TUGAS KIMIA KOLOID

22
Eldewis Kesenda Putri Ilham Febrianto Marfriyanti M.Fadhil Rofianza Rizky Rafiqoh Afdin Yulia Safitri Zulfiati Ulandari Kelas : XI IPA 4 Guru Pembimbing : Drs.Mulyadi Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan olahraga Sman 1 Kota Sungai Penuh 1

description

kimia

Transcript of TUGAS KIMIA KOLOID

Page 1: TUGAS KIMIA KOLOID

Eldewis Kesenda PutriIlham Febrianto

MarfriyantiM.Fadhil Rofianza

Rizky Rafiqoh AfdinYulia Safitri Zulfiati

Ulandari

Kelas : XI IPA 4Guru Pembimbing :

Drs.Mulyadi

Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan olahragaSman 1 Kota Sungai Penuh

1

Page 2: TUGAS KIMIA KOLOID

BAB I : Kata Pengantar...............................................................................................(3)

BAB II : Materi (Sifat-sifat koloid dan penerapannya)

Efek Tyndal........................................................................................................(4)

Gerak Brown.....................................................................................................(6)

Muatan Koloid...................................................................................................(7)

Koloid Pelindung...............................................................................................(11)

Koloid Liofil dan Liofob.....................................................................................(12)

BAB III : Penutup

Kesimpulan........................................................................................................(14)

Saran..................................................................................................................(15)

Daftar Pustaka....................................................................................................(16)

Lampiran............................................................................................................(17)

2

Page 3: TUGAS KIMIA KOLOID

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena ataskarunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini kami buat untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pembimbing , dan kami sudah membuat makalah ini semampu kami .

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenaitu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi generasi yang akan datang amin.

3

Page 4: TUGAS KIMIA KOLOID

Efek Tyndall

Efek Tyndall merupakan satu bentuk sifat optik yang dimiliki oleh sistem koloid. Pada tahun 1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya dilewatkan pada sistem koloid maka berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang sama dilewatkan pada dilewatkan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak akan tampak. Singkat kata efek Tyndall merupakan efek penghamburan cahaya oleh sistem koloid.

Pengamatan mengenai efek Tyndall dapat dilihat pada gambar

Efek Tyndal koloid

4

Page 5: TUGAS KIMIA KOLOID

Hamburan cahaya oleh koloid

Dalam kehidupan sehari-hari, efek Tyndall dapat kita amati seperti:

Di bioskop, jika ada asap mengepul maka cahaya proyektor akan terlihat lebih terang. Di daerah berkabut, sorot lampu mobil terlihat lebih jelas Sinar matahari yang masuk melewati celah ke dalam ruangan berdebu, maka partikel

debu akan terlihat dengan jelas. berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi hari yang berkabut.

5

Page 6: TUGAS KIMIA KOLOID

Gerak Brown

Gerka brown adalah gerak tidak beraturan atau gerak acak atau gerak zig-zag partikel koloid. Hal ini terjadi karena adanya benturan tidak teratur daari partikel koloid denga medium pendispersi. Dengan adanya gerak Brown ini maka partikel koloid terhindar dari pengendapan karena terus-menerus bergerak, sehingga koloid menjadi stabil. Gerak zig-zag partikel koloid disebut gerak Brown, sesuai dengan nama penemunya Robert Brown seorang ahli biologi berkebangsaan Inggris.

Gambar Robert Brown dan gerak brwon.

Jika kita amati koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak.

Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( dinamakan gerak brown), sedangkan pada zat padat hanya beroszillasi di tempat ( tidak termasuk gerak brown ).

Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.

Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi).

Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu sistem koloid, maka semakin besar energi kinetik yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu sistem koloid, maka gerak Brown semakin lambat.

Sistem koloid juga mempunyai sifat kinetik selain sifat optic yang telah dijelaskan diatas. Sifat kinetik ini dapat terjadi karena disebabkan oleh gerakan termal dan gravitasi. Dua hal ini menyebabkan sistem koloid dapat bergerak zig-zag. Gerakan ini pertama ditemukan oleh seorang ahli biologi yang bernama Robert Brown yang melakukan pengamatan pada serbuk sari dengan menggunakan mikroskop, sehingga dinamakan gerak Brown.

Pengamatan mengenai gerak Brown dapat dilihat pada gambar dibawah.

6

Page 7: TUGAS KIMIA KOLOID

Gerak Brown dapat menstabilkankoloid, karena bergerak terusmenerus, maka gerak itu dapat mengimbangi gravitasi, sehinggakoloid itu tidak akan mengendap

Sifat Listrik

Gerak partikel bermuatan oleh pengaruh medan listrik disebut elektroforesis.Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul di elektroda positif berarti koloid bermuatan negatif d a n j i k a p a r t i k e l k o l o i d b e r k u m p u l d i e l e k t r o d a n e g a t i f b e r a r t i k o l o i d  bermuatan positif. Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan asapdalam suatu industri dengan alatCottrell 

Muatan Koloid

Adsorbsi

Beberapa sistem koloid mempunyai sifat dapat melakukan penyerapan (adsorbsi) terhadap partikel atau ion atau senyawa lain (Gambar 6.9). Penyerapan pada permukaan disebut adsorbsi, sedangkan penyerapan sampai pada lapisan dalam disebut absorbsi. Daya penyerapan ini menyebabkan beberapa sistem koloid mempunyai muatan tertentu sesuai muatan yang diserap

Adsorbsi ion oleh koloid

7

Page 8: TUGAS KIMIA KOLOID

Partikel koloid mempunyai kemampuan

 Menyerap ion atau mu-atan listrik pada

permukaanya.Oleh karena itu partiekl koloid menjadi

ber-muatan listrik. Muatan koloid juga merupakan

faktor yang menstabilkan koloid, selain Gerak

Brown.oleh karena bermuatan sejenis, maka partikel-partikel koloid saling tolak-menolak

sehingga terhindar dari pengelompokan antar sesama partikel koloid.

Partikel koloid dapat mengadsorbsi bukan hanya ion atau mu-atan listik tetapi juga zat lain

yang berupa muatan netral. Oleh ka-rena mempunyai permukaan yang relatif luas, maka

koloid mempu-nyai daya adsorbsi yang besar pula. Sifat adsorbsi dari koloid digunakan

dalam berbagai proses, seperti:

1.             Pemutihan gula tebu.

2.             Pembuatan obat norit.

3.             Penjernihan air.

• Elektroforesis

. Partikel kolid dapat bergerak dalam medan

listrik. Hal ini menunjukkan bahwa partikel koloid

tersebut bermuatan. Pergerakan partikel koloid

dalam medan listrik ini disebut elektroforesis.

Apabila ke dalam sistem koloid dimasukkan 2

batang elektrode kemudian dihubungkan dengan sumber

arus searah, maka partikel koloid bermuatan positif akan bergerak

ke salah satu elektrode bergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif bergerak

ke anode dan koloid bermuatan positif bergerak ke katode. Dengan demikian elektorforesis

dapat digunakan untuk menentukan jenis muatan koloid.

8

Page 9: TUGAS KIMIA KOLOID

Koagulasi

Koagulasi atau pengendapan/penggumpalan yang disebabkan oleh gaya gravitasi akan terjadi jika sistem koloid dalam keadaan tidak bermuatan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan koloid bersifat netral, yaitu:

1. Menggunakan Prinsip Elektroforesis. Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan yang berlawanan. Ketika partikel ini mencapai elektrode, maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.

2. Penambahan koloid lain dengan muatan yang berlawanan. Ketika koloid bermuatan positif dicampurkan dengan koloid bermuatan negatif, maka muatan tersebut akan saling menghilangkan dan bersifat netral.

3. Penambahan Elektrolit. Jika suatu elektrolit ditambahkan pada sistem koloid, maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan mengadsorpsi koloid dengan muatan positif (kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengadsorpsi partikel negatif (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi koagulasi.

4. Pendidihan. Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan.

Koagulasi dapat dilakukan dengan cara mekanik dan kimiawi:

· Cara mekanik : pemanasan, pendinginan dan pengadukan.

· Cara kimiawi : penetralan silang atau menghilangkan muatan dan penambahan elektrolit.

Contoh :

a. Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat (lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.

b. Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format. c. Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol

tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan negatif sehingga akan digumpalkan oleh ion Al3+ dari tawas (aluminium sulfat).

d. Asap atau debu dari pabrik/industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari Cottre.

e. Memanaskan atau merebus telur mentahf. Mendinginkan agar agar panasg. Pembentukan delta di muara sungai

9

Page 10: TUGAS KIMIA KOLOID

Jika sol Fe(OH)3 yang bermuatan positif ditambah sol As2S3 yang bermuatan negatif, maka akan terjadi koagulasi.

 

Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi. Air sungai atau air sumur yang keruh mengandung lumpur yang merupakan partikel koloid. Selain itu terdapat pula zat-zat warna, zat pencemar, seperti limbah detergen, dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas biasanya aluminium sulfat, pasir, klorin atau kaporit, kapur tohor, dan karbon aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur agar lebih mudah disaring. Tawas juga membentuk koloid Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar, seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi, maka digunakan karbon aktif di samping tawas. Pasir berfungsi sebagai penyaring. Klorin atau kaporit berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman yang terjadi karena penggunaan tawas. Pengolahan air bersih di kota-kota besar pada prinsipnya sama dengan pengolahan air sederhana yang dijelaskan di atas. Mula-mula air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi. Di sini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh gravitasi. Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air selanjutnya dialirkan ke dalam bak ventury. Pada tahap ini dicampurkan tawas dan gas klorin (preklorinasi). Pada air baku yang kekeruhan dan pencemarannya tinggi, perlu dibubuhkan karbon aktif yang berguna untuk menghilangkan bau, warna, rasa, dan zat organik yang terkandung dalam air baku. Dari bak ventury, air baku yang telah dicampur dengan bahan-bahan kimia dialirkan ke dalam accelator. Di dalam bak accelator ini terjadi proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain menggumpal membentuk flok-flok yang akan

mengalami sedimentasi secara gravitasi.

10

Page 11: TUGAS KIMIA KOLOID

Selanjutnya, air yang sudah setengah bersih dialirkan ke dalam bak saringan pasir. Pada saringan ini, sisa-sisa flok akan tertahan. Dari bak pasir diperoleh air yang sudah hampir bersih.

Air yang sudah cukup bersih ini ditampung dalam bak lain yang disebut siphon, di mana ditambahkan kapur untuk menaikkan pH dan gas klorin (postklorinasi) untuk mematikan hama. Dari bak siphon, air yang sudah memenuhi standar air bersih selanjutnya dialirkan ke dalam reservoar, kemudian ke konsumen.

KOLOID PELINDUNG

• Pada beberapa proses, suatu koloid harus dipecahkan. Misalnya, koagulasi lateks. Dilain pihak, koloid perlu dijaga supaya tidak rusak. Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok

• Contoh:

• Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukkan kristal besar es atau gula.

• Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung.

• Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan detergen, juga tergolong koloi pelindung.

11

Page 12: TUGAS KIMIA KOLOID

Koloid Liofil dan Koloid Liofob

 

Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob.

Suatu koloid disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan (Yunani: lio = cairan, philia = suka).

Sebaliknya, suatu koloid disebut koloid liofob jika gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah.                                    Liofob berarti tidak suka cairan (Yunani: lio = cairan, phobia = takut atau benci).

Jika medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid di atas masing-masing disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.

Contoh:• Koloid hidrofil: sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin.• Koloid hidrofob: sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol sulfida, dan sol-sol logam.

Koloid liofil/hidrofil lebih mantap dan lebih kental daripada koloid liofob/ hidrofob. Butir-butir koloid liofil/hidrofil membungkus diri dengan cairan/air mediumnya. Hal ini disebut solvatasi/hidratasi. Dengan cara itu butir-butir koloid tersebut terhindar dari agregasi (pengelompokan). Hal demikian tidak terjadi pada koloid liofob/hidrofob. Koloid liofob/hidrofob mendapat kestabilan karena mengadsorpsi ion atau muatan

listrik. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa muatan koloid menstabilkan sistem koloid. Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan sedikit elektrolit. Zat terdispersi dari sol hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan atau

penguapan. Apabila zat padat tersebut dicampurkan kembali dengan air, maka dapat membentuk

kembali sol hidrofil. Dengan perkataan lain, sol hidrofil bersifat reversibel. Sebaliknya, sol hidrofob dapat mengalami koagulasi pada penambahan sedikit

elektrolit. Sekali zat terdispersi telah dipisahkan, tidak akan membentuk sol lagi jika dicampur kembali dengan air.

Perbedaan sol hidrofil dengan sol hidrofob disimpulkan sebagai berikut.

12

Page 14: TUGAS KIMIA KOLOID

Penutup

Kesimpulan :*Partikel koloid dapat menghamburkan cahaya sehingga berkas cahaya yang melaluisistem koloid. Dapat diamati dari samping sifat partikel koloid ini disebut efek Tyndall.

*Jika diamati dengan mikroskop ultra ternyata partikel koloid senantiasa bergerak dengan gerak patah-patah yang disebut gerak Brown. Gerak Brown terjadi karena tumbukantak simetris antara molekul medium dengan partikel koloid

* Koloid dapat mengadsorpsi ion atau zat lainpada permukaannya, dan oleh karena luaspermukaannya yang relatif besar, maka koloid mempunyai daya adsorpsi yang besar

* Adsorpsi ion-ion oleh partikel koloid membuat partikel koloid menjadi bermuatanlistrik. Muatan koloid menyebabkan gaya tolak-menolak di antara partikel koloid, sehinggamenjadi stabil (tidak mengalami sedimentasi)

* Muatan partikel koloid dapat ditunjukkan dengan elektroforesis, yaitu pergerakanpartikel koloid dalam medan listrik.

* Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat terjadi karenaberbagai hal, misalnya pada penambahan elektrolit. Penambahan elekrolit akan menetralkanmuatan koloid, sehingga faktor yang menstabilkannya hilang

* Campuran koloid dapat dipisahkan dari ion-ion atau partikel terlarut lainnya melaluidialisis

* Koloid yang medium dispersinya berupa cairan dibedakan atas koloid liofil dan koloidliofob. Koloid liofil mempunyai interaksi yang kuat dengan mediumnya; sebaliknya, padakoloid liofob interaksinya tersebut tidak ada atau sangat lemah.

* Pengolahan air bersih memanfaatkan sifat koloid, yaitu adsorpsi dan koagulasi. Padapengolahan air bersih digunakan tawas (alumunium sulfat), kaporit (klorin) dan kapur

14

Page 15: TUGAS KIMIA KOLOID

Saran :

Koloid merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan,bahkan telah dimanfaatkan dalam segala bidang kehidupan .Salah satu contohnya : adalah elektroforesis, yang digunakan pada pengecatan logam pada mobil Dalam makalah ini kami telah menjelaskan mengenai sifat-sifat koloid dan penerapannya.

Namun,apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan makalah ini kami mohon maaf dan bagi pembaca jika ada terdapat unsur kesalahan semoga bisa disempurnakan.

15

Page 16: TUGAS KIMIA KOLOID

Daftar Pustaka :

http://www.e-dukasi.net

http://gurumuda.com

http://pendidikannasionalindonesia.co.id

16

Page 17: TUGAS KIMIA KOLOID

LAMPIRANNo Pertanyaan dan yang

bertanyaIsi dan Yang menjawab Keterangan

Sungai Penuh, 9 April 2013

Guru Pembimbing,

Drs.Mulyadi

17