Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

download Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

of 58

Transcript of Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    1/58

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    2/58

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

    Maha Esa karena berkat rahmat dan ridho-Nyalah penulis dapat

    menyelesaikan Makalah gawat darurat sistem pencernaan hematemesis

    melena ini dengan tepat waktu.

    Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gawat

    Darurat Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns.Fitriani S.Kep,

    selaku dosen pembimbing mata kuliah Gawat Darurat. Penulis juga

    mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

    dalam penyelesaian makalah ini.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

    sempurna.oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

    bersifat membangun dari para pembaca.

    Watampone, 15 juni 2014

    Penulis

    SARMILAWATI

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    3/58

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Perdarahan saluran cerna bagian atas adalah perdarahan

    saluran makanan proksimal dari ligamentum Treitz. Untuk

    keperluan klinik dibedakan perdarahan varises esofagus dan non-

    varises, karena antara keduanya terdapat ketidaksamaan dalam

    pengelolaan dan prognosis. Manifestasi perdarahan saluran

    makanan bagian atas bisa beragam tergantung lama, kecepatan,

    banyak sedikitnya darah yang hilang, dan apakah perdarahan

    berlangsung terus-menerus atau tidak. Kemungkinan pasien

    datang dengan : anemia defisiensi besi akibat perdarahan

    tersembunyi yang berlangsung lama, Hematemesis dan atau

    melena disertai atau tanpa anemia, dengan atau tanpa gangguan

    hemodinamik; derajat hipovolemi menentukan tingkat kegawatan

    pasien.

    Penyebab perdarahan saluran makanan bagian atas yang

    sering dilaporkan adalah pecahnya varises esofagus, gastritis

    erosif, tukak peptik, gastropati kongestif, sindroma Mallory-Weiss,

    dan keganasan. Perbedaan laporan-laporan penyebab perdarahan

    saluran makanan bagian atas terletak pada urutan penyebab

    tersebut.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    4/58

    Pengelolaan dasar pasien perdarahan saluran cerna sama

    seperti perdarahan pada umumnya, yakni meliputi pemeriksaan

    awal, resusitasi, diagnosa, dan terapi. Tujuan pokoknya adalah

    mempertahankan stabilitas hemodinamik, menghentikan

    perdarahan, dan mencegah perdarahan ulang. Konsensus nasional

    PGI-PEGI-PPHI menetapkan bahwa pemeriksaan awal dan

    resusitasi pada kasus perdarahan wajib dan harus bisa dikerjakan

    pada setiap pelayanan kesehatan masyarakat sebelum dirujuk ke

    pusat layanan yang lebih tinggi. Adapun langkah-langkah praktis

    pengelolaan perdarahan saluran makanan bagian atas adalah

    sebagai berikut: Pemeriksaan awal, penekanan pada status awal

    hemodinamik; Resusitasi, terutama untuk stabilitas hemodinamik;

    Melanjutkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan lain

    yang diperlukan; Memastikan perdarahan saluran makanan bagian

    atas atau bawah; Menegakkan diagnosa pasti penyebab

    perdarahan; Terapi untuk menghentikan perdarahan,

    penyembuhan penyebab perdarahan, mencegah perdarahan ulang.

    B. TUJUAN

    1. Tujuan Umum

    Mahasiswa dapat mengidentifikasi, melaksanakan, dan

    merumuskan masalah keperawatan hematemesis melena

    serta dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara baik

    dan benar.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    5/58

    2. Tujuan Khusus

    a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada

    pasien dengan penyakit hematemesis melena.

    b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa

    keperawatan pada klien dengan hematemesis

    melena.

    c. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan

    keperawatan pada klien dengan hematemesis

    melena.

    d. Mahasiswa mampu mengimplementasikan tindakan

    keperawatan pada klien dengan penyakit

    hematemesis melena.

    e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan

    keperawatan yang diberikan pada klien hematemesis

    melena.

    f. Mahasiswa mampu mendokumentasikan tindakan

    yang telah dilakukan pada klien dengan penyakit

    hematemesis melena.

    3. Manfaat

    a. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan asuhan

    keperawatan dengan baik dan benar.

    b. Mahasiswa dapat memahami konsep dasar asuhan

    keperawatan gawat darurat.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    6/58

    BAB II

    ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN

    Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut

    sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk

    menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,

    menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian

    makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut

    dari tubuh.

    Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),

    kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus.

    Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran

    pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

    A. Mulut

    Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya

    makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala

    dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan

    lengkap yang berakhir di anus.

    http://2.bp.blogspot.com/-XPCxDMXRK9c/UcPr5E9jSBI/AAAAAAAAApQ/OZi4xRPuSUQ/s1600/Bagian-Bagian-Mulut.jpg
  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    7/58

    Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.

    Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan

    dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.

    Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan

    pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan

    lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.

    Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di

    kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-

    bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah

    akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan

    enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga

    mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang

    memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses

    menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

    B. Tenggorokan ( Faring)

    http://4.bp.blogspot.com/-aSr-XdXWWYE/UcPsTYB36KI/AAAAAAAAApY/aTrjFqXzOOQ/s1600/faring.jpg
  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    8/58

    Merupakan penghubung antara rongga mulut dan

    kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.

    C. Laring

    Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu

    kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan

    merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak

    bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya

    dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang

    belakang.

    Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung,

    dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak

    berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang

    yang disebut ismus fausium.

    Tekak terdiri dari; Bagian superior = bagian yang sangat

    tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi

    dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi

    dengan laring.

    Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring

    bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang

    telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan

    sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang

    menghubungkan orofaring dengan laring.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    9/58

    D. Kerongkongan (Esofagus)

    Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata

    yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam

    lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan

    menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus (dari

    bahasa Yunani: oeso membawa, dan phagus memakan).

    Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang

    belakang. Menurut histologi.

    Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:

    1. bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

    2. bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

    3. serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

    E. Lambung

    http://3.bp.blogspot.com/-8dceTa8ZUmc/UcPssubidUI/AAAAAAAAApg/ivY5LsaoL1g/s1600/stomach.jpg
  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    10/58

    Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk

    seperti kandang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu : Kardia,

    Fundus, Antrum.

    Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan

    melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan

    menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya

    kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

    Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang

    berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan

    enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat

    penting :

    1. Lendir

    Lendir melindungi sel-sel lambung dari

    kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada

    lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang

    mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.

    2. Asam klorida (HCl)

    Asam klorida menciptakan suasana yang

    sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna

    memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi

    juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi

    dengan cara membunuh berbagai bakteri.

    3. Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    11/58

    F. Usus halus (usus kecil)

    Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran

    pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar.

    Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat

    yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan

    lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan

    pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga

    melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan

    lemak.

    Lapisan usus halus ; lapisan mukosa (sebelah dalam),

    lapisan otot melingkar (M.sirkuler), lapisan otot memanjang

    (M.Longitidinal) dan lapisan serosa (Sebelah Luar).

    Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari

    (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).

    1. Usus dua belas jari (Duodenum)

    Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari

    usus halus yang terletak setelah lambung dan

    http://1.bp.blogspot.com/-2uUiBqNrjaU/UcPtFMnVW3I/AAAAAAAAAps/rQXWDFpyLZU/s1600/anatomi_usus_besar.jpg
  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    12/58

    menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus

    dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus,

    dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.

    Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal,

    yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH

    usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat

    sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran

    yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum

    berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti

    dua belas jari.

    Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas

    jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus

    halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter

    pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika

    penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung

    untuk berhenti mengalirkan makanan.

    2. Usus Kosong (jejenum)

    Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis

    yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara

    usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan

    (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus

    antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    13/58

    Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam

    tubuh dengan mesenterium.

    Permukaan dalam usus kosong berupa membran

    mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas

    permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan

    dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar

    Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan

    usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak

    Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan

    usus penyerapan secara makroskopis.

    Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti

    lapar dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal

    dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti kosong.

    3. Usus Penyerapan (illeum)

    Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir

    dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini

    memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah

    duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu.

    Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa)

    dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam

    empedu.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    14/58

    G. Usus Besar (Kolon)

    Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus

    antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah

    menyerap air dari feses.

    Usus besar terdiri dari :

    1. Kolon asendens (kanan)

    2. Kolon transversum

    3. Kolon desendens (kiri)

    4. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

    Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar

    berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan

    zat-zat gizi.

    Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat

    penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal

    dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan

    gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya

    http://4.bp.blogspot.com/-HCC54MeKE3g/UcPtE_TaVII/AAAAAAAAApo/ewnkcbxR5oU/s1600/usus-halus.jpg
  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    15/58

    terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air,

    dan terjadilah diare.

    H. Usus Buntu (sekum)

    Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, buta)

    dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada

    usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus

    besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa

    jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar,

    sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang

    sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

    I. Umbai Cacing (Appendix)

    http://1.bp.blogspot.com/-1ZuBVPXl_7w/UcPtwemAJRI/AAAAAAAAAqA/FqMz7crCG_A/s1600/Appendicitis.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-7ufiUkIG704/UcPthW2_iGI/AAAAAAAAAp4/HPYnj4XcW1g/s1600/0106usus1.gifhttp://1.bp.blogspot.com/-1ZuBVPXl_7w/UcPtwemAJRI/AAAAAAAAAqA/FqMz7crCG_A/s1600/Appendicitis.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-7ufiUkIG704/UcPthW2_iGI/AAAAAAAAAp4/HPYnj4XcW1g/s1600/0106usus1.gif
  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    16/58

    Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada

    usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang

    umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan

    apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen

    atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).

    Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa

    Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung

    buntu tabung yang menyambung dengan caecum.

    Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap

    embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10

    cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi

    apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda

    bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap

    terletak di peritoneum.

    Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan

    organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa

    apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik. Operasi

    membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

    J. Rektum dan anus

    http://3.bp.blogspot.com/-AbQJXebeFlg/UcPuC6XR-YI/AAAAAAAAAqI/Hwxbgd40wzI/s1600/rectal-prolapse.jpg
  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    17/58

    Rektum (Bahasa Latin: regere, meluruskan, mengatur)

    adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar

    (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi

    sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini

    kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada

    kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke

    dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).

    Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di

    dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan

    keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi,

    sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana

    penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi

    untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan

    terjadi.

    Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan

    keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami

    kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda

    BAB.

    Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan,

    dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk

    dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari

    usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    18/58

    Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air

    besar), yang merupakan fungsi utama anus.

    K. Pankreas

    Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang

    memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan

    serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak

    pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan

    duodenum (usus dua belas jari).

    Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

    1. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

    2. Pulau pankreas, menghasilkan hormon

    Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam

    duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang

    dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan

    lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang

    dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif.

    Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan.

    http://3.bp.blogspot.com/-YVEfK658cs4/UcPudKGMSqI/AAAAAAAAAqQ/VpU55-gVxlc/s1600/pankreas-kanseri-belirtileri.jpg
  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    19/58

    Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat,

    yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan

    asam lambung. Potongan depan perut, menunjukkan pankreas dan

    duodenum.

    L. Hati

    Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan

    manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya

    berhubungan dengan pencernaan.

    Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan

    memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan

    glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga

    memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis

    yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau

    hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.

    Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus

    yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler

    ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena

    yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai

    http://1.bp.blogspot.com/-0Fk3g2s2eIg/UcPvjabH9HI/AAAAAAAAAqg/g8mDU-WSmMg/s1600/kanker-hati.jpg
  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    20/58

    vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di

    dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.

    Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi,

    setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke

    dalam sirkulasi umum. Hati adalah organ yang terbesar di dalam

    badan manusia.

    M. Kandung empedu

    Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ

    berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu

    yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia,

    panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna

    hijau gelap bukan karena warna jaringannya, melainkan karena

    warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan

    dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

    Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

    1. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

    2. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh,

    terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran

    sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

    http://1.bp.blogspot.com/-Umq9axmmEEM/UcPvovXfvaI/AAAAAAAAAqo/F5F1MkHDuFA/s1600/empedu.jpg
  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    21/58

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. PENGERTIAN

    Hematemisis adalah muntah darah. Sedangkan melena

    adalah pengeluaran feses yang berwarna hitam seperti ter yang

    disebabkan oleh adanya perdarahan saluran cerna bagian atas

    (Tondobala, 1987 dalam Suparman, 1993).

    Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah

    pengeluarn feses atau tinja yang berwarna hitam seperti ter yang

    disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas.

    Warna hematemesis tergantung pada lamanya hubungan atau

    kontak antara darah dengan asam lambung dan besar kecilnya

    perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-

    merahan dan bergumpal-gumpal. (Nettina, Sandra M. 2001.

    Pedoman Praktik Keperawatan. Edisi 4. Jakarta : EGC)

    Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam

    seperti aspal, dan lengket yang menunjukkan perdarahan saluran

    pencernaan bagian atas serta dicernanya darah pada usus halus.

    Warna merah gelap atau hitam berasal dari konversi Hb menjadi

    hematin oleh bakteri setelah 14 jam. Sumber perdarahannya

    biasanya juga berasal dari saluran cerna atas. ( Sylvia, A price.

    2005. Patofisiologi konsep klinis proses-proses keperawatan. Edisi

    6. Jakarta : EGC).

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    22/58

    Biasanya terjadi hematemesis bila ada perdarahan di daerah

    proksimal jejunum dan melena dapat terjadi tersendiri atau

    bersama-sama dengan hematemesis. Paling sedikit terjadi

    perdarahan sebanyak 50-100 ml, baru di jumpai keadaan melena.

    Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis atau melena

    sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besra kecilnya

    perdarahan saluran makan bagian atas. Hematemesis dan melena

    merupakan suatu keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan

    segera di rumah sakit.

    Hematemesis adalah muntah darah dan biasanya

    disebabkan oleh penyakit saluran cerna bagian atas. Melena

    adalah keluarnya feses berwarna hitam per rektal yang

    mengandung campuran darah, biasanya disebabkan oleh

    perdarahan usus proksimal (Grace & Borley, 2007).

    Hematemesis adalah muntah darah. Darah bisa dalam

    bentuk segar (bekuan/gumpalan atau cairan berwarna merah

    cerah) atau berubah karena enzim dan asam lambung, menjadi

    kecoklatan dan berbentuk seperti butiran kopi. Memuntahkan

    sedikit darah dengan warna yang telah berubah adalah gambaran

    nonspesifik dari muntah berulang dan tidak selalu menandakan

    perdarahan saluran pencernaan atas yang signifikan. Melena

    adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam seperti aspal,

    dengan bau yang khas, yang lengket dan menunjukkan perdarahan

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    23/58

    saluran pencernaan atas serta dicernanya darah pada usus halus

    (Davey, 2005).

    Hematemesis adalah dimuntahkannya darah dari mulut;

    darah dapat berasal dari saluran cerna bagian atas atau darah dari

    luar yang tertelan (epistaksis, hemoptisis, ekstraksi gigi,

    tonsilektomi). Tergantung pada lamanya kontak dengan asam

    lambung, darah dapat berwarna merah, coklat atau hitam. Biasanya

    tercampur sisa makanan dan bereaksi asam. Melena adalah feses

    berwarna hitamseperti ter karena bercampur darah; umumnya

    terjadi akibat perdarahan saluran cerna bagian atas yang lebih dari

    50-100 ml dan biasanya disertai hematemesis (Purwadianto &

    Sampurna, 2000).

    Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah

    pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti ter yang

    disebabkan oleh adanya perdarahan saluran makan bagian atas.

    Warna hematemesis tergantung pada lamanya hubungan kontak

    antara darah dengan asam lambung dan besarkecilnya

    perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah

    merahan dan bergumpalgumpal (Netina, Sandra M, 2001).

    Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan hitam

    seperti aspal, dan lengket yang menunjukkan perdarahan saluran

    pencernaan bagian atas serta dicernanya darah pada usus halus.

    Warna merah gelap atau hitam berasal dari konversi Hb menjadi

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    24/58

    hematin oleh bakteri setelah 14 jam. Sumber perdarahannya

    biasanya juga berasal dari saluran certa atas (Sylvia, A. Price,

    2005).

    Dari pengertian di atas dapat saya simpulkan bahwa

    hematemesis adalah muntah darah. Warna hematemesis

    tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara darah

    dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga

    dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-merahan dan

    bergumpal-gumpal dan melena dalah tinja berwarna hitam

    biasanya di sertai dengan darah yang di sebabkan oleh infeksinya

    saluran pencernaan bagian atas.

    Warna darah, tergantung:

    1. Lamanya hubungan antara atau kontak antara darah dengan

    asam lambung

    2. Besar kecilnya perdarahan, Sehingga dapat berwarna

    seperti kopi, kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal.

    Hematemisis Melena

    Terjadi bila perdarahan

    dibagian proksimal jejunum

    (Tondobala, 1987) atau di atas

    ligamen Treitz /pada jungsi

    denojejunal (Hudak & Gallo,

    1996)

    Dapat terjadi tersendiri atau

    bersama - sama dengan

    hematemisis, Paling sedikit

    terjadi perdarahan sebanyak

    50-100 mL, baru dijumpai

    keadaan melena.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    25/58

    B. ETIOLOGI

    1. Kelainan di esophagus

    a. Varises esophagus

    Penderita dengan hematemesis melena yang

    disebabkan pecahnya varises esophagus, tidak

    pernah mengeluh rasa nyeri atau pedih di

    epigastrium. Pada umumnya sifat perdarahan timbul

    spontan dan masif. Darah yang dimuntahkan

    berwarna kehitam-hitaman dan tidak membeku

    karena sudah bercampur dengan asam lambung.

    b. Karsinoma esophagus

    Karsinoma esophagus sering memberikan

    keluhan melena daripada hematemesis. Disamping

    mengeluh disfagia, badan mengurus dan anemis,

    hanya sesekali penderita muntah darah dan itupun

    tidak masif.

    c. Sindroma MalloryWeiss

    Sebelum timbul hematemesis didahului

    muntah-muntah hebat yang pada akhirnya baru timbul

    perdarahan. misalnya pada peminum alkohol atau

    pada hamil muda. Biasanya disebabkan oleh karena

    terlalu sering muntah - muntah hebat dan terus -

    menerus.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    26/58

    d. Esofagitis dan tukak esophagus

    Esophagus bila sampai menimbulkan

    perdarahan lebih sering intermiten atau kronis dan

    biasanya ringan, sehingga lebih sering timbul melena

    daripada hematemesis. Tukak di esophagus jarang

    sekali mengakibatkan perdarahan jika dibandingka

    dengan tukak lambung dan duodenum.

    2. Kelainan di lambung

    a. Gastritis erisova hemoragika

    Hematemesis bersifat tidak masif dan timbul

    setelah penderita minum obat-obatan yang

    menyebabkan iritasi lambung. Sebelum muntah

    penderita mengeluh nyeri ulu hati.

    b. Tukak lambung

    Penderita mengalami dispepsi berupa mual,

    muntah , nyeri ulu hati dan sebelum hematemesis

    didahului rasa nyeri atau pedih di epigastrium yang

    berhubungan dengan makanan. Sifat hematemesis

    tidak begitu masif dan melena lebih dominan dari

    hematemesis.

    3. Kelainan darah : polisetimia vera, limfoma, leukemia,

    anemia, hemofili, trombositopenia purpura.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    27/58

    C. MANIFESTASI KLINIS

    Tanda dan gejala yang dapat di temukan pada pasien

    hematemesis melena adalah muntah darah (hematemesis),

    mengeluarkan tinja yang kehitaman (melena), mengeluarkan darah

    dari rectum (hematoskezia), syok (frekuensi denyut jantung

    meningkat, tekanan darah rendah), akral teraba dingin dan basah,

    penyakit hati kronis (sirosis hepatis), dan koagulopati purpura serta

    memar, demam ringan antara 38 -39C, nyeri pada lambung/perut,

    nafsu makan menurun, hiperperistaltik, jika terjadi perdarahan yang

    berkepanjangan dapat menyebabkan terjadinya penurunan Hb dan

    Ht (anemia) dengan gejala mudah lelah, pucat nyeri dada, dan

    pusing yang tampak setelah beberapa jam, leukositosis dan

    trombositosis pada 2-5 jam setelah perdarahan, dan peningkatan

    kadar ureum darah setelah 24-48 jam akibat pemecahan protein

    darah oleh bakteri usus (Purwadianto & Sampurna, 2000).

    Gejala yang ada yaitu :

    1. Muntah darah (hematemesis)

    2. Mengeluarkan tinja yang kehitaman (melena)

    3. Mengeluarkan darah dari rectum (hematoskezia)

    4. Denyut nadi yang cepat, TD rendah

    5. Akral teraba dingin dan basah

    6. Nyeri perut

    7. Nafsu makan menurun

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    28/58

    8. Jika terjadi perdarahan yang berkepanjangan dapat

    menyebabkan terjadinya anemia, seperti mudah lelah, pucat,

    nyeri dada dan pusing.

    D. KOMPLIKASI

    1. Syok hipovolemik

    Disebut juga dengan syok preload yang ditandai

    dengan menurunnya volume intravaskuler oleh karena

    perdarahan. dapat terjadi karena kehilangan cairan tubuh

    yang lain. Menurunnya volume intravaskuler menyebabkan

    penurunan volume intraventrikel. Pada klien dengan syok

    berat, volume plasma dapat berkurang sampai lebih dari 30%

    dan berlangsung selama 24-28 jam.

    2. Gagal Ginjal Akut

    Terjadi sebagai akibat dari syock yang tidak teratasi

    dengan baik. Untuk mencegah gagal ginjal maka setelah

    syock, diobati dengan menggantikan volume intravaskuler.

    3. Penurunan kesadaran

    Terjadi penurunan transportasi O2 ke otak, sehingga

    terjadi penurunan kesadaran.

    4. Ensefalopati

    Terjadi akibat kersakan fungsi hati di dalam

    menyaring toksin di dalam darah. Racun-racun tidak dibuang

    karena fungsi hati terganggu. Dan suatu kelainan dimana

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    29/58

    fungsi otak mengalami kemunduran akibat zat-zat racun di

    dalam darah, yang dalam keadaan normal dibuang oleh hati.

    E. PATOFISIOLOGI

    Pada gagal hepar sirosis kronis, kematian sel dalam hepar

    mengakibatkan peningkatan tekanan vena porta. Sebagai

    akibatnya terbentuk saluran kolateral dalam submukosa

    esophagus, lambung dan rectum serta pada dinding abdomen

    anterior yang lebih kecil dan lebih mudah pecah untuk mengalihkan

    darah dari sirkulasi splenik menjauhi hepar. Dengan meningkatnya

    tekanan dalam vena ini, maka vena tersebut menjadi mengembang

    dan membesar (dilatasi) oleh darah disebut varises. Varises dapat

    pecah, mengakibatkan perdarahan gastrointestinal masif.

    Selanjutnya dapat mengakibatkan kehilangna darah tiba-tiba,

    penurunan arus balik vena ke jantung, dan penurunan perfusi

    jaringan. Dalam berespon terhadap penurunan curah jantung,

    tubuh melakukan mekanisme kompensasi untuk mencoba

    mempertahankan perfusi. Mekanisme ini merangsang tanda-tanda

    dan gejala - gejala utama yang terlihat pada saat pengkajian awal.

    Jika volume darah tidak digantikan, penurunan perfusi jaringan

    mengakibatkan disfungsi selular.

    Penurunan aliran darah akan memberikan efek pada seluruh

    system tubuh, dan tanpa suplai oksigen yang mencukupi system

    tersebut akan mengalami kegagalan. Pada melena dalam

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    30/58

    perjalanannya melalui usus, darah menjadi berwarna merah gelap

    bahkan hitam. Perubahan warna disebabkan oleh HCL lambung,

    pepsin, dan warna hitam ini diduga karena adanya pigmen porfirin.

    Kadang - kadang pada perdarahan saluran cerna bagian bawah

    dari usus halus atau kolon asenden, feses dapat berwarna merah

    terang / gelap.

    Diperkirakan darah yang muncul dari duodenum dan jejunum

    akan tertahan pada saluran cerna sekitar 6 -8 jam untuk merubah

    warna feses menjadi hitam. Paling sedikit perdarahan sebanyak 50

    -100cc baru dijumpai keadaan melena. Feses tetap berwarna hitam

    seperti ter selama 48 72 jam setelah perdarahan berhenti. Ini

    bukan berarti keluarnya feses yang berwarna hitam tersebut

    menandakan perdarahan masih berlangsung. Darah yang

    tersembunyi terdapat pada feses selama 7 10 hari setelah

    episode perdarahan tunggal.

    F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    1. Pemeriksaan radiologi

    Pemeriksaan radiologic dilakukan dengan

    pemeriksaan esofagogram untuk daerah esophagus dan

    diteruskan dengan pemeriksaan double kontrast pada

    lambung dan duodenum. Pemeriksaan tersebut dilakukan

    pada berbagai posisi terutama pada daerah 1/3 distal distal

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    31/58

    esophagus, kardia dan fundus lambung untuk mencari ada

    atau tidaknya varises.

    2. Pemeriksaan endoskopik

    Dengan adanya berbagai macam tipe fiberendokop,

    maka pemeriksaan secara endoskopik menjadi sangat penting

    untuk menentukan dengan tepat tempat asal dan sumber

    perdarahan. keuntungan lain dari dari pemeriksaan

    endoskopik adalah dapat dilakukan pengambilan foto untuk

    dokumentasi, aspirasi cairan, dan infuse untuk pemeriksaan

    sitopatologik. Pada perdarahan saluran makan bagian atas

    yang sedang berlangsung, pemeriksaan endoskopik dapat

    dilakukan secara darurat atau sendiri mungkin setelah

    hematemesis berhenti.

    3. Pemeriksaan ultrasonografi dan scanning hati

    Pemeriksaan dengan ultrasonografi atau scanning

    hati dapat mendeteksi penyakit hati kronik seperti sirosis hati

    yang mungkin sebagai penyebab perdarahan saluran makan

    bagian atas. Pemeriksaan ini memerlukan peralatan dan

    tenaga khusus yang sampai sekarang hanya terdapat dikota

    besar saja. Pemeriksaan laboratorium seperti kadar

    hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit, kadar ureum

    kreatinin dan uji fungsi hati segera dilakukan secara berkala

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    32/58

    untuk dapat mengikuti perkembangan penderita (Davey,

    2005).

    G. PENATALAKSANAAN MEDIK

    Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian

    atas harus sedini mungkin dan sebaiknya dirawat di rumah sakit

    untuk mendapatkan pengawasan yang diteliti dan pertolongan yang

    lebih baik. Pengobatan penderita perdarahan saluran makan

    bagian atas meliputi :

    1. Pengawasan dan pengobatan umum.

    a. Tirah baring.

    b. Diet makanan lunak

    c. Pemeriksaan Hb, Ht setiap 6 jam pemberian transfusi

    darah

    d. Pemberian tranfusi darah bila terjadi perdarahan yang

    luas (hematemesis melena)

    e. Infus cairan lagsung dipasang untuk mencegah terjadinya

    dehidrasi.

    f. Pengawasan terhadap tekanan darah, nadi, kesadaran

    penderita dan bila perlu CVP monitor.

    g. Pemeriksaan kadar Hb dan Ht perlu dilakukan untuk

    mengikuti keadaan perdarahan.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    33/58

    h. Tranfusi darah diperlukan untuk mengganti darah yang

    hilang dan mempertahankan kadar Hb 50-70% harga

    normal.

    i. Pemberian obat-obatan hemostatik seperti vitamin K,

    4x10mg/hari, karbosokrom (adona AC), antasida dan

    golongan H2 reseptor antagonis berguna untuk

    menanggulangi perdarahan.

    j. Dilakukan klisma dengan air biasa disertai pemberian

    antibiotika yang tidak diserap oleh usus, sebagai timdakan

    sterilisasi usus. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah

    terjadinya peningkatan produksi amoniak oleh bakteri

    usus, dan ini dapat menimbulkan ensefalopati hepatic.

    k. Pemasangan pipa naso-gastrik

    Tujuan pemasangan pipa naso gastrik adalah

    untuk aspirasi cairan lambung, lavage (kumbah lambung)

    dengan air , dan pemberian obat-obatan. Pemberian

    air pada kumbah lambung akan menyebabkan

    vasokontriksi lokal sehingga diharapkan terjadi penurunan

    aliran darah di mukosa lambung, dengan demikian

    perdarahan akan berhenti. Kumbah lambung ini akan

    dilakukan berulang kali memakai air sebanyak 100- 150

    ml sampai cairan aspirasi berwarna jernih dan bila perlu

    tindakan ini dapat diulang setiap 1-2 jam. Pemeriksaan

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    34/58

    endoskopi dapat segera dilakukan setelah cairan aspirasi

    lambung sudah jernih.

    l. Pemberian pitresin (vasopresin)

    Pitresin mempunyai efek vasokoktriksi, pada

    pemberian pitresin per infus akan mengakibatkan kontriksi

    pembuluh darah dan splanknikus sehingga menurunkan

    tekanan vena porta, dengan demikian diharapkan

    perdarahan varises dapat berhenti. Perlu diingat bahwa

    pitresin dapat menrangsang otot polos sehingga dapat

    terjadi vasokontriksi koroner, karena itu harus berhati-hati

    dengan pemakaian obat tersebut terutama pada penderita

    penyakit jantung iskemik. Karena itu perlu pemeriksaan

    elektrokardiogram dan anamnesis terhadap kemungkinan

    adanya penyakit jantung koroner/iskemik.

    m. Pemasangan balon SB Tube

    Dilakukan pemasangan balon SB tube untuk

    penderita perdarahan akibat pecahnya varises. Sebaiknya

    pemasangan SB tube dilakukan sesudah penderita tenang

    dan kooperatif, sehingga penderita dapat diberitahu dan

    dijelaskan makna pemakaian alat tersebut, cara

    pemasangannya dan kemungkinan kerja ikutan yang

    dapat timbul pada waktu dan selama pemasangan.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    35/58

    Beberapa peneliti mendapatkan hasil yang baik

    dengan pemakaian SB tube ini dalam menanggulangi

    perdarahan saluran makan bagian atas akibat pecahnya

    varises esofagus. Komplikasi pemasangan SB tube yang

    berat seperti laserasi dan ruptur esofagus, obstruksi jalan

    napas tidak pernah dijumpai.

    n. Pemakaian bahan sklerotik

    Bahan sklerotik sodium morrhuate 5 %

    sebanyak 5 ml atau sotrdecol 3 % sebanyak 3 ml dengan

    bantuan fiberendoskop yang fleksibel disuntikan

    dipermukaan varises kemudian ditekan dengan balon SB

    tube. Tindakan ini tidak memerlukan narkose umum dan

    dapat diulang beberapa kali. Cara pengobatan ini sudah

    mulai populer dan merupakan salah satu pengobatan

    yang baru dalam menanggulangi perdarahan saluran

    makan bagian atas yang disebabkan pecahnya varises

    esofagus.

    o. Tindakan operasi

    Bila usaha-usaha penanggulangan perdarahan

    diatas mengalami kegagalan dan perdarahan tetap

    berlangsung, maka dapat dipikirkan tindakan operasi .

    Tindakan operasi yang basa dilakukan adalah : ligasi

    varises esofagus, transeksi esofagus, pintasan porto-

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    36/58

    Ketidak sembangan

    nutrisi

    kaval. Operasi efektif dianjurkan setelah 6 minggu

    perdarahan berhenti dan fungsi hari membaik

    H. PATWAY

    pembentuk jaringan ikat

    proses regenerasi sel hati dalam bentuk yang terganggu

    Kegagalan parenkim hati hipertensi portal enselfalopati ascites

    Nafsu makan verises esovagus penekanan diagfragmaMuala muntah tekanan meningkat R. paru menyempit

    Perut tidak enak pembuluh darah pecah

    Kelelahan/ sesak

    cepat lelah

    Sakit perut hematemesis melena

    Kekurangan vol. cairan

    Gang. perfusi jaringan

    nyeri

    cemas

    Kurang pengetahuan

    Gang. Pola

    nafas

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    37/58

    BAB IV

    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

    SISTEM PENCERNAAN HEMATEMESIS MELENA

    A. PENGKAJIAN EMERGENCY dan KRITIS

    1. Primary Survey

    a. Airway

    1) Sesak napas, hipoksia, retraksi interkosta, napas

    cuping hidung, kelemahan.

    2) Sumbatan atau penumpukan secret.

    3) Gurgling, snoring, crowing, wheezing, krekels, stridor.

    4) Diaporesis

    b. Brething

    1) Sesak dengan aktivitas ringan atau istirahat.

    2) RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal.

    3) Ronki, krekels.

    4) Ekspansi dada tidak maksimal/penuh.

    5) Penggunaan obat bantu nafas.

    6) Tampak sianosis / pucat

    7) Tidak mampu melakukan aktivitas mandiri

    c. Circulation

    Hipotensi (termasuk postural), takikardia,

    disritmia (hipovolemia, hipoksemia), kelemahan/nadi

    perifer lemah, pengisian kapiler lambat/perlahan

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    38/58

    (vasokontriksi), warna kulit: Pucat, sianosis, (tergantung

    pada jumlah kehilangan darah, kelembaban

    kulit/membrane mukosa: berkeringat (menunjukkan status

    syok, nyeri akut, respon psikologik).

    1) Nadi lemah/tidak teratur.

    2) Takikardi dan bradikardi bisa terjadi

    3) TD meningkat/menurun.

    4) Edema.

    5) Gelisah.

    6) Akral dingin.

    7) Gangguan sistem termoregulasi (hipertermia dan

    Hipotermia)

    8) Kulit pucat atau sianosis.

    9) Output urine menurun / meningkat

    d. Disability

    1) Penurunan kesadaran.

    2) Penurunan refleks.

    3) Tonus otot menurun

    4) kekuatan otot menurun karena kelemahan.

    5) Kelemahan

    6) Iritabilitas,

    7) Turgor kulit tidak elastis

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    39/58

    e. Exposure

    Nyeri kronis pada abdomen, perdarahan

    peses, nyeri saat mau BAB dan BAK, distensi abdomen,

    perkusi hipertimpani, hiperperistalitik usus, mual muntah,

    hasil foto rontegen abdomen infeksi saluran cerna.

    2. Secondary Survey

    a. TTV

    1) Tekanan darah bisa normal/naik/turun (perubahan

    postural di catat dari tidur sampai duduk/berdiri.

    2) Nadi dapat normal/penuh atau tidak kuat atau

    lemah/kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler

    lambat, tidak teratur (disritmia).

    3) RR lebih dari 20 x/menit.

    4) Suhu hipotermi/hipertermia.

    b. Pemeriksaan fisik

    1) Pemakaian otot pernafasan tambahan.

    2) Nyeri abdomen, hiperperistalitik usus, produksi,

    Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang

    diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan

    dengan luka duodenal), masalah menelan;

    cegukan, nyeri ulu hati, sendawa bau asam,

    mual/muntah, tidak toleran terhadap makanan,

    contoh makanan pedas, coklat; diet khusus untuk

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    40/58

    penyakit ulkus sebelumnya, penurunan berat

    badan.

    Tanda : Muntah: Warna kopi gelap atau

    merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah,

    membran mukosa kering, penurunan produksi

    mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis),

    berat jenis urin meningkat. urin menurun, pekat,

    3) Peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak,

    bunyi nafas (bersih, krekels, mengi, whwzing, ),

    sputum.

    4) Odem ekstremitas, kelemahan, diaporesis

    c. Pemeriksaan selanjutnya

    1) Keluhan nyeri abdomen.

    2) Obat-obat anti biotic, analgeti.

    3) Makan-makanan tinggi natrium.

    4) Penyakit penyerta DM, Hipertensi, hepatitis,

    gastroenteritis.

    5) Riwayat alergi.

    3. Tirtiery Survey

    a. Pemeriksaan Laboratorium

    1) Patologi Klinis : Darah lengkap, hemostasis (waktu

    perdarahan, pembekuan, protrombin), elektrolit

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    41/58

    (Na,K Cl), Fungsi hati (SGPT/SGOT, albumin,

    globulin)

    2) Patologi Anatomi : Pertimbangkan dilakukan biopsi

    lambung

    3) CPKMB, LDH, AST

    4) Elektrolit, ketidakseimbangan (hipokalemi).

    5) Sel darah putih (10.000-20.000).

    6) GDA (hipoksia).

    7) Radiologi : Endoskopi SCBA, USG hati

    B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan

    perdarahan (kehilangan cairan tubuh secara aktif) ditandai

    dengan perubahan pada status mental, penurunan

    tekanan darah, tekanan nadi, volume nadi, turgor kulit,

    haluaran urine, pengisian vena, dan berat badan tiba

    tiba, membrane mukosa kering, kulit kering, peningkatan

    hematokrit, suhu tubuh, frekuensi nadi, dan konsentrasi

    urine, haus, dan kelemahan.

    2. Risiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal dan/atau

    ginjal berhubungan dengan hipovolemik karena

    perdarahan.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    42/58

    3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

    (rasa panas/terbakar pada mukosa lambung dan rongga

    mulut atau spasme otot dinding perut).

    4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

    berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna

    makanan akibat perdarahan pada saluran pencernaan

    5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

    pajanan informasi tentang penyakitnya.

    6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status

    kesehatan, ancaman kematian.

    C. INTERVENSI KEPERAWATAN

    1. Dx : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan

    perdarahan (kehilangan cairan tubuh secara aktif)

    a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

    selama 3x jam diharapkan terjadi pemulihan

    keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal

    dengan Kriteria hasil:

    1) Kesadaran pasien composmentis

    2) Tanda vital stabil : Suhu : 36,5-37,5 C, nadi :

    60-100 x/menit, pernapasan : 12-22 x/menit,

    tekanan darah :100/60-140/90 mmHg

    3) Haluaran urine 0,5-1,0 ml/kg BB/jam, warna

    urine kuning dan jernih

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    43/58

    4) Kadar elektrolit serum dalam batas normal :

    Natrium (Na) = 135-145 mEq/L, Kalium (K)

    =3,5-5,3 mEq/L, Kalsium (Ca) = 4,5-5,5 mEq/L,

    Magnesium (Mg) = 1,5-2,5 mEq/L, Klorida (Cl )

    =90-105 mEq/L, Fosfort (P) = 1,7-2,6 mEq/L,

    Hematokrit =33-45 %, Hb = 13,5-17,5 g/dl

    5) Berat badan stabil

    6) Membran mukosa lembab

    7) Turgor kulit normal

    8) Tidak mengalami muntah

    b. Intervensi Keperawatan :

    1) Amati tanda-tanda vital

    R/: Memberikan pedoman untuk penggantian

    cairan dan mengkaji respon kardiovaskuler.

    Hipovolemia merupakan risiko utama yang segera

    terdapat sesudah perdarahan masif. Pantau

    haluaran urin sedikitnya setiap jam sekali dan

    menimbang berat badan pasien setiap hari.

    2) Pantau haluaran urine setiap jam, perhatikan warna

    urine dan timbang berat badan tiap hari

    R/: Haluaran urin dan berat badan memberikan

    informasi tentang perfusi renal, kecukupan

    penggantian cairan, dan kebutuhan serta status

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    44/58

    cairan. Warna urine merah/hitam menandakan

    kerusakan otot massif

    3) Catat karakteristik muntah dan/ atau drainase.

    R/: Membantu dalam membedakan distress gaster.

    Darah merah cerah menandakan adanya atau

    perdarahan arterial akut, mungkin karena ulkus

    gaster; darah merah gelap mungkin darah lama

    (tertahan dalam usus) atau perdarahan vena dari

    varises.

    4) Catat respons fisiologis individual pasien terhadap

    perdarahan, misalnya perubahan mental,

    kelemahan, gelisah, ansietas, pucat, berkeringat,

    takipnea, peningkatan suhu.

    R/: Memburuknya gejala dapat menunjukkan

    berlanjutnya perdarahan atau tidak adekuatnya

    penggantian cairan.

    5) Awasi masukan dan haluaran dan hubungkan

    dengan perubahan berat badan. Ukur kehilangan

    darah/ cairan melalui muntah dan defekasi.

    R/: Memberikan pedoman untuk penggantian

    cairan.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    45/58

    6) Pertahankan pemberian infuse dan mengaturan

    tetesannya pada kecepatan yang tepat sesuai

    dengan program medik.

    R/: Pemberian cairan yang adejuat diperlukan

    untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan

    elektrolit serta perfusi organ-organ vital adekuat.

    7) Pertahankan tirah baring; mencegah muntah dan

    tegangan pada saat defekasi. Jadwalkan aktivitas

    untuk memberikan periode istirahat tanpa

    gangguan. Hilangkan rangsangan berbahaya.

    R/: Aktivitas/ muntah meningkatkan tekanan intra-

    abdominal dan dapat mencetuskan perdarahan

    lanjut.

    8) Kolaborasi pengamatan hasil elektrolit serum

    R/: atrium urine kurang dari 10 mEq/L di duga

    ketidakakuatan penggantian cairan.

    9) Kolaborasi pemeriksaan laboratorium; misalnya Hb/

    Ht

    R/ : Alat untuk menentukan kebutuhan penggantian

    darah dan mengawasi keefektifan terapi.

    2. Dx : Risiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal

    dan/atau ginjal berhubungan dengan hipovolemik

    karena perdarahan.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    46/58

    a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

    selama 3x. jam diharapkan perfusi jaringan

    gastrointestinal dan/atau ginjal efektif dengan Kriteria

    hasil :

    1) Kesadaran pasien composmentis

    2) Tanda vital stabil: Suhu : 36,5-37,5 C, nadi : 60-

    100 x/menit, pernapasan : 12-22 x/menit, tekanan

    darah :100/60-140/90 mmHg

    3) Haluaran urine 0,5-1,0 ml/kg BB/jam

    4) Akral teraba hangat

    5) Turgor kulit normal

    6) Capillary Refill Time dalam batas normal (< 2 detik)

    b. Intervensi Keperawatan :

    1) Selidiki perubahan tingkat kesadaran, keluhan

    pusing/ sakit kepala

    R/: Perubahan dapat menunjukkan

    ketidakadekuatan perfusi serebral sebagai

    akibat tekanan darah arterial.

    2) Auskultasi nadi apikal. Awasi kecepatan

    jantung/irama bila EKG kontinu ada

    R/: Perubahan disritmia dan iskemia dapat

    terjadi sebagai akibat hipotensi, hipoksia,

    asidosis, ketidakseimbangan elektrolit, atau

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    47/58

    pendinginan dekat area jantung bila lavage air

    dingin digunakan untuk mengontrol

    perdarahan.

    3) Amati tanda-tanda vital

    R/: memberikan pedoman untuk penggantian

    cairan dan mengkaji respon kardiovaskuler.

    Hipovolemia merupakan risiko utama yang

    segera terdapat sesudah perdarahan masif.

    Pantau haluaran urin sedikitnya setiap jam

    sekali dan menimbang berat badan pasien

    setiap hari.

    4) Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat,

    pengisian kapiler lambat, dan nadi perifer

    lemah.

    R/: adalah respon simpatis terhadap

    penurunan volume sirkulasi dan/ atau dapat

    terjadi sebagai efek samping pemberian

    vasopresin.

    5) Catat laporan nyeri abdomen, khususnya tiba-

    tiba nyeri hebat atau nyeri menyebar ke bahu.

    R/: Nyeri disebabkan oleh ulkus gaster sering

    hilang setelah perdarahan akut karena efek

    bufer darah.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    48/58

    6) Observasi kulit untuk pucat, kemerahan. Pijat

    dengan minyak. Ubah posisi dengan sering.

    R/: Gangguan pada sirkulasi perifer

    meningkatkan risiko kerusakan kulit.

    7) Kolaborasi pemberian oksigen tambahan

    sesuai indikasi

    R/: Mengobati hipoksemia dan asidosis laktat

    selama perdarahan akut.

    8) Berikan cairan IV sesuai indikasi.

    R/: Mempertahankan volume sirkulasi dan

    perfusi.

    3. Dx : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

    (rasa panas/terbakar pada mukosa lambung dan

    rongga mulut atau spasme otot dinding perut).

    a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

    selama 3x20 menit dalam 3 hari diharapkan nyeri

    terkontrol dengan Kriteria hasil :

    1) Klien menyatakan nyerinya menurun atau

    terkontrol

    2) Klien tampak rileks

    3) Tanda vital stabil : suhu : 36,5-37,5 C, nadi :

    60-100 x/menit, pernapasan : 12-22 x/menit,

    tekanan darah :100/60-140/90 mmHg

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    49/58

    b. Intervensi keperawatan:

    1) Catat keluhan nyeri, lokasi, lamanya, intensitas

    (skala 0-1).

    R/: Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus

    dibandingkan dengan gejala nyeri klien

    sebelumnya dimana dapat membantu

    mendiagnosa etiologi perdarahan dan

    terjadinya komplikasi.

    2) Amati tanda-tanda vital

    R/: nyeri dapat mempengaruhi perubahan

    frekuensi jantung, tekanan darah dan frekuensi

    nafas.

    3) Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau

    menurunkan nyeri.

    R/: Membantu dalam membuat diagnosa dan

    kebutuhan terapi.

    4) Anjurkan makan sedikit tapi sering sesuai

    indikasi untuk klien.

    R/: Makanan mempunyai efek penetralisir, juga

    mencegah distensi dan haluaran gastrin.

    5) Identifikasi dan batasi makanan yang

    menimbulkan ketidaknyamanan.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    50/58

    R/: Makanan khusus yang menyebabkan

    distress bermacam-macam antara individu.

    6) Bantu latihan rentang gerak aktif/ aktif dan

    teknik relaksasi nafas dalam.

    R/: Menurunkan kekakuan sendi,meminimalkan

    nyeri/ ketidaknyamanan.

    7) Kolaborasi pemberian obat analgesik sesuai

    indikasi.

    R/: Mengobati nyeri yang muncul.

    4. Dx: Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan

    tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan

    mencerna makanan akibat perdarahan pada saluran

    pencernaan

    a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

    selama 3x .. jam diharapkan status nutrisi seimbang

    dengan. Kriteria hasil :

    1) Klien melaporkan intake cukup dari kebutuhan

    yang dianjurkan.

    2) Berat badan ideal

    3) Tonus otot baik

    4) Nyeri abdomen tidak ada

    5) Nafsu makan baik

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    51/58

    6) Kadar protein serum berada dalam kisaran

    normal (3.404.80 g/dL)

    b. Intervensi Keperawatan:

    1) Pantau berat badan pasien dan jumlah asupan

    kalorinya setiap hari.

    R/: Tindakan ini membantu menentukan

    apakah kebutuhan makanan telah terpenuhi.

    2) Kaji adanya distensi abdomen,volume residu

    lambung yang besar atau diare.

    R/: Tanda-tanda ini dapat menunjukkan

    intoleransi terhadap jalur atau tipe pemberian

    nutrisi.

    3) Berikan diet tinggi kalori dan tinggi protein;

    mencakup kesukaan pasien dan makanan

    yang dibuat di rumah. Berikan suplemen nutrisi

    sesuai dengan ketentuan medik.

    R/: Pasien memerlukan nutrient yang cukup

    untuk peningkatan kebutuhan metabolisme.

    4) Berikan suplemen vitamin dan mineral sesuai

    dengan ketentuan medic

    R/: Suplemen ini memenuhi kebutuhan nutrisi;

    vitamin dan mineral yang adekuat perlu untuk

    fungsi selular

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    52/58

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    53/58

    2) Diskusikan dengan klien untuk melakukan

    pendidikan kesehatan.

    R/: Partisipasi dalam perencanaan

    meningkatkan antusias dan kerja sama dengan

    klien.

    3) Berikan penjelasan tentang penyakit yang klien

    derita, cara pengobatan dan perawatan di

    rumah serta pencegahan kekambuhan

    penyakit.

    R/: Memberikan pengetahuan dasar dimana

    klien dapat membuat pilihan informasi/

    keputusan tentang masa depan dan control

    masalah kesehatan.

    4) Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk

    berpartisipasi aktif dalam pendidikan

    kesehatan.

    R/: Memberikan kesempatan klien dan

    keluarga untuk lebih memahami tentang

    penyakitnya.

    5) Berikan evaluasi terhadap keefektifan

    pendidikan kesehatan.

    R/: Mengetahui sejauh mana pengetahuan

    klien setelah diberi pendidikan kesehatan.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    54/58

    6. Dx: Ansietas berhubungan dengan perubahan status

    kesehatan, ancaman kematian.

    a. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

    selama 3x .. jam diharapkan ansietas berkurang

    dengan Kriteria hasil :

    1) Klien melaporkan rasa ansietas berkurang

    2) Klien tampak rileks

    b. Intervensi Keperawatan :

    1) Awasi respon fisiologis, misalnya takipnea,

    palpitasi, pusing, sakit kepala dan sensasi

    kesemutan.

    R/: Dapat menjadi indikatif derajat takut yang

    dialami pasien tetapi dapat juga berhubungan

    dengan kondisi fisik/ status syok.

    2) Catat petunjuk perilaku seperti gelisah, kurang

    kontak mata dan perilaku melawan.

    R/: Indikator derajat takut yang dialami klien.

    3) Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan

    umpan balik.

    R/: Membantu klien menerima perasaan dan

    memberikan kesempatan untuk memperjelas

    konsep.

    4) Berikan lingkungan tenang untuk istirahat.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    55/58

    R/: Meningkatkan relaksasi dan keterampilan

    koping.

    5) Dorong orang terdekat tinggal dengan klien.

    Berespons terhadap tanda panggilan dengan

    cepat. Gunakan sentuhan dan kontak mata

    dengan tepat.

    R/: Membantu menurunkan rasa takut karena

    kesepian.

    D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

    Pelaksanaan adalah tahap pelaksanaan terhadap rencana

    tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk tindakan

    perawatan klien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan

    rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan

    keterampilan interpersonal, intelektual. Tekhnikal yang dilakukan

    dengan cermat dan efisien pada situasi yang tepat dengan selalu

    memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai

    implementasi dilakukan evaluasi kemudian didokumntasikan yang

    meliputi intervensi yang sudah dilakukan serta bagaimana respon

    klien.

    E. EVALUASI KEPERAWATAN

    Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan.

    Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah

    dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    56/58

    diharapkan dalam perencanaan. Dalam dokumentasi dikenal 2 cara

    yaitu secara sumatif dan formatif. Biasanya evaluasi menggunakan

    acuan SOAP atau SOAPIER sebagai tolak ukur pencapaian

    implementasi. Perawat mempunyai tiga alternatif dalam

    menentukan sejauh mana tujuan tercapai :

    1. Berhasil : perilaku klien sesuai pernyataan tujuan dalam

    waktu atau tanggal yang ditetapkan pada tujuan.

    2. Tercapai sebagian : pasien menunjukkan perilaku tetapi

    tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.

    3. Belum tercapai : pasien tidak mampu sama sekali

    menunjukkan perilaku yang diharapkan sesuai dengan

    pernyataan tujuan.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    57/58

    BAB V

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Hematemesis adalah muntah darah. Warna hematemesis

    tergantung pada lamanya hubungan atau kontak antara darah

    dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan, sehingga

    dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-merahan dan

    bergumpal-gumpal dan melena dalah tinja berwarna hitam

    biasanya di sertai dengan darah yang di sebabkan oleh infeksinya

    saluran pencernaan bagian atas.

    Lamanya hubungan antara atau kontak antara darah dengan

    asam lambung, Besar kecilnya perdarahan, Sehingga dapat

    berwarna seperti kopi, kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal.

    B. SARAN

    Dalam usaha peningkatan mutu dan kualitas sumber daya

    perawat dalam usaha pemenuhan kebutuhan kesehatan

    masyarakat, maka hendaknya mahasiswa calon perawat dapat

    melakukan pemenuhan pembelajaran. Khususnya dalam

    pembuatan asuhan keparawatan dan dalam melakukan tindakan

    keperawatan hendaknya dapat dilakukan dengan baik dan benar.

    Maka untuk itu dipandang perlu bimbingan yang optimal dari

    bapak/ibu pembimbing guna peningkatan mutu dari mahasiswa

    tersebut terlebih dalam bidang gawat darurat.

  • 8/12/2019 Tugas KU MAKALAH MELENA.docx

    58/58

    DAFTAR PUSTAKA

    http://nswahyunc.blogspot.com/2012/06/anatomi-dan-fisiologi-sistem-

    pencernaan.html akses 11 juni 2014 16.02

    Primanileda (2009). Askep Hematemesis Melena. Diambil pada 13 Juli

    2010 dar http://primanileda.blogspot.com/2009/01/asuhan

    keperawatan-gratis-free.html.akses tanggal 14 juni 17.30

    http://sibawellbercerita.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-

    gawat-darurat-pada_14.htmlAkses tanggal 14 juni 2014 17.00

    Pain Management Spescialist Treats Chronic Back Pain and Neck Pain

    2007.Hematemesis and Melena.Website Address: http://pain

    specialist.com.sq

    Portal Kedokteran 2008.Hematemesis Melena.Website Address: http://

    Hematemesis Melena.com

    http://tyovillage.blogspot.com/2011/04/hematemesis-melena.html akses

    tgl 11 juni 16.06

    http://yandrifauzan.blogspot.com/2011/03/hematemesis-melena.html

    akses 11 juni 2014 16.45

    http://abuzzahra1980.blogspot.com/2013/06/lp-dan-askep-

    hematemesis-melena.html akses 11 juni 2014 16.15

    http://nswahyunc.blogspot.com/2012/06/anatomi-dan-fisiologi-sistem-pencernaan.htmlhttp://nswahyunc.blogspot.com/2012/06/anatomi-dan-fisiologi-sistem-pencernaan.htmlhttp://primanileda.blogspot.com/2009/01/asuhan%20keperawatan-gratis-free.htmlhttp://primanileda.blogspot.com/2009/01/asuhan%20keperawatan-gratis-free.htmlhttp://sibawellbercerita.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-gawat-darurat-pada_14.htmlhttp://sibawellbercerita.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-gawat-darurat-pada_14.htmlhttp://pain/http://tyovillage.blogspot.com/2011/04/hematemesis-melena.htmlhttp://yandrifauzan.blogspot.com/2011/03/hematemesis-melena.htmlhttp://abuzzahra1980.blogspot.com/2013/06/lp-dan-askep-hematemesis-melena.htmlhttp://abuzzahra1980.blogspot.com/2013/06/lp-dan-askep-hematemesis-melena.htmlhttp://abuzzahra1980.blogspot.com/2013/06/lp-dan-askep-hematemesis-melena.htmlhttp://abuzzahra1980.blogspot.com/2013/06/lp-dan-askep-hematemesis-melena.htmlhttp://yandrifauzan.blogspot.com/2011/03/hematemesis-melena.htmlhttp://tyovillage.blogspot.com/2011/04/hematemesis-melena.htmlhttp://pain/http://sibawellbercerita.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-gawat-darurat-pada_14.htmlhttp://sibawellbercerita.blogspot.com/2012/09/asuhan-keperawatan-gawat-darurat-pada_14.htmlhttp://primanileda.blogspot.com/2009/01/asuhan%20keperawatan-gratis-free.htmlhttp://primanileda.blogspot.com/2009/01/asuhan%20keperawatan-gratis-free.htmlhttp://nswahyunc.blogspot.com/2012/06/anatomi-dan-fisiologi-sistem-pencernaan.htmlhttp://nswahyunc.blogspot.com/2012/06/anatomi-dan-fisiologi-sistem-pencernaan.html