TUGAS KOLOM STRATIGRAFI

10

Click here to load reader

description

Yoshi Dwi Darma

Transcript of TUGAS KOLOM STRATIGRAFI

Page 1: TUGAS KOLOM STRATIGRAFI

TUGAS

GEOLOGI MIGAS

KOLOM STRATIGRAFI KUTAI BASIN

Disusun oleh :

YOSHI DWI DARMA 1107045040

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2013

Page 2: TUGAS KOLOM STRATIGRAFI

Kutai Basin

Cekungan Kutai merupakan cekungan tersier terdalam di Indonesia dengan ketebalan

sedimen yang diendapkan sekitar 14000 meter pada bagian depocentrenya. Pada bagian

utara Cekungan Kutai terdapat punggungan Mangkalihat yang memisahkan cekungan ini

dengan Cekungan Tarakan. Di bagian barat, Cekungan Kutai di batasi oleh Tinggian

Kuching dan di selatan dibatasi oleh Punggungan Paternoster yang juga membatasinya

dengan Cekungan Barito. Cekungan Kutai terbuka ke arah laut di sebelah timur.

Figure 1. Basement Depth Structure Map

Di Cekungan Kutai, gaya struktur saat ini terutama dicirikan oleh jalur-jalur lipatan dan

sesar yang sejajar berarah SSW-NNE atau N-S dari daratan sampai lepas pantai. Jalur-

jalur ini terkenal sebagai Jalur Antiklinorium Samarinda yang paralel dengan garis

pantai saat ini. Relief struktur semakin melemah ke arah lepas pantai. Di lepas pantai, ciri

struktur kompresi yang berhubungan dengan ekstensi karena progradasi delta semakin

menonjol. Asal kejadian Antiklinorium Samarinda telah menjadi bahan pemikiran dan

perdebatan sejak lama (Figure 2). Beberapa mekanisme yang terjadi yaitu: akibat seretan

dua sesar mendatar besar yang mengapit Cekungan Kutai, akibat tekanan diapir dari

bawah, akibat tekanan dari benturan mikrokontinen di sebelah timur Sulawesi pada

Page 3: TUGAS KOLOM STRATIGRAFI

Neogen, dan akibat tektonik gravitasi berhubungan dengan pengangkatan Tinggian

Kuching pada Early Miocene di sebelah barat Cekungan Kutai (gliding tectonics).

Penelitian-penelitian terbaru menunjukkan bahwa asal struktur ini adalah kombinasi

antara gliding tectonics dan progradasi delta (Satyana, 2006). Basement diinterpretasi

(Guritno dan Chambers, 1999) terdiri dari Jurassic hingga Cretaceous Oceanic Crust dan

ditutupi oleh sequence turbidit yang tebal.

Figure 2. Sedimen delta

mendominasi gaya sedimentasi Cekungan Kutei. Antiklinorium Samarinda terutama

terdapat di bagian daratan, membentuk lapangan-lapangan seperti Lapangan Mutiara. Ke

arah laut, struktur didominasi oleh sesar ekstensi yang berhubungan dengan progradasi

delta (Satyana, 2006).

Di Cekungan Kutai, hampir semua jalur antiklin di Jalur Antiklinorium Samarinda dari

daratan ke lepas pantai, baik yang tersesarkan maupun yang tidak, menjadi lapangan-

lapangan minyak dan gas. Lapangan-lapangan minyak dan gas masih ditemukan sampai

ke laut dalam yang sudah masuk ke Cekungan Selat Makassar Utara dengan perangkap

berupa toe-thrust di lereng paparan dan kipas laut dalam di dasar cekungan (Satyana,

2006).

Page 4: TUGAS KOLOM STRATIGRAFI

Figure 3. Kalimantan,

"Rumahnya" Delta Tersier

Major deltaic petroleum system telah menghasilkan 11 BBOE untuk cadangan terbukti

(Figure 3). Tumpukan Neogene delta juga menyediakan batuan induk (delta-top dan

delta-front coals danshallow marine coaly shales) yang merupakan oil dan gas prone,

carrier beds (channel sands), dan Miocene-Pliocene reservoir dari Formasi Balikpapan,

Kampung Baru, dan Mahakam termasukchannel dan mouth-bar sands dan delta-front

turbidites.

Stratigrafi

Sedimentasi tersier di cekungan Kutai dimulai dengan perioda transgresi pada masa

Eocene dan berakhir pada masa Oligocene. Fasa transgresi mengendapkan sedimen

formasi Mangkupa, Beriun, Kedango dan Pamaluan. Formasi Pamaluan yang didominasi

oleh serpih marin dipercaya sebagai batuan induk yang potensial menghasilkan

hidrokarbon (Mamuaya et. al, 1995).

Setelah pengangkatan tinggian Kuching pada masa Miocene Awal, pola sedimentasi

berubah dari fasa transgresi menjadi fasa regresi dari barat ke timur. Pengendapan selama

Page 5: TUGAS KOLOM STRATIGRAFI

fasa regresi berlanjut hingga Tersier Akhir ketika sebuah perioda transgresi dimulai pada

kala Late Miocene. Batuan regresi didominasi oleh sedimen deltaic dari formasi

Pulubalang, Balikpapan dan Kampung Baru. Formasi – formasi ini merupakan reservoir

yang produktif.

Bagian bawah dari formasi Balikpapan terdiri dari batuan serpih dengan sekali – sekali

muncul batupasir yang diendapkan di prodelta pada lingkungan lingkungan pengendapan

sublittoral – littoral bagian dalam. Pada bagian tengah formasi Balikpapan terdiri dari

perselingan serpih dan batupasir yang diendapkan di delta front pada lingkungan

pengendapan littoral. Bagian atas formasi Balikpapan terdiri dari perselingan serpih,

batupasir dan lignite/batubara, yang diendapkan di paparan delta pada lingkungan

pengendapan supralittoral – littoral.

Figure 4. Kalimantan

Basin Stratigraphic Column (IPA Atlas, 1999)

JENIS FORMASI BATUAN KALIMANTAN TIMUR

Page 6: TUGAS KOLOM STRATIGRAFI

Formasi Pamaluan (Tomp), Batupasir kuarsa dengan sisipan batulempung, serpih

batugamping dan batulanau; berlapis sangat baik. Batu pasir kuarsa merupakan batuan

utama, kelabu kehitam-kecoklatan, berbutir halus-sedang, terpilah baik, butiran

membulat-bulat tanggung, padat, karbonan dan gamping. Setempat dijumpai struktur

sedimen seilang-silang dan perlapisan sejajar. Tebal lapisan antara 1-2 meter. Batu

lempung tebal rata-rata 45 cm, serpih, kelabu kecoklatan-kelabu tua, padat, tebal sisipan

antara 10 -20 cm. Batu gamping kelabu pejal, berbutir sedang kasar, setempat berlapis

dan mengandung foraminifera besar. Batu lanau tua kehitaman. Formasi Pemaluan

merupakan batuan palling bawah yang tersinggkap di lembar Samarinda dan bagian atas

formasi ini berhubungan menjemari dengan Formasi Bebuluh. Tebal formasi lebih kurang

2000 meter. Berumur Oligosen sampai awal Miosen.

Formasi Bebuluh (Tmbl), Batugamping terumbu dengan sisipan batu gamping pasiran

dan serpih, warna kelabu padat, mengandung foraminifera besar, berbutir sedang.

Setempat batu gamping menghablur, terkekar tak beraturan. Serpih kelabu kecoklatan

berseling dengan batupasir halus kelabu tua kehitaman. Foraminifera besar yang dijumpai

antara lain : Lepidocyclina Sumatraensis Brady, Miogypsina Sp. Miogupsinaides SPP..,

Operculina Sp., menunjukan umur Miosen awal – Miosen Tengah. Lingkungan

pengendapan laut dangkal dengan ketebalan sekitar 300 meter. Formasi Bebuluh tertindih

selaras oleh Formasi Pulau Balang.

Formasi Pulaubalang (Tmpb), Perselingan antara graywacke dan batupasir kuarsa

dengan sisipan batugamping, batu lempung, batubara, dan tuf dasit. Batupasir graywacke,

kelabu kehijauan, padat, tebal lapisan antara 50 – 100 cm. Batupasir kuarsa, kelabu

kemerahan, setempat tufan muda kekuningan, mengandung foraminifera besar.

Batugamping, coklat muda kekuningan, mengandung foraminifera besar, batugamping ini

terdapat sebagai sisipan atau lensa dalalm batupasir kuarsa, tebal lapisan 10 – 40 cm. di

Page 7: TUGAS KOLOM STRATIGRAFI

S. Loa Haur, mengandung foraminifera besar antara lain Austrotrilina howchina, Borelis

sp., Lepidocyclina sp., Myogypsina sp., menunjukan umur Miosen Tengah dengan

lingkungan pengendapan laut dangkal. Batulempung, kelabu kehitaman, tebal lapisan 1 –

2 cm. Setempat berselingan dengan batubara, tebal ada yang mencapai 4 m. Tufa dasit,

putih merupakan sisipan dalam batupasir kuarsa.

Formasi Balikpapan (Tmbp), perselingan batupasir dan lempung dengan sisipan lanau,

serpih, batugamping dan batubara. Batupasir kuarsa, putih kekuningan, tebal lapisan 1 – 3

m, disisipi lapisan batubara, tebal 0,5 – 5 m. Batupasir gampingan, coklat, berstruktur

sedimen lapisan bersusun dan silang siur, tebal lapisan 20 – 40 cm, mengandung

Foraminifera kecil, disisipi lapisan tipis karbon. Lempung, kelabu kehitaman, setempat

mengandung sisa tumbuhan, oksida besi yang mengisi rekahan-rekahan setempat

mengandung lensa-lensa batupasir gampingan. Lanau gampingan, berlapis tipis; serpih

kecoklatan, berlapis tipis. Batugamping pasiran, mengandung Foraminifera besar,

moluska, menunjukan umur Miosen Akhir bagian bawah – Miosen Tengah bagian atas.

Lingkungan pengendapan delta, dengan ketebalan 1000 – 1500 m.

Formasi Kampungbaru (Tpkb), Batupasir kuarsa dengan sisipan lempung, serpih;

lanau dan lignit; pada umumnya lunak, mudah hancur. Batupasir kuarsa putih, setempat

kemerahan atau kekuningan, tidak berlapis, mudah hancur, setempat mengandung lapisan

tipis oksida besi atau kongkresi, tufan atau lanauan, dan sisipan batupasir konglomeratan

atau konglomerat dengan komponen kuarsa, kalsedon, serpih merah dan lempung,

diameter 0.5 – 1 cm, mudah lepas. Lempung, kelabu kehitaman mengandung sisa

tumbuhan, batubara/ lignit dengan tebal 0,5 – 3 m, koral. Lanau, kelabu tua, menyerpih,

laminasi, teballl 1 – 2 m. Diduga berumur Miosen Akhir – Pilo Plistosen, lingkungan

pengendapan delta – laut dangkal, tebal lebih dari 500 m. Formasi ini menindih selaras

dan setempat tidak selaras terhadap Formasi Balikpapan.

Page 8: TUGAS KOLOM STRATIGRAFI