang nilai terendah adalah “Produk pakaian yang dijual oleh Jhon
Culture memiliki atribut produk yang menyamankan ketika
digunakan” dengan nilai skor sebesar 398 dan nilai rata – rata 3,98.
4.3.3. Variabel Promosi (X3)
Pengertian promosi adalah kegiatan komunikasi antara
perusahaan dan konsumen sebagai usaha untuk mempengaruhi
konsumen dalam kegiatan pembelian sesuai keinginan dan
kebutuhannya (Anindhyta, 2016). Adapun variabel promosi dapat di
jelaskan di bawah ini :
61
Tabel 4.7
Variabel Promosi Penjualan
No Variabel SKOR ∑
Skor
∑
Responden
Rata-
rata SS S N TS STS
1 X3.1 19 65 13 3 - 400 100 4
2 X3.2 20 55 23 2 - 393 100 3,93
3 X3.3 60 35 3 2 - 450 100 4,5
Total niai rata-rata Promosi 12,43
Nilai rata-rata 4,143
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan tanggapan responden pada tabel 4.7 diatas dapat
menguraikan bahwa “Jhon Culture mengimplementasikan pelayanan
penjualan langsung kepada konsumen” degan memiliki nilai skor
tertinggi sebesar 450 dan nilai rata – rata sebesar 4,50 sedangkan
pertanyaan yang nilai terendah adalah “Jhon Culture
mengimplementasikan sales promotion dengan baik kepada
konsumen” dengan nilai skor sebesar 393 dan nilai rata – rata 3,93.
4.3.4. Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Menurut Anugrah & Sopa, (2016) keputusan membeli adalah
suatu sikap yang merupakan hasil atau kelanjutan dari proses yang
dilakukan individu ketika dihadapkan pada situasi dan alternatif
tertentu untuk berperilaku dalam memenuhi kebutuhannya. Adapun
variabel keputusan pembelian dapat di jelaskan di bawah ini:
62
Tabel 4.8
Variabel Keputusan Pembelian
No Variabel SKOR ∑
Skor
∑
Responden
Rata-
rata SS S N TS STS
1 Y.1 61 35 3 1 - 456 100 4,56
2 Y.2 50 46 3 1 - 445 100 4,45
3 Y.3 45 53 2 - - 443 100 4,43
Total niai rata-rata Keputusan Pembelian 13,44
Nilai rata-rata 4,48
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan tanggapan responden pada tabel 4.8 diatas dapat
menguraikan bahwa “Jhon Culture menjual produk pakaian yang
sesuai dengan kebutuhan saya” degan memiliki nilai skor tertinggi
sebesar 456 dan nilai rata – rata sebesar 4,56 sedangkan pertanyaan
yang nilai terendah adalah “Jhon Culture menjual produk pakaian yang
sesuai dengan selera berpakaian saya” dengan nilai skor sebesar 443
dan nilai rata – rata 4,43.
Rata – Rata Variabel
Berikut ini nilai rata – rata setiap pertanyaan yang dapat di lihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.9
Rata – rata Variabel
Variabel X Total Rata – rata
Variabel (a)
Jumlah Indikator
(b)
Rata – rata **
(a) : (b)
Harga (X1) 12,16 3 4,053
Kualitas Prodak (X2) 12,06 3 4,02
Promosi (X3) 12,43 3 4,143
Sumber : Data Primer Tahun 2021
63
Berdasarkan nilai rata – rata diatas pada tabel 4.9 dapat
menjelaskan bahwa nilai rata – rata yang tertinggi adalah variabel
Promosi Penjualan sebesar 4,143 sedangkan nilai rata – rata yang
terendah adalah variabel Kualitas Prodak sebesar 4,02.
4.4. Metode Analisis Data
4.4.1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2016) menjelaskan bahwa uji validitas
digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Biasanya uji ini membandingkan nilai r hitung dengan nilai r
tabel. Nilai r hitung dapat dilihat pada hasil ouput SPSS sedangkan
nilai r tabel dapat di lihat pada tabel dengan memakai rumus df = n - 2
(Ghozali, 2013).
Jiak r hitung lebih besar r tabel maka instrument dikatakan valid
Jika r hitung lebih kecil r tabel maka instrument dikatakan tidak
valid
Tabel 4.10
Uji Viliditas Variabel Harga (X1)
Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan
Harga (X1)
X1.1 0,636 0,1654 Valid
X1.2 0,486 0,1654 Valid
X1.3 0,624 0,1654 Valid
Sumber : Data Primer Tahun 2021
64
Berdasarkan hasil uji validitas pada variabel harga (X1) di atas,
maka dapat dilihat nilai r hitung > r tabel. Artinya uji validitas variabel
dapat dikatakan valid.
Tabel 4.11
Uji Viliditas Variabel Kualiatas Prodak (X2)
Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan
Kualitas Prodak
(X2)
X1.1 0,732 0,1654 Valid
X1.2 0,816 0,1654 Valid
X1.3 0,804 0,1654 Valid
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan hasil uji validitas pada variabel kualitas prodak
(X2) di atas, maka dapat dilihat nilai r hitung > r tabel. Artinya uji
validitas variabel kualitas prodak dapat dikatakan valid.
Tabel 4.12
Uji Viliditas Variabel Promosi (X3)
Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan
Promosi (X3)
X1.1 0,730 0,1654 Valid
X1.2 0,858 0,1654 Valid
X1.3 0,673 0,1654 Valid
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan hasil uji validitas pada variabel promosi (X3) di
atas, maka dapat dilihat nilai r hitung > r tabel. Artinya uji validitas
variabel promosi dapat dikatakan valid.
4.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2016).
65
Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistic Cronbach Alfa (α).
Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach’s
Alfa > 0,60 sedangkan, jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak
reliable (Ghozali, 2016).
Tabel 4.13
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha Kriteria Keterangan
Harga (X1) 0,753 0,06 Reliabele
Kualitas Prodak (X2) 0,819 0,06 Reliabele
Promosi (X3) 0,806 0,06 Reliabele
Keputusan Pembelia (Y) 0,818 0,06 Reliabele
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada tabel 4.13 diatas,
menunjukan bahwa variabel harga, kualitas prodak, dan promosi
terhadap keputusan pembelian memberikan nilai Cronbach’s Alfa >
0,06. Artinya bahwa pada uji reliabilitas tersebut terjadi reliabel.
4.5. Alat Analisis Data
4.5.1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah peramalan dalam
kemungkinan yang mendekati kenyataan antara variabel yang ada dan
memperhatikan variabel lain yang mempengaruhinya (Ghozali, 2016).
Berikut hasil uji regresi linier berganda dapat di jelaskan di bawah ini :
66
Tabel 4.14
Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.318 1.641 2.631 .010
Harga .466 .081 .539 5.786 .000
Kualitas Prodak .245 .084 .292 2.931 .004
Promosi .033 .084 .036 .388 .699
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan hasil regresi liner berganda pada tabel 4.14 diatas,
dapat dijelaskan dengan persamaan regresi dengan keputusan
pembelian sebagai variabel dependen yaitu :
Y = 4,318 + 0,466 + 0,245 + 0,033
1) Nilai kostanta sebesar 4,318, artinya bahwa apabila variabel Harga,
Kualitas Prodak, dan Promosi tidak ada (Nol), maka keputusan
pembelian tetap memiliki nilia sebesar 5,094.
2) Nilai koefisien regresi linier berganda variabel harga (X1) memiliki
nilai positif sebesar 0,466. Hal ini menunjukan apabila variabel
harga meningkat satu satuan maka keputusan pembelian juga
mengalami peningkatan sebesar 0,466 dengan asumsi tidak
merubah variabel bebas lainnya.
67
3) Nilai koefisien regresi linier berganda variabel kualitas prodak (X2)
bernilai positif sebesar 0,245. Artinya apabila variabel kualitas
prodak meningkat satu satuan maka keputusan pembelian terdapat
juga peningkatan sebesar 0,245 dengan asumsi tidak merubah
variabel bebas lainnya.
4) Nilai koefisien regresi linier berganda variabel promosi (X3)
bernilai positif sebesar 0,033. Artinya apabila variabel Content
mengalami peningkatan sebesar satu satuan maka keputusan
pembelian juga meningkat sebesar 0,033 dengan asumsi tidak
merubah variabel bebas lainnya.
4.5.2. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali, 2016).
Tabel 4.15
Koefisien Determinasi
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Dari hasil koefisien deterninasi pada tabel 4.15 diatas,
menjelaskan bahwa nilai R Square sebesar 0,279 atau 27,9 %. Artinya
nilai tersebut menjelaskan bahwa pada variabel harga, kualitas prodak
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .529a .279 .257 1.184
a. Predictors: (Constant), Promosi, Harga, Kualitas Prodak
68
dan promosi memberikan sumbangan terhadap variabel keputusan
pembelian sebesar 27,9 % dan sisanya 72,1 % berasal dari sumbangan
variabel lain yang tidak diteli oleh penelitian ini.
Sedangkan pada nilai R sebesar 0,529 atau 52,9 %. Artinya
bahwa hubungan antara varaibel independent dengan dependen
memiliki hubungan yang kuat.
4.6. Uji Hipotesis
4.6.1. Uji T
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji
pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2016).
Uji dilaksanakan dengan langkah membandingkan T hitung
dengan T tabel (Santoso, 2014). Dengan ketentuan jika t hitung > t
tabel dan nilai signifikan < 0,05 (α : 5%), maka variabel independen
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
69
Tabel 4.16
Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.318 1.641 2.631 .010
Harga .466 .081 .539 5.786 .000
Kualitas Prodak .245 .084 .292 2.931 .004
Promosi .033 .084 .036 .388 .699
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan pada analisis Uji T yaitu untuk mengetahui nilai
variabel independent yaitu dengan membandingkan nilai t hitung
dengan t tabel. Berikut ini untuk mengetahui uji t pada variabel
independent dapat dijelaskan di bawah ini :
Dalam penelitian ini memiliki sampel sebesar 100 (n – k = 100
– 4 = 96), sehingga dapat diperoleh nilai dari t tabel Degreea of
freedom (df) sebesar 1,98498 dengan nilai signifikan 0,05 sebagai
berikut :
1) Pengaruh Variabel Harga terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan penjelasan pada tabel 4.16 di atas,
menunjukan bahwa nilai t hitung pada variabel harga (X1) memiliki
nilai sebesar 5,786, sedangkan nilai t tabel sebesar 1,98498.
Artinya t hitung lebih besar dari t tabel (5,786 > 1,98498). Berikut
ini perbandingan nilai t hitung dengan nilai t tabel dapat di
gambarkan di bawah ini:
70
- 1,98498 5,786 1,98498
Gambar 4.1 Uji T Variabel Harga
Dari hasil gambar 4.1 pada Uji t variabel harga menunjukan
bahwa nilai t hitung sebesar 5,786 lebih besar dari t tabel 1,98498
(5,786 > 1,98498) dan tingkat nilai signifikan 0,05 (0,000 < 0,05)
sehingga dapat di simpulkan bahwa Ho ditolah dan Ha diterima.
Artinya variabel harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian.
2) Pengaruh Variabel Kualitas Prodak terhadap Keputusan
Pembelian
Dari penjelasan pada tabel 4.16 di atas, menguraikan bahwa
nilai t hitung pada variabel kualitas prodak (X2) memiliki nilai
sebesar 2,931 sedangkan nilai t tabel sebesar 1,98498. Artinya t
hitung lebih besar dari t tabel (2,931 > 1,98498). Berikut ini
Daerah
Penolakan H0
2,5%
Daerah
Penolakan H0
2,5%
Daerah
Penerimaan H0
95%
71
2,931 1,98498 - 1,98498
perbandingan nilai t hitung dengan nilai t tabel dapat di gambarkan
di bawah ini :
Gambar 4.2 Uji T Variabel Kualitas Prodak
Dari hasil gambar 4.2 pada Uji t variabel kualitas prodak
menunjukan bahwa nilai t hitung sebesar 2,931 lebih besar dari t
tabel 1,98498 (2,931 > 1,98498) dan tingkat nilai signifikan 0,05
(0,004 < 0,05) sehingga dapat di simpulkan bahwa Ho ditolah dan
Ha diterima. Artinya variabel kualitas prodak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian.
3) Pengaruh Variabel Promosi terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan penjelasan pada tabel 4.16 di atas,
menunjukan bahwa nilai t hitung pada variabel promosi (X3)
memiliki nilai sebesar 0,388 sedangkan nilai t tabel sebesar
1,98498. Artinya t hitung lebih kecil dari t tabel (0,388 < 1,98498).
Berikut ini perbandingan nilai t hitung dengan nilai t tabel dapat di
gambarkan di bawah ini:
Daerah
Penolakan H0
2,5%
Daerah
Penolakan H0
2,5%
Daerah
Penerimaan H0
95%
72
- 1,98498 0,388 1,98498
Gambar 4.3 Uji T Variabel Promosi
Dari hasil gambar 4.3 pada Uji t variabel promosi
menunjukan bahwa nilai t hitung sebesar 0,388 lebih kecil dari t
tabel 1,98498 (0,388 < 1,98498) dan tingkat nilai signifikan 0,05
(0,699 > 0,05) sehingga dapat di simpulkan bahwa Ho diterima dan
Ha ditolak. Artinya variabel promosi tidak berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
4.6.2. Uji F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali,
2016).
Daerah
Penolakan H0
2,5%
Daerah
Penolakan H0
2,5%
Daerah
Penerimaan H0
95%
73
12,405 2,70 - 2,70
Tabel 4.17
Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 52.140 3 17.380 12.405 .000a
Residual 134.500 96 1.401
Total 186.640 99
a. Predictors: (Constant), Promosi, Harga, Kualitas Prodak
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Data Primer Tahun 2021
Berdasarkan analisis Uji F yaitu untuk mengetahui nilai
perbandingan f hitung dengan f tabel. Berikut ini untuk mengetahui uji
f dapat dijelaskan di bawah ini :
Gambar 4.4 Uji F
Berdasarkan hasil Uji f pada tabel 4.4 diatas, memiliki nilai
f hitung sebesar 12,405 dan nilai f tabel dapat dilihat melalui tabel
df = (4 – 1) ; (100 – 4) = 3 ; 96) yaitu sebesar 2,70 (12,405 > 2,70)
dengan nilai signifikan 0,05 (0,000 < 0,05). Artinya uji f pada
Daerah
Penolakan H0
2,5%
Daerah
Penolakan H0
2,5%
Daerah
Penerimaan H0
95%
74
variabel harga, kualitas prodak dan promosi secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
4.7. Pembahasan
4.7.1. Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk di
Jhon Culture
Menurut Saladin (2003) harga adalah sejumlah uang sebagai
alat tukar untuk memperoleh produk dan harga. Dengan adanya harga
suatu prodak akan terjadi adanya permintaa konsumen. Harga juga
sangat peting bagi suatu Produk di Jhon Culture Ponorogo karena bila
harga suatu prodak murah maka permintaan konsumen akan meningkat
dan sebaliknya pula. Menurut penelitian Sarini Kodu (2013)
mengemukakan bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
Dari hasil penelitian ini, mengungkapkan bahwa nilai koefisien
terhadap keputusanpembelian sebesar 0.466 dengan nilai signifikan
0,000 (0,000 < 0,05). Dengan nilai t hitung sebesar 5,786 lebih besar
dari t tabel 1,98498 (5,786 > 1,98498). Maka dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa variabel harga berpengaruh
yang signifikan terhadap keputusan pembelian Produk di Jhon Culture
Ponorogo. Hal tersebut menunjukan bahwa harga Produk di Jhon
Culture menawarkan harga jual produk pakaian yang telah sesuai
dengan kualitas produknya.
75
4.7.2. Pengaruh Kualitas Prodak terhadap Keputusan Pembelian
Produk di Jhon Culture
Kualitas produk menurut Kotler dan Amstrong (2014) adalah
kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi
daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan,
serta atribut bernilai lainnya. Kualitas produk merupakan pemahaman
bahwa produk merupakan peluang yang ditawarkan oleh penjual dan
mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.
Oleh karena itu, perusahaan berusaha fokus pada kualitas produk yang
dimiliki dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan pesaing.
Menurut penelitian Akrim A. Lubis (2015) menjelaskan bahwa
kualitas prodak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Dari hasil penelitian ini, menjelaskan bahwa variabel kaulitas
prodak terhadap keputusan pembelian sebesar 0,245 dengan tingkat
signifikan 0,004 (0,004 < 0,05). Dengan nilai t hitung sebesar 2,931
lebih besar dari t tabel 1,98498 (2,931 > 1,98498). Maka dapat
simpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa variabel
kualitas prodak berpengarug signifikan terhadap keputusan pembelian
Prodak di Jhon Culture. Hal ini menunjukan bahwa kualitas prodak di
Jhon Culture Ponorogo sudah cukup baik untuk kebutuhan konsumen
dan Prodak Jhon Culture menjual produk pakaian dengan tampilan
pakaian yang menarik.
76
4.7.3. Pengaruh Promosi terhadap Keputusan Pembelian Produk di
Jhon Culture
Pengertian promosi adalah kegiatan komunikasi antara
perusahaan dan konsumen sebagai usaha untuk mempengaruhi
konsumen dalam kegiatan pembelian sesuai keinginan dan
kebutuhannya (Anindhyta, 2016). Bagian penjualan atau pemasaran
dari sebuah perusahaan akan mengembangkan promosi (promotion)
untuk menginformasikan mengenai produk mereka sehingga
dapat mempengaruhi konsumen untuk membelinya.
Jenis-jenis Promosi Penjualan, untuk menciptakan dan
memelihara keunggulan pembeda (differential advantage) dari apa
yang ditawarkan pesaing maka sebagian besar produk dan merek yang
berhasil akan membutuhkan promosi penjualan yang dilakukan dengan
menggunakan alat-alat promosi.
Berdasarkan hasil pengujian ini dijelaskan bahwa nilai
koefisien variabel promosi pada keputusan pembelian sebesar 0,033
dan memiliki nilai signifikan 0,699 (0,699 > 0,05). Sedangkan nilai t
hitung 0,388 < t tabel 1,98498 (0,388 < 1,98498). Maka dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa variabel
promosi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian prodak di
Jhon Culture.
Jhon Culture mengimplementasikan sales promotion kepada
karyawannya bukan keahliannya sehingga dapat mempengaruhi
77
komunikasi dalam mempromosikan prodak pakain Jhon Culture baik
melalui online maupun offline sehingga dapat mempengaruhi
permintaan konsumen.
4.7.4. Pengaruh Harga, Kualitas Prodak dan Promosi terhadap
keputusan Pembelian secara Simultan di Jhon Culture
Berdasarkan hasil pengujian tabel ANOVAb
pada variabel
secara serempak dengan nilai sebesar 12,405 sedang nilai f hitung 2,70
(12,405 > 2,70) dengan nilai signifikan 0,000 (0,000 < 0,05). Artinya
varaibel independen harga, kualitas prodak, dan promosi terhadap
keputusan pembelian di Jhon Culture. Jhon Culture tersebut terjadi
peningkatan karena adanya harga sesuai kualitas prodak serta promosi
penjualan yang tepat pada konsumen sehingga dapat mempengaruhi
permintaan konsumen.
4.7.5. Variabel yang Berpengaruh Paling Dominan
Dari hasil analisis beberapa variabel penelitian tersebut
diantaranya variabel kualitas prodak dan promosi adaalah yang
memiliki variabel paling dominan adalah harga karena mimiliki nilai
koefisien beta lebih besar, bila dibandingkan variabel lainnya.